Anda di halaman 1dari 7

GURU PENGGERAK BERBAGI

KABUPATEN WONOSOBO

Koneksi Antar Materi – 4 Modul

Budaya Positif
Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran Berdiferensiasi
Program Sekolah Yang Berdampak Positif Pada Murid

Nama Guru : Yoga Anggara Putra

Instansi Guru : SD Negeri Ngadimulyo

Kecamatan : Selomerto

Kabupaten : Wonosobo

Pemerintah Kabupaten Wonosobo


Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Tahun 2023
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
Perasaan saya setelah memperlajari materi ''Pengelolaan Program yang Berdampak
Pada Murid'' memberikan kesan tersendiri, karena dalam materi ini memberikan pengalaman
baru untuk saya mengenai bagaimana membuat program yang mendorong suara/pilihan dan
kepemimpinan murid / student agency yang berdampak positif bagi murid, serta membentuk
karakter murid yang berkesesuaian dengan profil pelajar pancasila ,serta dalam modul 3.3 ini
memberikan pemahaman kepada saya mengenai pentingnya keterlibatan murid secara aktif
untuk menentukan kesepakatan mengenai hal-hal apa saja yang murid ingin lakukan, dan
yang lebih membuat saya lebih antusias dalam mempelajari modul ini adalah saya sebagai
pendidik lebih menguasai dan memahami kompetensi sebagai guru penggerak dalam hal
pengembangan diri dan orang lain.

2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?


Kepemimpinan murid/student agency merupakan kemampuan murid untuk
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini,
mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi
pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan
melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Kegiatan murid pada saat menjadi
pemimpin dalam proses pembelajaran mereka (Agency), sebenarnya pada proses tersebut
mereka (murid) memilki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemimpinan (ownership)
Suara (voice) merupakan gagasan, pandangan, keinginan, kebutuhan yang
diekspresikan melalui partisipasi aktif mereka dikelas, sekolah, dan sistem pendidikan mereka,
yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi
hasilnya. Pilihan (choice) merupakan kesempatan yang diberikan kepada murid untuk memilih
cara dan proses mereka belajar, serta bagaimana mereka akan menunjukan pemahaman
mereka. Kepemimpinan (ownership) merupakan pada saat murid terhubung secara fisik,
kognitif, atau sosial emosional dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan
menunjukan minat dalam proses belajarnya, sehingga mereka (murid) merasa memilki proses
belajarnya.
Sedangkan tugas kita sebagai pendidik, sebenarnya hanya menyediakan dan
memfasilitasi lingkungan yang dapat menumbuhkan kemimpinan murid untuk menuangkan
ide-ide dan gagasannya dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian murid, sehingga pada proses tersebut
murid memilki suara, pilihan dan kepemilikan dalam proses apa yang mereka pikirkan dan
bagaimana cara melaksanakannya serta mereflesikan setiap tindakan yang mereka lakukan.

3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul
sebelumnya?
1. Kaitan dengan modul 1 Budaya Positif
Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid diharapkan dapat
memberikan dampak positif, dengan terwujudnya budaya positif berkelanjutan
dilingkungan sekolah, sehingga pembelajaran selaras dengan tujuan pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara.
Salah satu aset manusia adalah murid, tentunya kita mendidik murid untuk
menerapkan dan mengaplikasikan budaya positif di sekolah maupun di kehidupan
sehari-hari agar bisa dilaksanakan dan menjadi kebiasaan yang baik (Budaya Positif).
Sehingga akan sangat membantu tercapainya pembelajaran yang berkualitas dan
berpihak pada murid.

2. Kaitan dengan modul Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar


Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam mengelola program yang berdampak positif pada murid, sudah seharusnya
program tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid yang memilki karakteristik yang
berbeda-beda, dengan memberdayakan murid sebagai pribadi unik yang memiliki bakat
dan potensi yang berbeda maka dalam pembelajaran diterapkan diferensiasi, sehingga
kebutuhan murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid
dapat terpenuhi dengan baik.
3. Kaitan dengan modul Pembelajaran Sosial dan Emosional
Untuk merencanakan program yang berdapak pada murid, perlu
mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional pada proses pembelajaran, hal
ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh (mindfullness) murid, sehingga
pada saat mengimplementasikan program sekolah agar murid dapat memilki rasa
empati, ketenangan, termotivasi, dan memilki sikap tanggung jawab.

Modul Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid


Student Agency (Kepemimpinan Murid) merupakan kemampuan murid untuk
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini,
mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan
mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar,
mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata
sebagai hasil proses belajarnya. Dengan kepemimpinan murid, murid dapat menentukan apa
yang akan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Sehingga murid dapat menjadi
pribadi yang mandiri dan kreatif dalam setiap pengambilan keputusan yang diambil.
Yang akan saya lakukan
Kaitan dengan peran saya sebagai guru penggerak adalah bahwa tugas saya untuk
mewujudkan merdeka belajar pada murid di sekolah. Untuk menjalankan peran tersebut, saya
sebagai guru harus menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid dengan
mengembangkan potensi pada murid saya melalui program yang berdampak pada murid
dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, mengelola sumber daya
tersebut untuk merancang program yang berdampak pada murid menggunakan pendekatan
inkuiri Apresiatif model BAGJA, dan menggunakan srategi MELR serta manajemen resiko untuk
memastikan program yang berdampak pada murid.
Dapat disimpulkan bahwa pada pengelolaan program sekolah harus berdampak positif
bagi murid melalui perencanaan yang matang dalam memetakan sumber daya yang ada
disekolah sebelum mengambil sebuah keputusan secara bersama-sama mengenai program
yang berdampak bagi murid. Melalui program sekolah yang berdampak positif pada murid
tentunya memberdayakan siswa sebagai pribadi unik yang memiliki karakteristik dan bakat,
serta potensi yang berbeda-beda, sehingga dalam proses pembelajaran dapat diterapkan
pembelajaran yang berdiferensiasi. Hal ini dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang
selaras dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara. Sedangkan nilai dan peran guru
penggerak untuk melaksanakan visi membangun budaya positif yang berkelanjutan di
sekolah, dan untuk pengembangan karakter positif bagi murid, maka pembelajaran sosial
emosional dan coaching dapat diterapkan sehingga dapat melahirkan profil pelajar Pancasila
yang berbudaya positif.

4. Setelah Melihat Keterkaitan Antara 4 Modul Ini Dengan Modul-Modul Lainnya


Jelaskanlah Perspektif Anda Tentang Program Yang Berdampak Positif Pada
Murid. Bagaimana Seharusnya Program-Program Atau Kegiatan Sekolah
Harus Direncanakan, Dilaksanakan, Dan Dievaluasi Agar Program-Program
Tersebut Dapat Berdampak Positif Pada Murid?
Program yang berdampak positif pada murid adalah inisiasi dan dan pengelolaan
sekolah yang melibatkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan
ruang dan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan. Akhirnya terwujudkan rasa
bahagia dan sejahtera (well-being) dan budaya positif di sekolah. Kodrat anak yang
memiliki ragam potensi dan bakat dapat tergali dan dituntun menuju kepada kebahagian
yang setinggi-tingginya. Mengenali program atau kegiatan sekolah dengan
perencanaan, pelaksanaan dan refleksi evaluasi dilakukan secara kolaboratif dan
memberdayakan aset/kekuatan sumber daya yang dimiliki sekolah. Akhirnya dampak
positif pada murid sebagaimana yang diharapkan terpenuhi secara menyeluruh.
Perencanaan program dilaksanakan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan
murid dengan mewujudkan lingkungan karakteristik yang menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid didukung sumber daya, aset, modal, potensi, kekuatan yang
dimiliki sekolah melalui prakarsa perubahan dengan paradigma inkuiri apresiatif BAGJA,
memberikan ruang murid pada suara, pilihan dan kepemilikan.
Pelaksanaan program atau kegiatan ini memberdayakan murid untuk menjadi
pemimpin dalam proses belajarnya sendiri. Murid mampu mempromosikan suara,
pilihan, kepemilikan sendiri melalui proses yang memerdekakan sehingga murid mampu
menjadi agen perubahan dan guru menjadi mitra belajar murid dengan menuntun dan
memberikan umpan balik (feedback) atas capaian perkembangan belajar murid.
Evaluasi terhadap program atau kegiatan ini maka guru dan murid berkolaboratif
melakukan penilaian, refleksi evaluasi secara menyeluruh, sistematism, berkala dan
berkelanjutan untuk mengukur seberapa efektif dampak positif yang diharapkan
muncul. Kegiatan reflektif evaluasi untuk mengetahui apakah program atau kegiatan
sudah efektif memenuhi tujuan yang diharapkan dan apakah program atau kegiatan
telah mampu menumbuhkembangkan kepemimpian murid (suara, pilihan, kepemilikan).
Menurut saya, program atau kegiatan sekolah pada pengelolaan program tersebut
melalui perencanaan yang matang dan diselenggarakan berdasarkan kebutuhan murid
sesuai karakteristik lingkungan melalui memetakan sumber daya (modal aset) sebagai
kekuatan atau potensi. Perencanaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan langkah
BAGJA (B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana, dan A-tur
eksekusi), sehingga program-program tersebut dapat menumbuhkan kepimpinan murid
yang akan dikembangkan, dan melibatkan murid dalam mendorong suara, pilihan dan
kepimpinannya untuk mencapai sebuah kesepakatan. Sebagai contoh, pada program
"LIAS'' Literasi Asmaul Husna langkah pertama yang dilakukan adalah :
 Melakukan sesi dialog bersama murid untuk menguatkan ide/gagasan pada tahap
awal.
 Curah pendapat bersama murid untuk mengetahui program "LIAS'' Literasi Asmaul
Husna
 Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan guru agama serta teman sejawat
yang lain tentang Bagaimana program LIAS dapat berhasil dan murid tidak jenuh
dalam melakukan literasi serta melakukan diskusi dengan orang tua murid dalam
paguyuban kelas
 Melakukan diskusi dengan murid dan perwakilan setiap kelas untuk menguatkan
ide tahap awal dalam program LIAS ini
 Setelah merencanakan program yang berdampak bagi murid, melalui keterlibatan
aktif murid, dan kolbaorasi dengan rekan sejawat, dan orang tua, maka program
tersebut akan di laksanakan dan dievalusi

Pada proses pelaksanaan, mengacu pada pertanyaan sebagai berikut hal ini bertujuan
agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid, sebagai contoh
program "LIAS'' Literasi Asmaul Husna
Kapan pelaksanaan?
Kegiatan dilaksanakan dengan cara memanfaatkan waktu 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai.

Siapa yang terlibat?


Kegiatan ini melibatkan, murid-murid kelas 1-6, dewan guru, kepala sekolah dan
orangtua murid serta komite sekolah.
Siapa yang bisa mengarahkan dan memantau saya dalam melaksanakan program "LIAS''
Literasi Asmaul Husna?
Mengajak rekan guru lain/KS/PS untuk mengobservasi kegiatan "LIAS'' Literasi Asmaul
Husna setiap satu bulan sekali.

Apa indikator keberhasilan dalam program "LIAS'' Literasi Asmaul Husna ini?
Murid kelas 1-6 mampu menguatkan interaksi sosial antara murid dan lingkungannya
secara perspektif dan bijaksana melalui program literasi Asmaul Husna di SD N
Ngadimulyo

Bagaimana evaluasinya?
Rekan sejawat, orang tua serta murid memberikan umpan balik atau masukan terkait
pelaksanaan program "LIAS'' Literasi Asmaul Husna sebagai bahan evaluasi pada
kegiatan berikutnya

Demikianlah kesimpulan dan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak
positif pada murid, Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai