Anda di halaman 1dari 4

1. Pada modul 3.

1 ini saya mendapatkan pemahaman tentang Pengambilan Keputusan


Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Di dalamnya terdapat konsep tentang Dilema Etika
dan Bujukan Moral, 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip Pengambilan
Keputusan, dan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan.

Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara
dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan
bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat
keputusan antara benar atau salah. Ketika kita menghadap situasi dilema etika akan
ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang,
kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tangung jawab, dan penghargaan
akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi
dilema etika yang bisa dikategorikan sebagai berikut:

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)


2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (Truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Ada 3 prinsip yang dapat menjadi dasar berpikir ketika berhadapan dengan pilihan-
pilihan yang penuh tantangan pada situasi dilema etika, yaitu:
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Untuk memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan
diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada
9 langkah yang dapat dilakukan:
1.Menentukan nilia-nilai yang saling bertentangan.
2.Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut.
3.Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut.
4.Pengujian benar atau salah, yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: Uji
legal, Uji Regulasi/Standar Profesi, Uji Intuisi, Uji Publikasi, Uji
Panutan/Idola
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
6. Melakukan Prinsip Resolusi
7. Investgasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
2. Saya punya sebuah pengalaman cukup menarik ketika berhadapan pada sebuah situasi
dilema etika sebagai seorang wali kelas disekolah tempat saya bertugas. Tepatnya
ketika saya harus mengambil sebuah keputusan terhadap sebuah kasus yang dialami
oleh salah seorang murid saya. Kasusnya sebagai berikut: Murid tersebut di semester
1 sangat jarang datang ke sekolah dan malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru-guru bidang studi. Guru-guru sudah mulai resah dengan sikap anak tersebut, dan
juga sudah 3 kali disurati namun walinya tidak merespon. Sehingga guru-guru
menyarankan kepada saya sebagai wali kelas untuk memanggil orang tua murid
tersebut untuk disampaikan bahwa anak ini jika tetap melanjutkan sekolah maka dia
tidak akan naik kelas dan kalaupun ia masih ingin melanjutkan sekolah sebaiknya dia
pindah sekolah.
1) Paradigma dalam kasus ini adala Jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term)
2) Prinsip yang digunakan dalam kasus tersebut adalah Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking)
3) Tahapan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan:
a) Menentukan nilia-nilai yang saling bertentangan.
Nilai yang bertentangan adalah murid tersebut telah melanggar peraturan
sekolah dengan malas kesekolah dan tidak mengerjakan tugas dari guru-
guru.
b) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut.
Murid yang malas, wali kelas, dan guru-guru bidang studi.
c) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut.
Murid yang malas ke sekolah dan tidak mengerjakan tugas
Guru-guru bidang studi mulai resah dengan sikap murid tersebut
Wali kelas yang akan menyurati orang tua murid
Orang tua murid
d) Pengujian benar atau salah, yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
Uji legal, tidak ada pelanggaran hukum
Uji Regulasi/Standar Profesi,
Uji Intuisi, ada pelanggran peraturan yang dilakukan oleh murid
Uji Publikasi, saya tidak masalah jika masalah ini dipublikasikan didepan
halam koran
Uji Panutan/Idola – idola saya akan mengambil keputusan untuk
menyarankan anak tersebut pindah sekolah.
e) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
Paradigma yang ada dalam kasus ini adalah adala Jangka pendek lawan
jangka panjang (short term vs long term)
f) Melakukan Prinsip Resolusi Prinsip yang digunakan dalam kasus tersebut
adalah Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
g) Investgasi Opsi Trilema
Pada kasus ini saya akan menyarankan kepada murid tersebut untuk pindah
sekolah. Karena jika tetap melanjutkan sekolahnya maka ia tidak akan naik
kelas karena telah banyak pelanggaran yang sudah dilakukan murid tersbut.
h) Buat Keputusan
Sebagai wali kelas saya mengambil keputusan untuk memindahkan anak
tersebut supaya bisa tetap melanjutkan sekolahnya di sekolah lain. Karena
di sekolah sekarang ia sudah banyak melakukan pelanggaran peraturan
sekolah jika ia tetap dinaikkan kelas maka akan menjadi bahan
pertimbangan dan contoh bagi murid-murid lain.
i) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Keputusan yang diambil sudah berdasarkan pertimbangan terhadap
beberapa aspek, nilai, dan kepentingan. Pertimbangan yang dilibatkan
dalam keputusan ini bukan hanya satu kondisi saja, namun ada beberapa
kondisi yang mendasarinya. Oleh karena itu wali kelas merasa bahwa
keputusan ini adalah keputusan yang baik dan tepat.

3. Sebelum mempelajari modul ini sebenarnya saya sudah cukup sering melakukan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral etika.
Namun keputusan yang saya ambil ketika itu hanyalah berdasarkan naluri dan intuisi
yang saya miliki serta yang saya rasakan pada saat pengambilan keputusan, belum
didasarkan kepada 9 langkah pengambilan serta pengujian keputusan seperti yang
dipelajari pada modul 3.1 ini. Setelah mengenal modul 3.1 saya sudah lebih mampu
mengambil sebuah keputusan sesuai dengan prinsip pengambilan keputusan serta
dengan terlebih dahulu melaksanakan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Selain itu saya sudah mampu membedakan dilema etika dan juga bujukan
moral

4. Dampak dari mempelajari modul ini adalah saya mulai paham apa yang harus saya
lakukan sebelum mengambil sebuah keputusan dan pertimbangan-pertimbangan apa
saja yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar pengambilan keputusan.   Bedanya
dengan sebelum mempelajari modul ini adalah dulu keputusan saya buat kadang
hanya berdasarkan perasaan saya saja, hanya berdasarkan sudut pandang saya saja,
emosi negatif ataupun positif kadang malah lebih dominan dalam pengambilan
keputusan saya. Setelah mempelajarinya saya mulai paham apa yang saya lakukan
dulu kurang tepat, keputusan perlu diambil dalam kesadaran penuh bukan atas dasar
emosi. Dalam pengambilan keputusan juga perlu mempertimbangkan berbagai hal
yang akan membantu pemecahan masalah. Keputusan yang dibuat diharapkan mampu
diterima menguntungkan  kedua belah pihak nantinya.

5. Bagi saya mempelajari materi ini sangat penting bagi saya sebagai seorang individu
maupun dalam peran saya sebagai pendidik sekaligus pemimpin pembelajaran. Dalam
hubungan dengan individu lain pastinya  selalu dihadapkan dengan berbagai konflik
yang mengharuskan kita untuk mengambil sebuah keputusan yang cermat dan tepat. 

6. Yang bisa saya lakukan untuk membuat perbedaan setelah mempelajari modul ini
adalah mencoba menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan tersebut dalam
keseharian. Menganalisa keputusan yang akan diambil dengan mencoba menerapkan
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Berbagi dengan rekan sejawat
tentang konsep-konsep pengambilan keputusan sehingga dapat membantu rekan-
rekan ketika mengalami situasi yang dilema
7. Hal yang penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai
pemimpin adalah kita harus tahu masalah tang kita hadapi, apakah itu bujukan moral
atau dilema etika. Karena menurut saya ketika kita dihadapakan dengan dilema maka
ada suatu kondisi yang menyatakan benar lawan benar. Sedangkan bujukan moral
benar vs salah. Ketika dalam kondisi atau masalah yang kita hadapi ada pelanggaran
hukum maka masalah kita adalah bujukan moral dan disitu jelas ada benar dan salah.
8. Nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orang tua saya yakni menumbuhkan
budaya malu dalam diri. Malu dalam melakukan hal-hal yang bertentangkan dengan
nilai-nilai kebajikan. Artinya setiap tindakan yang kita akan lakukan kita harus bisa
mempertanggungg jawabkan. Dan itu saya lakukan dalam aktivitas saya sehari-hari
terutama di sekolah. Saya malu jika salah terlambat masuk kelas murid. Sehingga
dengan begitu saya melatih diri untuk selalu disiplin.

Anda mungkin juga menyukai