Anda di halaman 1dari 4

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Saya sangat bersyukur dan bahagia, karena dengan mempelajari modul ini
saya menyadari bahwa banyak faktor yang bisa menumbuhkembangkan
kodrat/bakat/potensi murid baik itu dalam program intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Potensi murid dapat tumbuh salah
satunya dengan mendesain program (Intrakurikuler, kokurikuler,
ekstrakurikuler) yang bisa menumbuhkan kepemimpinan murid.
2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
Intisari yang saya dapatkan dari modul ini adalah tentang kepemimpinan
murid. Kepemimpinan murid terjadi ketika mereka mampu mengarahkan
pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini,
mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi
dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman
mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil
proses belajarnya.
Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru
dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan
menjadi bersifat kemitraan.
Tugas saya sebagai guru adalah menciptakan lingkungan belajar yang bisa
menumbuhkan kepemimpinan murid baik itu dalam program intrakurikuler,
kokurikuler, maupun ekstrakurikuler di mana murid memiliki:
1) Suara (voice)
Suara (Voice) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan
oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah,
komunitas, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada
proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi
hasilnya. (www.education.vic.gov.au)
2) Pilihan (choice)
Pilihan (choice) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk
memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan
pembelajaran. (marzanoacademies.org)
3) Kepemilikan (ownership)
Merujuk pada pendapat tentang konsep kepemilikan, dapat dikatakan
bahwa, saat murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, emosional)
dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif, dan menunjukkan
investasi pribadi dalam proses belajarnya, maka kita dapat mengatakan
bahwa tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.
Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid sebagai guru telah
menumbuhkan karakter Profil pelajar Pancasila, yaitu : Beriman, bertakwa,
dan berakhlak mulia, Berkebhinekaan Global, Gotong royong, Mandiri,
Kreatif, dan bernalar kritis
3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-
modul sebelumnya?
Modul 1.1 dan Modul 3.3
Seorang pendidik harus mampu menciptakan lingkungan belajar
(Intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler) yang berdampak positif dan
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid agar kodrat/potensi/bakat
mereka tumbuh dan berkembang guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
Modul 1.2 dan Modul 3.3
Dengan nilai dan peran yang dimiliki guru penggerak diharapkan mampu
mengelola program yang berdampak positif pada murid. Guru penggerak
memiliki peran dan tanggung jawab mewujudkan kepemimpinan murid
melalui program baik intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Modul 1.3 dan Modul 3.3
Visi guru penggerak diharapkan mampu mewujudkan lingkungan belajar
yang berpihak pada murid. Dalam merencanakan visi tersebut dilakukan
dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif (IA) melalui tahapan
BAGJA. Selain itu, dalam tahapan BAGJA pun guru penggerak harus
memetakan aset yang ada di lingkungan sekolah yang bisa dimanfaatkan.
Visi guru penggerak yang telah direncanakan melalui tahapan BAGJA harus
berdampak positif dan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
Modul 1.4 dan Modul 3.3
Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid diharapkan
mampu mewujudkan budaya positif di lingkungan sekolah, sehingga
menjadikan murid yang memiliki karakter sesuai dengan profil pelajar
pancasila.
Modul 2.1 dan Modul 3.3
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid guru penggerak melakukan
pembelajaran berdiferensiasi. Apapun proses yang dilakukan (Proses,
Konten, Produk) harus berpihak pada murid. Keberpihakan murid inilah
yang menjadi dasar utama dalam mengelola program yang berdampak
positif pada murid.
Modul 2.2 dan Modul 3.3
Dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid diperlukan
lingkungan belajar yang aman dan nyaman, sehingga semua warga sekolah
memperoleh kesejahteraan psikologis (well being) secara optimal. Oleh
karena itu, dalam prakteknya guru penggerak hendak mengintegrasikan
pembelajaran sosial emosional dalam mengelola program tersebut.
Modul 2.3 dan Modul 3.3
Dalam proses coaching ada hubungan kemitraan yang setara antara coach
dan coachee. Dalam posisinya sebagai caoch hanya menghantarkan dan
menuntun coachee dalam mengambil keputusan melalui mendengarkan aktif
dan melontarkan pertanyaan. Hal ini sejalan dengan pengelolaan program
yang berdampak positif pada murid dimana guru sebagai coach hanya
menuntun/menghantarkan suara, pilihan, dan kepemilikan murid dan pada
akhirnya murid sendiri yang mengambil keputusan.
Modul 3.1 dan Modul 3.3
Dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, terkadang
guru menghadapi situasi, dimana situasi tersebut memiliki dua nilai
kebenaran namun saling bertentangan. Seorang guru penggerak harus
mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sehingga
program yang berdampak positif pada murid dapat terlaksana.
Modul 3.2 dan Modul 3.3
Dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, ada 7 aset
yang bisa dimanfaatkan sebagai pondasi program tersebut, yaitu modal
manusia, modal agama dan budaya, modal sosial, modal politik, modal fisik,
modal lingkungan, dan modal finansial. Dengan pendekatan berbasis aset
maka program yang berdampak positif pada murid bisa dilaksanakan
dengan maksimal.
4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya
jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif
pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah
harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program
tersebut dapat berdampak positif pada murid?
Program yang berdampak positif pada murid merupakan program yang
dibuat dengan mengutamakan kepentingan, keberpihakan, dan sesuai
dengan kebutuhan murid. Progran ini dibuat dengan menggunakan
pendekatan berbasis aset sehingga potensi/bakat murid tumbuh dengan
optimal.
Agar program berjalan dengan baik, guru menggunakan pendekatan inkuiri
apresiaitif (IA) dengan alur BAGJA sehingga program ini diharapkan
dapat menumbuhkan kepemimpinan murid.
Jika program yang dibuat berdasarkan atas kebutuhan murid, maka yang
menjadi aktor utama dalam program tersebut adalah murid sendiri, yaitu
dengan cara memberikan kebebasan kepada mereka untuk berpendapat,
memberikan gagasan, melakukan refleksi, dan melakukan evaluasi.
Agar program berjalan dengan maksimal tentunya diperlukan kerjasama
dan kolaborasi dengan semua warga sekolah baik itu kepala sekolah, guru,
murid, orang tua murid, dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai