Anda di halaman 1dari 20

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 3.3. PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK


POSITIF PADA SISWA
Galih Hardiansyah, S.Ud., S.Pd., Gr.
CGP Angkatan 9
SDIT Mutiara Cendekia Kota Lubuklinggau
Provinsi Sumatera Selatan Fasilitator: Yusup Suheri,
Pengajar Praktik: Rismar Riansih

Assalamualaikum wr.wb, pada kesempatan ini saya menulis jurnal refleksi


dwimingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses pendidikan guru
penggerak Angkatan ke-9. Jurnal refleksi ini saya tulis setelah saya mengikuti dan
mempelajari modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program yang Berdampak Positif
pada Siswa. Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact
(peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).
Sebelum membahas tentang 4F sebagai bentuk Refleksi saya, kita membahas
pertanyaan pemantik yang ada pada LMS pada 3.3.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi
Konsep - Modul 3.3. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang dapat
memanduAnda saat melakukan refleksi.
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-modul
sebelumnya?
4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya
jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada
murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus
direncanakan, dilaksanakan, dandievaluasi agar program-program tersebut dapat
berdampak positif pada murid?

Apa itu kepemimpinan murid (student agency)?

Konsep kepemimpinan murid sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid


memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif mempengaruhi kehidupan
1
mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Kepemimpinan murid dapat dilihat
sebagai kapasitas untuk

2
menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab
untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang
bertindak secara aktif, dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung
jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain.

Ketika murid menunjukkan agency dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika
mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar,
maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan
lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti
ini, murid-murid akan secara alamiah mempelajari keterampilan belajar (belajar
bagaimana belajar). Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang
sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka dan
bukan hanya untuk saat ini.

Apa itu pengelolaan program yang berdampak positif pada murid?

Program yang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan


kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi
kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Pengelolaan program yang
berdampak positif pada murid yang mengajak para guru untuk berefleksi dan melihat
kembali perspektif atau cara pandang kita tentang program yang berdampak positif
pada murid. Program-program sekolah, baik program intrakurikuler, kokurikuler, atau
ekstra kurikuler dapat mendorong kepemimpinan murid(student agency).

Mendorong kepemimpinan murid dalam program sekolah tidak hanya murid belajar
menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, berdaya, dan kontributif tetapi juga
memiliki pengalaman dan kebermaknaan diperoleh dari proses belajar selama
mengikuti program- program sekolah. Hal ini akan memberikan bekal murid menjadi
seorang pembelajar sepanjang hayat berdampak positif dari proses belajar yang
dilalui dan tentunya akan dapat terus dirasakan oleh murid di sepanjang hidupnya.

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Sesudah mempelajari materi pengelolaan program yang berdampak positif pada


murid, penulis semakin tahu dan sadar bahwa tugas guru adalah membimbing
3
dan menuntun murid agar

4
mereka mampu memimpin proses belajarnya sendiri sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Semakin percaya diri untuk melakukan
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada murid untuk menguatkan kepemimpinan
murid (student agency) terutama mengaitkan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Dimana murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-
pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin
tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan
pemahaman mereka kepada orang lain, danmelakukan tindakan nyata sebagai hasil
proses belajarnya.

Guru harus sadar dan terencana terus terbangun dan menguatkan kepemimpinan
murid (student agency) dengan memberikan ruang dan melibatkan murid dalam
memberikan suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) murid.
Memberdayakan murid saat program sekolah direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi sehingga terwujudnya lingkungan yang menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid.

Guru menyadari murid sebagai mitra bagi guru dalam pembelajaran, mengupayakan
terwujudnya lingkungan sekolah yang mendukung tumbuhnya murid-murid yang
mampu menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri dan menerapkan
konsep kepemimpinan murid dalam penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Pentingnya kepemimpinan murid (student agency) dalam mewujudkan Profil Pelajar


Pancasila, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong,
bernalar kritis, dan kreatif. Murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran
sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership).
Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan
kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas guru
menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara,
pilihan, dan kepemilikan dalam apa yangmereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan,
bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka
merefleksikan tindakan mereka.

5
Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid memiliki beberapa
karakteristik, yaitu 1) Menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola
pikir positif

6
dan merasakan emosi yang positif, 2) Keterampilan berinteraksi sosial secara positif,
3) Keterampilan dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademik, 4)
Menerimadan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya, 5) Membuka wawasan menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan
atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan
individu, kelompok, maupun golongan, 6) Menempatkan murid sedemikian rupa
sehingga terlibat aktif dalam prosesbelajarnya sendiri, 7) Menumbuhkan daya lenting
dan sikap tangguh murid untuk terus bangkitdi tengah kesempitan dan kesulitan.

Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul
sebelumnya?

Pengelolaan program sekolah tentunya harus berdampak pada murid dengan


terlebih dahulu melakukan langkah-langkah berupa merancang dan mengelola
program sekolah secara cermat dan tepat. Keterkaitan modul ini dengan modul-
modul sebelumnya saling mendukung dan melengkapi dalam proses pembelajaran
berpihak pada murid.

Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara. Guru mempunyai peran strategis untuk
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia
dan selamat sebagai individu masyarakat. Adapun dalam mengelola program
sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan
memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga
dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya
dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya.

Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai dari seorang guru penggerak
yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran
dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru
tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki
tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang
berpihak pada murid.

7
Modul 1.3 Visi guru penggerak. Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada
perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai
perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan.
Manajemen pendekatan perubahan disebut

8
Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam merencanakan dan mengelola program yang
berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri
apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya
sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk
merencanakan program sekolah yang berdampak padamurid.

Modul 1.4. Budaya Positif. Lingkungan yang mendukung perkembangan potensi,


minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat
petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif
dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada
murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Guru dapat
menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini
merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum
merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan
pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid.

Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial. Guru dilatih dan diasah untuk
mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri
(mindfulness) menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional
yang didasarkan padaprogram yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka
belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3, Coaching untuk supervisi akademik. Coaching sebagai teknik atau
strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali
potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak
berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang
berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk
mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid,
menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan

9
kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

1
Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang
pemimpin. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil
keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip,
paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama
berkaitan dengan dilema etika atau bujukanmoral.

Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Guru sebagai pemimpin
pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan
mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik.
Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan lebih dapat
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar,
dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit based
thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah.
Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang
berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid.


Pengembangan sekolah dengan memanfaatkan 7 aset atau modal yang dimiliki
sekolah. Yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam,
modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Dengan mengetahui modal
atau sumber daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus bisa
memetakan 7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan
pembelajaran di sekolah.

Jelaskan perspektif program yang berdampak positif pada murid dan bagaimana
program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi
agarprogram dapat berdampak positif pada murid?

Program yang berdampak positif pada murid adalah inisiasi dan dan pengelolaan
sekolah yangmelibatkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan
ruang dan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan. Akhirnya terwujudkan
rasa bahagia dan sejahtera (well-being) dan budaya positif di sekolah. Kodrat anak
yang memiliki ragam potensi dan bakat dapat tergali dan dituntun menuju kepada
kebahagian yang setinggi-tingginya. Mengenali program atau kegiatan sekolah

1
dengan perencanaan, pelaksanaan dan refleksi evaluasi dilakukan secara
kolaboratif dan memberdayakan aset/kekuatan sumber daya yang

1
dimiliki sekolah. Akhirnya dampak positif pada murid sebagaimana yang diharapkan
terpenuhisecara menyeluruh.

Perencanaan program dilaksanakan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan


murid dengan mewujudkan lingkungan karakteristik yang menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid didukung sumber daya, aset, modal, potensi, kekuatan yang
dimiliki sekolah melalui prakarsa perubahan dengan paradigma inkuiri apresiatif
BAGJA, memberikan ruang murid pada suara,pilihan dan kepemilikan.

Pelaksanaan program atau kegiatan ini memberdayakan murid untuk menjadi


pemimpin dalam proses belajarnya sendiri. Murid mampu mempromosikan suara,
pilihan, kepemilikan sendiri melalui proses yang memerdekakan sehingga murid
mampu menjadi agen perubahan dan guru menjadi mitra belajar murid dengan
menuntun dan memberikan umpan balik (feedback) atas capaian perkembangan
belajar murid.

Evaluasi terhadap program atau kegiatan ini maka guru dan murid berkolaboratif
melakukan penilaian, refleksi evaluasi secara menyeluruh, sistematis, berkala dan
berkelanjutan untuk mengukur seberapa efektif dampak positif yang diharapkan
muncul. Kegiatan reflektif evaluasiuntuk mengetahui apakah program atau kegiatan
sudah efektif memenuhi tujuan yang diharapkan dan apakah program atau kegiatan
telah mampu menumbuhkembangkan kepemimpian murid (suara, pilihan,
kepemilikan).

Setelah menjawab pertanyaan pemantik refleksi modul 3.3 berikut saya sampaikan
jurnal refleksi dwimingguan modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program yang
Berdampak Positifpada Siswa.
1. Fact (Peristiwa)
Saya memulai mempelajari modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif pada Siswa di LMS dengan alur MERDEKA, yakni:
a. Mulai dari Diri
Pada tanggal 28 Februari 2024, saya mulai mempelajari modul 3.3 Pengelolaan
Program yangBerdampak Positif pada Siswa dengan mengerjakan tugas yang ada di
bagian Mulai dari Diri. Tujuan kegiatan Mulai dari Diri adalah melakukan refleksi

1
terhadap pengalaman belajar mereka di masa lalu untuk menyimpulkan apa yang
dimaksud dengan program yang berdampak pada murid.

1
Di bagian ini saya juga melakukan refleksi terkait pengalaman selama menjadi murid
dalam mengikuti program di sekolah. Saya juga melakukan refleksi terkait
pembelajaran apa yang ingin diharapkan setelah mempelajari modul 3.3. ini.

b. Eksplorasi Konsep
Setelah menyelesaikan mulai dari diri, saya melanjutkan ke kegiatan Eksplorasi
Konsep yang saya kerjakan pada tanggal 28 Februari 2024. Di bagian eksplorasi
konsep, saya belajar di LMS tentang kepemimpinan murid (student agency). Saat
murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat
mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut
dengan “agency”. Murid mendemonstrasikan “student agency” ketika mereka
mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan,
menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu,
berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan
pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil
proses belajarnya.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita
katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara
(voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran
mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian
mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya
sendiri.
Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid
melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan
mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif
mempengaruhi hasilnya. Pilihan (choice) adalah peluang yang diberikan kepada
murid untuk memilih kesempatan- kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan
pembelajaran. Sementara itu, kepemilikan adalah kondisi saat murid terhubung (baik
secara fisik, kognitif, emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif,
dan menunjukkan investasi pribadi dalam proses belajarnya, maka kita dapat
mengatakan bahwa tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.
Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan
kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian
diharapkan dapat mewujudsebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam

1
dirinya.
Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki
beberapa karakteristik, di antaranya adalah:

1
1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir
positif dan merasakan emosi yang positif
2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif,
arif, danbijaksana
3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses
pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya
4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri,
sesama, serta masyarakat, dan lingkungan di sekitarnya
5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan
menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya
melampaui pemenuhankepentingan individu, kelompok, maupun golongan
6. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif
dalam prosesbelajarnya sendiri
7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus
bangkitdi tengah kesempitan dan kesulitan
Komunitas-komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan memahami
bahwa sesungguhnya murid-murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Mereka
akan berusaha menciptakan kesempatan-kesempatan yang mendorong tumbuhnya
dan berkembangnya berbagai sikap dan keterampilan-keterampilan penting dalam
diri murid, misalnya sikap percaya diri, mandiri, kreatif, gigih, keterampilan berpikir
kritis, dalam berbagai interaksi yang mereka lakukan dengan murid, sehingga murid
akan senantiasa merasa didukung, berdaya, dan memiliki efikasi diri yang tinggi.
Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar
yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena:
1.membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan
suara mereka.
2.membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan
suara yangdibuatnya.
3.membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat.
4.membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat
memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain,
masyarakat serta lingkungan disekitarnya.

c. Kegiatan 3.3.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 3.3 Pada kegiatan ini
diawali dengan Fasilitator Bapak Yusup Suheri membagi kelompok diskusiasinkron pada hari
11
Kamis Tanggal 29 April 2024

Kemudian kami melakukan diskusi di melalui chat WA dan video call, dengan salah satu
diskusi sebagai berikut :

d. Ruang Kolaborasi
Ruang kolaborasi di modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada
Siswa inidibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota
kelompok pada hariSelasa tanggal 05 Maret 2024 dan yang kedua adalah
presentasi hasil diskusi tersebut yangdilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06
Maret 2024 yang merupakan Ruang Kolaborasiterakhir. Sementara itu, presentasi
hasil diskusi dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2024.

e. Demonstrasi Kontekstual
Demonstrasi kontekstual dijadwalkan pada tanggal 07 dan 08 Februari 2024. Di
bagian ini saya mendapatkan tugas dengan tujuan mengembangkan ide dari ruang
kolaborasi menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam bentuk rencana
program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen perubahan BAGJA.
e. Elaborasi Pemahaman
Tujuan elaborasi pemahaman di modul 3.3. adalah calon guru penggerak dapat
mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya melalui
proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring dengan
instruktur. Saya melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet
pada tanggal 14 Maret 2024 pukul 15.30 s.d 17.00 WIB Instruktur yang memandu
kegiatan elaborasi adalah.

12
f. Koneksi Antar-Materi
Di bagian koneksi antar materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif padaSiswa, saya membuat simpulan, keterkaitan dengan modul
lainnya, dan refleksi.

1. Fact

Pada tanggal 16 Maret 2024 mengikuti kegiatan Lokakarya 5 membahas tentang


BAGJA yangdibuat oleh CGP dan mempelajari modul 3 Guru Penggerak.

2. Feeling (Perasaan)
Selama saya mempelajari modul 3.3., saya merasakan perasaan yang semangat dan
senang. Saya bersemangat karena di modul 3.3. saya belajar mengenai
kepemimpinan murid, suara, pilihan, dan kepemilikan, lingkungan yang
menumbuhkan suara, pilihan, dan kepemilikan, dan peran komunitas dalam
mewujudkan lingkungan belajar. Saya juga merasa tertantang dengan

13
tugas yang ada di modul 3.3. ini karena saya harus membuat sebuah program yang
berpihak kepada siswa.

3. Findings (Pembelajaran):
Di Modul 3.3. saya menjadi paham tentang program yang berdampak positif pada
murid. Ternyata, program yang dirancang untuk dilaksanakan siswa adalah program
yangmemperhatikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan siswa. Tujuan utamanya
adalah tentu untuk mewujudkan kepemimpinan murid atau student agency. Program
juga harus dirancang dengan memperhatikan profil pelajar Pancasila. Tidak hanya itu,
program juga disesuaikan dan memperhatikan lingkungan yang mendukung siswa
dalam belajar.

4. Future (Penerapan)
Setelah memahami modul 3.3, saya akan menerapkan materi-materi di dalamnya
saat merancang sebuah program yang berdampak pada murid. Setelah itu, saya akan
melaksanakan program yang sudah dirancang dengan baik sehingga diharapkan
terwujud kepemimpinan murid melalui program tersebut.

Demikianlah refleksi dwimingguan ini saya buat, semoga memberikan


manfaat.Guru penggerak, terus tergerak, bergerak dan menggerakkan.
Terima kasih

14

Anda mungkin juga menyukai