Anda di halaman 1dari 196

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI BARISAN DAN

DERET BERBASIS CHALLENGE BASED LEARNING


UNTUK SISWA SMA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SARAH MAWIRA
NIM: 11160170000030

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
ABSTRAK

Sarah Mawira (NIM: 11160170000030), “Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan


dan Deret Berbasis Challenge Based Learning untuk Siswa SMA”. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, 2022.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar menggunakan model pembelajaran


Challenge Based Learning pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA. Model
pembelajaran challenge based learning merupakan model pembelajaran yang
menggabungkan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek, dimana
dalam proses pembelajarannya siswa diberikan masalah-masalah dan melakukan kegiatan
untuk menemukan solusinya. Subjek uji coba yang diambil menggunakan teknik purposive
sampling pada 21 siswa kelas XI SMAN 7 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation). Hasil penelitian menurut penilaian ahli
menunjukan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memiliki kriteria sangat layak
berdasarkan aspek cakupan materi, tata bahasa, teknik penyajian dan tampilan, model
challenge based learning serta penilaian pembelajaran dengan skor persentase 85,041%.
Adapun penilaian menurut respon siswa berdasarkan aspek kesesuaian konten materi, kondisi
fisik dan manfaat penggunaan bahan ajar dengan skor persentase 81,97% dan termasuk pada
kriteria sangat baik serta dapat digunakan dalam pembelajaran matematika kelas XI tingkat
SMA/MA.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Challenge Based Learning, Materi Barisan dan Deret,
Model Pengembangan ADDIE.
ABTRACT

Sarah Mawira (NIM: 11160170000030), “The Development of Teaching Material on


Sequences and Series Using Challenge Based Learning for Senior High School Students”.
Thesis, Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Science.
Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, 2022.

This study aims develop teaching materials using challenge based learning on sequences and
series for senior high school student. The Challenge based learning model is the learning
model that combine problem based learning and project based learning, where in learning
process students are given problems and carry out activities to find solutions. The trial
subjects were taken using purposive sampling techniques on 21 eleven grade student of
SMAN 7 Kota Tangerang Selatan. The method used in this research is development research
with the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation).
The result of study according to expert judgment indicate that the teaching material
developed have good criteria based on the aspect of material coverage, language,
presentation and display techniques, challenge based learning model and learning
assessments with a percentage 85,041%. The assessment according to student responses
based on the aspect of the suitability of material content, physical conditions and benefits of
use have good criteria with a percentage 81,97%. Thus, this teaching material is included in
a good criteria and can be used in class XI mathematics learning.

Keywords: Challenge based learning, Sequences and Series Material, ADDIE Development
Model.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kenikmatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program
studi pendidikan matematika. Penulis menyadari masih terdapat banyak kendala yang dialami
selama penulisan. Namun, berkat doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
4. Dr. Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam proses penulisan
skripsi ini.
5. Alm Dr. Kidup Supriyadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam
proses penulisan skripsi ini. Semoga beliau diberikan tempat terbaik disisi-Nya.
6. Maifalinda Fatra, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
arahan, nasihat, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Finola Marta Putri, M.Pd, Rosita Mahmudah, S.Pd, Ani Wahyu Sumawijaya, S.Pd,
Eko Nugroho, S.Pd, Pratutitama Yon Nawati, S.Pd, dan Amaliyah Setiawan, S.Pd
selaku validator yang telah memberikan saran pada pengembangan bahan ajar pada
penelitian ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan berlangsung. Semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
9. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dan memotivasi, menyediakan dan memberikan pinjaman literatur yang
dibutuhkan.
10. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam proses administrasi.
11. Muhaji Joko Tingkir, S.Pd selaku kepala sekolah SMAN 7 Kota Tangerang Selatan
yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian.
12. Terkhusus untuk kedua orang tua Bapak Muhadiyono dan Ibu Suprapti yang tak
henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis. Serta untuk Ikhsan Ahmadinejad yang mendengarkan
keluh kesah penulis dan seluruh keluarga besar yang menjadi kekuatan bagi penulis
untuk semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat tersayang selama perkuliahan yaitu Nor Iswahyu Rini, S.Pd, Jihan
Firda Yanti, S.Pd, Sarah Yunita Sari, dan Rofifah Hasna Alwinda,S.Pd yang selalu
menemani, memberikan bantuan, serta menghadirkan canda tawa selama berkuliah di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14. Seluruh teman-teman Mationtysixth (Pendidikan Matematika 2016) khususnya kelas
A, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan indah yang tidak terlupakan. Kakak
kelas angkatan 2015 dan 2014 serta Adik kelas angkatan 2017 dan 2018 jurusan
Pendidikan Matematika yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama proses
pengerjaan skripsi ini.
15. Teman-teman semasa sekolah dulu, Ai, Agnes, Annisa, Dini, Dhilla, Elva, Nuke,
Namira, Syara, Tasya, Visca, dan Viola yang telah memberikan dukungan, doa dan
semangat.
16. Nilas Adam Al Islami yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan dan
doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta selalu dan semoga
seterusnya membersamai dalam suka maupun duka.
17. Last but not least, I wanna thank me, for believing on me, for doing all this hard
work, for not give up to this and for just being me at all time.
Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan semua bantuan, semangat, dukungan,
bimbingan, masukan dan doa yang telah diberikan kepada penulis menjadi berkah dan
rahmat dari Allah SWT. Aamiin ya Robbal’alamin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Tangerang, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................................. i
ABTRACT...................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. x
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 6
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ............................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 7
G. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 7
BAB II........................................................................................................................................ 8
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 8
A. Deskripsi Teoritik ........................................................................................................... 8
1. Model Pembelajaran Challenge Based Learning ........................................................ 8
2. Materi Barisan dan Deret .......................................................................................... 14
3. Bahan Ajar................................................................................................................. 18
B. Bahan Ajar Berbasis Challenge Based Learning pada Materi Barisan dan Deret ....... 22
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 25
D. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 26
BAB III .................................................................................................................................... 30
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................... 30
A. Model Pengembangan ................................................................................................... 30
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................................... 30
1. Tahap Analysis .......................................................................................................... 30
2. Tahap Design............................................................................................................. 30
3. Tahap Development ................................................................................................... 31
4. Tahap Implementation ............................................................................................... 31
5. Tahap Evaluation ...................................................................................................... 31
C. Desain Uji Coba ............................................................................................................ 31
D. Subjek Uji Coba ............................................................................................................ 31
E. Teknik dan Instrumen Penelitian .................................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 34
G. Teknik Analisis Data..................................................................................................... 34
BAB IV .................................................................................................................................... 37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 37
A. Analisis (Analysis) ........................................................................................................ 37
B. Desain (Design) ............................................................................................................ 42
C. Pengembangan (Development) ..................................................................................... 44
D. Implementasi (Implementation) .................................................................................... 56
E. Evaluasi (Evaluation).................................................................................................... 57
F. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................................ 57
G. Keterbatasan Penelitian ................................................................................................. 59
BAB V ..................................................................................................................................... 60
PENUTUP................................................................................................................................ 60
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 62
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 65
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Tabel Persentase Penguasaan Siswa pada Soal UN SMA/MA Tahun 2019 ............ 3

Tabel 2. 1 Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ................................................. 18


Tabel 2. 2 Sintaks Pembelajaran CBL sebagai Bahan Ajar ..................................................... 23

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Validasi oleh Ahli ................................................................... 32


Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa .......................................................................... 33
Tabel 3. 3 Pedoman Skor Instrumen ........................................................................................ 34
Tabel 3. 4 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk ..................................................... 35

Tabel 4. 1 Analisis KI, KD dan Indikator Pembelajaran ......................................................... 40


Tabel 4. 2 Sintaks Pembelajaran CBL sebagai Bahan Ajar ..................................................... 41
Tabel 4. 3 Hasil Validasi Bahan Ajar olrh Para Ahli ............................................................... 51
Tabel 4. 4 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ali terhadap Aspek Cakupan Materi ................... 52
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli tehadap Aspek Tata Bahasa ......................... 52
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Teknik Penyajian dan
Tampilan .................................................................................................................................. 53
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Model Challenge Based
Learning ................................................................................................................................... 53
Tabel 4. 8 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Penilaian Pembelajaran ...... 53
Tabel 4. 9 Hasil Angket Respon Bahan Ajar oleh Siswa ........................................................ 56
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Batang Nilai UN 2019 SMA/MA IPA .................................................... 3

Gambar 2. 1 Kerangka Challenge Based Learning ................................................................. 11


Gambar 2. 2 Contoh Barisan Aritmatika ................................................................................. 14
Gambar 2. 3 Contoh Barisan Geometri.................................................................................... 15
Gambar 2. 4 Peta Kebutuhan Bahan Ajar Barisan dan Deret .................................................. 23
Gambar 2. 5 Gambar Contoh Soal dengan Tantangan ............................................................ 25
Gambar 2. 6 Gambar Contoh Soal tanpa Tantangan ............................................................... 25
Gambar 2. 7 Bagan Kerangka Berpikir.................................................................................... 29

Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Nilai Ulangan Siswa ........................................................... 38


Gambar 4. 2 Diagram Batang Bahan Ajar yang Digunakan .................................................... 38
Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Kesulitan Belajar Materi Barisan dan Deret ....................... 39
Gambar 4. 4 Pembuatan Cover Bahan Ajar ............................................................................. 45
Gambar 4. 5Pembuatan Halaman Depan ................................................................................. 45
Gambar 4. 6 Pengetikan Kata Pengantar ................................................................................. 46
Gambar 4. 7 Pembuatan Daftar Isi ........................................................................................... 46
Gambar 4. 8 Pengetikan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran ... 47
Gambar 4. 9 Pengetikan Petunjuk Penggunaan ....................................................................... 47
Gambar 4. 10 Pengetikan tiap Kegiatan Belajar ...................................................................... 48
Gambar 4. 11 Pengetikan Review pada tiap Kegiatan Belajar ................................................. 48
Gambar 4. 12Pengetikan Latihan Soal..................................................................................... 49
Gambar 4. 13Pengetikan Daftar Pustaka ................................................................................. 50
Gambar 4. 14Pengetikan Kunci Jawaban ................................................................................ 50
Gambar 4. 15 Ringkasan Materi Sebelum dan Sesudah Perbaikan ......................................... 54
Gambar 4. 16 Simbol pada Halaman Depan Sebelum dan Sesudah Perbaikan....................... 54
Gambar 4. 17 Lembar Latihan Soal ......................................................................................... 55
Gambar 4. 18 Keterangan pada Gambar Sebelum dan Setelah Perbaikan .............................. 55
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Wawancara Guru Matematika ................................................................ 66


Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Matematika .................................................................... 68
Lampiran 3 Angket Siswa Pra Penelitian ................................................................................ 70
Lampiran 4 Hasil Angket Siswa Pra Penelitian ....................................................................... 72
Lampiran 5 Instrumen Uji Validasi Ahli ................................................................................. 75
Lampiran 6 Angket Respon Siswa ........................................................................................... 78
Lampiran 7 Surat Permohonan Menjadi Validator Bahan Ajar............................................... 80
Lampiran 8 Hasil Uji Validasi Ahli ......................................................................................... 82
Lampiran 9 Revisi Bahan Ajar .............................................................................................. 103
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................................... 111
Lampiran 11 Surat Keterangan Melakukan Riset .................................................................. 112
Lampiran 12 Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli ............................................ 113
Lampiran 13 Perhitungan Data Angket Respon Siswa .......................................................... 116
Lampiran 14 Hasil Uji Plagiarisme........................................................................................ 118
Lampiran 15 Uji Referensi..................................................................................................... 120
Lampiran 16 Produk Akhir .................................................................................................... 130
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadian
mereka. Sistem pendidikan nasional saat ini dihadapkan oleh tantangan yang besar untuk
menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global. Melalui
pendidikan hendaknya tidak hanya membuat siswa menguasai konsep yang diajarkan,
tetapi juga mengembangkan potensi yang dimiliki siswa untuk mampu menghadapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari saat ini maupun yang
akan datang. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 3 tentang fungsi
dan tujuan pendidikan nasional. Penjelasannya disampaikan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1

Guru adalah salah satu penentu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan . Guru
juga memiliki peranan yang besar dalam membentuk pengalaman belajar siswa. Selain
penguasaan materi, seorang guru hendaknya mampu mengembangkan bahan ajar dengan
menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran yang inovatif. Hal
ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, motivasi, aktifitas, dan hasil
belajar siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.2
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun
secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan

1
Departemen Pendidikan Nasional, Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf), 2003, h. 3 Diakses pada tanggal 2 Oktober 2020
pukul 17.07
2
Reni, Jasruddin dan A.Asmawati Azis. Thesis : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Challenge Based
Learning (Cbl) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa
Kelas Xi Ipa 4 Man Pinrang Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia (Universitas Negeri Makassar).

1
2

penelaahan implementasi pembelajaran.3 Peran guru dalam mempersiapkan bahan ajar


dengan model pembelajaran yang sesuai merupakan salah satu aspek yang harus
dikembangkan. Penggunaan bahan ajar yang tepat sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran di dalam kelas masih berjalan secara konvensional dan bahan ajar
yang digunakan masih sebatas buku paket. Hal ini juga sejalan dengan wawancara yang
peneliti lakukan terhadap salah satu guru SMA kelas XI di Tangerang Selatan, bahwa
bahan ajar utama yang digunakan adalah buku paket dari salah satu penerbit. Sejalan
dengan penelitian Alina, yang menyebutkan bahwa kegiatan belajar matematika di dalam
kelas cenderung hanya menggunakan buku paket. Buku paket yang digunakan pun
berbeda dari buku teks pelajaran yang tersedia di perpustakaan sekolah. Buku paket hanya
berisikan penjelasan materi secara singkat dan langsung dilanjutkan dengan soal-soal,
tanpa adanya contoh soal dan kunci jawaban atas soal-soal yang diberikan.4 Hal ini
merupakan salah satu faktor tidak tercapainya tujuan pembelajaran matematika yang
diharapkan. Buku paket dinilai tidak mampu menjadi satu-satunya sumber belajar dalam
mendukung pembelajaran yang di dalam kelas.5
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dengan jam pelajaran terlama dalam
pembelajaran di kelas. Hal ini ditunjukkan banyaknya alokasi waktu yang diberikan untuk
mata pelajaran matematika di sekolah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan di semua satuan pendidikan mulai
dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan perguruan tinggi, bahkan setelah
penjurusan yang bukan non-eksak-pun. Hal ini menunjukan bahwa matematika adalah
salah satu bidang studi yang menduduki peran penting dalam sistem pendidikan di
6
Indonesia.
Namun kenyataannya dengan banyaknya alokasi waktu yang diberikan, tidak
sebanding dengan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran matematika. Tidak
tercapainya tujuan pembelajaran matematika juga menunjukkan rendahnya kemampuan
matematis siswa. Hal ini tergambar dari hasil Programme for International Student

3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Jogjakarta: DIVA Press, 2015), h.17.
4
Alina Hanifa Hermawan, Skripsi: Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan CPA (Concrete-Pictorial-
Abstract) Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Konsep Fungsi. (Jakarta: UIN Jakarta,
2020) h. 1
5
Fitri Sholihah, Skripsi: ―Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Pada Materi Limit Fungsi”(Jakarta:
UIN Jakarta,2015), h.6.
6
Ibid. h.1
3

Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD) pada tahun 2018 memperoleh rata-rata skor 379. Skor ini turun
dari tahun 2015 yaitu 386. Indonesia juga menempati peringkat 73 dari 78 negara yang
mengikuti tes tersebut.7 Skor rata-rata Indonesia sangat jauh dari skor rata-rata OECD
sebesar 489. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa masih terbilang
rendah dibanding dengan negara lain.
Hal ini sejalan dengan data rata-rata nasional nilai Ujian Nasional tingkat SMA/MA
IPA tahun 20198, dimana mata pelajaran dengan rata-rata nilai terendah adalah
matematika. Berikut gambaran statistik nilai capaian Ujian Nasional pada tahun 2019
tingkat SMA/MA IPA :

Gambar 1.1
Diagram Batang Nilai UN 2019 SMA/MA IPA
Berdasarkan data nila rata-rata UN SMA/MA IPA tahun 2019, nilai rata-rata
matematka merupakan mata pelajaran yang terendah dibandingkan mata pelajaran lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang masih merasa kesulitan pada pelajaran
matematika, lebih khusus lagi pada materi barisan dan deret. Berikut persentase
penguasaan siswa pada soal matematika UN tingkat SMA/MA tahun 2019 nasional pada
indikator materi barisan dan deret. :
Tabel 1. 1
Tabel Persentase Penguasaan Siswa pada Soal UN SMA/MA Tahun 2019
No Indikator yang Diuji Nasional
1 Menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan deret geometri. 50,17
2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan deret geometri tak hingga. 30,89
3 Menyelesaikan masalah non-rutin berkaitan dengan barisan/deret aritmatika. 3,85
7
OECD, “PISA 2018 Insight and Interpretations”,
https://www.oecd.org/pisa/PISA%202018%20Insights%20and%20Interpretations%20FINAL%20PDF.pdf
diakses pada 3 April 2020 pukul 21.30
8
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Laporan Hasil UN https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/hasil-un/
diakses pada tanggal 2 November 2020, Pukul 21.38 WIB
4

Berdasarkan tabel, salah satu materi yang memiliki persentase penguasaan siswa yang
rendah adalah barisan dan deret. Rendahnya penguasaan siswa ini menandakan materi
barisan dan deret merupakan salah satu materi yang dianggap sulit bagi siswa. Penelitian
yang dilakukan oleh Nurdin,dkk menunjukan bahwa siswa lebih senang menghapal atau
mengingat suatu prosedur dan aturan tertentu dan kurang mendalamnya pengetahuan
konseptual siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih terampil dalam menyelesaikan
permasalahan matematika termasuk barisan dan deret secara prosedural dan akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan matematika yang memerlukan
pemahaman suatu konsep.9 Siswa harus bisa membuat model matematika dari soal
tersebut untuk dapat menyelesaikannya seperti soal aplikasi dalam kehidupan sehari –
hari. Siswa yang hanya terbiasa menghapalkan prosedur atau aturan yang terbatas pada
soal – soal dengan prosedural yang sederhana akan kesulitan ketika menghadapi soal yang
sedikit lebih kompleks.10
Peneliti juga melakukan angket kepada beberapa siswa SMA di daerah Tangerang.
Dari hasil angket kebutuhan bahan ajar oleh 21 siswa, masih terdapat kesulitan yang
dihadapi pada pembelajaran matematika khususnya materi barisan dan deret seperti tidak
hafal rumus dan ketidakmampuan memahami konsep dan pola bilangan untuk
menyelesaikan suatu masalah. Hal ini juga didukung hasil wawancara oleh guru
matematika bahwa permasalahan utama dari pembelajaran matematika di kelas adalah
siswa yang pasif dalam pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh (online).
Menyikapi permasalahan yang timbul, maka diperlukan suatu bahan ajar dengan
model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa.
Sebuah model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar melalui bekerja
(learning by doing) dengan didasarkan pada fenomena sehari-hari (kontekstual), maupun
permasalahan yang sedang dihadapi.
Pembelajaran sambil bekerja salah satunya dapat diterapkan melalui pembelajaran
berbasis tantangan (Challenge Based Learning/CBL). Challenge Based Learning adalah
sebuah model mengajar yang menggabungkan pembelajaran berdasarkan masalah,
pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran kontekstual yang difokuskan pada
permasalahan nyata dalam dunia. Challenge Based Learning menjadikan penyelesaian

9
Lasmi Nurdin, Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan Berdasarkan Teori APOS (Action, Processe,
Object, and Shceme), (Malang: Universitas Negeri Malang,2005) h.8
10
Elfa Oktavia Irsadi, Skripsi : Desain Didaktis Pembelajaran Matematika pada Konsep Pola Bilangan, Barisan
dan Deret Aritmatika di Sekolah Menengah Kejuruan (Jakarta: UIN Jakarta, 2019) h. 3
5

masalah sebagai tujuan utama, memberikan akses pada peralatan abad 21, mengharuskan
siswa bekerja secara kolaborasi dan mengatur waktu di bawah bimbingan guru.
Challenge Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang memulai
pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari atau
permasalahan kontekstual maupun permasalahan yang berasal dari isu-isu global lalu
dilakukan sebuah perencanaan untuk menyelesaikannya. Dalam Challenge Based
Learning, siswa ditantang untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadirkan atau
proyek yang harus diselesaikan atau juga dapat berasal dari fenomena untuk didiskusikan.
Penyelesaian yang dilakukan hendaknya berupa sebuah tindakan nyata dan solusi yang
didapatkan hendaknya berasal dari hal-hal sederhana yang biasa mereka temukan
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fairazatunnisa, dkk menyebutkan bahwa siswa yang menggunakan model pembelajaran
challenge based learning menjadi lebih aktif dalam memunculkan pertanyaan dan
memberikan gagasan kreatif selama pembelajaran. Siswa juga terbiasa untuk
mengidentifikasi setiap tantangan dan mengambil kesimpulan sebagai solusi dari
tantangan yang diberikan.11
Dalam proses pembelajaran Challenge Based Learning , guru menghadirkan ide besar
atau gagasan utama yang meliputi keseluruhan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Ide besar didapatkan dari hal-hal yang akrab dan sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan ide besar yang telah dihadirkan akan muncul
pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tantangan yang harus diselesaikan oleh siswa. Proses
pembelajaran akan menjadi kegiatan pemandu bagi siswa dalam menyelesaikan
tantangan, selain itu siswa juga dibantu dengan pertanyaan pemandu dan sumber-sumber
pemandu. Hasil akhir dari proses pembelajaran adalah solusi dari tantangan yang telah
diberikan. Pembelajaran yang demikian akan merangsang kemampuan siswa sehingga
siswa diharapkan mampu menguasai materi barisan dan deret.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge
Based Learning bagi siswa SMA”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
menghasilkan bahan ajar matematika materi barisan dan deret yang layak dan dinilai
praktis.

11
Fairazatunnisa, Gelar Dwirahayu dan Eva Musyrifah, “Challenge Based Learning dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel” . Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan Universitas Pahlawan Vol 3 No. 5, 2021, h. 1949.
6

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Kreatifitas guru dalam mengembangkan bahan ajar matematika masih kurang
2. Kemampuan siswa masih rendah pada materi barisan dan deret
3. Kurangnya variasi bahan ajar yang tersedia terutama pada materi barisan dan
deret.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalahnya antara lain:
1. Bahan ajar yang dihasilkan adalah bahan ajar berbasis Challenge Based Learning
yang berisi materi barisan dan deret SMA yang terdiri dari barisan aritmatika,
deret aritmatika, barisan geometri, deret geometri serta permasalahan yang
melibatkan barisan dan deret.
2. Pembelajaran challenge based learning yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pembelajaran yang secara umum memiliki tiga tahapan berikut, yaitu (1)
Engage (Mengikutsertakan), (2) Investigate (Menyelidiki) dan (3) Act(Bertindak)
3. Model pengembangan yang akan digunakan adalah model ADDIE.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbasis challenge based learning pada
meteri barisan dan deret untuk siswa SMA yang memenuhi kriteria kelayakan?
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar berbasis challenge based learning pada
meteri barisan dan deret untuk siswa SMA yang memenuhi kriteria kelayakan?

E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan


Produk yang dihasilkan pada pengembangan ini adalah bahan ajar berupa modul kelas XI
SMA pada pokok bahasan barisan dan deret dengan spesifikasi produk yang
dikembangkan adalah sebagai berikut:
7

1. Bahan ajar cetak berupa modul ini didesain khusus dengan menggunakan model
Challenge Based Learning. Modul berisi serangkaian soal atau masalah yang
harus dikerjakan oleh siswa yang telah disesuaikan dengan langkah-langkah
model pembelajarn Challenge Based Learning.
2. Bahan ajar di desain agar dapat dipelajari oleh siswa baik secara kelompok
maupun individu.

F. Tujuan Penelitian
Berikut ini beberapa tujuan yang ingin dicapai peneliti pada penelitian ini, yaitu :
1. Menghasilkan bahan ajar berbasis challenge based learning pada meteri barisan
dan deret untuk siswa SMA yang memenuhi kriteria kelayakan
2. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar berbasis challenge based learning pada
meteri barisan dan deret untuk siswa SMA.

G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait
dengan bidang pendidikan, khususnya mengenai pengembangan bahan ajar dalam proses
pembelajaran.
1. Bagi siswa, yaitu memperoleh bahan ajar berbasis challenge based learning pada
materi barisan dan deret yang memberikan kemudahan dalam belajar.
2. Bagi guru, yaitu memudahkan proses pembelajaran dengan bahan ajar berbasis
challenge based learning pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA
3. Bagi sekolah, yaitu memberikan sumber belajar alternatif yang dapat digunakan
siswanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi peneliti lain, yaitu sebagai referensi untuk mengembangkan bahan ajar
berbasis challenge based learning untuk materi lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Challenge Based Learning
Terdapat beberapa istilah yang dikenal dalam prosses pembelajaran seperti
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran. Perpaduan
antara pendekatan, strategi dan metode pembelajaran menciptakan suatu model
pembelajaran. Model itu sendiri memiliki arti sebagai sesuatu yang menggambarkan
adanya pola berpikir.12
Menurut KBBI, model adalah pola (contoh; acuan, ragam, dan sebagainya) dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan13. Sebuah model biasanya didefinisikan sebagai
keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya
untuk mengimplementasikan sebuah teori dan membandingkan setiap variabel dalam teori
tersebut.
Menurut Joyce dkk, model pembelajaran adalah suatu gambaran dari lingkungan
belajar, termasuk perilaku guru selama pembelajaran.14 Sedangkan menurut Nurdyansyah
dan Eni, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membuat kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas yang lain.15 Selain itu, model
pembelajaran juga diartikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan proses
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.16
Berdasarkan penjabaran diatas, model pembelajaran adalah sebuah rencana yang
digunakan untuk membentuk pembelajaran, merancang bahan pembelajaran dan
membimbing pembelajaran di kelas serta memiliki tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan model pembelajaran challenge
based learning. Kerangka model pembelajaran Challenge based Learning (CBL) muncul

12
Jamal Mirdad, Model-Model Pembelajaran(Empat Rumpun Model Pembelajaran), Jurnal Pendidikan dan
Sosial Islam Vol.2 No.1, 2020, h. 15
13
KBBI. https://kbbi.web.id/model diakses pada 3 April 2020 pukul 13.00
14
Shilphy A. Octavia, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), h. 12.
15
Nurdyansyah dan Eni Fariyarul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, Sidoarjo: Nizamia Learning Center,
2016, h. 34.
16
Shilphy A. Octavia, Op.Cit.

8
9

dari proyek yang dilakukan oleh Apple Classrooms of Tomorrow – Today” (ACOT2).
Proyek ini dimulai oleh Apple, Inc. pada tahun 2008 untuk mengidentifikasi prinsip-
prinsip desain penting dari lingkungan belajar abad ke-21.17 Kerangka model
pembelajaran Challenge based learning menurut Apple Inc antara lain18:
a. Mengubah ide besar menjadi tantangan
1) Guru menyajikan ide besar berupa masalah yang akan dijadikan sebagai suatu
tantangan untuk dipecahkan oleh siswa. Masalah tersebut merupakan fenomena
yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2) Guru dan siswa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah yang ada.
3) Melalui kegiatan brainstorming, siswa merumuskan beberapa pertanyaan penting
terkait dengan masalah yang disajikan. Pertanyaan penting adalah pertanyaan yang
dapat menggali pengetahuan awal siswa dan memberi penugasan kepada siswa
dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan tersebut berfungsi sebagai penghubung
antara ide besar dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menetapkan strategi sebagai pembangun solusi
1) Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi pengetahuan dengan pertanyaan
pemandu, sumber pemandu dan kegiatan pemandu untuk mengembangkan solusi
dan menjawab tantangan.
2) Siswa melakukan kegiatan pemandu dan menganalisis jawaban setiap pertanyaan
pemandu dari berbagai sumber.
c. Mengidentifikasi solusi
1) Setelah melakukan kegiatan pemandu dan menjawab pertanyaan pemandu, siswa
memiliki pengetahuan dasar untuk mengidentifikasi solusi yang mungkin.
2) Selanjutnya siswa harus memilih salah satu solusi melalui eksperimen, penelitian
atau pembuktian dan mengidentifikasi langkah-langkah untuk
mengimplementasikan rencananya dalam menemukan solusi.
d. Implementasi dan solusi
Setelah melakukan rencananya dan menemukan solusi, siswa memeriksa apakah
solusinya berhasil memecahkan tantangan yang diberikan atau tidak..
e. Publikasi dan refleksi

17
Mark Nichols, dkk, CBL Guide: Challenge Based Learning, (Redwood City, California: Digital Promise,
2016) h. 6
18
Apple, Inc, Challenge Based Learning A Classroom Guide, Apple, Inc, 2010, p. 9-15
10

1) Siswa mendokumentasikan pengalaman mereka dalam memecahkan tantangan


dengan audio, video, tulisan maupun foto.
2) Dokumentasi yang mereka hasilkan selanjutnya disebarkan secara daring untuk
sangat dianjurkan untuk mendapatkan komentar dan saran.
Menurut Johnson, challenge based learning merupakan model pembelajaran baru
yang menggabungkan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek dan
pembelajaran kontekstual dengan penekanan pada pemecahan masalah yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah dalam prosesnya merancang
masalah-masalah yang menuntut siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang penting,
membuat siswa mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri.
Sedangkan pembelajaran berbasis proyek menggunakan proyek atau kegiatan sebagai
pusat pembelajaran. Oleh karena itu, challenge based learning merupakan model
pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran
berbasis proyek, dimana siswa diberikan masalah selama proses pembelajaran dan
melakukan kegiatan untuk menemukan solusinya.
Menurut Mark Nichols, Challenge based Learning merupakan pengalaman belajar
kolaboratif dimana guru dan siswa bekerja sama untuk belajar tentang isu-isu yang
menarik, mengajukan solusi untuk masalah-masalah nyata dan mengambil tindakan atas
masalah tersebut. Sedangkan data terbaru yang dikeluarkan oleh Digital Promise and The
Challenge Institute menyederhanakan langkah-langkah Challenge based Learning yang
dikeluarkan oleh Apple Inc menjadi tiga fase yang saling berhubungan, yaitu : engage,
investigate dan act. Setiap tahapan mencakup kegiatan yang mempersiapkan siswa untuk
melangkah ke tahap selanjutnya. Pada Gambar 2.1 berikut ini merupakan kerangka
pembelajaran dengan model challenge based Learning berdasarkan desain Mark
Nichols.19

19
Mark Nichols, Ibid, h. 11
11

Gambar 2. 1
Kerangka Challenge Based Learning
Pada kerangka pembelajaran dengan model challenge based learning berdasarkan
desain Mark Nichols, yaitu :
a. Tahapan pertama yaitu mengikutsertakan (engage)
1) Guru menyajikan ide besar yang merupakan konsep luas yang terdapat di dalam
kehidupan dan dapat digali dengan berbagai cara.
2) Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual berdasarkan ide
besar yang diberikan. Pertanyaan penting yang dibuat oleh siswa memungkinkan
siswa untuk mengidentifikasi apa yang penting untuk diketahui tentang ide besar
dan mengkontekstualisasikannya. Dari pertanyaan penting tersebut, siswa dapat
merubah ide yang masih abstrak menjadi ide nyata dan fokus pada hal-hal yang
perlu diketahui.
3) Berdasarkan pertanyaan penting, tantangan diberikan dalam bentuk pertanyaan.
Kemudian siswa mengembangkan solusi untuk membuat jawaban yang spesifik
yang dapat menjawab tantangan tersebut.
b. Tahapan kedua yaitu menyelidiki (investigate)
4) Guru menyajikan pertanyaan pemandu yang mewakili pengetahuan awal yang
dibutuhkan siswa untuk mengembangkan solusi yang menjawab tantangan.
Mengkategorikan dan memprioritaskan pertanyaan akan menciptakan pengalaman
12

belajar yang terstruktur. Pertanyaan pemandu akan terus muncul dalam


pembelajaran.
5) Guru memberikan kegiatan pemandu dan sumber pemandu untuk menjawab
pertanyaan pemandu. Siswa mulai meninjau dan mengidentifikasi sumber yang
tersedia dan melakukan kegiatan pembimbing yang dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
6) Kegiatan pemandu memungkinkan siswa untuk menganalisis jawaban dan bekerja
sama dengan guru untuk merencanakan strategi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi solusi.
c. Tahapan ketiga yaitu bertindak (Act)
7) Solusi diperoleh dari kegiatan yang dilakukan selama tahap investigasi. Siswa
menerapkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya, mengevaluasi hasilnya
dan menilai apakah rencana tersebut berhasil memecahkan tantangan atau tidak.
Model pembelajaran Challenge based Learning menggunakan masalah dalam
kehidupan nyata sebagai tantangan dimana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilannya dalam memecahkan tantangan tersebut. Berdasarkan penjelasan-
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Challenge based
Learning merupakan model pembelajaran dengan tiga tahapan yaitu engage
(mengikutsertakan), investigate (menyelidiki), dan act (mengambil tindakan). Oleh karena
itu, peneliti akan menggunakan tahapan model pembelajaran Challenge based Learning
tersebut dalam penelitian pengembangan bahan ajar ini.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Challenge Based Learning dalam
Pengembangan Bahan Ajar
Model pembelajaran berbasis tantangan (challenge based learning) dimana ide besar
dihadirkan sehingga dapat mengakomodasi keseluruhan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Dalam model pembelajaran ini, bahan ajar akan berbagi informasi yang
membimbing siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka tentang masalah tertentu
dan membimbing siswa kepada tantangan yang harus dipecahkan sehingga siswa dapat
mengidentifikasikan masalah, membuat pertanyaan penting, menginvestigasi topik
menggunakan berbagai sumber materi dan menemukan berbagai kemungkinan solusi
sebelum mengidentifikasi alasan yang paling masuk akal.20 Siswa diharapkan dapat
menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada sehingga dapat meningkatkan kemampuan

20
Arif Abdul Haqq, Penerapan Challenge-based Learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis siswa SMA, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016), h. 71
13

pemecahan masalah. Pada penjelasan sebelumnya, pembelajaran Challenge based


Learning mempunyai tiga tahapan yaitu engage (mengikutsertakan), investigate
(menyelidiki), dan act (mengambil tindakan). Berikut rumusan langkah-langkah
Challenge based Learning yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Tahapan Engage (Mengikutsertakan)
1) Diberikan ide besar (big idea) pada bahan ajar berupa konteks yang luas yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan dapat digali dalam beberapa cara.
2) Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual berdasarkan ide
besar yang diberikan. Pertanyaan penting yang dibuat oleh siswa memungkinkan
siswa untuk mengidentifikasi apa yang penting untuk diketahui tentang ide besar
dan mengkontekstualisasikannya. Dari pertanyaan penting tersebut, siswa dapat
merubah ide yang masih abstrak menjadi ide nyata dan fokus pada hal-hal yang
perlu diketahui.
3) Berdasarkan pertanyaan penting, tantangan diberikan dalam bentuk pertanyaan.
Kemudian siswa mengembangkan solusi untuk membuat jawaban yang spesifik
yang dapat menjawab tantangan tersebut.
b. Tahapan Investigate (Menyelidiki)
4) Dalam bahan ajar tersaji pertanyaan pemandu yang mewakili pengetahuan awal
yang dibutuhkan siswa untuk mengembangkan solusi yang menjawab tantangan.
5) Selanjutnya terdapat kegiatan pemandu (guiding activities) dan sumber pemandu
(guiding resource) untuk menjawab pertanyaan pemandu. Siswa mulai meninjau
dan mengidentifikasi sumber yang tersedia dan melakukan kegiatan pemandu yang
dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut
6) Kegiatan pemandu memungkinkan siswa untuk menganalisis jawaban dan
merencanakan strategi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi solusi.
c. Tahapan Act (Mengambil Tindakan)
7) Solusi diperoleh dari kegiatan yang dilakukan selama tahap investigasi. Siswa
menerapkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya, mengevaluasi hasilnya
dan menilai apakah rencana tersebut berhasil memecahkan tantangan atau tidak
8) Siswa membuat keputusan sesuai kasus baru yang diberikan oleh guru pada bahan
ajar.
14

2. Materi Barisan dan Deret


Materi barisan dan deret merupakan materi yang sering ditemukan dalam
pembelajaran di sekolah. Hal ini dibuktikan dengan adanya materi ini pada sekolah tingkat
menengah pertama dan sekolah menengah atas. Berikut uraian materi barisan dan deret 21:
a. Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan-bilangan dimana beda (selisih)
diantara dua suku berurutan merupakan bilangan tetap.
Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-n dinyatakan dalam bentuk , yaitu
dimana konstan. Nilai konstan
ini disebut beda (selisih) barisan arimatika tersebut dan dilambangkan dengan huruf b.22
Misalnya :

Gambar 2. 2
Contoh Barisan Aritmatika
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih antar dua barisan berurutan yang
konstan yaitu 2, jadi barisan tersebut merupakan barisan aritmatika.
Untuk mencari beda atau selisihnya, dapat menggunakan rumus berikut :

Misalnya suku pertama dari barisan aritmatika dilambangkan dengan a dan bedanya
adalah b, maka suku-suku barisan aritmatika dapat dinyatakan sebagai berikut :

….
( )
Berdasarkan keteraturan diatas maka rumus umum suku ke-n barisan aritmatika adalah
( )

21
B.K. Noormandiri, Matematika untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Wajib (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2017). h. 211 -
22
Takwa, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Barisan Dan Deret Kelas Xi Man 1 Makassar.
(Skripsi UIN Alauddin Makassar ,2017) h. 28
15

b. Deret Aritmatika
Jika merupakan barisan aritmatika dengan
rumus suku ke-n adalah ( ) , maka penjumlahan dari masing-masing
suku ditulus dalam bentuk disebut dengan deret aritmatika
dan dilambangkan dengan .
Deret aritmatika adalah penjumlahan berurutan dari suku-suku barisan aritmatika.
Rumus umum jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah

( ( ) )

c. Barisan Geometri
Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan-bilangan dimana rasio (konstanta)
diantara dua suku berurutan merupakan bilangan tetap.
Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-n dinyatakan dalam bentuk , yaitu

dimana konstan. Nilai konstan ini disebut

pembanding atau rasio.


Misalnya :

Gambar 2. 3
Contoh Barisan Geometri
Barisan bilangan tersebut memiliki rasio antar dua barisan berurutan yang konstan yaitu
2, jadi barisan tersebut merupakan barisan geometri.
Untuk mencari rasio barisan geometri, dapat menggunakan rumus berikut:

Misalnya suku pertama dari barisan geometri dilambangkan dengan a dan rasionya
adalah r, maka suku-suku barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut :

….

Berdasarkan pola barisan diatas, rumus umum suku ke-n barisan geometri adalah
16

d. Deret Geometri
Jika merupakan barisan geometri dengan
rumus suku ke-n adalah , maka penjumlahan dari masing-masing suku
ditulis dalam bentuk disebut dengan deret geometri dan
dilambangkan dengan .
Deret geometri adalah penjumlahan berurutan dari suku-suku barisan geometri. Rumus
umum jumlah n suku pertama deret geometri adalah
( )

atau
( )

e. Deret Geometri Tak Hingga


Jumlah deret geometri tak hingga pertama kali ditemukan oleh Archimedes dengan
melakukan eksperimen menggunting selembar kertas yang berbentuk persegi. Hasil
eksperimennya menemukan bahwa, dalam interval , jumlah n suku pertama
suatu deret geometri tak hingga adalah

f. Masalah yang Melibatkan Barisan dan Deret


1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah peubagan secara kuantitas sebuah objek pada rentang waktu
tertentu dengan perubahan naik, astinya kuantitas objek tersebut selalu bertambah.
Secara umum, pertumbuhan ditulis

Dengan

Masalah pertumbuhan dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus barisan


geometri dengan rasio sebagai berikut
, persentase peningkatan pertumbuhan.
Sehingga rumusnya akan menjadi

( )
17

2) Peluruhan
Peluruhan adalah perubahan secara kuantitas sebuah objek pada rentang waktu
tertentu dengan perubahan turun, artinya kuantitas objek tersebut selalu berkurang.
Secara umum, peluruhan ditulis

Dengan

Masalah peluruhan dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus barisan geometri


dengan rasio sebagai berikut
, persentase peningkatan peluruhan.
Sehingga rumusnya akan menjadi

( )
3) Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan
akumulasi bunga pada periode-periode sebelumnya. Bunga majemuk memiliki
banyak variasi dan selalu berubah (tidak tetap) di setiap periodenya.
Jika modal sebesar diperbungakan dengan bunga majemuk per tahun dan
besar modal setelah tahun dinyatajan dengan , rumus nilai akhirnya adalah
( )
Masalah bunga majemuk juga diselesaikan dengan menggunakan rumus yang
digunakan pada barisan geomteri.
4) Anuitas
Anuitas adalah pembayaran dengan jumlah tetap yang harus dilakukan secara
periodik.
Adapun rumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar pada materi barisan dan deret
tingkat SMA/MA terdapat pada table berikut23

23
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar.
18

Tabel 2. 1
Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 3.6 Menggeneralisasi pola
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural bilangan dan jumlah pada
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu barisan Aritmatika dan
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan Geometri
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.6 Menggunakan pola barisan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan aritmetika atau geometri untuk
pengembangan dari yang dipelajarinya di menyajikan dan menyelesaikan
sekolah secara mandiri, dan mampu masalah kontekstual (termasuk
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas)

Materi mengenai barisan dan deret merupakan materi yang diajarkan di jenjang
SMP/MTs serta SMA/MA. Perbedaan materi fungsi yang diajarkan di SMP/MTs dan
SMA/MA yaitu materi barisan dan deret di SMP/MTs meliputi pola bilangan, barisan
aritmatika, barisan geometri, deret aritmatika, dan deret geometri. Sedangkan materi
barisan dan deret di SMA/MA meliputi barisan aritmatika, barisan geometri, deret
aritmatika, deret geometri, dan deret geometri tak hingga.

3. Bahan Ajar
Dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu memilih dan menyiapkan materi
ajar sesuai prinsip pengembangan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan. Untuk memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses
pembelajaran dan memudahkan siswa untuk mempelajarinya, guru perlu mengumpulkan
materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. Terdapat beberapa pengertian
19

tentang bahan ajar yang dikemukakan oleh para ahli. Bahan ajar berasal dari dua kata
yakni bahan atau material dan mengajar atau teaching.
Menurut Depdiknas, bahan ajar adalah segala jenis bahan yang disusun sebagai
seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar dan membantu siswa belajar.24 Menurut Panner,
bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.25 Sedangkan menurut
National Center for Vocational Education Research, bahan ajar adalah segala jenis bahan
yang digunakan oleh guru/instruktur untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas.26 Dengan bahan ajar, memungkinkan siswa mempelajari suatu kompetensi
atau kompetensi dasar secara berurutan dan sistematis sehingga siswa mampu menguasai
semua kompetensi secara utuh dan terpadu.27
Bahan ajar disiapkan untuk menjawab berbagai tujuan yang akan dicapai dalam
kurikulum yang sedang digunakan dan kemudian akan dicapai melalui pembelajaran di
kelas. Menurut Abdul Majid, bahan ajar disusun dengan memiliki beberapa tujuan.
Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut28: (1) Untuk membantu siswa
mempelajari sesuatu; (2) Menyediakan berbagai jenis bahan ajar; (3) Memudahkan guru
dalam melaksanakan pembelajaran; dan (4) Membuat kegiatan belajar mengajar menjadi
menarik.
Terdapat beberapa pendapat lain mengenai tujuan-tujuan disusunnya bahan ajar.
Secara umum tujuan bahan ajar itu disusun untuk: (1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni
bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta
didik; (2) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh; dan (3) Memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan fungsi dari bahan ajar dalam proses pembelajaran dibedakan menjadi dua,
yaitu (1) bagi guru, membantu guru menghemat waktu dalam proses pembelajaran di
kelas, mengubah peran guru menjadi seorang fasilitator, meningkatkan proses

24
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA, (Jakarta: Depdiknas, 2010), h. 27.
25
Andi Prastowo, Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar: Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah,
(Depok: Prenadamedia Group, 2018), h.51.
26
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet ke-7, 2015) h.174
27
Ibid, h.173
28
Ibid, h.60
20

pembelajaran menjadi lebih efektif dan menjadi alat evaluasi dalam penguasaan hasil
pembelajaran. (2) bagi siswa, siswa dapat belajar sendiri tanpa adanya guru, pembelajaran
dapat dilakukan kapan dan dimana saja, sebagai sumber belajar tambahan, membantu
siswa dalam mengembangkan pengetahuan sesuai dengan minat dan bakatnya.29
Dalam mengembangkan bahan ajar, terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan. Prinsip dalam mengembangkan bahan ajar diantaranya sebagai berikut: (1)
Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar; (2) Prinsip konsistensi artinya jika kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa ada empat macam, maka bahan ajarnya pun harus empat macam; dan
yang terakhir (3) Prinsip kecukupan adalah kecukupan materi dalam bahan ajar untuk
mencapai kompetensi seperti yang diajarkan oleh guru.
Menurut Direktorat Pembinaan SMA, jenis-jenis bahan ajar dikelompokkan menjadi30
:
a. Bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar kerja siswa,
wallchart, photo atau gambar, dan leaflet.
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disk video dan film.
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer
Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif.
e. Bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Dari keempat jenis bahan ajar diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat dua
jenis bahan ajar yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak. Bahan ajar cetak meliputi
hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar kerja siswa, wallchart, photo atau gambar,
dan leaflet. Pada penelitian ini, bahan ajar yang akan peneliti kembangkan merupakan
salah satu bentuk bahan ajar cetak yang dikemas secara lengkap dan sistematis yang
memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu
peserta didik menguasai tujuan pembelajaran.31 Bahan ajar ini bertujuan membuat peserta
didik belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga bahan ajar ini
paling tidak berisi tentang komponen pokok bahan ajar.32

29
Jajang Bayu Kelana dan Fadly Pratama, Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains, (Bandung: Lekkas,2019) h. 4-5
30
Direktorat Pembinaan SMA, Op. Cit.h.27
31
Taza Nur Utami, dkk. Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Science, Technology,
Engineering, And Mathematics (STEM) pada Materi Segiempat, Desimal: Jurna; Matematika UIN Raden Intan
Lampung, 2018 . h. 166
32
Taza Nur Utami, dkk. Loc.Cit.
21

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar ini, siswa dituntut untuk
belajar secara mandiri dan mampu memecahkan masalah dengan cara mengeluarkan ide-
ide yang baru. Dengan membagikan bahan ajar ini guru dapat melihat seberapa jauh siswa
mampu berpikir secara kreatif dalam memecahkan permasalahan yang terdapat pada soal.
Tujuan belajar yang diinginkan akan mudah dicapai siswa melalui proses pembelajaran
ini. Siswa juga akan lebih memahami materi secara menyeluruh.33
Menurut KBBI, karakteristik adalah mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan
tertentu.34 Berikut karakteristik dari bahan ajar yang akan peneliti kembangkan
diantaranya35: (1) Bahan ajar ini merupakan unit pengajaran terkecil dan terlengkap. (2)
Bahan ajar ini mencakup seperangkat kegiatan belajar yang terencana dan sistematis. (3)
bahan ajar memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara akurat dan spesifik. (4) Bahan
ajar memungkinkan siswa belajar sendiri karena bersifat self-instructional dan yang
terakhir (5) Bahan ajar ini menyadari bahwa setiap orang berbeda.
Bahan ajar yang akan peneliti kembangkan memiliki fungsi sebagai berikut36: (1)
Bahan ajar mandiri artinya bahan ajar dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa belajar sendiri. (2) Pengganti fungsi guru artinya bahan
ajar mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh
siswa sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia mereka. (3) Sebagai alat evaluasi artinya
siswa dapat menilai penguasaannya sendiri terhadap materi yang dipelajari. Dan yang
terakhir (4) Sebagai bahan referensi karena bahan ajar memuat berbagai materi yang
dipelajari oleh siswa.
Penyusunan atau pembuatan bahan ajar ini memiliki tujuan yang akan dicapai, berikut
tujuan penyusunan atau pembuatan bahan ajar, antara lain:37 (1) Agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dibawah bimbingan guru. (2) Agar peran guru tidak terlalu
dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. (3) Mengajarkan kejujuran pada
siswa. (4) Beradaptasi dengan tingkat dan kecepatan belajar siswa yang berbeda, bagi
siswa yang kecepatan belajarnya tinggi maka mereka dapat belajar lebih cepat serta
menyelesaikan bahan ajar dengan lebih cepat pula. Sedangkan bagi yang lambat, maka

33
Fiska komala sari, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran (Modul) berbantuan Geogebra Pokok Bahasan
Turunan. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung, Vol.7, No.2, 2016, h.136
34
KBBI, https://kbbi.web.id/karakteristik diakses pada tanggal 10 Maret 2021 pukul 12.23 WIB
35
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Jogjakarta: DIVA Press, 2015) h. 110
36
Nurlaeli, Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)
untuk Siswa Kelas XI SMA. Thesis Universitas Muhammadiyah Pureokerto,
37
Andi Prastowo, Op.Cit. h. 108-109.
22

akan dipersilahkan untuk mengulanginya kembali. Dan yang terakhir (5) Agar siswa dapat
mengukur sendiri kompetensinya pada materi yang telah dipelajari.
Dalam penyusunan atau pembuatan bahan ajar memuat beberapa struktur. Berikut
struktur isi bahan ajar yang akan peneliti kembangkan menurut Direktorat Pembinaan
SMA, yaitu38: (1) Judul/identitas, (2) Petunjuk belajar, (3) SK/KD, (4) Materi
Pembelajaran, (5) Informasi Pendukung, (6) Paparan isi materi, (7) Latihan, (8)
Tugas/Langkah Kerja, dan yang terakhir (9) Penilaian. Sedangkan dalam menyusun
sebuah bahan ajar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu :39
a. Analisis kurikulum
Pada tahap ini, dilakukan penentuan materi mana yang perlu dijadikan bahan ajar, inti
materi yang akan diajarkan dan kompetensi serta hasil belajar yang harus dimiliki
siswa.
b. Menentukan judul bahan ajar
Dalam menentukan judul bahan ajar harus mengacu pada kompetensi dasar atau materi
pokok yang ada dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar (KD) dapat dijadikan judul
jika KD tersebut tidak terlalu besar. Jika suatu KD terlalu besar maka perlu judulnya
dipertimbangkan kembali.
c. Pemberian kode bahan ajar
Pemberian kode bahan ajar dilakukan untuk mempermudah pengelolaan bahan ajar.
Biasanya kode bahan ajar berupa angka-angka yang diberi makna.
d. Penulisan bahan ajar
Terdapat lima hal penting yang menjadi acuan dalam proses penulisan bahan ajar,
diantaranya:
1) Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
2) Penentuan alat evaluasi atau penilaian
3) Penyusunan materi
4) Urutan pengajaran
5) Struktur bahan ajar

B. Bahan Ajar Berbasis Challenge Based Learning pada Materi Barisan dan Deret
Pada dasarnya materi barisan dan deret telah diajarkan sejak tingkat SMP/MTs,
namun pada tingkat SMA diperluas dengan penambahan materi deret geometri tak hingga,

38
Direktorat Pembinaan SMA, Op.Cit., h. 35.
39
Andi Prastowo, Op.Cit, h. 118-120
23

serta penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari misalnya pertumbuhan,
peluruhan, bunga majemuk dan anuitas. Dalam kurikulum SMA, materi ini dipelajari pada
kelas XI semester genap.
Penyusunan bahan ajar barisan dan deret disesuaikan dengan tuntunan yang ada pada
kompetensi, sehingga diperlukan analisis kurikulum dan materi serta penyusunan peta
bahan ajar. Pada Gambar 2.4 terdapat peta kebutuhan bahan ajar barisan dan deret untuk
tingkat SMA/MA.

Barisan aritmatika

Deret aritmatika

Barisan geometri

Deret geometri dan deret tak


hingga

Penerapan barisan dan deret


dalam kehidupan sehari-hari

Gambar 2. 4
Peta Kebutuhan Bahan Ajar Barisan dan Deret
Penyusunan bahan ajar ini berbasis pada model pembelajaran challenge based
learning untuk materi barisan dan deret. Berikut ini sintaks pembelajaran CBL yang
diadaptasikan terhadap bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 2. 2
Sintaks Pembelajaran CBL sebagai Bahan Ajar

No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

1. Engage Siswa diberikan gagasan utama (big idea) pada bahan ajar
(Mengikutsertakan) berupa konteks yang luas.
Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual
dan bersifat terbuka pada bahan ajar yang berkaitan dengan
gagasan utama yang telah diberikan.
Siswa diberikan tantangan (challenge) berupa pertanyaan yang
24

berhubungan dengan gagasan utama untuk ditindaklanjuti oleh


siswa untuk mengembangkan solusinya.
2. Investigate Siswa diberikan pertanyaan pemandu pada bahan ajar.
(Menyelidiki) Siswa meninjau dan mulai mengidentifikasi sumber daya
maupun kegiatan pemandu yang tersedia pada bahan ajar yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan pemandu tersebut.
Melalui kegiatan pemandu, siswa menganalisis jawaban untuk
merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan tantangan yang diberikan pada bahan ajar.
3. Act Siswa melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dan
(Bertindak) mengevaluasi apakah rencana tersebut berhasil memecahkan
tantangan atau tidak.
Siswa membuat keputusan sesuai kasus baru yang diberikan
pada bahan ajar.

Bahan ajar berbasis challenge based learning merupakan media pembelajaran cetak
yang dikembangkan peneliti berdasarkan tahapan-tahapan dan karakteristik model
pembelajaran challenge based learning. Dalam bahan ajar ini tidak hanya berisi tentang
materi dan soal-soal matematika saja, tetapi juga terdapat tahap-tahap challenge based
learning dimana guru dan siswa bekerja sama untuk belajar tentang isu-isu yang menarik,
mengajukan solusi untuk masalah-masalah nyata dan mengambil tindakan atas masalah
tersebut.
Perbedaan bahan ajar berbasis challenge based learning ini dengan bahan ajar yang
ada sebelumnya adalah pada tiap-tiap pembahasan terdapat kegiatan-kegiatan penuh
“tantangan” yang membuat siswa lebih mendominasi kegiatan pembelajaran yang pada
akhirnya membimbing siswa untuk menemukan solusi dan mengambil tindakan atas
masalah tersebut. Berbeda dengan bahan ajar sebelumnya yang hanya menyajikan materi
tanpa proses yang melibatkan siswa sehingga membuat siswa hanya menghafal materi atau
rumus yang menyebabkan ketidak-tercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dan juga dapat berdampak negatif pada hasil belajar siswa.
25

Berikut contoh permasalahan dalam matematika yang penuh “tantangan” pada materi
bangun ruang: 40

Gambar 2. 5
Contoh Soal dengan Tantangan
Sedangkan pada soal materi bangun ruang tanpa tantangan biasanya akan seperti:41

Gambar 2. 6
Contoh Soal tanpa Tantangan
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Endan Muldani, dkk pada tahun 2019, dengan judul “Pengembangan Bahan
Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika
SMA pada Materi Barisan dan Deret”. Penelitian ini menggunakan metode R&D model
Sugiyono pada materi barisan dan deret. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar
berorientasi pengutan pendididikan karakter. Hasil dari penelitian ini dalam validasi uji
ahli mencapai skor 88-100% yang termasuk kedalam kriteria sangat baik dan hasil uji
coba lapangan terhadap 21 siswa kelas XI SMA Negeri 8 Pandeglang mencapai skor

40
Anie Dwi Maylani, Pengaruh Challenge Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa, Skripsi UIN Jakarta, 2017, H. 140
41
Abdur Rahman, dkk, Buku Siswa Matematika Kelas 8 Semester 2, Kemendikbud, 2014, H. 103
26

83% yang termasuk kriteria sangat baik. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan
meode R&D model ADDIE pada materi yang sama dan berbasis Challenge Based
Learning.42
2. Penelitian Sulton Nawawi pada tahun 2017, dengan judul “Developing of Module
Challenge Based Learning in Environmental Material to Empower the Critical
Thinking Ability”. Penelitian ini menggunakan metode R&D model Borg & Gall pada
materi lingkungan mata pelajaran biologi. Hasil dari penelitian ini dalam validasi uji
mencapai 90% dengan kriteria sangat baik Sedangkan pada penelitian yang saya
lakukan akan menggunakan metode yang sama model ADDIE pada materi barisan dan
deret. Pengembangan bahan ajar pada penelitian yang saya lakukan berbasis pada
model pembelajaran Challenge Based Learning. 43
3. Penelitian Takwa pada tahun 2017, dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar
Matematika Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Kelas XI MAN 1
Makassar”. Penelitian ini menggunakan metode R&D model pengembangan Plomp
pada materi barisan dan deret. Hasil dari penelitian ini dalam uji validator pada
beberapa instrumen kevalidan memperoleh persentase rata-rata 87,5% berada pada
kategori sangat positif. Sedangkan hasil respon siswa memperoleh persentase rata-rata
respon siswa 80,81% dan berada pada kategori positif sehingga bahan ajar yang
dikembangkan pada penelitian ini memenuhi kriteria kepraktisan. Sedangkan pada
penelitian yang akan saya lakukan menggunakan metode R&D model ADDIE pada
materi yang sama. Pengembangan bahan ajar pada penelitian yang saya lakukan
berbasis pada model pembelajaran Challenge Based Learning.44
D. Kerangka Berpikir
Bahan ajar merupakan segala jenis bahan yang disusun sebagai seperangkat
materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar dan membantu siswa belajar agar tercapainya
kompetensi yang diharapkan. Salah satu aspek yang harus dikembangkan adalah
peranan guru dalam mempersiapkan bahan ajar dengan model pembelajaran yang

42
Endan Muldani, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Matematika SMA pada Materi Barisan dan Deret, Journal of Authentic Research on Mathematics
Education Vol. 1, No. 2, 2019, h. 129
43
Sulton Nawawi, Developing of Module Challenge Based Learning in Environmental Material to Empower the
Critical Thinking Ability, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 3 (2), 2017, h. 212.
44
Takwa, Op.Cit. h.83
27

sesuai. Penggunaan bahan ajar yang tepat sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran di dalam kelas.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran di sekolah masih berjalan secara
konvensional dan bahan ajar yang digunakan masih sebatas buku paket dari penerbit
tertentu. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran
matematika yang diharapkan adalah karena buku paket dinilai tidak mampu menjadi
satu-satunya sumber belajar. Maka dari itu, terdapat beberapa masalah yang ditemukan,
diantaranya:
1. kreatifitas guru dalam mengembangkan bahan ajar matematika masih kurang
2. kemampuan siswa masih rendah pada materi barisan dan deret
3. kurangnya bahan ajar yang tersedia terutama pada materi barisan dan deret.
Menyikapi permasalahan yang timbul, maka diperlukan suatu bahan ajar dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan siswa. Sebuah model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar
melalui bekerja dengan didasarkan pada fenomena sehari-hari yang kontekstual,
maupun permasalahan yang sedang dihadapi. Pembelajaran sambil bekerja salah
satunya dapat diterapkan melalui pembelajaran berbasis tantangan (Challenge Based
Learning/CBL). Pembelajaran berbasis tantangan adalah sebuah model mengajar baru
yang menggabungkan pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran berbasis
proyek, dan pembelajaran kontekstual yang difokuskan pada permasalahan nyata dalam
dunia. Pembelajaran dengan model CBL menjadikan penyelesaian masalah sebagai
tujuan utama, menyediakan akses ke berbagai sumber di abad ke-21, mengharuskan
siswa bekerja sama dan mengatur waktu di bawah pengawasan seorang guru.
Bahan ajar berbasis challenge based learning merupakan media pembelajaran
cetak yang dikembangkan peneliti berdasarkan langkah-langkah atau karakteristik
challenge based learning. Dalam bahan ajar ini tidak hanya berisi tentang materi dan
soal-soal matematika saja, tetapi juga terdapat tahap-tahap challenge based learning
dimana guru dan siswa bekerja sama untuk belajar tentang isu-isu yang menarik,
mengajukan solusi untuk masalah-masalah nyata dan mengambil tindakan atas masalah
tersebut.
Model pembelajaran Challenge Based Learning ini terdiri dari 3 tahapan yaitu,
tahapan engage, tahapan investigate, dan tahapan act. Pada tahapan engage, diberikan
gagasan utama (big idea) pada bahan ajar berupa gambaran umum yang terdapat di
dalam kehidupan dan dapat digali kedalam beberapa cara. Siswa membuat pertanyaan-
28

pertanyaan penting yang kontekstual (essential question) dan bersifat terbuka pada
bahan ajar berdasarkan gagasan utama yang diberikan. Dari pertanyaan esensial,
tantangan (challenge) diberikan berupa pertanyaan untuk ditindaklanjuti oleh siswa
untuk mengembangkan solusi sampai membentuk jawaban spesifik yang bisa
menjawab tantangan tersebut. Selanjutnya pada tahapan investigate, diberikan kegiatan
pemandu (guiding activities) untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang telah
diberikan sebelumnya.Terakhir yaitu tahapan act, solusi akan diperoleh dari temuan
yang dibuat selama tahap investigate. Siswa melaksanakan strategi yang telah
ditetapkan, mengukur hasil dan mengevaluasi apakah rencana tersebut berhasil
memecahkan tantangan atau tidak. Siswa juga diminta untuk membuat keputusan sesuai
kasus baru yang diberikan pada bahan ajar.
Pengembangan bahan ajar berbasis Challenge Based Learning pada materi
barisan dan deret ini akan direvisi agar menjadi bahan ajar yang layak. Dengan adanya
bahan ajar ini diharapkan mampu membantu para guru dan siswa untuk mempelajari
matematika khususnya materi barisan dan deret kelas XI SMA/MA. Oleh karena itu,
bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7 sebagai
berikut:
29

Pembelajaran Matematika di Sekolah

Permasalahan yang ditemukan

kreatifitas guru materi barisan dan deret bahan ajar

bahan ajar materi barisan dan deret

Berbasis Challenge Based Learning

Tahap Engage

Tahap Investigate Draft

Tahap Act

Revisi

Tidak Apakah
bahan ajar
sudah layak?

Ya

bahan ajar yang layak

Gambar 2. 7 Bagan Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Research and Development
(R&D) atau Penelitian dan Pengembangan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis challenge based learning pada pembelajaran
matematika pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA. Model pengembangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE.

B. Prosedur Pengembangan
Model pengembangan ADDIE harus dilakukan secara bertahap dan menyeluruh
karena tiap tahapannya saling berkaitan satu sama lain.45 Terdapat 5 tahapan dalam
model pengembangan ADDIE, yaitu :
1. Tahap Analysis
Tahap analysis merupakan tahap pertama dari model pengembangan ADDIE.
Pada tahap ini, terdapat proses analisis kebutuhan belajar untuk meningkatkan
performa siswa.
a. Analisis studi lapangan
Kegiatan analisis studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan di
lapangan, Kegiatan yang dilakukan berupa pengisian kuesioner untuk siswa.
b. Analisis kurikulum
Kegiatan yang dilakukan berupa analisis standar kompetensi, indikator materi,
buku sumber pembelajaran Matematika SMA/MA, serta bahan-bahan ajar selain
buku paket yang relevan.
2. Tahap Design
Tahap design merupakan proses pembuatan tujuan pembelajaran, perumusan
materi, dan pembuatan tes untuk mengetahui penguasaan terhadap tujuan-tujuan
pembelajaran, serta merupakan rencana untuk mempersiapkan individu agar dapat
menguasai tujuan pembelajaran berdasarkan identifikasi di tahap analysis. Di tahap
ini, dilakukan pembuatan bahan ajar. Tahap design meliputi:
a. Penetapan tujuan dan indikator pembelajaran.

45
Benny A. Pribadi., Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi: Implementasi model
ADDIE (Jakarta: Penerbit Prenada Media Group, 2013) h.23

30
31

b. Penyusunan dan penyajian bahan ajar berbasis Challenge Based Learning.


c. Instrumen evaluasi.
3. Tahap Development
Tahap development merupakan tahap merealisasikan hal-hal yang sudah
didesain di tahap sebelumnya. Pembuatan bahan ajar dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Word. Setelah bahan ajar selesai dibuat, dilakukan
pembuatan instrumen validasi. Bahan ajar yang telah divalidasi kemudian revisi
sesuai dengan kritik dan saran ahli.
4. Tahap Implementation
Bahan ajar yang telah divalidasi dan direvisi kemudian diuji coba ke praktisi
lapangan. Setelah bahan ajar diuji coba ke praktisi lapangan, masukkan dari praktisi
lapangan digunakan sebagai rujukan untuk merevisi bahan ajar sebelum bahan ajar
diujikan kepada 21 siswa kelas XI IPA yang sudah mempelajari materi Barisan dan
Deret pada KD 3.6 dan 4.6.

5. Tahap Evaluation
Bahan ajar yang telah diuji coba kemudian dihitung tingkat kelayakannya
kemudian dilakukan analisis berdasarkan data yang diperoleh, baik berupa data
numerik maupun data kualitatif dalam bentuk kritik dan saran.

C. Desain Uji Coba


Uji coba pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang
dikembangkan. Berikut pelaksanaan uji coba bahan ajar yang akan dikembangkan.
1. Uji Coba Ahli atau Validasi
Pada tahap ini, bahan ajar dilihat dan dinilai kemudian diberikan saran atau
masukkan untuk perbaikan serta divalidasi apakah bahan ajar layak digunakan.
2. Uji Coba Produk
Pada tahap ini, bahan ajar digunakan oleh kelompok kecil yang terdiri dari 10 siswa
di luar jam pelajaran untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar yang
dikembangkan.

D. Subjek Uji Coba


Subjek uji ahli atau validator pada penelitian ini adalah dosen Jurusan Pendidikan
Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan guru matematika di beberapa
32

sekolah. Sedangkan uji coba produk adalah siswa kelas XI di sekolah Tangerang. Pada
uji coba produk, teknik yang digunakan untuk pengambilan subjek uji coba adalah
teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.46 Pertimbangan pengambilan subjek pada penelitian ini
adalah sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan, maka dipilihlah dosen jurusan
pendidikan matematika dan guru matematika untuk uji coba ahli validasi dan siswa
kelas XI untuk uji coba produk.

E. Teknik dan Instrumen Penelitian


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wawancara dan pemberian
kuesioner/angket. Sedangkan instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
bersesuaian dengan tahap-tahap pengembangan yang dilalui. Instrument yang
digunakan antara lain:
1. Instrumen Studi Lapangan
Instrumen berupa kuesioner dibagikan ke beberapa siswa kelas XI secara online
melalui Google Form. Hasil dari analisis studi lapangan ini dijadikan sebagai acuan
untuk mengembangkan bahan ajar berbasis Challenge Based Learning pada materi
barisan dan deret SMA.
2. Instumen Validasi oleh ahli
Instrumen validasi ahli ini ditujukan kepada pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai bahan ajar yang telah dirancang, sehingga dapat
diketahui kelemahan dan tingkat kelayakan produk. Instrumen ini terdiri dari lima
aspek yaitu, cakupan materi, tata bahasa, teknik penyajian, model challenge based
learning dan penilaian pembelajaran. Instrumen berupa angket ini diukur dengan
menggunakan skala Likert. Tabel 3.1 menunjukkan pembagian banyaknya
instrumen validasi untuk tiap aspek yang yang divalidasi.
Tabel 3. 1
Kisi-kisi Instrumen Validasi oleh Ahli
No Aspek Indikator No. Butir
Kesesuaian Materi 1, 2 dan 3
1. Cakupan Materi
Keakuratan Materi 4, 5 dan 6

46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabet,
2015) cet.22 , h. 124
33

Kesesuaian dengan EYD 7


2. Tata Bahasa
Pengunaan istilah, symbol dan ikon 8, 9 dan 10
Teknik Penyajian Sistematika Penyajian 11
3.
dan Tampilan Kesesuaian 12 dan 14
Tampilan Bahan Ajar 13
15, 16, 17, 18,
Tahapan Engage
Model Challenge dan 19
4.
Based Learning Tahapan Investigate 20
Tahapan Act 21 dan 22
Keefektifan aktivitas dan Latihan
Penilaian 23 dan 25
5. soal
Pembelajaran
Kesesuaian 24

3. Instrumen Penilaian oleh siswa


Instrumen penilaian oleh siswa digunakan untuk mengetahui penilaian siswa
terhadap bahan ajar sebagai audiens langsung pada tahap uji coba terbatas pada
penelitian ini. Instrumen ini berjumlah 10 butir indikator yang diberikan ke siswa
secara online melalui Google Form.
Tabel 3. 2
Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa
No Aspek Indikator No. Butir
Uraian materi yang disajikan pada bahan
1
Kesesuaian ajar mudah dipahami.
1 Konten Materi yang disajikan dilengkapi dengan
2 dan 3
Materi penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesesuaian materi 4
Tata Bahasa 5
Struktur kalimat, penyajian gambar, dan
2 Kondisi Fisik 6
ilustrasi
Petunjuk penggunaan 7
Bahan Ajar meningkatkan wawasan
Manfaat 8
3 siswa
Penggunaan
Bahan Ajar mendorong minat dan 9
34

motivasi belajar siswa


Bahan ajar meningkatkan peran aktif
10
siswa dalam pembelajaran

F. Teknik Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini diperoleh dari analisis instrumen uji validasi ahli dan
uji coba berupa angket. Uji validasi dilakukan oleh para ahli yang terdiri dari
beberapa dosen pendidikan matematika dan guru matematika, sedangkan uji coba
dilakukan oleh siswa dengan mengamati produk hasil pengembangan dan mengisi
angket.
Angket menggunakan format respon lima poin dari skala Linkert, dimana
rentang skor di antara 1-5 dengan pilihan respon sangat baik dengan skor 5, baik
dengan skor 4, cukup dengan skor 3, kurang dengan skor 2 dan sangat kurang dengan
skor 1.

G. Teknik Analisis Data


Setelah memperoleh data, dilakukan analisis data yang telah didapatkan. Data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel kemudian data tersebut diinterpretasi.
Langkah-langkah untuk mendapatkan data yang dimaksud yaitu:
1. Analisis Data Instrumen Studi Lapangan
Data instrumen studi lapangan yang diperoleh digunakan untuk menentukan
bahan ajar yang akan dibuat.
2. Analisis Data Instrumen Validasi oleh Ahli
Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat kelayakan bahan ajar dari data hasil
penilaian para ahli menggunakan model skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial.47 Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data:
a. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap
yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :
Tabel 3. 3
Pedoman Skor Instrumen
Pernyataan Kriteria

47
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika untuk Penelitian: [Administrasi Pendidikan-
Bisnis-Pemerintahan-Sosial-Kebijakan-Manajemen-Kesehatan], (Bandung: Alfabet, 2013) cet.3 , h. 16.
35

Respon Sangat Sangat


Kurang Cukup Baik
Kurang Baik
Positif 1 2 3 4 5
Negatif 5 4 3 2 1

b. Kemudian melakukan perhitungan skala Likert dengan rumus:

c. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan dengan


melakukukan interpretasi dengan menggunakan kriteria presentase untuk
angket.
Rumus interval: ( )

Ini adalah interval jarak dari yang terendah 0% sampai tertinggi 100%

Tabel 3. 4
Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk
Presentase Kriteria
0% - 20% Sangat Kurang Layak/Sangat Kurang Baik
21% - 40% Kurang Layak
41% - 60% Cukup Layak/ Cukup Baik
61% - 80% Layak/Baik
81% - 100% Sangat Layak/ Sangat Baik

Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan
dasar dalam merevisi bahan ajar yang dikembangkan.

3. Analisis Data Instrumen Penilaian oleh Siswa


Analisis angket respon siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan
menggunakan cara yang sama seperti analisis penilai oleh para ahli yaitu
menggunakan skala likert. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data:
a. Setiap jawaban dihubungkan dalam bentuk pertanyaan atau dukungan yang
diungkapkan dengan kata-kata seperti Tabel 3.3
b. Selanjutnya menghitung menggunakan model skala Likert dengan rumus:
36

c. Data yang diperoleh berupa skor dalam bentuk presentase kemudian


disimpulkan seseuai dengan Tabel 3.4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini akan dibahas hasil pengembangan bahan ajar sesuai model
pengembangan ADDIE yaitu tahap analisis (analysis), tahap desain (design), tahap
pengembangan (development), tahap implementasi (implementation), dan yang terakhir
tahap evaluasi (evaluation) beserta pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian.
A. Analisis (Analysis)
Produk akhir dari penelitian pengembangan ini berupa bahan ajar barisan dan deret
berbasis Challenge Based Learning yang terdiri dari lima kegiatan belajar, lima kegiatan
belajar tersebut meliputi sub materi barisan aritmatika, deret aritmatika, barisan geometri,
deret geometri dan penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari. Bahan ajar
ini dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari
tahap analisis (analysis), tahap desain (design), tahap pengembangan (development),
tahap implementasi (implementation), dan yang terakhir tahap evaluasi (evaluation).
Berikut ini merupakan hasil pengembangan bahan ajar barisan dan deret berbasis
Challenge Based Learning
Tahap analisis merupakan tahap pertama dari model pengembangan ADDIE. Pada
tahap ini, terdapat proses analisis kebutuhan awal belajar dalam pembuatan bahan ajar
untuk meningkatkan kemampuan siswa. Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan analisis,
sebagai berikut:
1. Analisis Studi Lapangan
Analisis studi lapangan dilakukan dengan pengisian angket kebutuhan bahan ajar
siswa melalui google form dan wawancara dengan guru matematika. Pengisian angket
dilakukan oleh beberapa siswa SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan dan SMA
Negeri 28 Kabupaten Tangerang. Berikut ini hasil mengenai angket yang telah diisi
oleh siswa. Hasil yang lebih lengkap terdapat pada Lampiran 1.
Dari diagram lingkaran nilai ulangan siswa pada Gambar 4.1, diperoleh 52,4%
siswa yang mendapatkan nilai ulangan matematika 70 – 79, 23,8% siswa yang
mendapatkan nilai ulangan 51 – 69, 9,5% siswa yang mendapatkan nilai ulangan
matematika kurang dari 50 dan 9,5% siswa yang mendapat nilai ulangan matematika
80 – 89 serta 4,8% sisanya siswa yang mendapatkan nilai ulangan lebih dari 90. Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai pada rentang KKM yang
37
38

telah ditetapkan oleh sekolah, dan masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM.

Gambar 4. 1
Diagram Lingkaran Nilai Ulangan Siswa

Gambar 4. 2
Diagram Batang Bahan Ajar yang Digunakan
Dari diagram batang bahan ajar yang digunakan pada Gambar 4.2, diperoleh
urutan bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika dari
yang tertinggi yaitu video pembelajaran, buku cetak, powerpoint, website
pembelajaran, LKS cetak, buku elektronik (e-book), dan modul cetak. Hal ini
menunjukkan masih sedikitnya penggunaan bahan ajar modul cetak pada
pembelajaran matematika.
Dari diagram lingkaran kesulitan belajar siswa pada Gambar 4.3, diperoleh
kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika (khususnya pada materi
barisan dan deret) yaitu 42,9% karena tidak hafal rumusnya, 23,8% karena kesulitan
memahami konsep atau pola bilangan, 19% karena kurang teliti dalam perhitungan,
39

dan 14,3% karena tidak mengetahui cara menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini
menunjukkan pembelajaran matematika yang membiasakan siswa untuk menghafal
rumus sehingga siswa kesulitan dalam memahami konsep atau pola dalam menjawab
suatu masalah. Kesulitan ini dapat diatasi dengan model pembelajaran yang memulai
pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa
diharapkan dapat lebih memahami tanpa menghafal karena masalah yang disajikan
sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang siswa biasa jalani..

.
Gambar 4. 3
Diagram Lingkaran Kesulitan Belajar Materi Barisan dan Deret
Sedangkan analisis studi lapangan lainnya diperoleh dengan mewawancarai guru
matematika. Guru yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah guru
matematika kelas 11 SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil
wawancara permasalahan utama dari pembelajaran matematika di kelas adalah siswa
yang pasif dalam pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh (online). Bahan ajar
utama yang digunakan dalam pembelajaran matematika pun masih berupa buku paket
sehingga belum membantu proses pembelajaran secara aktif.
Sebagaimana informasi dari hasil wawancara, dibutuhkan bahan ajar yang efektif
dan dapat membantu siswa agar menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Oleh karena
itu peneliti memberikan solusi berupa bahan ajar berbasis model pembelajaran
Challenge Based Learning pada materi barisan dan deret. Model pembelajaran ini
memulai pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan sehari-hari
sehingga siswa diharapkan dapat lebih aktif. Pembelajaran yang demikian akan
merangsang kemampuan siswa sehingga mampu menguasai materi barisan dan deret.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan bahan ajar oleh siswa, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM dikarenakan
40

kesulitan yang dihadapi seperti tidak menghafal rumus dan ketidakmampuan


memahami konsep dan pola untuk menyelesaikan suatu masalah. Hal ini juga
didukung hasil wawancara oleh guru matematika bahwa permasalahan utama dari
pembelajaran matematika di kelas adalah siswa yang pasif dalam pembelajaran karena
pembelajaran jarak jauh (online). Bahan ajar utama yang digunakan dalam
pembelajaran matematika pun masih berupa buku paket sehingga belum membantu
proses pembelajaran secara aktif. Oleh sebab itu, peneliti memberikan solusi yaitu
menggunakan bahan ajar yang berbasis challenge based learning pada materi barisan
dan deret.
2. Analisis Kurikulum
Sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, materi yang disajikan di bahan ajar
sesuai dengan mata pelajaran matematika yang digunakan di SMA Negeri 7 Kota
Tangerang Selatan. Materi ini menggunakan kurikulum 2013 revisi 2016. Hasil
analisis KI dan KD serta penetapan indikator pembelajaran pada bahan ajar sesuai
dengan kurikulum pada materi Barisan dan Deret disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Analisis KI, KD dan Indikator Pembelajaran
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
3. Memahami, 3.6.1 Mengidentifikasi konsep pola
menerapkan, dan bilangan pada barisan aritmatika.
menganalisis 3.6.2 Menentukan suku pertama, beda
pengetahuan faktual, dan suku ke-n dari barisan aritmatika.
konseptual, prosedural 3.6.3 Menentukan jumlah n suku
berdasarkan rasa 3.6 Menggeneralisasi pertama dari deret aritmatika.
ingintahunya tentang pola bilangan dan 3.6.4 Mengidentifikasi konsep pola
ilmu pengetahuan, jumlah pada barisan bilangan pada barisan geometri.
teknologi, seni, budaya, Aritmatika dan 3.6.5 Menentukan suku pertama, rasio
dan humaniora dengan Geometri dan suku ke-n dari barisan geometri.
wawasan kemanusiaan, 3.6.6 Menentukan jumlah n suku
kebangsaan, kenegaraan, pertama dari deret geometri.
dan peradaban terkait 3.6.7 Menentukan jumlah tak hingga
penyebab fenomena dan dari deret geometri tak hingga.
kejadian, serta
41

menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah.
4.6.1 Menerapkan barisan aritmatika
dalam pemecahan masalah konteksual.
4.6.2 Mengidentifikasi masalah
4. Mengolah, menalar, kontekstual berkaitan dengan deret
4.6 Menggunakan pola
dan menyaji dalam aritmatika.
barisan aritmetika atau
ranah konkret dan ranah 4.6.3 Menerapkan barisan geometri
geometri untuk
abstrak terkait dengan dalam pemecahan masalah konteksual.
menyajikan dan
pengembangan dari 4.6.4 Mengidentifikasi masalah
menyelesaikan masalah
yang dipelajarinya di kontekstual berkaitan dengan deret
kontekstual (termasuk
sekolah secara mandiri, geometri dan deret geometri tak hingga.
pertumbuhan,
dan mampu 4.6.5 Mengidentifikasi masalah
peluruhan, bunga
menggunakan metoda kontekstual berkaitan dengan penerapan
majemuk, dan anuitas)
sesuai kaidah keilmuan konsep barisan dan deret.
4.6.6 Menggunakan konsep barisan dan
deret dalam menyelesaikan masalah
kontekstual.

Dalam model pembelajaran Challenge Based Learning (CBL) terdapat 3


tahapan yang terdiri dari tahap engage (mengikutsertakan), tahap investigate
(menyelidiki) dan tahap act (bertindak). Setelah penetapan indikator
pembelajaran,kegiatan pembelajaran dalam bahan bahan ajar akan disesuaikan dengan
tahapan pada model pembelajaran CBL. Berikut hasil analisi sintaks pembelajaran
CBL sebagai bahan ajar.

Tabel 4. 2
Sintaks Pembelajaran CBL sebagai Bahan Ajar
42

No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

1. Engage Siswa diberikan gagasan utama (big idea) pada bahan ajar
(Mengikutsertakan) berupa konteks yang luas.
Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual
dan bersifat terbuka pada bahan ajar yang berkaitan dengan
gagasan utama yang telah diberikan.
Siswa diberikan tantangan (challenge) berupa pertanyaan yang
berhubungan dengan gagasan utama untuk ditindaklanjuti oleh
siswa untuk mengembangkan solusinya.
2. Investigate Siswa diberikan pertanyaan pemandu pada bahan ajar.
(Menyelidiki) Siswa meninjau dan mulai mengidentifikasi sumber daya
maupun kegiatan pemandu yang tersedia pada bahan ajar yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Melalui kegiatan pemandu, siswa menganalisis jawaban untuk
merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan tantangan yang diberikan pada bahan ajar.
3. Act Siswa melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dan
(Bertindak) mengevaluasi apakah rencana tersebut berhasil memecahkan
tantangan atau tidak.
Siswa membuat keputusan sesuai kasus baru yang diberikan
pada bahan ajar.

B. Desain (Design)
Tahap design merupakan proses penetapan tujuan pembelajaran, penyusunan dan
penyajian bahan ajar, dan pembuatan instrumen evaluasi. Hal ini merupakan rencana
yang dilakukan untuk mempersiapkan individu agar dapat menguasai tujuan
pembelajaran berdasarkan identifikasi di tahap analysis. Berikut kegiatan yang dilakukan
pada tahap design yaitu:
1. Penetapan tujuan pembelajaran
Berdasarkan analisis kurikulum, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
mempelajari bahan ajar tersebut, yaitu:
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan
aritmatika.
43

b. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, beda dan suku ke-n dari barisan
aritmatika.
c. Peserta didik dapat menerapkan barisan aritmatika dalam pemecahan masalah
konteksual.
d. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret aritmatika.
e. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah kontekstual berkaitan dengan
deret aritmatika.
f. Peserta didik dapat mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan
geometri.
g. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, rasio dan suku ke-n dari barisan
geometri.
h. Peserta didik dapat menerapkan barisan geometri dalam pemecahan masalah
konteksual.
i. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri.
j. Peserta didik dapat menentukan jumlah tak hingga dari deret geometri tak
hingga.
k. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah kontekstual berkaitan dengan
deret geometri dan deret geometri tak hingga
l. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah kontekstual berkaitan dengan
penerapan konsep barisan dan deret.
m. Peserta didik dapat menggunakan konsep barisan dan deret dalam
menyelesaikan masalah kontekstual.
2. Penyusunan dan penyajian bahan ajar berbasis Challenge Based Learning
Penyusunan bahan ajar mengacu pada hasil analisis studi lapangan, analisis
kurikulum, indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dan Model
pembelajaran Challenge Based Learning. Susunan materi yang akan digunakan di
bahan ajar dibagi menjadi beberapa sub materi yaitu : barisan aritmatika, deret
aritmatika, barisan geometri, deret geometri dan deret geometri tak hingga, dan
penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan anaisis kebutuhan, pembuatan bahan ajar menggunakan aplikasi
Microsoft Word dan Canva. Bahan ajar akan disajikan menggunakan kertas berukuran
A4 dengan tema colorful dan dijilid.
3. Instrumen evaluasi
44

Selain penyusunan bahan ajar, penyusunan instrumen juga harus dilakukan.


Instrumen evaluasi ini bertujuan untuk memvalidasi produk atau bahan ajar yang telah
dibuat. Instrumen yang digunakan diantaranya lembar uji validasi ahli dan angket
respon siswa.
C. Pengembangan (Development)
Tahap development merupakan tahap merealisasikan hal-hal yang sudah didesain di
tahap sebelumnya. Pembuatan bahan ajar dilakukan dengan menggunakan Microsoft
Word. Setelah bahan ajar selesai dibuat, dilakukan pembuatan instrumen validasi. Bahan
ajar yang telah divalidasi kemudian revisi sesuai dengan kritik dan saran ahli.
1. Pembuatan bahan ajar
Pembuatan bahan ajar dimulai dari penyusunan setiap kegiatan belajar pada
aplikasi Microsoft Word. Pada bahan ajar ini, terdapat 5 kegiatan belajar yang terdiri
dari Kegiatan Belajar 1: Barisan Aritmatika, Kegiatan Belajar 2: Deret Aritmatika,
Kegiatan Belajar 3: Barisan Geometri, Kegiatan Belajar 4: Deret Geometri dan Deret
Geometri Tak Hingga, Kegiatan Belajar 5: Penerapan Barisan dan Deret dalam
Kehidupan Sehari-hari. Setiap bahan ajar berisikan gagasan utama yang harus
diselesaikan menggunakan tahapan dari model pembelajaran challenge based
learning. Selain itu, setiap kegiatan belajar juga terdapat review berupa latihan soal,
dan diakhir bahan ajar terdapat latihan soal yang dirangkum dari sub materi awal.
Unsur-unsur pendukung seperti cover, kata pengantar, daftar isi dan daftar
pustaka tersedia dalam bahan ajar ini. Hal ini untuk memudahkan pembaca baik siswa
maupun guru dalam mencari halaman yang dicari, mengetahui urutan materi dan
sebagainya. Untuk pembuatan cover pada bahan ajar ini menggunakan aplikasi canva
seperti pada Gambar 4.4
45

Gambar 4. 4
Pembuatan Cover Bahan Ajar

Gambar 4. 5
Pembuatan Halaman Depan
Pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 memiliki persamaan yakni memuat judul
bahan ajar, penulis bahkan bahan ajar bahkan instansi penulis. Namun pada Gambar
46

4.5 terdapat penulisan nama dosen pembimbing. Hal ini dilakukan untuk menyatakan
bahwa bahan ajar yang dibuat berdasarkan arahan dan bimbingan dari dosen
pembimbing.

Gambar 4. 6
Pengetikan Kata Pengantar

Gambar 4. 7
Pembuatan Daftar Isi
Pada Gambar 4.6 pengetikan kata pengantar yang berisikan ucapan terima
kasih dan penjelasan singkat mengenai bahan ajar. Sedangkan pengetikan daftar isi
47

pada Gambar 4.7 dibuat untuk memudahkan para pembaca baik guru maupun siswa
untuk mengetahui isi bahan ajar dan menemukan halaman yang ingin dituju.

Gambar 4. 8
Pengetikan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator
Pembelajaran

Gambar 4. 9
Pengetikan Petunjuk Penggunaan
Pada Gambar 4.8 pengetikkan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator
dibuat dengan tujuan agar siswa dapat mengetahui kemampuan yang harus dicapai
48

saat mengerjakan bahan ajar. Sedangkan pada Gambar 4.9 pengetikan petunjuk
penggunaan dibuat untuk memberikan arahan siswa dalam pengerjaan bahan ajar ini.

Gambar 4. 10
Pengetikan tiap Kegiatan Belajar

Gambar 4. 11
Pengetikan Review pada tiap Kegiatan Belajar
Pada Gambar 4.10 pengetikan pada kegiatan belajar yang disertai dengan
tujuan pembelajaran untuk mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar yang akan
dicapai. Pada tiap kegiatan belajar juga terdapat rangkuman per sub-materi. Kegiatan
belajar ini disesuaikan dengan model pembelajaran challenge based learning.
49

Terdapat 3 tahapan pada model pembelajaran ini, yaitu tahapan engage, tahapan
investigate, dan tahapan act.
Sedangkan pada Gambar 4.11 pengetikan review pada tiap kegiatan belajar
yang berisikan 10 latihan soal yang berhubungan dengan sub-materi yang dibahas
pada kegiatan belajar. Review ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mengerjakan kegiatan belajar.

Gambar 4. 12
Pengetikan Latihan Soal
Pada Gambar 4.12 pengetikan latihan soal berupa 15 pilihan ganda dan 5
essay. Latihan soal ini bertujuan sebagai alat evaluasi guna melatih pemahaman siswa
setalah mempelajari semua kegiatan belajar.
50

Gambar 4. 13
Pengetikan Daftar Pustaka

Gambar 4. 14
Pengetikan Kunci Jawaban
Pada Gambar 4.13 pengetikan daftar pustaka dan Gambar 4.14 pengetikan
kunci jawaban. Daftar pustaka berisikan referensi penulis dalam menyusun bahan ajar
ini. Sedangkan kunci jawaban ini merupakan kunci jawaban dari semua review dan
latihan soal di akhir bahan ajar.
2. Validasi bahan ajar
51

Proses validasi bahan ajar oleh ahli dilakukan sebelum bahan ajar
diujicobakan ke siswa. Hal ini dilakukan bertujuan agar agar peneliti mengetahui
kualitas dan tingkat kelayakan bahan ajar yang telah peneliti kembangkan. Validator
dalam uji validasi ahli merupakan 3 dosen pendidikan matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan 5 guru matematika yang terdiri dari 4 guru SMAN 7 Kota
Tangerang Selatan dan 1 guru SMAN 6 Kota Tangerang Selatan. Setiap validator
diberikan sebuah angket untuk memberikan penilaian dan komentar serta saran
terbaik bahan ajar yang telah dikembangkan.
Hasil validasi bahan ajar oleh para ahli berupa persentase skor yang dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4. 3
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Para Ahli
Skor Skor
No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteria
Hasil Kriterium
1. Cakupan Materi 33,65 40 84,125% Sangat Layak
2. Tata Bahasa 33,65 40 84,125% Sangat Layak
Teknik Penyajian dan
3. 35,5 40 88,75% Sangat Layak
Tampilan
Model Challenge
4. 33,53 40 83,83% Sangat Layak
Based Learning
Penilaian
5. 33,75 40 84,375% Sangat Layak
Pembelajaran
Penilaian keseluruhan 34,016 40 85,041% Sangat Layak
Berdasarkan Tabel 4.2, hasil validasi yang telah dilakukan oleh para ahli
terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan memperolehan persentase sebesar
85,041% dan termasuk dalam kriteria sangat layak. Komentar dan saran yang
diberikan oleh para ahli dijadikan sebagai bahan revisi agar bahan ajar yang
dikembangkan menjadi lebih baik dan layak sebelum diujicobakan kepada siswa.
Berikut merupakan hasil penilaian bahan ajar oleh para ahli berdasarkan aspek-
aspeknya, yaitu:
a. Aspek Cakupan Materi
Pada aspek cakupan materi terdiri atas dua indikator yaitu indikator
kesesuaian materi dan indikator keakuratan materi. Hasil penilaian pada aspek
52

ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar yang dikembangkan menyajikan materi cakupan materi yang telah sesuai
dan akurat dengan buku pegangan siswa untuk SMA/MA pada materi barisan
dan deret.
Tabel 4. 4
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ali terhadap Aspek Cakupan Materi

No. Indikator Persentase Kriteria


1. Kesesuaian Materi 82,5% Sangat Baik
2. Keakuratan Materi 85,75% Sangat Baik

b. Aspek Tata Bahasa


Pada aspek tata bahasa terdiri atas dua indikator yaitu indikator
kesesuaian dengan EYD dan indikator penggunaan istilah, simbol, dan ikon.
Hasil penilaian pada aspek ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam bahan ajar yang
dikembangkan telah sesuai dengan EYD dan menggunakan istilah, simbol dan
ikon yang mudah dipahami.
Tabel 4. 5
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli tehadap Aspek Tata Bahasa
No. Indikator Persentase Kriteria
1. Kesesuaian dengan EYD 85% Sangat Baik
Penggunaan istilah, simbol
2. 83,25% Sangat Baik
dan ikon

c. Aspek Teknik Penyajian dan Tampilan


Pada aspek cakupan materi terdiri atas tiga indikator yaitu indikator
sistematika penyajian, indikator kesesuaian dan indikator tampilan bahan ajar.
Hasil penilaian pada aspek ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa penyajian dan tampilan bahan ajar yang dikembangkan
telah baik dan mudah mudah dipahami oleh siswa.
53

Tabel 4. 6
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Teknik Penyajian dan Tampilan
No. Indikator Persentase Kriteria
1. Sistematika penyajian 90% Sangat Baik
2. Kesesuaian 88,75% Sangat Baik
3. Tampilan bahan ajar 87,5% Sangat Baik
d. Aspek Model Challenge Based Learning
Pada aspek cakupan materi terdiri atas tiga indikator yaitu indikator
tahapan engage, indikator tahapan investigate dan indikator tahapan act. Hasil
penilaian pada aspek ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah sesuai dengan
tahapan model pembelajaran challenge based learning.
Tabel 4. 7
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Model Challenge Based Learning
No. Indikator Persentase Kriteria
1. Tahapan engage 81,5% Sangat Baik
2. Tahapan investigate 85% Sangat Baik
3. Tahapan act 85% Sangat Baik
e. Aspek Penilaian Pembelajaran
Pada aspek cakupan materi terdiri atas dua indikator yaitu indikator
keefektifan aktivitas dan latihan soal dan indikator kesesuaian. Hasil penilaian
pada aspek ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah memuat penilaian pembelajaran
yang sesuai dengan materi barisan dan deret.
Tabel 4. 8
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Penilaian Pembelajaran
No. Indikator Persentase Kriteria
Keefektifan aktivitas dan
1. 85% Sangat Baik
latihan soal
2. Kesesuaian 83,75% Sangat Baik

3. Revisi bahan ajar


54

Setelah diperoleh penilaian dari para ahli, terdapat beberapa komentar dan
saran yang harus direvisi pada bahan ajar tersebut. Beberapa perbaikan bahan ajar
hasil revisi dan sebelum revisi. Hasil revisi selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
Berikut ini beberapa perbaikan yang dilakukan setelah proses validasi oleh ahli
dilakukan.
a. Pada Gambar 4.15 (a) merupakan lembar kegiatan belajar yang ringkasan
materinya belum lengkap dan Gambar 4.15 (b) merupakan lembar kegiatan
setalah ringkasan materi dilengkapi sesuai materi yang sedang dibahas.

(a) (b)
Gambar 4. 15
Ringkasan Materi Sebelum dan Sesudah Perbaikan

(a) (b)
Gambar 4. 16
Simbol pada Halaman Depan Sebelum dan Sesudah Perbaikan
55

b. Pada Gambar 4.16 (a) merupakan halaman depan yang hanya menggunakan
gambar “sigma” sebagai simbol. Sedangkan pada Gambar 4.16 (b) merupakan
halaman depan yang simbolnya telah diperbaiki. Hal ini dilakukan agar terlihat
lebih menarik.
c. Pada Gambar 4.17 merupakan lembar sub bab berisikan 20 latihan soal. Pada
lembar ini hanya soal saja tanpa dibuat kolom jawaban. Soal-soalnya terdiri dari
soal biasa dan soal cerita.

Gambar 4. 17
Lembar Latihan Soal

(a) (b)
Gambar 4. 18
Keterangan pada Gambar Sebelum dan Setelah Perbaikan
56

d. Pada Gambar 4.18 (a) merupakan lembar kegiatan belajar yang memuat gambar
tanpa keterangan sumber gambarnya. Sedangkan pada Gambar 4.18 (b)
merupakan lembar kegiatan belajar yang telah diperbaiki dengan memuat gambar
beserta keterangan sumber gambarnya.

D. Implementasi (Implementation)
Bahan ajar yang telah divalidasi oleh para ahli kemudian direvisi sesuai dengan
komentar dan saran yang diberikan. Bahan ajar yang sudah direvisi dan dinyatakan layak
oleh validator kemudian diujicobakan kepada siswa. Uji coba dilakukan kepada 21 siswa
kelas XI yang sudah mempelajari materi Barisan dan Deret pada KD 3.6 dan 4.6. Siswa
diminta mengerjakan 5 kegiatan belajar dan evaluasi pembelajaran dalam bahan ajar.
Setiap kegiatan belajar terdiri tantangan yang sesuai dengan model pembelajaran
challenge based learning dan review berupa latihan soal untuk mengetahui kemampuan
siswa setelah mengerjakan kegiatan belajar.
Setelah mengerjakan bahan ajar, siswa diberikan angket respon siswa terhadap bahan
ajar yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterpakaian bahan
ajar yang telah dibuat. Jika hasil angket respon siswa dikategorikan baik maka bahan ajar
dinilai praktis oleh siswa. Jika hasil belum baik, maka akan diperbaiki sesuai saran yang
diberikan oleh siswa. Berikut hasil keseluruhan dari angket respon siswa.
Tabel 4. 9
Hasil Angket Respon Bahan Ajar oleh Siswa
Skor Skor
No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteria
Hasil Kriterium
Kesesuaian Konten
1. 84,25 105 80,23 % Sangat Baik
Materi
2. Kondisi Fisik 85 105 80,94 % Sangat Baik
Manfaat Penggunaan
3. 89 105 84,75 % Sangat Baik
Bahan Ajar
Penilaian keseluruhan 86,083 105 81,97 % Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.9, hasil penilaian keseluruhan siswa terhadap bahan ajar
memperoleh persentase sebesar 81,97% dan termasuk pada kriteria sangat baik. Hal ini
57

dapat disimpulkan bahwa bahan ajar telah dinilai praktis dan mudah oleh siswa. Hasil
lebih lengkap dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 6.

E. Evaluasi (Evaluation)
Data yang telah diperoleh dari hasil penilaian validator ahli dan respon siswa
kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberhasilan bahan ajar
yang telah dikembangkan.

F. Pembahasan Hasil Penelitian


Produk akhir dari penelitian ini adalah bahan ajar materi barisan dan deret berbasis
challenge based learning bagi siswa SMA. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan ADDIE. ADDIE merupakan singkatan dari tahapan-tahapan yang harus
dilakukan yaitu Analysis, Design, Development, implementation dan Evaluation.
Pada tahap Analysis, terdapat proses analisis kebutuhan awal belajar dalam
pembuatan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan siswa. Analisis yang dilakukan
berupa analisis studi lapangan dan analisis kurikulum. Analisis studi lapangan dilakukan
dengan pengisian angket kebutuhan bahan ajar lewat google form. Responden dari angket
tersebut adalah beberapa siswa SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan dan SMA Negeri
28 Kabupaten Tangerang. Kesimpulan dari hasil angket adalah nilai ulangan rata-rata
siswa berkisar anatara 70 – 79 dan kesulitan siswa dalam menghafal rumus dalam
pembelajaran matematika. Sedangkan analisis kurikulum dilakukan dengan analisis KI
dan KD serta penetapan indiktor pembelajaran pada bahan ajar sesuai dengan kurikulum
pada materi Barisan dan Deret.
Setelah bahan ajar dirancang pada tahap design, bahan ajar akan dibuat dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Word dan Canva. Selanjutnya pada tahap development
bahan ajar yang telah jadi akan divalidasi bahan ajar oleh ahli yang terdiri dari 3 dosen
pendidikan matematika UIN Jakarta dan 5 guru matematika. Validasi oleh ahli dilakukan
dengan mengisi angket. Terdapat 5 aspek yang dinilai oleh para ahli yaitu cakupan
materi, tata bahasa, teknik penyajian dan tampilan, model pembelajaran challenge based
learning serta penilaian pembelajaran. Hasil dari validasi bahan ajar oleh ahli
memperoleh persentase sebesar 85,041% dan termasuk kriteria sangat layak. Komentar
dan saran yang diberikan oleh para ahli dijadikan sebagai bahan revisi agar bahan ajar
yang dikembangkan menjadi lebih baik.
58

Bahan ajar yang sudah divalidai dan direvisi kemudian diujicobakan kepada
kelompok kecil pada tahap implementation. Terdapat 21 siswa kelas XI SMA Negeri 7
Tangerang Selatan yang menjadi responden. Siswa diminta mengerjakan 5 kegiatan
belajar dan uji kompetensi. Setelah mengerjakan bahan ajar, siswa diberikan angket
respon siswa terhadap bahan ajar. Hasil dari angket ini memperoleh persentase sebesar
81,97% dan termasuk kriteria sangat baik. Terakhir pada tahap evaluation, bahan ajar
akan diperbaiki lagi sesuai komentar dari siswa.
Bahan ajar ini layak digunakan pada pembelajaran di kelas karena telah masuk dalam
kriteria sangat layak berdasarkan hasil penilaian bahan ajar oleh ahli dengan perolehan
persentase sebesar 85,041%. Hasil penilaian ini berdasarkan aspek cakupan materi, aspek
tata bahasa, aspek penyajian dan tampilan, aspek model pembelajaran challenge based
learning, dan aspek penilaian pembelajaran. Bahan ajar ini juga termasuk kriteria sangat
baik berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap bahan ajar dengan perolehan
persentase sebesar 81,97%. Hasil penilaian ini berdasarkan aspek kesesuaian konten
materi, kondisi fisik dan manfaat penggunaan bahan ajar. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Endro Setiawan dkk. Bahan ajar berbasis multimedia
interaktif yang dikembangkan oleh Endro pada materi barisan dan deret berhasil
memperoleh persentase sebesar 82,01 % dengan kategori sangat layak pada penilaian oleh
validator dan memperoleh persentase sebesar 87,55% dengan kategori sangat praktis
dalam penilaian angket respon oleh siswa48. Tingkat kelayakan hasil uji validasi ahli pada
bahan ajar yang peneliti kembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Endro
dkk. Sedangkan pengembangan bahan ajar berorientasi penguatan pendidikan karakter
pada materi barisan dan deret yang dilakukan oleh Endan Muldani, dkk memperoleh
persentase sebesar 83,05% pada hasil uji coba lapangan terhadap siswa yang menyatakan
bahwa bahan ajar yang dikembangkan cukup praktis49. Dari hasil penelitian Endro dan
Endan, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang peneliti kembangkan juga layak dan
dinilai praktis digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas.

48
Endro Setiawan dan Swaditya Rizki, Pengembangan Bahan Ajar Barisan dan Deret Matematika Berbasis
Multimedia Interaktif, AKSIOMA: Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro Vol.7
No.3, 2018, h. 468-469.
49
Endan Muldani, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Matematika SMA pada Materi Barisan dan Deret, Journal of Authentic Research on Mathematics
Education Vol. 1, No. 2, 2019, h. 129
59

G. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini belum maksimal karena terdapat beberapa keterbatasan dalam
pelaksanaan penelitian. Berikut beberapa keterbatasan penelitian yang dihadapi oleh
peneliti, yaitu :
1. Penelitian hanya dilakukan pada kelompok kecil sehingga validitas bahan ajar
dapat berubah jika diujicobakan pada kelompok skala yang lebih besar. Hal ini
dikarenakan adanya pandemi covid 19 sehingga pembelajaran di sekolah tidak
100%.
2. Waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan dan menilai bahan ajar kurang
dari 1 jam sehingga terdapat kemungkinan siswa mengerjakan dan menilai bahan
ajar tidak secara menyeluruh.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis Challenge
Based Learning pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA/MA dapat ditarik
beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1. Bahan ajar yang dikembangkan melalui tahap model pengembangan ADDIE
meliputi: tahap analysis yang terdiri dari dua kegiatan analisis yaitu analisis studi
lapangan dengan pengisian angket kebutuhan bahan ajar siswa melalui google
form dan wawancara dengan guru matematika. Selanjutnya analisis kurikulum
dengan penetapan indikator pembelajaran sesuai dengan materi barisan dan deret.
Setelah dilakukan analisis, diperoleh beberapa permasalahan seperti kesulitan
menghafal rumus, ketidakmampuan memahami konsep dan pola untuk
menyelesaikan suatu masalah, serta pasifnya siswa dalam pembelajaran. Oleh
sebab itu, peneliti memberikan solusi yaitu menggunakan bahan ajar yang
berbasis challenge based learning pada materi barisan dan deret. Challenge based
learning merupakan model pembelajaran yang memulai pembelajaran dari
fenomena yang akrab dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa diharapkan
dapat lebih memahami tanpa menghafal karena masalah yang disajikan sesuai
dengan kehidupan sehari-hari yang siswa biasa jalani.
Tahap kedua yaitu tahap design terdiri dari penetapan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai setelah mempelajari bahan ajar yang akan dikembangkan,
penyusunan dan penyajian bahan ajar dengan menggunakan aplikasi canva dan
Microsoft word serta pembuatan instrumen evaluasi berupa lembar uji validasi
ahli dan angket respon siswa.
Tahap ketiga yaitu tahap development yang terdiri dari pembuatan bahan ajar
yang berisikan cover, petunjuk penggunaan, lima kegiatan belajar serta latihan
soal, lalu validasi bahan ajar oleh para ahli yang terdiri dari dosen matematika dan
guru matematika, dan revisi bahan ajar sesuai dengan komentar dan saran yang
diberikan oleh para ahli.
Tahap keempat yaitu tahap implementation yaitu mengujicobakan bahan ajar
yang telah diperbaiki kepada siswa untuk mengetahui tingkat keterpakaian bahan
ajar yang telah dibuat. Uji coba dilakukan kepada 21 siswa kelas XI yang telah
60
61

mempelajari materi barisan dan deret. Selanjutnya, siswa diberikan angket respon
siswa terhadap bahan ajar yang telah dikerjakan. Terakhir yaitu tahap evaluation
yaitu tahap perbaikan terakhir terhadap bahan ajar sesuai dengan data yang telah
diperoleh dari hasil penilaian validator ahli dan hasil angket respon siswa.
2. Tingkat kelayakan bahan ajar yang didapatkan dari penilaian para ahli
memperoleh persentase sebesar 85,041% dan termasuk kriteria sangat layak dari
aspek cakupan materi, tata bahasa, teknik penyajian dan tampilan, model
challenge based learning, dan penilaian pembelajaran. Sedangkan hasil penilaian
dari angket respon siswa memperoleh persentase sebesar 81,97% dan termasuk
kriteria sangat baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis
challenge based learning telah dinilai praktis dan mudah oleh siswa dari aspek
kesesuaian konten materi, kondisi fisik, dan manfaat penggunaan bahan ajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang peneliti kembangkan juga
layak dan dinilai praktis digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis challenge based
learning pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA/MA serta kesimpulan maka
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa disarankan memanfaatkan bahan ajar ini pada materi barisan dan deret
baik di dalam maupun di luar sekolah.
2. Bagi guru disarankan memanfaatkan bahan ajar ini sebagai bahan ajar alternatif
sehingga dapat membantu dan memudahkan guru dalam penyampaian materi
barisan dan deret.
3. Bagi sekolah disarankan menjadikan bahan ajar ini sebagai salah satu sumber
belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi peneliti lain, bahan ajar ini dapat dikembangkan pada materi lain atau dapat
dikembangkan menjadi bahan ajar elektronik. Dikarenakan penelitian yang belum
maksimal dan masih mengalami keterbatasan, disarankan penelitian selanjutnya
pada kelompok skala besar dan dalam waktu yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Apple, Inc. “Challenge Based Learning A Classroom Guide” Apple, Inc, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf), diakses
pada tanggal 2 Oktober 2020.
Direktorat Pembinaan SMA. “Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA”. Jakarta: Depdiknas,
2010.
Fairazatunnisa, Gelar Dwirahayu dan Eva Musyrifah. “Challenge Based Learning dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Persamaan Linear
Satu Variabel” . Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Vol 3 No.
5, 2021.
Haqq, Arif Abdul. “Penerapan Challenge-based Learning dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMA”. Cirebon: IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, 2016.
Hermawan, Alina Hanifa. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan CPA (Concrete-
Pictorial-Abstract) Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada
Konsep Fungsi”. Skripsi pada Program Sarjana Pendidikan Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2020.
Irsadi, Elfa Oktavia. “Desain Didaktis Pembelajaran Matematika pada Konsep Pola Bilangan,
Barisan dan Deret Aritmatika di Sekolah Menengah Kejuruan”. Skripsi pada
Program Sarjana Pendidikan Universitas Islam Negeri Jakarta, 2019.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (https://kbbi.web.id/model) diakses pada tanggal 3 April
2020.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (https://kbbi.web.id/karakteristik) diakses pada tanggal 10
Maret 2021.
Kelana, Jajang Bayu dan Fadly Pratama. “Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains.” Bandung:
Lekkas, 2019.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. “Laporan Hasil UN 2019”
(https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/hasil-un/) diakses pada tanggal 2 November
2020.
Majid, Abdul. “Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru”.
Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet ke-7. 2015.
Mark Nichols, dkk. “CBL Guide: Challenge Based Learning” Redwood City, California:
Digital Promise, 2016.
Maylani, Anie Dwi. “Pengaruh Challenge Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa”. Skripsi pada Program Sarjana Pendidikan Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2017.
Mirdad, Jamal. “Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran)”,
Indonesia Jurnal Sakinah: Jurnal Pendidikan dan Sosial Islam Vol.2 No.1, 2020.
Muldani, Endan., dkk., “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran Matematika SMA pada Materi Barisan dan Deret”.
Journal of Authentic Research on Mathematics Education Vol. 1, No. 2, 2019.
Nawawi, Sulton. “Developing of Module Challenge Based Learning in Environmental
Material to Empower the Critical Thinking Ability”. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA
3 (2), 2017.
Noormandiri, B. K. “Matematika untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Wajib”. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2017.
Nurdin, Lasmi. “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan Berdasarkan Teori APOS
(Action, Processe, Object, and Shceme)”.
(https://bagah.files.wordpress.com/2012/06/analisis-pemahaman-siswa-tentang-
barisanberdasarkan-teori-apos.pdf) diakses pada tanggal 3 Desember 2020.
Nurdyansyah dan Eni Fariyarul Fahyuni. “Inovasi Model Pembelajaran”. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016.
Nurlaeli, “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen Berbasis Pengalaman
(Experiential Learning) untuk Siswa Kelas XI SMA”. Thesis pada Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Octavia, Shilphy A. “Model-Model Pembelajaran” Yogyakarta: Deepublish, 2020.
OECD, “PISA 2018 Insight and Interpretations”,
(https://www.oecd.org/pisa/PISA%202018%20Insights%20and%20Interpretations%
20FINAL%20PDF.pdf) diakses pada tanggal 3 April 2020.
Permendikbud no 24 tahun 2016, h. 112-113
Prastowo, Andi. “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”. Jogjakarta: DIVA Press,
2015.
Prastowo, Andi. “Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar: Teori dan Aplikasinya di
Sekolah/Madrasah”. Depok: Prenadamedia Group, 2018.
Pribadi, Benny A. “Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi:
Implementasi Model ADDIE”. Jakarta: Penerbit Prenada Media Group, 2013.
Rahman, Abdur., dkk, “Buku Siswa Matematika Kelas 8”. Kemendikbud, 2017.
Reni, dkk., “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Challenge Based Learning (CBL) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa
Kelas XI IPA 4 MAN Pinrang pada Materi Sistem Reproduksi Manusia”. Thesis
pada program Pasca Sarjana Biologi Universitas Negeri Makassar.
Riduwan dan Akdon. “Rumus dan Data dalam Analisis Statistika untuk Penelitian:
[Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-Kebijakan-Manajemen-
Kesehatan]”. Bandung: Alfabet, 2013.
Sari, Fiska Komala, dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran (Modul) berbantuan
Geogebra Pokok Bahasan Turunan”. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika IAIN
Raden Intan Lampung, Vol.7, No.2, 2016.
Setiawan, Endro dan Swaditya Rizki. “Pengembangan Bahan Ajar Barisan dan Deret
Matematika Berbasis Multimedia Interaktif”. AKSIOMA: Jurnal Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Vol.7 No.3, 2018.
Sholihah, Fitri. “Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Pada
Materi Limit Fungsi”. Skripsi pada Program Sarjana Pendidikan Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2015.
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)”.
Bandung: Alfabet, 2015.
Takwa, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Model Pembelajaran Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan
Barisan Dan Deret Kelas Xi Man 1 Makassar. Skripsi pada Program Pendidikan
Matematika UIN Alauddin Makassar, 2018.
Utami, Taza Nur, dkk. “Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Science,
Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada Materi Segiempat”
Desimal: Jurnal Matematika UIN Raden Intan Lampung, 2018.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Wawancara Guru Matematika

Narasumber :
Instansi :
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimanakah minat dan antusiasme siswa terhadap kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban:
2. Apakah siswa mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran matematika?
Jawaban:
3. Apakah siswa mengalami kesulitan terhadap materi mata pelajaran?
Jawaban:
4. Materi apa saja yang sulit bagi siswa?
Jawaban:
5. Bagaimana respon siswa terhadap materi Barisan dan Deret?
Jawaban:
6. Bagaimana nilai siswa pada materi Barisan dan Deret?
Jawaban:
7. Bahan ajar apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan pembelajaran matematika di
kelas?
Jawaban:
8. Apakah bahan ajar tersebut juga digunakan pada kegiatan pembelajaran materi
Barisan dan Deret?
Jawaban:
9. Apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar lain selain bahan ajar utama?
Jawaban:
10. Metode, model pendekatan atau strategi apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan
pembelajaran matematika di kelas?
Jawaban:
11. Apakah Bapak/Ibu pernah mendengan model pembelajaran Challenge Based
Learning?
Jawaban:
12. Apakah pendapat Bapak/Ibu terhadap pengembangan bahan ajar berbasis model
Challenge Based Learning?
Jawaban:
13. Bagaimana jika bahan ajar tersebut diterapkan pada kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban:
Lampiran 2
Lembar Wawancara Guru Matematika

Narasumber : Zelyn Nursyifa Zaini, S.Pd


Instansi : SMAN 7 Kota Tangsel
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimanakah minat dan antusiasme siswa terhadap kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban: Antusiasme anak-anak kalo belajar matematika di kelas, bagus. Tapi karena
kondisi seperti ini, kebanyakan pembelajaran jarak jauh. Jadi membuat anak agak
pasif untuk bertanya, kalo bukan dari kita yang memaksa anak-anak untuk bertanya
langsung ke depan.

2. Apakah siswa mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran matematika?


Jawaban: siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik walau agak pasif.

3. Apakah siswa mengalami kesulitan terhadap materi mata pelajaran matematika?


Jawaban: Saya rasa rata-rata anak-anak bisa memahami materi pelajaran matematika
jika sering berlatih.

4. Materi apa saja yang sulit bagi siswa?


Jawaban: sepertinya materi limit fungsi aljabar.

5. Bagaimana respon siswa terhadap materi Barisan dan Deret?


Jawaban: Rata-rata anak bisa memhami materi barisan dan deret, antusias dan respon
anak pada materi ini bagus.

6. Bagaimana nilai siswa pada materi Barisan dan Deret?


Jawaban: nilai siswa memuaskan, karena sebelumnya mereka diberi
materi/catatan/video pembelajaran, setelah itu latihan soal.

7. Bahan ajar apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan pembelajaran matematika di
kelas?
Jawaban: bahan ajar buku paket kelas 11 erlangga.

8. Apakah bahan ajar tersebut juga digunakan pada kegiatan pembelajaran materi
Barisan dan Deret?
Jawaban: Iya sama.

9. Apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar lain selain bahan ajar utama?
Jawaban: Selain buku paket, biasanya menggunakan video pembelajaran.

10. Metode, model pendekatan atau strategi apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan
pembelajaran matematika di kelas?
Jawaban: pendekatan saintifik sesuai k13

11. Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar model pembelajaran Challenge Based


Learning?
Jawaban: Pernah

12. Apakah pendapat Bapak/Ibu terhadap pengembangan bahan ajar berbasis model
Challenge Based Learning?
Jawaban: model Challenge Based Learning bisa membuat siswa-siswi berpikir lebih
luas dalam memecahkan sebuah masalah sebelum mereka mengetahui apa tujuan dan
kegunaannya mereka belajar materi tersebut.

13. Bagaimana jika bahan ajar tersebut diterapkan pada kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban: menurut saya, bahan ajar Challenge Based Learning bisa saja sebagai model
pembelajaran di kelas untuk mengembangkan pola pikir anak-anak. Tetapi jika
dengan situasi seperti ini pandemik, rasanya waktu yang dibutuhkan sangat kurang.
Lampiran 3
Angket Siswa Pra Penelitian
Nama :
Asal Sekolah :
1. Apakah kamu antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika?
a. Sangat antusias
b. Biasa saja
c. Tidak sama sekali
2. Dalam ulangan matematika, biasanya nilai ulangan saya …
a. Kurang dari 50
b. 51 – 69
c. 70 – 79
d. 80 – 90
e. Lebih dari 90
3. Bahan ajar apa yang digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika? (boleh
memilih lebih dari 1)
a. LKS cetak
b. LKS elektronik
c. Buku cetak
d. Buku elektronik (e-book)
e. Modul cetak
f. Modul elektronik
g. Video pembelajaran
h. Powerpoint
i. Website pembelajaran
j. Lainnya
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran matematika? (Khususnya pada
materi barisan dan deret)
a. Saya tidak menghafal rumusnya
b. Saya kesulitan memahami konsep (pola)
c. Terkadang saya kurang teliti dalam perhitungan
d. Saya tidak mengetahui cara menyelesaikan soal yang diberikan
5. Saya membutuhkan bahan ajar yang penuh tantangan dan mudah dipahami
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak setuju
Lampiran 4
Hasil Angket Kebutuhan Bahan Ajar Siswa

Responden dari angket ini berjumlah 21 siswa SMA yang terdiri dari 19 siswa SMA Negeri 7
Kota Tangerang Selatan dan 2 siswa SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang. Angket ini
terdiri dari 5 pertanyaan sebagai berikut.
Pertanyaan 1 :

Dari diagram lingkaran di atas, terdapat 66,7% siswa yang biasa saja dalam mengikuti
pembelajaran matematika, 19% siswa yang tidak sama sekali antusias dalam mengikuti
pembelajaran matematika, dan 14,3% siswa yang sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran matematika.
Pertanyaan 2 :

Dari diagram lingkaran di atas, diperoleh 52,4% siswa yang mendapatkan nilai ulangan
matematika 70 – 79, 23,8% siswa yang mendapatkan nilai ulangan 51 – 69, 9,5% siswa yang
mendapatkan nilai ulangan matematika kurang dari 50 dan 9,5% siswa yang mendapat nilai
ulangan matematika 80 – 89 serta 4,8% sisanya siswa yang mendapatkan nilai ulangan lebih
dari 90
Pertanyaan 3 :

Dari diagram batang di atas, diperoleh urutan bahan ajar yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran matematika dari yang tertinggi yaitu video pembelajaran, buku cetak,
powerpoint, website pembelajaran, LKS cetak, buku elektronik (e-book), dan modul cetak.
Pertanyaan 4 :

.
Dari diagram lingkaran di atas, diperoleh kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran
matematika (khususnya pada materi barisan dan deret) yaitu 42,9% karena tidak hafal
rumusnya, 23,8% karena kesulitan memahami konsep atau pola bilangan, 19% karena kurang
teliti dalam perhitungan, dan 14,3% karna tidak mengetahui cara menyelesaikan soal yang
diberikan.
Pertanyaan 5 :

Dari diagram lingkaran di atas, diperoleh 100% siswa membutuhkan bahan ajar yang penuh
tantangan dan mudah dipahami.
Kesimpulan :
Pada pertanyaan pertama, dari 21 responden yang mengisi angket, terdapat 66,7%
siswa yang biasa saja dalam mengikuti pembelajaran matematika. Pada pertanyaan kedua,
kebanyakan siswa mendapatkan nilai ulangan matematika 70 – 79 yang merupakan rentang
nilai KKM di beberapa sekolah. Pada pertanyaan ketiga, diperoleh urutan bahan ajar yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika dari yang tertinggi yaitu video
pembelajaran, buku cetak, powerpoint, website pembelajaran, LKS cetak, buku elektronik (e-
book), dan modul cetak. Pada penelitian ini bahan ajar yang akan dikembangkan adalah
modul cetak.
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika (khususnya pada
materi barisan dan deret) yaitu 42,9% karena tidak menghafal rumusnya dan 23,8% karena
kesulitan memahami konsep atau pola bilangan. Kesulitan ini dapat diatasi dengan model
pembelajaran yang memulai pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa diharapkan dapat lebih memahami tanpa menghafal karena
masalah yang disajikan sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang siswa biasa jalani..
Pembelajaran yang demikian akan merangsang kemampuan siswa sehingga mampu
menguasai materi barisan dan deret.
Lampiran 5
INSTRUMEN UJI VALIDASI AHLI
Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge Based
Learning untuk Siswa SMA

Nama Validator :
Instansi :

Petunjuk Pengisian Angket


1. Lembar penilaian diisi oleh pakar ahli.
2. Lembar ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang kelayakan bahan ajar yang
sedang dikembangkan.
3. Penilaian ini diisi dengan tanda Checklist (√) pada kolom yang sesuai pada setiap
butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 5 : Sangat Baik
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
4. Komentar dan saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang telah
disediakan.
Skor
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5
A. Cakupan Materi
1. Kesesuaian bahan ajar dengan Kompetensi Dasar (KD)
2. Kesesuaian bahan ajar dengan Indikator Pembelajaran
3. Kebenaran konsep materi barisan dan deret ditinjau dari
aspek keilmuan.
4. Keruntutan pokok bahasan barisan dalam bahan ajar.
5. Keruntutan pokok bahasan deret dalam bahan ajar.
6. Materi barisan dan deret sudah tercakup secara
keseluruhan dalam bahan ajar.
B. Tata Bahasa
7. Kesesuaian bahasa dengan EYD.
8. Kejelasan petunjuk dalam bahan ajar.
9. Kalimat yang digunakan efektif, efisien dan komunikatif.
10. Konsisten penggunaan istilah, notasi dan simbol.
C. Teknik Penyajian dan Tampilan
11. Diberikan petunjuk penggunaan dalam bahan ajar.
12. Kesesuaian penggunaan simbol dan gambar dalam bahan
ajar.
13. Ilustrasi gambar sesuai dan tidak buram dalam penjelasan
teks bahan ajar.
14. Rangkuman sesuai dengan materi Barisan dan Deret.
D. Model Pembelajaran Challenge Based Learning
15. Pada tahap engage , siswa dapat memahami dengan jelas
ide besar yang diberikan.
16. Pada tahap engage, siswa dapat membuat pertanyaan
penting yang bersifat terbuka berdasarkan ide besar yang
telah diberikan.
17. Pada tahap engage, tantangan yang diberikan sudah
berkaitan dengan ide besar.
18. Pada tahap engage, tantangan yang diberikan sudah sesuai
dengan materi barisan dan deret.
19. Pada tahap engage, siswa dapat menuliskan informasi
yang diperoleh dari tantangan yang diberikan.
20. Pada tahap investigate, kegiatan pemandu mempermudah
siswa menjawab tantangan.
21. Pada tahap act, siswa dapat dengan mudah menyimpulkan
hasil dari kegiatan pemandu
22. Pada tahap act, kasus baru yang diberikan berkaitan
dengan ide besar dan tantangan yang telah diberikan
sebelumnya.
E. Penilaian Pembelajaran
23. Kegiatan belajar dan latihan soal yang diberikan
mendukung pemahaman materi barisan dan deret.
24. Kesesuaian kegiatan belajar dan latihan soal sesuai dengan
materi barisan dan deret.
25. Kesesuaian evaluasi dengan Indikator Pembelajaran.
26. Tingkat kesulitan pada latihan soal beragam.
F. Komentar dan Saran
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________
G. Kesimpulan Umum
Berdasarkan penilaian kelayakan materi, kebahasaan, penyajian dan tampilan
menyeluruh, maka bahan ajar berbasis challenge based learning ini dinyatakan :*
1. Bahan ajar dapat digunakan tanpa revisi
2. Bahan ajar dapat digunakan dengan revisi
3. Bahan ajar tidak dapat digunakan
*berilah tanda Checklist (√) pada pilihan di atas

Tangerang, …………………….2021
Validator,

_________________________
NIP.
Lampiran 6
ANGKET RESPON SISWA
Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge Based
Learning untuk Siswa SMA

Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
Petunjuk Pengisian Angket
5. Isilah identitas diri anda pada kolom yang disediakan.
6. Penilaian ini diisi dengan tanda Checklist (√) pada kolom yang sesuai pada setiap butir
penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 5 : Sangat Baik
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
7. Saran dan masukkan mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang telah
disediakan.
No Skor
Aspek Penilaian
. 1 2 3 4 5
A. Kesesuaian Konten Materi
27. Bahan ajar memudahkan siswa memahami materi Barisan
dan Deret.
28. Bahan ajar memuat soal-soal yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
29. Materi yang disajikan menuntun siswa untuk dapat
menyelesaikan masalaha yang tidak biasa dikerjakan di
kelas.
30. Materi di dalam bahan ajar sesuai dengan buku paket
pegangan siswa.
B. Kondisi Fisik
31. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
32. Gambar dan simbol terlihat jelas.
33. Petunjuk penggunaan dalam bahan ajar jelas.
C. Manfaat Penggunaan Bahan Ajar
34. Bahan ajar dapat menambah wawasan pengetahuan siswa.
35. Bahan ajar membuat siswa termotivasi untuk belajar
matematika.
36. Bahan ajar membuat siswa lebih aktif dalam bertanya dan
berkomunikasi kepada guru.
D. Saran dan Masukkan
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_______________________________
Lampiran 7 Surat Permohonan Menjadi Validator Bahan Ajar
Lampiran 8
INSTRUMEN UJI VALIDASI AHLI
Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge Based
Learning untuk Siswa SMA

Nama Validator : Amaliyah Setiawan, S.Pd


Instansi : SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan

Petunjuk Pengisian Angket


8. Lembar penilaian diisi oleh pakar ahli.
9. Lembar ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang kelayakan bahan ajar yang
sedang dikembangkan.
10. Penilaian ini diisi dengan tanda Checklist (√) pada kolom yang sesuai pada setiap
butir penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 5 : Sangat Baik
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
11. Komentar dan saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang telah
disediakan.
Skor
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5
H. Cakupan Materi
37. Kesesuaian bahan ajar dengan Kompetensi Dasar (KD) √
38. Kesesuaian bahan ajar dengan Indikator Pembelajaran √
39. Kebenaran konsep materi barisan dan deret ditinjau dari √
aspek keilmuan.
40. Keruntutan pokok bahasan barisan dalam bahan ajar. √
41. Keruntutan pokok bahasan deret dalam bahan ajar. √
42. Materi barisan dan deret sudah tercakup secara √
keseluruhan dalam bahan ajar.
I. Tata Bahasa
43. Kesesuaian bahasa dengan EYD. √
44. Kejelasan petunjuk dalam bahan ajar. √
45. Kalimat yang digunakan efektif, efisien dan komunikatif. √
46. Konsisten penggunaan istilah, notasi dan simbol. √
J. Teknik Penyajian dan Tampilan
47. Diberikan petunjuk penggunaan dalam bahan ajar. √
48. Kesesuaian penggunaan simbol dan gambar dalam bahan √
ajar.
49. Ilustrasi gambar sesuai dan tidak buram dalam penjelasan √
teks bahan ajar.
50. Rangkuman sesuai dengan materi Barisan dan Deret. √
K. Model Pembelajaran Challenge Based Learning
51. Pada tahap engage , siswa dapat memahami dengan jelas √
ide besar yang diberikan.
52. Pada tahap engage, siswa dapat membuat pertanyaan √
penting yang bersifat terbuka berdasarkan ide besar yang
telah diberikan.
53. Pada tahap engage, tantangan yang diberikan sudah √
berkaitan dengan ide besar.
54. Pada tahap engage, tantangan yang diberikan sudah sesuai √
dengan materi barisan dan deret.
55. Pada tahap engage, siswa dapat menuliskan informasi √
yang diperoleh dari tantangan yang diberikan.
56. Pada tahap investigate, kegiatan pemandu mempermudah √
siswa menjawab tantangan.
57. Pada tahap act, siswa dapat dengan mudah menyimpulkan √
hasil dari kegiatan pemandu
58. Pada tahap act, kasus baru yang diberikan berkaitan √
dengan ide besar dan tantangan yang telah diberikan
sebelumnya.
L. Penilaian Pembelajaran
59. Kegiatan belajar dan latihan soal yang diberikan √
mendukung pemahaman materi barisan dan deret.
60. Kesesuaian kegiatan belajar dan latihan soal sesuai dengan √
materi barisan dan deret.
61. Kesesuaian evaluasi dengan Indikator Pembelajaran. √
62. Tingkat kesulitan pada latihan soal beragam. √
M. Komentar dan Saran
Pembuatan bahan ajar cukup sesuai dengan ciri-ciri sintaks dari pembelajaran CBL
yang meliputi pemberian ide besar atau gagasan utama, pemberian pertanyaan
penting, tantangan, pertanyaan pemandu, aktivitas pemandu, sumber pemandu, solusi.
Penggunaan gambar sigma sebaiknya diganti dengan gambar yang lebih menarik serta
penggunaan kata ganti orang menggunakan kamu, anda atau kalian.
N. Kesimpulan Umum
Berdasarkan penilaian kelayakan materi, kebahasaan, penyajian dan tampilan
menyeluruh, maka bahan ajar berbasis challenge based learning ini dinyatakan :*
4. Bahan ajar dapat digunakan tanpa revisi
5. Bahan ajar dapat digunakan dengan revisi √
6. Bahan ajar tidak dapat digunakan
*berilah tanda Checklist (√) pada pilihan di atas

Tangerang, 24 Desember 2021


Validator,

Amaliyah Setiawan, S.Pd


NIP.
Lampiran 9
Revisi Bahan Ajar
No.
Sebelum Sesudah
1.

Komentar : Hilangkan page border agar tidak


terlihat sempit.
2.

Komentar : Ubah font times New Roman agar


tidak terlihat resmi.
3.

Komentar : Lengkapi ringkasan materi pada


setiap kegiatan belajar.
4.

Komentar : Tambahkan kasus baru yang


berkaitan dengan ide besar di tahap Act.

5.

Komentar : Tambahkan satu sub bab lagi, isinya


latihan soal 20 soal, hanya soal saja tidak perlu
dibuat kolom jawaban. Soal-soalnya terdiri
dari soal biasa dan soal cerita.

6.

Komentar : Penggunaan gambar “sigma”


sebaiknya diganti dengan gambar yang lebih
menarik.
7.

Komentar : penggunaan kata ganti orang


menggunakan kamu, anda atau kalian.
8.

Komentar : Sesuaikan kata kerja operasional


dengan K14
9.

Komentar : Gunakan istilah menggunakan kaidah


bahasa Indonesia : factor seharusnya faktor.
10.
Komentar : Ada contoh soal yang tidak sesuai
(silahkan perbaiki) hal 29 (150 seharusnya 50) dan
hal 37 (5% - 0,5 seharusnya 5% = 0,05)
11.

Komentar : Redaksi pada bahan ajar diperbaiki


agar lebih jelas, interaktif dan komunikatif.
12.

Komentar : Jika menggunakan gambar yang


diambil dari internet, alangkah baiknya jika
mencantumkan keterangan sumber.
13.

Komentar : Sertakan soal berbasis HOTS pada


evaluasi.
14.

Komentar : Instruksi melakukan kegiatan pemandu


sebaiknya diletakkan setelah kotak
15.

Komentar : Perintah engage tidak jelas


16.

Komentar : tidak ada evaluasi

17.

Komentar : soal review urutkan dari mudah ke


sulit.
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Perhintungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli

Validator
No. Butir Skor Skor
Dosen Dosen Dosen Guru Guru Guru Guru Guru
Pertanyaan Hasil Kriterium
I II III I II III IV V
1. 4 4 3 5 4 4 5 5 34 40
2. 4 3 3 5 4 4 5 5 33 40
3. 4 4 5 4 4 4 5 5 35 40
4. 4 4 4 4 4 4 5 5 34 40
5. 4 4 4 4 4 4 5 5 34 40
6. 4 4 5 4 4 4 5 5 35 40
7. 4 4 4 5 4 4 5 4 34 40
8. 4 4 4 5 4 4 5 4 34 40
9. 5 4 4 4 4 4 5 3 33 40
10. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
11. 5 4 5 5 4 4 5 4 36 40
12. 5 4 5 5 4 4 5 4 36 40
13. 5 4 5 4 4 4 5 4 35 40
14. 5 4 5 4 4 4 5 4 35 40
15. 4 4 3 5 4 4 5 4 33 40
16. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
17. 4 4 3 4 4 4 5 4 32 40
18. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
19. 4 4 3 5 4 4 4 4 32 40
20. 4 4 5 4 4 4 5 4 34 40
21. 4 4 5 5 4 4 5 4 35 40
22. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
23. 5 4 5 5 4 4 5 4 36 40
24. 5 4 4 5 4 4 5 4 35 40
25. 5 4 1 5 4 4 5 4 32 40
26. 4 4 5 4 4 4 5 2 32 40
Total 112 103 106 116 104 104 129 107 881 1040
Perhintungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli Berdasarkan Indikator Setiap Aspek
Penilaian

Cara Perhitungan Persentase Skor :

1. Aspek Cakupan Materi


Skor Skor Persentase
No. Indikator
Hasil Kriterium (%)
3. Kesesuaian Materi 33 40 82,5%
4. Keakuratan Materi 34,3 40 85,75%

2. Aspek Tata Bahasa


Skor Skor Persentase
No. Indikator
Hasil Kriterium (%)
1. Kesesuaian dengan EYD 34 40 85%
2. Penggunaan istilah, simbol dan ikon 33,3 40 83,25%

3. Aspek Teknik Penyajian dan Tampilan


Skor Skor Persentase
No. Indikator
Hasil Kriterium (%)
1. Sistematika Penyajian 36 40 90%
2. Kesesuaian 35,5 40 88,75%
3. Tampilan Bahan Ajar 35 40 87,5%

4. Aspek Model Challenge Based Learning


Skor Skor Persentase
No. Indikator
Hasil Kriterium (%)
1. Tahapan Engage 32,6 40 81,5%
2. Tahapan Investigate 34 40 85%
3. Tahapan Act 34 40 85%
5. Aspek Penilaian Pembelajaran
Skor Skor Persentase
No. Indikator
Hasil Kriterium (%)
1. Keefektifan aktivitas dan Latihan soal 34 40 85%
2. Kesesuaian 33,5 40 83,75%
Lampiran 13
Perhintungan Data Angket Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Nomor Butir Pertanyaan


Responden Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I 5 4 4 4 4 3 3 5 1 3 36
II 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 42
III 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
IV 4 4 5 3 4 5 4 5 4 3 41
V 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 48
VI 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 40
VII 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 41
VIII 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 42
IX 5 4 4 4 5 3 4 5 4 5 43
X 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 45
XI 4 5 5 4 4 4 4 3 3 5 41
XII 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 41
XIII 2 4 5 4 4 4 4 3 3 5 38
XIV 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
XV 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 40
XVI 4 3 4 4 5 3 4 5 4 5 41
XVII 3 2 5 4 4 2 5 5 5 5 40
XVIII 2 4 5 4 4 4 2 3 3 5 36
XIX 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 36
XX 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 43
XXI 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 42
Skor Hasil 81 81 91 84 88 82 85 92 80 95 859
Skor
105 105 105 105 105 105 105 105 105 105 1682
Kriterium
Perhintungan Data Angket Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Berdasarkan Indikator
Setiap Aspek Penilaian

1. Aspek Kesesuaian Konten Materi


Skor Skor
No. Indikator Persentase
Hasil Kriterium
1. Bahan ajar memudahkan siswa memahami materi
81 105 77,14%
Barisan dan Deret.
2. Bahan ajar memuat soal-soal yang berhubungan
81 105 77,14%
dengan kehidupan sehari-hari.
3. Materi yang disajikan menuntun siswa untuk dapat
menyelesaikan masalaha yang tidak biasa dikerjakan 91 105 86,67%
di kelas.
4. Materi di dalam bahan ajar sesuai dengan buku paket
84 105 80%
pegangan siswa.

2. Aspek Kondisi Fisik


Skor Skor
No. Indikator Persentase
Hasil Kriterium
5. Bahasa yang digunakan mudah dipahami 88 105 83,8%
6. Gambar dan simbol terlihat jelas 82 105 78,09%
7. Petunjuk penggunaan dalam bahan ajar jelas. 85 105 80,95%

3. Aspek Manfaat Penggunaan Bahan Ajar


Skor Skor
No. Indikator Persentase
Hasil Kriterium
8. Bahan ajar dapat menambah wawasan pengetahuan
92 105 87,61%
siswa.
9. Bahan ajar membuat siswa termotivasi untuk belajar
80 105 76,19%
matematika.
10. Bahan ajar membuat siswa lebih aktif dalam bertanya
95 105 90,47%
dan berkomunikasi kepada guru.
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16

PRODUK AKHIR
iii
Bahan Ajar Matematika Barisan dan Deret
Berbasis Challenge Based Learning

Disusun oleh :
Sarah Mawira
Pembimbing
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd
Gusni Satriawati, M.Pd

Pendidikan Matematika
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2022

132
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga

bahan ajar ini bisa selesai. Bahan ajar ini berisi pokok bahasan barisan dan deret

berbasis Challenge Based Learning untuk kelas XI SMA/MA atau sederajat. Langkah-

langkah pada bahan ajar ini disesuaikan dengan mediasi-mediasi yang diberikan guru

terhadap siswa saat mengajar agar siswa dapat memahami materi berdasarkan

tantangan yang tersedia. Penggunaan bahan ajar ini bertujuan untuk membantu siswa

dalam memperoleh pemahaman secara mandiri. Selain itu, bahan ajar ini diharapkan

dapat menjadi alternatif dalam membantu guru menyampaikan materi di kelas.

Dalam penyusunan bahan ajar ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak

yang telah bersedia membantu hingga bahan ajar ini selesai. Oleh karena itu penulis

ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

mengembangkan bahan ajar ini, penulis sadar dalam penyusunan bahan ajar ini masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat

dibutuhkan. Akhir kata, semoga bahan ajar ini dapat digunakan dengan baik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tangerang, September 2021

Penulis

iii
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................................................... iv

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator ....................................................... v

Petunjuk Penggunaan ............................................................................................................. 1

Kegiatan Belajar 1 Barisan Aritmatika............................................................................. 2

Kegiatan Belajar 2 Deret Aritmatika ............................................................................. 8

Kegiatan Belajar 3 Barisan Geometri ......................... Error! Bookmark not defined.

Kegiatan Belajar 4 Deret Geometri dan Deret Geometri Tak Hingga ............ Error!

Bookmark not defined.

Kegiatan Belajar 5 Penerapan Barisan dan Deret dalam Kehidupan Sehari-hari

............................................................................................. Error! Bookmark not defined.

Uji Kompetensi ................................................................ Error! Bookmark not defined.

Daftar Pustaka .................................................................................................................... 42

Kunci Jawaban...................................................................................................................... 43

iv
Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan
Indikator

Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmatika dan

Geometri

4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan dan

menyelesaikan masalah kontekstual (termasuk pertumbuhan, peluruhan, bunga

majemuk, dan anuitas)

v
Indikator Pembelajaran

3.6.1 Mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan aritmatika.

3.6.2 Menentukan suku pertama, beda dan suku ke-n dari barisan aritmatika.

3.6.3 Menentukan jumlah n suku pertama dari deret aritmatika.

3.6.4 Mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan geometri.

3.6.5 Menentukan suku pertama, rasio dan suku ke-n dari barisan geometri.

3.6.6 Menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri.

3.6.7 Menentukan jumlah tak hingga dari deret geometri tak hingga.

4.6.1 Menerapkan barisan aritmatika dalam pemecahan masalah konteksual.

4.6.2 Menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan deret aritmatika.

4.6.3 Menerapkan barisan geometri dalam pemecahan masalah konteksual.

4.6.4 Menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan deret geometri dan deret

geometri tak hingga.

4.6.5 Membedakan berbagai masalah kontekstual berkaitan dengan penerapan konsep

barisan dan deret.

4.6.6 Menggunakan konsep barisan dan deret dalam menyelesaikan masalah

kontekstual.

vi
Bahan Ajar Matematika 1

Petunjuk Penggunaan

Bahan ajar ini dirancang untuk memfasilitasi kalian dalam melakukan kegiatan belajar

secara mandiri. Untuk mempelajari bahan ajar ini dengan baik, kalian dapat mengikuti

petunjuk penggunaan bahan ajar sebagai berikut. :

1. Berdoalah sebelum mempelajari bahan ajar ini.

2. Bahan ajar berbasis Challenge Based Learning dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran individu maupun berkelompok.

3. Pelajarilah setiap kegiatan belajar dalam bahan ajar ini secara bertahap.

4. Baca dan pahami setiap perintah dalam bahan ajar dengan cermat dan teliti.

5. Lakukan tahapan pada setiap kegiatan belajar dengan cermat.

6. Terdapat 3 tahapan yang harus dilakukan pada setiap kegiatan belajar, yaitu :

a. Tahap engage.

Pada tahap ini kalian membaca dan memahami ide besar yang telah diberikan,

membuat pertanyaan penting. Selanjutnya mengisi informasi yang terdapat

pada tantangan.

b. Tahap investigate

Pada tahap ini kalian melakukan kegiatan pemandu untuk menjawab tantangan

yang telah diberikan.

c. Tahap act

Pada tahap ini, kalian mengerjakan kasus baru yang telah diberikan.

7. Jawablah setiap pertanyaan di kolom yang tersedia.

8. Jika kalian mengalami kesulitan pada masalah yang diberikan, mintalah bantuan

teman atau guru.

9. Kerjakan latihan soal yang terdapat pada akhir pembelajaran.

10. Cocokkan jawaban kalian dengan kunci jawaban yang tersedia di akhir bahan ajar.

11. Akhiri pembelajaran dengan berdoa.


Bahan Ajar Matematika 2

Kegiatan Belajar 1

Barisan Aritmatika

Tujuan Kegiatan Belajar :

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan

aritmatika.

2. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, beda dan suku ke-n dari barisan

aritmatika.

3. Peserta didik dapat menerapkan barisan aritmatika dalam pemecahan masalah

konteksual.

Ringkasan Materi :

Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan-bilangan dimana beda (selisih)

diantara dua suku berurutan merupakan bilangan tetap.

Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-n dinyatakan dalam bentuk 𝑈𝑛 , yaitu 𝑈 𝑈

𝑈 𝑈𝑛 dimana 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛 𝑈𝑛 konstan. Nilai konstan ini

disebut beda (selisih) barisan arimatika tersebut dan dilambangkan dengan huruf b

Misalnya : 𝑼𝟏 𝑼𝟐 𝑼𝟑 𝑼𝟒 𝑼𝟓 𝑼𝟔

Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih antar dua barisan berurutan yang

konstan yaitu 2, jadi barisan tersebut merupakan barisan aritmatika.

Untuk mencari beda atau selisihnya, dapat menggunakan rumus berikut : 𝑏 𝑈𝑛 𝑈𝑛

Misalnya suku pertama dari barisan aritmatika dilambangkan dengan a dan bedanya

adalah b, maka suku-suku barisan aritmatika dapat dinyatakan sebagai berikut :


𝑈 𝑎
𝑈 𝑎 𝑏
𝑈 𝑎 𝑏
….
𝑈𝑛 𝑎 (𝑛 )𝑏
Bahan Ajar Matematika 3

Berdasarkan keteraturan diatas maka rumus umum suku ke- n barisan aritmatika adalah
𝑈𝑛 𝑎 (𝑛 )𝑏
Keterangan :

𝑈𝑛 = suku ke-n

𝑎 = awal/suku pertama

𝑏 = beda/ selisih

𝑛 = banyaknya suku

Tahap Engage

Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 1.

Ide Besar (Big Idea)

Batik

Sumber : https://cantik.tempo.co/

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari

budaya Indonesia. Kain batik telah ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk

budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Karena merupakan

warisan budaya, kain batik memiliki nilai jual yang tinggi. Perekonomian Indonesia

terbantu dengan penjualan kain batik ke dalam maupun luar negeri. Salah satu yang

terbantu perekonomiannya adalah Ibnu Riyanto asal Cirebon, Jawa Barat. Usianya belum

menginjak 30 tahun, namun sudah cukup sukses sebagai pengusaha batik. Keberhasilan

Ibnu dibuktikan dengan berbagai penghargaan dan pencapaian usaha batik yang

dimilikinya. Salah satu penghargaan yang sangat berkesan berasal dari Museum Rekor

Indonesia (MURI) sebagai pemilik toko batik terbesar dan terluas pada usia termuda

yaitu 23 tahun. Dengan modal awal Rp 15 juta, kini Ibnu mampu menghidupi setidaknya
Bahan Ajar Matematika 4

500 orang karyawan dan membuka kesempatan bagi sedikitnya 50 perajin batik rumahan

untuk memasarkan batik di toko miliknya. Bayangkan kalian adalah seorang pengusaha

baru dalam bidang konveksi kain batik. Dengan modal yang relatif kecil dan ketekunan

yang kalian miliki, kalian akan menjadi Ibnu yang selanjutnya!

Pertanyaan Penting (Essential Question)

Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas

1. ____________________________________________________________

______________________________________________

2. ____________________________________________________________

_______________________________________________

Tantangan (Challenge)

1. Jika kalian dapat menyelesaikan 6 helai kain batik berukuran 2,4 m x 1,5 m

selama 1 bulan. Permintaan kain batik terus bertambah sehingga kalian harus

menyediakan 9 helai kain batik pada bulan kedua, dan 12 helai pada bulan ketiga.

Kalian menduga, jumlah helai kain batik untuk bulan berikutnya akan lebih banyak

dari bulan sebelumnya. Berapa penambahan jumlah kain batik untuk bulan

berikutnya?

2. Jika penambahan pada bulan selanjutnya bersifat konstan berdasarkan nomor 1

dan kalian ingin menyiapkan kain sampai bulan ke 10, berapa banyak helai kain

yang harus disiapkan?

Tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh dari cerita dan tantangan di atas

pada kolom berikut.


Bahan Ajar Matematika 5

(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat

memecahkan tantangan diatas. Kemudian, tuliskan hasilnya pada kolom Act.)

Tahap Investigate

Kegiatan Pemandu (Guiding Activities)

Pada kasus pembuatan kain batik, kalian bisa lengkapi tabel berikut!

Bulan ke- 1 2 3

Jumlah helai kain batik … … …

Selisih antar satu suku dengan suku lainnya dari tabel tersebut adalah :

Jumlah helai kain pada bulan kedua – jumlah helai kain pada bulan pertama :

Jumlah helai kain pada bulan ketiga – jumlah helai kain pada bulan kedua :

selisih helai kain antar bulan adalah …

Jadi, penambahan jumlah helai kain pada bulan berikutnya adalah … helai kain

Jika kita misalkan jumlah helai kain pada bulan pertama adalah a dan selisih antar helai

kain adalah b, maka dapat ditulis

a = …. dan b = ….

Jumlah helai kain batik pada bulan pertama: = a = …..

Jumlah helai kain batik pada bulan kedua: = a + b = …. + ….. = …..

Jumlah helai kain batik pada bulan ketiga: = a + b + b = a + 2b = …. + (…)… = ….

Jumlah helai kain batik pada bulan keempat: = a + b + b + b = a + 3b = … + (…)… = …

Jumlah helai kain batik pada bulan ke-n : ( )

Maka rumus untuk banyaknya helai kain batik pada bulan ke-n adalah ….

Untuk menjawab tantangan yang telah diberikan,

1. Berapa penambahan jumlah kain batik untuk bulan berikutnya?

Bulan ke- 1 2 3 4

Jumlah helai kain batik 6 9 12 ….


Bahan Ajar Matematika 6

2. Berapa banyak jumlah helai kain batik yang harus disiapkan pada bulan ke 10 ?

Sebelumnya diketahui, a = …, b = ….

Maka kain batik pada bulan ke 10 dapat menggunakan rumus ( )


( )
( )

Tahap Act

Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.

Kasus Baru

Jika kalian mendapatkan pesanan sebanyak 690 kain, berapa lama kalian akan

menyelesaikan pesenan tersebut? (kasus baru ini masih berkaitan dengan tantangan)
Bahan Ajar Matematika 7

Review Kegiatan Belajar 1

1. Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …

a. -71 c. 71 e. 85

b. -73 d. 73

2. Rumus suku ke-n dari barisan 5, -2, -9, -16, … adalah …

a. d.
b. e.
c.
3. Rumus suku ke-n suatu barisan bilangan dirumuskan . Suku ke-15 dari

barisan tersebut adalah …

a. 30 c. 0 e. -30

b. 15 d. -15

4. Diketahui barisan aritmatika 16, 30, 44, …. Nilai …

a. 282 c. 142 e. 128

b. 196 d. 140

5. Diketahui barisan aritmatika 1, 3, 5, …, 23. Jika , nilai n yang memenuhi

adalah …

a. 12 c. 16 e. 20

b. 14 d. 18

6. Diketahui suatu barisan aritmatika dengan suku pertama barisan tersebut 25 dan

suku kesebelas adalah 55. Suku ke-45 barisan tersebut adalah …

a. 157 c. 169 e. 179

b. 163 d. 177

7. Diketahui suku ke-3 dan suku ke-5 dari barisan aritmatika secara berturut-turut

adalah -5 dan -9. Suku ke-10 dari barisan tersebut adalah …

a. 20 c. 17 e. -20

b. 19 d. -19
Bahan Ajar Matematika 7

8. Diketahui dan merupakan tiga suku pertama suatu barisan

aritmatika. Nilai adalah…

a. 1 c. 3 e. 5

b. 2 d. 4

9. Dalam suatu gedung pertunjukkan disusun kursi dengan baris paling depan terdiri

dari 12 kursi, baris kedua berisi 14 kursi, baris ketiga berisi 16 kursi, dan

seterusnya. Banyaknya kursi pada baris ke-20 adalah …

a. 48 c. 52 e. 56

b. 50 d. 54

10. Suatu tumpukan batu bata terdiri atas 15 lapis. Banyak batu bata pada lapis

paling atas ada 10 buah, tepat di bawahnya ada 12 buah, dibawahnya lagi ada 14,

dan seterusnya. Banyak batu bata pada lapisan paling bawah ada …

a. 30 c. 36 e. 40

b. 32 d. 38
Bahan Ajar Matematika 8

Kegiatan Belajar 2
Deret Aritmatika

Tujuan Kegiatan Belajar :

1. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret aritmatika.

2. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan deret

aritmatika.

Ringkasan Materi :

Jika 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛 merupakan barisan aritmatika dengan

rumus suku ke-n adalah 𝑈𝑛 𝑎 (𝑛 )𝑏, maka penjumlahan dari masing-masing suku

ditulis dalam bentuk 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛 disebut dengan deret aritmatika dan

dilambangkan dengan 𝑆𝑛 .

Deret aritmatika adalah penjumlahan berurutan dari suku-suku barisan aritmatika.

Rumus umum jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah


𝑛
𝑆𝑛 ( 𝑎 (𝑛 )𝑏)

Tahap Engage

Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 2.

Ide Besar (Big Idea)

Tangga

Sumber : https://in.pinterest.com
Bahan Ajar Matematika 9

Jika kalian tinggal di rumah yang memiliki lebih dari satu lantai, apa yang pasti kalian

butuhkan sebagai penghubung antar lantai? Ya, itu adalah tangga. Tangga merupakan

elemen arsitektural yang selalu hadir di sebuah rumah yang memiliki lebih dari satu

lantai. Tangga dapat dibangun dari bermacam-macam bahan, mulai dari batu-batuan,

kayu, semen, atau kaca. Namun, tangga yang paling umum kita temui pada rumah-rumah

adalah tangga yang dibangun dari kayu dan semen. Apakah kalian tahu bagaimana sejarah

tangga? Berdasarkan penelitian dari sejarawan dan arkeolog, tangga tertua yang pernah

dibuat di muka bumi ini ditemukan di Sisilia, Itali. Tangga ini diperkirakan berusia 480

SM dan menjadi salah satu bagian pada candi dalam peradaban Yunani. Saat ini tangga

telah banyak kita temui dalam berbagai bentuk bangunan dan ada juga tangga yang bisa

dibawa kemana-mana dengan ukuran yang kecil.

Pertanyaan Penting (Essential Question)

Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas

1. ____________________________________________________________

_______________________________________________

2. ____________________________________________________________

_________________________________________________

Tantangan (Challenge)

Sumber : https://id.pinterest.com/

Perhatikan gambar di atas. Jika membuat sebuah anak tangga dibutuhkan 40 batu bata,

berapa banyak batu bata yang dibutuhkan untuk membuat 10 anak tangga?

Tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh dari cerita dan tantangan di atas pada

kolom berikut.
Bahan Ajar Matematika 10

(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat

memecahkan tantangan diatas. Kemudian, tuliskan hasilnya pada kolom Act.)

Tahap Investigate

Kegiatan Pemandu (Guiding Activities)

Pada kasus banyaknya kursi, kalian bisa lengkapi tabel berikut!

Anak tangga ke - 1 2 3 4

Jumlah batu bata 40 40 + 40 = … 40 + 40 + … = … … + … + …+ … = …

Jadi, penambahan jumlah kursi pada baris berikutnya adalah … kursi

Coba kalian lihat tabel diatas, susunan banyaknya batu bata pada setiap anak tangga

sampai anak tangga ke-10 membentuk barisan aritmatika sebagai berikut

1 x 40, 2 x 40 , 3 x 40 , 4 x 40 , 5 x 40 , … x 40, … x 40, … x 40, … x 40, 10 x 40

40, 80, 120, 160, … , … , … , … , … , … , … , 400.

Misalkan adalah jumlah n suku pertama pada barisan. Maka jumlah 10 anak tangga

pertama ( ) pada barisan diatas dapat ditulis sebagai berikut :

40 + 80 + 120 + 160 + …+ …+ …+ …+ …+ 400

400 + 360 + 340 + 320 + …+ …+ …+ …+ …+ 40 +

440 + 440 + …+ …+ …+ …+ …+ …+ …+ 440

10 x 440


Bahan Ajar Matematika 11

Jadi batu bata yang dibutuhkan untuk membuat 10 anak tangga adalah … buah

Berdasarkan kegiatan pemandu yang telah kalian lakukan, rumus untuk menentukan

jumlah n suku pertama adalah sebagai berikut :

+ + + …+

+ ( )+ ( )+ …+ ( ( ) ) ……………(1)

Persamaan (1) dapat diubah menjadi :

( ( ) )+ … + ( )+ ( )+ ……………(2)

Dengan menjumlahkan persamaan (1) dan (2) diperoleh :

+ ( )+ ( )+ …+ ( ( ) )

( ( ) ) …+ ( )+ ( )+ +

( ( ) )+ …+ …+ …+ ( ( ) )

( ( ) )
( ( ) )

Secara umum, rumus jumlah n suku pertama barisan aritmatika (deret aritmatika)

adalah

( ( ) )

Tahap Act

Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.
Bahan Ajar Matematika 12

Kasus Baru

Jika setiap harga batu bata adalah Rp 850,00. Berapa banyak uang yang harus

dikeluarkan untuk membuat 80 anak tangga? (kasus baru ini masih berkaitan dengan

tantangan)
Bahan Ajar Matematika 13

Review Kegiatan Belajar 2

1. Jumlah lima suku pertama dari deret aritmatika berikut ini : 4 + 8 + 16 + 24 + …

adalah …

a. 32 c. 60 e. 98

b. 48 d. 87

2. Jumlah nilai dari 8 suku pertama dari barisan : 5, 10, 15, 20, … adalah …

a. 32 c. 108 e. 187

b. 98 d. 180

3. Jumlah 10 suku pertama dari deret aritmatika : 3 + 5 + 7 + 9 + … adalah …

a. 105 c. 150 e. 165

b. 120 d. 155

4. Diketahui deret aritmatika dengan rumus . Beda deret aritmatika

tersebut adalah …

a. 3 c. 5 e. 9

b. 4 d. 7

5. Dari barisan aritmatka diketahui suku ke-3 = 14 dan suku ke-7 = 26. Jumlah 18

suku pertama adalah …

a. 531 c. 1062 e. 1300

b. 603 d. 1206

6. Seorang pemetik kebun memetik jeruknya seetiap hari, dan mencatat banyaknya

jeruk yang dipetik. Ternyata banyaknya jeruk yang dipetik pada hari ke-n

memenuhi rumus Jumlah jeruk yang telah dipetik selama 10 hari

pertama adalah … buah

a. 300 c. 1575 e. 1875

b. 325 d. 1625
Bahan Ajar Matematika 14

7. Amir memiliki kawat yang dipotong menjadi 5 bagian yang ukurannya membentuk

barisan aritmatika. jika panjang kawat terpendek 15 cm dan terpanjang 23 cm,

panjang kawat sebelum dipotong adalah …

a. 85 cm c. 95 cm e. 105 cm

b. 90 cm d. 100 cm

8. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00.

Setiap tahun gaji tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima

pegawai tersebut selama sepuluh tahun adalah ....

a. Rp 7.500.000,00 d. Rp 55.000.000,00

b. Rp 8.000.000,00 e. Rp 60.000.000,00

c. Rp 52.500.000,00

9. Produksi pupuk organik menghasilkan 100 ton pupuk pada bulan pertama, setiap

bulannya menaikan produksinya secara tetap 5 ton. Jumlah pupuk yang diproduksi

selama 1 tahun adalah .....

a. 1.200 ton c. 1.500 ton e. 1.560 ton

b. 1.260 ton d. 1.530 ton

10. Gambar berikut ini adalah suatu auditorium. Barisan pertama memuat 30 kursi,

baris kedua 36 kursi, dan seterusnya bertambah 6 kursi.

Tentukan jumlah kursi yang ada, jika dalam auditorium tersebut terdapat 9 baris.

a. 78 c. 408 e. 570

b. 84 d. 486
Bahan Ajar Matematika 15

Kegiatan Belajar 3
Barisan Geometri

Tujuan Kegiatan Belajar :

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan

geometri.

2. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, rasio dan suku ke-n dari barisan

geometri.

3. Peserta didik dapat menerapkan barisan geometri dalam pemecahan masalah

konteksual.

Ringkasan Materi :

Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan-bilangan dimana rasio (konstanta)

diantara dua suku berurutan merupakan bilangan tetap.

Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-n dinyatakan dalam bentuk 𝑈𝑛 , yaitu 𝑈 𝑈
𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛
𝑈 𝑈𝑛 dimana 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛
konstan. Nilai konstan ini disebut

pembanding atau rasio.

Misalnya : 𝑼𝟏 𝑼𝟐 𝑼𝟑 𝑼𝟒 𝑼𝟓 𝑼𝟔

Barisan bilangan tersebut memiliki rasio antar dua barisan berurutan yang konstan

yaitu 2, jadi barisan tersebut merupakan barisan geometri.

Untuk mencari rasio barisan geometri, dapat menggunakan rumus berikut:


𝑈𝑛
𝑟
𝑈𝑛
Misalnya suku pertama dari barisan geometri dilambangkan dengan a dan rasionya

adalah r, maka suku-suku barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut :


Bahan Ajar Matematika 16

𝑈 𝑎
𝑈 𝑎𝑟
𝑈 𝑎𝑟
….
𝑈𝑛 𝑎 𝑟𝑛
Berdasarkan pola barisan diatas, rumus umum suku ke-n barisan geometri adalah
𝑈𝑛 𝑎𝑟 𝑛

Tahap Engage

Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 3.

Ide Besar (Big Idea)

Virus Corona

Sumber : https://www.merdeka.com/

Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi

burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang

lebih parah seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV. Virus Corona bersifat zoonosis, artinya

ia merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria,

merupakan contoh dari penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang

ditularkan dari unta ke manusia.

Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona

dapat menginfeksi tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan hewan ternak lainnya.

Terkadang, hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia. Virus corona

menyebabkan beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi Severe Acute


Bahan Ajar Matematika 17

Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2002-2003 dan wabah Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015.

Baru-baru ini, virus corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID-19 memicu

wabah di Cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO

mendeklarasikannya sebagai pandemi global.

Sumber : https://www.merdeka.com/

Pertanyaan Penting (Essential Question)

Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas!

1. ____________________________________________________________

___________________________________________________________

2. ____________________________________________________________

___________________________________________________________

Tantangan (Challenge)

Sumber : https://megapolitan.kompas.com

Indonesia merupakan salah satu negara terdampak pandemic COVID-19. Kasus pertama

virus corona di Indonesia terungkap usai ada laporan warga negara Jepang dinyatakan

positif. Masalahnya, WN Jepang ini baru saja berkunjung ke Indonesia. Pada tanggal 2

Maret 2020, ditemukan 2 orang yang berhubungan dengan WN Jepang tersebut yang

juga positif covid-19. Sejak saat itu, angka penderita terus meningkat setiap harinya.

Jika penambahan pasien covid-19 pada tanggal 3 Maret 2020 adalah 4, pada tanggal 4

Maret 2020 adalah 8, dan seterusnya selalu bertambah 2 kali lipat dari jumlah pasien

pada hari sebelumnya. Tentukan banyaknya pasien covid-19 yang mungkin pada akhir

bulan Maret 2020!


Bahan Ajar Matematika 18

Sebelum melakukan kegiatan pemandu, tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh

dari cerita dan tantangan di atas pada kolom berikut.

(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat

memecahkan tantangan diatas. Kemudian, tuliskan hasilnya pada kolom Act.)

Tahap Investigate

Kegiatan Pemandu (Guiding Activities)

Pada kasus penambahan pasien covid-19, kamu bisa lengkapi tabel berikut!

Hari ke- 1 2 3 4

Jumlah pasien 2 … … …

Perbandingan jumlah pasien pada hari kedua dengan jumlah pasien pada hari pertama :

Perbandingan jumlah pasien pada hari ketiga dengan jumlah pasien pada hari kedua :

Perbandingan jumlah pasien setiap hari adalah …

Perbandingan pada barisan geometri biasa disebut dengan rasio.

Jadi, penambahan jumlah pasien pada hari berikutnya adalah … kali dari hari sebelumnya

Jika kita misalkan jumlah pasien pada hari pertama adalah a dan perbandingan pasien

setiap hari adalah r, maka dapat ditulis

a = …. dan r = ….

Jumlah pasien pada hari pertama: = a = …..


Bahan Ajar Matematika 19

Jumlah pasien pada hari kedua: = a x r = …. x ….. = …..

Jumlah pasien pada hari ketiga: = a x r x r = a x r2 = …. x ( … )2 = …. x … = …

Jumlah pasien pada hari keempat: = a x r x r x r = a + r 3 = … x ( … )3 = … x … = …

Jumlah pasien pada hari kelima: = a x r x r x r x r = a + r 4 = … x ( … )4 = … x … = …

Jumlah pasien pada hari ke-n :

Jadi, rumus untuk menentukan jumlah penambahan pasien pada hari ke-n adalah …

Untuk menjawab tantangan yang telah diberikan,

Tentukan banyaknya pasien covid-19 yang mungkin pada akhir bulan Maret 2020!

Sebelumnya kasus pertama terjadi pada tanggal …

Pada bulan Maret, terdapat … hari

n = tanggal terakhir di bulan Maret – tanggal kasus pertama covid-19

n=…-…

n=…

Dari kegiatan pemandu diatas, telah diketahui a = … dan r = …

Maka penambahan jumlah pasien covid-19 pada hari ke- … dapat menggunakan rumus :

( )
( )

Tahap Act

Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.
Bahan Ajar Matematika 20

Kasus Baru

Kasus penambahan covid-19 mengalami masa tertinggi per tanggal 14 Juli 2021 hingga

mencapai 48.000 jiwa akibat adanya varian baru delta. Setelah diterapkannya PPKM

darurat dan program vaksinasi massal oleh pemerintah, kasus penambahan kembali

turun. Jika turunnya penambahan pasien covid-19 harian berlangsung secara konstan

sebanyak kali dari hari sebelumnya. Berapa kasus penambahan pasien covid-19 10 hari

kemudian?
Bahan Ajar Matematika 21

Review Kegiatan Belajar 3

1. Diketahui barisan geometri 2, 6, 18, 54, …. Nilai suku pertamanya adalah …

a. 2 c. 6 e. 54

b. 3 d. 18

2. Diketahui barisan geometri 2, 6, 18, 54, …. Besar rasionya adalah …

a. 2 c. 6 e. 54

b. 3 d. 18

3. Diketahui barisan geometri 2, 6, 18, 54, …. Besar suku ke-7 adalah …

a. 162 c. 1.258 e. 4.374

b. 486 d. 1.458

4. Suku ke-12 dari barisan adalah …

a. 32 c. 128 e. 512

b. 64 d. 256

5. Diketahui rumus ke-n barisan geometri adalah . Rasio barisan geometri

tersebut adalah …

a. 4 c. e.

b. d.

6. Suku pertama dan kelima barisan geometri berturut-turut 5 dan 80. Suku ke-9

barisan tersebut adalah …

a. 90 c. 940 e. 2.560

b. 405 d. 1.280

7. Suku ke-2 dan suku ke-5 suatu barisan geometri berturut-turut adalah -3 dan 81.

Besar rasionya adalah…

a. -9 c. 2 e. 9

b. -3 d. 3
Bahan Ajar Matematika 22

8. Suku ke-2 dan suku ke-5 suatu barisan geometri berturut-turut adalah -3 dan 81.

Suku ke-4 barisan tersebut adalah …

a. 27 c. 1 e. -281

b. 9 d. -27

9. Jumlah calon Jemaah haji di suatu provinsi pada tahun pertama adalah 1.000

orang. Jika setiap tahun bertambah 2 kali lipat dari tahun sebelumnya maka

banyaknya calon Jemaah haji pada tahun ke-5 adalah …

a. 8.000 orang d. 16.000 orang

b. 10.000 orang e. 31.000 orang

c. 15.000 orang

10. Suatu virus berkembang biak dua kali lipat setiap 2 jam. Bila jumlah virus pada

pukul 07.00 banyaknya 5 spesies, perkembangbiakan virus tersebut pada pukul

15.00 adalah …

a. 10

b. 20

c. 40

d. 80

e. 160
Bahan Ajar Matematika 23

Kegiatan Belajar 4
Deret Geometri dan Deret
Geometri Tak Hingga

Tujuan Kegiatan Belajar :

1. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri.

2. Peserta didik dapat menentukan jumlah tak hingga dari deret geometri tak

hingga.

3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan deret

geometri dan deret geometri tak hingga.

Ringkasan Materi :

1. Deret Geometri

Jika 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛 merupakan barisan geometri dengan

rumus suku ke-n adalah 𝑈𝑛 𝑎𝑟 𝑛 , maka penjumlahan dari masing-masing suku ditulis

dalam bentuk 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛 disebut dengan deret geometri dan dilambangkan

dengan 𝑆𝑛 .

Deret geometri adalah penjumlahan berurutan dari suku-suku barisan geometri. Rumus

umum jumlah n suku pertama deret geometri adalah


𝑎( 𝑟𝑛 )
𝑆𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟
𝑟
atau
𝑎(𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟
𝑟
2. Deret Geometri Tak Hingga

Jumlah deret geometri tak hingga pertama kali ditemukan oleh Archimedes dengan

melakukan eksperimen menggunting selembar kertas yang berbentuk persegi. Hasil

eksperimennya menemukan bahwa, dalam interval 𝑟 , jumlah n suku pertama

suatu deret geometri tak hingga adalah


𝑎
𝑆
𝑟
Bahan Ajar Matematika 24

Tahap Engage

Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 4.

Ide Besar (Big Idea)

Croffle

Sumber : https://www.kompas.com/

Pernahkah kalian mendengar tentang croffle? Saat ini, croffle adalah salah satu

makanan yang tengah naik daun di Asia, termasuk Indonesia. Croffle sendiri merupakan

akronim dari croissant dan waffle. Menu ini ditemukan oleh seorang pastry chef

bernama Louise Lennox. Lennox menjelaskan ide dibalik proses pembuatannya adalah

bagaimana seseorang bisa mendapatkan croissant dan membuatnya lebih enak dengan

memasaknya dengan menggunakan cetakan waffle. Dengan cara ini, croissant akan lebih

gurih serta renyah. Kalian pun bisa menambahkan berbagai topping di atas croffle

sesuka hati kalian. Pembuatan croffle ini pun tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 5

menit. Bahan yang diperlukan hanya adonan croissant dan alat cetak waffle. Bagaimana,

apakah kalian tertarik mencoba? Jika kalian tidak memiliki alat cetak waffle, kalian bisa

membeli croffle di toko roti terdekat.

Pertanyaan Penting (Essential Question)

Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas.

1. ____________________________________________________________

____________________________________________________________
Bahan Ajar Matematika 25

2. ____________________________________________________________

____________________________________________________________

Tantangan (Challenge)

Sumber : https://mpotimes.id/

Karena tinggi minat masyarakat Indonesia terhadap croffle, Kopi Soe, salah satu coffe

shop di Indonesia, berniat menjual makanan hits ini. Pada bulan pertama, mereka hanya

mampu menjual sebanyak 50 buah. Pada bulan kedua, mereka mampu sebanyak 150 buah.

dan pada bulan ketiga sebanyak 450 buah. Berdasarkan pola yang terbentuk, berapa

banyak croffle yang berhasil mereka jual selama 5 bulan?

Sebelum melakukan kegiatan pemandu, tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh

dari cerita dan tantangan di atas pada kolom berikut.

(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat

memecahkan tantangan diatas. Kemudian, tuliskan hasilnya pada kolom Act.)


Bahan Ajar Matematika 26

Tahap Investigate

Kegiatan Pemandu (Guiding Activities)

Lengkapi tabel berikut berdasarkan kasus penjualan croffle

Bulan ke- 1 2 3 4

Jumlah croffle 50 50 x 3 = … 50 x 3 x 3 = … 50 x … x … x … = …

Jadi, penambahan jumlah croffle yang terjual pada bulan berikutnya adalah … kali

lipat dari bulan sebelumnya.

Berdasarkan table diatas, jumlah croffle yang telah terjual membentuk barisan

geometri :

, , , ,

50 , 50 x 3 , 50 x 3 x 3 , … x … x … x … , … x … x … x …x …

50, 150, …, …, …

Misalkan adalah jumlah n suku pertama pada barisan. Maka jumlah 5 bulan pertama

penjualan croffle pada barisan diatas dapat ditulis sebagai berikut :

Berdasarkan kegiatan pemandu yang telah kita lakukan, rumus untuk menentukan jumlah

n suku pertama adalah sebagai berikut :

+ + + …+

+ ( )+ ( )+ …+ ( ) ……………(1)

Kalikan dengan r.

( )+ ( )+ ( )+ …+ ( ) ……………(2)

Dengan menguragngkan persamaan (1) dan (2) diperoleh :

+ ( )+ ( )+ …+ ( )

( )+ ( )+ ( )+ …+ ( ) -

( ) ( )
Bahan Ajar Matematika 27

( )

Secara umum, rumus jumlah n suku pertama barisan geometri (deret geometri) adalah
( )

Silahkan coba hitung jumlah 5 bulan pertama penjualan croffle dengan rumus yang telah

ditemukan, dengan a = … dan r = …


( )

( )

Tahap Act

Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.

Kasus Baru

Jika harga croffle adalah Rp 30.000 per box. Isi dari setiap box adalah 5 buah. maka

berapa keuntungan Kopi Soe dapatkan dari penjualan croffle selama 5 bulan ? ((kasus

baru ini masih berkaitan dengan tantangan)


Bahan Ajar Matematika 28

Review Kegiatan Belajar 4

1. Jumlah 7 suku pertama dari deret geometri 3 + 6 + 12 + … adalah …

a. 152 c. 381 e. 765

b. 192 d. 384

2. Suatu barisan geometri 16, 8, 4, …, maka jumlah 6 suku pertamanya adalah …

a. 63 c. e.

b. 31 d.

3. Diketahui deret geometri dengan suku pertama 4 dan suku ke-5 adalah 324.

Jumlah delapan suku pertama deret tersebut adalah …

a. 16.174 c. 15.974 e. 13.078

b. 16.074 d. 13.120

4. Diketahui deret geometri dengan suku pertama adalah 3 dan suku ke-4 adalah

24. Jumlah 7 suku pertama deret tersebut adalah …

a. 190 c. 380 e. 384

b. 192 d. 381

5. Diketahui deret geometri 216 + 72 + 24 + …. Jumlah suku ke-5 sampai suku ke-7

adalah …

a. d.

b. e. 104

c.

6. Seutas tali dipotong menjadi 5 bagian sehingga ukurannya membentuk deret

geometri. Jika panjang potongan tali terpendek adalah 4 cm dan potongan tali

terpanjang 324 cm, maka panjang tali semula adalah ...

a. 328 cm c. 648 cm e. 848 cm

b. 484 cm d. 820 cm
Bahan Ajar Matematika 29

7. Ayah akan membagikan sejumlah uang kepada lima anaknya. Uang yang dibagikan

terdiri dari lembaran dua ribuan. Banyak uang yang dibagikan ke masing-masing

anak membentuk barisan geometri. Jika dua anak terakhir berturut-turut

memperoleh 8 lembar dan 4 lembar, total uang yang dibagikan Ayah adalah …

a. Rp 124.000,00 d. Rp 300.000,00

b. Rp 144.000,00 e. Rp 448.000,00

c. Rp 248.000,00

8. Jumlah tak hingga dari deret geometri 4 + 2 + 1 + + … adalah …

a. 6 c. 10 e. 13

b. 8 d. 12

9. Diketahui suatu deret geometri dengan suku pertama 12 dan rasio , maka jumlah

tak hingga deret geometri tersebut adalah …

a. 12 c. 18 e. 24

b. 15 d. 20

10. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 15 m dan memantul kembali dengan

ketinggian kali tinggi semula, seterusnya hingga bola berhenti. Panjang lintasan

bola adalah …

a. 165 m

b. 150 m

c. 135 m

d. 120 m

e. 100 m
Bahan Ajar Matematika 30

Kegiatan Belajar 5
Penerapan Barisan dan Deret
dalam Kehidupan Sehari-hari

Tujuan Kegiatan Belajar :

1. Peserta didik dapat membedakan berbagai masalah kontekstual berkaitan

dengan penerapan konsep barisan dan deret.

2. Peserta didik dapat menggunakan konsep barisan dan deret dalam menyelesaikan

masalah kontekstual.

Ringkasan Materi :

1) Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitas sebuah objek pada rentang waktu

tertentu dengan perubahan naik, artinya kuantitas objek tersebut selalu bertambah.

Secara umum, pertumbuhan ditulis : 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛

Dengan 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛

Masalah pertumbuhan dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus barisan geometri

dengan rasio sebagai berikut

𝑟 𝑖 ,𝑖 persentase peningkatan pertumbuhan.

Sehingga rumusnya akan menjadi


𝑈𝑛 𝑎𝑟 𝑛
𝑈𝑛 𝑎(𝑖 )𝑛
2) Peluruhan

Peluruhan adalah perubahan secara kuantitas sebuah objek pada rentang waktu

tertentu dengan perubahan turun, artinya kuantitas objek tersebut selalu berkurang.

Secara umum, peluruhan ditulis : 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛

Dengan 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛

Masalah peluruhan dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus barisan geometri

dengan rasio sebagai berikut

𝑟 𝑖, 𝑖 persentase peningkatan peluruhan.

Sehingga rumusnya akan menjadi


𝑈𝑛 𝑎𝑟 𝑛
𝑈𝑛 𝑎( 𝑖)𝑛
3) Bunga Majemuk
Bahan Ajar Matematika 31

3) Bunga Majemuk

Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan akumulasi

bunga pada periode-periode sebelumnya. Bunga majemuk memiliki banyak variasi dan

selalu berubah (tidak tetap) di setiap periodenya.

Jika modal sebesar 𝑀 diperbungakan dengan bunga majemuk 𝑖 𝑝 per tahun dan

besar modal setelah 𝑛 tahun dinyatajan dengan 𝑀𝑛 , rumus nilai akhirnya adalah

𝑀𝑛 𝑀( 𝑖)𝑛
Masalah bunga majemuk juga diselesaikan dengan menggunakan rumus yang digunakan

pada barisan geometri.

4) Anuitas

Anuitas adalah pembayaran dengan jumlah tetap yang harus dilakukan secara periodik.

Tahap Engage

Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 5.

Ide Besar (Big Idea)

Showroom Mobil

Sumber : https://otomotif.kompas.com/

Pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19 ini berdampak pada kembali naiknya minat

konsumsi masyarakat. Salah satu bisnis yang berpeluang adalah bisnis jual beli mobil

bekas. Menurut studi yang dilakukan oleh OLX Autos yang bertajuk “Consumer
Bahan Ajar Matematika 32

Research”, terdapat sejumlah faktor dibalik alasan masyarakat memilih mobil bekas.

Sebesar 31 persen masyarakat mencari moda transportasi yang aman selama pandemi,

kemudian 28 persen masyarakat mencari mobil bekas yang usianya terbilang baru

ditambah meningkatnya sentimen positif bahwa kondisi ekonomi mulai membaik.

Terdapat juga faktor eksternal seperti program pemerintah yaitu PPnBM yang hanya 0

persen. PPnBM adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah kepada produsen khusus

untuk barang-barang mewah. Berdasarkan riset OLX Autos bertajuk “Individual Seller

Segmentation”, pandemi membuat sebagian masyarakat menjual kendaraan sebagai

tambahan dana. Sebesar 39 persen pelanggan melepas aset mobil dengan alasan

“kebutuhan” mendesak keluarga, sedangkan 29 persen pelanggan menjual mobil untuk

"upgrade" atau berkeinginan membeli mobil yang lebih baik dari sebelumnya.

Sumber : https://otomotif.bisnis.com

Pertanyaan Penting (Essential Question)

Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas!

1. ____________________________________________________________

____________________________________________________________

2. ____________________________________________________________

____________________________________________________________

Tantangan (Challenge)

Sumber : https://otospector.co.id/

Kalian telah lama ingin membeli mobil dengan merk honda brio satya keluaran tahun

2019. Namun karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, kalian memilih untuk membeli

mobil bekas. Harga baru dari mobil yang kalian inginkan seharga Rp 150.000.000,00.

Penurunan tiap tahunnya adalah 5%, berapa uang yang harus kalian keluarkan untuk

membeli mobil tersebut pada tahun ini?


Bahan Ajar Matematika 33

Sebelum melakukan kegiatan pemandu, tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh

dari cerita dan tantangan di atas pada kolom berikut.

(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat

memecahkan tantangan diatas. Kemudian, tuliskan hasilnya pada kolom Act.)

Tahap Investigate

Kegiatan Pemandu (Guiding Activities)

Apakah kalian ingat rumus untuk menentukan suku ke- n barisan geometri ?

Tuliskanlah!

Dalam kasus penurunan harga mobil yang telah disampaikan, dapat menggunakan

rumus suku ke-n barisan geometri. Namun sebelumnya, isilah tabel dibawah ini!

Tahun 2019 2020 2021 2022

Persentase
100% 95% dari 2019 95 % dari 2020 95% dari …
harga

Rp 150.000.000 Rp …
Harga Jual Rp 150.000.000 …
x 95 % = … X 95% = …

Jika harga mobil baru adalah , maka = Rp 150.000.000

Persentase penurunan harga (i) = 5% = 0,05, maka r adalah 1 – i = … - … = …

Dan jumlah tahun adalah n, maka n = 2022 – 2019 + 1 = …


Bahan Ajar Matematika 34

harga mobil pada tahun 2022 dapat dihitung sebagai berikut;

Jadi, harga mobil pada tahun 2022 adalah …

Tahap Act

Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.

Kasus Baru

Pada kasus penurunan harga jual mobil pada tantangan, tentukan pada tahun keberapa

harga mobil tersebut kurang dari Rp 90.000.000! (kasus baru ini masih berkaitan dengan

tantangan)
Bahan Ajar Matematika 35

Review Kegiatan Belajar 5

1. Penduduk sebuah kota mengalami peningkatan sebesar 2% tiap tahun dari tahun

sebelumnya. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2015, jumlah penduduk di kota

tersebut 900.000 jiwa. Tentukan jumlah penduduk di kota tersebut pada tahun

2022.

2. Sebuah pabrik membeli mesin produksi pada tahun 2016 seharga Rp

500.000.000,00. Mesin tersebut mengalami penurunan harga sebesar 5% setiap

tahun dari tahun sebelumnya. Tentukan harga mesin pada tahun 2021.

3. Populasi lebah di suatu tempat pada tanggal 4 April 2021 adalah 10.000 ekor.

Tiap 2 hari populasinya bertambah 20% dari jumlah semula. Tentukan populasi

lebah tersebut pada tanggal 18 April 2021.

4. Seekor sapi terinfeksi virus BVD. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter

hewan, ternyata terdapat 1.800 virus didalam tubuh sapi tersebut. Agar bisa

menyelamatkan sapi tersebut, dokter menyuntikkan vaksin yang mampu

membunuh sepertiga dari virus yang ada setiap 3 jam. Tentukan sisa virus

setelah 12 jam.

5. Sebuah pohon di hutan lindung tingginya bertambah 5% setiap bulan dari

pengamatan awal 60 cm. tentukan tinggi pohon setelah 10 bulan.

6. Uang sejumlah Rp 1.200.000,00 diinvestasikan pada permulaan setiap tahun

selama lima tahun berturut-turut dengan bunga majemuk 4% pertahun. Hitunglah

jumlah seluruh uang investasi selama 5 tahun.

7. Suatu modal sebesar Rp 3.500.000,00 diperbungakan dengan bunga majemuk.

Setelah 7 tahun modal itu menjadi Rp 4.100.000,00. Tentukan persen bunganya

dalam setahun.

8. Hitunglah nilai akhir sebuah modal sebesar Rp 1.500.000,00 yang diperbungakan

selama 9 tahun dengan bunga majemuk 6% per triwulan?


Bahan Ajar Matematika 36

9. Doni menabung di Bank sebesar Rp 3.000.000,00 pada bulan Agustus 2021. Bank

memberikan bunga majemuk 1% per bulan. Tentukan besar tabungan Doni pada

akhir bulan Februari 2022.

10. Pak Ali meminjam uang di suatu bank sebesar Rp 1.000.000,00 dengan bunga 5%

per tahun. Pinjaman itu akan dilunasi dalam 6 tahun dengan anuitas. Anuitas

pertama dibayar setelah satu tahun. Tentukan besar anuitas tersebut.


Bahan Ajar Matematika 37

Uji Kompetensi

Pilihan Ganda

Pilihlah satu jawaban yang benar.

1. Diketahui suku pertama suatu barisan aritmatika adalah 40 dan beda

barisan tersebut adalah 5, maka suku ke-10 barisan tersebut adalah …

a. 90 c. 80 e. 70

b. 85 d. 75

2. Suku ke-15 dari barisan aritmatika 70, 61, 52, … adalah …

a. -74 c. -56 e. -38

b. -65 d. -47

3. Suku ke-n suatu barisan bilangan dirumuskan . Suku ke-15

dari barisan tersebut adalah …

a. 30 c. 0 e. -30

b. 15 d. -15

4. Diketahui suatu barisan aritmatika mempunyai suku ke-7 dan suku ke-13

berturut-turut 31 dan 55. Suku ke-33 barisan tersebut adalah …

a. 121 c. 135 e. 155

b. 125 d. 141

5. Jumlah 50 suku pertama deret aritmatika 50 + 48 + 46 + … adalah …

a. 98 c. 0 e. -106

b. 50 d. -52

6. Seorang ibu membagikan permen kepada 5 orang anaknya menurut aturan

deret aritmatika. Semakin muda usia anak, semakin banyak permen yang
Bahan Ajar Matematika 38

diperoleh. Jika banyak permen yang diterima anak kedua 11 buah dan anak

keempat 19 buah, maka jumlah seluruh permen adalah … buah

a. 60 c. 70 e. 80

b. 65 d. 75

7. Keliling dari lima buah lingkaran membentuk barisan aritmatika. jika luas

terkecil dan luas terbesar , maka jumlah keliling seluruh

lingkaran tersebut adalah … ( ) (HOTS)

a. 220 cm c. 440 cm e. 880 cm

b. 330 cm d. 660 cm

8. Sebelas buah bilangan membentuk deret aritmetika dan mempunyai

jumlah 187. Jika pada setiap 2 suku yang berurutan pada deret tersebut

disisipkan rata-rata dari 2 suku yang berurutan tersebut, jumlah deret

yang baru adalah... (Soal Simak UI 2018)

a. 289 c. 357 e. 418

b. 323 d. 399

9. Diketahui suatu barisan geometri . Suku ke-7 adalah …

a. c. e.

b. d.

10. Dari suatu barisan geometri, diketahui suku ke-2 adalah 4 dan suku ke-6

adalah 64. Suku ke-8 barisan itu adalah …

a. 128 c. 256 e. 376

b. 232 d. 354

11. Sebuah mobil dibeli dengan harga Rp 80.000.000,00. Setiap tahun nilai

jualnya menjadi dari harga sebelumnya. Berapa nilai jual mobil tersebut

setelah 3 tahun ?

a. Rp 20.000.000,00 c. Rp 33.750.000,00

b. Rp 25.000.000,00 d. Rp 35.000.000,00
Bahan Ajar Matematika 39

e. Rp 45.000.000,00

12. Jumlah 5 suku pertama deret geometri adalah …

a. 62 c. 93 e. 152

b. 84 d. 108

13. Seutas tali dipotong menjadi 7 potong dan panjang masing-masing

potongan membentuk barisan geometri. Jika panjang potongan tali

terpendek adalah 6 cm dan potongan tali terpanjang adalah 384 cm,

panjang keseluruhan tali tersebut adalah …

a. 378 cm c. 570 cm e. 1530 cm

b. 390 cm d. 762 cm

14. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 200 cm dari permukaan lantai.

Tiap kali memantul naik, tingginya kali dari tinggi sebelumnya, seperti

ditunjukkan pada gambar berikut.

Jumlah jarak yang dilalui bola itu sebelum berhenti adalah …

a. 700 cm c. 1.200 cm e. 1.800 cm

b. 900 cm d. 1.500 cm

15. Nilai akhir sebuah modal yang besarnya Rp 5.000.000,00 yang

diperbungakan selama 3 tahun dan mendapatkan bunga majemuk 9% per

tahun adalah …

a. Rp 5.450.000,00 d. Rp 6.475.145,00

b. Rp 5.940.500,00 e. Rp 7.057.908,00

c. Rp 6.230.000,00
Bahan Ajar Matematika 40

Essay

Jawablah dengan jelas dan benar.

1. Pada awal bekerja, Pak Amat mempunyai gaji Rp 2.000.000,00 per bulan.

Tiap tahun gaji Pak Amat naik Rp 150.000,00 per bulan. Berapa gaji Pak

Amat setelah ia bekerja selama 7 tahun?

2. Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, Desa X

mengadakan lomba mengambil kelereng dari wadah dengan aturan sebagai

berikut:

 Setiap tim terdiri dari 5 orang dan setiap anggota kelompok harus

mengambil kelereng sesuai urutannya

 Pada pengambilan putaran pertama (5 orang secara bergantian)

hanya diperbolehkan mengambil masing-masing satu kelereng

 Pada putaran kedua, orang pertama setiap kelompok mengambil 2

kelereng dan selalu bertambah 3 kelereng untuk peserta pada

urutan berikutnya dalam kelompok tersebut

 Pada putaran selanjutnya, setiap anggota tim mengambil 3 kelereng

lebih banyak dari anggota sebelumnya.

Tim A beranggotakan Andi, Beny, Cakra, Dani, dan Eko (Urutan

pengambilan kelereng sesuai dengan urutan abjad awal nama). Bersamaan

dengan habisnya waktu, ternyata Tim A berhasil mengumpulkan 265

kelereng. Banyak kelereng yang berhasil diambil pada pengambilan

terakhir oleh salah seorang anggota Tim A adalah … kelereng. (Soal UNBK

Matematika IPA 2019)


Bahan Ajar Matematika 41

3. Sebuah bola dilemparkan vertical ke atas setinggi 72 cm. setiap sampai di

tanah, bola akan memantul kembali ke atas setinggi kali tinggi semula,

dan seterusnya. Berapa jarak yang ditempuh bola sampai berhenti?

4. Chandra mengambil sebotol air dari Laut Mati yang berisi 50

archaebacteria untuk dikembangbiakkan di laboratorium. Andaikan satu

archaebacteria mulai menggandakan diri setiap 20 menit, berapa jumlah

banyaknya archaebacteria selama 3 jam?

Sumber : https://www.idntimes.com

5. Harga sebuah sepeda motor mengalami penurunan nilai jual sebesar 11%

setiap tahun dari tahun sebelumnya.

Sumber : https://www.gridoto.com

Jika harga beli sepeda motor tersebut Rp 25.000.000,00. Tentukan :

a. Harga jual sepeda motor tersebut setelah 3 tahun

b. Pada tahun keberapa harga sepeda motor tersebut kurang dari Rp

7.500.000,00.
Daftar Pustaka

Direktorat Pembinaan SMA. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta:

Depdiknas, 2010.

K. Noormandiri, B. Matematika untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Wajib. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2017.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Matematika untuk

SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2017.

42
Kunci Jawaban

Review Kegiatan Belajar 1


1. B 6. D
2. E 7. A
3. A 8. A
4. E 9. B
5. D 10. D
Review Kegiatan Belajar 2
1. E 6. D
2. B 7. D
3. D 8. C
4. C 9. D
5. C 10. B
Review Kegiatan Belajar 3
1. A 6. D
2. B 7. B
3. D 8. D
4. B 9. D
5. A 10. D
Review Kegiatan Belajar 4
1. C 6. B
2. D 7. C
3. D 8. B
4. D 9. D
5. B 10. C
Review Kegiatan Belajar 5
1. 1.033.817 jiwa
2. Rp 368.890.468,75
3. 35.831 ekor
4. 355 virus
5. 97,73 cm
6. Rp 1.460.040,00
7. 2,3%
8. Rp 12.220.950,00
9. Rp 5.314.683
10. Rp 197.017,50

43
Uji Kompetensi

A. Pilihan Ganda
1. B 7. C 13. D

2. C 8. C 14. E

3. E 9. B 15. D

4. C 10. D

5. B 11. E

6. D 12. C

B. Essay

1. Rp. 2.900.000,00

2. 50 kelereng

3. 504 cm

4. 12.800 bakteri

5. a. Rp. 17.624.225,00

b. Pada tahun ke-11

44

Anda mungkin juga menyukai