Skripsi
Oleh:
SITI KHODIJAH
NIM 11150170000025
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat iman, islam, dan ihsan, serta kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya
hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat berbagai
kendala yang dialami. Namun, berkat doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, ucapan
terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi
ini.
3. Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan, nasihat, dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada
penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
5. Dra. Afidah Mas’ud, Dr. Dedek Kustiawati, M.Pd., Dwi Novianto, S.Pd., Wildah,
S.Pd., dan Widayahati, S.Pd., selaku validator yang telah memberikan saran dan
masukan pada pengembangan produk dalam penelitian ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu penulis dalam proses administrasi.
8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
keleluasaan dalam peminjaman buku-buku yang penulis butuhkan.
9. Muh Sofyan, M.Pd. selaku Kepala MTsN 12 Jakarta yang telah mengizinkan
penulis melaksanakan wawancara dan penelitian.
10. Ayahanda (Alm) H. Sa’amin Bin KH. Mushonif dan Ibunda Hj. Rusni, selaku
orang tua yang sudah mengasuh, mendidik, mendoakan, dan selalu ada dalam
suka maupun duka sampai detik ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan dan memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd).
11. H. M. Dahlan, S.Ag., Siti Rohmah, S.Pd., Siti Zulaeha, Abdul Rohman, S.Pd., Hj.
Aminati Anur, Rizky Amelia, dan Agus Fatahilah, selaku saudara yang selalu
menyemangati dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
12. Nurhadi Yunus yang selalu meluangkan waktu untuk membantu penulis,
membersamai dalam suka maupun duka, serta memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Seluruh teman-teman ATLIMATIKA (Pendidikan Matematika 2015), khususnya
Egi Annisa Nurjanah, S.Pd., Lisa Auliya, Anita Mutiara Zaki, S.Pd., Nayli
Rahmah, Zharotun Nisa, S.Pd., Nurmia Sakinah, S.Pd., yang selalu membersamai
selama perkuliahan, menghadirkan canda tawa, serta memberikan semangat
kepada penulis.
14. Seluruh senior Pendidikan Matematika, khususnya Fairazatunnisa, S.Pd. yang
selalu meluangkan waktu untuk membersamai, membantu dan membangkitkan
semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
15. Sahabat/i PMII di seluruh Komisariat, khususnya PMII Komisariat Fakultas
Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rayon Pendidikan Matematika yaitu
Kiki Rizkiyah, Sivi Ayu, Abdul Rahmat Soleh, S.Pd., Febriyansyah, S.Pd., Alfa
Pungut Apriyana, M. Shifa Lutfian, Diana, Nurrabiatul yang telah membersamai
dan memberikan pengalaman berharga bagi penulis.
16. Teman-teman seperjuangan di seluruh Fakultas, khususnya Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yaitu Fani Rosdiyanti, S.Pd., Zaenudin, S.Pd., Resti
Yolanda, yang telah membersamai penulis dalam suka dan duka menjadi
mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
17. Elma Ramadana, Amd., Aulia Rachmah, S.Pd., dan Khairiah Sara Diva, S.Pd.,
yang telah mendukung penyusunan skripsi ini.
18. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyusunan
skripsi ini.
Siti Khodijah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian................................................................................... 8
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 34
A. Model Pengembangan ............................................................................. 34
B. Prosedur Pengembangan.......................................................................... 34
1. Tahap Pendefinisian (Define) ............................................................ 34
2. Tahap Perancangan (Design) ............................................................. 35
3. Tahap Pengembangan (Develop) ....................................................... 35
C. Desain Uji Coba ...................................................................................... 36
D. Subjek Uji Coba ...................................................................................... 36
E. Teknik dan Instrumen Penelitian.............................................................. 36
1. Informasi Investigasi Awal ................................................................ 36
2. Lembar Validasi Ahli ........................................................................ 37
3. Angket Respon Siswa ....................................................................... 38
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 38
1. Analisis Data Instrumen Validasi Ahli ........................................ 38
2. Analisis Angket Respon Siswa .................................................... 39
LAMPIRAN ....................................................................................................... 59
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.7. Pengetikan Glosarium dan Daftar Pustaka ................................... 45
Gambar 4.8.(a) Sebelum Revisi Poin 1 ................................................................ 46
Gambar 4.8.(b) Sesudah Revisi Poin 1 ................................................................ 47
Gambar 4.9.(a) Sebelum Revisi Poin 2 ................................................................ 47
Gambar 4.9.(b) Sesudah Revisi Poin 2 ................................................................ 48
Gambar 4.10.(a) Sebelum Revisi Poin 3 ............................................................... 48
Gambar 4.10.(b) Sesudah Revisi Poin 3 ............................................................... 49
Gambar 4.11.(a) Sebelum Revisi Poin 4 ............................................................... 49
Gambar 4.11.(a) Sesudah Revisi Poin 4 ................................................................ 49
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menentukan
kemajuan suatu bangsa di era globalisasi saat ini. Pendidikan pada abad ke-21
diprediksi akan jauh berbeda dari pendidikan yang sekarang, sehingga UNESCO
memperkenalkan empat pilar dalam pendidikan, yaitu Learning to Know, Learning to
Do, Learning to Live Together, dan Learning to Be.1 Pendidikan pada abad ke-21 pula
menekankan pada pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
rasa ingin tahunya, mengajarkan kemampuan-kemampuan yang bermanfaat bagi
dirinya di masa yang akan datang dan memungkinkan siswa dapat bekerja secara
kolaboratif dalam memecahkan permasalahan. Untuk memecahkan suatu
permasalahan sangat diperlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Menurut Syafril dan Zen, pendidikan merupakan proses yang harus
mendorong manusia untuk mengembangkan kepercayaan diri, rasa ingin tahu, dan
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.2 Dalam Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 Bab 1 Pasal 1 menjelaskan bahwa,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3
Dalam menyiapkan siswa untuk masa yang akan datang diperlukan pengembangan
atau pembaharuan sistem pengajaran sesuai dengan perkembangan saat ini. Hal ini
sejalan dengan pendapat Borish mengenai peran guru yang menjadi panutan dengan
memperlihatkan kepribadian dan sikap yang positif, berpengalaman dalam mengajar,
cakap dalam menyampaikan informasi, reflektif, motivator, danbergairah juga untuk
turut belajar bersama siswa agar terciptanya kegiatan belajar dan mengajar yang
efektif.4 Oleh karena itu, salah satu hal yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran adalah perangkat pembelajaran berupa bahan ajar, karena pada
umumnya bahan ajar menjadi rujukan utama dalam proses pembelajaran.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari di
semua tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Matematika memiliki peranan penting dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas
siswa agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berorientasi pada
1
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek Perkembangan
Anak, Edisi Pertama, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), Cet. ke-1, h. 6
2
Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2017),
h. 35.
3
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, 2003, h. 1.
4
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan
Paradigmatis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), Cet. Ke-VI, h. 7.
1
2
5
Fatrima Santri Syafri, “Kemampuan Representasi Matematis dan Kemampuan
Pembuktian Matematika”, Jurnal Edumath, Vol. 3, 2017, h. 49-50
6
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 313
7
Heris Hendriana, Euis Eti Roehati, & Utari Sumarmo, Hard Skill dan Soft Skills
Matematik Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 163
8
Samsul Hadi, dkk, “The Difficulties of High School Students in Solving Higher-
Order Thinking Skills Problems”, Problems of Education in the 21st Century, Vol. 76 No. 4,
2018, p. 530.
3
9
Mochammad Andy Ardianzah dan Pradnyo Wijayanti, “Analisis Kesalahan Siswa
SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Tahapan Newman Pada Materi Bangun
Datar Segi empat”, Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya, Vol. 9 No. 1,
2020, h. 41.
10
Pusat Penilaian Kemendikbud, Penguasaan Materi Ujian Nasional, diakses pada
tanggal 10 April 2020, (https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/).
11
Mochammad Andy Ardianzah dan Pradnyo Wijayanti, op.cit., h. 42.
12
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. (Jakarta: Kemendikbud, 2016), h. 5-7.
4
perbedaan individual siswa, pembelajaran yang berpusat kepada siswa, umpan balik
dan tindak lanjut RPP. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru perlu
mengembangkan bahan ajar atau perangkat pembelajaran melalui proses
pembelajaran interaktif, inspiratif, dan menyenangkan sehingga memotivasi siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun baik tertulis maupun
tidak tertulis secara sistematis sehingga tercipta suasana yang memungkinkan siswa
belajar.13 Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar dapat membantu siswa
memperoleh pengetahuan baru dengan mengonstruksi pengetahuannya secara
mandiri dan menempatkan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga
ketergantungan siswa terhadap guru dapat berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian Kharisma dan Sugiman, menunjukkan bahwa
persentase prestasi siswa yang tuntas dalam pembelajaran menggunakan bahan ajar
mencapai 75%.14 Sejalan dengan hasil penelitian Laksmiwati dan Retnowati
didapatkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 82,05%.15 Hal tersebut menunjukkan penggunaan
bahan ajar dalam pembelajaran memberikan dampak yang positif dalam
keberlangsungan pembelajaran yang efektif dan ketuntasan hasil belajar siswa.
Namun dari hasil wawancara guru sebelumnya menjelaskan bahwa bahan ajar
yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran yaitu buku paket,
terkadang LKS atau modul. Bahan ajar yang digunakan pun belum membantu proses
pembelajaran secara aktif dan mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
matematis. Berdasarkan masalah nyata mengenai penggunaan bahan ajar salah
satunya buku paket, maka guru yang berperan penting untuk memperbaiki rujukan
sumber belajar menjadi lebih baik sehingga mampu meningkatkan minat dan motivasi
belajar siswa.
Buku teks dari pemerintah tentunya telah disesuaikan dengan kurikulum yang
ada serta telah melalui proses yang cukup panjang dan sistematis sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman oleh guru dalam proses pembelajaran. Namun
penggunaan buku teks dalam proses pembelajaran terkadang ditemui sebuah kondisi
di mana siswa kesulitan dalam memahami konsep yang diajarkan. Misalnya, dalam
buku teks seperti pada Gambar 1.1 (a) dan (b) mengidentifikasi sifat-sifat segi yang
disajikan secara bersamaan dalam satu tabel. Hal ini menyulitkan siswa dalam
menyebutkan sifat-sifat sebuah segi empat secara rinci. Oleh karena itu, menjadi
penting perlu adanya pengembangan bahan ajar menggunakan salah satu model
pembelajaran matematika pada materi segi empat dan segitiga tingkat SMP/MTs.
Selain itu, hasil wawancara dengan guru sebelumnya pun menjelaskan bahwa
kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan belum menggunakan pendekatan
13
Andi Prastowo, Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar, (Depok: Prenadamedia
Group, 2018), Cet. ke-1, h.
14
Jeaniver Yuliane Kharisma & Sugiman, “Pengembangan Bahan Ajar Matematika
Berbasis Masalah Berorientasi Kemampuan Pemecahan Masalah dan Prestasi Belajar
Matematika”, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, Vol. IV. No. 2, 2017, h. 149.
15
Pasttita Ayu Laksmiwati & Endah Retnowati, “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Geometri Berbasis Kecerdasan Majemuk Siswa SMP Kelas VIII”,
PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 14, No. 1, 2019, h. 7.
5
konstruktivisme yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Proses pembelajaran pun masih
menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran terpusat kepada guru.
Soal-soal yang diberikan hanya berupa soal rutin yang mana belum mengarah kepada
kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis. Menurut Darmadi salah satu faktor
yang dapat memunculkan minat dan motivasi belajar siswa adalah faktor bahan ajar
yang digunakan dalam pembelajaran. 16 Selain itu, hasil penelitian Putri dkk,
menjelaskan bahwa guru menjadi salah satu faktor yang dapat memunculkan minat
dan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan guru sebagai fasilitator sehingga harus
mampu memilih pendekatan, media, fasilitas, dan lingkungan pembelajaran untuk
meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.17 Hal tersebut menunjukkan bahwa,
pendekatan atau model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran juga mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Salah satu alternatif model pembelajaran matematika yang dapat digunakan
untuk membantu siswa memahami konsep matematika yaitu model creative problem
solving (CPS). Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan model CPS ini memuat
langkah-langkah model pembelajaran CPS yang merupakan variasi dari pembelajaran
problem solving dengan teknik yang sistematis dalam mengorganisasikan gagasan
kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam penerapannya di kelas,
model CPS menuntut siswa untuk aktif sehingga mampu mengungkapkan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang belum
mereka temui baik secara sistematis maupun dengan cara atau metodenya sendiri.
(a)
16
Darmadi, op.cit., h. 317
17
Bela Bekti Amallia Putri, etc. al, “Analisis Faktor Rendahnya Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas V di SD Negeri 4 Gumiwang”, Jurnal Educatio FKIP UNMA, Vol.
5, No. 2, 2019, h. 73.
6
(b)
Gambar 1.1.
Cuplikan Buku Teks yang Digunakan dalam
Pembelajaran Di Kelas
Sedangkan dalam pembelajaran penggunaan permasalahan salah satunya
melalui pembelajaran berbasis open-ended problem. Pada pembelajaran berbasis
open-ended problem siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah
yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian
dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi permasalahan tersebut
menghasilkan lebih dari satu jawaban yang benar. Siswa diharapkan menjadi individu
yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-
aspek yang ada di lingkungannya. Dengan adanya bahan ajar menggunakan model
CPS berbasis open-ended problem guru dapat memanfaatkan media tersebut sebagai
sumber belajar bagi siswa sehingga guru bukan menjadi satu-satunya sumber belajar.
Oleh karena itu, dengan penggunaan bahan ajar tersebut siswa dapat berperan aktif
dan mengeksplorasi berbagai informasi dan gagasan dengan cara mereka sendiri dan
menyederhanakan permasalahan yang abstrak dan sulit menjadi mudah dipahami.
Dengan menggunakan bahan ajar menggunakan model CPS berbasis open-
ended problem pada materi segi empat dan segitiga dapat menyederhanakan topik
yang abstrak menjadi kontekstual dan mudah dipahami siswa. Hal ini karena adanya
contoh-contoh penerapan segi empat dan segitiga dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga siswa dapat mengetahui bahwa materi segi empat dan segitiga erat kaitannya
dalam kehidupan nyata. Model CPS berbasis open-ended problem pembelajaran yang
akan dihasilkan dalam penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan 4D
(define, design, develop, and disseminate), karena model pengembangan tersebut
sangat sesuai dengan prosedur pengembangan produk pembelajaran. Hasil
pengembangan bahan ajar menggunakan CPS berbasis open-ended problem ini
7
diharapkan dapat menjadi sumber belajar yang praktis dan menimbulkan minat belajar
siswa.
Berdasarkan uraian di atas, menjadi penting untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Model Pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) Berbasis Open-ended Problem Pada Materi Segi
Empat dan Segitiga Tingkat SMP/Mts”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Kurikulum 2013 menginstruksikan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa, akan tetapi realita praktik pembelajaran masih berpusat pada guru.
2. Bahan ajar yang digunakan guru belum memfasilitasi kebutuhan siswa dalam
memahami konsep matematika khususnya pada materi segi empat dan segitiga.
3. Minat dan motivasi belajar siswa tergolong rendah terhadap pembelajaran
matematika.
4. Hasil belajar siswa pada materi segi empat dan segitiga masih tergolong rendah.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Materi yang disajikan dalam bahan ajar disesuaikan dengan silabus Kurikulum
2013 untuk SMP/MTs kelas VII dan terbatas pada materi segi empat dan segitiga
tepatnya pada kompetensi dasar (KD) 3.11 dan KD 4.11 dalam konsep segi empat
dan segitiga.
2. Bahan ajar yang dibuat menggunakan model Creative Problem Solving (CPS)
berbasis Open-ended problem berupa bahan ajar cetak.
3. Model pengembangan produk yang digunakan adalah model pengembangan dari
Thiagarajan, yaitu 4-D (Define, Design, Develop, and Disseminate).
D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti lebih lanjut dengan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar matematika menggunakan model CPS
berbasis open-ended problem?
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar model CPS berbasis open-ended
problem yang dihasilkan?
3. Bagaimana penilaian responden terhadap bahan ajar model CPS berbasis open-
ended problem yang dihasilkan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum pengembangan ini adalah untuk menghasilkan sumber belajar
pada materi segi empat dan segitiga kelas VII SMP/MTs berupa bahan ajar cetak.
Sedangkan tujuan khusus pengembangan ini sebagai berikut.
8
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka manfaat dari pengembangan
bahan ajar ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, pengembangan bahan ajar model CPS berbasis open-ended
problem pada materi segi empat dan segitiga diharapkan dapat bermanfaat untuk
memberikan kontribusi pada perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan
terutama pada komponen media pembelajaran yang bersesuaian dengan
kurikulum dan memenuhi standar kelayakan.
2. Manfaat Praktis
Pengembangan bahan ajar model CPS berbasis open-ended problem pada
materi segi empat dan segitiga bermanfaat untuk berbagai pihak, yakni:
a. Bagi siswa, dengan adanya produk yang dihasilkan ini dapat menambah
pengalaman belajar secara langsung sehingga siswa termotivasi untuk
menguasai kompetensi yang diajarkan secara teori sekaligus praktis dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Bagi guru, dengan adanya produk yang dihasilkan ini dapat dijadikan suatu
alternatif media pembelajaran pada materi segi empat dan segitiga untuk
mempermudah penyampaian materi dalam kegiatan belajar dan mengajar
sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif dan inovatif.
c. Bagi sekolah/madrasah, dapat merekomendasikan penggunaan media
pembelajaran ini dalam kegiatan belajar dan mengajar. Selain itu, diharapkan
juga sekolah/madrasah dapat membuat media-media pembelajaran berupa
bahan ajar untuk materi maupun pembelajaran lain.
d. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam
mengembangkan media pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritik
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Dalam pembelajaran Kurikulum 2013, materi pembelajaran yang
disediakan untuk semua mata pelajaran dalam bentuk buku pegangan siswa
maupun guru. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi pendidik terutama
guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang ingin disampaikan
dalam bentuk bahan ajar. Menurut Yunus dan Alam, bahan ajar merupakan
seperangkat materi pembelajaran yang tersusun secara sistematis sehingga
dapat menciptakan suasana lingkungan pembelajaran yang mendorong
bangkitnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 1 Depdiknas
juga memberikan penjelasan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan oleh guru untuk membantu dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar baik berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. 2
Berdasarkan beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa
bahan ajar merupakan segala bentuk atau perangkat bahan materi
pembelajaran yang tersusun secara sistematis untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran sehingga terciptanya suasana
lingkungan pembelajaran dan mendorong minat belajar siswa.
Bahan ajar berperan penting dalam proses pembelajaran. Dengan
penggunaan bahan ajar siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara
runtut dan sistematis sehingga mampu menguasai kompetensi secara utuh.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan
bahan ajar sendiri. 3 Secara teknis, bahan ajar dapat didesain
sebagairepresentasi penjelasan guru mengenai materi pembelajaran di depan
kelas, di samping berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran bahan
ajar termasuk sebagai target dan sasaran yang hendak dicapai. Keterangan,
uraian, dan pesan yang seharusnya disampaikan dan informasi yang hendak
disajikan dapat dihimpun melalui bahan pembelajaran. Dengan demikian,
guru dapat mengefisienkan waktu dalam memberikan penjelasan, dan pada
saat yang bersamaan pula dapat memaksimalkan peningkatan keterampilan
sekaligus memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa. 4
b. Tujuan dan Fungsi Bahan Ajar
Penyusunan bahan ajar menurut Depdiknas memiliki tujuan antara
lain: 1) menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai
1 Hamzah Yunus dan Heldy Vanni Alam, Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum
2013, (Yogyakarta: Deepublish), h. 162
2 Departemen Pendidikan Nasional, 2008, “Panduan Pengembangan Bahan Ajar”, h. 6
3 Ibid., h. 8
4 Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan Kurikulum
9
10
5 Depdiknas, op.cit., h. 9
6 Hamzah Yunus dan Heldy Vanni Alam, op.cit., h. 171
7 Satrianawati, Media dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h.31-32
8 Muhammad Yaumi, op.cit., h. 272
9 Depdiknas, op.cit., h. 11
10
Hamzah Yunus dan Heldy Vanni Alam, op.cit., h. 169-170
11
15 Ni Nyoman Parwati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Depok, Rajawali Pers, 2018), h. 107
16 Ida Bagus Made Aswata & I Gede Ade Putra Adnyana, Belajar dan Pembelajaran,
(Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h. 11
17 Ibid., h. 13
18 Isrok’atun, etc. al, Pembelajaran Matematika dan Sains Secara Interaktif melalui
Hamzanwadi, 2017), h. 3.
20 Kemendiknas, “Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun
2006”, h. 346
13
23 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2018), Cet.
Ke-2, h. 232
24 Lefudin, Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi
26 Asis Saefudin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014) h. 8
15
konstruktif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada diri
seseorang tersebut.
Proses yang dilakukan oleh seseorang dalam belajar disebut
pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses
interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti
kegiatan tatap muka maupun tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
berbagai media pembelajaran.27 Menurut Winkel, pembelajaran merupakan
seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,
dengan memperhitungkan keadaan eksternal yang berperan terhadap
rangkaian keadaan internal yang berlangsung di dalam diri siswa.28
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat tujuan-tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut
diperlukannya model pembelajaran yang dapat merangsang siswa dalam
memperoleh informasi atau pengetahuan dan memecahkan masalah sehingga
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Peneliti
menyimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola rancangan
yang menggambarkan interaksi guru dengan siswa, sesuai dengan sintaks
pembelajaran mulai dari awal hingga akhir dengan menerapkan berbagai
macam cara pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Creative problem solving (CPS) merupakan program yang dilahirkan
dari hasil diskusi dan perkumpulan yang dilakukan oleh Osborn bersama
pebisnis dan pendidik pada tahun 1950 untuk bertukar metode dan teknik
dalam rangka mengembangkan suatu kreativitas kursus yang bisa berguna
bagi masyarakat.29 Model pembelajaran CPS berdasarkan dari tiga kata yakni
creative, problem,dan solving. creative menunjukkan suatu proses berpikir
dalam mengemukakan banyak ide untuk mengkreasi solusi, serta mempunyai
nilai yang relevan. Istilah problem merujuk pada proses belajar pada suatu
situasi permasalahan yang menantang. Sedangkan solving artinya belajar
untuk menemukan solusi dari problem tersebut.30
Puccio mendeskripsikan CPS sebagai model keterampilan berpikir
yang salah satu fungsinya adalah untuk meningkatkan proses berpikir
sehingga lebih mampu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.31
Sedangkan menurut Nopitasari, model pembelajaran CPS adalah salah satu
model pembelajaran problem solving yang menekankan penemuan berbagai
alternatif ide atau gagasan, untuk mencari penyelesaian berupa solusi yang
paling efisien dari suatu permasalahan menggunakan proses berpikir divergen
dan konvergen.
Setting Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Pendekatan Open-Ended (Sebuah Kajian
Teorik), (dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, 2018),
h.443
16
terjadi karena model pembelajaran ini dibuat menjadi fleksibel atau mudah
disesuaikan, dalam artian penggunaan model ini diberikan kebebasan untuk
menghilangkan satu tahapan atau membuat tahapan yang baru.36 Dalam
penelitian ini, langkah yang akan digunakan adalah menemukan fakta,
menemukan masalah, menemukan ide, menemukan solusi, dan menemukan
penerimaan.
Langkah-langkah pada model pembelajaran CPS memiliki kesamaan
dengan langkah-langkah problem solving pada umumnya menurut Polya.
Langkah menemukan situasi, menemukan fakta, dan menemukan masalah
merupakan langkah menemukan masalah pada Polya, sedangkan langkah
menemukan ide pada CPS merupakan langkah merencanakan penyelesaian
problem solving Polya. Langkah menemukan solusi pada CPS merupakan
langkah mengimplementasikan rencana pada problem solving Polya dan
menemukan penerimaan pada CPS merupakan memeriksa kembali proses
dan hasil pada pemecahan Polya.
Adapun perbedaan tahapan CPS dengan problem solving dalam
pembelajaran matematika yakni kreativitas siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa implementasi CPS dalam
pembelajaran matematika harus diawali dengan penyajian masalah terbuka
(open ended) dan non rutin. Masalah terbuka dan non rutin menurut Loewen
secara lebih spesifik yakni berupa masalah kreatif (creative problem).37
15 cm
6 cm
10 cm 10 cm
Gambar 2.1.
Masalah Rutin
Sebuah kain berukuran 5.400 cm2 akan dibuat taplak meja menjadi dua
bentuk bangun datar yang berbeda. Tentukan ukuran dua bangun
datar tersebut, jika seluruh kain habis terpakai!
Gambar 2.2.
Masalah Kreatif
36 Arthur B. Vangundy, Creative Problem Solving: A Guide For Trainers and Management,
Pembelajaran Creative Problem Solving, (dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika UNY 2016), h. 338
20
5. Open-Ended Problem
Selama ini sebagian besar soal-soal matematika yang diajarkan kepada
siswa di sekolah/madrasah bersifat tertutup. Menurut Suherman, permasalahan
yang diformulasikan memiliki multi jawaban yang benar disebut masalah tak
lengkap atau disebut dengan masalah terbuka atau soal terbuka.
Open-ended problem adalah permasalahan yang mempunyai banyak
jawaban benar. Becker dan Shimada sebagaimana dikutip oleh Takahashi
mendeskripsikan masalah terbuka sebagai pembelajaran yang dimulai dari
mempresentasikan masalah terbuka, kemudian pembelajaran berlanjut dengan
penggunaan banyak jawaban benar dengan tujuan untuk memberikan pengalaman
pada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.
Pembelajaran dengan open-ended problem artinya pembelajaran yang
menyajikan permasalahan dengan berbagai cara penyelesaian atau fleksibel dan
solusinya juga bisa beragam atau lancar yang merupakan salah satu indikator
kemampuan berpikir kreatif. Pembelajaran ini melatih menumbuhkembangkan
orisinalitas ide, kreativitas, dan berpikir tingkat tinggi. Siswa dituntut untuk
berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi
dalam memperoleh jawaban yang beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk
menjelaskan proses dalam mencapai jawaban tersebut dan melakukan
pemeriksaan proses yang telah dilaluinya. Dengan demikian model pembelajaran
ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir,
kepuasan, keterbukaan, dan ragam pikir siswa.39
Menurut Becker dan Epstein suatu soal dapat terbuka. Keterbukaan
tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu:40
a. Proses terbuka, maksudnya adalah masalah atau soal yang diberikan,
memiliki banyak cara penyelesaian yang benar.
b. Hasil akhir terbuka, maksudnya adalah masalah yang memiliki banyak
jawaban yang benar.
c. Cara pengembangan lanjutan terbuka, maksudnya adalah ketika siswa telah
menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru
dengan cara mengubah kondisi masalahnya.
d. Menemukan solusi
Setelah siswa menemukan gagasan tersebut, siswa menyelesaikan masalah
menggunakan gagasan yang telah ditemukan sebelumnya secara sistematik.
Siswa pun dapat memberikan contoh permasalahan lain dimana
penyelesaiannya menggunakan gagasan yang telah diberikan sebelumnya.
e. Menemukan penerimaan
Pada tahap terakhir ini, siswa diminta untuk memeriksa solusi yang telah
dikerjakan pada tahap sebelumnya sehingga solusi tersebut dapat diterima
atau solusi berhasil. Siswa juga dapat memberikan kesimpulan atas
permasalahan yang diberikan. Kemudian siswa dapat mengembangkan
masalah baru dengan cara mengubah kondisi masalah yang diberikan
sebelumnya.
7. Model Pengembangan
Penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research
& Development (R&D) merupakan salah satu metode penelitian yang relatif baru
muncul di dunia pendidikan. Borg berpendapat bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan metode penelitian yang sering digunakan untuk
pengembangan dalam pendidikan. 41 Penelitian pengembangan menurut Borg dan
Gall adalah rangkaian proses yang digunakan dalam mengembangkan dan
memvalidasi suatu produk pendidikan. 42 Produk pendidikan yang dihasilkan pun
tidak terbatas pada bahan-bahan pembelajaran seperti buku teks, film pendidikan
dan lain sebagainya, akan tetapi juga dapat berbentuk prosedur atau proses seperti
metode mengajar atau metode mengorganisasikan pembelajaran.43
Seel dan Richey juga berpendapat bahwa penelitian pengembangan
didefinisikan sebagai tinjauan yang sistematis untuk merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses, dan hasil
pembelajaran yang kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal harus
terpenuhi.44 Berdasarkan uraian pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan adalah suatu proses sistematis yang digunakan
untuk mengembangkan hingga memvalidasi suatu produk pembelajaran yang
memiliki kriteria tertentu yang harus dipenuhi.
Penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal. Hal ini dikarenakan
suatu produk tertentu yang dihasilkan, perlu dilakukan uji coba keefektifan
produk tersebut sehingga penelitian dan pengembangan menjadi metode
penelitian yang dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan uji coba
keefektifan produk tersebut.45 Tahapan proses dalam penelitian pengembangan
biasanya membentuk siklus yang konsisten dalam menghasilkan suatu produk
tertentu sesuai dengan kebutuhan, yang diawali tahap desain awal produk, uji
41 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Proses, (Jakarta: Kencana, 2015)
coba produk awal untuk menemukan berbagai kelemahan, revisi kelemahan yang
akan diuji coba kembali, sampai akhirnya ditemukan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan dianggap ideal.
Menurut Sudjana dalam Trianto, diperlukan model pengembangan yang
sesuai dengan sistem pendidikan untuk melakukan pengembangan perangkat
pengajaran. Model pengembangan yang populer digunakan dalam pengembangan
perangkat pengajaran ada tiga macam , yaitu model Dick-Carey, model Four-D,
dan model Kemp.46 Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini yakni model 4-D terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu
define, design, develop, dan disseminate, atau diadaptasi menjadi model 4-P, yaitu
pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. 47
Model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan yang dapat digunakan dalam
melakukan pengembangan perangkat pembelajaran, secara garis besar keempat
tahap tersebut sebagai berikut:
1) Tahap Pendefinisian (Define).
Pada tahap ini memiliki tujuan yakni menentukan dan mendefiniskan syarat-
syarat produk yang akan dikembangkan. Tahap ini diawali dengan analisis
tujuan dari batasan materi yang akan dikembangkan perangkatnya. Lima
langkah pokok yang terdapat dalam tahapan ini, yaitu analisis ujung depan,
analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan
pembelajaran.
2) Tahap Perencanaan (Design).
Tahap perencanaan bertujuan menyiapkan prototipe atau model sebagai
gambaran produk yang akan dikembangkan. Terdapat tiga langkah dalam
tahap ini, yaitu penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media yang sesuai
tujuan untuk menyampaikan materi pembelajaran, dan pemilihan format.
3) Tahap Pengembangan (Develop).
Tujuan pada tahap ini adalah menghasilkan produk yang telah diperbaiki
berdasarkan masukan dari ahli. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh
para ahli dan disertai dengan revisi; (b) simulasi yakni kegiatan
mengoperasionalkan produk dalam rencana pembelajaran; (c) uji coba
terbatas. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Selanjutnya,
melakukan uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan
kelas sesungguhnya.
4) Tahap Penyebaran (Disseminate)
Pada tahap ini produk yang telah dikembangkan dapat digunakan pada skala
yang lebih besar misalnya di kelas lain, sekolah/madrasah lain, atau oleh guru
lain. Tahapan ini pula bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan
produk di dalam kegiatan pembelajaran. 48
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Ed. 1 Cet. 1 , h. 81
47 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta:
K s L
Gambar 2.3.
Persegi KLMN
Keempat sisi sama panjang;
Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling tegak lurus;
Besar keempat sudut suatu persegi adalah sama.
Keliling suatu bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi-
sisinya. Pada Gambar 2.3 diketahui panjang sisi KL = LM = MN = KN = s,
maka keliling persegi KLMN adalah
Keliling = KL + LM + MN + NK
=s+s+s+s
= 4s.
25
Adapun luas suatu bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh
sisi-sisinya. Secara umum, suatu persegi yang memiliki panjang sisi s luasnya
dirumuskan L = s x s = s2.
b) Persegi panjang
Persegi panjang merupakan bangun datar segi empat yang memiliki
dua pasang sisi sejajar sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku. Suatu
persegi panjang dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara.
Sifat-sifat dari persegi panjang antara lain:
Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar;
Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku;
Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan tegak lurus saling
membagi dua sama panjang.
D C
A p B
Gambar 2.4.
Persegi Panjang ABCD
Pada Gambar 2.4 diketahui panjang AB = CD = p dan BC = DA = l,
maka keliling persegi panjang ABCD adalah
Keliling = AB + BC + CD + DA
=p+l+p+l
= 2p + 2l
= 2(p + l)
Secara umum, suatu persegi panjang yang memiliki panjang p dan
lebar l luasnya dirumuskan L = p x l.
c) Jajargenjang
Jajargenjang merupakan bangun segi empat yang memiliki dua
pasang sisi sejajar yang masing-masing sama panjang dan sudut-sudut yang
berhadapan sama besar. Sifat-sifat yang dimiliki jajargenjang antara lain:
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar;
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar;
Diagonal-diagonal saling membagi dua sama panjang.
S a R
b
b
P a Q
Gambar 2.5.
Jajargenjang PQRS dengan panjang sisi a dan b
26
P T Q
a
Gambar 2.6.
Jajagenjang PQRS dengan sisi alas dan tinggi
d) Trapesium
Trapesium adalah bangun datar segi empat yang memiliki tepat
sepasang sisi berhadapan yang sejajar. Berdasarkan sisi dan sudut, trapesium
memiliki tiga jenis yaitu trapesium siku-siku, trapesium sama kaki, dan
trapesium sembarang. Secara umum, sifat-sifat yang dimiliki trapesium yaitu
memiliki tepat sepasang sisi berhadapan yang sejajar dan jumlah besar sudut-
sudut yang berdekatan di antara dua sisi sejajar pada trapesium adalah 180o.
Adapun sifat-sifat khusus pada trapesium sama kaki antara lain:
Mempunyai dua sisi sama panjang;
Memiliki dua pasang sudut sama besar;
Memiliki sepasang diagonal yang sama panjang.
Keliling trapesium merupakan hasil penjumlahan panjang keempat
sisinya. Pada Gambar 2.7, keliling trapesium ABCD adalah K = AB + BC +
CD + DA. Jika K adalah keliling trapesium ABCD, a adalah panjang sisi AB,
b adalah panjang sisi BC, c adalah panjang sisi CD, dan d adalah panjang sisi
DA, maka berlaku rumus K = a + b + c + d.
D c C
>
d b
A > B
a
Gambar 2.7.
Trapesium ABCD dengan panjang sisi a, b, c, dan d
27
D b C
>
A > B
a
Gambar 2.8.
Trapesium ABCD dengan sisi a, sisi b, dan tinggi trapesium
e) Belah ketupat
Belah ketupat merupakan bangun segi empat yang memiliki dua
pasang sisi sejajar yang sama panjang dan kedua diagonalnya saling tegak
lurus. Belah ketupat terbentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya saling
berhimpit, di mana kedua segitiga tersebut mempunyai bentuk dan ukuran
yang sama. Belah ketupat juga disebut sebagai jajargenjang istimewa karena
dibentuk dari hasil pemutar suatu segitiga sama kaki. Sebagai jajargenjang
istimewa, belah ketupat memiliki sifat-sifat seperti jajargenjang. Sifat-sifat
belah ketupat antara lain:
Semua sisi sama panjang dan memiliki dua pasang sisi sejajar;
Kedua diagonal saling tegak lurus dan membagi dua sama panjang;
Sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh dua
diagonal-diagonalnya.
Pada Gambar 2.9 jika K adalah keliling belah ketupat EFGH dan a
adalah panjang sisi-sisinya, maka berlaku rumus K = a + a + a + a. Kemudian
jika L adalah luas belah ketupat, d1 adalah panjang diagonal EG, dan d2 adalah
1 (𝑑 ×𝑑 )
panjang diagonal FH maka berlaku rumus L = (d1 × d2) atau L = 1 2 .
2 2
H
E G d2
a
F
d1
Gambar 2.9.
Belah Ketupat EFGH dengan sisi a, diagonal d1 dan d2
28
f) Layang-layang
Layang-layang adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi yang
sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
Layang-layang terbentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama
panjang dan berimpit. Sifat-sifat layang-layang antara lain:
Memiliki dua pasang sisi sama panjang;
Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal lain dan
kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus;
Memiliki sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
Keliling layang-layang dapat dihitung dengan menjumlahkan
panjang keempat sisinya. Pada Gambar 2.10, jika K adalah keliling layang-
layang PQRS, panjang PS = SR = 𝑠1 dan PQ = QR = 𝑠2 , maka berlaku rumus
K = 2(𝑠1 + 𝑠2 ). Kemudian, jika L adalah luas layang-layang PQRS, d1 adalah
panjang diagonal SQ dan d2 adalah panjang diagonal PR, maka berlaku rumus
1 (𝑑 ×𝑑 )
L = 2(d1 × d2) atau L = 1 2 2 .
d2 S Q
s1
P
d1
Gambar 2.10.
Layang-layang PQRS dengan sisi 𝒔𝟏 dan 𝒔𝟐 serta diagonal d1 dan d2
2) Segitiga
Segitiga adalah bangun datar tiga garis lurus yang membentuk tiga
sudut. Segitiga memuat unsur alas yang merupakan salah satu sisi dari
segitiga dan tinggi yang merupakan garis yang tegak lurus dengan sisi alas
dan melalui titik sudut yang berhadapan dengan sisi alas.
Jenis-jenis segitiga dapat ditinjau melalui panjang sisi-sisinya, besar
sudut-sudutnya, dan panjang sisi sekaligus besar sudutnya. Jenis segitiga
berdasarkan panjang sisinya, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan
segitiga sebarang. Adapun jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya, yaitu
segitiga siku-siku, segitiga lancip, dan segitiga tumpul. Jenis segitiga
berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya, yaitu segitiga sama kaki
dikaitkan dengan besar sudutnya dan segitiga sebarang dikaitkan dengan
besar sudutnya.
29
Besar jumlah ketiga sudut dalam suatu segitiga adalah 180º. Sisi
terpanjang suatu segitiga berhadapan dengan sudut terbesar sedangkan sisi
terpendeknya berhadapan dengan sudut terkecil.
C
b a
A c B
Gambar 2.11.
Segitiga ABC
A B
D
a
Gambar 2.12.
Segitiga ABC dengan sisi a dan t
B. Penelitian Relevan
1. Prosiding yang disampaikan oleh Rahmat Kamaruddin, dkk pada Seminar
Nasional Tahun 2017 yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Materi Geometri Berbasis Teori Belajar Van Hiele untuk
Mengembangkan Karakter Siswa Kelas VII-1 SMP Muhammadiyah
Bungoro”. Persamaan pada penelitian ini yaitu penggunaan model
pengembangan 4-D, permasalahan berkaitan dengan pengembangan bahan
ajar, dan materi yang difokuskan adalah geometri yakni bangun datar segitiga
dan segi empat tingkat SMP/MTs. Namun, solusi dari pengembangan bahan
ajar tersebut menggunakan teori belajar Van Hiele. Hasil pengembangan
perangkat pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid dan praktis
30
yang baik serta efektif digunakan oleh siswa karena memperoleh 100%
respon positif. Selain itu, persentase ketuntasan belajar siswa diperoleh
mencapai 95,22% meliputi ketuntasan dalam kategori sedang, tinggi, dan
sangat tinggi.49
2. Penelitian Nazihatun Arifah dan Mohammad Asikin pada tahun 2018, dengan
judul “Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dalam Setting Pembelajaran
Creative Problem Solving dengan Pendekatan Open-Ended (Sebuah Kajian
Teori)”. Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu model pembelajaran
creative problem solving dengan open-ended problem yang merupakan salah
satu rangkaian dari pendekatan open-ended. Adapun perbedaannya terdapat
pada metode penelitian yakni metode deskripsi dan masalah kemampuan
berpikir kreatif matematis. Hasil deskripsi dan pembahasan mengungkapkan
bahwa pembelajaran creative problem solving dengan pendekatan open-
ended dapat membantu kemampuan berpikir kreatif matematis. 50
3. Artikel yang ditulis oleh Ibnu Nurdiansyah, dkk yang berjudul
“Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbantuan Tangram Bercirikan
Open-Ended pada Pokok Bahasan Segi Empat dan Segitiga Kelas VII SMP”.
Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu pengembangan bahan ajar berupa
LKS dan materi yang difokuskan adalah segi empat dan segitiga tingkat SMP.
Adapun perbedaannya yaitu perbantuan tangram bercirikan open-ended yang
digunakan pada pengembangan bahan ajar tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa skor keefektifan yang diperoleh adalah 85% sehingga
produk yang dikembangkan dinyatakan valid, praktis, dan efektif.51
Geometri Berbasis Teori Belajar Van Hiele untuk Mengembangkan Karakter Siswa Kelas VII-1 SMP
Muhammadiyah Bungoro”, Prosiding Seminar Nasaional STKIP Andi Matappa Pangkep Vol. 03 No. 1,
2017.
50 Nazihatun Arifah dan Mohammad Asikin, “Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dalam
Setting Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Pendekatan Open-Ended (Sebuah Kajian
Teorik)”, Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, 2018.
51 Ibnu Nurdiansyah dkk, “ Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbantuan Tangram
Bercirikan Open-Ended pada Pokok Bahasan Segiempat dan Segitiga Kelas VII SMP, Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3 No. 6 Universitas Negeri Malang, 2018.
31
Tabel 2.1.
Sintaks Pembelajaran CPS berbasis open-ended problem
Kegiatan Pembelajaran
No. Tahapan
Guru Siswa
Guru meminta siswa Siswa menuliskan
menuliskan suatu situasi suatu situasi dalam
Menemukan
1. dalam kehidupan sehari- kehidupan sehari-
Fakta
hari yang berkaitan hari yang berkaitan
dengan materi dengan materi
Siswa menemukan
berbagai
Guru membimbing siswa
Menemukan permasalahan yang
2. dalam menemukan
Masalah mungkin dapat
permasalahan
muncul dari situasi
yang telah diberikan
Siswa memproses
Guru membimbing siswa informasi dan
Menemukan dengan mengajukan gagasan yang telah
3. gagasan melalui beberapa pertanyaan yang dikumpulkan
proses terbuka membantu siwa melalui pertanyaan-
menemukan gagasan pertanyaan yang
diberikan
Siswa memilih dan
Menemukan
Guru membantu siswa menerapkan
solusi dengan
memilih gagasan yang gagasan yang paling
4. menghasilkan
tepat untuk tepat untuk
akhir/jawaban
menyelesaikan masalah menyelesaikan
terbuka
permasalahan
Menemukan Guru meminta siswa
Siswa melakukan
penerimaan memberikan kesimpulan
pemeriksa kembali
5. dengan cara berdasarkan apa yang
dan memberikan
pengembangan telah mereka
kesimpulan
terbuka temukan/selesaikan
32
Gambar 2.13.
Peta Kebutuhan Bahan Ajar Segi Empat dan Segitiga
D. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran matematika bukan hanya sekedar hafalan rumus semata,
tetapi siswa juga dituntut untuk berpikir konstruktif melalui matematika sebagai
keterampilan kemampuan berpikir tinggi matematis sehingga pemahaman siswa
terhadap konsep matematika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai
produk. Pembelajaran yang bermutu memerlukan suatu bahan ajar yang dapat
membantu siswa memahami dan menguasai materi matematika dengan baik.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan guru untuk membantu
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Penggunaan bahan ajar merupakan
bagian dari rangkaian proses kegiatan belajar dan mengajar guna memudahkan
dan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa. Akan
tetapi, bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran matematika di
sekolah/madrasah relatif masih menggunakan buku teks. Hal tersebut berdampak
pada minta dan hasil belajar siswa. Kurangnya kreativitas dan inovasi guru
tentang pengembangan bahan ajar, menjadi penyebab proses pembelajaran
menjadi monoton.
Berdasarkan hal tersebut dan studi pendahuluan pada penelitian ini,
diperlukan pengembangan suatu bahan ajar yang memiliki kriteria tertentu
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Bahan ajar dengan model
pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis open-ended problem
merupakan salah satu solusi agar pembelajaran matematika dapat berlangsung
secara holistik yang akan melibatkan siswa secara aktif dengan permasalahan atau
objek konkret. Model CPS berbasis open-ended problem juga dapat melatih
kemampuan berpikir kreatif, yang mana berpikir kreatif merupakan salah satu
bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan media
33
Gambar 2.14.
Kerangka Berpikir
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and
development) yang memiliki tujuan untuk mengembangkan bahan ajar
menggunakan model CPS berbasis open-ended problem pada pembelajaran
matematika pada materi segi empat dan segitiga. Model pengembangan yang
digunakan diadaptasi dari Thiagarajan yaitu model 4-D. Tahapan model tersebut
antara lain: pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan
(develop), dan penyebaran (disseminate).
Bahan ajar merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran untuk membantu
guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Alur dari model 4-D dipandang
memiliki sistematika tahapan yang bersesuaian dengan arah dan maksud dalam
mengembangkan produk pada penelitian ini. Namun, pada penelitian ini tahap
penyebaran tidak dilakukan, mengingat pandemi yang terjadi akibat virus Covid-
19 mengakibatkan proses penyebaran bahan ajar ke sekolah/madrasah tidak dapat
dilakukan. Adapun tahapan pengembangan meliputi: menentukan jenis bahan ajar
spesifik, menulis dan merancang bahan ajar, validasi bahan ajar, melakukan uji
coba, menganalisis bahan ajar. Kegiatan pengidentifikasian seperti menganalisis
siswa dan kebutuhan guru mengenai perangkat proses pembelajaran secara
paripurna dapat menciptakan suatu produk berupa perangkat pembelajaran.
B. Prosedur Pengembangan
Dalam penelitian dan pengembangan ini, terdapat tiga tahap yang digunakan
dari empat tahap yang dimiliki model pengembangan 4-D. Kerangka prosedur
pengembangan secara sederhana digambarkan pada Gambar 3.1. Adapun
penjelasan dari masing-masing tahapan model pengembangan 4-D adalah sebagai
berikut.
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahapan pendefinisian kebutuhan yang dilakukan berupa analisis awal
proses pembelajaran di sekolah/madrasah. Tahapan ini memiliki tujuan untuk
mendapatkan informasi kebutuhan-kebutuhan yang digunakan untuk
mengembangkan bahan ajar. Kegiatan utamanya adalah menganalisis perlunya
pengembangan bahan ajar yang praktis dan menganalisis syarat-syarat serta
kelayakan produk pengembangan bahan ajar yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Analisis Siswa
Analisis ini dilakukan dengan metode wawancara ke beberapa siswa kelas
VII di MTsN 12 Jakarta untuk mengetahui respon siswa dan permasalahan
yang dihadapi siswa terkait dengan pembelajaran matematika di
sekolah/madrasah agar dapat diestimasi alternatif pemecahan masalah yang
memudahkan dalam menentukan bahan ajar yang akan dikembangkan.
b. Analisis Guru
Kegiatan ini dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai cara
pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan oleh guru. Analisis ini
dilakukan dengan metode wawancara oleh dua guru matematika kelas VII di
35
Setelah divalidasi dan mendapat saran atau masukan dari para ahli, peneliti
melakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan hingga bahan ajar
dinyatakan layak.
d. Uji coba terbatas
Hasil dari revisi bahan ajar digunakan untuk uji coba terbatas yang dilakukan
terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk. Tahap ini dilakukan guna
mengetahui keterbacaan produk berdasarkan respon siswa dengan sampel
terdiri dari 10 siswa.
1
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, ( Makassar:
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2018), h. 17
37
Tabel 3.2.
Kisi - Kisi Angket Respon Siswa
Aspek Indikator No. Butir
Kesesuaian Uraian materi yang disajikan pada bahan ajar 1
Konten mudah dipahami.
Materi Materi yang disajikan dilengkapi dengan 2
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Soal-soal yang disajikan dapat menuntun siswa 3
untuk melatih kemampuan berpikir tingkat
tinggi
Kesesuaian materi 4
Kondisi Tata Bahasa 5
Fisik Struktur kalimat, penyajian gambar, dan 6
ilustrasi
Petunjuk penggunaan 7
Manfaat Bahan Ajar meningkatkan wawasan siswa 8
Penggunaan Bahan Ajar mendorong minat dan motivasi 9
belajar siswa
Bahan ajar meningkatkan peran aktif siswa 10
dalam pembelajaran
38
Tabel 3.3
Pedoman Skor Instrumen
Pernyataan Kriteria
Respon Tidak Setuju/Tidak Cukup Setuju/Baik
Baik Setuju/Cukup Baik
Positif 1 2 3
Negatif 3 2 1
2
Ridwan dan Akdon, Rumus dan Data Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta,
2015), cet. ke-6, h. 16
3
Ridwan dan Akdon, loc. cit.
39
Keterangan:
P = persentase kelayakan bahan ajar
k = jumlah skor hasil pengumpulan data yang diperoleh
nk = jumlah skor kriterium
Untuk,
skor kriterium = skor tertinggi tiap butir x jumlah butir x jumlah responden
c. Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, dilakukan interpretasi dengan
menggunakan kriteria persentase untuk angket sebagai berikut. 4
Tabel 3.4.
Kriteria Kualitas Produk
Persentase (%) Kriteria
0 – 25 Tidak Layak/Tidak Baik
26 – 50 Cukup Layak/Cukup Baik
51 – 75 Layak/Baik
76 – 100 Sangat Layak/Sangat Baik
d. Dari hasil perolehan persentase yang didapat kemudian diubah ke dalam
Tabel 3.4 agar pembacaan hasil penelitian lebih mudah. Data penelitian
tersebut berupa komentar dan saran yang dijadikan dasar untuk merevisi
bahan ajar yang dikembangkan.
2. Analisis Angket Respon Siswa
Analisis data yang diperoleh dari angket respon siswa menggunakan cara
yang sama dengan analisis instrumen validasi ahli. Setiap jawaban
dihubungkan dalam bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan kata-kata seperti Tabel 3.3. Selanjutnya menghitung
dengan menggunakan rumus model skala Linkert. Data yang diperoleh berupa
skor yang akan dianalisis dengan rumus skala Linkert dalam bentuk
persentase kemudian disimpulkan berdasarkan Tabel 3.4.
4
Ridwan dan Akdon, op.cit., h. 18
40
Gambar 3.1
Kerangka Prosedur Pengembangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
41
42
dikembangkan dalam ranah bahan ajarnya adalah konsep segi empat dan segitiga.
Konsep tersebut termuat dalam KD 3.11 yakni mengaitkan rumus keliling dan
luas untuk berbagai jenis segi empat (persegi, persegi panjang, belah ketupat,
jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga dan KD 4.11 yakni
menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segi
empat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga.
2. Perancangan (Design)
Tahapan selanjutnya yaitu perancangan yang sesuai dengan hasil analisis
studi pendahuluan pada tahap pendefinisian. Perancangan bertujuan untuk
menyusun kerangka isi bahan ajar secara sistematis yang meliputi: penetapan
tujuan pembelajaran, penggunaan model pembelajaran, penyajian materi, dan
perumusan alat evaluasi.
a. Penetapan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ditetapkan berdasarkan pada penguasaan KD
3.11 dan KD 4.11 Kurikulum 2013. Setelah mempelajari materi ini, siswa
diharapkan dapat menggunakan konsep keliling dan luas segi empat dan segitiga
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar segi empat
dan segitiga dalam kehidupan sehari-hari.
b. Penggunaan model pembelajaran
Bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) berbasis open-ended problem yang dapat
digunakan sebagai bahan ajar mandiri, baik dengan fasilitator maupun tidak.
Bahan ajar terdiri atas lima tahapan yaitu: menemukan fakta, menemukan
masalah, menemukan gagasan, menemukan solusi, dan menemukan penerimaan.
c. Penyajian bahan ajar
Bahan-bahan yang dapat dikumpulkan berdasarkan dengan analisis
kebutuhan yang dilakukan antara lain:
1) Untuk isi bahan ajar , peneliti mengacu pada buku sekolah/madrasah
Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 2 Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Edisi Revisi 2017, dan sumber lain yang berkaitan dengan materi
segi empat dan segitiga.
2) Untuk membuat bahan ajar ini, peneliti menggunakan aplikasi Microsoft Word
dan aplikasi pendukung Canva.
3) Untuk bentuk bahan cetak ini, peneliti memilih bentuk cetak dengan ukuran
kertas A4 dan dibundel dengan dispiral.
d. Perumusan alat evaluasi
Selain penyusunan skenario pembelajaran, penyusunan instrumen pun
juga dilakukan. Penyusunan instrumen penelitian bertujuan untuk memvalidasi
produk yang telah dibuat. Instrumen yang digunakan antara lain adalah angket
validasi ahli dan respon siswa yang dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran
3.
3. Pengembangan (Develop)
a. Pembuatan bahan ajar
Pembuatan bahan ajar yaitu dimulai dari penyusuan LKS pada
aplikasi microsoft word yang terdiri dari 3 subbab yang masing-masing terdiri
43
dari 2 unit. Untuk Unit 1 dan Unit 3, tahapan model CPS berbasis open-ended
problem hanya sampai tahap menemukan solusi. Tahapan menemukan
penerimaan terdapat pada Unit 2 dan Unit 4 sebagai keberlanjutan dari
masing-masing Unit 1 dan Unit 3. Sedangkan Unit 5 dan Unit 6 memenuhi
kelima tahapan model pembelajaran CPS berbasis open-ended problem yang
terdiri dari lima tahapan yaitu menemukan fakta, masalah, gagasan, solusi dan
penerimaan. Unsur-unsur pendukung dalam bahan ajar seperti cover, halaman
depan, kata pengantar, petunjuk penggunaan, rangkuman, mengasah otak,
glosarium, dan daftar pustaka dibuat pada tahapan ini menggunakan aplikasi
canva.
Pembuatan bahan ajar ini sesuai dengan garis besar ini bahan ajar
cetak dan rancangan pengembangan bahan ajar. Beberapa tampilan
pembuatan bahan ajar dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini. Untuk
selngkapnya, dapat dilihat pada Lampiran 15 dalam skripsi ini.
Gambar 4.1.
Pembuatan Cover
Pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 memiliki persamaan yakni memuat judul
bahan ajar, penulis bahan ajar dan instansi penulis. Sedangkan perbedaannya
terletak pada sasaran dan dosen pembimbing penulisan bahan ajar. Kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan background untuk kata pengantar, daftar isi,
peta konsep, glosarium, dan daftar pustaka seperti pada Gambar 4.3. Pada
Gambar 4.4 adalah pengetikan petunjuk penggunaan, kompetensi dasar dan
indikator. Pada Gambar 4.5 merupakan pengerjaan LKS yang terdiri dari 6
unit atau bagian berdasarkan tahapan model pembelajaran CPS berbasis open-
ended problem. Pada gambar-gambar seterusnya merupakan penyelesaian
bahan ajar yang telah dibuat.
44
Gambar 4.2
Pembuatan Halaman Depan
Gambar 4.3.
Pembuatan background
Gambar 4.4.
Pengetikan Petunjuk Penggunaan, KD, dan Indikator
45
Gambar 4.5.
Pengerjaan LKS
Gambar 4.6.
Pengetikan Rangkuman
Gambar 4.7.
Pengetikan Glosarium dan Daftar Pustaka
46
(a)
47
(b)
Gambar 4.8. (a) dan (b)
Sebelum dan Sesudah Revisi Poin 1
(a)
48
(b)
(a)
49
(b)
Gambar 4.10. (a) dan (b)
Sebelum dan Sesudah Revisi Poin 3
(a)
(b)
Gambar 4.11.(a) dan (b)
Sebelum dan Sesudah Revisi Poin 4
50
Tabel 4.2
Hasil Validasi Ahli Terhadap Aspek Cakupan Materi
Persentase
No. Indikator Kriteria
(%)
1. Kesesuaian 85,71 Sangat Baik
2. Ketepatan 76,67 Sangat Baik
Penilaian Keseluruhan 83,70 Sangat Baik
b. Bahasa
Pada penilaian aspek bahasa terdapat dua indikator penilaian yang
disajikan pada Tabel 4.3. Berdasarkan Tabel 4.3, penilaian keseluruhan pada
bahan ajar ini termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD dan komunikatif.
c. Teknik Penyajian
Pada penilaian aspek teknik penyajian terdapat dua indikator penilaian
yang disajikan pada Tabel 4.4. Berdasarkan Tabel 4.4, penilaian keseluruhan
bahan ajar ini termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
teknik penyajian bahan ajar sesuai dengan kaidah penyusunan bahan ajar dan
sistematika penyajian sesuai dengan peta konsep.
Tabel 4.3
Hasil Validasi Ahli Terhadap Aspek Bahasa
Persentase
No. Indikator Kriteria
(%)
1. Kesesuaian dengan EYD 93,33 Sangat Baik
2. Struktur Kalimat 80,00 Sangat Baik
Penilaian Keseluruhan 84,44 Sangat Baik
Tabel 4.4
Hasil Validasi Ahli Terhadap Aspek Teknik Penyajian
Persentase
No. Indikator Kriteria
(%)
1. Sistematika Penyajian 73,33 Baik
2. Kesesuaian 97,78 Sangat Baik
Penilaian Keseluruhan 91,67 Sangat Baik
Persentase
No. Aspek Kriteria
(%)
D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Penentuan standar kualitas bahan ajar dalam penelitian ini terbatas pada
penilaian oleh lima validator yang terdiri dari dua dosen Jurusan Pendidikan
Matematika dan tiga guru matematika. Adapun untuk mengetahui respon
siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan terbatas hanya pada uji coba
skala kecil yang terdiri dari 10 siswa kelas VII di MTsN 12 Jakarta. Sehingga
kualitas bahan ajar dapat saja berubah apabila diujikan pada skala yang lebih
luas.
2. Tahapan pengembangan model 4-D dalam penelitian ini hanya sampai pada
tahap pengembangan (Develop). Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang
tidak memungkinkan terlaksananya tahap penyebaran (Disseminate).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar menggunakan
model creative problem solving (CPS) berbasis open-ended problem pada materi segi
empat dan segitiga dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan ajar yang dikembangkan melalui tahap pengembangan 4-D dari
Thiagarajan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap pendefinisian (Define) terdiri dari tiga tahapan yaitu analisis siswa
dengan melakukan wawancara ke beberapa siswa di MTsN 12 Jakarta, analisis
guru dengan melakukan wawancara ke dua guru matematika kelas VII di
MTsN 12 Jakarta, dan analisis materi yakni kompetensi dasar mengenai
konsep segi empat dan segitiga.
b. Tahap perancangan (Design) terdiri dari: a) penetapan tujuan pembelajaran,
penggunaan model bahan ajar yakni menggunakan model CPS berbasis open-
ended problem; b) penyajian bahan ajar yakni berupa penyajian isi yang
mengacu pada buku sekolah/madrasah Matematika SMP/MTs Kelas VII
Semester 2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi 2017 dan
sumber lain yang berkaitan dengan materi segi empat dan segitiga, untuk
penyajian tampilan menggunakan aplikasi microsoft word dan canva, dan
bentuk penyajian berupa bahan ajar cetak; dan c) perumusan alat evaluasi yang
menggunakan skala Linkert ditujukan kepada validator ahli dan siswa.
c. Tahap pengembangan (Develop) terdiri dari pembuatan bahan ajar diawali
dengan penyusunan LKS, validasi bahan ajar, oleh validasi ahli, revisi bahan
ajar sesuai dengan komentar dan saran yang diberikan oleh validator ahli, dan
uji coba terbatas skala kecil.
2. Hasil dari penilaian para ahli terhadap bahan ajar yang dikembangkan memiliki
tingkat kelayakan yang sangat baik dengan persentase sebesar 82,22% dari aspek
cakupan materi, bahasa, teknik penyajian, model pembelajaran CPS berbasis
open-ended problem, serta dari penilaian pembelajaran.
3. Hasil dari penilaian responden yakni siswa SMP/MTs terhadap bahan ajar yang
dikembangkan secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik dengan
persentase sebesar 79,33%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar model CPS
berbasis open-ended problem pada materi segi empat dan segitiga serta kesimpulan di
atas, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Siswa disarankan untuk memanfaatkan bahan ajar ini pada saat pembelajaran
matematika, baik di dalam ataupun di luar sekolah/madrasah.
2. Guru disarankan untuk memanfaatkan bahan ajar ini pada saat penyampaian
materi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan bahan ajar dengan
berbasis elektronik agar terjadi peningkatan dalam pengembangan dan
keberagaman bahan ajar.
54
DAFTAR PUSTAKA
Apino, Ezi. “Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Melalui Pembelajaran Creative Problem Solving”. Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, 2016.
Hadi, Samsul, et.al, “The Difficulties of High School Students in Solving Higher-
Order Thinking Skills Problems”. Problems of Education in the 21st Century.
Vol. 76 No. 4, 2018.
Hendriana , Heris, dkk. Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa. Bandung: PT
Refika Aditama, 2017.
55
56
Isrokatun, et. al. Pembelajaran Matematika dan Sains Secara Interatif melalui
Situation-Based. Jakarta: Kencana, 2016.
Parwati, Ni Nyoman, dkk, Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers, 2018.
Prastowo, Andi. Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar. Depok: Prenadamedia
Group, Cet. 1, 2018.
Putri, Bela Bekti Amallia, et. al, “Analisis Faktor Rendahnya Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas V di SD Negeri 4 Gumiwang”. Jurnal Education
FKIP UNMA. Vol. 5, No. 2, 2019.
Ridwan dan Akdon. Rumus dan Data Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta, Cet. 6,
2015.
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Proses. Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana, Cet. 3, 2015.
Suryana, Dadan. Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek Perkembangan
Anak. Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group, Cetakan ke-1. 2018.
Vangundy, Arthur B., Creative Problem Solving: A Guide For Trainers and
Management. New York: Qourum Book, 1987.
Lampiran 1
Lembar Wawancara Guru Matematika Tentang Pembelajaran dan Hasil
Belajar Matematika Kurikulum 2013
Hari, Tanggal :
Narasumber :
Tempat :
1. Apakah minat belajar dan antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran
matematika tergolong tinggi?
Jawaban:
2. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu diselesaikan dengan baik
oleh siswa?
Jawaban:
3. Materi apa saja yang biasa dianggap sulit oleh siswa kelas VII di sekolah ?
Jawaban:
5. Bagaimana nilai yang diperoleh siswa pada materi segi empat dan segitiga?
Jawaban:
8. Model, strategi atau metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam
pembelajaran sehari-hari di kelas ?
Jawaban:
10. Bahan ajar apa yang biasa digunakan pada pembelajaran di kelas?
Jawaban:
60
Lampiran 1
11. Apakah bahan ajar yang digunakan sudah membantu proses pembelajaran dan
mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis?
Jawaban:
12. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan bahan ajar dengan model pembelajaran
tertentu saat pembelajaran di kelas?
Jawaban:
13. Apa tanggapan Bapak/Ibu tentang pengembangan bahan ajar seperti RPP dan
LKS dengan model pemecahan masalah secara kreatif untuk pembelajaran
matematika khususnya pada materi yang sulit bagi siswa?
Jawaban:
(Narasumber)
61
Lampiran 1
Hasil Wawancara Guru Matematika Tentang Pembelajaran dan Hasil
Belajar Matematika Kurikulum 2013
Jawaban
No. Pertanyaan
Guru 1 Guru 2
Apakah minat belajar dan
Minat belajar dan
antusiasme siswa dalam kegiatan Minat belajar dan
antusiasme siswa
1. pembelajaran matematika antusiasme siswa
tidak tergolong
tergolong tinggi? tergolong sedang
tinggi
Apakah setiap tugas yang
diberikan oleh Bapak/Ibu
2. Ya Ya
diselesaikan dengan baik oleh
siswa?
Materi bentuk
Materi apa saja yang biasa aljabar, sudut dan
Materi segitiga dan
3. dianggap sulit oleh siswa kelas garis sejajar,
segi empat
VII di sekolah? segitiga dan segi
empat
Untuk dimateri itu
siswa kesulitan
menyelesaikan soal Siswa biasanya
mengenai kesulitan dalam
Kesulitan apa yang biasa dialami penggbaungan pemahaman soal
siswa dalam pembelajaran bangun datar segitiga yang berhubungan
4.
matematika ? Khususnya pada dan segiempat. dengan sifat sifat
materi segi empat dan segitiga? karena mereka tidak dan luas bangun
tahu mana yang harus datar segi empat
diselesaikan aau dan segitiga
dihitung terlebih
dahulu
Bagaimana nilai yang diperoleh Nilai mereka
Nilai masih dalam
5. siswa pada materi segiempat dan keseluruhan
kategori sedang
segitiga? tergolong cukup
Bagaimana sikap siswa pada saat
Bapak/Ibu meminta mereka Merespon dengan
Ada yg antusias, ada
6. mengungkapkan pendapat atau baik
juga yang mengeluh.
bertanya mengenai materi
pembelajaran?
Apakah Bapak/Ibu sudah
7. menggunakan pendekatan Belum Kadang-kadang
kontruktivisme ?
62
Lampiran 1
Lampiran 2
INSTRUMEN UJI VALIDITAS AHLI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN MODEL CREATIVE
PROBLEM SOLVING (CPS) BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM PADA
MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
Nama Validator : .................................................................................
Asal Institusi/Sekolah : .................................................................................
PETUNJUK
1. Lembar penilaian ini diisi oleh para ahli.
2. Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi terkait dengan
kualitas bahan ajar matematika yang sedang dikembangkan.
3. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan tanda check (√) pada kolom yang
telah disediakan.
Keterangan:
1 : Tidak Baik
2 : Cukup baik
3 : Baik
4. Komentar dan saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang
telah disediakan.
Kesimpulan
Bahan ajar ini dinyatakan:
1. Layak untuk diujicobakan tanpa revisi
2. Layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran
(mohon lingkari pada nomor yang sesuai dengan kesimpulan Bapak/Ibu)
Jakarta, 2020
Validator
(......................................)
66
Lampiran 3
ANGKET RESPON SISWA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN MODEL CREATIVE
PROBLEM SOLVING (CPS) BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM PADA
MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
Nama Lengkap :
Kelas :
Petunjuk Pengisian:
Isilah identitas diri anda pada kolom yang disediakan.
Berikan tanda check (√) pada kolom skala yang disediakan sesuai dengan
kriteria.
Keterangan:
1 : Tidak Setuju
2 : Cukup Setuju
3 : Setuju
Saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang telah
disediakan untuk perbaikan bahan ajar yang sedang dikembangkan.
No. Aspek Penilaian Skor
1 2 3
A. Konten Materi
1. Uraian materi yang disajikan pada bahan ajar mudah
dipahami.
2. Materi yang disajikan dilengkapi dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Soal-soal yang disajikan dapat menuntun siswa untuk
melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi.
4. Bahan ajar sesuai dengan materi dalam buku pegangan
siswa
B. Kondisi Fisik
5. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
6. Penggunaan gambar dan ilustrasi terlihat jelas
7. Petunjuk penggunaan bahan ajar sudah jelas.
C. Manfaat Penggunaan
8. Penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan wawasan siswa.
9. Penggunaan bahan ajar dapat mendorong minat belajar
siswa.
10. Penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan keaktifan
siswa.
67
Saran/Masukan :
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Jakarta, 2020
Siswa
(.......................................)
68
Lampiran 4
69
Lampiran 5
Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Ahli
Validator
Nomor Butir Skor Skor
Pertanyaan Dosen Guru Hasil Kriterium
Dosen I Guru I Guru II
II III
1 1 3 3 3 3 13 15
2 1 3 2 3 3 12 15
3 2 3 2 3 3 13 15
4 2 3 3 3 3 14 15
5 3 3 3 3 3 15 15
6 1 3 3 2 2 11 15
7 2 3 3 2 2 12 15
8 1 2 3 3 3 12 15
9 1 3 3 2 2 11 15
10 3 2 3 2 3 13 15
11 3 2 3 3 3 14 15
12 2 2 2 2 3 11 15
13 2 3 2 2 2 11 15
14 3 3 3 3 3 15 15
15 1 3 2 2 3 11 15
16 3 3 3 3 3 15 15
17 2 3 3 3 3 14 15
18 3 3 3 3 3 15 15
19 2 3 3 3 3 14 15
20 3 3 3 3 3 15 15
21 1 3 3 2 3 12 15
22 1 2 3 1 2 9 15
23 1 2 2 2 3 10 15
24 1 3 2 2 3 11 15
25 1 3 2 2 3 11 15
26 1 2 2 2 2 9 15
27 1 2 2 1 2 8 15
28 1 3 2 2 3 11 15
29 2 3 3 3 3 14 15
30 2 3 3 3 3 14 15
Total 53 82 79 73 83 370 450
70
Lampiran 6
Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar Berdasarkan Indikator Tiap Aspek
Penilaian oleh Ahli
Cara Perhitungan
𝑘
𝑃= × 100%
𝑛𝑘
Keterangan:
P = persentase kelayakan bahan ajar
k = skor yang diperoleh
nk = jumlah skor kriterium
Skor Persentase
No Komponen Skor
Kriterium (%)
2. Aspek Bahasa
Skor Persentase
No Komponen Skor
Kriterium (%)
Skor Persentase
No Komponen Skor
Kriterium (%)
Lampiran 6
4. Model Pembelajaran CPS Berbasis open-ended problem
Skor
No Komponen Skor Persentase (%)
Kriterium
Skor Persentase
No Komponen Skor
Kriterium (%)
Total Penilaian
Skor Persentase
No. Aspek Skor
Kriterium (%)
1 Cakupan Materi 113 135 83.70
2 Bahasa 38 45 84.44
3 Teknik Penyajian 110 120 91.67
72
Lampiran 7
1.
Komentar:
Pada poin 1 kata “berdoa” diubah
menjadi “berdoalah” dan poin ke 4
redaksi kalimatnya tidak jelas
sehingga perlu diperbaiki
2.
Komentar:
Kesalahan pengetikan pada KD 3.14,
seharusnya KD 4.11
Komentar:
Konsep keliling menggunakan contoh
3. pagar rumah kurang tepat karena
pagar rumah hanya ada di latar depan,
sedangkan konsep keliling adalah
konsep dengan kurva tertutup. Contoh
yang lebih tepat misalnya adalah
pagar sebidang tanah atau kebun,
sehingga redaksi gambarnya pun
diganti yang sesuai dengan konsep.
74
Unit 1 Unit 1
4. Unit 3 Unit 3
Komentar:
Redaksi kalimat untuk membimbing
siswa menemukan konsep keliling di
unit 1 dan luas di unit 3 perlu
diperbaiki
Aktivitas Unit 1 Aktivitas Unit 1
Aktivitas Unit 3
5.
Komentar:
Perintah pada tahap menemukan
gagasan dan solusi perlu diperbaiki.
Selain itu, redaksi gambar pada unit 3
75
Unit 1 Unit 1
Unit 2
Unit 2
6.
Unit 3
Unit 4
Unit 3
76
Unit 4
Komentar:
Perlu adanya kalimat penghubung
antara aktivitas dengan konsep yang
akan ditemukan di akhir pengerjaan
tiap aktivitas di Unit 1 sampai 4
7.
Komentar:
Hilangnya kata “Segitiga”
Komentar:
8. Pada Unit 4 perlu ditambahkan
informasi yang menghubungkan
antara aktivitas sebelum dan sesudah
untuk membantu penemuan konsep
yang hendak dicapai
9. Komentar:
Pada Aktivitas Unit 4, tambahkan
petunjuk untuk membantu siswa
menemukan luas bangun datar segi
empat dan segitiga
77
10.
Komentar:
Penghapusan sketsa terkait informasi
yang disajikan pada Aktivitas 1 Unit 5
karena representasinya kurang sesuai
sehingga siswa akan merasa
kebingungan
Aktivitas 1 Unit 5
Aktivitas 2 Unit 5
Komentar:
Pada Aktivitas 1 dan 2 di Unit 5 dan
11. 6, perintah pada tahapan menemukan
fakta dan masalah perlu diperbaiki
sehingga open-ended problem pada
aktivitas tersebut dapat ditemukan.
Aktivitas 1 Unit 6
78
Aktivitas 2 Unit 6
12.
Komentar:
Perbaiki gambar dan redaksi
informasi pada permasalahan yang
disajikan di Aktivitas 2 Unit 5
Aktivitas Unit 1
Aktivitas Unit 3
Komentar:
Soal-soal tersebut terlalu sulit untuk
dikerjakan dalam proses penemuan
konsep keliling ataupun luas bangun
datar. Sebaiknya dipisahkan menjadi
subbab baru sebagai latihan mengasah
kemampuan siswa.
79
Lampiran
8
Total Penilaian
Skor Persentase
No. Aspek Skor
Kriterium (%)
Lampiran 9
HASIL WAWACARA SISWA
Hari/Tanggal : 29 Mei 2020
Narasumber : Siswa 1 (S1) Azkal Azkiah
Siswa 2 (S2) Sinta Destiana
Sekolah : MTsN 12 Jakarta
Lampiran 10
82
Lampiran 10
83
Lampiran 10
84
Lampiran 10
85
Lampiran 10
86
Lampiran 10
87
Lampiran 10
88
Lampiran 10
89
Lampiran 10
90
Lampiran 10
91
Lampiran 10
92
Lampiran 10
93
Lampiran 10
94
Lampiran 10
95
Lampiran 10
96
Lampiran 10
97
Lampiran 11
ANGKET RESPON SISWA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN MODEL CREATIVE
PROBLEM SOLVING (CPS) BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM PADA
MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
Nama Lengkap : Azkal Azkiah
Kelas : VII
Petunjuk Pengisian :
Isilah identitas diri Anda pada kolom yang disediakan.
Berikan tanda check (√) pada kolom skala yang disediakan sesuai dengan
kriteria.
Keterangan:
1 : Tidak Setuju
2 : Cukup Setuju
3 : Setuju
Saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang telah
disediakan untuk perbaikan bahan ajar yang sedang dikembangkan.
No. Aspek Penilaian Skor
1 2 3
1. Uraian materi yang disajikan mudah dipahami. √
2. Materi yang disajikan dilengkapi dengan penerapan dalam √
kehidupan sehari-hari.
3. Soal yang disajikan dapat menuntun siswa untuk melatih √
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
4. Bahasa yang digunakan dalam materi segi empat dan segitiga √
mudah dipahami.
5. Penggunaan gambar dan ilustrasi terlihat jelas √
6. Petunjuk penggunaan bahan ajar sudah jelas. √
7. Penggunaan bahan ajar menggunakan model CPS berbasis open- √
ended problem dapat meningkatkan wawasan siswa.
8. Penggunaan bahan ajar menggunakan model CPS berbasis open- √
ended problem dapat mendorong minat dan motivasi siswa.
9. Penggunaan bahan ajar menggunakan model CPS berbasis open- √
ended problem dapat meningkatkan peran dan keaktifan siswa.
10. Substansi bahan ajar sesuai dengan materi dalam buku pegangan √
siswa
Saran/Masukan :
...........................................................................................................................
Jakarta, 10 Juli 2020
Siswa
(.......................................)
98
Lampiran 12
99
Lampiran 13
100
Lampiran 14
PRODUK AKHIR
101
102
i
103
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga bahan ajar ini dapat selesai dengan baik.
Penggunaan bahan ajar ini memungkinkan siswa belajar dengan aktif dan
mandiri dalam membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah
mereka miliki. Selain itu, bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu hingga selesainya bahan ajar ini. Kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk perbaikan bahan ajar ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
ii
104
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
PETA KONSEP...........................................................................................................................2
RANGKUMAN ...........................................................................................................................26
GLOSARIUM ..............................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................29
iii
105
iv
106
1
107
BAHAN AJAR
Menggunakan Model Creative Problem Solving (CPS)
Berbasis Open-ended Problem
Keterkaitan
Keliling Segi Luas Segi Keliling dan
Empat dan Empat dan Luas Segi
Segitiga Segitiga Empat dan
Segitiga
Unit 5
Unit 1 Unit 3
Persegi, Persegi
Konsep Keliling Konsep Luas Panjang, dan Jajar
genjang
Unit 2 Unit 4
Unit 6
Menemukan Menemukan
Segitiga, Belah
Rumus Keliling Rumus Luas Segi
Ketupat, dan
Segi empat dan empat dan
Layang-layang
Segitiga Segitiga
2
108
1. Siswa dapat menemukan berbagai situasi secara kreatif yang berkaitan dengan konsep
keliling bangun datar
2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan konsep keliling
beradasarkan situasi yang diberikan
Sumber: http://img.wallpaper.sc/ipad/images/
2592x2592/ipad-2592x2592-wallpaper
_019g00.jpg
Berbagai macam permasalahan pun sering muncul mengenai konsep keliling dalam
kehidupan sehari-hari. Lalu, situasi apa saja yang terdapat disekitar kita yang berkaitan
dengan konsep keliling dan bagaimana cara menghitungnya? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kerjakan Aktivitas di bawah ini.
Aktivitas
Menemukan Fakta
Apa saja permasalahan yang mungkin dapat muncul dari situasi tersebut!
Menemukan Masalah
3
109
Masalah 1
Pada jam olahraga, siswa Kelas VII-2 akan melakukan pemanasan dengan berlari
mengelilingi lapangan.
Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwallhere.com
%2Fid%2Fwallpaper%2F1472473&psig=AOvVaw2aneWriwCQ3Nv1KyO
cMTNp&ust=1595013007792000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjR
xqFwoTCOiWs9G80uoCFQAAAAAdAAAAABAD
Berapakah panjang lintasan yang dilalui siswa jika mereka berkeliling sebanyak 3 kali
putaran?
Menemukan Gagasan
4
110
Panjang lintasan siswa mengelilingi lapangan dimulai dari titik awal hingga
kembali ke titik tersebut merupakan 1x putaran. Tentukan solusi untuk
menghitung panjang lintasan siswa jika mengelilingi lapangan 3x putaran!
Menemukan Solusi
Masalah 2
Pak Ali mempunyai lahan seperti gambar di bawah ini.
Pak Ali akan menanami tanaman pagar di sekeliling lahan tersebut dengan biaya
Rp 5.000,00 per meter. Berapa biaya yang Pak Ali butuhkan untuk menanami
tanaman pagar disekeliling lahannya?
Menemukan Gagasan
Untuk menentukan biaya yang dibutuhkan, Pak Ali perlu menghitung keliling
lahannya. Tentukan solusi untuk membantu permasalahan Pak Ali!
Menemukan Solusi
5
111
Berdasarkan masalah 1 dan 2 yang telah kamu selesaikan, menurut kamu apa
yang dimaksud keliling ?
Keliling suatu bangun datar adalah ...................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
1. Siswa dapat menemukan rumus keliling persegi panjang, persegi, trapesium, jajar
genjang, belah ketupat, layang-layang, dan segitiga
2. Siswa dapat menghitung keliling persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,
belah ketupat, layang-layang, dan segitiga berdasarkan permasalahan matematika yang
diberikan
Setelah kamu memahami konsep keliling dari Aktivitas pada Unit 1, maka kamu akan
menemukan rumus keliling dari masing-masing bangun datar segi empat dan segitiga
melalui Aktivitas berikut.
Aktivitas
1. Persegi
N M Sifat-sifat:
Keempat sisi sama panjang dan sisi-sisi yang berhadapan
sejajar
s
Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan saling
membagi dua sama panjang dan tegak lurus.
K s L
Keliling = ...............................
2. Persegi Panjang
Sifat-sifat:
D C
Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama
panjang l
Kedua diagonalnya sama panjang dan
berpotongan saling membagi dua sama panjang A p B
Diagonalnya membagi persegi panjang menjadi
dua segitiga siku-siku kongruen
Keliling = ...................................
6
112
3. Jajar genjang
Sifat-sifat:
S a R
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
b Diagonal-diagonal saling membagi dua sama panjang
b
Keliling = ......................................
P a Q
4. Trapesium
D c Sifat-sifat:
C
> Mempunyai tepat sepasang sisi berhadapan yang sejajar.
d b Sisi AB // DC
Trapesium sama kaki mempunyai sepasang diagonal
A a> B yang sama panjang
Keliling = ....................................
5. Belah Ketupat
Sifat-sifat:
Semua sisi sama panjang dan memiliki dua
pasang sisi sejajar
G d2
Kedua diagonal saling tegak lurus dan
membagi dua sama panjang a
Keliling = ......................................
d1
6. Layang-layang
R Sifat-sifat:
Memiliki dua pasang sisi sama panjang
d2 S Q Kedua diagonalnya saling berpotongan tegak
s1 lurus dan salah satu diagonalnya membagi dua
sama panjang diagonal yang lain.
P
d1 Keliling = ........................................
7. Segitiga
C
Sifat-sifat:
Segitiga sama kaki memiliki dua sisi sama b a
panjang
Segitiga sama sisi memiliki tiga sisi sama
panjang A c B
Keliling = .........................................
7
113
Menemukan Penerimaan
Persegi
Persegi
Panjang
Jajargenjang
Trapesium
Belah Ketupat
Layang-layang
Segitiga
Ayo Berlatih!
1. Seorang pengrajin memiliki kayu sepanjang 100 cm. Kayu tersebut akan
dibuat menjadi pigura berbentuk persegi panjang. Tentukan beberapa
kemungkinan ukuran pigura dan tentukan keliling terbesarnya!
N Q M
2. Perhatikan gambar berikut. Jika KL : QL = 9 :
4, tentukan keliling jajar genjang KLMN! 16 cm
20 cm
K P L
8
114
1. Siswa dapat menemukan berbagai situasi secara kreatif yang berkaitan dengan konsep
luas suatu bangun datar
2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan konsep luas
berdasarkan situasi yang diberikan
Berbagai macam permasalahan pun sering muncul mengenai konsep luas dalam
kehidupan sehari-hari. Lalu, situasi apa saja yang terdapat disekitar kita yang berkaitan
dengan konsep luas dan bagaimana cara menghitungnya? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kerjakan Aktivitas di bawah ini.
Aktivitas
Tuliskan satu situasi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
konsep luas!
Menemukan Fakta
Apa saja permasalahan yang mungkin dapat muncul dari situasi tersebut!
Menemukan Masalah
9
115
Masalah 1
Pak Ahmad memiliki sebidang tanah yang dibatasi pabrik, sungai, dan jalan raya
sebagai berikut. Daerah yang berwarna hijau adalah sketsa tanah Pak Ahmad.
Jalan raya
Jalan raya
Pabrik
6m 5m
3m
10 m
Sungai
Tanah tersebut akan dimanfaatkan Pak Ahmad untuk berkebun. Setiap 1 m2 dapat
ditanami 2 bibit singkong. Berapa banyak bibit singkong yang dapat ditanami Pak
Ahmad?
Menemukan Gagasan
10
116
Untuk menentukan banyak bibit singkong yang dapat ditanami, Pak Ahmad
perlu menghitung luas lahannya. Tentukan solusi untuk membantu
permasalahan Pak Ahmad!
Menemukan Solusi
Masalah 2 2 cm
6 cm
Annisa berencana membuat huruf H kapital seperti gambar di
samping dari kertas karton sebanyak 2 huruf. Ia membuat
huruf tersebut pada kertas karton seluas 100 cm2, berapakah 14 cm
luas kertas karton yang tersisa? 4 cm
Menemukan Gagasan
11
117
Untuk menentukan luas kertas karton yang tersisa, Annisa perlu menghitung
luas dua huruf H yang akan ia buat. Tentukan solusi untuk membantu
permasalahan Annisa!
Menemukan Solusi
Berdasarkan masalah 1 dan 2 yang telah kamu selesaikan, menurut kamu apa
yang dimaksud luas ?
Luas suatu bangun datar adalah
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
1. Siswa dapat menemukan rumus luas persegi panjang, persegi, trapesium, jajar
genjang, belah ketupat, layang-layang, dan segitiga
2. Siswa dapat menghitung luas persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah
ketupat, layang-layang, dan segitiga berdasarkan permasalahan matematika yang
diberikan
Setelah kamu memahami konsep luas dari Aktivitas pada Unit 3, maka kamu akan
menemukan rumus luas dari masing-masing bangun datar segi empat dan segitiga
melalui Aktivitas 1 berikut.
Ingat!!
Pada Aktivitas di Unit 3 kamu telah menggunakan konsep persegi dengan ukuran 1
cm2 untuk menentukan luas suatu bangun datar. Oleh karena itu, gunakan konsep
tersebut untuk menemukan rumus luas bangun datar segi empat dan segitiga.
12
118
Aktivitas 1
1. Persegi
Petunjuk:
Jika persegi memiliki ukuran seperti gambar di bawah
ini, maka rumus luas persegi secara umum adalah
Luas = ...........................
..........................
L = .............. x .................
2. Persegi Panjang
Petunjuk:
Jika persegi panjang memiliki ukuran seperti gambar di
bawah ini, maka rumus luas persegi secara umum
adalah
Luas = ...........................
..........................
L = .............. x .................
3. Segitiga
Petunjuk:
Salah satu sifat persegi panjang yakni diagonalnya
membagi persegi panjang menjadi dua segitiga siku-
siku kongruen, sehingga rumus luas segitiga secara
Luas = ........................... umum adalah
..........................
1
L = 2 .............. x .................
13
119
Nah, setelah kamu menemukan rumus luas bangun datar di atas, gunakan konsep luas
bangun datar tersebut untuk menemukan rumus luas bangun datar segi empat lain
yakni jajargenjang, trapesium, belah ketupat dan layang-layang pada Aktivitas 2
berikut.
Aktivitas 2
4. Jajar genjang
Petunjuk:
5. Trapesium
Petunjuk:
Luas = ...........................
..........................
14
120
6. Belah Ketupat
Petunjuk:
7. Layang-layang
Petunjuk:
15
121
Menemukan Penerimaan
Persegi
Persegi
Panjang
Jajargenjang
Trapesium
Belah Ketupat
Layang-layang
Segitiga
Ayo Berlatih!
3. Ibu Nunik memiliki kain berbentuk persegi panjang. Rasio panjang dan lebar
kain tersebut adalah 5:4. Jika panjang kain dikurangi 5 m dan lebar kain
dikurangi 3 m, maka kain tersebut akan berbentuk persegi. Jika keliling kain
semula 36 m. Tuliskan luas kain setelah dipotong!
16
122
1. Siswa dapat menentukan keliling persegi panjang dengan luas persegi yang diketahui
berdasarkan situasi yang diberikan
2. Siswa dapat menentukan keliling jajar genjang dengan panjang sisi miring dan luas
diketahui berdasarkan situasi yang diberikan
3. Siswa dapat menentukan luas trapesium dengan keliling yang diketahui berdasarkan
situasi yang diberikan
Untuk lebih memahami keterkaitan keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan
jajar genjang, kerjakan Aktivitas 1&2 berikuti ini.
Aktivitas 1
Menemukan Fakta
17
123
Menemukan Masalah
Berapa panjang sisi tepi jalan yang akan dipagari? (Gunakan konsep keliling)
Menemukan Masalah
Pak Agus berencana memagari sekeliling jalan dan lahannya, maka berapa
panjang pagar yang dibutuhkan? Lalu, berapa sisa luas lahan yang dimiliki Pak
Agus? Kemukakan gagasan apa saja yang dapat kalian gunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut!
Menemukan Gagasan
Pilih dan terapkan gagasan yang paling tepat untuk dijadikan solusi dalam
menyelesaikan permasalahan pada situasi tersebut!
Menemukan Solusi
18
124
Periksa kembali apakah solusi kalian sudah benar? Jika belum perbaiki! Lalu,
berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut !
Menemukan Penerimaan
Aktivitas 2
https://i.pinimg.com/originals/af/82/87/af
Menemukan Fakta
Berapa luas permukaan tiap meja? Kemudian berapa jumlah luas permukaan
6 meja di Cafe Gaul?
Menemukan Masalah
19
125
Pemilik cafe akan memasangkan kain taplak pada tiap-tiap meja tersebut. Jika
kain taplak yang tersedia berukuran 150 cm x 100 cm, berapa luas kain taplak
yang tersisa? Kemukakan gagasan apa saja yang dapat kalian gunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut?
Menemukan Gagasan
Pilih dan terapkan gagasan yang paling tepat untuk dijadikan solusi dalam
menyelesaikan permasalahan pada situasi tersebut!
Menemukan Solusi
Periksa kembali apakah solusi kalian sudah benar? Jika belum perbaiki! Lalu,
berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut !
Menemukan Penerimaan
20
126
1. Siswa dapat menentukan luas segitiga dengan keliling dan perbandingan sisi-sisi yang
diketahui berdasarkan situasi yang diberikan
2. Siswa dapat menentukan keliling layang-layang dengan luas dan perbandingan
panjang diagonal yang diketahui berdasarkan situasi yang diberikan
3. Siswa dapat menentukan keliling belah ketupat dengan luas dan perbandingan
panjang diagonal yang diketahui berdasarkan situasi yang diberikan
Untuk lebih memahami keterkaitan keliling dan luas segitiga, belah ketupat, dan
layang-layang kerjakan Aktivitas 1&2 berikuti ini.
Aktivitas 1
Pemerintah Daerah ingin menanami tumbuhan bunga tulip pada suatu lahan yang
berbentuk segitga. Perbandingan panjang sisi-sisi lahan tersebut berturut-turut
adalah 5:12:13 dengan keliling lahan 60 m.
Menemukan Fakta
Menemukan Masalah
21
127
Menemukan Masalah
Jika setiap 1 m x 1 m dapat ditanami 3 bibit bunga tulip, maka berapa jumlah
bibit tulip yang dibutuhkan? Kemukakan gagasan apa saja yang dapat kalian
gunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?
Menemukan Gagasan
Pilih dan terapkan gagasan yang paling tepat untuk dijadikan solusi dalam
menyelesaikan permasalahan pada situasi tersebut!
Menemukan Solusi
22
128
Periksa kembali apakah solusi kalian sudah benar? Jika belum perbaiki! Lalu,
berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut !
Menemukan Penerimaan
Aktivitas 2
Menemukan Fakta
23
129
Menemukan Masalah
Pilih dan terapkan gagasan yang paling tepat untuk dijadikan solusi dalam
menyelesaikan permasalahan pada situasi tersebut!
Menemukan Solusi
24
130
Periksa kembali apakah solusi kalian sudah benar? Jika belum perbaiki! Lalu,
berikan kesimpulan dari permasalahan tersebut !
Menemukan Penerimaan
25
131
Rangkuman
1. Keliling suatu bangun datar adalah jumlah panjang sisi-sisi bangun datar
tersebut.
2. Luas suatu bangun datar adalah banyaknya persegi dengan sisi satu satuan
panjang yang menutupi seluruh bangun datar tersebut.
3. Rumus keliling dan luas bangun datar segi empat dan segitiga:
Keterangan:
K = keliling p = panjang s = sisi t = tinggi
L = luas l = lebar a = alas
Refleksi
Pada bab ini kamu telah mempelajari tentang segi empat dan segitiga. Setelah
mempelajari bab ini kamu akan mengetahui manfaat dan penggunaan konsep
keliling dan luas segi empat dan segitiga dalam kehidupan sehari-hari. Banyak
sekali permasalahan di sekitar kita yang berkaitan dengan segi empat dan segitiga.
Gunakan dan kembangkan pengetahuan yang telah kamu miliki ini sehingga
berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan.
26
132
x + 5 cm
P 16 cm Q
27
133
belah ketupat
bangun segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan sama panjang
jajar genjang
bangun segi empat yang memiliki dua pasang sisi yang sejajar yang masing-masing
sama panjang
layang-layang
segi empat dengan dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang
persegi
segi empat yang memiliki keempat sisi sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku
persegi panjang
segi empat yang memiliki dua pasang sisi sama panjang dan keempat sudutnya siku-
siku
segitiga
bangun datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan memiliki tiga titik sudut
trapesium
segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi sejajar
28
134
29