Anda di halaman 1dari 25

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.3
PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK

POSITIF BAGI MURID

OLEH :
WAHYUNI
CGP ANGKATAN 6
KAB. JENEPONTO, SULAWESI SELATAN
Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP dapat melakukan koneksi antarmateri


yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat sintesa
pemahaman tentang program sekolah yang
berdampak pada murid.

123 ANYWHERE ST., ANY CITY, ST 12345


+123-456-7890 | WWW.REALLYGREATSITE.COM
Bagaimana perasaan
Anda setelah
mempelajari modul ini?

Perasaan saya sangat puas dan bangga menjadi CGP dimana saya menfdapat
kesempatan untuk mempelajari modul pamungkas yaitu modul 3.3 ini
“pengelolaan program yang berdampak positif pada murid”. Saya merasa
tambah wawasan dan keilmuan dalam mewujudkan kepemimpinan murid
(student agency) dan membangun lingkungan yang menumbuhkan
kepemimpinan murid serta peran keterlibatan komunitas dalam membangun
student agency. Saya juga semakin paham Menyusun program/kegiatan
skeolah yang berpihak pada murid dan tentunya membangun student agency.
Pada dasarnya murid memiliki potensi yang dapat kita gali dengan
menampung ide dan gagasan yang keluar dari suara mereka, walaupun
suara itu berupa gagasan yang mungkin dianggap remeh tetapi dibalik hal
tersebut dapat menjadikan kekuatan yang mengubah sesuatu menjadi lebih
baik. Sebelum mempelajari modul ini saya merasa bahwa dalam menyusun
program/kegiatan sekolah tidak perlu melibatkan murid, akan terapi setelah
mempelajari modul 3.3 ini peran murid sebagai student agency justru
menjadikan suara, pilhan dan kepemilikan murid tumbuh dengan baik
123 ANYWHERE ST., ANY CITY, ST 12345
sehingga
+123-456-7890 murid lebih bertanggung jawab dengan program sekolah
| WWW.REALLYGREATSITE.COM
Apa intisari yang
Anda dapatkan dari
modul ini?
Filosofi Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam
mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus
secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung
pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai
dengan kodratnya. Merdeka belajar merupakan tujuannya, menjadikan
murid sebagai subyek pembelajaran bukan sebagai obyek
pembelajaran, karena sejatinya murid memiliki kemampuan atau
kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar
mereka sendiri. Guru seyogyannya menumbuhkan kepemimpinan
murid, sehingga murid memiliki suara (voice), pilihan (choice) dan
kepemilikan (ownership) dalam proses pembeajarannya sendiri. Kita
sebagai guru harus menfasilitasi murid dengan membangun lingkungan
yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid. Melalui student
agency ini maka akan mewujudkan profil pelajar Pancasila. Peran
keterlibatan komunitas juga haarus dibangun agar dapat
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid di sekolah
Guru dalam merencanakan suatu program/kegiatan
sekolah yang berpihak pada murid hendaknya
memenuhi tahapan 5D/ BAGJA (Buat pertanyaan,
Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan
Atur eksekusi) sehingga program yang terwujud
akan lebih tearah dan tertata. Konsep BAGJA hadir
sebagai model manajemen perubahan yang
membantu mewujudkan murid merdeka belajar di
sekolah. Konsep ini juga dikenal dengan strategi 5D
yaitu Define, Discovery, Dream, Design and Destiny.
Define diartikan pentingnya menentukan suatu arah dan tujuan dari
program yang akan dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan melalui
pertanyaan-pertanyaan utama yang dibuat untuk mengarahkan
kepada penelusuran hal-hal yang akan dilakukan.
Discovery diartikan sebagai cara untuk menemukan potensi terbaik
yang dimiliki atau dikenal dengan tahap pencarian jati diri. Dapat
dilakukan dengan mengambil pelajaran pada peristiwa yang terjadi
sebelumnya.
Dream diartikan dengan harapan, mimpi dan segala hal yang mungkin
menjadi cita-cita bersama melalui program yang direncanakan.
Tentunya mimpi ini dapat dicapai jika ada kolaborasi dan dukungan
dari seluruh warga sekolah serta stakeholder yang ada.
Design merupakan rancangan langkah strategi untuk melaksanakan
program. Strategi yang efektif diperlukan untuk mencapai visi misi.
Hal ini dapat dikembangkan ke hal-hal positif yang menjadikan murid
merasa aman, nyaman dan bahagia.
Sehingga, diperlukan Destiny atau cara membangun budaya melalui
inovasi pembelajaran dan kreativitas yang tinggi dalam model
pembelajaran
Apa keterkaitan yang
dapat Anda lihat antara
Modul ini dengan modul-
modul sebelumnya?
Modul 1.1
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia
Ki Hajar Dewantara
Berdasarkan pada filosofi KHD bahwa Pendidikan adalah
proses menuntun tumbuhnya kodrat murid melalui
penumbuhan murid merdeka, maka sebagai pemimpin
pembelajaran, pengelolaan program yang berdampak pada
murid hendaknya bertujuan untuk merawat dan menuntun
tumbuhnya kodrat murid dengan merdeka belajar. Potensi
dan suara murid dapat tergali dengan baik sehingga
menumbuhkan rasa memiliki/kepemilikan yang tinggi dalam
diri murid
Modul 1.2
Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pemanfaatan komunitas belajar praktisi hendaknya selalu bergerak dan


menggerakkan semua komponen Pendidikan untuk selalu aktif
berpatisipasi dalam menunjang program sekolah/kegiatan sekolah
yang berpihak pada murid. Komunitas juga terlibat aktif dalam
membangun lingkungan yang menunjang program sekolah/kegiatan
sekolah yang berpihak pada murid. Dalam hal ini sebagai guru
penggerak harus terus menggerakkan komunitas yang selalu
menumbuhkan lingkungan yang arif bijaksana dan menggali potensi
murid sehingga tumbuh menjadi student agency yang memiliki poin-
poin komponen profil pelajar Pancasila
Modul 1.3
Visi Guru Penggerak

Sesuai dengan visi guru penggerak, maka


pemimpin pembelajaran harus dapat menciptakan
lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan
menjalankan rencana program sekolah dengan
dukungan para pemangku kepentingan (stake
holder) dalam mendukung ekosistem
pembelajaran yang berpihak pada murid
Modul 1.4
Budaya Positif

Pengelolaan program yang berpihak pada


murid diharapkan dapat memberikan dampak
positif dengan terwujudnya budaya positif di
lingkungan sekolah. Budaya positif ini akan
memberi dampak positif pula bagi sekolah dan
murid agar tumbuh kembang sesuai kodratnya
Modul 2.1
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui
Pembelajaran Berdiferensiasi
Penyusunan dan pengelolaan program/ kegiatan
sekolah yang berpihak pada murid sesuai dengan
pemetaan kebutuhan belajar murid seperti
kesiapan belajar murid, minat belajar dan profil
belajar murid. Pemenuhan kebutuhan belajar
murid ini akan menjadikan murid menjadi profil
pelajar Pancasila
Modul 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional
Penyusunan dan pengelolaan program/kegiatan
sekolah yang tentunya berpihak pada murid harus
mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional yang
mewujudkan keterampilan sosial emosiaonal siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
sepenuhnya mengembalikan kesadaran penuh
(mindfullness) murid. Agar dalam melaksanakan
program sekolah, murid dapat merasa tenang, fokus,
berempati, termotivasi dan memiliki sikap tanggung
jawab dalam menyuarakan suara, pilihan dan
kepemilikan program
Modul 2.3
Supervisi Berbasis Coaching
Penyusunan dan pengelolaan program/kegiatan
sekolah yang tentunya berpihak pada murid harus
mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional yang
mewujudkan keterampilan sosial emosiaonal siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
sepenuhnya mengembalikan kesadaran penuh
(mindfullness) murid. Agar dalam melaksanakan
program sekolah, murid dapat merasa tenang, fokus,
berempati, termotivasi dan memiliki sikap tanggung
jawab dalam menyuarakan suara, pilihan dan
kepemilikan program
Modul 2.3
Supervisi Berbasis Coaching
Coaching merupakan langkah yang sangat
mendukung dalam menggali potensi/ide/gagasan
murid, hal ini dikarenakan melalui coaching maka
dapat melejitkan kinerja murid untuk menemukan
sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi
ketika melaksanakan program sekolah yang
berdampak pada murid. Dampak coaching adalah
muncul tiga aspek student agency yaitu suara,
pilihan dan kepemilikan program oleh murid.
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-
nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Dalam penyusunan dan pengelolaan program sekolah maka melalui
tahapan BAGJA, dimana dalam setiap langkahnya harus ada
kemampuan dalam pengambilan keputusan yang universal dan
berpihak pada murid. Pemimpin pembelajaran sebagai agen
perubahan, harus mengambil keputusan yang bertanggung jawab
yaitu keputusan yang diambil bersifat efektif dan efisien terkait
rancangan program yang ingin dilakukan, tentunya keputusan
tersebut telah harus memperhatikan 3 prinsip berfikir, 4 paradigma
pengambilan keputusan dan melakukan 9 langkah pengujian dan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal ini
untuk mendorong rasa percaya diri, keselamatan dan kebahagiaan
murid serta seluruh pihak yang terlibat
Modul 3.2
Pemimpin dalam Pengelolaan
Sumber Daya
Pengelolaan program yang akan dirancang selalu
berprinsip pada kebermanfaatanya yaitu
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid. Pengelolaan program ini harus didukung oleh
identifikasi aset/ modal yang dimiliki oleh sekolah.
Sehingga pemanfaatan dan pengefektifan sumber
daya menjadi prioritas yang perlu diperhatikan oleh
seluruh stakeholder yang ada
Setelah melihat keterkaitan
antara modul ini dengan modul
modul lainnya jelaskan perspektif
anda tentang program yang
berdampak pada murid?

Berdasarkan materi dalam modul 3.3 yang telah saya pelajari, kemudian saya
kaitkan dengan modul lain sebelumnya, maka sangatlah besar peran guru
penggerak untuk senantiasa tergerak, bergerak dan menggerakkan komunitas
praktisi sekolah dalam mengembangkan sebuah program yang berpihak dan
berdampak pada murid. Guru penggerak juga harus senantiasa meningkatkan
kualitas belajar murid melalui pengelolaan program yang berdampak pada
murid agar tumbuh sikap mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif menuju murid
merdeka belajar dan berkarakter sesuai profil pelajar Pancasila
Setelah melihat keterkaitan antara modul dalam PGP ini hingga
terakhir adalah modul 3.3 ini, maka terbersit dalam diri saya selaku
CGP bahwa semua modul terangkai dengan baik dan tujuan akhirnya
adalah CGP lebih matang dalam menjadi agen perubahan dalam
memberikan arah terwujudnya visi Pendidikan Indonesia sesuai
dengan yang diamanatkan Ki Hajar Dewantara yang tersurat dalam
filosofinya. CGP harus mampu Menyusun dan merancang program
yang berdampak positif dan berpihak pada murid. CGP berperan
penting dalam menumbuhkan student agency di sekolah
Bagaimana seharusnya program-
program atau kegiatan sekolah harus
direncanakan, dilaksanakan, dan
dievaluasi agar program-program
tersebut dapat berdampak positif pada
murid?
Seharusnya program ini direncanakan dengan menggunakan
kesepakatan bersama murid dan diselenggarakan berdasarkan
kebutuhan murid, karena program ini dilakukan untuk menggali
dan mengembangkan potensi murid
Program ini seyogyanya dilaksanakan secara kolaboratif baik antar
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Hal ini bertujuan
untuk menciptakan rasa kepemilikan murid pada komunitasnya
sekolah serta menciptakan lingkungan yang mendukung
terwujudnya kepemimpinan murid
Setelah selesai pelaksanaan program tersebut perlu dilakukan
refleksi agar terjadi evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan
yang dapat digunakan untuk perbaikan dalam pelaksanaan program
yang akan datang
a
r i m
T e i h
a s
K

Anda mungkin juga menyukai