Anda di halaman 1dari 29

KONEKSI ANTAR MATERI

PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF BAGI MURID

YULIANI
CGP 8
KABUPATEN BEKASI
MODUL 3.3
FASILITATOR DAN
PENGAJAR PRAKTIK

IHWANUDIN JUHRI, S,Sn, Wulansari, S,Pd


S.Pd
PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT
PENGALAMAN BELAJAR
PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN
YANG BARU SAJA DIPEROLEH

·Dalam program pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-


kurikuler, atau ekstrakurikuler, murid harus menjadi pertimbangan utama.
Mereka adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa
ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal.
·Dalam artikel Bandura ada empat sifat inti dari human agency, yang dalam
modul ini kita singkat dengan akronim IVAR yaitu Intensi, visi, aksi, refleksi.
·Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri
(agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat
suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan
kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.
PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN
YANG BARU SAJA DIPEROLEH

···Tugas guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang


menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan
kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan,
bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka
merefleksikan tindakan mereka.
·Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan
kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang
kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil
pelajar Pancasila dalam dirinya.
·Jika guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menyuarakan
pendapatnya maka akan banyak sekali ide yang menarik untuk program
atau kegiatan di sekolah. sehingga murid dapat menjadi agen perubahan
EMOSI-EMOSI YANG DIRASAKAN TERKAIT PENGALAMAN
BELAJAR
Pada modul 3.3 tentang Pengelolaan program yang berdampak positif
pada murid, saya sangat tertarik, berbahagia untuk terus bersemangat
karena banyak hal baru yang saya dapatkan. Hal baru yang saya
dapatkan adalah menyusun program yang dapat
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Ternyata dalam
menyusun program itu harus sesuai dengan Choice, Voice dan
ownership murid yang terlibat dalam program-program sekolah baik
intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler, selain itu juga ada
karakteristik lingkungan. Guru hanya memfasilitasi tetapi yang
menentukan dan membuat pilihan sendiri adalah murid. Saya tertantang
untuk menyusun program berdasarkan asset yang ada di sekolah
melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, mentoring, hingga evaluasi.
Saya terdorong untuk mengajak murid agar menjadi pemimpin
pembelajaran dan menciptakan “well being” bagi dirinya.
APA YANG SUDAH BAIK BERKAITAN DENGAN
KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJAR

·Program sekolah dapat berdampak positif pada murid, maka kita harus dapat
meningkatkan kesempatan untuk mendorong kepemimpinan murid di dalam setiap
tahapan pengelolaan program atau kegiatan (baik saat tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program atau kegiatannya), agar efektif, sekolah perlu
mendorong keterlibatan komunitas. 1. komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri
orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb) 2. komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya
dapat terdiri teman sesama murid, guru) 3. komunitas sekolah (anggotanya dapat
terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan,
tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb) 4. komunitas sekitar sekolah (anggotanya
dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat setempat, puskesmas, tokoh agama
setempat, dsb) 5. komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi
masyarakat, dunia usaha, media, universitas, DPR, dsb)
APA YANG PERLU DIPERBAIKI TERKAIT DENGAN
KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJAR

··Komunitas adalah bentuk dari aset sosial yang dimiliki sekolah yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di
sekolah. Yang dimaksud dengan komunitas disini dapat terdiri dari murid, guru, orang
tua, orang dewasa lain yang ada di sekitar murid, dan masyarakat atau lingkungan
sekitar, yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
proses belajar murid. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
sendiri, telah mengamanatkan tentang pentingnya kemitraan antara sekolah dengan
orang tua dan masyarakat. Kemitraan ini disebut dengan “Tri Sentra Pendidikan”.
Kemitraan tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan,
saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam
membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi
KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN
KEMATANGAN DIRI PRIBADI

··Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan


kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang
kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil
pelajar Pancasila dalam dirinya.
·Jika guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menyuarakan
pendapatnya maka akan banyak sekali ide yang menarik untuk program
atau kegiatan di sekolah. sehingga murid dapat menjadi agen perubahan
ANALISIS UNTUK
IMPLEMENTASI DALAM
KONTEKS CGP
MEMUNCULKAN PERTANYAAN KRITIS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KONSEP MATERI DAN
MENGGALINYA LEBIH JAUH

setelah mempelajari modul ini saya merenung apakah bisa saya


menumbuhkembangkan kepemimpinan murid? Apa saya bisa
mengimplementasikan hasil proses pembelajaran yang saya lakukan
dalam kehidupan nyata di sekolah dengan mengutamakan voice,
choice dan ownership dalam mewujudakn student agency ini?
MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI
DENGAN PEMIKIRAN PRIBADI SEHINGGA
TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU
Murid sesungguhnya memiliki kemampuan yang luar biasa. Murid tidak hanya sekadar mampu
menerima instruksi guru saja, namun memiliki potensi yang sesungguhnya harus dikuatkan dengan
memberikan kesempatan mereka memekarkan potensi dan menguatkan kepemimpinannya.
Melibatkan murid mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program sangat penting
dilakukan. Dengan demikian, sekolah hendaknya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan
budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan yang
dapat mewujudkan kepemimpinan murid.
Menerapkan program yang berpihak pada murid salah satunya yaitu mengakomodir suara, pilihan,
dan kepemilikan murid. Kepemimpinan murid sesungguhnya sesuatu yang hendaknya ditumbuhkan
dengan cara memberikan kesempatan kepada murid untuk bersuara, menentukan pilihan, dan
kepemilikan murid. Kondisi saat ini adalah murid belum terbiasa dan belum percaya diri untuk
mengemukakan pikiran, pilihan,dan kepemilikan murid. Butuh usaha yang sungguh-sungguh dalam
menuntun mereka agar memiliki jiwa kepemimpinan. Selain itu, lingkungan sekolah belum
sepenuhnya memberikan atmosfer dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid. Sehingga,
merancang program yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid penting dilakukan.
MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS
ASAL CGP (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)

·Banyak program yang dapat membuat murid merdeka dalam memberikan suara,
menentukan pilihan, dan kepemilikan murid. Cara pandang guru terhadap murid
sangat menentukan seperti apa guru akan memperlakukan muridnya dalam
pembelajaran. Ketika guru memandang murid dengan segala potensi dan kelebihan
yang dimiliki murid, maka murid akan senantiasa dilibatkan dalam berbagai hal, tidak
hanya sekadar penerima instruksi atau bahkan hanya menjadi penonton saja. Ketika
atmosfer merdeka belajar kita terapkan dengan meyakini bahwa murid memiliki
potensi yang luar biasa, maka kita pun dapat melepaskan sekat-sekat belenggu murid
dalam mengemukakan pendapat, pilihan, dan kepemilikan murid sehingga
kepenmimpinan murid akan terwujud.Memaknai merdeka belajar dengan meyakini
setiap murid memiliki potensinya menjadikan pembelajaran semakin bermakna.
MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS
ASAL CGP (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)

. Dengan kebermaknaan tersebut, harapannya akan mewujudkan Profil Pelajar


Pancasila yang diharapkan. Oleh karena itu, butuh komitmen dan kolaborasi dalam
mewujudkan hal tersebut. Komitmen untuk senantiasa mewujudkan pembelajaran
yang berpihak pada murid serta kolaborasi dalam mewujudkan budaya positif dalam
memekarkan potensi murid menjadi kunci memerdekakan murid.
MEMUNCULKAN ALTERNATIF SOLUSI
TERHADAP TANTANGAN YANG
DIIDENTIFIKASI

melakukan koordinasi dengan kepala sekolah tentang pentingnya


pengadaan program yang mengutamakan kepemimpinan murid
sehingga kepala sekolah akan mensiasati anggaran dana yang
harus dipersiapkan untuk pelaksanaan program kegiatan.
MEMBUAT
KETERHUBUNGAN
PENGALAMAN MASA LALU

Dulu saya aktif di Rohis, disana saya diajarkan tentang banyak hal
tentang kewajiban menuntut ilmu, rajin belajar, mengajak orang
untuk berbuat baik, hormat terhadap orang tua dan guru.
Pengalaman tersebut terbawa hingga kini bagaimana kita harus
selalu mengajak orang untuk berbuat kebaikan, hal ini yang secara
tidak langsung membentuk kepemimpinan dalam murid hingga
terbawa dalam kehidupan sehari-hari
PENERAPAN DI MASA MENDATANG

Saya akan berusaha mengembangkan student agency ini dengan


memperhatikan suara, pilihan dan kepemilikan murid.
sebagai guru saya tidak dapat mengerjakannya sendiri perlu
bantuan pihak lain dari linngkup terdekat hingga komunitas yang
lebih besar. SSehingga penting untuk kolaborasi dalam
mewujudkan kepemimpinan murid di sekolah
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI
Tujuan pendidikan menurut KHD adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat,
pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat anak
sehingga dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak. Seorang pendidik harus melibatkan murid dalam
KETERKAITAN menyusun program yang berdampak pada murid sehingga dapat
MODUL 1.1 mengembangkan keterampilan murid dan bermanfaat baik sebagai individu
DENGAN maupun masyarakat. Proses menuntun yang dilakukan guru untuk
memerdekakan belajar murid akan cepat terrealisasi dengan program-program
MODUL 3.3
sekolah yang berdampak pada murid. Program-program sekolah yang
mengarahkan dan menuntun murid untuk bisa hidup sesuai dengan kodrat alam
dan zamannya. Segala potensi yang dimiliki murid akan berkembang secara
maksimal dengan adanya program yang berdampak pada murid.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Seorang pemimpin harus mampu memastikan modal manusia yang dimiliki


sekolah utamanya guru agar dapat menerapkan nilai-nilai guru penggerak
dalam kesehariannya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan
berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut harus dipedomani guru agar
kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat
KETERKAITAN mengembangkan kepemimpinan murid. Kaitan dengan peran saya sebagai
MODUL 1.2 guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar. Menuntun kekuatan
DENGAN kodrat pada murid dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya
MODUL 3.3 melalui program berdampak pada murid. Memetakan aset/sumber daya
guna melaksanakan program, menggunakan pendekatan Inkuri Apresiatif
model BAGJA, strategi MELR dan manajemen resiko untuk memastikan
program yang berdampak pada murid.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Visi guru penggerak berkaitan dengan bagaimana menciptakan


lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan
program sekolah yang berpihak pada murid. Dalam menyusun
program, sekolah akan merancang sebuah program yang dapat
dirasakan dan berdampak pada pengembangan murid dan sekolah itu
KETERKAITAN
sendiri. Program yang berdampak murid akan didapatkan dengan
MODUL 1.3
menyusun program tersebut secara kolaboratif dan memanfaatkan
DENGAN
kekuatan yang dimiliki. Kekuatan yang dikembangkan agar memiliki
MODUL 3.3
kekhasan sendiri yang membedakan dengan sekolah lainnya. Proses
penyusunan program tersebut mengimplementasikan tahapan BAGJA
dengan menerapkan pendekatan inkuiri apresiatif.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Melalui pengelolaan program yang berdampak pada murid,


seorang pemimpin akan dapat memberikan dampak positif demi
KETERKAITAN terwujudnya budaya positif di lingkungan sekolah. Perubahan
MODUL 1.4 positif yang dilakukan secara konsisten akan melahirkan budaya
DENGAN positif dengan demikian modul ini pun berkaitan dengan modul
MODUL 3.3 1.4 tentang budaya positif.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Seorang guru memiliki kemampuan dalam melaksanakan


pembelajaran berdiferensiasi sehingga pembelajaran yang
KETERKAITAN berpihak pada murid akan bermakna bagi murid. Kebutuhan
MODUL 2.1 belajar murid yang beragam menjadi dasar guru dalam menyusun
DENGAN program yang berdampak pada murid dan
MODUL 3.3 menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Ide-ide cemerlang
murid akan keluar dengan adanya program sekolah yang
melibatkan murid.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Sebagai seorang guru kita harus memahami sisi sosial emosional


murid, sehingga dapat mengembalikan kesadaran penuh murid.
KETERKAITAN Dengan demikian mereka akan dapat berkembang dengan
MODUL 2.2 maksimal dan melaksanakan program sekolah dengan rasa
DENGAN tenang, fokus, nyaman, termotivasi dan bertanggung jawab.
MODUL 3.3
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Sebagai seorang guru kita harus memahami sisi sosial emosional


murid, sehingga ketika ada murid kita yang mengalami
KETERKAITAN permasalahan maka kita akan dapat memberikan layanan berupa
MODUL 2.3 coaching. Coaching bertujuan untuk memberikan kesempatan
DENGAN kepada murid untuk menemukan dan menggali potensi-potensi
MODUL 3.3 yang dimilikinya untuk dapat dikembangkan. Dengan demikian
dalam mengelola program yang berdampak pada murid coaching
dapat digunakan sebagia strategi dalam mengembangkan sumber
daya murid.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Pada modul ini seorang pemimpin sudah mempelajari bagaimana


caranya mengambil sebuah keputusan dengan sebaik-baiknya
KETERKAITAN ketika berada dalam situasi dilema etika. Agar keputusan yang
MODUL 3.1 diambil bersifat efektif dan efisien terkait rancangan program yang
DENGAN ingin dilakukan, maka harus memperhatikan 4 paradigma, 3
MODUL 3.3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
untuk memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut
berpihak pada murid agar terwujud merdeka belajar.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL
LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Segala aset/kekuatan/potensi yang dimiliki sekolah haruslah


dipetakan, dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung dan
KETERKAITAN mewujudkan program yang berdampak pada murid. Berfokus
MODUL 3.2 pada kekuatan maka perencanaan dan pengelolaan program yang
DENGAN berdampak pada murid dapat terencana dengan baik. Program
MODUL 3.3 yang berdampak pada murid akan cepat dan tepat terlaksana jika
aset-aset dimiliki sekolah dapat dimaksimalkan.
INFORMASI YANG DIDAPAT DARI ORANG
ATAU SUMBER LAIN DI LUAR BAHAN AJAR
PGP.

Dalam sumber lain untuk mewujudkan student agency selain


memperhatikan elemen voice, choice dan ownership juga harus
diperhatikan engagement (keterlibatan siswa), motivation (motivasi
siswa), purpose (tujuan) juga self efficacy (keyakinan dalam diri
seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki bahwa ia mampu
melakukan sesuatu)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai