PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID
Slamet Wiyono Wahyu Utomo CGP Angkatan 9
CGP, Pengajar Praktik, dan Fasilitator
Slamet Riyadi Mardomo Susanto Slamet Wiyono
Fasilitator Pengajar Praktik Wahyu Utomo CGP Angkatan 9 Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN YANG Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh dari BARU SAJA DIPEROLEH modul 3.3. Saya baru menyadari pentingnya peran guru dalam EMOSI-EMOSI YANG menciptakan program yang melibatkan murid, baik dalam DIRASAKAN TERKAIT kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. PENGALAMAN BELAJAR Murid memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam proses APA YANG SUDAH BAIK pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai pengawas dan BERKAITAN DENGAN pendamping. Ketika murid mengambil peran aktif dalam KETERLIBATAN DIRINYA pembelajaran mereka, hubungan antara guru dan murid berubah DALAM PROSES BELAJAR menjadi kemitraan. Ketika murid memimpin proses pembelajaran APA YANG PERLU DIPERBAIKI mereka (agency), mereka memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan TERKAIT DENGAN dalam proses pembelajaran mereka. Tugas guru adalah KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJA menciptakan lingkungan yang mendorong budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam pemikiran, niat, KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN pelaksanaan, dan refleksi tindakan mereka KEMATANGAN DIRI PRIBADI
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN YANG Emosi-emosi yang saya alami sehubungan dengan pengalaman BARU SAJA DIPEROLEH belajar ini sangat positif. Saya merasa senang karena EMOSI-EMOSI YANG mendapatkan pengetahuan baru yang sangat menarik dan DIRASAKAN TERKAIT bermanfaat. Hal ini telah membuka pikiran saya untuk terus PENGALAMAN BELAJAR meningkatkan kualitas pengajaran saya dan memberikan yang APA YANG SUDAH BAIK terbaik untuk murid. Saya merasa tertantang untuk merancang BERKAITAN DENGAN program-program pendidikan yang melibatkan peran aktif murid KETERLIBATAN DIRINYA dan memanfaatkan aset yang ada di sekolah dengan baik. Saya DALAM PROSES BELAJAR yakin bahwa prinsip "dari murid untuk murid" akan membantu APA YANG PERLU DIPERBAIKI menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik TERKAIT DENGAN KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJA
KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN KEMATANGAN DIRI PRIBADI
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN YANG Setelah mengikuti modul ini, saya mengidentifikasi beberapa BARU SAJA DIPEROLEH aspek positif dalam keterlibatan saya dalam proses belajar. EMOSI-EMOSI YANG Pertama, saya menyadari bahwa sebagai pemimpin pembelajaran, DIRASAKAN TERKAIT langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, mentoring, dan PENGALAMAN BELAJAR evaluasi program sangat penting. Ini memberikan landasan yang APA YANG SUDAH BAIK kuat untuk program-program yang efektif. Selanjutnya, saya BERKAITAN DENGAN memahami betapa pentingnya seorang guru dalam menyusun KETERLIBATAN DIRINYA program yang memberi murid suara, pilihan, dan kepemilikan. Ini DALAM PROSES BELAJAR menciptakan rasa keterlibatan yang lebih dalam dan membuat APA YANG PERLU DIPERBAIKI pembelajaran menjadi lebih berarti bagi murid. Dengan demikian, TERKAIT DENGAN saya telah mengidentifikasi aspek-aspek positif dalam peran KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJA saya sebagai pemimpin pembelajaran dan menyusun program yang mengutamakan partisipasi aktif murid. KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN KEMATANGAN DIRI PRIBADI
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN YANG Setelah memahami modul ini, saya merasa perlu untuk lebih BARU SAJA DIPEROLEH mendengarkan suara anak dan memberi mereka kesempatan EMOSI-EMOSI YANG untuk memilih dan berpartisipasi dalam program-program yang DIRASAKAN TERKAIT kami susun. Ini akan meningkatkan rasa memiliki mereka PENGALAMAN BELAJAR terhadap program-program tersebut. Selain itu, saya menyadari APA YANG SUDAH BAIK nilai dan peran penting guru penggerak dalam mengelola program BERKAITAN DENGAN yang berdampak pada murid. Semangat inovasi dan tekad untuk KETERLIBATAN DIRINYA memberikan yang terbaik bagi murid-murid mendorong saya DALAM PROSES BELAJAR untuk terus belajar dan mengajak mereka menjadi pemimpin APA YANG PERLU DIPERBAIKI dalam proses pembelajaran, sehingga menciptakan keadaan yang TERKAIT DENGAN lebih baik bagi mereka. Ini berimplikasi pada perkembangan KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJA kompetensi dan kematangan pribadi saya sebagai pemimpin pembelajaran. KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN KEMATANGAN DIRI PRIBADI
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN/MATERI PEMBELAJARAN YANG Setelah memahami modul ini, saya merasa kompetensi diri saya BARU SAJA DIPEROLEH sebagai seorang guru dan calon guru penggerak semakin terlatih. EMOSI-EMOSI YANG Saya menjadi paham bagaimana cara menumbuhkembangkan DIRASAKAN TERKAIT kepemimpinan murid dengan adanya program yang dibuat oleh PENGALAMAN BELAJAR sekolah, baik intrakurikuler, ko-kurikuler, maupun APA YANG SUDAH BAIK ekstrakurikuler. Ke depan, saya akan mencoba mengaplikasikan BERKAITAN DENGAN pengetahuan yang saya miliki untuk dapat membuat program yang KETERLIBATAN DIRINYA berdampak positif bagi murid di sekolah. DALAM PROSES BELAJAR Keterkaitan terhadap kematangan diri pribadi yaitu saya menjadi APA YANG PERLU DIPERBAIKI lebih peduli terhadap program-program apa yang ada di sekolah TERKAIT DENGAN saya terutama yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJA murid, program yang baik dan layak sehingga murid akan memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan terhadap kegiatan yang ada di KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN sekolah. KEMATANGAN DIRI PRIBADI
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP MEMUNCULKAN PERTANYAAN KRITIS YANG BERHUBUNGAN Setelah mempelajari modul 3.3, saya mulai memikirkan program DENGAN KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH apa yang dapat dilakukan di sekolah saya yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Apakah saya mampu MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN mengimplementasikan hasil dari proses pembelajaran yang saya PRIBADI SEHINGGA TERGALI lakukan ke dalam kehidupan nyata di sekolah dengan WAWASAN (INSIGHT) BARU mengutamakan suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS (ownership) murid? Sebagai guru, saya tentu tidak bisa sendiri ASAL CGP (BAIK TINGKAT dalam mewujudkan kepemimpinan murid di sekolah, namun perlu SEKOLAH MAUPUN DAERAH) adanya dukungan dari berbagai pihak, seperti kepala sekolah, MEMUNCULKAN ALTERNATIF rekan guru lain, orang tua murid, masyarakat sekitar, sampai SOLUSI TERHADAP dengan komunitas lain yang lebih luas. Kerjasama diperlukan TANTANGAN YANG DIIDENTIFIKASI untuk dapat saling bersinergi agar memiliki satu visi, satu tujuan RENCANA IMPLEMENTASI (PRAKTIK) yang sama-sama menginginkan terwujudnya student agency. SESUAI KONTEKS TEMPAT CGP MENGAJAR (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
MEMUNCULKAN PERTANYAAN KRITIS YANG BERHUBUNGAN Pada modul 3.3 ini, kepemimpinan murid dapat terwujud ketika DENGAN KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan, dan MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi PRIBADI SEHINGGA TERGALI pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman kepada WAWASAN (INSIGHT) BARU orang lain dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS belajar. Dari situlah saya mulai berpikir, kepemimpinan murid ASAL CGP (BAIK TINGKAT tidaklah mudah dibentuk begitu saja dalam waktu yang singkat, SEKOLAH MAUPUN DAERAH) akan tetapi perlu dukungan berbagai pihak, membutuhkan waktu MEMUNCULKAN ALTERNATIF yang tidak sebentar, dan butuh usaha yang tidak sedikit. SOLUSI TERHADAP Andaikan semua sekolah di Indonesia mengutamakan TANTANGAN YANG DIIDENTIFIKASI terwujudnya student agency ini, maka anak-anak generasi bangsa RENCANA IMPLEMENTASI (PRAKTIK) akan lebih adaptif terhadap perkembangan zaman, lebih kreatif SESUAI KONTEKS TEMPAT CGP dalam mencari solusi dalam kehidupan sehari-hari dan lebih MENGAJAR (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH) matang dalam bertindak dan berpikir.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
MEMUNCULKAN PERTANYAAN Tantangan yang dihadapi adalah banyak program sekolah 1 KRITIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH yang belum memperhatikan kepemimpinan siswa (Student MENGOLAH MATERI YANG agency). Program hanya dilaksanakan sesuai dengan DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN kebiasaan dan belum memperhatikan aspek suara, pilihan, PRIBADI SEHINGGA TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU dan kepemilikan siswa. Program juga belum MENGANALISIS TANTANGAN memaksimalkan peran komunitas dan aset yang tersedia. YANG SESUAI DENGAN KONTEKS ASAL CGP (BAIK TINGKAT Untuk itu, perlu adanya pemahaman tentang pengelolaan SEKOLAH MAUPUN DAERAH) program yang berdampak positif bagi siswa sehingga MEMUNCULKAN ALTERNATIF program-program tersebut bisa dievaluasi pelaksanaan SOLUSI TERHADAP dan kedepan berubah menjadi program yang berpihak TANTANGAN YANG DIIDENTIFIKASI pada siswa. RENCANA IMPLEMENTASI (PRAKTIK) SESUAI KONTEKS TEMPAT CGP MENGAJAR (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
MEMUNCULKAN PERTANYAAN Latar belakang pendidikan masyarakat di lingkungan 2 KRITIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH sekitar yang rendah, sehingga berdampak pada motivasi MENGOLAH MATERI YANG belajar siswa yang rendah juga. Siswa hanya menganggap DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN sekolaha dalah kewajiban dan rutinitas yang dilakukan PRIBADI SEHINGGA TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU setiap hari, mereka berpikir “asal datang ke sekolah” saja MENGANALISIS TANTANGAN namun kurang menggali potensi diri untuk masa depannya YANG SESUAI DENGAN KONTEKS ASAL CGP (BAIK TINGKAT kelak. SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
MEMUNCULKAN ALTERNATIF SOLUSI TERHADAP TANTANGAN YANG DIIDENTIFIKASI RENCANA IMPLEMENTASI (PRAKTIK) SESUAI KONTEKS TEMPAT CGP MENGAJAR (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
MEMUNCULKAN PERTANYAAN Solusi terhadap permasalahan/tantangan terkait 1 KRITIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH program yang belum mewakili suara, pilihan, dan MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN kepemilikan siswa adalah dengan mengevaluasi PRIBADI SEHINGGA TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU program dengan memanfaatkan peran komunitas MENGANALISIS TANTANGAN yang ada. Komunitas dalam sekolah bisa memiliki YANG SESUAI DENGAN KONTEKS ASAL CGP (BAIK TINGKAT peran dalam membuat atau mengevaluasi program- SEKOLAH MAUPUN DAERAH) program yang belum berpihak kepada siswa. MEMUNCULKAN ALTERNATIF SOLUSI TERHADAP TANTANGAN YANG DIIDENTIFIKASI RENCANA IMPLEMENTASI (PRAKTIK) SESUAI KONTEKS TEMPAT CGP MENGAJAR (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
MEMUNCULKAN PERTANYAAN Memberikan program-program yang variatif dan 2 KRITIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH berkualitas, disesuaikan dengan minat dan potensi MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN siswa akan membuat mereka mulai tertarik dalam PRIBADI SEHINGGA TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU mengikuti berbagai program sekolah, sehingga MENGANALISIS TANTANGAN lama kelamaan mereka mulai terbiasa dan akan YANG SESUAI DENGAN KONTEKS ASAL CGP (BAIK TINGKAT terlihat potensi anak sesuai dengan bakatnya. SEKOLAH MAUPUN DAERAH) Program yang dibuat tentunya mengutamakan MEMUNCULKAN ALTERNATIF suara, pilihan, dan kepemilikan siswa sehingga SOLUSI TERHADAP TANTANGAN YANG mereka akan merasa nyaman menjadi bagian dari DIIDENTIFIKASI RENCANA IMPLEMENTASI (PRAKTIK) program tersebut. SESUAI KONTEKS TEMPAT CGP MENGAJAR (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
MEMUNCULKAN PERTANYAAN KRITIS YANG BERHUBUNGAN Program yang saya rencanakan adalah kegiatan kokurikuler “Siap DENGAN KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH SNBT 2024”. Program "Siap SNBT 2024" dilatarbelakangi adanya kebutuhan yang mendesak bagi calon lulusan Kelas XII MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN dalam upaya mempersiapkan mereka untuk melanjutkan ke PRIBADI SEHINGGA TERGALI jenjang yang lebih tinggi (kuliah). Seleksi Nasional Berdasarkan WAWASAN (INSIGHT) BARU Tes (SNBT) adalah sistem seleksi terintegrasi untuk calon MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi ASAL CGP (BAIK TINGKAT negeri maupun swasta di Indonesia. Program SIAP SNBT SEKOLAH MAUPUN DAERAH) merupakan program ko-kurikuler dengan memberikan MEMUNCULKAN ALTERNATIF bimbingan/pendalaman materi, latihan soal-soal tes, dsb. Oleh SOLUSI TERHADAP karena itu, program ini dirancang untuk memberikan peluang TANTANGAN YANG DIIDENTIFIKASI lebih banyak kepada siswa-siswa untuk bisa melanjutkan kuliah RENCANA IMPLEMENTASI (PRAKTIK) dan bisa diterima di perguruan tinggi sesuai pilihannya. SESUAI KONTEKS TEMPAT CGP MENGAJAR (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
MEMBUAT KETERHUBUNGAN PENGALAMAN MASA Saat saya masih menjadi murid SMA, pengalaman saya mengikuti LALU program yang diadakan oleh sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Kegiatan tersebut kini saya rasakan PENERAPAN DI MASA manfaatnya dalam hal pengembangan diri dan keterampilan hidup. MENDATANG Saya dilatih menjadi murid yang disiplin, bertanggungjawab, peduli sesama dan tangguh. Pengalaman tersebutlah yang kini KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN ikut melekat dalam kepribadian saya. Sehingga saya menyadari DARI MODUL LAIN YANG betapa pentingnya memberikan pengalaman-pengalamanbelajar TELAH DIPELAJARI yang berdampak positif bagi kehidupan murid kelak. Pengalaman INFORMASI YANG DIDAPAT itulah yang secara tidak langsung dapat menumbuhkembangkan DARI ORANG ATAU SUMBER jiwa kepemimpinan murid. LAIN DI LUAR BAHAN AJAR PGP
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA Pemahaman yang baik terhadap modul 3.3 tentang pengelolaan LALU program yang berdampak pada siswa ini akan saya terapkan mulai dari sekarang dan selanjutnya. Saya akan mengevaluasi program- PENERAPAN DI MASA program pembelajaran yang sudah saya lakukan akan lebih MENDATANG memberikan dampak positif bagi siswa dengan memperhatikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan. Saat membuat program KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN baru, saya juga akan memperhatikan ketiga aspek tersebut dan DARI MODUL LAIN YANG memperhatikan karakteristik lingkungan yang sesuai dengan TELAH DIPELAJARI siswa. INFORMASI YANG DIDAPAT DARI ORANG ATAU SUMBER LAIN DI LUAR BAHAN AJAR PGP
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 1.1 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Filosofi dan metafora "Menumbuhkan padi" yang diperkenalkan oleh Ki KONSEP ATAU PRAKTIK Hajar Dewantara memiliki makna mendalam dalam konteks BAIK YANG DILAKUKAN pembelajaran berpusat pada murid. Kita diajak untuk memahami bahwa DARI MODUL LAIN YANG dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang efektif, kita perlu TELAH DIPELAJARI merancang ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan murid, seperti proses pertumbuhan padi sesuai dengan INFORMASI YANG DIDAPAT kodratnya. Dalam merancang program pembelajaran, baik itu yang DARI ORANG ATAU SUMBER terintegrasi dalam kurikulum (intrakurikuler), kegiatan di luar kurikulum LAIN DI LUAR BAHAN AJAR PGP (kokurikuler), atau kegiatan ekstrakurikuler, murid harus selalu menjadi fokus utama. Dengan demikian, pendekatan ini menggarisbawahi pentingnya memahami dan memenuhi kebutuhan serta potensi unik setiap murid dalam proses pembelajaran.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 1.2 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Dalam upaya menyusun dan mengelola program yang berdampak pada KONSEP ATAU PRAKTIK murid, penting bagi guru untuk menjunjung nilai-nilai seperti mandiri, BAIK YANG DILAKUKAN reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Nilai-nilai ini DARI MODUL LAIN YANG harus menjadi landasan bagi guru dalam perencanaan dan pelaksanaan TELAH DIPELAJARI kegiatan sehingga dapat memberikan pengaruh positif pada murid. INFORMASI YANG DIDAPAT Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini, guru dapat memberikan ruang DARI ORANG ATAU SUMBER bagi murid untuk mengembangkan kapasitas mereka dalam mengelola LAIN DI LUAR BAHAN AJAR pembelajaran mereka sendiri. Hal ini memungkinkan potensi PGP kepemimpinan murid untuk berkembang dengan optimal. Guru memiliki peran sebagai pendamping yang membimbing murid dalam proses ini, sehingga pengembangan potensi kepemimpinan mereka sesuai dengan karakteristik, konteks, dan kebutuhan individu tetap terjaga, sambil tetap menjaga kontrol yang diperlukan
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 1.3 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Visi seorang guru penggerak sangat berkaitan dengan menciptakan KONSEP ATAU PRAKTIK lingkungan pembelajaran yang berfokus pada kesejahteraan murid dan BAIK YANG DILAKUKAN menjalankan program sekolah dengan dukungan berbagai pemangku DARI MODUL LAIN YANG kepentingan dalam mendukung ekosistem pembelajaran yang berpihak TELAH DIPELAJARI pada murid. Dengan memanfaatkan pendekatan Inquiri Apresiatif (IA) INFORMASI YANG DIDAPAT dan model 5D cycle (BAGJA) dalam perencanaan, guru penggerak dapat DARI ORANG ATAU SUMBER mengapresiasi kekuatan dan potensi murid serta menciptakan LAIN DI LUAR BAHAN AJAR lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka. Model 5D cycle PGP (BAGJA) memberikan panduan komprehensif untuk perencanaan yang melibatkan berbagai pihak dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai visi lingkungan pembelajaran yang berpihak pada murid dan berdampak positif bagi semua pemangku kepentingan sekolah.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 1.4 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid KONSEP ATAU PRAKTIK diharapkan akan menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah. BAIK YANG DILAKUKAN Budaya positif ini melibatkan lingkungan yang mendukung DARI MODUL LAIN YANG perkembangan siswa, terutama dalam menghormati dan memahami TELAH DIPELAJARI kodrat individu anak-anak. Dalam lingkungan belajar yang penuh INFORMASI YANG DIDAPAT dengan budaya positif, siswa diajak untuk berkomunikasi dua arah DARI ORANG ATAU SUMBER dengan guru, dan nilai-nilai pendidikan karakter ditanamkan dalam LAIN DI LUAR BAHAN AJAR upaya mendukung pelaksanaan program sekolah yang berdampak PGP positif pada murid. Dengan demikian, diharapkan budaya positif ini akan memengaruhi perilaku siswa secara positif dan membantu mencapai tujuan program pendidikan yang lebih luas.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 2.1 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid KONSEP ATAU PRAKTIK tidak terlepas dari pemahaman terhadap kebutuhan individu murid, BAIK YANG DILAKUKAN seperti tingkat kesiapan belajar mereka, minat belajar, dan profil belajar DARI MODUL LAIN YANG masing-masing siswa. Seorang guru penggerak diberi bekal untuk TELAH DIPELAJARI memahami betapa pentingnya fokus pada kebutuhan murid, karena INFORMASI YANG DIDAPAT setiap murid memiliki kebutuhan unik. Kepahaman akan keragaman ini DARI ORANG ATAU SUMBER menjadi landasan untuk merancang program yang akan memberikan LAIN DI LUAR BAHAN AJAR dampak positif pada murid. Keragaman ini, justru menjadi aset yang PGP berharga karena memungkinkan guru untuk merancang program- program yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu murid, sehingga memastikan bahwa program tersebut dapat berdampak positif sesuai dengan keunikan masing-masing murid
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 2.2 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Dalam perencanaan program yang berdampak pada murid, KONSEP ATAU PRAKTIK sangat penting bagi guru untuk mengintegrasikan pembelajaran BAIK YANG DILAKUKAN social emosional. Ini diperlukan agar memfasilitasi kesadaran DARI MODUL LAIN YANG penuh (mindfulness) pada murid. Saat program berjalan, murid TELAH DIPELAJARI dapat merasakan ketenangan, fokus, empati, motivasi, dan INFORMASI YANG DIDAPAT DARI ORANG ATAU SUMBER tanggung jawab terhadap pilihan-pilihan mereka. Teknik LAIN DI LUAR BAHAN AJAR mindfulness menjadi strategi yang efektif dalam PGP mengembangkan lima kompetensi sosial yang didasarkan pada orientasi yang berpihak pada murid dan berdampak positif pada perkembangan anak.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 2.3 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Coaching memiliki peran penting dalam menggali potensi dan KONSEP ATAU PRAKTIK meningkatkan kinerja murid, terutama ketika mereka harus mencari BAIK YANG DILAKUKAN solusi untuk permasalahan yang timbul saat menjalankan program DARI MODUL LAIN YANG yang berdampak pada murid. Dalam hal ini, sikap kreatif, inovatif, TELAH DIPELAJARI dan berpikir kritis dari murid sangat diperlukan untuk menciptakan INFORMASI YANG DIDAPAT lingkungan belajar yang memungkinkan mereka menjadi pelajar DARI ORANG ATAU SUMBER yang mandiri. Coaching memberikan kesempatan kepada murid LAIN DI LUAR BAHAN AJAR untuk berkembang dan mengembangkan kemampuan berpikir PGP pribadi mereka. Oleh karena itu, dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat menjadi strategi efektif dalam mengembangkan potensi murid.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 3.1 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Seorang pemimpin pembelajaran adalah individu yang KONSEP ATAU PRAKTIK bertanggung jawab untuk menciptakan perubahan yang positif BAIK YANG DILAKUKAN dan bekerja sama dengan orang lain. Untuk memastikan DARI MODUL LAIN YANG keputusan yang diambil dalam perencanaan program adalah TELAH DIPELAJARI efektif dan efisien, ada tiga prinsip berpikir, empat paradigma INFORMASI YANG DIDAPAT DARI ORANG ATAU SUMBER pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengujian dan LAIN DI LUAR BAHAN AJAR pengambilan keputusan yang perlu diperhatikan oleh pemimpin PGP pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa percaya diri, keamanan, dan kebahagiaan bagi murid dan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 3.3 PENERAPAN DI MASA MENDATANG Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, KONSEP ATAU PRAKTIK sangat penting untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan BAIK YANG DILAKUKAN aset atau sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Ini akan DARI MODUL LAIN YANG TELAH DIPELAJARI membantu dalam penggunaan yang efektif dari sumber INFORMASI YANG DIDAPAT daya tersebut. Dengan berfokus pada kekuatan yang ada, DARI ORANG ATAU SUMBER perencanaan dan pengelolaan program yang berdampak LAIN DI LUAR BAHAN AJAR pada murid dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif. PGP Hal ini harus menjadi perhatian bersama bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Student Agency adalah kemampuan siswa sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri. Mengutip tulisan dari buku PENERAPAN DI MASA Student Agency in the Classroom: Honoring Student Voice in the MENDATANG Curriculum karya Margaret Vaughn, Student Agency memberikan KONSEP ATAU PRAKTIK rasa memiliki dalam pembelajaran siswa. Tidak bisa saya pungkiri, BAIK YANG DILAKUKAN Kurikulum Merdeka menciptakan ruang terbuka lebih banyak DARI MODUL LAIN YANG untuk tumbuh dan berkembangnya Student Agency. Untuk TELAH DIPELAJARI INFORMASI YANG DIDAPAT mengembangkan Student Agency nya, para pembelajar merdeka DARI ORANG ATAU SUMBER dapat memaksimalkan aspek VCO, yakni Voice (suara), Choice LAIN DI LUAR BAHAN AJAR PGP (pilihan), dan Ownership (kepemilikan) dalam proses pembelajaran mereka.
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
PENGALAMAN MASA LALU Menumbuhkembangkan Student Agency berarti menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan profil positif PENERAPAN DI MASA dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai MENDATANG pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya. Oleh KONSEP ATAU PRAKTIK karenanya guru dapat mengambil peran sebagai berikut :Bangun BAIK YANG DILAKUKAN Ekosistem Pembelajaran yang Positif DARI MODUL LAIN YANG 1. Pembelajaran Berdiferensiasi TELAH DIPELAJARI INFORMASI YANG DIDAPAT 2. Gunakan berbagai Teknik dalam Pembelajaran DARI ORANG ATAU SUMBER 3. Jadilah Mitra Belajar Bagi Siswa LAIN DI LUAR BAHAN AJAR PGP 4. Lakukan Refleksi 5. Belajar dan Bagikan (Sumber : https://guruinovatif.id/artikel/peran-guru-dalam-menumbuhkan- student-agency-di-kelas)
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
THANK YOU
Presentation by Slamet Wiyono Wahyu Utomo | CGP Angkatan 9 | Kab. Wonogiri
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu