Oleh:
SARAH MAWIRA
NIM: 11160170000030
Kata Kunci: Model Pembelajaran Challenge Based Learning, Materi Barisan dan Deret,
Model Pengembangan ADDIE.
ABTRACT
This study aims develop teaching materials using challenge based learning on sequences and
series for senior high school student. The Challenge based learning model is the learning
model that combine problem based learning and project based learning, where in learning
process students are given problems and carry out activities to find solutions. The trial
subjects were taken using purposive sampling techniques on 21 eleven grade student of
SMAN 7 Kota Tangerang Selatan. The method used in this research is development research
with the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation).
The result of study according to expert judgment indicate that the teaching material
developed have good criteria based on the aspect of material coverage, language,
presentation and display techniques, challenge based learning model and learning
assessments with a percentage 85,041%. The assessment according to student responses
based on the aspect of the suitability of material content, physical conditions and benefits of
use have good criteria with a percentage 81,97%. Thus, this teaching material is included in
a good criteria and can be used in class XI mathematics learning.
Keywords: Challenge based learning, Sequences and Series Material, ADDIE Development
Model.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kenikmatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program
studi pendidikan matematika. Penulis menyadari masih terdapat banyak kendala yang dialami
selama penulisan. Namun, berkat doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
4. Dr. Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam proses penulisan
skripsi ini.
5. Alm Dr. Kidup Supriyadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam
proses penulisan skripsi ini. Semoga beliau diberikan tempat terbaik disisi-Nya.
6. Maifalinda Fatra, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
arahan, nasihat, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Finola Marta Putri, M.Pd, Rosita Mahmudah, S.Pd, Ani Wahyu Sumawijaya, S.Pd,
Eko Nugroho, S.Pd, Pratutitama Yon Nawati, S.Pd, dan Amaliyah Setiawan, S.Pd
selaku validator yang telah memberikan saran pada pengembangan bahan ajar pada
penelitian ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan berlangsung. Semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
9. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dan memotivasi, menyediakan dan memberikan pinjaman literatur yang
dibutuhkan.
10. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam proses administrasi.
11. Muhaji Joko Tingkir, S.Pd selaku kepala sekolah SMAN 7 Kota Tangerang Selatan
yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian.
12. Terkhusus untuk kedua orang tua Bapak Muhadiyono dan Ibu Suprapti yang tak
henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis. Serta untuk Ikhsan Ahmadinejad yang mendengarkan
keluh kesah penulis dan seluruh keluarga besar yang menjadi kekuatan bagi penulis
untuk semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat tersayang selama perkuliahan yaitu Nor Iswahyu Rini, S.Pd, Jihan
Firda Yanti, S.Pd, Sarah Yunita Sari, dan Rofifah Hasna Alwinda,S.Pd yang selalu
menemani, memberikan bantuan, serta menghadirkan canda tawa selama berkuliah di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14. Seluruh teman-teman Mationtysixth (Pendidikan Matematika 2016) khususnya kelas
A, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan indah yang tidak terlupakan. Kakak
kelas angkatan 2015 dan 2014 serta Adik kelas angkatan 2017 dan 2018 jurusan
Pendidikan Matematika yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama proses
pengerjaan skripsi ini.
15. Teman-teman semasa sekolah dulu, Ai, Agnes, Annisa, Dini, Dhilla, Elva, Nuke,
Namira, Syara, Tasya, Visca, dan Viola yang telah memberikan dukungan, doa dan
semangat.
16. Nilas Adam Al Islami yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan dan
doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta selalu dan semoga
seterusnya membersamai dalam suka maupun duka.
17. Last but not least, I wanna thank me, for believing on me, for doing all this hard
work, for not give up to this and for just being me at all time.
Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan semua bantuan, semangat, dukungan,
bimbingan, masukan dan doa yang telah diberikan kepada penulis menjadi berkah dan
rahmat dari Allah SWT. Aamiin ya Robbal’alamin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................. i
ABTRACT...................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. x
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 6
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ............................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 7
G. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 7
BAB II........................................................................................................................................ 8
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 8
A. Deskripsi Teoritik ........................................................................................................... 8
1. Model Pembelajaran Challenge Based Learning ........................................................ 8
2. Materi Barisan dan Deret .......................................................................................... 14
3. Bahan Ajar................................................................................................................. 18
B. Bahan Ajar Berbasis Challenge Based Learning pada Materi Barisan dan Deret ....... 22
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 25
D. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 26
BAB III .................................................................................................................................... 30
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................... 30
A. Model Pengembangan ................................................................................................... 30
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................................... 30
1. Tahap Analysis .......................................................................................................... 30
2. Tahap Design............................................................................................................. 30
3. Tahap Development ................................................................................................... 31
4. Tahap Implementation ............................................................................................... 31
5. Tahap Evaluation ...................................................................................................... 31
C. Desain Uji Coba ............................................................................................................ 31
D. Subjek Uji Coba ............................................................................................................ 31
E. Teknik dan Instrumen Penelitian .................................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 34
G. Teknik Analisis Data..................................................................................................... 34
BAB IV .................................................................................................................................... 37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 37
A. Analisis (Analysis) ........................................................................................................ 37
B. Desain (Design) ............................................................................................................ 42
C. Pengembangan (Development) ..................................................................................... 44
D. Implementasi (Implementation) .................................................................................... 56
E. Evaluasi (Evaluation).................................................................................................... 57
F. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................................ 57
G. Keterbatasan Penelitian ................................................................................................. 59
BAB V ..................................................................................................................................... 60
PENUTUP................................................................................................................................ 60
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 62
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 65
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Tabel Persentase Penguasaan Siswa pada Soal UN SMA/MA Tahun 2019 ............ 3
Guru adalah salah satu penentu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan . Guru
juga memiliki peranan yang besar dalam membentuk pengalaman belajar siswa. Selain
penguasaan materi, seorang guru hendaknya mampu mengembangkan bahan ajar dengan
menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran yang inovatif. Hal
ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, motivasi, aktifitas, dan hasil
belajar siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.2
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun
secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
1
Departemen Pendidikan Nasional, Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf), 2003, h. 3 Diakses pada tanggal 2 Oktober 2020
pukul 17.07
2
Reni, Jasruddin dan A.Asmawati Azis. Thesis : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Challenge Based
Learning (Cbl) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa
Kelas Xi Ipa 4 Man Pinrang Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia (Universitas Negeri Makassar).
1
2
3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Jogjakarta: DIVA Press, 2015), h.17.
4
Alina Hanifa Hermawan, Skripsi: Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan CPA (Concrete-Pictorial-
Abstract) Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Konsep Fungsi. (Jakarta: UIN Jakarta,
2020) h. 1
5
Fitri Sholihah, Skripsi: ―Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Pada Materi Limit Fungsi”(Jakarta:
UIN Jakarta,2015), h.6.
6
Ibid. h.1
3
Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD) pada tahun 2018 memperoleh rata-rata skor 379. Skor ini turun
dari tahun 2015 yaitu 386. Indonesia juga menempati peringkat 73 dari 78 negara yang
mengikuti tes tersebut.7 Skor rata-rata Indonesia sangat jauh dari skor rata-rata OECD
sebesar 489. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa masih terbilang
rendah dibanding dengan negara lain.
Hal ini sejalan dengan data rata-rata nasional nilai Ujian Nasional tingkat SMA/MA
IPA tahun 20198, dimana mata pelajaran dengan rata-rata nilai terendah adalah
matematika. Berikut gambaran statistik nilai capaian Ujian Nasional pada tahun 2019
tingkat SMA/MA IPA :
Gambar 1.1
Diagram Batang Nilai UN 2019 SMA/MA IPA
Berdasarkan data nila rata-rata UN SMA/MA IPA tahun 2019, nilai rata-rata
matematka merupakan mata pelajaran yang terendah dibandingkan mata pelajaran lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang masih merasa kesulitan pada pelajaran
matematika, lebih khusus lagi pada materi barisan dan deret. Berikut persentase
penguasaan siswa pada soal matematika UN tingkat SMA/MA tahun 2019 nasional pada
indikator materi barisan dan deret. :
Tabel 1. 1
Tabel Persentase Penguasaan Siswa pada Soal UN SMA/MA Tahun 2019
No Indikator yang Diuji Nasional
1 Menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan deret geometri. 50,17
2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan deret geometri tak hingga. 30,89
3 Menyelesaikan masalah non-rutin berkaitan dengan barisan/deret aritmatika. 3,85
7
OECD, “PISA 2018 Insight and Interpretations”,
https://www.oecd.org/pisa/PISA%202018%20Insights%20and%20Interpretations%20FINAL%20PDF.pdf
diakses pada 3 April 2020 pukul 21.30
8
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Laporan Hasil UN https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/hasil-un/
diakses pada tanggal 2 November 2020, Pukul 21.38 WIB
4
Berdasarkan tabel, salah satu materi yang memiliki persentase penguasaan siswa yang
rendah adalah barisan dan deret. Rendahnya penguasaan siswa ini menandakan materi
barisan dan deret merupakan salah satu materi yang dianggap sulit bagi siswa. Penelitian
yang dilakukan oleh Nurdin,dkk menunjukan bahwa siswa lebih senang menghapal atau
mengingat suatu prosedur dan aturan tertentu dan kurang mendalamnya pengetahuan
konseptual siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih terampil dalam menyelesaikan
permasalahan matematika termasuk barisan dan deret secara prosedural dan akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan matematika yang memerlukan
pemahaman suatu konsep.9 Siswa harus bisa membuat model matematika dari soal
tersebut untuk dapat menyelesaikannya seperti soal aplikasi dalam kehidupan sehari –
hari. Siswa yang hanya terbiasa menghapalkan prosedur atau aturan yang terbatas pada
soal – soal dengan prosedural yang sederhana akan kesulitan ketika menghadapi soal yang
sedikit lebih kompleks.10
Peneliti juga melakukan angket kepada beberapa siswa SMA di daerah Tangerang.
Dari hasil angket kebutuhan bahan ajar oleh 21 siswa, masih terdapat kesulitan yang
dihadapi pada pembelajaran matematika khususnya materi barisan dan deret seperti tidak
hafal rumus dan ketidakmampuan memahami konsep dan pola bilangan untuk
menyelesaikan suatu masalah. Hal ini juga didukung hasil wawancara oleh guru
matematika bahwa permasalahan utama dari pembelajaran matematika di kelas adalah
siswa yang pasif dalam pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh (online).
Menyikapi permasalahan yang timbul, maka diperlukan suatu bahan ajar dengan
model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa.
Sebuah model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar melalui bekerja
(learning by doing) dengan didasarkan pada fenomena sehari-hari (kontekstual), maupun
permasalahan yang sedang dihadapi.
Pembelajaran sambil bekerja salah satunya dapat diterapkan melalui pembelajaran
berbasis tantangan (Challenge Based Learning/CBL). Challenge Based Learning adalah
sebuah model mengajar yang menggabungkan pembelajaran berdasarkan masalah,
pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran kontekstual yang difokuskan pada
permasalahan nyata dalam dunia. Challenge Based Learning menjadikan penyelesaian
9
Lasmi Nurdin, Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan Berdasarkan Teori APOS (Action, Processe,
Object, and Shceme), (Malang: Universitas Negeri Malang,2005) h.8
10
Elfa Oktavia Irsadi, Skripsi : Desain Didaktis Pembelajaran Matematika pada Konsep Pola Bilangan, Barisan
dan Deret Aritmatika di Sekolah Menengah Kejuruan (Jakarta: UIN Jakarta, 2019) h. 3
5
masalah sebagai tujuan utama, memberikan akses pada peralatan abad 21, mengharuskan
siswa bekerja secara kolaborasi dan mengatur waktu di bawah bimbingan guru.
Challenge Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang memulai
pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari atau
permasalahan kontekstual maupun permasalahan yang berasal dari isu-isu global lalu
dilakukan sebuah perencanaan untuk menyelesaikannya. Dalam Challenge Based
Learning, siswa ditantang untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadirkan atau
proyek yang harus diselesaikan atau juga dapat berasal dari fenomena untuk didiskusikan.
Penyelesaian yang dilakukan hendaknya berupa sebuah tindakan nyata dan solusi yang
didapatkan hendaknya berasal dari hal-hal sederhana yang biasa mereka temukan
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fairazatunnisa, dkk menyebutkan bahwa siswa yang menggunakan model pembelajaran
challenge based learning menjadi lebih aktif dalam memunculkan pertanyaan dan
memberikan gagasan kreatif selama pembelajaran. Siswa juga terbiasa untuk
mengidentifikasi setiap tantangan dan mengambil kesimpulan sebagai solusi dari
tantangan yang diberikan.11
Dalam proses pembelajaran Challenge Based Learning , guru menghadirkan ide besar
atau gagasan utama yang meliputi keseluruhan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Ide besar didapatkan dari hal-hal yang akrab dan sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan ide besar yang telah dihadirkan akan muncul
pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tantangan yang harus diselesaikan oleh siswa. Proses
pembelajaran akan menjadi kegiatan pemandu bagi siswa dalam menyelesaikan
tantangan, selain itu siswa juga dibantu dengan pertanyaan pemandu dan sumber-sumber
pemandu. Hasil akhir dari proses pembelajaran adalah solusi dari tantangan yang telah
diberikan. Pembelajaran yang demikian akan merangsang kemampuan siswa sehingga
siswa diharapkan mampu menguasai materi barisan dan deret.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge
Based Learning bagi siswa SMA”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
menghasilkan bahan ajar matematika materi barisan dan deret yang layak dan dinilai
praktis.
11
Fairazatunnisa, Gelar Dwirahayu dan Eva Musyrifah, “Challenge Based Learning dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel” . Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan Universitas Pahlawan Vol 3 No. 5, 2021, h. 1949.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Kreatifitas guru dalam mengembangkan bahan ajar matematika masih kurang
2. Kemampuan siswa masih rendah pada materi barisan dan deret
3. Kurangnya variasi bahan ajar yang tersedia terutama pada materi barisan dan
deret.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalahnya antara lain:
1. Bahan ajar yang dihasilkan adalah bahan ajar berbasis Challenge Based Learning
yang berisi materi barisan dan deret SMA yang terdiri dari barisan aritmatika,
deret aritmatika, barisan geometri, deret geometri serta permasalahan yang
melibatkan barisan dan deret.
2. Pembelajaran challenge based learning yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pembelajaran yang secara umum memiliki tiga tahapan berikut, yaitu (1)
Engage (Mengikutsertakan), (2) Investigate (Menyelidiki) dan (3) Act(Bertindak)
3. Model pengembangan yang akan digunakan adalah model ADDIE.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbasis challenge based learning pada
meteri barisan dan deret untuk siswa SMA yang memenuhi kriteria kelayakan?
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar berbasis challenge based learning pada
meteri barisan dan deret untuk siswa SMA yang memenuhi kriteria kelayakan?
1. Bahan ajar cetak berupa modul ini didesain khusus dengan menggunakan model
Challenge Based Learning. Modul berisi serangkaian soal atau masalah yang
harus dikerjakan oleh siswa yang telah disesuaikan dengan langkah-langkah
model pembelajarn Challenge Based Learning.
2. Bahan ajar di desain agar dapat dipelajari oleh siswa baik secara kelompok
maupun individu.
F. Tujuan Penelitian
Berikut ini beberapa tujuan yang ingin dicapai peneliti pada penelitian ini, yaitu :
1. Menghasilkan bahan ajar berbasis challenge based learning pada meteri barisan
dan deret untuk siswa SMA yang memenuhi kriteria kelayakan
2. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar berbasis challenge based learning pada
meteri barisan dan deret untuk siswa SMA.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait
dengan bidang pendidikan, khususnya mengenai pengembangan bahan ajar dalam proses
pembelajaran.
1. Bagi siswa, yaitu memperoleh bahan ajar berbasis challenge based learning pada
materi barisan dan deret yang memberikan kemudahan dalam belajar.
2. Bagi guru, yaitu memudahkan proses pembelajaran dengan bahan ajar berbasis
challenge based learning pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA
3. Bagi sekolah, yaitu memberikan sumber belajar alternatif yang dapat digunakan
siswanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi peneliti lain, yaitu sebagai referensi untuk mengembangkan bahan ajar
berbasis challenge based learning untuk materi lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Challenge Based Learning
Terdapat beberapa istilah yang dikenal dalam prosses pembelajaran seperti
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran. Perpaduan
antara pendekatan, strategi dan metode pembelajaran menciptakan suatu model
pembelajaran. Model itu sendiri memiliki arti sebagai sesuatu yang menggambarkan
adanya pola berpikir.12
Menurut KBBI, model adalah pola (contoh; acuan, ragam, dan sebagainya) dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan13. Sebuah model biasanya didefinisikan sebagai
keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya
untuk mengimplementasikan sebuah teori dan membandingkan setiap variabel dalam teori
tersebut.
Menurut Joyce dkk, model pembelajaran adalah suatu gambaran dari lingkungan
belajar, termasuk perilaku guru selama pembelajaran.14 Sedangkan menurut Nurdyansyah
dan Eni, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membuat kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas yang lain.15 Selain itu, model
pembelajaran juga diartikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan proses
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.16
Berdasarkan penjabaran diatas, model pembelajaran adalah sebuah rencana yang
digunakan untuk membentuk pembelajaran, merancang bahan pembelajaran dan
membimbing pembelajaran di kelas serta memiliki tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan model pembelajaran challenge
based learning. Kerangka model pembelajaran Challenge based Learning (CBL) muncul
12
Jamal Mirdad, Model-Model Pembelajaran(Empat Rumpun Model Pembelajaran), Jurnal Pendidikan dan
Sosial Islam Vol.2 No.1, 2020, h. 15
13
KBBI. https://kbbi.web.id/model diakses pada 3 April 2020 pukul 13.00
14
Shilphy A. Octavia, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), h. 12.
15
Nurdyansyah dan Eni Fariyarul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, Sidoarjo: Nizamia Learning Center,
2016, h. 34.
16
Shilphy A. Octavia, Op.Cit.
8
9
dari proyek yang dilakukan oleh Apple Classrooms of Tomorrow – Today” (ACOT2).
Proyek ini dimulai oleh Apple, Inc. pada tahun 2008 untuk mengidentifikasi prinsip-
prinsip desain penting dari lingkungan belajar abad ke-21.17 Kerangka model
pembelajaran Challenge based learning menurut Apple Inc antara lain18:
a. Mengubah ide besar menjadi tantangan
1) Guru menyajikan ide besar berupa masalah yang akan dijadikan sebagai suatu
tantangan untuk dipecahkan oleh siswa. Masalah tersebut merupakan fenomena
yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2) Guru dan siswa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah yang ada.
3) Melalui kegiatan brainstorming, siswa merumuskan beberapa pertanyaan penting
terkait dengan masalah yang disajikan. Pertanyaan penting adalah pertanyaan yang
dapat menggali pengetahuan awal siswa dan memberi penugasan kepada siswa
dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan tersebut berfungsi sebagai penghubung
antara ide besar dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menetapkan strategi sebagai pembangun solusi
1) Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi pengetahuan dengan pertanyaan
pemandu, sumber pemandu dan kegiatan pemandu untuk mengembangkan solusi
dan menjawab tantangan.
2) Siswa melakukan kegiatan pemandu dan menganalisis jawaban setiap pertanyaan
pemandu dari berbagai sumber.
c. Mengidentifikasi solusi
1) Setelah melakukan kegiatan pemandu dan menjawab pertanyaan pemandu, siswa
memiliki pengetahuan dasar untuk mengidentifikasi solusi yang mungkin.
2) Selanjutnya siswa harus memilih salah satu solusi melalui eksperimen, penelitian
atau pembuktian dan mengidentifikasi langkah-langkah untuk
mengimplementasikan rencananya dalam menemukan solusi.
d. Implementasi dan solusi
Setelah melakukan rencananya dan menemukan solusi, siswa memeriksa apakah
solusinya berhasil memecahkan tantangan yang diberikan atau tidak..
e. Publikasi dan refleksi
17
Mark Nichols, dkk, CBL Guide: Challenge Based Learning, (Redwood City, California: Digital Promise,
2016) h. 6
18
Apple, Inc, Challenge Based Learning A Classroom Guide, Apple, Inc, 2010, p. 9-15
10
19
Mark Nichols, Ibid, h. 11
11
Gambar 2. 1
Kerangka Challenge Based Learning
Pada kerangka pembelajaran dengan model challenge based learning berdasarkan
desain Mark Nichols, yaitu :
a. Tahapan pertama yaitu mengikutsertakan (engage)
1) Guru menyajikan ide besar yang merupakan konsep luas yang terdapat di dalam
kehidupan dan dapat digali dengan berbagai cara.
2) Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual berdasarkan ide
besar yang diberikan. Pertanyaan penting yang dibuat oleh siswa memungkinkan
siswa untuk mengidentifikasi apa yang penting untuk diketahui tentang ide besar
dan mengkontekstualisasikannya. Dari pertanyaan penting tersebut, siswa dapat
merubah ide yang masih abstrak menjadi ide nyata dan fokus pada hal-hal yang
perlu diketahui.
3) Berdasarkan pertanyaan penting, tantangan diberikan dalam bentuk pertanyaan.
Kemudian siswa mengembangkan solusi untuk membuat jawaban yang spesifik
yang dapat menjawab tantangan tersebut.
b. Tahapan kedua yaitu menyelidiki (investigate)
4) Guru menyajikan pertanyaan pemandu yang mewakili pengetahuan awal yang
dibutuhkan siswa untuk mengembangkan solusi yang menjawab tantangan.
Mengkategorikan dan memprioritaskan pertanyaan akan menciptakan pengalaman
12
20
Arif Abdul Haqq, Penerapan Challenge-based Learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis siswa SMA, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016), h. 71
13
Gambar 2. 2
Contoh Barisan Aritmatika
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih antar dua barisan berurutan yang
konstan yaitu 2, jadi barisan tersebut merupakan barisan aritmatika.
Untuk mencari beda atau selisihnya, dapat menggunakan rumus berikut :
Misalnya suku pertama dari barisan aritmatika dilambangkan dengan a dan bedanya
adalah b, maka suku-suku barisan aritmatika dapat dinyatakan sebagai berikut :
….
( )
Berdasarkan keteraturan diatas maka rumus umum suku ke-n barisan aritmatika adalah
( )
21
B.K. Noormandiri, Matematika untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Wajib (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2017). h. 211 -
22
Takwa, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Barisan Dan Deret Kelas Xi Man 1 Makassar.
(Skripsi UIN Alauddin Makassar ,2017) h. 28
15
b. Deret Aritmatika
Jika merupakan barisan aritmatika dengan
rumus suku ke-n adalah ( ) , maka penjumlahan dari masing-masing
suku ditulus dalam bentuk disebut dengan deret aritmatika
dan dilambangkan dengan .
Deret aritmatika adalah penjumlahan berurutan dari suku-suku barisan aritmatika.
Rumus umum jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah
( ( ) )
c. Barisan Geometri
Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan-bilangan dimana rasio (konstanta)
diantara dua suku berurutan merupakan bilangan tetap.
Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-n dinyatakan dalam bentuk , yaitu
Gambar 2. 3
Contoh Barisan Geometri
Barisan bilangan tersebut memiliki rasio antar dua barisan berurutan yang konstan yaitu
2, jadi barisan tersebut merupakan barisan geometri.
Untuk mencari rasio barisan geometri, dapat menggunakan rumus berikut:
Misalnya suku pertama dari barisan geometri dilambangkan dengan a dan rasionya
adalah r, maka suku-suku barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut :
….
Berdasarkan pola barisan diatas, rumus umum suku ke-n barisan geometri adalah
16
d. Deret Geometri
Jika merupakan barisan geometri dengan
rumus suku ke-n adalah , maka penjumlahan dari masing-masing suku
ditulis dalam bentuk disebut dengan deret geometri dan
dilambangkan dengan .
Deret geometri adalah penjumlahan berurutan dari suku-suku barisan geometri. Rumus
umum jumlah n suku pertama deret geometri adalah
( )
atau
( )
Dengan
( )
17
2) Peluruhan
Peluruhan adalah perubahan secara kuantitas sebuah objek pada rentang waktu
tertentu dengan perubahan turun, artinya kuantitas objek tersebut selalu berkurang.
Secara umum, peluruhan ditulis
Dengan
( )
3) Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan
akumulasi bunga pada periode-periode sebelumnya. Bunga majemuk memiliki
banyak variasi dan selalu berubah (tidak tetap) di setiap periodenya.
Jika modal sebesar diperbungakan dengan bunga majemuk per tahun dan
besar modal setelah tahun dinyatajan dengan , rumus nilai akhirnya adalah
( )
Masalah bunga majemuk juga diselesaikan dengan menggunakan rumus yang
digunakan pada barisan geomteri.
4) Anuitas
Anuitas adalah pembayaran dengan jumlah tetap yang harus dilakukan secara
periodik.
Adapun rumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar pada materi barisan dan deret
tingkat SMA/MA terdapat pada table berikut23
23
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar.
18
Tabel 2. 1
Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 3.6 Menggeneralisasi pola
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural bilangan dan jumlah pada
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu barisan Aritmatika dan
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan Geometri
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.6 Menggunakan pola barisan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan aritmetika atau geometri untuk
pengembangan dari yang dipelajarinya di menyajikan dan menyelesaikan
sekolah secara mandiri, dan mampu masalah kontekstual (termasuk
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas)
Materi mengenai barisan dan deret merupakan materi yang diajarkan di jenjang
SMP/MTs serta SMA/MA. Perbedaan materi fungsi yang diajarkan di SMP/MTs dan
SMA/MA yaitu materi barisan dan deret di SMP/MTs meliputi pola bilangan, barisan
aritmatika, barisan geometri, deret aritmatika, dan deret geometri. Sedangkan materi
barisan dan deret di SMA/MA meliputi barisan aritmatika, barisan geometri, deret
aritmatika, deret geometri, dan deret geometri tak hingga.
3. Bahan Ajar
Dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu memilih dan menyiapkan materi
ajar sesuai prinsip pengembangan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan. Untuk memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses
pembelajaran dan memudahkan siswa untuk mempelajarinya, guru perlu mengumpulkan
materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. Terdapat beberapa pengertian
19
tentang bahan ajar yang dikemukakan oleh para ahli. Bahan ajar berasal dari dua kata
yakni bahan atau material dan mengajar atau teaching.
Menurut Depdiknas, bahan ajar adalah segala jenis bahan yang disusun sebagai
seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar dan membantu siswa belajar.24 Menurut Panner,
bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.25 Sedangkan menurut
National Center for Vocational Education Research, bahan ajar adalah segala jenis bahan
yang digunakan oleh guru/instruktur untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas.26 Dengan bahan ajar, memungkinkan siswa mempelajari suatu kompetensi
atau kompetensi dasar secara berurutan dan sistematis sehingga siswa mampu menguasai
semua kompetensi secara utuh dan terpadu.27
Bahan ajar disiapkan untuk menjawab berbagai tujuan yang akan dicapai dalam
kurikulum yang sedang digunakan dan kemudian akan dicapai melalui pembelajaran di
kelas. Menurut Abdul Majid, bahan ajar disusun dengan memiliki beberapa tujuan.
Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut28: (1) Untuk membantu siswa
mempelajari sesuatu; (2) Menyediakan berbagai jenis bahan ajar; (3) Memudahkan guru
dalam melaksanakan pembelajaran; dan (4) Membuat kegiatan belajar mengajar menjadi
menarik.
Terdapat beberapa pendapat lain mengenai tujuan-tujuan disusunnya bahan ajar.
Secara umum tujuan bahan ajar itu disusun untuk: (1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni
bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta
didik; (2) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh; dan (3) Memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan fungsi dari bahan ajar dalam proses pembelajaran dibedakan menjadi dua,
yaitu (1) bagi guru, membantu guru menghemat waktu dalam proses pembelajaran di
kelas, mengubah peran guru menjadi seorang fasilitator, meningkatkan proses
24
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA, (Jakarta: Depdiknas, 2010), h. 27.
25
Andi Prastowo, Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar: Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah,
(Depok: Prenadamedia Group, 2018), h.51.
26
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet ke-7, 2015) h.174
27
Ibid, h.173
28
Ibid, h.60
20
pembelajaran menjadi lebih efektif dan menjadi alat evaluasi dalam penguasaan hasil
pembelajaran. (2) bagi siswa, siswa dapat belajar sendiri tanpa adanya guru, pembelajaran
dapat dilakukan kapan dan dimana saja, sebagai sumber belajar tambahan, membantu
siswa dalam mengembangkan pengetahuan sesuai dengan minat dan bakatnya.29
Dalam mengembangkan bahan ajar, terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan. Prinsip dalam mengembangkan bahan ajar diantaranya sebagai berikut: (1)
Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar; (2) Prinsip konsistensi artinya jika kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa ada empat macam, maka bahan ajarnya pun harus empat macam; dan
yang terakhir (3) Prinsip kecukupan adalah kecukupan materi dalam bahan ajar untuk
mencapai kompetensi seperti yang diajarkan oleh guru.
Menurut Direktorat Pembinaan SMA, jenis-jenis bahan ajar dikelompokkan menjadi30
:
a. Bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar kerja siswa,
wallchart, photo atau gambar, dan leaflet.
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disk video dan film.
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer
Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif.
e. Bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Dari keempat jenis bahan ajar diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat dua
jenis bahan ajar yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak. Bahan ajar cetak meliputi
hand out, buku, modul, poster, brosur, lembar kerja siswa, wallchart, photo atau gambar,
dan leaflet. Pada penelitian ini, bahan ajar yang akan peneliti kembangkan merupakan
salah satu bentuk bahan ajar cetak yang dikemas secara lengkap dan sistematis yang
memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu
peserta didik menguasai tujuan pembelajaran.31 Bahan ajar ini bertujuan membuat peserta
didik belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga bahan ajar ini
paling tidak berisi tentang komponen pokok bahan ajar.32
29
Jajang Bayu Kelana dan Fadly Pratama, Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains, (Bandung: Lekkas,2019) h. 4-5
30
Direktorat Pembinaan SMA, Op. Cit.h.27
31
Taza Nur Utami, dkk. Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Science, Technology,
Engineering, And Mathematics (STEM) pada Materi Segiempat, Desimal: Jurna; Matematika UIN Raden Intan
Lampung, 2018 . h. 166
32
Taza Nur Utami, dkk. Loc.Cit.
21
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar ini, siswa dituntut untuk
belajar secara mandiri dan mampu memecahkan masalah dengan cara mengeluarkan ide-
ide yang baru. Dengan membagikan bahan ajar ini guru dapat melihat seberapa jauh siswa
mampu berpikir secara kreatif dalam memecahkan permasalahan yang terdapat pada soal.
Tujuan belajar yang diinginkan akan mudah dicapai siswa melalui proses pembelajaran
ini. Siswa juga akan lebih memahami materi secara menyeluruh.33
Menurut KBBI, karakteristik adalah mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan
tertentu.34 Berikut karakteristik dari bahan ajar yang akan peneliti kembangkan
diantaranya35: (1) Bahan ajar ini merupakan unit pengajaran terkecil dan terlengkap. (2)
Bahan ajar ini mencakup seperangkat kegiatan belajar yang terencana dan sistematis. (3)
bahan ajar memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara akurat dan spesifik. (4) Bahan
ajar memungkinkan siswa belajar sendiri karena bersifat self-instructional dan yang
terakhir (5) Bahan ajar ini menyadari bahwa setiap orang berbeda.
Bahan ajar yang akan peneliti kembangkan memiliki fungsi sebagai berikut36: (1)
Bahan ajar mandiri artinya bahan ajar dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa belajar sendiri. (2) Pengganti fungsi guru artinya bahan
ajar mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh
siswa sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia mereka. (3) Sebagai alat evaluasi artinya
siswa dapat menilai penguasaannya sendiri terhadap materi yang dipelajari. Dan yang
terakhir (4) Sebagai bahan referensi karena bahan ajar memuat berbagai materi yang
dipelajari oleh siswa.
Penyusunan atau pembuatan bahan ajar ini memiliki tujuan yang akan dicapai, berikut
tujuan penyusunan atau pembuatan bahan ajar, antara lain:37 (1) Agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dibawah bimbingan guru. (2) Agar peran guru tidak terlalu
dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. (3) Mengajarkan kejujuran pada
siswa. (4) Beradaptasi dengan tingkat dan kecepatan belajar siswa yang berbeda, bagi
siswa yang kecepatan belajarnya tinggi maka mereka dapat belajar lebih cepat serta
menyelesaikan bahan ajar dengan lebih cepat pula. Sedangkan bagi yang lambat, maka
33
Fiska komala sari, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran (Modul) berbantuan Geogebra Pokok Bahasan
Turunan. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung, Vol.7, No.2, 2016, h.136
34
KBBI, https://kbbi.web.id/karakteristik diakses pada tanggal 10 Maret 2021 pukul 12.23 WIB
35
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Jogjakarta: DIVA Press, 2015) h. 110
36
Nurlaeli, Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)
untuk Siswa Kelas XI SMA. Thesis Universitas Muhammadiyah Pureokerto,
37
Andi Prastowo, Op.Cit. h. 108-109.
22
akan dipersilahkan untuk mengulanginya kembali. Dan yang terakhir (5) Agar siswa dapat
mengukur sendiri kompetensinya pada materi yang telah dipelajari.
Dalam penyusunan atau pembuatan bahan ajar memuat beberapa struktur. Berikut
struktur isi bahan ajar yang akan peneliti kembangkan menurut Direktorat Pembinaan
SMA, yaitu38: (1) Judul/identitas, (2) Petunjuk belajar, (3) SK/KD, (4) Materi
Pembelajaran, (5) Informasi Pendukung, (6) Paparan isi materi, (7) Latihan, (8)
Tugas/Langkah Kerja, dan yang terakhir (9) Penilaian. Sedangkan dalam menyusun
sebuah bahan ajar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu :39
a. Analisis kurikulum
Pada tahap ini, dilakukan penentuan materi mana yang perlu dijadikan bahan ajar, inti
materi yang akan diajarkan dan kompetensi serta hasil belajar yang harus dimiliki
siswa.
b. Menentukan judul bahan ajar
Dalam menentukan judul bahan ajar harus mengacu pada kompetensi dasar atau materi
pokok yang ada dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar (KD) dapat dijadikan judul
jika KD tersebut tidak terlalu besar. Jika suatu KD terlalu besar maka perlu judulnya
dipertimbangkan kembali.
c. Pemberian kode bahan ajar
Pemberian kode bahan ajar dilakukan untuk mempermudah pengelolaan bahan ajar.
Biasanya kode bahan ajar berupa angka-angka yang diberi makna.
d. Penulisan bahan ajar
Terdapat lima hal penting yang menjadi acuan dalam proses penulisan bahan ajar,
diantaranya:
1) Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
2) Penentuan alat evaluasi atau penilaian
3) Penyusunan materi
4) Urutan pengajaran
5) Struktur bahan ajar
B. Bahan Ajar Berbasis Challenge Based Learning pada Materi Barisan dan Deret
Pada dasarnya materi barisan dan deret telah diajarkan sejak tingkat SMP/MTs,
namun pada tingkat SMA diperluas dengan penambahan materi deret geometri tak hingga,
38
Direktorat Pembinaan SMA, Op.Cit., h. 35.
39
Andi Prastowo, Op.Cit, h. 118-120
23
serta penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari misalnya pertumbuhan,
peluruhan, bunga majemuk dan anuitas. Dalam kurikulum SMA, materi ini dipelajari pada
kelas XI semester genap.
Penyusunan bahan ajar barisan dan deret disesuaikan dengan tuntunan yang ada pada
kompetensi, sehingga diperlukan analisis kurikulum dan materi serta penyusunan peta
bahan ajar. Pada Gambar 2.4 terdapat peta kebutuhan bahan ajar barisan dan deret untuk
tingkat SMA/MA.
Barisan aritmatika
Deret aritmatika
Barisan geometri
Gambar 2. 4
Peta Kebutuhan Bahan Ajar Barisan dan Deret
Penyusunan bahan ajar ini berbasis pada model pembelajaran challenge based
learning untuk materi barisan dan deret. Berikut ini sintaks pembelajaran CBL yang
diadaptasikan terhadap bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 2. 2
Sintaks Pembelajaran CBL sebagai Bahan Ajar
1. Engage Siswa diberikan gagasan utama (big idea) pada bahan ajar
(Mengikutsertakan) berupa konteks yang luas.
Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual
dan bersifat terbuka pada bahan ajar yang berkaitan dengan
gagasan utama yang telah diberikan.
Siswa diberikan tantangan (challenge) berupa pertanyaan yang
24
Bahan ajar berbasis challenge based learning merupakan media pembelajaran cetak
yang dikembangkan peneliti berdasarkan tahapan-tahapan dan karakteristik model
pembelajaran challenge based learning. Dalam bahan ajar ini tidak hanya berisi tentang
materi dan soal-soal matematika saja, tetapi juga terdapat tahap-tahap challenge based
learning dimana guru dan siswa bekerja sama untuk belajar tentang isu-isu yang menarik,
mengajukan solusi untuk masalah-masalah nyata dan mengambil tindakan atas masalah
tersebut.
Perbedaan bahan ajar berbasis challenge based learning ini dengan bahan ajar yang
ada sebelumnya adalah pada tiap-tiap pembahasan terdapat kegiatan-kegiatan penuh
“tantangan” yang membuat siswa lebih mendominasi kegiatan pembelajaran yang pada
akhirnya membimbing siswa untuk menemukan solusi dan mengambil tindakan atas
masalah tersebut. Berbeda dengan bahan ajar sebelumnya yang hanya menyajikan materi
tanpa proses yang melibatkan siswa sehingga membuat siswa hanya menghafal materi atau
rumus yang menyebabkan ketidak-tercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dan juga dapat berdampak negatif pada hasil belajar siswa.
25
Berikut contoh permasalahan dalam matematika yang penuh “tantangan” pada materi
bangun ruang: 40
Gambar 2. 5
Contoh Soal dengan Tantangan
Sedangkan pada soal materi bangun ruang tanpa tantangan biasanya akan seperti:41
Gambar 2. 6
Contoh Soal tanpa Tantangan
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Endan Muldani, dkk pada tahun 2019, dengan judul “Pengembangan Bahan
Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika
SMA pada Materi Barisan dan Deret”. Penelitian ini menggunakan metode R&D model
Sugiyono pada materi barisan dan deret. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar
berorientasi pengutan pendididikan karakter. Hasil dari penelitian ini dalam validasi uji
ahli mencapai skor 88-100% yang termasuk kedalam kriteria sangat baik dan hasil uji
coba lapangan terhadap 21 siswa kelas XI SMA Negeri 8 Pandeglang mencapai skor
40
Anie Dwi Maylani, Pengaruh Challenge Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa, Skripsi UIN Jakarta, 2017, H. 140
41
Abdur Rahman, dkk, Buku Siswa Matematika Kelas 8 Semester 2, Kemendikbud, 2014, H. 103
26
83% yang termasuk kriteria sangat baik. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan
meode R&D model ADDIE pada materi yang sama dan berbasis Challenge Based
Learning.42
2. Penelitian Sulton Nawawi pada tahun 2017, dengan judul “Developing of Module
Challenge Based Learning in Environmental Material to Empower the Critical
Thinking Ability”. Penelitian ini menggunakan metode R&D model Borg & Gall pada
materi lingkungan mata pelajaran biologi. Hasil dari penelitian ini dalam validasi uji
mencapai 90% dengan kriteria sangat baik Sedangkan pada penelitian yang saya
lakukan akan menggunakan metode yang sama model ADDIE pada materi barisan dan
deret. Pengembangan bahan ajar pada penelitian yang saya lakukan berbasis pada
model pembelajaran Challenge Based Learning. 43
3. Penelitian Takwa pada tahun 2017, dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar
Matematika Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Kelas XI MAN 1
Makassar”. Penelitian ini menggunakan metode R&D model pengembangan Plomp
pada materi barisan dan deret. Hasil dari penelitian ini dalam uji validator pada
beberapa instrumen kevalidan memperoleh persentase rata-rata 87,5% berada pada
kategori sangat positif. Sedangkan hasil respon siswa memperoleh persentase rata-rata
respon siswa 80,81% dan berada pada kategori positif sehingga bahan ajar yang
dikembangkan pada penelitian ini memenuhi kriteria kepraktisan. Sedangkan pada
penelitian yang akan saya lakukan menggunakan metode R&D model ADDIE pada
materi yang sama. Pengembangan bahan ajar pada penelitian yang saya lakukan
berbasis pada model pembelajaran Challenge Based Learning.44
D. Kerangka Berpikir
Bahan ajar merupakan segala jenis bahan yang disusun sebagai seperangkat
materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar dan membantu siswa belajar agar tercapainya
kompetensi yang diharapkan. Salah satu aspek yang harus dikembangkan adalah
peranan guru dalam mempersiapkan bahan ajar dengan model pembelajaran yang
42
Endan Muldani, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Matematika SMA pada Materi Barisan dan Deret, Journal of Authentic Research on Mathematics
Education Vol. 1, No. 2, 2019, h. 129
43
Sulton Nawawi, Developing of Module Challenge Based Learning in Environmental Material to Empower the
Critical Thinking Ability, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 3 (2), 2017, h. 212.
44
Takwa, Op.Cit. h.83
27
sesuai. Penggunaan bahan ajar yang tepat sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran di dalam kelas.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran di sekolah masih berjalan secara
konvensional dan bahan ajar yang digunakan masih sebatas buku paket dari penerbit
tertentu. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran
matematika yang diharapkan adalah karena buku paket dinilai tidak mampu menjadi
satu-satunya sumber belajar. Maka dari itu, terdapat beberapa masalah yang ditemukan,
diantaranya:
1. kreatifitas guru dalam mengembangkan bahan ajar matematika masih kurang
2. kemampuan siswa masih rendah pada materi barisan dan deret
3. kurangnya bahan ajar yang tersedia terutama pada materi barisan dan deret.
Menyikapi permasalahan yang timbul, maka diperlukan suatu bahan ajar dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan siswa. Sebuah model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar
melalui bekerja dengan didasarkan pada fenomena sehari-hari yang kontekstual,
maupun permasalahan yang sedang dihadapi. Pembelajaran sambil bekerja salah
satunya dapat diterapkan melalui pembelajaran berbasis tantangan (Challenge Based
Learning/CBL). Pembelajaran berbasis tantangan adalah sebuah model mengajar baru
yang menggabungkan pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran berbasis
proyek, dan pembelajaran kontekstual yang difokuskan pada permasalahan nyata dalam
dunia. Pembelajaran dengan model CBL menjadikan penyelesaian masalah sebagai
tujuan utama, menyediakan akses ke berbagai sumber di abad ke-21, mengharuskan
siswa bekerja sama dan mengatur waktu di bawah pengawasan seorang guru.
Bahan ajar berbasis challenge based learning merupakan media pembelajaran
cetak yang dikembangkan peneliti berdasarkan langkah-langkah atau karakteristik
challenge based learning. Dalam bahan ajar ini tidak hanya berisi tentang materi dan
soal-soal matematika saja, tetapi juga terdapat tahap-tahap challenge based learning
dimana guru dan siswa bekerja sama untuk belajar tentang isu-isu yang menarik,
mengajukan solusi untuk masalah-masalah nyata dan mengambil tindakan atas masalah
tersebut.
Model pembelajaran Challenge Based Learning ini terdiri dari 3 tahapan yaitu,
tahapan engage, tahapan investigate, dan tahapan act. Pada tahapan engage, diberikan
gagasan utama (big idea) pada bahan ajar berupa gambaran umum yang terdapat di
dalam kehidupan dan dapat digali kedalam beberapa cara. Siswa membuat pertanyaan-
28
pertanyaan penting yang kontekstual (essential question) dan bersifat terbuka pada
bahan ajar berdasarkan gagasan utama yang diberikan. Dari pertanyaan esensial,
tantangan (challenge) diberikan berupa pertanyaan untuk ditindaklanjuti oleh siswa
untuk mengembangkan solusi sampai membentuk jawaban spesifik yang bisa
menjawab tantangan tersebut. Selanjutnya pada tahapan investigate, diberikan kegiatan
pemandu (guiding activities) untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang telah
diberikan sebelumnya.Terakhir yaitu tahapan act, solusi akan diperoleh dari temuan
yang dibuat selama tahap investigate. Siswa melaksanakan strategi yang telah
ditetapkan, mengukur hasil dan mengevaluasi apakah rencana tersebut berhasil
memecahkan tantangan atau tidak. Siswa juga diminta untuk membuat keputusan sesuai
kasus baru yang diberikan pada bahan ajar.
Pengembangan bahan ajar berbasis Challenge Based Learning pada materi
barisan dan deret ini akan direvisi agar menjadi bahan ajar yang layak. Dengan adanya
bahan ajar ini diharapkan mampu membantu para guru dan siswa untuk mempelajari
matematika khususnya materi barisan dan deret kelas XI SMA/MA. Oleh karena itu,
bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7 sebagai
berikut:
29
Tahap Engage
Tahap Act
Revisi
Tidak Apakah
bahan ajar
sudah layak?
Ya
A. Model Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Research and Development
(R&D) atau Penelitian dan Pengembangan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengembangkan bahan ajar berbasis challenge based learning pada pembelajaran
matematika pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA. Model pengembangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE.
B. Prosedur Pengembangan
Model pengembangan ADDIE harus dilakukan secara bertahap dan menyeluruh
karena tiap tahapannya saling berkaitan satu sama lain.45 Terdapat 5 tahapan dalam
model pengembangan ADDIE, yaitu :
1. Tahap Analysis
Tahap analysis merupakan tahap pertama dari model pengembangan ADDIE.
Pada tahap ini, terdapat proses analisis kebutuhan belajar untuk meningkatkan
performa siswa.
a. Analisis studi lapangan
Kegiatan analisis studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan di
lapangan, Kegiatan yang dilakukan berupa pengisian kuesioner untuk siswa.
b. Analisis kurikulum
Kegiatan yang dilakukan berupa analisis standar kompetensi, indikator materi,
buku sumber pembelajaran Matematika SMA/MA, serta bahan-bahan ajar selain
buku paket yang relevan.
2. Tahap Design
Tahap design merupakan proses pembuatan tujuan pembelajaran, perumusan
materi, dan pembuatan tes untuk mengetahui penguasaan terhadap tujuan-tujuan
pembelajaran, serta merupakan rencana untuk mempersiapkan individu agar dapat
menguasai tujuan pembelajaran berdasarkan identifikasi di tahap analysis. Di tahap
ini, dilakukan pembuatan bahan ajar. Tahap design meliputi:
a. Penetapan tujuan dan indikator pembelajaran.
45
Benny A. Pribadi., Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi: Implementasi model
ADDIE (Jakarta: Penerbit Prenada Media Group, 2013) h.23
30
31
5. Tahap Evaluation
Bahan ajar yang telah diuji coba kemudian dihitung tingkat kelayakannya
kemudian dilakukan analisis berdasarkan data yang diperoleh, baik berupa data
numerik maupun data kualitatif dalam bentuk kritik dan saran.
sekolah. Sedangkan uji coba produk adalah siswa kelas XI di sekolah Tangerang. Pada
uji coba produk, teknik yang digunakan untuk pengambilan subjek uji coba adalah
teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.46 Pertimbangan pengambilan subjek pada penelitian ini
adalah sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan, maka dipilihlah dosen jurusan
pendidikan matematika dan guru matematika untuk uji coba ahli validasi dan siswa
kelas XI untuk uji coba produk.
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabet,
2015) cet.22 , h. 124
33
47
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika untuk Penelitian: [Administrasi Pendidikan-
Bisnis-Pemerintahan-Sosial-Kebijakan-Manajemen-Kesehatan], (Bandung: Alfabet, 2013) cet.3 , h. 16.
35
Ini adalah interval jarak dari yang terendah 0% sampai tertinggi 100%
Tabel 3. 4
Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk
Presentase Kriteria
0% - 20% Sangat Kurang Layak/Sangat Kurang Baik
21% - 40% Kurang Layak
41% - 60% Cukup Layak/ Cukup Baik
61% - 80% Layak/Baik
81% - 100% Sangat Layak/ Sangat Baik
Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan
dasar dalam merevisi bahan ajar yang dikembangkan.
Pada Bab IV ini akan dibahas hasil pengembangan bahan ajar sesuai model
pengembangan ADDIE yaitu tahap analisis (analysis), tahap desain (design), tahap
pengembangan (development), tahap implementasi (implementation), dan yang terakhir
tahap evaluasi (evaluation) beserta pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian.
A. Analisis (Analysis)
Produk akhir dari penelitian pengembangan ini berupa bahan ajar barisan dan deret
berbasis Challenge Based Learning yang terdiri dari lima kegiatan belajar, lima kegiatan
belajar tersebut meliputi sub materi barisan aritmatika, deret aritmatika, barisan geometri,
deret geometri dan penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari. Bahan ajar
ini dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari
tahap analisis (analysis), tahap desain (design), tahap pengembangan (development),
tahap implementasi (implementation), dan yang terakhir tahap evaluasi (evaluation).
Berikut ini merupakan hasil pengembangan bahan ajar barisan dan deret berbasis
Challenge Based Learning
Tahap analisis merupakan tahap pertama dari model pengembangan ADDIE. Pada
tahap ini, terdapat proses analisis kebutuhan awal belajar dalam pembuatan bahan ajar
untuk meningkatkan kemampuan siswa. Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan analisis,
sebagai berikut:
1. Analisis Studi Lapangan
Analisis studi lapangan dilakukan dengan pengisian angket kebutuhan bahan ajar
siswa melalui google form dan wawancara dengan guru matematika. Pengisian angket
dilakukan oleh beberapa siswa SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan dan SMA
Negeri 28 Kabupaten Tangerang. Berikut ini hasil mengenai angket yang telah diisi
oleh siswa. Hasil yang lebih lengkap terdapat pada Lampiran 1.
Dari diagram lingkaran nilai ulangan siswa pada Gambar 4.1, diperoleh 52,4%
siswa yang mendapatkan nilai ulangan matematika 70 – 79, 23,8% siswa yang
mendapatkan nilai ulangan 51 – 69, 9,5% siswa yang mendapatkan nilai ulangan
matematika kurang dari 50 dan 9,5% siswa yang mendapat nilai ulangan matematika
80 – 89 serta 4,8% sisanya siswa yang mendapatkan nilai ulangan lebih dari 90. Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai pada rentang KKM yang
37
38
telah ditetapkan oleh sekolah, dan masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM.
Gambar 4. 1
Diagram Lingkaran Nilai Ulangan Siswa
Gambar 4. 2
Diagram Batang Bahan Ajar yang Digunakan
Dari diagram batang bahan ajar yang digunakan pada Gambar 4.2, diperoleh
urutan bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika dari
yang tertinggi yaitu video pembelajaran, buku cetak, powerpoint, website
pembelajaran, LKS cetak, buku elektronik (e-book), dan modul cetak. Hal ini
menunjukkan masih sedikitnya penggunaan bahan ajar modul cetak pada
pembelajaran matematika.
Dari diagram lingkaran kesulitan belajar siswa pada Gambar 4.3, diperoleh
kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika (khususnya pada materi
barisan dan deret) yaitu 42,9% karena tidak hafal rumusnya, 23,8% karena kesulitan
memahami konsep atau pola bilangan, 19% karena kurang teliti dalam perhitungan,
39
dan 14,3% karena tidak mengetahui cara menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini
menunjukkan pembelajaran matematika yang membiasakan siswa untuk menghafal
rumus sehingga siswa kesulitan dalam memahami konsep atau pola dalam menjawab
suatu masalah. Kesulitan ini dapat diatasi dengan model pembelajaran yang memulai
pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa
diharapkan dapat lebih memahami tanpa menghafal karena masalah yang disajikan
sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang siswa biasa jalani..
.
Gambar 4. 3
Diagram Lingkaran Kesulitan Belajar Materi Barisan dan Deret
Sedangkan analisis studi lapangan lainnya diperoleh dengan mewawancarai guru
matematika. Guru yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah guru
matematika kelas 11 SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil
wawancara permasalahan utama dari pembelajaran matematika di kelas adalah siswa
yang pasif dalam pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh (online). Bahan ajar
utama yang digunakan dalam pembelajaran matematika pun masih berupa buku paket
sehingga belum membantu proses pembelajaran secara aktif.
Sebagaimana informasi dari hasil wawancara, dibutuhkan bahan ajar yang efektif
dan dapat membantu siswa agar menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Oleh karena
itu peneliti memberikan solusi berupa bahan ajar berbasis model pembelajaran
Challenge Based Learning pada materi barisan dan deret. Model pembelajaran ini
memulai pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan sehari-hari
sehingga siswa diharapkan dapat lebih aktif. Pembelajaran yang demikian akan
merangsang kemampuan siswa sehingga mampu menguasai materi barisan dan deret.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan bahan ajar oleh siswa, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM dikarenakan
40
menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah.
4.6.1 Menerapkan barisan aritmatika
dalam pemecahan masalah konteksual.
4.6.2 Mengidentifikasi masalah
4. Mengolah, menalar, kontekstual berkaitan dengan deret
4.6 Menggunakan pola
dan menyaji dalam aritmatika.
barisan aritmetika atau
ranah konkret dan ranah 4.6.3 Menerapkan barisan geometri
geometri untuk
abstrak terkait dengan dalam pemecahan masalah konteksual.
menyajikan dan
pengembangan dari 4.6.4 Mengidentifikasi masalah
menyelesaikan masalah
yang dipelajarinya di kontekstual berkaitan dengan deret
kontekstual (termasuk
sekolah secara mandiri, geometri dan deret geometri tak hingga.
pertumbuhan,
dan mampu 4.6.5 Mengidentifikasi masalah
peluruhan, bunga
menggunakan metoda kontekstual berkaitan dengan penerapan
majemuk, dan anuitas)
sesuai kaidah keilmuan konsep barisan dan deret.
4.6.6 Menggunakan konsep barisan dan
deret dalam menyelesaikan masalah
kontekstual.
Tabel 4. 2
Sintaks Pembelajaran CBL sebagai Bahan Ajar
42
1. Engage Siswa diberikan gagasan utama (big idea) pada bahan ajar
(Mengikutsertakan) berupa konteks yang luas.
Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual
dan bersifat terbuka pada bahan ajar yang berkaitan dengan
gagasan utama yang telah diberikan.
Siswa diberikan tantangan (challenge) berupa pertanyaan yang
berhubungan dengan gagasan utama untuk ditindaklanjuti oleh
siswa untuk mengembangkan solusinya.
2. Investigate Siswa diberikan pertanyaan pemandu pada bahan ajar.
(Menyelidiki) Siswa meninjau dan mulai mengidentifikasi sumber daya
maupun kegiatan pemandu yang tersedia pada bahan ajar yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Melalui kegiatan pemandu, siswa menganalisis jawaban untuk
merencanakan strategi yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan tantangan yang diberikan pada bahan ajar.
3. Act Siswa melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dan
(Bertindak) mengevaluasi apakah rencana tersebut berhasil memecahkan
tantangan atau tidak.
Siswa membuat keputusan sesuai kasus baru yang diberikan
pada bahan ajar.
B. Desain (Design)
Tahap design merupakan proses penetapan tujuan pembelajaran, penyusunan dan
penyajian bahan ajar, dan pembuatan instrumen evaluasi. Hal ini merupakan rencana
yang dilakukan untuk mempersiapkan individu agar dapat menguasai tujuan
pembelajaran berdasarkan identifikasi di tahap analysis. Berikut kegiatan yang dilakukan
pada tahap design yaitu:
1. Penetapan tujuan pembelajaran
Berdasarkan analisis kurikulum, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah
mempelajari bahan ajar tersebut, yaitu:
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan
aritmatika.
43
b. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, beda dan suku ke-n dari barisan
aritmatika.
c. Peserta didik dapat menerapkan barisan aritmatika dalam pemecahan masalah
konteksual.
d. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret aritmatika.
e. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah kontekstual berkaitan dengan
deret aritmatika.
f. Peserta didik dapat mengidentifikasi konsep pola bilangan pada barisan
geometri.
g. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, rasio dan suku ke-n dari barisan
geometri.
h. Peserta didik dapat menerapkan barisan geometri dalam pemecahan masalah
konteksual.
i. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri.
j. Peserta didik dapat menentukan jumlah tak hingga dari deret geometri tak
hingga.
k. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah kontekstual berkaitan dengan
deret geometri dan deret geometri tak hingga
l. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah kontekstual berkaitan dengan
penerapan konsep barisan dan deret.
m. Peserta didik dapat menggunakan konsep barisan dan deret dalam
menyelesaikan masalah kontekstual.
2. Penyusunan dan penyajian bahan ajar berbasis Challenge Based Learning
Penyusunan bahan ajar mengacu pada hasil analisis studi lapangan, analisis
kurikulum, indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dan Model
pembelajaran Challenge Based Learning. Susunan materi yang akan digunakan di
bahan ajar dibagi menjadi beberapa sub materi yaitu : barisan aritmatika, deret
aritmatika, barisan geometri, deret geometri dan deret geometri tak hingga, dan
penerapan barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan anaisis kebutuhan, pembuatan bahan ajar menggunakan aplikasi
Microsoft Word dan Canva. Bahan ajar akan disajikan menggunakan kertas berukuran
A4 dengan tema colorful dan dijilid.
3. Instrumen evaluasi
44
Gambar 4. 4
Pembuatan Cover Bahan Ajar
Gambar 4. 5
Pembuatan Halaman Depan
Pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 memiliki persamaan yakni memuat judul
bahan ajar, penulis bahkan bahan ajar bahkan instansi penulis. Namun pada Gambar
46
4.5 terdapat penulisan nama dosen pembimbing. Hal ini dilakukan untuk menyatakan
bahwa bahan ajar yang dibuat berdasarkan arahan dan bimbingan dari dosen
pembimbing.
Gambar 4. 6
Pengetikan Kata Pengantar
Gambar 4. 7
Pembuatan Daftar Isi
Pada Gambar 4.6 pengetikan kata pengantar yang berisikan ucapan terima
kasih dan penjelasan singkat mengenai bahan ajar. Sedangkan pengetikan daftar isi
47
pada Gambar 4.7 dibuat untuk memudahkan para pembaca baik guru maupun siswa
untuk mengetahui isi bahan ajar dan menemukan halaman yang ingin dituju.
Gambar 4. 8
Pengetikan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator
Pembelajaran
Gambar 4. 9
Pengetikan Petunjuk Penggunaan
Pada Gambar 4.8 pengetikkan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator
dibuat dengan tujuan agar siswa dapat mengetahui kemampuan yang harus dicapai
48
saat mengerjakan bahan ajar. Sedangkan pada Gambar 4.9 pengetikan petunjuk
penggunaan dibuat untuk memberikan arahan siswa dalam pengerjaan bahan ajar ini.
Gambar 4. 10
Pengetikan tiap Kegiatan Belajar
Gambar 4. 11
Pengetikan Review pada tiap Kegiatan Belajar
Pada Gambar 4.10 pengetikan pada kegiatan belajar yang disertai dengan
tujuan pembelajaran untuk mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar yang akan
dicapai. Pada tiap kegiatan belajar juga terdapat rangkuman per sub-materi. Kegiatan
belajar ini disesuaikan dengan model pembelajaran challenge based learning.
49
Terdapat 3 tahapan pada model pembelajaran ini, yaitu tahapan engage, tahapan
investigate, dan tahapan act.
Sedangkan pada Gambar 4.11 pengetikan review pada tiap kegiatan belajar
yang berisikan 10 latihan soal yang berhubungan dengan sub-materi yang dibahas
pada kegiatan belajar. Review ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mengerjakan kegiatan belajar.
Gambar 4. 12
Pengetikan Latihan Soal
Pada Gambar 4.12 pengetikan latihan soal berupa 15 pilihan ganda dan 5
essay. Latihan soal ini bertujuan sebagai alat evaluasi guna melatih pemahaman siswa
setalah mempelajari semua kegiatan belajar.
50
Gambar 4. 13
Pengetikan Daftar Pustaka
Gambar 4. 14
Pengetikan Kunci Jawaban
Pada Gambar 4.13 pengetikan daftar pustaka dan Gambar 4.14 pengetikan
kunci jawaban. Daftar pustaka berisikan referensi penulis dalam menyusun bahan ajar
ini. Sedangkan kunci jawaban ini merupakan kunci jawaban dari semua review dan
latihan soal di akhir bahan ajar.
2. Validasi bahan ajar
51
Proses validasi bahan ajar oleh ahli dilakukan sebelum bahan ajar
diujicobakan ke siswa. Hal ini dilakukan bertujuan agar agar peneliti mengetahui
kualitas dan tingkat kelayakan bahan ajar yang telah peneliti kembangkan. Validator
dalam uji validasi ahli merupakan 3 dosen pendidikan matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan 5 guru matematika yang terdiri dari 4 guru SMAN 7 Kota
Tangerang Selatan dan 1 guru SMAN 6 Kota Tangerang Selatan. Setiap validator
diberikan sebuah angket untuk memberikan penilaian dan komentar serta saran
terbaik bahan ajar yang telah dikembangkan.
Hasil validasi bahan ajar oleh para ahli berupa persentase skor yang dapat
dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4. 3
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Para Ahli
Skor Skor
No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteria
Hasil Kriterium
1. Cakupan Materi 33,65 40 84,125% Sangat Layak
2. Tata Bahasa 33,65 40 84,125% Sangat Layak
Teknik Penyajian dan
3. 35,5 40 88,75% Sangat Layak
Tampilan
Model Challenge
4. 33,53 40 83,83% Sangat Layak
Based Learning
Penilaian
5. 33,75 40 84,375% Sangat Layak
Pembelajaran
Penilaian keseluruhan 34,016 40 85,041% Sangat Layak
Berdasarkan Tabel 4.2, hasil validasi yang telah dilakukan oleh para ahli
terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan memperolehan persentase sebesar
85,041% dan termasuk dalam kriteria sangat layak. Komentar dan saran yang
diberikan oleh para ahli dijadikan sebagai bahan revisi agar bahan ajar yang
dikembangkan menjadi lebih baik dan layak sebelum diujicobakan kepada siswa.
Berikut merupakan hasil penilaian bahan ajar oleh para ahli berdasarkan aspek-
aspeknya, yaitu:
a. Aspek Cakupan Materi
Pada aspek cakupan materi terdiri atas dua indikator yaitu indikator
kesesuaian materi dan indikator keakuratan materi. Hasil penilaian pada aspek
52
ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar yang dikembangkan menyajikan materi cakupan materi yang telah sesuai
dan akurat dengan buku pegangan siswa untuk SMA/MA pada materi barisan
dan deret.
Tabel 4. 4
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ali terhadap Aspek Cakupan Materi
Tabel 4. 6
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Teknik Penyajian dan Tampilan
No. Indikator Persentase Kriteria
1. Sistematika penyajian 90% Sangat Baik
2. Kesesuaian 88,75% Sangat Baik
3. Tampilan bahan ajar 87,5% Sangat Baik
d. Aspek Model Challenge Based Learning
Pada aspek cakupan materi terdiri atas tiga indikator yaitu indikator
tahapan engage, indikator tahapan investigate dan indikator tahapan act. Hasil
penilaian pada aspek ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah sesuai dengan
tahapan model pembelajaran challenge based learning.
Tabel 4. 7
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Model Challenge Based Learning
No. Indikator Persentase Kriteria
1. Tahapan engage 81,5% Sangat Baik
2. Tahapan investigate 85% Sangat Baik
3. Tahapan act 85% Sangat Baik
e. Aspek Penilaian Pembelajaran
Pada aspek cakupan materi terdiri atas dua indikator yaitu indikator
keefektifan aktivitas dan latihan soal dan indikator kesesuaian. Hasil penilaian
pada aspek ini masuk pada kriteria sangat layak. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah memuat penilaian pembelajaran
yang sesuai dengan materi barisan dan deret.
Tabel 4. 8
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli terhadap Aspek Penilaian Pembelajaran
No. Indikator Persentase Kriteria
Keefektifan aktivitas dan
1. 85% Sangat Baik
latihan soal
2. Kesesuaian 83,75% Sangat Baik
Setelah diperoleh penilaian dari para ahli, terdapat beberapa komentar dan
saran yang harus direvisi pada bahan ajar tersebut. Beberapa perbaikan bahan ajar
hasil revisi dan sebelum revisi. Hasil revisi selengkapnya terdapat pada Lampiran 4.
Berikut ini beberapa perbaikan yang dilakukan setelah proses validasi oleh ahli
dilakukan.
a. Pada Gambar 4.15 (a) merupakan lembar kegiatan belajar yang ringkasan
materinya belum lengkap dan Gambar 4.15 (b) merupakan lembar kegiatan
setalah ringkasan materi dilengkapi sesuai materi yang sedang dibahas.
(a) (b)
Gambar 4. 15
Ringkasan Materi Sebelum dan Sesudah Perbaikan
(a) (b)
Gambar 4. 16
Simbol pada Halaman Depan Sebelum dan Sesudah Perbaikan
55
b. Pada Gambar 4.16 (a) merupakan halaman depan yang hanya menggunakan
gambar “sigma” sebagai simbol. Sedangkan pada Gambar 4.16 (b) merupakan
halaman depan yang simbolnya telah diperbaiki. Hal ini dilakukan agar terlihat
lebih menarik.
c. Pada Gambar 4.17 merupakan lembar sub bab berisikan 20 latihan soal. Pada
lembar ini hanya soal saja tanpa dibuat kolom jawaban. Soal-soalnya terdiri dari
soal biasa dan soal cerita.
Gambar 4. 17
Lembar Latihan Soal
(a) (b)
Gambar 4. 18
Keterangan pada Gambar Sebelum dan Setelah Perbaikan
56
d. Pada Gambar 4.18 (a) merupakan lembar kegiatan belajar yang memuat gambar
tanpa keterangan sumber gambarnya. Sedangkan pada Gambar 4.18 (b)
merupakan lembar kegiatan belajar yang telah diperbaiki dengan memuat gambar
beserta keterangan sumber gambarnya.
D. Implementasi (Implementation)
Bahan ajar yang telah divalidasi oleh para ahli kemudian direvisi sesuai dengan
komentar dan saran yang diberikan. Bahan ajar yang sudah direvisi dan dinyatakan layak
oleh validator kemudian diujicobakan kepada siswa. Uji coba dilakukan kepada 21 siswa
kelas XI yang sudah mempelajari materi Barisan dan Deret pada KD 3.6 dan 4.6. Siswa
diminta mengerjakan 5 kegiatan belajar dan evaluasi pembelajaran dalam bahan ajar.
Setiap kegiatan belajar terdiri tantangan yang sesuai dengan model pembelajaran
challenge based learning dan review berupa latihan soal untuk mengetahui kemampuan
siswa setelah mengerjakan kegiatan belajar.
Setelah mengerjakan bahan ajar, siswa diberikan angket respon siswa terhadap bahan
ajar yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterpakaian bahan
ajar yang telah dibuat. Jika hasil angket respon siswa dikategorikan baik maka bahan ajar
dinilai praktis oleh siswa. Jika hasil belum baik, maka akan diperbaiki sesuai saran yang
diberikan oleh siswa. Berikut hasil keseluruhan dari angket respon siswa.
Tabel 4. 9
Hasil Angket Respon Bahan Ajar oleh Siswa
Skor Skor
No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteria
Hasil Kriterium
Kesesuaian Konten
1. 84,25 105 80,23 % Sangat Baik
Materi
2. Kondisi Fisik 85 105 80,94 % Sangat Baik
Manfaat Penggunaan
3. 89 105 84,75 % Sangat Baik
Bahan Ajar
Penilaian keseluruhan 86,083 105 81,97 % Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.9, hasil penilaian keseluruhan siswa terhadap bahan ajar
memperoleh persentase sebesar 81,97% dan termasuk pada kriteria sangat baik. Hal ini
57
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar telah dinilai praktis dan mudah oleh siswa. Hasil
lebih lengkap dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 6.
E. Evaluasi (Evaluation)
Data yang telah diperoleh dari hasil penilaian validator ahli dan respon siswa
kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keberhasilan bahan ajar
yang telah dikembangkan.
Bahan ajar yang sudah divalidai dan direvisi kemudian diujicobakan kepada
kelompok kecil pada tahap implementation. Terdapat 21 siswa kelas XI SMA Negeri 7
Tangerang Selatan yang menjadi responden. Siswa diminta mengerjakan 5 kegiatan
belajar dan uji kompetensi. Setelah mengerjakan bahan ajar, siswa diberikan angket
respon siswa terhadap bahan ajar. Hasil dari angket ini memperoleh persentase sebesar
81,97% dan termasuk kriteria sangat baik. Terakhir pada tahap evaluation, bahan ajar
akan diperbaiki lagi sesuai komentar dari siswa.
Bahan ajar ini layak digunakan pada pembelajaran di kelas karena telah masuk dalam
kriteria sangat layak berdasarkan hasil penilaian bahan ajar oleh ahli dengan perolehan
persentase sebesar 85,041%. Hasil penilaian ini berdasarkan aspek cakupan materi, aspek
tata bahasa, aspek penyajian dan tampilan, aspek model pembelajaran challenge based
learning, dan aspek penilaian pembelajaran. Bahan ajar ini juga termasuk kriteria sangat
baik berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap bahan ajar dengan perolehan
persentase sebesar 81,97%. Hasil penilaian ini berdasarkan aspek kesesuaian konten
materi, kondisi fisik dan manfaat penggunaan bahan ajar. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Endro Setiawan dkk. Bahan ajar berbasis multimedia
interaktif yang dikembangkan oleh Endro pada materi barisan dan deret berhasil
memperoleh persentase sebesar 82,01 % dengan kategori sangat layak pada penilaian oleh
validator dan memperoleh persentase sebesar 87,55% dengan kategori sangat praktis
dalam penilaian angket respon oleh siswa48. Tingkat kelayakan hasil uji validasi ahli pada
bahan ajar yang peneliti kembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Endro
dkk. Sedangkan pengembangan bahan ajar berorientasi penguatan pendidikan karakter
pada materi barisan dan deret yang dilakukan oleh Endan Muldani, dkk memperoleh
persentase sebesar 83,05% pada hasil uji coba lapangan terhadap siswa yang menyatakan
bahwa bahan ajar yang dikembangkan cukup praktis49. Dari hasil penelitian Endro dan
Endan, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang peneliti kembangkan juga layak dan
dinilai praktis digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas.
48
Endro Setiawan dan Swaditya Rizki, Pengembangan Bahan Ajar Barisan dan Deret Matematika Berbasis
Multimedia Interaktif, AKSIOMA: Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro Vol.7
No.3, 2018, h. 468-469.
49
Endan Muldani, dkk., Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Matematika SMA pada Materi Barisan dan Deret, Journal of Authentic Research on Mathematics
Education Vol. 1, No. 2, 2019, h. 129
59
G. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini belum maksimal karena terdapat beberapa keterbatasan dalam
pelaksanaan penelitian. Berikut beberapa keterbatasan penelitian yang dihadapi oleh
peneliti, yaitu :
1. Penelitian hanya dilakukan pada kelompok kecil sehingga validitas bahan ajar
dapat berubah jika diujicobakan pada kelompok skala yang lebih besar. Hal ini
dikarenakan adanya pandemi covid 19 sehingga pembelajaran di sekolah tidak
100%.
2. Waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan dan menilai bahan ajar kurang
dari 1 jam sehingga terdapat kemungkinan siswa mengerjakan dan menilai bahan
ajar tidak secara menyeluruh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis Challenge
Based Learning pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA/MA dapat ditarik
beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1. Bahan ajar yang dikembangkan melalui tahap model pengembangan ADDIE
meliputi: tahap analysis yang terdiri dari dua kegiatan analisis yaitu analisis studi
lapangan dengan pengisian angket kebutuhan bahan ajar siswa melalui google
form dan wawancara dengan guru matematika. Selanjutnya analisis kurikulum
dengan penetapan indikator pembelajaran sesuai dengan materi barisan dan deret.
Setelah dilakukan analisis, diperoleh beberapa permasalahan seperti kesulitan
menghafal rumus, ketidakmampuan memahami konsep dan pola untuk
menyelesaikan suatu masalah, serta pasifnya siswa dalam pembelajaran. Oleh
sebab itu, peneliti memberikan solusi yaitu menggunakan bahan ajar yang
berbasis challenge based learning pada materi barisan dan deret. Challenge based
learning merupakan model pembelajaran yang memulai pembelajaran dari
fenomena yang akrab dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa diharapkan
dapat lebih memahami tanpa menghafal karena masalah yang disajikan sesuai
dengan kehidupan sehari-hari yang siswa biasa jalani.
Tahap kedua yaitu tahap design terdiri dari penetapan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai setelah mempelajari bahan ajar yang akan dikembangkan,
penyusunan dan penyajian bahan ajar dengan menggunakan aplikasi canva dan
Microsoft word serta pembuatan instrumen evaluasi berupa lembar uji validasi
ahli dan angket respon siswa.
Tahap ketiga yaitu tahap development yang terdiri dari pembuatan bahan ajar
yang berisikan cover, petunjuk penggunaan, lima kegiatan belajar serta latihan
soal, lalu validasi bahan ajar oleh para ahli yang terdiri dari dosen matematika dan
guru matematika, dan revisi bahan ajar sesuai dengan komentar dan saran yang
diberikan oleh para ahli.
Tahap keempat yaitu tahap implementation yaitu mengujicobakan bahan ajar
yang telah diperbaiki kepada siswa untuk mengetahui tingkat keterpakaian bahan
ajar yang telah dibuat. Uji coba dilakukan kepada 21 siswa kelas XI yang telah
60
61
mempelajari materi barisan dan deret. Selanjutnya, siswa diberikan angket respon
siswa terhadap bahan ajar yang telah dikerjakan. Terakhir yaitu tahap evaluation
yaitu tahap perbaikan terakhir terhadap bahan ajar sesuai dengan data yang telah
diperoleh dari hasil penilaian validator ahli dan hasil angket respon siswa.
2. Tingkat kelayakan bahan ajar yang didapatkan dari penilaian para ahli
memperoleh persentase sebesar 85,041% dan termasuk kriteria sangat layak dari
aspek cakupan materi, tata bahasa, teknik penyajian dan tampilan, model
challenge based learning, dan penilaian pembelajaran. Sedangkan hasil penilaian
dari angket respon siswa memperoleh persentase sebesar 81,97% dan termasuk
kriteria sangat baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis
challenge based learning telah dinilai praktis dan mudah oleh siswa dari aspek
kesesuaian konten materi, kondisi fisik, dan manfaat penggunaan bahan ajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang peneliti kembangkan juga
layak dan dinilai praktis digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis challenge based
learning pada materi barisan dan deret untuk siswa SMA/MA serta kesimpulan maka
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa disarankan memanfaatkan bahan ajar ini pada materi barisan dan deret
baik di dalam maupun di luar sekolah.
2. Bagi guru disarankan memanfaatkan bahan ajar ini sebagai bahan ajar alternatif
sehingga dapat membantu dan memudahkan guru dalam penyampaian materi
barisan dan deret.
3. Bagi sekolah disarankan menjadikan bahan ajar ini sebagai salah satu sumber
belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi peneliti lain, bahan ajar ini dapat dikembangkan pada materi lain atau dapat
dikembangkan menjadi bahan ajar elektronik. Dikarenakan penelitian yang belum
maksimal dan masih mengalami keterbatasan, disarankan penelitian selanjutnya
pada kelompok skala besar dan dalam waktu yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, Inc. “Challenge Based Learning A Classroom Guide” Apple, Inc, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf), diakses
pada tanggal 2 Oktober 2020.
Direktorat Pembinaan SMA. “Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA”. Jakarta: Depdiknas,
2010.
Fairazatunnisa, Gelar Dwirahayu dan Eva Musyrifah. “Challenge Based Learning dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Persamaan Linear
Satu Variabel” . Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Vol 3 No.
5, 2021.
Haqq, Arif Abdul. “Penerapan Challenge-based Learning dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMA”. Cirebon: IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, 2016.
Hermawan, Alina Hanifa. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan CPA (Concrete-
Pictorial-Abstract) Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada
Konsep Fungsi”. Skripsi pada Program Sarjana Pendidikan Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2020.
Irsadi, Elfa Oktavia. “Desain Didaktis Pembelajaran Matematika pada Konsep Pola Bilangan,
Barisan dan Deret Aritmatika di Sekolah Menengah Kejuruan”. Skripsi pada
Program Sarjana Pendidikan Universitas Islam Negeri Jakarta, 2019.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (https://kbbi.web.id/model) diakses pada tanggal 3 April
2020.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (https://kbbi.web.id/karakteristik) diakses pada tanggal 10
Maret 2021.
Kelana, Jajang Bayu dan Fadly Pratama. “Bahan Ajar Berbasis Literasi Sains.” Bandung:
Lekkas, 2019.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. “Laporan Hasil UN 2019”
(https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/hasil-un/) diakses pada tanggal 2 November
2020.
Majid, Abdul. “Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru”.
Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet ke-7. 2015.
Mark Nichols, dkk. “CBL Guide: Challenge Based Learning” Redwood City, California:
Digital Promise, 2016.
Maylani, Anie Dwi. “Pengaruh Challenge Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa”. Skripsi pada Program Sarjana Pendidikan Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2017.
Mirdad, Jamal. “Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran)”,
Indonesia Jurnal Sakinah: Jurnal Pendidikan dan Sosial Islam Vol.2 No.1, 2020.
Muldani, Endan., dkk., “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Penguatan Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran Matematika SMA pada Materi Barisan dan Deret”.
Journal of Authentic Research on Mathematics Education Vol. 1, No. 2, 2019.
Nawawi, Sulton. “Developing of Module Challenge Based Learning in Environmental
Material to Empower the Critical Thinking Ability”. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA
3 (2), 2017.
Noormandiri, B. K. “Matematika untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Wajib”. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2017.
Nurdin, Lasmi. “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan Berdasarkan Teori APOS
(Action, Processe, Object, and Shceme)”.
(https://bagah.files.wordpress.com/2012/06/analisis-pemahaman-siswa-tentang-
barisanberdasarkan-teori-apos.pdf) diakses pada tanggal 3 Desember 2020.
Nurdyansyah dan Eni Fariyarul Fahyuni. “Inovasi Model Pembelajaran”. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016.
Nurlaeli, “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerpen Berbasis Pengalaman
(Experiential Learning) untuk Siswa Kelas XI SMA”. Thesis pada Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Octavia, Shilphy A. “Model-Model Pembelajaran” Yogyakarta: Deepublish, 2020.
OECD, “PISA 2018 Insight and Interpretations”,
(https://www.oecd.org/pisa/PISA%202018%20Insights%20and%20Interpretations%
20FINAL%20PDF.pdf) diakses pada tanggal 3 April 2020.
Permendikbud no 24 tahun 2016, h. 112-113
Prastowo, Andi. “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”. Jogjakarta: DIVA Press,
2015.
Prastowo, Andi. “Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar: Teori dan Aplikasinya di
Sekolah/Madrasah”. Depok: Prenadamedia Group, 2018.
Pribadi, Benny A. “Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi:
Implementasi Model ADDIE”. Jakarta: Penerbit Prenada Media Group, 2013.
Rahman, Abdur., dkk, “Buku Siswa Matematika Kelas 8”. Kemendikbud, 2017.
Reni, dkk., “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Challenge Based Learning (CBL) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa
Kelas XI IPA 4 MAN Pinrang pada Materi Sistem Reproduksi Manusia”. Thesis
pada program Pasca Sarjana Biologi Universitas Negeri Makassar.
Riduwan dan Akdon. “Rumus dan Data dalam Analisis Statistika untuk Penelitian:
[Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-Kebijakan-Manajemen-
Kesehatan]”. Bandung: Alfabet, 2013.
Sari, Fiska Komala, dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran (Modul) berbantuan
Geogebra Pokok Bahasan Turunan”. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika IAIN
Raden Intan Lampung, Vol.7, No.2, 2016.
Setiawan, Endro dan Swaditya Rizki. “Pengembangan Bahan Ajar Barisan dan Deret
Matematika Berbasis Multimedia Interaktif”. AKSIOMA: Jurnal Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Vol.7 No.3, 2018.
Sholihah, Fitri. “Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Pada
Materi Limit Fungsi”. Skripsi pada Program Sarjana Pendidikan Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2015.
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)”.
Bandung: Alfabet, 2015.
Takwa, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Model Pembelajaran Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan
Barisan Dan Deret Kelas Xi Man 1 Makassar. Skripsi pada Program Pendidikan
Matematika UIN Alauddin Makassar, 2018.
Utami, Taza Nur, dkk. “Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Science,
Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada Materi Segiempat”
Desimal: Jurnal Matematika UIN Raden Intan Lampung, 2018.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Wawancara Guru Matematika
Narasumber :
Instansi :
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimanakah minat dan antusiasme siswa terhadap kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban:
2. Apakah siswa mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran matematika?
Jawaban:
3. Apakah siswa mengalami kesulitan terhadap materi mata pelajaran?
Jawaban:
4. Materi apa saja yang sulit bagi siswa?
Jawaban:
5. Bagaimana respon siswa terhadap materi Barisan dan Deret?
Jawaban:
6. Bagaimana nilai siswa pada materi Barisan dan Deret?
Jawaban:
7. Bahan ajar apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan pembelajaran matematika di
kelas?
Jawaban:
8. Apakah bahan ajar tersebut juga digunakan pada kegiatan pembelajaran materi
Barisan dan Deret?
Jawaban:
9. Apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar lain selain bahan ajar utama?
Jawaban:
10. Metode, model pendekatan atau strategi apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan
pembelajaran matematika di kelas?
Jawaban:
11. Apakah Bapak/Ibu pernah mendengan model pembelajaran Challenge Based
Learning?
Jawaban:
12. Apakah pendapat Bapak/Ibu terhadap pengembangan bahan ajar berbasis model
Challenge Based Learning?
Jawaban:
13. Bagaimana jika bahan ajar tersebut diterapkan pada kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban:
Lampiran 2
Lembar Wawancara Guru Matematika
7. Bahan ajar apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan pembelajaran matematika di
kelas?
Jawaban: bahan ajar buku paket kelas 11 erlangga.
8. Apakah bahan ajar tersebut juga digunakan pada kegiatan pembelajaran materi
Barisan dan Deret?
Jawaban: Iya sama.
9. Apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar lain selain bahan ajar utama?
Jawaban: Selain buku paket, biasanya menggunakan video pembelajaran.
10. Metode, model pendekatan atau strategi apa yang Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan
pembelajaran matematika di kelas?
Jawaban: pendekatan saintifik sesuai k13
12. Apakah pendapat Bapak/Ibu terhadap pengembangan bahan ajar berbasis model
Challenge Based Learning?
Jawaban: model Challenge Based Learning bisa membuat siswa-siswi berpikir lebih
luas dalam memecahkan sebuah masalah sebelum mereka mengetahui apa tujuan dan
kegunaannya mereka belajar materi tersebut.
13. Bagaimana jika bahan ajar tersebut diterapkan pada kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban: menurut saya, bahan ajar Challenge Based Learning bisa saja sebagai model
pembelajaran di kelas untuk mengembangkan pola pikir anak-anak. Tetapi jika
dengan situasi seperti ini pandemik, rasanya waktu yang dibutuhkan sangat kurang.
Lampiran 3
Angket Siswa Pra Penelitian
Nama :
Asal Sekolah :
1. Apakah kamu antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika?
a. Sangat antusias
b. Biasa saja
c. Tidak sama sekali
2. Dalam ulangan matematika, biasanya nilai ulangan saya …
a. Kurang dari 50
b. 51 – 69
c. 70 – 79
d. 80 – 90
e. Lebih dari 90
3. Bahan ajar apa yang digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika? (boleh
memilih lebih dari 1)
a. LKS cetak
b. LKS elektronik
c. Buku cetak
d. Buku elektronik (e-book)
e. Modul cetak
f. Modul elektronik
g. Video pembelajaran
h. Powerpoint
i. Website pembelajaran
j. Lainnya
4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran matematika? (Khususnya pada
materi barisan dan deret)
a. Saya tidak menghafal rumusnya
b. Saya kesulitan memahami konsep (pola)
c. Terkadang saya kurang teliti dalam perhitungan
d. Saya tidak mengetahui cara menyelesaikan soal yang diberikan
5. Saya membutuhkan bahan ajar yang penuh tantangan dan mudah dipahami
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak setuju
Lampiran 4
Hasil Angket Kebutuhan Bahan Ajar Siswa
Responden dari angket ini berjumlah 21 siswa SMA yang terdiri dari 19 siswa SMA Negeri 7
Kota Tangerang Selatan dan 2 siswa SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang. Angket ini
terdiri dari 5 pertanyaan sebagai berikut.
Pertanyaan 1 :
Dari diagram lingkaran di atas, terdapat 66,7% siswa yang biasa saja dalam mengikuti
pembelajaran matematika, 19% siswa yang tidak sama sekali antusias dalam mengikuti
pembelajaran matematika, dan 14,3% siswa yang sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran matematika.
Pertanyaan 2 :
Dari diagram lingkaran di atas, diperoleh 52,4% siswa yang mendapatkan nilai ulangan
matematika 70 – 79, 23,8% siswa yang mendapatkan nilai ulangan 51 – 69, 9,5% siswa yang
mendapatkan nilai ulangan matematika kurang dari 50 dan 9,5% siswa yang mendapat nilai
ulangan matematika 80 – 89 serta 4,8% sisanya siswa yang mendapatkan nilai ulangan lebih
dari 90
Pertanyaan 3 :
Dari diagram batang di atas, diperoleh urutan bahan ajar yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran matematika dari yang tertinggi yaitu video pembelajaran, buku cetak,
powerpoint, website pembelajaran, LKS cetak, buku elektronik (e-book), dan modul cetak.
Pertanyaan 4 :
.
Dari diagram lingkaran di atas, diperoleh kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran
matematika (khususnya pada materi barisan dan deret) yaitu 42,9% karena tidak hafal
rumusnya, 23,8% karena kesulitan memahami konsep atau pola bilangan, 19% karena kurang
teliti dalam perhitungan, dan 14,3% karna tidak mengetahui cara menyelesaikan soal yang
diberikan.
Pertanyaan 5 :
Dari diagram lingkaran di atas, diperoleh 100% siswa membutuhkan bahan ajar yang penuh
tantangan dan mudah dipahami.
Kesimpulan :
Pada pertanyaan pertama, dari 21 responden yang mengisi angket, terdapat 66,7%
siswa yang biasa saja dalam mengikuti pembelajaran matematika. Pada pertanyaan kedua,
kebanyakan siswa mendapatkan nilai ulangan matematika 70 – 79 yang merupakan rentang
nilai KKM di beberapa sekolah. Pada pertanyaan ketiga, diperoleh urutan bahan ajar yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika dari yang tertinggi yaitu video
pembelajaran, buku cetak, powerpoint, website pembelajaran, LKS cetak, buku elektronik (e-
book), dan modul cetak. Pada penelitian ini bahan ajar yang akan dikembangkan adalah
modul cetak.
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika (khususnya pada
materi barisan dan deret) yaitu 42,9% karena tidak menghafal rumusnya dan 23,8% karena
kesulitan memahami konsep atau pola bilangan. Kesulitan ini dapat diatasi dengan model
pembelajaran yang memulai pembelajaran dari fenomena yang akrab dalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa diharapkan dapat lebih memahami tanpa menghafal karena
masalah yang disajikan sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang siswa biasa jalani..
Pembelajaran yang demikian akan merangsang kemampuan siswa sehingga mampu
menguasai materi barisan dan deret.
Lampiran 5
INSTRUMEN UJI VALIDASI AHLI
Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge Based
Learning untuk Siswa SMA
Nama Validator :
Instansi :
Tangerang, …………………….2021
Validator,
_________________________
NIP.
Lampiran 6
ANGKET RESPON SISWA
Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge Based
Learning untuk Siswa SMA
Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
Petunjuk Pengisian Angket
5. Isilah identitas diri anda pada kolom yang disediakan.
6. Penilaian ini diisi dengan tanda Checklist (√) pada kolom yang sesuai pada setiap butir
penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 5 : Sangat Baik
Skor 4 : Baik
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Kurang
Skor 1 : Sangat Kurang
7. Saran dan masukkan mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang telah
disediakan.
No Skor
Aspek Penilaian
. 1 2 3 4 5
A. Kesesuaian Konten Materi
27. Bahan ajar memudahkan siswa memahami materi Barisan
dan Deret.
28. Bahan ajar memuat soal-soal yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
29. Materi yang disajikan menuntun siswa untuk dapat
menyelesaikan masalaha yang tidak biasa dikerjakan di
kelas.
30. Materi di dalam bahan ajar sesuai dengan buku paket
pegangan siswa.
B. Kondisi Fisik
31. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
32. Gambar dan simbol terlihat jelas.
33. Petunjuk penggunaan dalam bahan ajar jelas.
C. Manfaat Penggunaan Bahan Ajar
34. Bahan ajar dapat menambah wawasan pengetahuan siswa.
35. Bahan ajar membuat siswa termotivasi untuk belajar
matematika.
36. Bahan ajar membuat siswa lebih aktif dalam bertanya dan
berkomunikasi kepada guru.
D. Saran dan Masukkan
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_______________________________
Lampiran 7 Surat Permohonan Menjadi Validator Bahan Ajar
Lampiran 8
INSTRUMEN UJI VALIDASI AHLI
Pengembangan Bahan Ajar Materi Barisan dan Deret Berbasis Challenge Based
Learning untuk Siswa SMA
5.
6.
17.
Validator
No. Butir Skor Skor
Dosen Dosen Dosen Guru Guru Guru Guru Guru
Pertanyaan Hasil Kriterium
I II III I II III IV V
1. 4 4 3 5 4 4 5 5 34 40
2. 4 3 3 5 4 4 5 5 33 40
3. 4 4 5 4 4 4 5 5 35 40
4. 4 4 4 4 4 4 5 5 34 40
5. 4 4 4 4 4 4 5 5 34 40
6. 4 4 5 4 4 4 5 5 35 40
7. 4 4 4 5 4 4 5 4 34 40
8. 4 4 4 5 4 4 5 4 34 40
9. 5 4 4 4 4 4 5 3 33 40
10. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
11. 5 4 5 5 4 4 5 4 36 40
12. 5 4 5 5 4 4 5 4 36 40
13. 5 4 5 4 4 4 5 4 35 40
14. 5 4 5 4 4 4 5 4 35 40
15. 4 4 3 5 4 4 5 4 33 40
16. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
17. 4 4 3 4 4 4 5 4 32 40
18. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
19. 4 4 3 5 4 4 4 4 32 40
20. 4 4 5 4 4 4 5 4 34 40
21. 4 4 5 5 4 4 5 4 35 40
22. 4 4 4 4 4 4 5 4 33 40
23. 5 4 5 5 4 4 5 4 36 40
24. 5 4 4 5 4 4 5 4 35 40
25. 5 4 1 5 4 4 5 4 32 40
26. 4 4 5 4 4 4 5 2 32 40
Total 112 103 106 116 104 104 129 107 881 1040
Perhintungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli Berdasarkan Indikator Setiap Aspek
Penilaian
PRODUK AKHIR
iii
Bahan Ajar Matematika Barisan dan Deret
Berbasis Challenge Based Learning
Disusun oleh :
Sarah Mawira
Pembimbing
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd
Gusni Satriawati, M.Pd
Pendidikan Matematika
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2022
132
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga
bahan ajar ini bisa selesai. Bahan ajar ini berisi pokok bahasan barisan dan deret
berbasis Challenge Based Learning untuk kelas XI SMA/MA atau sederajat. Langkah-
langkah pada bahan ajar ini disesuaikan dengan mediasi-mediasi yang diberikan guru
terhadap siswa saat mengajar agar siswa dapat memahami materi berdasarkan
tantangan yang tersedia. Penggunaan bahan ajar ini bertujuan untuk membantu siswa
dalam memperoleh pemahaman secara mandiri. Selain itu, bahan ajar ini diharapkan
Dalam penyusunan bahan ajar ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak
yang telah bersedia membantu hingga bahan ajar ini selesai. Oleh karena itu penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
mengembangkan bahan ajar ini, penulis sadar dalam penyusunan bahan ajar ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan. Akhir kata, semoga bahan ajar ini dapat digunakan dengan baik.
Penulis
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 4 Deret Geometri dan Deret Geometri Tak Hingga ............ Error!
Kunci Jawaban...................................................................................................................... 43
iv
Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan
Indikator
Kompetensi Inti
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
Kompetensi Dasar
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmatika dan
Geometri
4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan dan
v
Indikator Pembelajaran
3.6.2 Menentukan suku pertama, beda dan suku ke-n dari barisan aritmatika.
3.6.5 Menentukan suku pertama, rasio dan suku ke-n dari barisan geometri.
3.6.7 Menentukan jumlah tak hingga dari deret geometri tak hingga.
4.6.4 Menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan deret geometri dan deret
kontekstual.
vi
Bahan Ajar Matematika 1
Petunjuk Penggunaan
Bahan ajar ini dirancang untuk memfasilitasi kalian dalam melakukan kegiatan belajar
secara mandiri. Untuk mempelajari bahan ajar ini dengan baik, kalian dapat mengikuti
2. Bahan ajar berbasis Challenge Based Learning dapat digunakan dalam kegiatan
3. Pelajarilah setiap kegiatan belajar dalam bahan ajar ini secara bertahap.
4. Baca dan pahami setiap perintah dalam bahan ajar dengan cermat dan teliti.
6. Terdapat 3 tahapan yang harus dilakukan pada setiap kegiatan belajar, yaitu :
a. Tahap engage.
Pada tahap ini kalian membaca dan memahami ide besar yang telah diberikan,
pada tantangan.
b. Tahap investigate
Pada tahap ini kalian melakukan kegiatan pemandu untuk menjawab tantangan
c. Tahap act
Pada tahap ini, kalian mengerjakan kasus baru yang telah diberikan.
8. Jika kalian mengalami kesulitan pada masalah yang diberikan, mintalah bantuan
10. Cocokkan jawaban kalian dengan kunci jawaban yang tersedia di akhir bahan ajar.
Kegiatan Belajar 1
Barisan Aritmatika
aritmatika.
2. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, beda dan suku ke-n dari barisan
aritmatika.
konteksual.
Ringkasan Materi :
Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-n dinyatakan dalam bentuk 𝑈𝑛 , yaitu 𝑈 𝑈
disebut beda (selisih) barisan arimatika tersebut dan dilambangkan dengan huruf b
Misalnya : 𝑼𝟏 𝑼𝟐 𝑼𝟑 𝑼𝟒 𝑼𝟓 𝑼𝟔
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih antar dua barisan berurutan yang
Misalnya suku pertama dari barisan aritmatika dilambangkan dengan a dan bedanya
Berdasarkan keteraturan diatas maka rumus umum suku ke- n barisan aritmatika adalah
𝑈𝑛 𝑎 (𝑛 )𝑏
Keterangan :
𝑈𝑛 = suku ke-n
𝑎 = awal/suku pertama
𝑏 = beda/ selisih
𝑛 = banyaknya suku
Tahap Engage
Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 1.
Batik
Sumber : https://cantik.tempo.co/
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia. Kain batik telah ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk
budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Karena merupakan
warisan budaya, kain batik memiliki nilai jual yang tinggi. Perekonomian Indonesia
terbantu dengan penjualan kain batik ke dalam maupun luar negeri. Salah satu yang
terbantu perekonomiannya adalah Ibnu Riyanto asal Cirebon, Jawa Barat. Usianya belum
menginjak 30 tahun, namun sudah cukup sukses sebagai pengusaha batik. Keberhasilan
Ibnu dibuktikan dengan berbagai penghargaan dan pencapaian usaha batik yang
dimilikinya. Salah satu penghargaan yang sangat berkesan berasal dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) sebagai pemilik toko batik terbesar dan terluas pada usia termuda
yaitu 23 tahun. Dengan modal awal Rp 15 juta, kini Ibnu mampu menghidupi setidaknya
Bahan Ajar Matematika 4
500 orang karyawan dan membuka kesempatan bagi sedikitnya 50 perajin batik rumahan
untuk memasarkan batik di toko miliknya. Bayangkan kalian adalah seorang pengusaha
baru dalam bidang konveksi kain batik. Dengan modal yang relatif kecil dan ketekunan
Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas
1. ____________________________________________________________
______________________________________________
2. ____________________________________________________________
_______________________________________________
Tantangan (Challenge)
1. Jika kalian dapat menyelesaikan 6 helai kain batik berukuran 2,4 m x 1,5 m
selama 1 bulan. Permintaan kain batik terus bertambah sehingga kalian harus
menyediakan 9 helai kain batik pada bulan kedua, dan 12 helai pada bulan ketiga.
Kalian menduga, jumlah helai kain batik untuk bulan berikutnya akan lebih banyak
dari bulan sebelumnya. Berapa penambahan jumlah kain batik untuk bulan
berikutnya?
dan kalian ingin menyiapkan kain sampai bulan ke 10, berapa banyak helai kain
Tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh dari cerita dan tantangan di atas
(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat
Tahap Investigate
Pada kasus pembuatan kain batik, kalian bisa lengkapi tabel berikut!
Bulan ke- 1 2 3
Selisih antar satu suku dengan suku lainnya dari tabel tersebut adalah :
Jumlah helai kain pada bulan kedua – jumlah helai kain pada bulan pertama :
Jumlah helai kain pada bulan ketiga – jumlah helai kain pada bulan kedua :
Jadi, penambahan jumlah helai kain pada bulan berikutnya adalah … helai kain
Jika kita misalkan jumlah helai kain pada bulan pertama adalah a dan selisih antar helai
a = …. dan b = ….
Maka rumus untuk banyaknya helai kain batik pada bulan ke-n adalah ….
Bulan ke- 1 2 3 4
2. Berapa banyak jumlah helai kain batik yang harus disiapkan pada bulan ke 10 ?
Sebelumnya diketahui, a = …, b = ….
Tahap Act
Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.
Kasus Baru
Jika kalian mendapatkan pesanan sebanyak 690 kain, berapa lama kalian akan
menyelesaikan pesenan tersebut? (kasus baru ini masih berkaitan dengan tantangan)
Bahan Ajar Matematika 7
a. -71 c. 71 e. 85
b. -73 d. 73
a. d.
b. e.
c.
3. Rumus suku ke-n suatu barisan bilangan dirumuskan . Suku ke-15 dari
a. 30 c. 0 e. -30
b. 15 d. -15
b. 196 d. 140
adalah …
a. 12 c. 16 e. 20
b. 14 d. 18
6. Diketahui suatu barisan aritmatika dengan suku pertama barisan tersebut 25 dan
b. 163 d. 177
7. Diketahui suku ke-3 dan suku ke-5 dari barisan aritmatika secara berturut-turut
a. 20 c. 17 e. -20
b. 19 d. -19
Bahan Ajar Matematika 7
a. 1 c. 3 e. 5
b. 2 d. 4
9. Dalam suatu gedung pertunjukkan disusun kursi dengan baris paling depan terdiri
dari 12 kursi, baris kedua berisi 14 kursi, baris ketiga berisi 16 kursi, dan
a. 48 c. 52 e. 56
b. 50 d. 54
10. Suatu tumpukan batu bata terdiri atas 15 lapis. Banyak batu bata pada lapis
paling atas ada 10 buah, tepat di bawahnya ada 12 buah, dibawahnya lagi ada 14,
dan seterusnya. Banyak batu bata pada lapisan paling bawah ada …
a. 30 c. 36 e. 40
b. 32 d. 38
Bahan Ajar Matematika 8
Kegiatan Belajar 2
Deret Aritmatika
1. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret aritmatika.
aritmatika.
Ringkasan Materi :
rumus suku ke-n adalah 𝑈𝑛 𝑎 (𝑛 )𝑏, maka penjumlahan dari masing-masing suku
dilambangkan dengan 𝑆𝑛 .
Tahap Engage
Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 2.
Tangga
Sumber : https://in.pinterest.com
Bahan Ajar Matematika 9
Jika kalian tinggal di rumah yang memiliki lebih dari satu lantai, apa yang pasti kalian
butuhkan sebagai penghubung antar lantai? Ya, itu adalah tangga. Tangga merupakan
elemen arsitektural yang selalu hadir di sebuah rumah yang memiliki lebih dari satu
lantai. Tangga dapat dibangun dari bermacam-macam bahan, mulai dari batu-batuan,
kayu, semen, atau kaca. Namun, tangga yang paling umum kita temui pada rumah-rumah
adalah tangga yang dibangun dari kayu dan semen. Apakah kalian tahu bagaimana sejarah
tangga? Berdasarkan penelitian dari sejarawan dan arkeolog, tangga tertua yang pernah
dibuat di muka bumi ini ditemukan di Sisilia, Itali. Tangga ini diperkirakan berusia 480
SM dan menjadi salah satu bagian pada candi dalam peradaban Yunani. Saat ini tangga
telah banyak kita temui dalam berbagai bentuk bangunan dan ada juga tangga yang bisa
Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas
1. ____________________________________________________________
_______________________________________________
2. ____________________________________________________________
_________________________________________________
Tantangan (Challenge)
Sumber : https://id.pinterest.com/
Perhatikan gambar di atas. Jika membuat sebuah anak tangga dibutuhkan 40 batu bata,
berapa banyak batu bata yang dibutuhkan untuk membuat 10 anak tangga?
Tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh dari cerita dan tantangan di atas pada
kolom berikut.
Bahan Ajar Matematika 10
(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat
Tahap Investigate
Anak tangga ke - 1 2 3 4
Coba kalian lihat tabel diatas, susunan banyaknya batu bata pada setiap anak tangga
Misalkan adalah jumlah n suku pertama pada barisan. Maka jumlah 10 anak tangga
10 x 440
…
Bahan Ajar Matematika 11
Jadi batu bata yang dibutuhkan untuk membuat 10 anak tangga adalah … buah
Berdasarkan kegiatan pemandu yang telah kalian lakukan, rumus untuk menentukan
+ + + …+
+ ( )+ ( )+ …+ ( ( ) ) ……………(1)
( ( ) )+ … + ( )+ ( )+ ……………(2)
+ ( )+ ( )+ …+ ( ( ) )
( ( ) ) …+ ( )+ ( )+ +
( ( ) )+ …+ …+ …+ ( ( ) )
( ( ) )
( ( ) )
Secara umum, rumus jumlah n suku pertama barisan aritmatika (deret aritmatika)
adalah
( ( ) )
Tahap Act
Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.
Bahan Ajar Matematika 12
Kasus Baru
Jika setiap harga batu bata adalah Rp 850,00. Berapa banyak uang yang harus
dikeluarkan untuk membuat 80 anak tangga? (kasus baru ini masih berkaitan dengan
tantangan)
Bahan Ajar Matematika 13
adalah …
a. 32 c. 60 e. 98
b. 48 d. 87
2. Jumlah nilai dari 8 suku pertama dari barisan : 5, 10, 15, 20, … adalah …
a. 32 c. 108 e. 187
b. 98 d. 180
b. 120 d. 155
tersebut adalah …
a. 3 c. 5 e. 9
b. 4 d. 7
5. Dari barisan aritmatka diketahui suku ke-3 = 14 dan suku ke-7 = 26. Jumlah 18
b. 603 d. 1206
6. Seorang pemetik kebun memetik jeruknya seetiap hari, dan mencatat banyaknya
jeruk yang dipetik. Ternyata banyaknya jeruk yang dipetik pada hari ke-n
b. 325 d. 1625
Bahan Ajar Matematika 14
7. Amir memiliki kawat yang dipotong menjadi 5 bagian yang ukurannya membentuk
a. 85 cm c. 95 cm e. 105 cm
b. 90 cm d. 100 cm
Setiap tahun gaji tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima
a. Rp 7.500.000,00 d. Rp 55.000.000,00
b. Rp 8.000.000,00 e. Rp 60.000.000,00
c. Rp 52.500.000,00
9. Produksi pupuk organik menghasilkan 100 ton pupuk pada bulan pertama, setiap
bulannya menaikan produksinya secara tetap 5 ton. Jumlah pupuk yang diproduksi
10. Gambar berikut ini adalah suatu auditorium. Barisan pertama memuat 30 kursi,
Tentukan jumlah kursi yang ada, jika dalam auditorium tersebut terdapat 9 baris.
a. 78 c. 408 e. 570
b. 84 d. 486
Bahan Ajar Matematika 15
Kegiatan Belajar 3
Barisan Geometri
geometri.
2. Peserta didik dapat menentukan suku pertama, rasio dan suku ke-n dari barisan
geometri.
konteksual.
Ringkasan Materi :
Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-n dinyatakan dalam bentuk 𝑈𝑛 , yaitu 𝑈 𝑈
𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛
𝑈 𝑈𝑛 dimana 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛
konstan. Nilai konstan ini disebut
Misalnya : 𝑼𝟏 𝑼𝟐 𝑼𝟑 𝑼𝟒 𝑼𝟓 𝑼𝟔
Barisan bilangan tersebut memiliki rasio antar dua barisan berurutan yang konstan
𝑈 𝑎
𝑈 𝑎𝑟
𝑈 𝑎𝑟
….
𝑈𝑛 𝑎 𝑟𝑛
Berdasarkan pola barisan diatas, rumus umum suku ke-n barisan geometri adalah
𝑈𝑛 𝑎𝑟 𝑛
Tahap Engage
Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 3.
Virus Corona
Sumber : https://www.merdeka.com/
Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi
burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health Organization (WHO)
virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang
lebih parah seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV. Virus Corona bersifat zoonosis, artinya
ia merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria,
merupakan contoh dari penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang
Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona
dapat menginfeksi tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan hewan ternak lainnya.
Terkadang, hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia. Virus corona
Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2002-2003 dan wabah Middle East
Baru-baru ini, virus corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID-19 memicu
wabah di Cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO
Sumber : https://www.merdeka.com/
Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas!
1. ____________________________________________________________
___________________________________________________________
2. ____________________________________________________________
___________________________________________________________
Tantangan (Challenge)
Sumber : https://megapolitan.kompas.com
Indonesia merupakan salah satu negara terdampak pandemic COVID-19. Kasus pertama
virus corona di Indonesia terungkap usai ada laporan warga negara Jepang dinyatakan
positif. Masalahnya, WN Jepang ini baru saja berkunjung ke Indonesia. Pada tanggal 2
Maret 2020, ditemukan 2 orang yang berhubungan dengan WN Jepang tersebut yang
juga positif covid-19. Sejak saat itu, angka penderita terus meningkat setiap harinya.
Jika penambahan pasien covid-19 pada tanggal 3 Maret 2020 adalah 4, pada tanggal 4
Maret 2020 adalah 8, dan seterusnya selalu bertambah 2 kali lipat dari jumlah pasien
pada hari sebelumnya. Tentukan banyaknya pasien covid-19 yang mungkin pada akhir
Sebelum melakukan kegiatan pemandu, tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh
(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat
Tahap Investigate
Pada kasus penambahan pasien covid-19, kamu bisa lengkapi tabel berikut!
Hari ke- 1 2 3 4
Jumlah pasien 2 … … …
Perbandingan jumlah pasien pada hari kedua dengan jumlah pasien pada hari pertama :
Perbandingan jumlah pasien pada hari ketiga dengan jumlah pasien pada hari kedua :
Jadi, penambahan jumlah pasien pada hari berikutnya adalah … kali dari hari sebelumnya
Jika kita misalkan jumlah pasien pada hari pertama adalah a dan perbandingan pasien
a = …. dan r = ….
Jadi, rumus untuk menentukan jumlah penambahan pasien pada hari ke-n adalah …
Tentukan banyaknya pasien covid-19 yang mungkin pada akhir bulan Maret 2020!
n=…-…
n=…
Maka penambahan jumlah pasien covid-19 pada hari ke- … dapat menggunakan rumus :
( )
( )
Tahap Act
Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.
Bahan Ajar Matematika 20
Kasus Baru
Kasus penambahan covid-19 mengalami masa tertinggi per tanggal 14 Juli 2021 hingga
mencapai 48.000 jiwa akibat adanya varian baru delta. Setelah diterapkannya PPKM
darurat dan program vaksinasi massal oleh pemerintah, kasus penambahan kembali
turun. Jika turunnya penambahan pasien covid-19 harian berlangsung secara konstan
sebanyak kali dari hari sebelumnya. Berapa kasus penambahan pasien covid-19 10 hari
kemudian?
Bahan Ajar Matematika 21
a. 2 c. 6 e. 54
b. 3 d. 18
a. 2 c. 6 e. 54
b. 3 d. 18
b. 486 d. 1.458
a. 32 c. 128 e. 512
b. 64 d. 256
tersebut adalah …
a. 4 c. e.
b. d.
6. Suku pertama dan kelima barisan geometri berturut-turut 5 dan 80. Suku ke-9
a. 90 c. 940 e. 2.560
b. 405 d. 1.280
7. Suku ke-2 dan suku ke-5 suatu barisan geometri berturut-turut adalah -3 dan 81.
a. -9 c. 2 e. 9
b. -3 d. 3
Bahan Ajar Matematika 22
8. Suku ke-2 dan suku ke-5 suatu barisan geometri berturut-turut adalah -3 dan 81.
a. 27 c. 1 e. -281
b. 9 d. -27
9. Jumlah calon Jemaah haji di suatu provinsi pada tahun pertama adalah 1.000
orang. Jika setiap tahun bertambah 2 kali lipat dari tahun sebelumnya maka
c. 15.000 orang
10. Suatu virus berkembang biak dua kali lipat setiap 2 jam. Bila jumlah virus pada
15.00 adalah …
a. 10
b. 20
c. 40
d. 80
e. 160
Bahan Ajar Matematika 23
Kegiatan Belajar 4
Deret Geometri dan Deret
Geometri Tak Hingga
1. Peserta didik dapat menentukan jumlah n suku pertama dari deret geometri.
2. Peserta didik dapat menentukan jumlah tak hingga dari deret geometri tak
hingga.
Ringkasan Materi :
1. Deret Geometri
rumus suku ke-n adalah 𝑈𝑛 𝑎𝑟 𝑛 , maka penjumlahan dari masing-masing suku ditulis
dengan 𝑆𝑛 .
Deret geometri adalah penjumlahan berurutan dari suku-suku barisan geometri. Rumus
Jumlah deret geometri tak hingga pertama kali ditemukan oleh Archimedes dengan
Tahap Engage
Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 4.
Croffle
Sumber : https://www.kompas.com/
Pernahkah kalian mendengar tentang croffle? Saat ini, croffle adalah salah satu
makanan yang tengah naik daun di Asia, termasuk Indonesia. Croffle sendiri merupakan
akronim dari croissant dan waffle. Menu ini ditemukan oleh seorang pastry chef
bernama Louise Lennox. Lennox menjelaskan ide dibalik proses pembuatannya adalah
bagaimana seseorang bisa mendapatkan croissant dan membuatnya lebih enak dengan
memasaknya dengan menggunakan cetakan waffle. Dengan cara ini, croissant akan lebih
gurih serta renyah. Kalian pun bisa menambahkan berbagai topping di atas croffle
sesuka hati kalian. Pembuatan croffle ini pun tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 5
menit. Bahan yang diperlukan hanya adonan croissant dan alat cetak waffle. Bagaimana,
apakah kalian tertarik mencoba? Jika kalian tidak memiliki alat cetak waffle, kalian bisa
Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas.
1. ____________________________________________________________
____________________________________________________________
Bahan Ajar Matematika 25
2. ____________________________________________________________
____________________________________________________________
Tantangan (Challenge)
Sumber : https://mpotimes.id/
Karena tinggi minat masyarakat Indonesia terhadap croffle, Kopi Soe, salah satu coffe
shop di Indonesia, berniat menjual makanan hits ini. Pada bulan pertama, mereka hanya
mampu menjual sebanyak 50 buah. Pada bulan kedua, mereka mampu sebanyak 150 buah.
dan pada bulan ketiga sebanyak 450 buah. Berdasarkan pola yang terbentuk, berapa
Sebelum melakukan kegiatan pemandu, tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh
(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat
Tahap Investigate
Bulan ke- 1 2 3 4
Jumlah croffle 50 50 x 3 = … 50 x 3 x 3 = … 50 x … x … x … = …
Jadi, penambahan jumlah croffle yang terjual pada bulan berikutnya adalah … kali
Berdasarkan table diatas, jumlah croffle yang telah terjual membentuk barisan
geometri :
, , , ,
50 , 50 x 3 , 50 x 3 x 3 , … x … x … x … , … x … x … x …x …
50, 150, …, …, …
Misalkan adalah jumlah n suku pertama pada barisan. Maka jumlah 5 bulan pertama
Berdasarkan kegiatan pemandu yang telah kita lakukan, rumus untuk menentukan jumlah
+ + + …+
+ ( )+ ( )+ …+ ( ) ……………(1)
Kalikan dengan r.
( )+ ( )+ ( )+ …+ ( ) ……………(2)
+ ( )+ ( )+ …+ ( )
( )+ ( )+ ( )+ …+ ( ) -
( ) ( )
Bahan Ajar Matematika 27
( )
Secara umum, rumus jumlah n suku pertama barisan geometri (deret geometri) adalah
( )
Silahkan coba hitung jumlah 5 bulan pertama penjualan croffle dengan rumus yang telah
( )
Tahap Act
Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.
Kasus Baru
Jika harga croffle adalah Rp 30.000 per box. Isi dari setiap box adalah 5 buah. maka
berapa keuntungan Kopi Soe dapatkan dari penjualan croffle selama 5 bulan ? ((kasus
b. 192 d. 384
a. 63 c. e.
b. 31 d.
3. Diketahui deret geometri dengan suku pertama 4 dan suku ke-5 adalah 324.
b. 16.074 d. 13.120
4. Diketahui deret geometri dengan suku pertama adalah 3 dan suku ke-4 adalah
b. 192 d. 381
5. Diketahui deret geometri 216 + 72 + 24 + …. Jumlah suku ke-5 sampai suku ke-7
adalah …
a. d.
b. e. 104
c.
geometri. Jika panjang potongan tali terpendek adalah 4 cm dan potongan tali
b. 484 cm d. 820 cm
Bahan Ajar Matematika 29
7. Ayah akan membagikan sejumlah uang kepada lima anaknya. Uang yang dibagikan
terdiri dari lembaran dua ribuan. Banyak uang yang dibagikan ke masing-masing
memperoleh 8 lembar dan 4 lembar, total uang yang dibagikan Ayah adalah …
a. Rp 124.000,00 d. Rp 300.000,00
b. Rp 144.000,00 e. Rp 448.000,00
c. Rp 248.000,00
a. 6 c. 10 e. 13
b. 8 d. 12
9. Diketahui suatu deret geometri dengan suku pertama 12 dan rasio , maka jumlah
a. 12 c. 18 e. 24
b. 15 d. 20
10. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 15 m dan memantul kembali dengan
ketinggian kali tinggi semula, seterusnya hingga bola berhenti. Panjang lintasan
bola adalah …
a. 165 m
b. 150 m
c. 135 m
d. 120 m
e. 100 m
Bahan Ajar Matematika 30
Kegiatan Belajar 5
Penerapan Barisan dan Deret
dalam Kehidupan Sehari-hari
2. Peserta didik dapat menggunakan konsep barisan dan deret dalam menyelesaikan
masalah kontekstual.
Ringkasan Materi :
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitas sebuah objek pada rentang waktu
tertentu dengan perubahan naik, artinya kuantitas objek tersebut selalu bertambah.
Dengan 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛
Peluruhan adalah perubahan secara kuantitas sebuah objek pada rentang waktu
tertentu dengan perubahan turun, artinya kuantitas objek tersebut selalu berkurang.
Dengan 𝑈 𝑈 𝑈 𝑈𝑛
3) Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan akumulasi
bunga pada periode-periode sebelumnya. Bunga majemuk memiliki banyak variasi dan
Jika modal sebesar 𝑀 diperbungakan dengan bunga majemuk 𝑖 𝑝 per tahun dan
besar modal setelah 𝑛 tahun dinyatajan dengan 𝑀𝑛 , rumus nilai akhirnya adalah
𝑀𝑛 𝑀( 𝑖)𝑛
Masalah bunga majemuk juga diselesaikan dengan menggunakan rumus yang digunakan
4) Anuitas
Anuitas adalah pembayaran dengan jumlah tetap yang harus dilakukan secara periodik.
Tahap Engage
Bacalah ide besar di bawah ini untuk memulai pembelajaran pada kegiatan belajar 5.
Showroom Mobil
Sumber : https://otomotif.kompas.com/
Pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19 ini berdampak pada kembali naiknya minat
konsumsi masyarakat. Salah satu bisnis yang berpeluang adalah bisnis jual beli mobil
bekas. Menurut studi yang dilakukan oleh OLX Autos yang bertajuk “Consumer
Bahan Ajar Matematika 32
Research”, terdapat sejumlah faktor dibalik alasan masyarakat memilih mobil bekas.
Sebesar 31 persen masyarakat mencari moda transportasi yang aman selama pandemi,
kemudian 28 persen masyarakat mencari mobil bekas yang usianya terbilang baru
Terdapat juga faktor eksternal seperti program pemerintah yaitu PPnBM yang hanya 0
persen. PPnBM adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah kepada produsen khusus
untuk barang-barang mewah. Berdasarkan riset OLX Autos bertajuk “Individual Seller
tambahan dana. Sebesar 39 persen pelanggan melepas aset mobil dengan alasan
"upgrade" atau berkeinginan membeli mobil yang lebih baik dari sebelumnya.
Sumber : https://otomotif.bisnis.com
Buatlah 2 pertanyaan penting dari topik diatas yang berkaitan dengan ide besar diatas!
1. ____________________________________________________________
____________________________________________________________
2. ____________________________________________________________
____________________________________________________________
Tantangan (Challenge)
Sumber : https://otospector.co.id/
Kalian telah lama ingin membeli mobil dengan merk honda brio satya keluaran tahun
2019. Namun karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, kalian memilih untuk membeli
mobil bekas. Harga baru dari mobil yang kalian inginkan seharga Rp 150.000.000,00.
Penurunan tiap tahunnya adalah 5%, berapa uang yang harus kalian keluarkan untuk
Sebelum melakukan kegiatan pemandu, tuliskan informasi apa saja yang kalian peroleh
(Lakukan kegiatan pemandu dan jawablah tiap-tiap pertanyaan pemandu untuk dapat
Tahap Investigate
Apakah kalian ingat rumus untuk menentukan suku ke- n barisan geometri ?
Tuliskanlah!
Dalam kasus penurunan harga mobil yang telah disampaikan, dapat menggunakan
rumus suku ke-n barisan geometri. Namun sebelumnya, isilah tabel dibawah ini!
Persentase
100% 95% dari 2019 95 % dari 2020 95% dari …
harga
Rp 150.000.000 Rp …
Harga Jual Rp 150.000.000 …
x 95 % = … X 95% = …
Tahap Act
Tuliskan hasil dari tahap investigate yang telah kalian lakukan pada kolom di bawah ini.
Kasus Baru
Pada kasus penurunan harga jual mobil pada tantangan, tentukan pada tahun keberapa
harga mobil tersebut kurang dari Rp 90.000.000! (kasus baru ini masih berkaitan dengan
tantangan)
Bahan Ajar Matematika 35
1. Penduduk sebuah kota mengalami peningkatan sebesar 2% tiap tahun dari tahun
tersebut 900.000 jiwa. Tentukan jumlah penduduk di kota tersebut pada tahun
2022.
tahun dari tahun sebelumnya. Tentukan harga mesin pada tahun 2021.
3. Populasi lebah di suatu tempat pada tanggal 4 April 2021 adalah 10.000 ekor.
Tiap 2 hari populasinya bertambah 20% dari jumlah semula. Tentukan populasi
4. Seekor sapi terinfeksi virus BVD. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
hewan, ternyata terdapat 1.800 virus didalam tubuh sapi tersebut. Agar bisa
membunuh sepertiga dari virus yang ada setiap 3 jam. Tentukan sisa virus
setelah 12 jam.
dalam setahun.
9. Doni menabung di Bank sebesar Rp 3.000.000,00 pada bulan Agustus 2021. Bank
memberikan bunga majemuk 1% per bulan. Tentukan besar tabungan Doni pada
10. Pak Ali meminjam uang di suatu bank sebesar Rp 1.000.000,00 dengan bunga 5%
per tahun. Pinjaman itu akan dilunasi dalam 6 tahun dengan anuitas. Anuitas
Uji Kompetensi
Pilihan Ganda
a. 90 c. 80 e. 70
b. 85 d. 75
b. -65 d. -47
a. 30 c. 0 e. -30
b. 15 d. -15
4. Diketahui suatu barisan aritmatika mempunyai suku ke-7 dan suku ke-13
b. 125 d. 141
a. 98 c. 0 e. -106
b. 50 d. -52
deret aritmatika. Semakin muda usia anak, semakin banyak permen yang
Bahan Ajar Matematika 38
diperoleh. Jika banyak permen yang diterima anak kedua 11 buah dan anak
a. 60 c. 70 e. 80
b. 65 d. 75
7. Keliling dari lima buah lingkaran membentuk barisan aritmatika. jika luas
b. 330 cm d. 660 cm
jumlah 187. Jika pada setiap 2 suku yang berurutan pada deret tersebut
b. 323 d. 399
a. c. e.
b. d.
10. Dari suatu barisan geometri, diketahui suku ke-2 adalah 4 dan suku ke-6
b. 232 d. 354
11. Sebuah mobil dibeli dengan harga Rp 80.000.000,00. Setiap tahun nilai
jualnya menjadi dari harga sebelumnya. Berapa nilai jual mobil tersebut
setelah 3 tahun ?
a. Rp 20.000.000,00 c. Rp 33.750.000,00
b. Rp 25.000.000,00 d. Rp 35.000.000,00
Bahan Ajar Matematika 39
e. Rp 45.000.000,00
a. 62 c. 93 e. 152
b. 84 d. 108
b. 390 cm d. 762 cm
14. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 200 cm dari permukaan lantai.
Tiap kali memantul naik, tingginya kali dari tinggi sebelumnya, seperti
b. 900 cm d. 1.500 cm
tahun adalah …
a. Rp 5.450.000,00 d. Rp 6.475.145,00
b. Rp 5.940.500,00 e. Rp 7.057.908,00
c. Rp 6.230.000,00
Bahan Ajar Matematika 40
Essay
1. Pada awal bekerja, Pak Amat mempunyai gaji Rp 2.000.000,00 per bulan.
Tiap tahun gaji Pak Amat naik Rp 150.000,00 per bulan. Berapa gaji Pak
berikut:
Setiap tim terdiri dari 5 orang dan setiap anggota kelompok harus
terakhir oleh salah seorang anggota Tim A adalah … kelereng. (Soal UNBK
tanah, bola akan memantul kembali ke atas setinggi kali tinggi semula,
Sumber : https://www.idntimes.com
5. Harga sebuah sepeda motor mengalami penurunan nilai jual sebesar 11%
Sumber : https://www.gridoto.com
7.500.000,00.
Daftar Pustaka
Depdiknas, 2010.
Kebudayaan, 2017.
42
Kunci Jawaban
43
Uji Kompetensi
A. Pilihan Ganda
1. B 7. C 13. D
2. C 8. C 14. E
3. E 9. B 15. D
4. C 10. D
5. B 11. E
6. D 12. C
B. Essay
1. Rp. 2.900.000,00
2. 50 kelereng
3. 504 cm
4. 12.800 bakteri
5. a. Rp. 17.624.225,00
44