Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM

PADA MATERI KELAS VII


HALAMAN SAMPUL

PROPOSAL SKRIPSI

DIMAS RISKY MAULANA


NIM. TM161289

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS
OPEN-ENDED PROBLEM PADA
MATERI SEGIEMPAT
KELAS VII

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambiuntuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
MenyelesaikanProgram Sarjana Tadris Matematika

Oleh
Dimas Risky Maulana
NIM TM161289

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
D. Rumusa Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
F. Spesifikasi Produk yang diharapkan ........................................................ 6
BAB IIKAJIAN TEORITIK ....................................................................................7
A. Bahan Ajar ................................................................................................ 7
B. Open-Ended Problem ............................................................................. 12

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Andriani (2014) mengemukakan bahwa “matematika merupakan sarana
berpikir dalam menentukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan, matematika merupakan salah satu metode berfikir manusia yang logis,
sistematis, dan konsisten” (hlm. 1) . Oleh sebab itu, mengingat bahwa matematika
merupakan hal yang penting diharapkan setiap orang dapat memahaminya guna
tantangan masa depan dalam persaingan global.

Dari penjelasan di atas, maka terlihat bahwa pembelajaran matematika


sangat dibutuhkan di sekolah. Di negera kita, pembelajaran matematika telah
dipelajari sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan. Anggapan masyarakat
khususnya, bila berhasil pada pembelajaran matematika maka akan berhasil dalam
pembelajaran yang lain. Tetapi nyatanya, pendidikan matematika di negara kita
sangat memperhatikan. Kompasiana (2015) mengatakan bahwa “hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar peserta didik di Indonesia masih sangat rendah”.

Wiryawan (2015) mengatakan bahwa “studi PISA memiliki tujuan untuk


mengukur kemampuan pemecahan masalah, penalaran, kreativitas, dan keterampilan
peserta didik dalam mengetahui kesiapan peserta didik mengahadapi tantangan
pengetahuan dalam masyarakat”.

Hasil survei ini menunjukan bahwa kemampuan peserta didik Indonesia


khususnya pada pelajaran matematika masih tergolong rendah. Ternyata masih
banyak peserta didik di Indonesia yang belum terbiasa dengan soal-soal yang
menuntut peserta didik untuk berfikir, bernalar, dan berkomunikasi matematis
(Kemendikbud, 2013). Pambudi (2007) mengatakan bahwa“sampai saat ini ada
banyak pihak yang merasa bahwa hasilpembelajaran matematika guru di sekolah
masih memprihatinkan, baik ditinjau dari proses pembelajaran maupun hasil
belajarnya” (hlm. 39). Salah satu faktor rendahnya pencapaian peserta didik dalam

1
2

pembelajaran matematika merupakan saat proses pembelajaran yang belum optimal.


Berdasarkan penelitian

2
3

Yusuf (2009)menyatakan bahwa “pembelajaran matematika selama ini menekankan


pada hapalan dan mencari satu jawaban yang benar untuk soal yang diberikan
sehingga proses berfikir peserta didik di sekolah masih jarang dilatih”(hlm. 3).

Pada saat ini, dengan diterapkannya kurikulum 2013 diharapkan membentuk


peserta didik yang lebih aktif dan kreatif pada ranah kognitif atau ilmu pengetahuan
pada suatu pembelajaran yang sedang berlangsung (Kemendikbud, 2014). Hal ini
sesuai dengan isi Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, yang isinya “tujuan
pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan dan potensi
peserta didik agar memiliki pribadi yang berilmu, kreatif, serta mandiri.

Salah satu pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan


kemampuan berfikir peserta didik adalah pembelajaran matematika berbasis open-
ended problem (Yuliana, 2015). Open-ended problem adalah suatu pembelajaran
yang mengandung potensi yang sangat besaruntuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika dengan menyajikan suatu permasalahan yang memiliki
metode atau penyelesaian benar lebih dari satu macam (Becker dan Shimida,
1997).Open-ended problemmenyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendapat pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa cara penyelesaian yang berbeda.

Hal ini sejalan dengan proses pembelajaran berbasis open-ended problem


salah satunya yaitu guru diminta untuk memberikan waktu bagi peserta didik
untuk mencoba atau mengeksplorasikan suatu permasalahan baik antara sesama
peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru (Kemendikbud, 2014).

Di dalam pembelajaran berbasis open-ended dibutuhkan bahan ajar


berupa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis open-ended problem.
Widjajanti (2008) menyatakan bahwa“LKPD merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran” (hlm. 1).Memudahkan guru saat pembelajaran, peserta didik pun
diharapkan akan mandiri, memahami, dan menjalankan suatu tugas secara tertulis
merupakan tujuan adanya LKPD.
4

LKPD adalah perangkat pembelajaran untuk pelengkap atau sarana


pendukung pelaksanaan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dengan
menggunakan LKPD diharapkan peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif dalam
proses pembelajaran. Kartika (2014) mengatakan bahwa “tujuan penggunaan LKPD
dalam proses pembelajaran adalah untuk memperkuat dan menunjang pembelajaran
dalam tercapainya indikator serta kompetensi yang sesuai dengan kurikulum. Selain
itu, dengan adanya LKPD dapat membantu guru mencapai tujuan pembelajaran di
kelas”(hlm. 2).Tetapi peran guru tetap tak tergantikan dalam pembelajaran, meskipun
adanya LKPD. Saat pembelajaran berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator.
Yang artinya guru bertanggung jawab dalam memantau kerja peserta didik dalam
proses pembelajaran.

Salah satu materi dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP


adalah segiempat. Andriani (2012) mengemukakan bahwa “segiempat yang
penguasaannya masih rendah seperti kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita dengan menggunakan konsep luas segiempat, menenenetukan keliling
bangun datar, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas gabungan
dua bangun datar. Padahal materi segiempat merupakan dasar untuk menunjang
materi berikutnya” (hlm. 5-6). Dari hasilmewawancarai guru matematika kelas
VII di SMP , guru sangat jarang memberi soal terbuka pada
proses pembelajaran terlebih pada materi segiempat. Sebenarnya pada materi
segiempat, sangat cocok dengan open-ended problem hal ini dikarenakan pada
open-ended problem guru mengarahkan peserta didik kepada masalah terbuka
dengan situasi yang nyata sehingga diharapkan peserta didik mampu mengkaji dan
mengkaji masalah yang telah guru berikan.

Pengembangan bahan ajar berupa LKPD berbasis open-ended problem


sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Lidyawati (2010) dalam tesisnya yang
berjudul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Open-Ended untuk Melatih
Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama memperoleh hasil
penelitian bahwa praktis dan efektifnya para peserta didik dalam mengerjakan soal
pada LKPD adalah baik, kemudian berdasarkan proses pengembangan didapatlah
5

bahwa prototype LKPD yang dihasilkan mempunyai hasil yang baik juga untuk
kemandirian para peserta didik.

Dari uraian panjang di atas, penulis melakukan penelitian yang nantinya


menghasilkan suatu produk yang valid dan praktis yaitu LKPD pada materi
segiempat. Sehingga penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan LKPD Berbasis Open-Ended Problem pada Materi
Segiempat Kelas VII”.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi malasah sebagai
berikut :

1. Cara kerja dari open-ended problemadalah dengan mulai


memperkenalkan peserta didik dengan masalah terbuka.
2. LKPD menjadi salah satu perangkat pembelajaran yang termuat pada RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
3. LKPD membantu peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan berpikir kreatif.

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengembangan LKPD berbasis Open-Ended
Problem pada materi segiempat kelas VII.

D. Rumusa Masalah
Dari identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik LKPD berbasis open-ended problem pada


materi segiempat yang valid dan praktis?
2. Bagaimanakah efek potensial LKPD berbasis open-ended problem
yang telah dikembangkan terhadap hasil belajar peserta didik pada
materi segiempat?
6

E. Tujuan Penelitian
Pengembangan LKPD berbasis Open-Ended Problem pada materi
segiempat kelas VII ini bertujuan sebagai berikut :
1. Menghasilkan LKPD yang valid dan praktis berbasis open-
endedproblem pada materi segiempat.
2. Mengetahui bahwa LKPD berbasis open-ended problem yang telah
dikembangkan memiliki efek potensial terhadap hasil belajar peserta
didik pada materi segiempat.

F. Spesifikasi Produk yang diharapkan


Spesifikasi produk yang dihasilkan yaitu berbentuk LKPD berbasis Open-
Ended Problem pada materi segiempat kelas VII dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Dalam segi isi (materi) LKPD konstruktivisme berlandaskan atas silabus
K13.
2. Produk LKPD ini disajikan berdasarkan pada setiap pertemuan sehingga
mempermudata peserata didik belajar secara mandiri.
3. Materi LKPD ini menyajikan permasalahan realita (berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari) yang dapat mempermudah siswa dalam
memahami materi penyajian data.
4. LKPD berbasis Open-Ended Problem menyajikan permasalahan yang
memancing daya berpikir peserta didik dalam menemukan konsep
matematika.
G. Manfaat Penelitian
Pengembangan LKPD berbasis Open-Ended Problem pada materi
segiempat kelas VIIini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Peserta didik: yaitu agar peserta didik terbiasa dengan masalah open-
ended problem.
2. Guru: yaitu agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam
proses pembelajaran.
3. Peneliti lain: yaitu agar dapat dijadikan referensi bagi yang ingin
melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar (Sudrajat, 2008). Selain itu juga bahan ajar dapat menciptakan
suasana atau lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Jadi,
Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru pada proses
pembelajaran dan telah disusun secara sistematis (Hamdani, 2010).

Bahan ajar memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah (Hamdani,


2010):

1. Sebagai pedoman bagi guru yang mengarahkan semua aktivitasnya


dalam proses pembelajaran.
2. Sebagai pedoman bagi peserta didik mengarahkan aktivitasnya dalam
proses pembelajaran sekaligus dalam kompetesi yang harus dikuasi
oleh mereka.
3. Sebagai alat evaluasi pencapaian dan penugasan hasil proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
Depdiknas (2008) menyatakan manfaat bahan ajar, diantaranya
adalah(hlm. 2-3) :
1. Bagi peserta didik, bahan ajar dapat menjadikan kegiatan
pembelajaran lebih menarik dan peserta didik dapat kesempatan untuk
belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungannya terhadap
guru.
2. Bagi guru, bahan ajar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
guru dalam menulis bahan ajar. Selain itu juga mampu membangun
komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta
didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

7
Menurut Depdiknas (2008) berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan
ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:

8
9

1. Bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul,


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), brosur, pamflet, wallchart,
foto/gambar,model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact
disk,film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)
seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD)
multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web
based learningmaterials).
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD adalah perangkat pembelajaran yang berguna untuk pelengkap dan
sarana pendukung pelaksanaan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Dengan penggunaan LKPD diharapkan akan membuka para peserta didik untuk
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kartika (2014) mengatakan bahwa tujuan
penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah untuk memperkuat dan
menunjang pembelajaran dalam tercapainya indikator serta kompetensi yang
sesuai dengan kurikulum (hlm. 3). Dan juga, tercapainya tujuan pembelajaran di
kelas terbantu dengan adanya LKPD.
Suyitno (1997:40) dalam Hidayat (2013) mengungkapkan manfaat yang
diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
4. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang
dipelajari melalui kegiatan belajar. Membantu peserta didik untuk
10

menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui


kegiatan belajar secara sistematis.
Rohman Muhammad & Sofan Amri (2013) menyebutkan alternatif-
alternatif tujuan pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk LKPD (hlm. 96):
1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep yaitu,
LKPD jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik,
meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.
2. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, yaitu LKPD
yang dalam proses pembelajarannya, setelah peserta didik berhasil
menemukan konsep, peserta didik selanjutnya dilatih untuk
menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
3. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar yaitu LKPD yang
berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku.
Peserta didik akan dapat mengerjakan LKPD tersebut jika ia membaca
buku, sehingga fungsi utama LKPD ini adalah membantu peserta didik
menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di
dalam buku. LKPD ini juga sesuai untuk keperluan remedi.
4. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan yaitu LKPD yang diberikan
setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi
pembelajaran yang dikemas di dalam LKPD ini lebih mengarah pada
pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di
dalam buku pelajaran. LKPD ini juga cocok untuk pengayaan.
5. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum yaitu LKPD yang
menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKPD.
LKPD pada penelitian ini merupakan LKPD yang memiliki fungsi umtuk
penguatan peserta didik setelah selesai mempelajari sebuah topik pelajaran.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang Baik
Das Salirawati (2004) menyebutkan “tiga syarat suatu LKPD dikatakan
layak, yaitu syarat didaktis, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Syarat didaktis
11

berkaitan dengan terpenuhinya asas-asas pembelajaran efektif dalam suatu LKPD.


Syarat konstruksi berkaitan dengan kebahasaan. Syarat teknis berkaitan dengan
penulisan berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan (hlm.8-9).
Depdiknas (2008) menyatakan pembuatan LKPD disusun berdasarkan
strukturnya, sehingga diperoleh susunan LKPD yang baik (teratur dan sistematis).
Struktur LKPD secara umum menurut (hlm.24) adalah:
1. Judul
2. Petunjuk belajar (petunjuk peserta didik)
3. Kompetensi yang akan dicapai
4. Informasi pendukung
5. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
6. Penilaian
Depdiknas (2008) menyatakan langkah-langkah dalam penyusunan
LKPD menurut (hlm. 23-24) adalah sebagai berikut:
1. Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi
mana yang menentukan bahan ajar LKPD. Biasanya dalam
menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan
pengalaman belajar yang akan diajarkan.
2. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan
LKPD dan urutan LKPD.
3. Menetapkan judul-judul LKPD
Judul LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar materi pokok dan
pengalaman peserta didik.
4. Penulisan LKPD
Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Penulisan KD yang harus dikuasai;
2. Menentukan alat penilaian;
3. Penyusunan materi; &
4. Struktur LKPD.
12

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada penelitian ini adalah LKPD
berbasis open-ended problem yang berfungsi untuk penguatan peserta didik
setelah selesai mempelajari topik pelajaran tertentu.
B. Open-Ended Problem

Pengertian Open-Ended Problem


Open-ended Problem adalah masalah terbuka yang diberikan
dalampembelajaran matematika dengan tujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan berfikir aktif dan kreatif. Ini pertama kali ditemukan dan
dikembangkan di Jepang. Menurut Shimada (1997), pembelajaran berbasis open-
ended merupakan \pembelajaran yang menyajikan masalah terbuka dengan
banyak jawaban benar atau cara penyelesaian benar lebih dari satu.
Nohda (2000) mengatakan bahwa dengan menyelesaikan masalah open-
ended peserta didik memiliki kebebasan dalam memecahkan masalah menurut
kemampuan dan minatnya, peserta didik dengan kemampuan tinggi dapat
melakukan berbagai aktivitas matematika, dan peserta didik dengan kemampuan
lebih rendah masih dapat menyenangi aktivitas matematika menurut kemampuan-
kemampuan mereka sendiri. Sehingga dalam pembelajaran berbasis open-ended
peserta didik diberi kesempatan untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman
menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.
Langkah – langkah pembelajaran berbasis Open-ended Problem
Langkah-langkah pembelajaran berbasis open-ended problem sebagai
berikut:
1. Orientasi
Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, berbasis, dan
strategi berbasis open-ended problem yang akan dilakukan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Jadi, melalui
LKPD ini peserta didik akan dikenalkan dengan masalah open ended.
2. Penyajian Masalah
Pada tahap ini, guru menyajikan suatu masalah melalui LKPD. Lalu,
guru membantu peserta didik dalam membaca dan memahami masalah
terbuka yang ada pada LKPD. Sehingga ketika LKPD ini diberikan,
13

peserta didik akan menginvestigasi konteks masalah, mengembangkan


berbagai perspektif, dan pengandaian yang masuk akal bersama dengan
anggota kelompoknya.
3. Membimbing penyelidikan
Awal mulanya guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai sebanyak-banyaknya dalam menyelesaikan
masalah di dalam LKPD secara individu. Lalu setelah itu, bersama
dengan anggota kelompoknya guru meminta peserta didik dengan
berkolaborasi, mencoba, serta mengeksplorasi ide-ide yang diperoleh
sebelumnya secara individu. Guru berkeliling mencermati peserta didik
bekerja menyelesaikan permasalahan / soal pada LKPD dan memberi
bantuan bila diperlukan.
4. Mengembangkan dan mempersentasikan hasil karya
Peserta didik merencanakan dan menyiapkan karya dalam bentuk laporan
yang berisikan model-model pemecahan masalah yang telah mereka
kerjakan berdasarkan masalah yang ada di dalam LKPD. Setelah itu,
setiap kelompok atau perwakilan kelompok untuk mempersentasikan
hasil pekerjaannya di depan kelas.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Peserta didik menyimpulkan atau membuat ringkasan tentang konsep-
konsep atau ide-ide yang terdapat dalam permasalahan yang telah
diajukan dalam LKPD. Lalu, guru mengevaluasi dan memberikan
penilaian terhadap LKPD yang telah peserta didik kerjakan.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Open-Ended Problem

Beberapa keunggulan dari pembelajaran berbasis open-ended yaitu (Afgani,


2010):

1. Peserta didik memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih


aktif serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya.
2. Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan
pengetahuan serta keterampilan matematika secara komprehensif.
14

3. Peserta didik dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki


kesempatan untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang
diberikan dengan cara mereka sendiri.
4. Peserta didik terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti
atas jawaban yang mereka berikan.
5. Peserta didik memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan
mereka sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.
Meskipun begitu, pembelajaran berbasis open-ended ini memiliki
kelemahan yaitu (Afgani, 2010):

1. Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang


bermakna bagi peserta didik.
2. Sulit bagi guru menyajikan masalah secara sempurna. Seringkali
peserta didik mengalami kesulitan untuk memahami bagaimana
caranya merespon atau menjawab permasalahan yang diberikan.
3. Karena jawabannya bebas, maka peserta didik sering merasa cemas
apabila jawabannya akan tidak memuaskan.
LKPD Berbasis Open-Ended Problem
Penelitian ini menghasilkan bahan ajar berupa LKPD berbasis open-
endedproblem. LKPD yang dibuat berisi tentang masalah-masalah berbasis open-
ended problem. Menurut Becker dan Shimada (1997) pembelajaran berbasis open-
ended problem adalah pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan
yangmemiliki metode atau penyelesaian benar lebih dari satu macam. Dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan kurikulum 2013, menuntut guru
untuk secara professional merancang pembelajaran efektif dan bermakna, salah
satu prosedur yang harus dilakukan guru membuat pembelajaran efektif dan
bermakna adalah mengaktifkan peserta didik (Mulyasa, 2013). Sesuai dengan
fungsinya, LKPD dapat menjadikan pembelajaran di kelas menjadi efektif dan
bermakna.
Lalu, dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 menyatakan bahwa
pembelajaran yang terjadi menuntut guru untuk mendorong peserta didik aktif
dalam proses pembelajaran, dan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan
15

berbasis saintifik yang terdiri dari 5M yang meliputi mengamati, menanya,


mencoba atau mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Hal ini sejalan dengan proses pembelajaran berbasis open-ended problem.
Pada tahap mengamati, peserta didik mengamati permasalahan yang ada
pada LKPD berbasis open-ended. Tahap eksplorasi yaitu pada saat peserta didik
mengeksplore kemampuannya untuk mencari informasi dalam permasalahan yang
diberikan agar dapat memecahkan masalah. Tahap menanya adalah saat peserta
didik saling berinteraksi yaitu proses tanya jawab dengan anggota kelompoknya.
Tahap mengasosiasi adalah saat peserta didik bernalar untuk mencari penyelesaian
dari permasalahan pada LKPD berbasis open-ended problem, dan pada tahap
mengkomunikasikan adalah saat peserta didik menyampaikan hasil kerja
kelompoknya.
Pada penelitian ini, LKPD dibuat berbasis open-ended problem untuk
membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan open-ended. Jenis masalah
yang digunakan dalam pembuatan LKPD berbasis open-ended adalah masalah
yang non rutin dan bersifat terbuka. Menurut Risman (2011) masalah open ended
dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Soal-soal yang mempunyai solusi tunggal dengan banyak strategi
penyelesaian.
2. Soal-soal yang mempunyai banyak solusi dan juga banyak strategi
penyelesaian. Dalam LKPD pada penelitian ini menghasilkan 2 soal
dengan banyak cara penyelesaian serta 7 soal dengan banyak jawaban
benar.
Materi Segiempat berbasis Open-Ended Problem
Dalam pembelajaran matematika kurikulum 2013 materi Segiempat
dipelajari di kelas VII SMP semester genap. Pada penelitian ini, LKPD berbasis
open-ended problem berisi soal-soal open-ended pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar materi segiempat
Kompetensi inti Kompetensi dasar
3. Memahami pengetahuan 3.14 Manganalisis berbagai
16

(faktual, konseptual, dan bangun datar segiempat


prosedural) berdasarkan rasa berdasarkan sisi, sudut, dan
ingin tahunya tentang ilmu hubungan anatar sisi dan
pengetahuan, teknologi, seni, antar sudut.
budaya terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan 4.14 Menyelesaikan masalah yang
menyaji dalam ranah berkaitan dengan dengan
konkret(menggunakan, mengurai, bangun datar segiempat.
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak(menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut
padang/teori.
(Kemendikbud 2016)
Materi pada penelitian ini adalah segiempat. Materi segiempat terdiri dari
6 sub materi yaitu persegi panjang, pesergi, jajargenjang, trapesium, belah ketupat,
dan layang-layang.
Persegi panjang
Persegi panjang adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar
dan sama panjang serta membentuk sudut siku-siku. Persegi panjang dapat
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar,


2. Setiap sudut yang berhadapan sama besar yaitu sudut siku-siku
(90°),
17

3. Mempunyai dua buah diagonal sama panjang dan saling berpotongan


di titik pusat persegi panjang. Titik tersebut membagi diagonal
menjadi dua bagian sama panjang, dan
4. Mempunyai sumbu simetri, yaitu sumbu vertikal dan horizontal.

Unsur-unsur persegi panjang𝐴𝐵𝐶𝐷sebagai berikut :

1. 𝐴𝐵, 𝐵𝐶, 𝐶𝐷, dan 𝐴𝐷disebut sisi-sisi persegi panjang,


2. Titik 𝐴, 𝐵, 𝐶, dan 𝐷 disebut titik sudut persegi panjang,
3. < 𝐴, < 𝐵, < 𝐶dan< 𝐷 adalah sudut-sudut persegi panjang yaitu sudut
siku-siku (90o).
4. 𝐴𝐶dan𝐵𝐷 disebut diagonal.

Persegi panjang 𝐴𝐵𝐶𝐷dapat dilakukan pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Persegi panjang 𝐴𝐵𝐶𝐷

Untuk menghitung luas dan keliling persegi panjang menggunakan


rumus:

1. Luas Persegi panjang 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝑝 × 𝑙


2. Keliling Persegi panjang 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 4 × 𝑠

Anda mungkin juga menyukai