Modul 3.3 adalah modul penghujung dari serangkaian modul dalam Diklat
calon guru penggerak. Modul 3.3 mengajak saya untuk kembali mereview
kegiatan dan rutinitas yang saya lakukan dalam menjalani pengabdian dan
peran menjadi seorang guru.
Modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru penggerak. Adapun nilai-nilai dari
seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan
berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari
cita-cita mulia untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan merdeka belajar.
Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai
pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab
sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada
murid.
Modul 1.3, Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak
pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif
model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya
sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan
untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.
Modul 1.4, tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung
perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan
kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan
sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar
anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan
mendukung program yang berdampak pada murid.
Modul 2.1, pada modul ini seorang guru penggerak dapat menggunakan
pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan pelayanan terbaik yang
berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas
beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan
pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan
terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid.
Modul 2.2, Pada modul ini, seorang guru dilatih dan diasah untuk mampu
mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Tehnik mindfullness
menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang
didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan
merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.
Modul 2.3, tentang coaching yang merupakan sebuah tehnik atau strategi
seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi
yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak
berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang
berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk
mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid,
menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan
dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.
Modul 3.2 Membahas tentang pengelolaan sumber daya, bahwa seorang guru
sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus
dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik
aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih dapat
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar,
dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah. Paradigma berpikir harus
melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang
dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat
terencana dengan baik.
Modul 3.3 yaitu yaitu tentang pengelolaan program yang berdampak pada
murid. Ada 7 aset atau modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
sekolah, yaitu : Modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal
lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya.
Dengan mengetahui modal atau sumber daya yang ada di sekolah, maka
sebagai pemimpin guru harus bisa memetakan 7 aset tersebut dan
mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di sekolah.
~ Modul 3.3 Pengelolaan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid
Pemetaan aset atau sumber daya yang ada di sekolah, baik sumber data fisik
maupun non fisik sangat penting untuk mengoptimalkan keterlaksanaan
sebuah program yang berdampak pada murid. Setelah pemetaan dilakukan,
langkah berikutnya adalah mendayagunakan potensi sekolah sesuai tujuan
untuk mewujudkan merdeka belajar dan terciptanya profil pelajar pancasila
dan budaya positif di sekolah.
Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?
Keterkaitan antar modul 1.1 hingga 3.2 dengan modul 3.3, menggambarkan bahwa Tujuan Pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara, adalah :
Dapat disimpulkan bahwa sebagai pemmimpin pembelajaran hendaknya Pengelolaan Program Sekolah
harus berdampak positif bagi murid, hal ini bertujuan untuk merawat dan menuntun tumbuhkembang
murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.
Modul 1.2
Dalam mengaplikasikan program sekolah yang berdampak bagi murid, guru penggerak memilki peran
yang sangat penting untuk dapat tergerak, bergerak dan menggerakan dan berpartisipasi aktif dalam
organiasai profesi, dan komunitas sekolah untuk menunjang terlaksananya program sekolah yang
berdampak positif pada murid.
Modul 1.3
Untuk mewujdukan pengelolaan program yang berdampak pada murid, hendaknya selaras dengan visi
guru penggerak yaitu, bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan
menjalankan renacana program sekolah melalui dukungan pemangku kepentingan dalam mendukung
eskositem pada proses pembelejaran yang berpihak pada murid.
Modul 1.4
Pengelolaan program yang berdampak pada murid diharapkan dapat memberikan dampak positif,
dengan terwujudnya budaya positif berkelanjutan dilingkungan sekolah, sehingga pembelajaran selaras
dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.
Modul 2.1
Dalam mengelola program yang berdampak pada murid, sudah seharusnya program tersebut dapat
memenuhi kebutuhan murid yang memilki karakteristik yang berbeda-beda, dengan memberdayakan
murid sebagai pribadi unik yang memiliki bakat dan potensi yang berbeda maka dalam pembelajaran
diterapkan diferensiasi, sehingga kebutuhan murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan
profil belajar murid dapat terepenuhi dengan baik.
Modul 2.2
Untuk merencanakan program yang berdapak pada murid, perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial
dan emosional pada proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh
(mindfullness) murid, sehingga pada saat mengimplemtasikan program sekolah murid dapat memilki
rasa empati,ketenangan, termotivasi, dan memilki sikap tanggung jawab.
Modul 2.3
Sedangkan, pendidikan pengembangan karakter positif pada murid, dapat dikembangkan melalui proses
coaching, hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menggali potensi dan melajitkan kinerja murid untuk
dapat menemukan solusi atas permaslahan yang dihadapi pada saat menjalankan program yang
berdampak positif bagi murid, maka dari itu sikap kreatif, inovatif dan sikap kritis murid sanat diperlukan
untuk terciptanya murid yang merdeka dalam proses belajarnya.
Modul 3.1
Pemimpin pembelajaran merupakan orang-orang yang mau melakukan perubahan ke arah yang positif
dan senang berkolaborasi, sehingga pada prosesnya sebagai pemimpin pembeajaran akan mendapatan
permaslahan-permalsahan seperti dilema etika maupun bujukan moral, maka agar pada saat megambil
keputusannya dapat bermanfaat bagi orang sekitar, perlu memperhatikan 3 prisnip berpfikir, 4
paradigma pengambilan keputusan, dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran.
Modul 3.2
Pengelolaan sumber daya yang berdampak pada murid, hendaknya memperhatikan modal aset yang
dimiliki oleh sekolah melalui pemetaan modal aset seperti modal modal manusia, modal fisik, modal
sosial, modal finansial, modal politik, modal lingkungan/ alam, serta modal agama dan budaya. Sehingga
pemanfaatan sumber daya menjadi prioritas seluruh warga sekolah untuk mewujdukan prorgam
pengelolaan yang berdampak pada murid.
Dengan memperhatikan keterakitan seluruh materi modul 3.3 dengan modul sebelumnya.
Dapat disimpulkan bawha pada pengelolaan program sekolah harus berdampak positif bagi murid
melalui perencanaan yang matang dalam memetakan sumber daya yang ada disekolah sebelum
mengambil sebuah keputusan secara bersama-sama mengenai program yang berdampak bagi murid.
Melalui program sekolah yang berdampak positif pada murid tentunya memberdayakan siswa sebagai
pribadi unik yang memiliki karakteristik dan bakat, serta potensi yang berbeda-beda, sehingga dalam
proses pembelajaran dapat diterapkan pembelajaran yang berdiferensiasi. Hal ini dengan tujuan
menciptakan pembelajaran yang selaras dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara. Sedangkan nilai
dan peran guru penggerak untuk melaksanakan visi membangun budaya positif yang berkelanjutan di
sekolah, dan untuk pengembangan karakter positif bagi murid, maka pembelajaran soisal emosional dan
coaching dapat diterpkan sehingga dapat melahirkan profil pelajar Pancasila yang berbudaya positif.
Setelah melihat keterkaitanantara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda
tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau
kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut
dapat berdampak positif pada murid?
Menurut saya, program atau kegiatan sekolah pada pengelolaan program tersebut melalui perencanaan
yang matang dan diselenggarakan berdasarkan kebutuhan murid sesuai karakteristik lingkungan melalui
memetakan sumber daya (modal aset) sebagai kekuatan atau potensi. Perencanaan ini dapat dilakukan
dengan menggunakan langkah BAGJA (B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, j-abarkan
rencana, dan A-tur eksekusi), sehingga program-program tersebut dapat menumbuhkan kepimpinan
murid yang akan dikembangkan, dan melibatkan murid dalam mendorong suara, pilihan dan
kepimpinannya untuk mencapai sebuah kesepakatan. Sebagai contoh, pada program "Ayo Peduli
Lingkungan'' langkah pertama yang dilakukan adalah :
Melakukan sesi dialog bersama murid kelas 6 untuk menguatkan ide/gagasan pada tahap awal.
Curah pendapat bersama murid kelas 6 untuk mengetahui program ayo peduli llingkungan dengan
bekerja sama denga orang kantin
Wawancara dengan orang kantin mengenai jenis-jenis sampah yang dihasilkan setiap harinya dan
mengidentifikasi jenis sampah yang dapat didaur ulang.
Curah pendapat bersama murid kelas 6 untuk mengenai design dan model jenis produk yang dapat di
buat melalui melalui pemilahan sampah kantin dan membuat desain dan model mengenai jenis produk
yang dapat di buat melalui melalui pemilahan sampah kantin.
Melakukan dialog bersama muird dalam menentukan rencana program ''Ayo Peduli Lingkungan'' melalui
kerja sama dengan kantin sekolah. Membuat program kegiatan mengenai program "Ayo Peduli
Lingkungan'' melalui kerja sama dengan kantin sekolah. Membuat jadwal mengenai tekik pengumpulan
dan pengolahan sampah kantin sekolah. Mensosialisasikan program kegiatan kepada kepala sekolah,
dewan guru, komite dan pengawas sekolah
Setalah merencanakan program yang berdampak bagi murid, melalui keterlibatan aktif murid, dan
kolbaorasi dengan rekan sejawat, dan orang kantin, maka program tersebut akan di laksanakan dan
dievalusi
Pada proses pelaksanaan, mengacu pada pertanyaan sebagai berikut hal ini bertujuan agar program-
program tersebut dapat berdampak positif pada murid, sebagai contoh program ''Ayo Peduli
Lingkungan'';
Kapan pelaksanaan?
Kegiatan dilaksanakan secara rutin setiap hari untuk pengumpulan sampah yang sudah disepakati
bersama penjual kantin sekolah, murid kelas 6 setiap pagi akan memberikan plastik sampah dan diambil
pada siang hari, untuk dikumpulkan dan dipilah setiap seminggu sekali pada hari Jumat dan daur ulang
sesuai dengan jenis sampah yang didapatkan.
Kegiatan ini melibatkan, murid-murid kelas 6 ,guru dan orangtua murid serta orang-orang kantin
sekolah.
Siapa yang bisa mengarahkan dan memantau saya dalam melaksanakan program ''Ayo Peduli
Lingkungan''?
Mengajak rekan guru lain/KS/PS untuk mengobservasi keegiatan Ayo Peduli lingkungan saya setiap satu
bulan sekali.
Murid kelas 6 memiliki sikap peduli yang tinggi terhadap lingkungan, mampu menciptakan berbagai
produk yang dihasilkan dari sampah.
Bagaimana evaluasinya?
Rekan sejawat , orang tua serta murid memberikan umpan balik atau masukan terkait pembelajaran
sebagai bahan evaluasi pada kegiatan berikutnya.