Menumbuhkan
Budaya Positif
Di Lingkup
SMA Negeri 03 Bombana
Fitriani, S.Pd
CGP Angkatan 4
Kab. Bombana
Konsep-Konsep Budaya Positif
Perubahan
Paradigma
Teori
Kontrol
Konsep
Segitiga Disiplin
Restitusi Positif dan
Motivasi
Budaya
Positif
Posisi Keyakinan
Kontrol Kelas
Pemenuhan
Kebutuhan
Dasar
Filofofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara
\
(Ilusi Kontrol)
• Ilusi guru mengontrol murid.
• Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
• Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
• Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa.
V
1. Perubahan Paradigma - Stimulus Respon Teori Kontrol
Disiplin
yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum adalah
menghubungkan kata disiplin dengan ketidaknyamanan,
bukan dengan apa yang kita hargai, atau pencapaian suatu
tujuan mulia.
Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci
dan konkrit.
Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat
dan dipahami oleh semua warga kelas.
Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan
tersebut.
Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan
keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu
4. Kebutuhan Dasar Manusia
CINTA PENGUASAAN
KASIH/DITERIMA
KESENANGA KEBEBASA
N N
5. Lima Posisi Kontrol
Ka s u s 3
Ibu D a n i d a n F a j a r
\
Guru A : Penghukum
(Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk menghardik)
Anton, kamu selalu ya tidak mengerjakan PR sekarang kamu duduk di depan lalu tulis saya tidak akan mengulangi lagi saya
berjanji akan berusaha menjadi murid yang rajin belajar. Sampai pelajaran saya selesai.
Akibat:
Kemungkinan murid marah dan mendendam atau bersifat agresif. Bisa jadi sesudah kembali duduk, murid tersebut akan
mencoret-coret bukunya atau meja tulisnya.
Guru C : Teman
(nada suara: ramah, akrab, dan bercanda, bahasa tubuh: merapat pada murid, mata dan senyum jenaka)
Anton, kamu sudah mengerjakan tugas ya? Kamu mau jadi apa nanti? Kamu niat sekolah nggak sih? Coba bayangkan orang tua mu
betapa kecewanya mereka, kamu sudah besar harusnya bertanggung jawab sama dirimu sendiri.”
Akibat
Murid akan merasa senang dan akrab dengan guru. Ini termasuk dampak yang positif, hanya saja di sisi negatif murid menjadi
tergantung pada guru tersebut. Bila ada masalah, dia merasa bisa mengandalkan guru tersebut untuk membantunya
\
Guru D : Pemantau
(nada suara datar, bahasa tubuh yang formal), Posisi pemantau selalu berdasarkan pada peraturan-peraturan
dan konsekuensi. Pemantau juga mengandalkan data, catatan yang dapat digunakan sebagai bukti atas
prilaku seseorang
Akibat:
Murid juga akan merasa tidak nyaman.
Guru E : Manajer
(nada suara tulus, bahasa tubuh tidak kaku, mendekat ke murid):
Manajer, adalah posisi mentor di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid
mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas
permasalahannya sendiri.
Manajer, guru akan mengembalikan tanggung jawab pada murid untuk mencari jalan keluar
permasalahannya, tentu dengan bimbingan guru.
5 POSISI KONTROL
IDENTITAS IDENTITAS IDENTITAS
MOTIVASI: GAGAL (Kontrol BERHASIL/SUKSES BERHASIL/SUKSES
dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Menghargai Diri Sendiri
Ketergantungan pada Orang Lain
Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
Dunia luar Dunia Berkualitas guru di dalam Dunia sebagai orang yang sangat peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas Berkualitas penting di Dunia Berkualitas dunia Berkualitas Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang yang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” saya harus peroleh?” “Berapa memperbaiki keadaan?”
halaman yang harus saya
tulis?”
Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung sanksi atau hadiah untuk memperbaiki diri?
dirinya.
6. Segitiga Restitusi
Apa itu ‘Restitusi’?
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi
bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada
kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)