YULIANI
CGP 8
KABUPATEN BEKASI
MODUL 3.3
FASILITATOR DAN
PENGAJAR PRAKTIK
·Program sekolah dapat berdampak positif pada murid, maka kita harus dapat
meningkatkan kesempatan untuk mendorong kepemimpinan murid di dalam setiap
tahapan pengelolaan program atau kegiatan (baik saat tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program atau kegiatannya), agar efektif, sekolah perlu
mendorong keterlibatan komunitas. 1. komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri
orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb) 2. komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya
dapat terdiri teman sesama murid, guru) 3. komunitas sekolah (anggotanya dapat
terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan,
tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb) 4. komunitas sekitar sekolah (anggotanya
dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat setempat, puskesmas, tokoh agama
setempat, dsb) 5. komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi
masyarakat, dunia usaha, media, universitas, DPR, dsb)
APA YANG PERLU DIPERBAIKI TERKAIT DENGAN
KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJAR
··Komunitas adalah bentuk dari aset sosial yang dimiliki sekolah yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di
sekolah. Yang dimaksud dengan komunitas disini dapat terdiri dari murid, guru, orang
tua, orang dewasa lain yang ada di sekitar murid, dan masyarakat atau lingkungan
sekitar, yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
proses belajar murid. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
sendiri, telah mengamanatkan tentang pentingnya kemitraan antara sekolah dengan
orang tua dan masyarakat. Kemitraan ini disebut dengan “Tri Sentra Pendidikan”.
Kemitraan tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan,
saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam
membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi
KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN
KEMATANGAN DIRI PRIBADI
·Banyak program yang dapat membuat murid merdeka dalam memberikan suara,
menentukan pilihan, dan kepemilikan murid. Cara pandang guru terhadap murid
sangat menentukan seperti apa guru akan memperlakukan muridnya dalam
pembelajaran. Ketika guru memandang murid dengan segala potensi dan kelebihan
yang dimiliki murid, maka murid akan senantiasa dilibatkan dalam berbagai hal, tidak
hanya sekadar penerima instruksi atau bahkan hanya menjadi penonton saja. Ketika
atmosfer merdeka belajar kita terapkan dengan meyakini bahwa murid memiliki
potensi yang luar biasa, maka kita pun dapat melepaskan sekat-sekat belenggu murid
dalam mengemukakan pendapat, pilihan, dan kepemilikan murid sehingga
kepenmimpinan murid akan terwujud.Memaknai merdeka belajar dengan meyakini
setiap murid memiliki potensinya menjadikan pembelajaran semakin bermakna.
MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS
ASAL CGP (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
Dulu saya aktif di Rohis, disana saya diajarkan tentang banyak hal
tentang kewajiban menuntut ilmu, rajin belajar, mengajak orang
untuk berbuat baik, hormat terhadap orang tua dan guru.
Pengalaman tersebut terbawa hingga kini bagaimana kita harus
selalu mengajak orang untuk berbuat kebaikan, hal ini yang secara
tidak langsung membentuk kepemimpinan dalam murid hingga
terbawa dalam kehidupan sehari-hari
PENERAPAN DI MASA MENDATANG