Anda di halaman 1dari 61

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BERBASIS FLIP BUILDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN IPAS DI MI ISLAMIYAH BUTOH
BOJONEGORO

PROPOSAL TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh gelar Magister dalam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah

Oleh :
M. Ilham Ainur Roziq
NIM. 02041022010

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2023
A. Latar Belakang

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis

merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan

yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan

berbagai kegiatan belajar sehingga peserta didik memperoleh pendidikan. 1

Pendidikan diatur di dalam UUD Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 yang

berbunyi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

Dengan demikian seorang pendidik diharapkan mempunyai kemampuan yang

baik didalam mengelola proses pembelajaran di kelas.

Dalam proses pembelajaran pendidik perlu melibatkan peserta didik

secara aktif. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk

melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran ialah

menggunakan media atau bahan ajar yang dapat membantu peserta didik dalam

memahami konsep. Bahan ajar yang dimaksud dapat berupa buku teks, modul,

LKPD dan sebagainya yang digunakan sebagai sarana menyampaikan

informasi. Penggunaan bahan ajar diharapkan dapat membantu efektifitas dan

kelancaran dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara optimal.2 Bahan ajar sangat penting digunakan dalam

1
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 80.
2
Wandari, Ayu, Kamid Kamid, and Maison Maison. "Pengembangan lembar kerja peserta
didik (LKPD) pada materi geometri berbasis budaya Jambi untuk meningkatkan kreativitas
siswa." Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan Matematika 1.2 (2018): 47-55.

1
2

menyampaikan pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran IPAS.

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan

yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta

interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus

sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara

umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan

yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan

akibat. Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. 3

Berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi saat ini dapat

membantu kegiatan pembelajaran. Dengan adanya kemajuan teknologi

menuntut guru mengembangkan potensinya di bidang teknologi dan informasi

untuk diterapkan pada pembelajaran. Guru sebagai fasilitator bagi peserta

didik, agar peserta didik berperan aktif mencari dan mengelola sumber

informasi agar mampu membangun pengetahuannya sendiri. 4 Oleh sebab itu

dibutuhkan suatu pembaruan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya yaitu

inovasi bahan ajar digital yang menjadi salah satu kesempatan dalam

menjawab tuntutan di era global saat ini. 5

Salah satu media pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam

pembelajaran yaitu LKPD. LKPD adalah salah satu bahan ajar cetak yang

dapat mempermudah peserta didik untuk berinteraksi dengan materi. LKPD

3
Yeni Nadhifah, dkk. Pembelajaran Ilmu Pengetauhan Alam dan Sosial (IPAS), (Jakarta:
Global Eksekutif Teknologi, 2023), hlm. 5
4
Sulastri, Yayu Laila, and Luki Luqmanul Hakim. "Pembelajaran Berbasis Mobile." Jurnal
Pengajaran MIPA 19.2 (2014): 173-178.
5
Nufus, Virda Fithrotun, and Norida Canda Sakti. "Pengembangan lembar kerja peserta didik
elektronik berbasis flipbook pada mata pelajaran ekonomi kelas XI." Jurnal PTK Dan
Pendidikan 7.1 (2021).
3

dapat membantu peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran karena berisikan

aktivitas serta mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran, juga

kaya akan tugas untuk berlatih.6 LKPD dikombinasikan dengan media

elektronik yang sering disebut electronic LKPD (e-LKPD). Dengan e- LKPD

pembelajaran IPAS yang interaktif akan terwujud dibantu dengan aplikasi Flip

Builder.

Flip builder yakni sebuah software yang dirancang untuk membantu

pengguna dalam membuat e-book, katalog digital, brosur interaktif, dan

publikasi digital lainnya. flip builder memungkinkan pengguna untuk

mengubah file PDF, Word, Power Point, dan gambar menjadi publikasi yang

menarik dengan efek halaman yang realistis seperti buku. 7 Aplikasi ini juga

dilengkapi dengan fitur-fitur seperti penambahan video, audio, gambar,

hyperlink, dan animasi untuk membuat publikasi lebih interaktif. Penggunaan

media Flip Builder diharapkan dapat meningkatkan berfikir kreatif siswa dan

juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. 8 E-LKPD flipbook akan semakin

optimal jika berlandaskan pada model pembelajaran yang bertujuan

meningkatkan hasil belajar siswa terutama kemampuan pemecahan masalah.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah model Problem Based

6
Astuti, Astuti. "Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Problem
Based Learning (PBL) untuk Kelas VII SMP/MTs Mata Pelajaran Matematika." Jurnal Cendekia:
Jurnal Pendidikan Matematika 5.2 (2021): 1011-1024.
7
Yunianto, Teguh, Hasan Sastra Negara, and Suherman Suherman. "Flip builder:
Pengembangannya pada media pembelajaran matematika." TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Dasar 6.2 (2019): 115-127.
8
Ramdania, Diena Randa. "Penggunaan media flash flip book dalam pembelajaran teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa." Artikel Ilmiah Tugas
Akhir (2013).
4

Learning (PBL). E-LKPD berbasis PBL adalah lembar kegiatan yang dijadikan

bahan ajar yang isinya mencakup komponen-komponen pembelajaran berbasis

masalah dan menerapkannya dalam serangkaian kegiatan belajar dalam LKPD.

PBL dimulai dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang bertujuan

untuk pemecahaan masalah dengan cara berdiskusi dan menemukan sebuah

pengetahuan baru bersama.9 Siswa memiliki kebebasan untuk melakukan

sebuah penyelidikan yang dilakukan baik di luar atau di dalam kelas. Guru

membantu siswa dalam menguraikan rencana pemecahan masalah dengan

memberikan contoh-contoh secara sederhana untuk membantu menyelesaikan

tugas-tugas agar bisa terselesaikan dengan baik.10

Penelitian yang menggunakan LKPD untuk meningkatkan hasil belajar

sudah pernah dilakukan sebelumnya, seperti yang dilakukan Nur Hamidah

tentang efektivitas lembar kerja peserta didik berbasis inkuiri terbimbing untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.11 Selamjutya penelitian yang dilakukan

Amalia mengenai pengaruh penggunaan LKPD terhadap keterampilan berpikir

kritis dan hasil belajar.12 Namun kedua penelitian ini tidak menggunakan

LKPD dalam bentuk elektronik yang bisa memudahkan pembelajaran, selain

itu pada penelitian sebelumnya memiliki konsep pembelajaran yang berbeda

9
Fatriani, Emilia, and Sukidjo Sukidjo. "Efektivitas metode problem based learning ditinjau
dari kemampuan berpikir kritis dan sikap sosial siswa." SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 15.1
(2018): 11-26.
10
Fitriyah, Ika Melina Nur, and Muhammad Abdul Ghofur. "Pengembangan E-LKPD
berbasis android dengan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk Meningkatkan
Berpikir Kritis Peserta Didik." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3.5 (2021): 1957-1970.
11
Nur Hamidah. "Efektivitas lembar kerja peserta didik berbasis inkuiri terbimbing untuk
meningkatkan hasil belajar siswa." Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 12.2 (2018).
12
Amalia. Pengaruh Penggunaan LKPD Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA NEGERI 6 Maros (Studi Pokok Hidrolisis Garam). Diss.
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, 2018.
5

dari yang dilakukan oleh penelitian ini. Oleh karena itu, penulis memberikan

pembaruhan dengan memanfaatkan LKPD berbasis aplikasi flip builder yang

dimana berbentuk online dengan bertujuan sebagai pembaruhan terhadap

LKPD pada penelitian terdahulu dan diharapkan dapat menigkatkan hasil

belajar siswa.

Menurut Hidayanti penggunaan LKPD elektronik dalam pembelajaran

dapat meningkatkan respon peserta didik terhadap pembelajaran dan

mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa

pemanfaatan LKPD elektronik berpengaruh terhadap pelaksanaan dan hasil

belajar siswa, sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif penyelesaian

masalah dalam pembelajaran. 13

Hasil wawancara yang dilakukan kepada peserta didik diketahui bahwa

materi perubahan bentuk energi cukup sulit dipahami oleh peserta didik. Bahan

ajar yang digunakan di sekolah adalah buku cetak yang isi materinya sulit

dipahami, peserta didik sulit mengaitkan antara materi, soal-soal, dan masalah

nyata terkait materi pelajaran. Selain itu bahan ajar yang digunakan di sekolah

kurang menarik bagi peserta didik. Sedangkan hasil wawancara dengan guru

MI kelas IV di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro diperoleh informasi bahwa

LKPD yang digunakan dalam pembelajaran juga belum memenuhi kriteria.

LKPD yang digunakan hanya terbatas pada materi singkat yang mengakibatkan

peserta didik sulit memahami dalam mengerjakan soal-soal sehingga belum

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

13
Hidayati. "Penggunaan E-LKPD berbasis pembelajaran STAD untuk meningkatkan
kemampuan hasil belajar menulis." Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian dalam Bidang
Pendidikan dan Pengajaran 16.1 (2022): 39-48.
6

Rendahnya hasil belajar peserta didik diduga disebabkan oleh

pengetahuan dan pemahaman konsep siswa terhadap materi perubahan bentuk

energi tidak dapat berkembang secara optimal. Keterbatasan penyajian bahan

ajar yang digunakan selama ini menjadi salah satu penyebab redahnya hasil

belajar siswa. Keadaan ini juga menyebabkan pembelajaran yang dilakukan

menjadi kurang efektif dan efesien. Berdasarkan permasalahan yang ada, telah

dilakukan observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran IPAS di MI

Islamiyah Butoh Bojonegoro untuk mengetahui tingkat kebutuhan LKPD IPAS

perubahan bentuk energi. Data hasil observasi dan hasil wawancara

menunjukkan bahwa baik peserta didik dan guru membutuhkan LKPD untuk

perubahan bentuk energi.

Pada pelaksanaan pembelajaran IPAS di kelas IV MI Islamiyah Butoh

Bojonegoro, guru mata pelajaran IPAS sudah menggunakan LKPD, tetapi

belum mengakibatkan meningkatnya berpikir kritis dan hasil belajar peserta

didik. Pada LKPD yang digunakan sebelumnya, materi terlalu singkat sehingga

tidak mewakilkan seluruh cakupan materi. Penyajian LKPD IPAS yang biasa

digunakan dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran IPAS

secara maksimal. Keterbatasan penyajian LKPD IPAS juga membuat peserta

didik kesulitan memahami materi dalam mengerjakan soal-soal.

Berdasarkan hal di atas perlu dikembangkan bahan ajar berupa e-LKPD

dalam pembelajaran IPAS yang menarik, efektif, efesien dengan menggunakan

e- LKPD berbasis Flip Builder. Berangkat dari hal tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja


7

Peserta Didik (LKPD) Berbasis Flip Builder Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPAS Kelas IV MI Islamiyah Butoh Bojonegoro”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

a. Guru Kelas IV di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro kurang kreatif dalam

melaksanakan pembelajaran.

b. Guru hanya menggunakan buku paket dan LKPD sebagai bahan ajar

yang kurang menunjang untuk pembelajaran.

c. Kurangnya pengetahuan guru dalam memanfaatkan teknologi pada

pembuatan bahan ajar

d. Siswa kesulitan dalam memahami materi IPAS khususnya pada materi

perubahan bentuk energi.

e. LKPD yang digunakan belum bisa meningkatkan hasil belajar peserta

didik

2. Berdasarkan identifikasi masalah di atas. Maka peneliti memberi batasan

masalah dalam ruang lingkup penelitian yang akan dilaksanakan di MI

Islamiyah Butoh Bojonegoro. Berikut di bawah ini adalah batasan masalah

pada kajian penelitian ini:

a. LKPD yang dikembangkan ialah dalam bentuk elektronik berbasis Flip

Builder

b. LKPD yang dikembangkan difokuskan pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi perubahan bentuk energi


8

c. Subjek Penelititan difokuskan pada kelas IV MI Islamiyah Butoh

Bojonegoro.

d. LKPD mengunakan metode pembelajaran Problem Based Learning

(PBL)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah di paparkan

diatas, maka memeproleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana desain pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

berbasis flip builder untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPAS di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro?

2. Bagaimana kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis flip

builder yang telah dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPAS di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro?

3. Bagaimana efektifitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis flip

builder yang telah di kembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPAS di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk mendeskripsikan desain pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis flip builder untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPAS di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro.

2. Untuk mendeskripsikan kelayakan produk Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis flip builder yang telah dikembangkan untuk meningkatkan


9

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPAS di MI Islamiyah Butoh

Bojonegoro.

3. Untuk menjelaskan efektifitas penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis flip builder yang telah dikembangkan untuk meningkatkan

kemampuan hasil belajar pada mata pelajaran IPAS di MI Islamiyah Butoh

Bojonegoro?

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kegunaan penelitian ini dibagi

menjadi dua, sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teori, penelitian ini diharapkan mampu menjadi kajian dan referensi

dalam mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Flip

Builder yang kemudian diterapkan pada pembelajaran IPAS baik di SD

maupun MI.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi madrasah, menjadi evaluasi dengan adanya saran dan masukan yang

membangun sehingga dapat ditindaklanjuti dikemudian hari.

b. Bagi Guru, menjadi bahan refleksi dan solusi alternatif pemecahan

masalah melalui pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Berbasis Flip Builder.

c. Bagi Siswa, menjadi sarana yang mampu meningkatkan hasil belajar

siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan

bermakna.
10

d. Bagi Peneliti, menjadi pengalaman baru dan kontribusi akademik dalam

mengembangkan lembar kerja peserta didik yang mampu meningkatkan

hasil belajar.

F. Kerangka Teoritik

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a. Pengertian Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sendiri dalam pengertiannya

merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang terdiri dari beberapa

lembar kertas, dimana di dalamnya berisi mengenai materi, ringkasan

dari sebuah materi, serta adanya sebuah petunjuk bagi siswa dalam

mengerjakan tugas. Tentunya hal ini tidak keluar dari pembahasan

Kompetensi Dasar (KD) yang nantinya harus dilaksanakan dan dicapai

oleh siswa. Menurut Trianto LKPD adalah merupakan sebuah

pengembangan pembelajaran pada semua aspek dengan tujuan

melakukan sebuah pengamatan hingga melakukan pemecahan masalah

sesuai dengan indikator pembelajaran yang harus dicapai. 14

Kemudian menurut Prastowo LKPD sendiri diartikan sebagai

sebuah motivasi bagi siswa sehingga mampu mendalami sebuah materi.

Sehingga dalam pengembangan kurikulum sendiri dinilai harus dilakukan

sangat baik dan dengan teliti. Dimana langkah-langkah yang sangat perlu

diperhatikan yakni menganalisis kurikulum, menyusun pemetaan,

merumuskan Kompetensi Dasar (KD), menyusun alat penilaian,

14
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2010), 111
11

melakukan penyusunan pada materi, dan memahami struktur dari

LKPD.15

Mengenai LKPD tersebut memiliki pendapat lain yang

menjelaskan bahwasannya LKPD berisikan tentang teori dan tugas-tugas

yang nantinya dikerjakan oleh peserta didik. Jika ditarik kesimpulan dari

LKPD tersebut dapat ditarik unsur pokok dari LKPD diantaranya yakni :

1) bahan petunjuk belajar, 2) kompetensi dasar, 3) ringkasan, 4)

langkahlangkah kerja, 5) penugasan, serta 6) penilaian. Nantinya unsur-

unsur tersebut akan ditampilkan dalam bentuk yang inovatif sehingga

akan meningkatkan hasil belajar siswa yang nantinya akan mencapai

kompetensi dasar yang telah ditentukan. Lain daripada itu LKPD sendiri

nantinya akan meningkatkan kualitas peserta didik dalam pembelajaran

khususnya akan lebih aktif dan lebih mandiri sehingga pembelajaran

sendiri akan lebih optimal.

b. Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sendiri memiliki beberapa

manfaat diantaranya manfaat berikut yakni :

1) Memudahkan guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran

2) Membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran

3) Peserta didik akan dibantu untuk mendapat catatan mengenai materi

yang akan dipelajari dalam proses pembelajaran

15
Lia Hariski Rahmawati, Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Scientific Approach Pada Mata Pelajaran Administrasi Umum Semester Genap Kelas X OTKP di
SMK Negeri 1 Jombang, Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, Vol. 8, No. 3, (2020), 507
12

4) Peserta didik akan mendapatkan tambahan informasi mengenai

konsep yang akan dipelajari

5) Peserta didik akan lebih memahami konsep pembelajaran dan

nantinya diharapkan mampu mengembangkan konsep yang sudah

dipahaminya. 16

Sementara menurut para ahli diantaranya oleh Andi Pratowo LKPD

sendiri memiliki beberapa manfaat diantaranya yakni :

1) Salah satu bahan ajar yang memiliki peran sebagai pendidik yang

mampu membuat aktif siswa

2) Bahan ajar yang mampu membuat siswa memahami tentang materi

yang akan diajarkan

3) Sebuah bahan ajar yang tidak rumit (ringkas) sehingga membuat

peserta didik tidak kebingungan.

4) Dapat membantu guru dalam proses pelaksanaan belajar mengajar di

kelas.17

Jika ditarik kesimpulan dari macam-macam fungsi dari LKPD

maka dalam hal ini peneliti merancang LKPD tersebut yakni guna

meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam memahami materi tugas

yang diberikan oleh guru. Nantinya LKPD ditujukan untuk memudahkan

peserta didik dalam memahami penugasan yang akan diberikan serta

16
Lasmi Lestari, dkk. Validitas dan Praktikalitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Materi
Kingdom Plantae Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Peserta Didik Kelas X SMA/MA. Jurnal
Eksakta Pendidikan. Vol. 2, No. 5, (November, 2018), 170.
17
Reny Kristyowati. Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) Ipa Sekolah Dasar Berorientasi
Lingkungan. Prosiding Seminar Dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar. 2018. 284.
13

akan menjadikan peserta didik lebih aktif dan lebih kraetif dalam segi

pemikiran.

c. Macam-macam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sendiri merupakan sebuah

perangkat pembelajaran yang digolongkan ke dalam beberapa macam.

Menurut Andi Prastowo sendiri, diantara bentuk LKPD tersebut

diantaranya :

1) LKPD yang nantinya membuat siswa menemukan sebuah konsep

2) LKPD yang membantu siswa melakukan penerapan dalam sebuah

konsep yang sudah disusun

3) LKPD yang akan menuntun siswa dalam pembelajaran

4) LKPD yang akan memberi penguatan pada materi yang telah diterima

siswa

5) LKPD yang memberi petunjuk bagi siswa yang sedang melaksanakan

praktik.18

Sementara itu menurut Hendro Darmodjo Jenny R.E. Kaligis ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya LKPD tersebut bisa

dikatakan baik dan berkualitas, syarat yang harus dipenuhi yakni sebagai

berikut :

Tabel 1
Syarat Didaktik, Konstruksi, dan Teknis 19
No Syarat Indikator
1 Didaktif a. Memperhatikan adanya perbedaan individual

18
Reny Kristyowati. Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) Ipa Sekolah Dasar
BerorientasiLingkungan. Prosiding Seminar Dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar. 2018. 285.
19
HLMendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis.Pendidikan IPS II. (Jakarta : Depdikbud,
1992), 41-46
14

(Persiapan) b. Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-


konsep
c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media
dan kegiatan peserta didik.
d. Mengembangkan kemampuan Berbicara sosial,
emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik
e. Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi peserta didik dan bukan
ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2 Konstruktif a. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
(Membangun) pendidikan peserta didik.
b. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dipahami
c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan
tingkat kemampuan peserta didik
d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka
e. Menggunakan sumber yang juga digunakan oleh peserta
didik sehingga soal tidak asing dengan bahan bacaan
peserta didik
f. Memberikan ruang yang cukup pada kertas LKPD
sehingga siswa mampu mengekspresikan jawaban yang
dituangkan
g. Kalimat yang digunakan sederhana tidak terlalu panjang
h. Menggunakan ilustrasi daripada kata-kata yang rumit
i. Multifungsi, yakni mampu digunakan oleh peserta didik
yang cepat menangkap maupun yang tidak
j. memiliki tujuan belajar yang jelas sehingga menjadi
sebuah acuan motivasi siswa untuk mandiri.
k. Mempunyai identitas untuk memudahkan
administrasinya
3 Teknis a. Huruf yang digunakan yakni huruf cetak bukan romawi
(Bentuk atau jenis lainnya, supaya lebih mudah siswa dalam
LKPD) membaca dan memahami.
b. Pada topic utama digunakan huruf yang besar dan tebal
supaya siswa lebih fokus dan perhatian siswa lebih
terhadap materi bukan hal yang lain.
c. Dalam satu baris tidak lebih dari 10 kata.
d. Berikan tanda yang berbeda antara soal dengan jawaban
siswa, misalnya dengan memberi bingkai (kotak) pada
tempat jawaban siswa.
e. Antara huruf dan gambar harus memiliki keserasian
ukuran supaya nyaman dilihat
f. Gambar/ilustrasi sesuai dengan keadaan setempat dan
penggunaan orang.
g. Kombinasi gambar dan tulisan harus serasi sehingga
mudah dipahami dan dimengerti
15

Dalam pengembangan sebuah LKPD ada beberapa faktor yang

harus dikembangkan, menurut BNSP hal yang harus dikembangkan

diantaranya kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, serta grafis dari LKPD.

Berikut merupakan indikator dari masing-masing hal tersebut :20

Tabel 2
Indikator Pengembangan LKPD21
No Aspek Indikator
1 Kelayakan Isi a. Antara Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) harus sesuai dengan materi yang
diberikan
b. Pembelajaran yang dilakuakan harus memiliki
tujuan yang jelas
c. Fakta yang diberikan akurat sesuai dengan isi
materi
d. Materi dan penugasan yang diberikan harus
sesuai dengan konsep
e. Teori yang diberikan harus akurat
f. Langkah-langkah yang dilakukan harus tepat dan
sesuai dengan prosedur
g. Tidak melupakan unsur islami dalam menerapkan
isi di dalamnya.
2 Kelayakan a. Bahasa yang digunakan mampu berinteraksi
Kebahasaan dengan siswa.
b. Kalimat yang digunakan memiliki struktur yang
baik.
c. Istilah yang digunakan menarik dan tertib
d. Bahasa yang digunakan sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
e. Kaidah ejaan yang digunakan sesuai dengan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
f. Dalam penulisan bahasa asing memiliki
konsistensi yang baik
3 Kelyakan Penyajian a. Kesesuaian teknik penyajian materi dengan
langkah-langkah model pembelajaran
b. Konsep yang digunakan harus diurutkan secara
baik
c. Penyertaan rujukan/sumber acuan dalam
penyajian teks, tabel, gambar, dan lampiran
d. Kelengkapan identitas tabel, gambar, dan
20
Badan Standar Nasional BSNP, Diskripsi Item Kegrafikan, (Jakarta: BSNP., 2008), 85
21
Reny Kristyowati. Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) Ipa Sekolah Dasar Berorientasi
Lingkungan. Prosiding Seminar Dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar. 2018. 285.
16

lampiran
e. Ketepatan penomoran dan penamaan tabel,
gambar dan lampiran
4 Kelayakan a. Huruf yang digunakan harus bisa dipahami oleh
Keagresifan pembacanya.
b. Penampilan dari LKPD harus menarik mulai dari
gambar, tulisan, komposisinya, isi bacaannya
sehingga ada ketertarikan bagi pembaca.
c. Pembuatan ilustrasi sangat jelas dipahami tidak
menyebabkan siswa berpikir diluar materi yang
diajarkan guru.

d. Kelebihan dan Kekurangan LKPD

Berikut ini merupakan kelebihan dari LKPD tersebut :

1) Menjadikan peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

karena peserta didik memecahkan sendiri permasalahannya sendiri

dengan berfikir dan menggunakan kemampuannya.

2) Peserta didik lebih memahami pembelajran karena melakukan

pratikum dan percobaan secara langsung untuk memecahkan

permasalahan yang ada pada LKPD.

3) Peserta didik lebih bisa mengutarakan pendapat karena dengan peserta

didik dituntut memecahkan masalahnya sendiri

Sedangkan kekurangan dari LKPD adalah:

1) Jika petunjuk penggunaan LKPD kurang sesuai, maka peserta didik

akan kesulitan menggunakan LKPD tersebut.

2) Pembuktian secara langsung dengan melakukan pratikum dan

percobaan membutuhkan alat-alat yang memadai dan waktu yang


17

panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam

mendapatkan hasil pembuktian.22

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Flip Builder

a. Pengertian Flip Builder

Flip Builder adalah software pembuat E-book dalam bentuk

flipbook.23 Flip Builder atau Flip PDF Profesional adalah perangkat

lunak yang handal yang dirancang untuk mengkonversi file PDF ke

halaman-balik publikasi digital. Software ini dapat mengubah tampilan

file PDF menjadi lebih menarik seperti layaknya sebuah buku. Tidak

hanya itu, Flip Builder atau Flip PDF Profesional juga dapat membuat

file PDF menjadi seperti sebuah majalah, Majalah Digital, Flipbook, dan

lain-lain. 24

Pada Flip Builder atau Flip PDF Profesional kita dapat

menambahkan file-file gambar, pdf, swf, dan file video berformat FLV

dan MP4. Sedangkan keluaran atau output dari software ini dapat berupa

HTML, EXE, ZIP, dan APP. Output TI Flash membalik buku sebagai

format HTML yang memungkinkan kalian untuk mengupload ke website

untuk dilihat secara online.25 Flip Builder atau Flip PDF Profesional

dapat disajikan dalam berbagai perangkat seperti pada perangkat

22
Sinatra. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Pokok Bahasan
Energy dan Perubahannya. (Malang: Sekolah Tinggi Tekhnik Malang, 2015), hlm. 6
23
Ahmad Susanto,Pengembangan Pembelajaran IPS di sekolah dasar(Jakarta: Kencana,
2014), 320-326.
24
Ramdania, Diena Randa. "Penggunaan media flash flip book dalam pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa." Artikel Ilmiah Tugas
Akhir (2013).
25
Divayana, Dewa Gede Hendra, P. Wayan Arta Suyasa, and Agus Adiarta. "Pelatihan
Pembuatan Buku Digital Berbasis Kvisoft Flipbook Maker Bagi Para Guru Di SMK TI
Udayana." Abdimas Dewantara 1.2 (2018): 31-44.
18

komputer, Mac, iPhone, iPad, iPod, Android, dan perangkat mobile

lainnya yang mencakup audiens perangkat komputer dan mobile.

Flip Builder atau Flip PDF Profesional mempunyai halaman

fungsi pengeditan yang memungkinkan untuk menambahkan video,

gambar, audio, hyperlink, dan objek multimedia lebih ke output

membolak balikan halaman, membuat halaman multimedia membalik

buku membuat begitu mudah dengan software ini. 26 Flip Builder atau

Flip PDF Profesional menyediakan sebuah cara profesional untuk

mengintegrasikan hyperlink, video, gambar, suara, dan lebih multimedia

clipcart objek untuk buku keluaran membalik halaman. Aplikasi ini juga

dilengkapi dengan berbagai fitur seperti zoom, pencarian kata, bookmark,

thumbnail, dan daftar isi, selain itu dapat memberikan musik latar. 27

Penggunaan aplikasi Flip Builder atau Flip PDF Profesional dapat

dilakukan secara offline maupun online. Penggunaan online memiliki

kelebihan tersendiri yaitu apabila pengguna merasa kurang jelas tentang

detilinformasi media yang tersedia, bisa disediakan link yang dapat

mengarahkan audiens menuju halaman yang memuat lebih mengenai

informasi yang telah dimuat dalam buku bolak-balik tersebut. Sedangkan

bila diakses secara offline maka informasi yang termuat hanyalah dari

apa yang dimuat oleh pembuatnya.

26
Amanullah, Muhammad Abror. "Pengembangan media pembelajaran flipbook digital guna
menunjang proses pembelajaran di era revolusi industri 4.0." Jurnal Dimensi Pendidikan Dan
Pembelajaran 8.1 (2020): 37-44.
27
Susanti, LR Retno. "Pengembangan E-Modul Berbasis Software FlipBook maker Materi
Peninggalan Megalitik Di Pasemah Dalam Mata Kuliah Sejarah Indonesia Kuno Di FKIP
Universitas Sriwijaya." el-Buhuth: Borneo Journal of Islamic Studies (2020): 11-20.
19

b. Kriteria Flip Builder

Flip Builder atau Flip PDF Profesional merupakan jenis perangkat

lunak yang bekerja membuat halaman flip untuk mengkonversi file PDF

ke halaman digital. Terdapat fungsi pengeditan yang memungkinkan

menambahkan video, gambar, audio, hyperlink, hoyspot dan objek

multimedia lebih ke output yang tersedia. Kriteria Flipbook yang baik:

1) Dokumen yang tersaji layaknya majalah, dapat dibuka dibalikkan.

2) Aplikasi ini mempunyai interface (antar muka) seperti sebuah buku

yang dibuka.

3) Perpindahan halaman dapat dilakukan dengan melakukan drag

halaman seperti jari kita yang membalik sebuah halaman buku.

Pemindahan halaman juga dapat dilakukan dengan tombol navigasi

yang disediakan. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur zoom, pencarian

kata, bookmark, thumbnail, daftar isi, selain itu dapat memberikan

musik latar.

4) Aplikasi ini dapat disimpan berupa file portable (exe), untuk

dipublikasikan melalui email attachment, CD, flashdisk, atau copy

paste computer ke computer. Aplikasi ini juga dapat dikonversi ke

mode HTML, dengan demikian aplikasi multimedia ini dapat

sekaligus menjadi sebuah halaman website. 28

Software aplikasi untuk pembuat flipbook yang bukan berbasis

web, Flip Builder adalah pilihan yang baik. Flip Builder mempunyai

28
Aria Indah Susanti, Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), (Pekalongan: NEM, 2021), hlm.
20

kelebihan seperti berikut:

1) Dapat mengkonversi file Word, Excel, PPT, dan PDF yang ada ke

flipbooks Flash atau HTML5.

2) Dapat membuat buku flipping kiri-ke-kanan dan kanan-ke-kiri.

3) Mempunyai template dapat disesuaikan.

4) Dapat menerbitkan flipbook dalam sejumlah format termasuk Flash

HTML5 dan video.

5) Dapat bekerja dengan platform Mac dan Windows.

Sedangkan kelemahan dari software ini adalah:

1) Halaman pada demo terdapat watermark yang akan muncul ditengah-

tengah.

2) Tidak ada penyimpanan cloud yang disediakan; pengguna harus

menyematkan ke situs webnya atau mengunggah ke DropBox (atau

penyimpanan cloud serupa) untuk dibagikan.

3) Versi gratis hanya demo 30 hari.29

Selaras dengan kemajuan teknologi, LKPD dengan mudah dapat

dikemas dalam bentuk elektronik yang terintegrasikan Flip Builder.

Adanya LKPD berbasis Flip Builder dapat menjadi inovasi baru untuk

pendidik dalam mengembangkan bahan ajar sebagai sarana dalam

mempermudah proses pembelajaran.

Bila LKPD berbasis Flip Builder dirancang dengan tepat, maka

dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, memiliki

29
Yunianto, Teguh, Hasan Sastra Negara, and Suherman Suherman. "Flip builder:
Pengembangannya pada media pembelajaran matematika." TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Dasar 6.2 (2019): 115-127.
21

kegiatan interaktivitas yang tinggi, membantu siswa mengingat lebih

banyak materi pelajaran, dan dapat mereduksi biaya operasional terkait

yang umumnya dikeluarkan khususnya untuk uang buku. 30 Namun,

walau dengan mudahnya membuat LKPD berbasis Flip Builder dalam

memfasilitasi pembelajaran, dengan kecanggihan teknologi sebagai

sarana dalam proses pembelajaran, tetap fokus yang harus diperhatikan

adalah siswa itu sendiri.

Keunggulan dari pengembangan LKPD Berbasis Flip Builder,

yaitu mengatasi terlaksananya pembelajaran dari persoalan jarak dan

waktu (fleksible), kemampuan untuk mengakses informasi dari berbagai

sumber, mendorong pengembangan sikap kooperatif siswa, dan

memperhatikan serta memenuhi berbagai gaya belajar siswa. 31 Di

samping beberapa keunggulan tersebut, LKPD berbasis Flip Builder juga

memiliki kekurangan, yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa

dan pendidik yang disebabkan oleh faktor teknis. Namun, kekurangan ini

dapat diatasi dengan seiring kemajuan teknologi dan jaringan yang

semakin berkembang, dan kenyataannya pada beberapa tahun belakangan

ini kemudahan dalam mengakses internet semakin baik, dengan demikian

kekurangan ini dapat diminimalisir untuk beberapa tahun ke depan.

c. Problem Based Learning (PBL)

Arends menyatakan bahwa esensinya PBL menyuguhkan berbagai

30
Rusman, Kurniawan, & Riyani, Cepi. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers. 266
31
Pusvyta Sari. (2015). Memotivasi Belajar Dengan Menggunakan E-Learning. Ummul
Quro, 6(Jurnal Ummul Qura Vol VI, No 2, September 2015), 20–35.
22

situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat

berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan.32

PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan

berpikir dan keterampilan menyelesaikan masalah, mempelajari peran-

peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Model ini

menyediakan sebuah alternatif yang menarik bagi guru yang

menginginkan maju melebihi pendekatan-pendekatan yang lebih berpusat

pada guru untuk menantang siswa dengan aspek pembelajaran aktif dari

model itu. PBL adalah suatu model yang menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan

yang esensial dari mata pelajaran. PBL memiliki gagasan bahwa

pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada

tugas-tugas atau permasalahan yang autentik, relevan dan dipresentasikan

dalam suatu konteks.

Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu

membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan

penyelidikan dan pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada

siswa mempelajari pengalaman pengalaman dan peran-peran orang

dewasa, dan memungkinkan siswa meningkatkan sendiri kemampuan

berpikir mereka dan menjadi siswa mandiri. Adapun tujuan PBL menurut

Rusman yaitu penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan

32
Arends. Model Pembelajaran Problem Based Learning (.Jakarta : Bumi Aksara, 2007),
hlm. 43
23

pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBL juga

berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide

learning), keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim,

dan keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif. 33 Trianto menyatakan

bahwa tujuan PBL yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan

berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang

dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri. 34 Sejalan

dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan salah satu

strategi pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu siswa untuk

belajar memecahkan melalui pengalamanpengalaman pembelajaran

hands-on.35

Arends dari lima fase utama Fase-fase tersebut merujuk pada

tahapan-tahapan yang praktis yang dilakukan dengan kegiatan

pembelajaran PBL, sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini: 36

Tabel 3
Tahapan-tahapan pembelajaran PBL
Fase Perilaku Guru
Fase 1. Guru menyajikan masalah nyata kepada pesertadidik.
Orientasi terhadap
masalah
Fase 2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami
Organisasi belajar masalah nyata yang telah disajikan, yaitu
mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang
pelu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan
33
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme. Guru
Edisi Kedua). (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 238
34
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kuriklum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana Prenada
Media Gruop, 2010), hlm. 94
35
david A Jacobsen, & Eggen, Methods For Teaching, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
hlm. 249
36
Arends, Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),
hlm. 441
24

untuk menyelesaikan masalah


Fase 3. Guru membimbing peserta didik melakukan
Investigasi mandiri pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep,
dan kelompok teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan
berbagai alternatif penyelesain masalah.
Fase 4. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan
Pengembangan dan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai
penyajian hasil alternatif pemecahan masalah yang peserta didik
penyelesain masalah temukan. Peserta didik Menyusun laporan hasil
penyelesain masalah, misalnya dalam bentuk gagasan,
model, bagan, atau powerpoint slides.
Fase 5. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
Analisis dan evaluasi refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian
proses penyelesaian masalah yang dilakukan, Mandiri (keberanian),
masalah Integritas (cinta kebenaran)

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap

metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang

berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan

dalam pemecahan masalah.

PBL merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada

kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL, focus

pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja

mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi

juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab

itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan

masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh

pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan

menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan


25

menumbuhkan pola berpikir kritis

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan kebutuhan semua orang, sebab dengan belajar

seseorang dapat memahami atau menguasai sesuatu sehingga

kemampuannya dapat ditingkatkan. Menurut Chaplin, “Hasil merupakan

suatu yang dicapai (dari yang dilakukan dan diharapkan). 37 Dari definisi

tersebut maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan dan

ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya

ditujukan dengan nilai-nilai atau angka-angka yang diberikan oleh

negara.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat

dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan

masyarakat. Irwanto berpendapat bahwa belajar merupakan proses

perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam

jangka waktu tertentu.38 Sedangkan menurut Mudzakir belajar adalah

suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. 39

Kemudian menurut Suryabrata hasil belajar berupa lima kecakapan

manusia meliputi : 1) informasi verbal, 2) kecakapan intelektual , 3)

37
Chaplin, J. P. Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono). (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2002)
38
Irwanto. Psikologi Umum. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997)
39
Ahmad, Mudzakir. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 1997)
26

diskriminasi, konsep konkret, konsep abstrak, aturan dan aturan yang

lebih tinggi, 4) strategi kognitif, dan sikap, serta 5) kecakapan materiil.

Hasil belajar dalam dimensi pengembangan/pencapaian tujuan akhir

adalah kepercayaan diri yang lebih besar, peningkatan partisipasi social

dan kewarganegaraan, perbaikan hasil kerja dean pendapatan,

peningkatan pemanfaatan layanan umum, peningkatan perhatian atas

pendidikan anggota keluarga/masyarakat.40

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis,

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan ilmu pelajaran yang dimiliki

oleh siswa dan dioperasionalkan dalam bentuk indicator berupa nilai

raport.

b. Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Indikator hasil

belajar untuk mengukur ketercapaian hasil belajar yang diperoleh peserta

didik. Menurut Darmadi indikator hasil belajar dibedakan menjadi lima

aspek, yaitu:

1) Kemampuan intelektual. Kemampuan seseorang untuk berinteraksi

dengan lingkungannya masing-masing dengan penggunaan lambang.

Kemampuan diantaranya diskriminasi (membedakan suatu lambang

dengan lambang lain), menggunakan beberapa kaidah dalam

memecahkan masalah.

40
Sumadi Suryabrata. Metode Penelitian. (Jakarta: Rajawali, 2003)
27

2) Strategi kognitif. Keterampilan peserta didik untuk mengatur proses

internal, perhatian, belajar,ingatan dan pikiran.

3) Informasi verbal. Kemampuan untuk mengenal dan menyimpan

istilah, fakta dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan

pengetahuan.

4) Sikap. Keadaan dalam diri peserta didik yang mempengaruhi.

5) Keterampilan. Keterampilan mengorganisasikan gerakan sehingga

terbentuk keutuhan gerakan yang mulus, teratur dan tepat waktu.41

Sedangkan menurut Juandi & Sontani indikator hasil belajar yaitu:

1) Kognitif (ranah cipta) meliputi:

a) Pengamatan, dengan indikator dapat menunjukan, membandingkan,

dan menghubungkan.

b) Ingatan, dengan indikator dapat menyebutkan dan menunjukan

kembali.

c) Pemahaman, dengan indikator dapat menjelaskan dan

mendefinisikan dengan lisan sendiri.

d) Aplikasi/penerapan, dengan indikator dapat memberikan contoh

dan menggunakan secara tepat.

e) Analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti), dengan

indikator dapat menguraikan dan mengklasifikasikan

f) Sintesis (membuat paduan baru dan utuh), dengan indikator dapat

menggunakan materi-materi sehingga menjadi kesatuan baru,

41
Darmadi. (2017). Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam Dinamika
Belajar Siswa (1 ed.). Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA. 295
28

menyimpulkan dan menggeneralisasikan.

2) Afektik (ranah rasa)

a) Penerimaan, dengan indikator dapat menunjukan sikap menerima

dan menolak

b) Sambutan, dengan indikator kesediaan berpartisipasi dan

memanfaatkan

c) Apresiasi (sikap menghargai), dengan indikator menganggap

penting, bermanfaat, indah, harmonis, mengagumi.

d) Internalisasi (pendalaman), dengan indikator mengakui, meyakini,

dan mengingkari.

e) Karakterisasai (penghayatan), dengan indikator dapat

melembagakan atau meniadakan, menjelmakan dalam pribadi dan

perilaku sehari-hari.

3) Psikomotor (ranah karsa)

a) Keterampilan, bergerak dan betindak dengan indikator kecakapan

mengkoordinasikan gerak seluruh anggota tubuh

b) Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal, dengan kefasihan

melapalkan atau mengucapkan, membuat mimik, dan geraka

jasmani. 42

Berdasarkan penjelasan tentang indikator hasil belajar diatas, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya dilihat dari aspek kognitif

(ranah cipta) saja, melainkan dari sikap, keterampilan dan lain

42
Juandi, A., & Sontani, U. T. (2017). Keterampilan dan kreativitas mengajar guru sebagai
determinan terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2), 130.
29

sebagainya, bersifat menyeluruh dalam hasil belajar.

4. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu

pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di

alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia

sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Menurut KBBI ilmu pengetahuan diartikan

sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan

bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat. Pengetahuan ini

melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. 43

Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar

Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS

membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap

fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu

peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan

berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini

dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang

dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam

pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang

tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan mengambil

43
Amilatul Masrifah, dkk. Media Interaktif Pembelajaran IPAS. (Jakarta: Cahya Ghani
Recovery, 2023), hlm 5
30

kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri

peserta didik.44

Melalui IPAS diharapkan peserta didik menggali kekayaan kearifan

lokal terkait IPAS termasuk menggunakannya dalam memecahkan

masalah. Fokus utama yang ingin dicapai dari pembelajaran IPAS di

SD/MI/ bukanlah pada seberapa banyak konten materi yang dapat diserap

oleh peserta didik, akan tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta

didik dalam memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki. Dengan

mempertimbangkan bahwa anak usia SD/MI/ masih melihat segala

sesuatu secara apa adanya, utuh dan terpadu maka pembelajaran IPA dan

IPS disederhanakan menjadi satu mata pelajaran yaitu IPAS. Hal ini juga

dilakukan dengan pertimbangan anak usia SD/MI/ masih dalam tahap

berpikir konkrit/sederhana, holistik, komprehensif, dan tidak detail.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)

Dengan mempelajari IPAS, peserta didik mengembangkan dirinya

sehingga sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dan dapat:

1) Mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta

didik terpicu untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia,

memahami alam semesta dan kaitannya dengan kehidupan manusia.

2) Berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan

alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak.

3) Mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi,

44
Suhelayanti, Suhelayanti, et al. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
(Yayasan Kita Menulis, 2023), hlm. 7
31

merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata.

4) Mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia

berada, memaknai bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat

berubah dari waktu ke waktu.

5) Memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi

anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti

menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat

berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan

dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya dan mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 45

c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan juga

senantiasa mengalami perkembangan. Apa yang kita ketahui sebagai

sebuah kebenaran ilmiah di masa lampau boleh jadi mengalami

pergeseran di masa kini maupun masa depan. Itu sebabnya ilmu

pengetahuan bersifat dinamis dan merupakan sebuah upaya terus

menerus yang dilakukan oleh manusia untuk mengungkap kebenaran dan

memanfaatkannya untuk kehidupan.

Daya dukung alam dalam memenuhi kebutuhan manusia dari

waktu ke waktu juga semakin berkurang. Pertambahan populasi manusia

yang terjadi secara eksponensial juga memicu banyaknya permasalahan

45
Yeni Nadhifah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dan Sosial (IPAS). (Global
Eksekutif Teknologi, 2023), hlm. 34
32

yang dihadapi. Seringkali permasalahan yang muncul tidak dapat

diselesaikan dengan melihat dari satu sudut pandang: keilmuan alam atau

dari sudut pandang ilmu sosial saja, melainkan dibutuhkan pendekatan

yang lebih holistik yang meliputi berbagai lintas disiplin ilmu. 46 Untuk

memberikan pemahaman ini kepada peserta didik, pembelajaran ilmu

pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial perlu dipadukan menjadi

satu kesatuan yang kemudian kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam

pembelajaran IPAS, ada 2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains

dan sosial), dan keterampilan Proses.

G. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Afifah Widiyani dan Puri Pramudiani

dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Berbasis Software Liveworksheet pada Materi PPKn”. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D).

Hasil dari penelitian ini adalah layak dan menarik untuk digunakan sebagai

media evaluasi pembelajaran bagi siswa kelas V.47 Persamaan dengan

penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai pengembangan LKPD

serta metode yang digunakan juga sama. Sedangkan perbedaannya adalah

peneliti mengembangkan LKPD berbasis flip builder sedangkan pada

penelitian terdahulu menggunakan software liveworsheet.

2. Penlitian yang dilakukan oleh Nikmatul Munawaroh dan Ni'matush

46
Andreani, Delina, and Ganes Gunansyah. "Persepsi Guru Sekolah Dasar tentang Mata
Pelajaran IPAS pada Kurikulum Merseka." JPGSD 11.9 (2022): 1841-1854.
47
Widiyani, Afifah, and Puri Pramudiani. "Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Software Liveworksheet pada Materi PPKn." DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset
Pedagogik 5.1 (2021): 132-141.
33

Sholikhah dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based

Learning Melalui Video Interaktif Berbantuan Google Site Untuk

Menstimulasi Kemampuan Berpikir Kritis”. Model pengembangan yang

digunakan adalah 4D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD yang

dikembangkan valid berdasarkan materi, LKPD yang dikembangkan


48
tersedia untuk merangsang kemampuan berpikir kritis siswa Persamaan

dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai

pengembangan LKPD. Sedangkan perbedaanya adalah peneliti

mengembangkan LKPD yang berbasis flip builder sedangkan pada

penelitian terdahulu menggunakan Google Sites.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Silvina Andrianto, dkk dengan judul

“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Teka-Teki

Silang Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas IV SD”. Model

pengembangan yang digunakan adalah 4D. Hasil penelitian menunjukan

bahwa LKS sangat valid dan praktis untuk meningkatkan kreativitas siswa

kelas IV SD.49 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama

membahas mengenai pengembangan LKPD. Sedangkan perbedaanya adalah

peneliti mengembangkan LKPD yang berbasis flip builder sedangkan pada

penelitian terdahulu mengembangkan LPKD berbasis Teka Teki Silang.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Lucy Asri Purwasi dan Nur Fitriyana dengan

48
Munawaroh, Nikmatul. "Pengembangan LKPD berbasis problem based learning melalui
video interaktif berbantuan google site untuk menstimulasi kemampuan berpikir kritis." Jurnal
Ecogen 5.2 (2022): 167-182.
49
Andrianto, Silvina, Neviyarni Neviyarni, and Irdamurni Irdamurni. "Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Kreativitas
Siswa Kelas IV SD." Jurnal Pendidikan Tambusai 5.2 (2021): 2525-2526.
34

judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Higher

Order Thinking Skill (HOTS)”. Model pengembangan yang digunakan

adalah 4D. Hasil penilaian keefektifan melalui tes HOTS menunjukkan

persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 86,7% dan respon siswa

menunjukkan respon positif terhadap LKPD. 50 Persamaan dengan penelitian

ini adalah sama-sama membahas mengenai pengembangan LKPD.

Sedangkan perbedaanya adalah peneliti mengembangkan LKPD yang

berbasis flip builder sedangkan pada penelitian terdahulu mengembangkan

LKPD berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS).

5. Penelititan yang dilakukan oleh Indri Ramadhani, dkk dengan judul

“Pengembangan E-Module Berbasis Flip Builder di Kelas V Sdn 102117

Gunung Pamela”. Model pengembangan yang digunakan adalah 4D. Hasil

penelititan dapat disimpulkan e-modul berbasis flip builder dinyatakan

valid, praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran. 51 Persamaan

dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai penggunaan

aplikasi flip builder. Sedangkan perbedaanya adalah peneliti mengunakan

aplikasi flip builder untuk mengembangkan LKPD sedangkan pada

penelitian terdahulu aplikasi flip builder digunakan untuk mengembangkan

E-Module.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Wita Angraini dengan judul “Pengaruh

Pengembangan Media Flip Builder Pada Pembelajaran Pendidikan Agama

50
Purwasi, Lucy Asri, and Nur Fitriyana. "Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)
berbasis higher order thinking skill (HOTS)." AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika 9.4 (2020): 894-908.
51
Ramadhani, Indri, et al. "Pengembangan E-Module Berbasis Flip Builder Di Kelas V Sdn
102117 Gunung Pamela." Jurnal Pendidikan Tambusai 7.2 (2023): 14794-14806.
35

Islam SMP Negeri 15 Bengkulu Tengah”. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan media flip builder dapat membuat siswa menyukai, tertarik,

bersemangat dan lebih aktif saat pembelajaran. 52 Persamaan dengan

penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai penggunaan aplikasi

flip builder. Sedangkan perbedaanya adalah peneliti mengunakan aplikasi

flip builder untuk mengembangkan LKPD sedangkan pada penelitian

terdahulu aplikasi flip builder digunakan untuk media pembelajaran.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Lailiyatul Nur Fadilah dan Heny

Sulistyowati dengan judul “Keefektifan dan Respon Peserta Didik Terhadap

Bahan Ajar e-Modul Berbasis Aplikasi Flip Pdf Corporate”. Metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa e-Modul berbasis Aplikasi Flip Pdf Corporate

pada materi puisi dinyatakan efektif dan layak digunakan. 53 Persamaan

dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai penggunaan

aplikasi flip builder. Sedangkan perbedaanya adalah peneliti mengunakan

aplikasi flip builder untuk mengembangkan LKPD sedangkan pada

penelitian terdahulu aplikasi flip builder digunakan untuk mengetauhi

keefektifan dan respon siswa terhadap bahan ajar.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Selgi Arini, dkk dengan judul “Upaya

52
Angraini, Wita. "Pengaruh Pengembangan Media Flip Builder Pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 15 Bengkulu Tengah." GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi
Guru Agama Islam 2.5 (2022): 153-160.
53
Fadilah, Lailiyatul Nur, and Heny Sulistyowati. "Keefektifan dan Respon Peserta Didik
Terhadap Bahan Ajar e-ModulBerbasis Aplikasi Flip Pdf Corporate." Jurnal Pendidikan
Tambusai 6.1 (2022): 4014-4024.
36

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pokok

Hidrolisis Garam Kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono Semester

Genap Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini merupakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. 54 Persamaan dengan penelitian ini

adalah sama-sama membahas mengenai upaya untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Sedangkan perbedaanya adalah peneliti mengunakan model

pembelajaran problem based learning sedangkan pada penelitian terdahulu

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5e.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Vivi Nur Koriyah dan Idris Harta dengan

judul “Pengaruh Open-Ended terhadap Prestasi Belajar, Berpikir Kritis dan

Kepercayaan Diri Siswa SMP”. Penelitian ini menggunakan penelitian

eksperimen semu. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendekatan

open-ended terhadap prestasi belajar matematika, kemampuan berpikir

kritis, dan kepercayaan diri siswa.55 Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama membahas mengenai tentang hasil belajar siswa. Sedangkan

perbedaanya adalah peneliti mengunakan model pembelajaran problem

based learning sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan model

54
Arini, Selgi, Haryono Haryono, and Sulistyo Saputro. "Upaya peningkatan kemampuan
berpikir kritis dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle
5e pada materi pokok hidrolisis garam kelas XI MIA 1 SMA negeri 1 Banyudono semester genap
tahun pelajaran 2015/2016." Jurnal Pendidikan Kimia 6.2 (2017): 161-170.
55
Koriyah, Vivi Nur, and Idris Harta. "Pengaruh open-ended terhadap prestasi belajar,
berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa SMP." Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika 10.1
(2015): 95-105.
37

pembelajaran Open-Ended.

10. Penelitian yang dilakukan oleh Nurin Hafizhah, dkk dengan judul

“Keefektifan Model Pembelajaran TPS terhadap Motivasi, Kemampuan

Berpikir Kritis, dan Prestasi Belajar Matematika”. penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian

menunjukan: Prestasi belajar yang diajar mencapai target, Model

pembelajaran TPS lebih baik, pembelajaran menggunakan model

pembelajaran TPS lebih baik daripada pembelajaran konvensional. 56

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai

upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaanya

adalah peneliti mengunakan model pembelajaran problem based learning

sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan model pembelajaran

Think Pair Share.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan ini, peneliti menggunakan jenis

Research and Development (R&D). Dimana hal ini memiliki sebuah tujuan

untuk mengetahui seberapa efektif produk yang telah dibuat dan

penggunaannya.57 Pada akhirnya produk yang di desain dan dikembangkan

akan dipergunakan secara baik bagi peneliti, guru dan sekolah yang

bersangkutan.

56
Hafizhah, Nurin, Isnani Isnani, and Suwandono Suwandono. "Keefektifan Model
Pembelajaran TPS terhadap Motivasi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Prestasi Belajar
Matematika." JPMP (Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti) 3.1 (2019): 61-67.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2015), 407.
38

Alasan penelitian ini menggunakan Research and Development

(R&D) yakni diharapkan nantinya penelitian ini menghasilkan sebuah

produk yang dihasilkan dari sebuah pengembangan produk yang sudah ada.

Sehingga nantinya menghasilkan sebuah produk baru yang dikembangkan

dan diharapkan menjadi lebih baik kegunaannya dari produk yang

sebelumnya.58

2. Model Pengembangan

Model pengembangan yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini

adalah model desain pembelajaran ADDIE. Model desain pembelajaran

ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran yang sering

digunakan dalam mengembangkan serta memvalidasi produk yang

digunakan dalam lingkup pendidikan.59 Model desain pembelajaran ADDIE

(Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate) yang telah disesuaikan

dengan kebutuhan peneliti. Prosedur pengembangan pada penelitian ini

meliputi lima fase, yaitu:

a. Analysis (Menganalisis)

Pada langkah ini peneliti perlu melakukan analisis dengan bentuk

observasi dan studi literatur yang ada kaitannya dengan masalah

dilapangan, dengan tujuan sebagai bahan untuk mempersiapkan dalam

menyusun kerangka desain penelitian pengembangan. 60 Pada langkah ini

58
Haryati, Sri. "Research and Development (R&D) sebagai salah satu model penelitian
dalam bidang pendidikan." Majalah Ilmiah Dinamika 37.1 (2012): 15.
59
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2012), hlm 215
60
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2012), 215
39

peneliti melakukan pra-penelitian untuk mengumpulkan berbagai

informasi mengenai permasalahan dalam penelitian. Tujuan

mengumpulkan informasi agar dapat menjadi bahan untuk merencanakan

produk yang akan dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini.

Dalam penelitian ini ditemukan sebuah permasalahan dimana siswa

di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro masih adanya kesulitan dalam

mengerjakan tugas serta pemahaman yang kurang baik dalam menerima

tugas dari guru. Sehingga dibutuhkan sebuah pengembangan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) yang nantinya digunakan siswa dalam

memperoleh dapat eningkatkan kemampuan berpkir kritis siswa. Hal ini

bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa,

melainkan nantinya akan menjadikan apa yang dipelajarinya mampu

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dibutuhkan sebuah

pengembangan LKPD berbasis flip builder dengan menggunakan metode

problem based learning dalam pembelajaran IPAS khususnya di kelas VI

MI Islamiyah Butoh Bojonegoro guna meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

b. Design (Merancang)

Design (merancang) merupakan sebuah tahapan yang kedua dalam

pengembangan model ADDIE. Dapat dikatakan dalam tahapan ini

memerlukan beberapa tahap yang perlu dibahas, diantaranya yakni

berupa tahapan perancangan dan juga dari sebuah validasi sehingga

nantinya akan membentuk sebuah hasil dari tujuan yang ingin dicapai
40

dalam pembelajaran.61

Diharapkan siswa mampu mengikuti secara baik tahapan yang

dilalui sehingga akan menjadi sebuah pengalaman yang berharga

dikemudian hari. Yang menjadi sebuah tantangan dalam hal ini yakni

apakah mampu perancangan sebuah perangkat pembelajaran yang

dilakukan mampu menjadi sebagai alat jalan keluar bagi permasalahan

yang dialami peserta didik. Berikut merupakan sebuah tahapan-tahapan

yang dilakukan dalam desain produk :

1) Perencanaan Desain Produk Perencanaan desain ini dilaksanakan

dengan cara merancang LKPD IPAS materi perubahan bentuk energi

yang nantinya disesuaikan dengan tahapan penyusunan LKPD. Di

bawah ini adalah tahapan LKPD :

a) Analisis yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan yang

dialami oleh siswa

b) Mencocokkan kompetensi dasar dan indikator (materi siswa)

sehingga sesuai dengan jalur materi yang disampaikan kepada

siswa.

c) Memahami cara membagi butir materi

d) Melakukan sebuah pengukuran untuk mengetahui tolak ukur

keberhasilan

e) Membuat LKPD disesuaikan dengan keinginan yang diharapkan

yakni dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

61
Benny A Pribadi, Model Desain pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2011), 130
41

f) Melaksanakan tes dan revisi.

2) Perangkat

Untuk merancang perangkat peneliti mengumpulkan berbagai

informasi yang berhubungan dengan kompetensi dasar, tujuan serta

silabus mata pelajaran IPAS Kelas IV MI. Perangkat ini berfungsi

untuk melakukan pengembangan LKPD berbasis flip builder agar

Bahan Ajar tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Spesifikasi produk

Produk hasil pengembangan dapat diterapkan pada saat proses

pembelajaran IPAS, karena produk yang dihasilkan berupa LKPD

berbasis flip builder untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut

adalah spesifikasi produk yang dikembangkan:

a) Produk tersebut berupa LKPD berbasis flip builder.

b) Dapat digunakan pada mata pelajaran IPAS.

c) Produk hasil pengembangan diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan hasil belajar siswa.

d) Produk tersebut didesain semenarik mungkin agar siswa tertarik

untuk mengerjakan soal dengan dipadukan beberapa gambar,

vidio, animasi, dan suara. Warna-warna yang pakai cerah, font

yang digunakan tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.

e) Isi muatan dalam LKPD berbasis flip builder mencakup: petunjuk,

biodata siswa, kompetensi dasar, kompetensi inti, dan indikator.


42

Pedalaman materi, soal-soal yang berbasis HOTS, daftar pustaka,

dan profil penulis.

c. Development (Mengembangkan)

Tahap ketiga dari ADDIE sendiri yakni development

(mengembangkan). Dimana dalam tahapan ini tenunya tak terlepas dari

perancangan pengembangan sebuah produk. Nantinya akan ada sebuah

alat pembelajaran yang baru sesuai dengan menjadi sebuah jalan keluar

bagi siswa dalam pemecahan masalahnya. 62 Berikut merupakan tahap

dari pengembangan desain produk :

1) Hal yang dilakukan oleh peneliti yakni melakukan pengumpulan dan

penyusunan yang disesuaikan dengan perangkat pembelaajaran

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang akan dikembangkan.

Dimana sebelumnya dilakukan proses validasi oleh seseorang yang

ahli, dalam hal ini peneliti melakukan sebuah revisi pada produk

yang akan dilakukan pengembangan sampai dengan tahapan validasi

sudah benar-benar siap untuk dilaksanakan.

2) Melakukan penyusunan angket. Dimana hal ini nantinya akan

dilakukan validasi oleh para ahli atau pakar dalam bidang

keilmuwannya, penyusunan angket kepada respon siswa, serta

penyusunan lembar observasi kegiatan pada tahapan pembelajaran

yang dilakukan siswa. Angket yang divalidasi ini nantinya akan

dilakukan oleh pembimbing dalam penelitian itu sendiri.

62
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Bidang Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014),
200.
43

3) Pelaksanaan validasi yang dilakukan oleh ahli atau pakar, yang

meliputi validasi materi, validasi media, dan validasi desain

pembelajaran. Tentunya hal ini akan mendapatkan atau mengetahui

apakah perangkat pembelajaran LKPD yang di desain sudah sesuai

dengan kriteria apa belum, nantinya akan ada sebuah masukan yang

tentunya dapat diperbaiki oleh peneliti.

4) Setelah dilakukan validasi, apa yang menjadi kesalahan dilakukan

revisi oleh peneliti sehingga nantinya angket tersebut benar-benar

valid sesuai dengan pendapat para ahli. Kemudian setelah proses

revisi bahan ajar sudah siap digunakan atau diterapkan.

d. Implementation (Penerapan)

Implementasi adalah sebuah proses terjadinya penyampaian soal

oleh guru kepada siswa. Dengan makna lain implementasi merupakan

sebuah kegiatan penerapan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) yang

telah layak digunakan. LKPD yang telah divalidasi tersebut kemudian

diujicobakan kepada siswa. Implementasi ini merupakan sebuah evaluasi

awal untuk memberikan respon umpan balik kepada implementasi LKPD

yang telah dikembangkan berikutnya.63

Tahap ini akan dilaksanakan di MI Islamiyah Butoh Bojonegoro.

Selama kegiatan tersebut peneliti akan mencatat segala kekurangan serta

kendala yang ditemukan selama penerapan LKPD yang telah

dikembangkan tersebut. selain itu peneliti juga melakukan kegiatan

63
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Bidang Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014),
201.
44

pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa menggunakan lembar

observasi yang telah dibuat. Selain melakukan pengamatan, peneliti juga

akan memberikan angket kepada siswa serta memberi tes terkait

pembelajaran IPAS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

e. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi adalah sebuah proses memberikan penilaian terhadap

sebuah kegiatan pembelajaran.64 Evaluasi disini bertujuan untuk memberi

penilaian pada LKPD yang dikembangkan setelah adanya penerapan

pada siswa dengan mengadakan pengamatan pada dampak yang

diberikan terhadap proses pembelajaran. Evaluasi disini juga berfungsi

untuk mengukur keberhasilan tujuan dari pengembangan LKPD.

Evaluasi juga dipergunakan untuk mengukur apa saja hal yang telah

dicapai oleh sasaran dan mencari berbagai informasi yang berhubungan

dengan hal yang melatarbelakangi siswa berhasil mendapatkan hasil yang

baik.

3. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dijalankan di lembaga pendidikan formal yang ada

di Desa Butoh, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro. Yaitu MI

Islamiyah Butoh Bojonegoro. Peneliti memiliki asusmsi bahwa MI

Islamiyah Butoh cocok untuk digunakan sebagai tempat penelitian

dikarenakan memiliki latar belakang rendahnya hasil belajar siswa kelas IV

pada mata pelajaran IPAS dalam mengerjakan soal.

64
Benny A Pribadi, Model Desain pembelajaran, 135.
45

Penelitian ini dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar semester

genap tahun pelajaran 2023-2024. Untuk subjek penelitian ini adalah siswa

kelas IV yang ada di MI Islamiyah Butoh dengan jumlah siswa sebanyak 20

orang. Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan siswa yang memiliki dan

menggunakan LKPD. Selain itu peneliti juga menginginkan agar penelitian

ini lebih terfokus bagi siswa kelas atas. Sehingga hasil yang diharapkan bisa

diperoleh secara maksimal.

4. Sumber Data

Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang

menggunakan dua macam metode dalam pengumpulan data, atau yang biasa

dikenal dengan istilah mix method. Yaitu penggabungan antara

pengumpulan data menggunakan metode kualitatif dan juga metode

kantitatif. Sehingga sumber data dalam penelitian ini memiliki dua sumber:

a. Sumber data kualitatif adalah data yang didapatkan dalam bentuk kata-

kata, ucapan dan sikap yang bisa diamati. Hal ini senada dengan yang

disampaikan Bogdan dan Taylor. Bahwa penelitian kualitatif merupakan

sebuah penelitian yang hasilnya dalam bentuk data deskriptif berupa kata

yang tertulis atau dari perkataan orang-orang yang diteliti. 65 Sumber data

kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

b. Sumber data kuantitatif. Sumber ini berkaitan dengan populasi dan

sampel. Populasi sendiri merupakan semua anggota dari sekelompok

kejadian, orang maupun objek yang telah ditetapkan pada sebuah

65
Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 4
46

penelitian. Sedangkan sampel merupakan sebagian anggota dari sebuah

populasi. 66 Populasi yang ada di penelitian ini adalah siswa kelas IV MI

Islamiyah Butoh Bojonegoro yang berjumlah 20 siswa.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengembangan produk LKPD untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPAS, dalam teknik pengumpulan data peneliti

menggunakan teknik-teknik berikut, agar data yang diperoleh lebih akurat,

diantaranya:

a. Observasi

Observasi sendiri merupakan sebuah pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti terhadap sebuah permasalahan yang akan dicari solusinya. 67

Observasi sendiri dilakukan oleh peneliti secara langsung di lapangan

atau di tempat yang akan dilaksanakan penelitian, yang dimana

diharapkan akan mendapatkan sebuah informasi secara baik atau detail,

pelaku, peristiwa, objek, perbuatan, kejadian, waktu hingga perasaan.

Sementara tujuan yang diinginkan dengan melakukan observasi yakni

data yang dihasilkan akan lebih realistis dan terpercaya.

Jika diperhatikan dari jenisnya observasi sendiri dibagi menjadi dua

yakni participant observation (peneliti akan memiliki peran dalam

sebuah observasi) dan non participant observation (peneliti tidak ikut

berperan dalam melaksanakan observasi). 68 Dalam penelitian

pengembangan ini observasi dilakukan peneliti secara non-parsipatoris,

66
Sudaryono, Metodologi Penelitian (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), 166
67
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), 136
68
Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangan (Bandung: Alfabeta, 2017), 214
47

yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan tidak terlibat

langsung atau menjadi bagian dari suatu hal yang diamati.

Observasi sendiri memiliki sebuah fungsi yakni memahami kondisi

sebelum adanya LKPD yang dikembangkan dan nantinya peneliti akan

memahami bagaimana pada saat LKPD diterapkan dan dikembangkan.

Hal ini yang nantinya akan memberikan sebuah jawaban terhadap

rumusan masalah yang pertama yakni mengenai desain pengembangan

perangkat pembelajaran dan juga rumusan masalah yang kedua mengenai

kelayakan pengembangan LKPD untuk meningkat kemampuan hasil

belajar siswa. Untuk instrumen yang digunakan adalah lembar observasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah alat yang dapat dijadikan pembuktian

atas informasi dan data sebelumnya. Disamping itu wawancara juga

berfungsi untuk mendapatkan data secara verbal dan langsung dari

narasumber. 69 Wawancara disini dilakukan untuk mengetahui informasi

terkait kegiatan belajar mengajar di kelas dan juga memberi bekal bagi

peneliti untuk mendesain bahan ajar yang akan dikembangkan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dengan

instrumen berupa lembar wawancara. Hal ini bertujuan agar kegiatan

wawancara bisa terfokus pada permasalahan yang dikaji serta tidak

keluar jalur dari masalah penelitian. Proses berjalannya wawancara ini

69
Nanang Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Roesda Karya,
2006), 216
48

menghasilkan data yang berhubungan dengan desain pengembangan

bahan ajar berbasis LKPD pada mata pelajaran IPAS untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Wawancara ini diperuntukan kepada

kepala sekolah serta guru kelas IV MI Islamiyah Butoh Bojonegoro.

c. Angket

Jika diperhatikan dari pengertiannya yakni angket adalah sebuah

pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh responden yang menjadi

sampel dalam penelitian. 70 Dalam penelitian ini yang digunakan dua

macam angket yakni angket tentang validasi dan angket yang digunakan

untuk responden (siswa). Angket validasi merupakan sebuah angket yang

didalamnya berisikan indikator yang akan diukur tolak ukurnya oleh para

ahli. Sementara angket siswa sendiri merupakan sebuah angket yang

berisikan sebuah respon yang ditunjukkan siswa terhadap LKPD yang

diberikan oleh peneliti. Angket siswa sendiri nantinya akan menunjukkan

respon atau umpan balik yang diberikan oleh siswa terhadap

pembelajaran.

d. Tes

Tes adalah teknik pengumpulan data melalui pengukuran yang

diberikan kepada subyek penelitian. 71 Tes dalam penelitian

pengembangan ini dilakukan setelah menerapkan LKPD yang

dikembangkan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas,

kelayakan, dan keefektifan dari penerapan Bahan Ajar yang

70
Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangan (Bandung: Alfabeta, 2017), 207.
71
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, Dan Prosedur (Jakarta: Prenata Media
Group, 2015), 251.
49

dikembangkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Tes dalam

penelitian ini berbentuk Soal dengan level Hots untuk melihat hasil

belajar dan berpikir kritis siswa. Untuk pelaksanaan tes sendiri akan

terdiri dari dua macam tes, yaitu pre test dan post test.

e. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data tertulis terkait

penelitian yang diamati dan juga sebagai pelengkap dari metode

observasi dan wawancara yang ada pada penelitian kualitatif.

Dokumentasi sendiri biasanya ada dalam bentuk surat-surat, laporan,

foto, jurnal dan lain sebagainya.72 Di dalam pembelajaran bentuk

dokumennya bisa berupa perangkat pembelajaran yang didalamnya

terdapa RPE, Prota, Promes, Silabud, RPP, dan daftar nilai hasil belajar

pada siswa. Dan juga terdapat foto-foto kegiatan pembelajaran. Fungsi

dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk melakukan desain

pengembangan Bahan Ajar.

6. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan LKPD berbasi Flip Builder ini adalah sebagai Berikut :

a. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Untuk kisi-kisi Lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4
Tabel Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dan Siswa

72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 240.
50

Nomer Jumlah
No Indikator
Instrumen Butir
KEGIATAN PENDAHULUAN
Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
1 1 1
proses pembelajaran
2 Memberikan motivasi kepada siswa 2 1
3 Melakukan kegiatana persepsi 3 1
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 1
5 Menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran 5 2
KEGIATAN INTI
Materi pembelajaran dijelaskan menggunakan bahasa
6 yang mudah dipahami 6 2
7 Menguasai materi pembelajaran dengan baik 7 2
8 Memberi respon terhadap pernyataan dan aktivitas siswa 8 2
Memberikan bimbingan dan arahan selama proses
9 9 2
pembelajaran
KEGIATAN PENUTUP
10 Menyimpul kanmateri pembelajaran 10 2
11 Melakukan penilaian pembelajaran 11 1
12 Merefleksikan kegiatan pembelajaran 12 1
13 Menyampaikan tindak lanjut pembelajaran 13 1

b. Daftar Pertanyaan Angket Respon Siswa

Untuk kisi-kisi daftar pertanyaan angket respon siswa dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut ini:

Tabel 5
Kisi-kisi Daftar Pertanyaan Angket Respon Siswa
Nomer Jumlah
No Pernyataan
Instrumen Butir
1 Keterkaitan LKPD IPAS dengan materi 1 1
2 Kemenarikan LKPD IPAS 2 1
3 Evaluasi LKPD IPAS 3 1
4 LKPD IPAS dalam membuat proyek. 4 1
5 LKPD IPAS meningkatkan hasil belajar 5 1
6 LKPD berbasis Flip Builder dalam Pelajaran lain. 6 1

c. PedomanWawancara

Untuk kisi-kisi pedoman wawancara yang dilaksanakan bersama

kepala sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:


51

Tabel 6
Kisi-kisi Pedoman Wawancara Bersama Kepala Sekolah
No Indikator Nomor Instrumen Jumlah Butir
1. Sarana prasarana 4 1
2. Sistem pembelajaran 3 1
3. Visi misi lembaga 1 1
4. Latar belakang 2 1
5. Keadaan pendidik dan peserta didik 5 1

Sedangkan, untuk kisi-kisi pedoman wawancara yang dilaksanakan

bersama guru mata pelajaran IPAS dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7
Kisi-kisi Pedoman Wawancara Bersama Guru Mata Pelajaran lmu
Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
No Indikator Nomor Instrument Jumlah Butir
1. Sarana prasarana 5 1
2. Penilaian yang digunakan di sekolah 1 1
3. LKPD yang dibutuhkan 3 1
4. Konsep LKPD yang diinginkan 4 1
5. Keadaan peserta didik 1 1

d. Butir Soal HOTS

Instrumen pengumpulan data dari teknik tes ini berupa lembar Soal

Hots dengan 20 pertanyaan.Untuk kisi-kisi instrumen tes yang digunakan

untuk menilai hasil belajar siswa sebagai berikut ini:

Tabel 8
Kisi-kisi Intrmen Penilaian hasil belajar
Nomer Jumlah
No Indikator
Instrumen Butir
Kognitif
1 Menentukan jawaban yang benar dalam soal pilihan ganda 1 10
Afektif
2 Memilih jawaban yang benar dari beberapa pernyataan 2 2
3 Mencocokkan sebuah soal dan jawaban 3 1
Menentukan jawaban benar/salah dari beberapa
4 4 2
pernyataan
Psikomotor
5 Membuat uraian jawaban atas sebuah pertanyaan 5 5
52

7. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi untuk

menemukan serta merapikan data secara sistematis dari hasil kegiatan

observasi, wawancara dan lainnya untuk memudahkan dalam memahami

kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan untuk orang lain.

Dalam meningkatkan pemahaman peneliti maka analisis diperlukan dengan

upaya untuk menemukan sebuah makna dari apa yang diteliti. 73 Penelitian

ini menggunakan teknik analisis data sebanyak tiga macam, yaitu :

a. Analisis Data Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif yang diterapkan dalam penelitian

media pembelajaran yang dikembangkan merupakan penjelasan dari data

kualitatif para ahli serta responden dalam penerapan di lapangan. Sumber

data ini diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dan respon

tertulis pada angket. Analisis ini juga berfungsi untuk menjelaskan

tahapan dari setiap pengembangan perangkat pembelajaran dari awal

hingga tahapan akhir penelitian. Sehingga produk bahan ajar LKPD yang

telah dikembangkan bisa mencapai tingkat validitas yang baik praktis

serta efektif.

b. Analisis Validitas

Produk yang dikembangkan perlu dilakukan uji validitas dalam

proses pengembangannya. Oleh karena itu perlu adanya validasi yang

dilakukan oleh validator, yang terdiri dari dosen ahli materi dan ahli

73
Ahmad Rijali, “ Analisis Data Kualitatif”, Jurnal Alhadharah, Vol. 17, No. 33 (Januari,
2018), 84.
53

dalam perangkat pembelajaran. Dalam penilaian validitas data yakni

dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 9
Skala Penilaian
Skor 5 4 3 2 1
Kurang Tidak
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup
Baik Baik

Sementara penggunaan rumus yang digunakan dalam pengujian


validitas yakni sebagai berikut :

Kemudian untuk kriteria penilaian yang digunakan oleh para

validator dirumuskan dalam hal berikut :

Tabel 10
Kriteria Penilaian Validitas
Prosentase (%) Kualifikasi Kriteria Kelayakan
± 76% - 100% Valid Layak digunakan
± 51% - 75% Cukup Valid Layak digunakan dengan sedikit revisi
± 26% - 50% KurangValid Kurang layak digunakan
± ≤ 26% TidakValid Tidak Dapat Digunakan

c. Analisis Efektifitas

Analisis efektifitas pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis flip bulder dalam pembelajaran IPAS siswa pada

penelitian ini akan menggunakan teknik analisis Paired-samples T-test

dikarenakan subjek penelitian hanya menggunakan satu kelas saja yakni

kelas eksperimen saja (yang medapat perlakuan), namun tidak

menggunakan kelas kontrol (kelas yang tidak mendapat perlakuan). Hal

ini dikarenakan keterbatasan kelas subjek penelitian oleh peneliti yang

hanya memiliki satu kelas atau satu rombel (rombongan belajar) saja. Hal
54

ini didasari oleh the one group pretest and post test design menurut oleh

ahli yakni Sugiyono dimana dapat digambarkan sebagai berikut : 74

Dimana dalam tekhnik ini digunakan guna mengetahui efektivitas

bahan ajar yang telah dilakukan guna meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk menunjukkan perbedaan hasil di Paired Sample TTest maka

dilaksanakan proses Pre-test dan Post-test. Dengan adanya ini akan

ditunjukkan mengenai hasil sebelum diberikan perlakuan dan sesudah

diberikan perlakuan. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya tingkat

keefektifan sebuah produk dapat dihitung dengan menggunakan Paired

Sample T-Test dengan melihat perlakuan sebelum dan sesudah diberikan

produk dengan menggunakan Pre-test dan Post-test. Sementara teknik

analisis ini akan digunakan berbantu aplikasi SPSS.

1) Teknik Analisis Paired-samples T-test

Teknik analisis ini digunakan untuk menentukan rata-rata dari

dua variabel yang terdapat pada satu grup sampel tunggal. 75 Dalam

penelitian ini nantinya berfungsi untuk menentukan efektifitas pada

kelompok eksperimen dari sebelum dan sesudah adanya penerapan

pengembangan perangkat pembelajaran berbasis LKPD untuk

menigkatkan hasil belajar siwa.

74
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014),
220
75
Abdul Muhid, Analisis Statistik: 5 Langkah Praktis Analisis Statistik dengan SPSS for
Windows (Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2019). 43.
55

Keterangan :

X1 : Rata-rata sampel 1

X2 : Rata-rata sampel 2

S1 : Simpangan baku sampel 1

S2 : Simpangan baku sampel 2

S12 : Varians sampel 1

S22 : Varians sampel 2

r : Korelasi antara dua sampel

2) Interpretasi data

Berdasarkan analisis data yang dilakukan di atas. Maka

diperlukan interpretasi data yang diperoleh dari kegiatan uji

normalitas data, uji homogenitas data, analisis data menggunakan

teknik paired sample t-test. Penjelasan dari masing-masing

interpretasi data disampaikan di bawah ini:

a) Interpretasi Data Hasil Uji Normalitas

Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas data ialah

jika.76

(1) Nilai Signifikansi lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa

data tidak berdistribusi normal.

(2) Nilai Signifikansi lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa

76
Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, Endang Sri Utami, M. Budiantara. Dasar-Dasar Statistik
Penelitian.(Yogyakarta: Sibuku Media, 2017), 87.
56

data berdistribusi normal

Data yang berdistribusi normal nantinya dapat dilanjutkan

atau digunakan dalam teknik analisis paired sample t-test.

b) Interpretasi Data Hasil Analisis Paired Sample T-test

Dasar pengambilan dari analisis paired sample t-test

adalah sebagai berikut :

(1) Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan signifikan.

(2) Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan signifikan.

Hal ini menunjukkan jika nilai signifikan yang diperoleh

lebih kecil dari 0,05 maka terdapat efektifitas dari penerapan media

pembelajaran yang digunakan.

Begitu pula sebaliknya. Hal ini menunjukkan jika nilai

signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka terdapat

efektifitas dari penerapan media pembelajaran yang digunakan oleh

kelompok eksperimen.

I. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, sistematika Penelitian.

Bab II Tinjuan Pustaka dan Kerangka Teori, Memuat uraian tentang

tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan dan terkait dengan tema

skripsi.
57

Bab III. Metode Penelitian, Memuat secara rinci metode penelitian

penelitian yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya, jenis

penelitian, desain, lokasi, populasi dan sampel, metode pengumpulan data,

definisi konsep dan variable, serta analisis data yang digunakan.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan, Berisi: (1) Hasil Penelitian, klasifikasi

bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat penelitian, dan rumusan

masalah atau fokus penelitiannya, (2) Pembahasan, Sub bahasan (1) dan (2)

dapat digabung menjadi satu kesatuan, atau dipisah menjadi sub bahasan

tersendiri.

Bab V Penutup, Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau

rekomendasi. Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan

penelitian yang ada hubungannya dengan maslah penelitian.

J. Daftar Kepustakaan Sementara

Ahmad, Mudzakir. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.


Amanullah, M. A. (2020). Pengembangan media pembelajaran flipbook digital
guna menunjang proses pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Jurnal
Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, 8(1), 37-44.
Andrianto, S., Neviyarni, N., & Irdamurni, I. (2021). Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Teka-Teki Silang Untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(2), 2525-2526.
Angraini, W. (2022). Pengaruh Pengembangan Media Flip Builder Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 15 Bengkulu
Tengah. GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 2(5), 153-
160.
Arends . (2007). Model Pembelajaran Problem Based Learning .Jakarta : Bumi
Aksara
Arends, (2012), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Aria Indah Susanti, Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
58

Komunikasi (TIK), (Pekalongan: NEM, 2021), hlm.


Astuti, A. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Problem Based Learning (PBL) untuk Kelas VII SMP/MTs Mata Pelajaran
Matematika. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 1011-
1024.
Badan Standar Nasional BSNP, Diskripsi Item Kegrafikan. (2018). Jakarta: BSNP
Benny A Pribadi. (2011). Model Desain pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Darmadi. (2017). Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam
Dinamika Belajar Siswa (1 ed.). Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA.
Divayana, Dewa Gede Hendra, P. Wayan Arta Suyasa, and Agus Adiarta.
"Pelatihan Pembuatan Buku Digital Berbasis Kvisoft Flipbook Maker Bagi
Para Guru Di SMK TI Udayana." Abdimas Dewantara 1.2 (2018): 31-44.
Endang Mulyatiningsih. (2014). Metode Penelitian Bidang Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Fadhallah. (2021). Wawancara, Jakarta Timur: UNJ Press
Fadilah, L. N., & Sulistyowati, H. (2022). Keefektifan dan Respon Peserta Didik
Terhadap Bahan Ajar e-ModulBerbasis Aplikasi Flip Pdf Corporate. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 6(1), 4014-4024.
Fatriani, E., & Sukidjo, S. (2018). Efektivitas metode problem based learning
ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan sikap sosial siswa. SOCIA:
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 15(1), 11-26.
Fitriyah, I. M. N., & Ghofur, M. A. (2021). Pengembangan E-LKPD berbasis
android dengan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk
Meningkatkan Berpikir Kritis Peserta Didik. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(5), 1957-1970.
Hadi, Sutrisno. (1995) Metodologi Research Jilid II.Yogyakarta: Andi Offset,
1995
Hafizhah, N., Isnani, I., & Suwandono, S. (2019). Keefektifan Model
Pembelajaran TPS terhadap Motivasi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan
Prestasi Belajar Matematika. JPMP (Jurnal Pendidikan MIPA
Pancasakti), 3(1), 61-67.
Hamalik, Oemar. (2013). Proses Belajar Mengajar , Jakarta: PT Bumi Aksara
Haryati, S. (2012). Research and Development (R&D) sebagai salah satu model
penelitian dalam bidang pendidikan. Majalah Ilmiah Dinamika, 37(1), 15.
HL Mendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis. (1992). Pendidikan IPS II. Jakarta
: Depdikbud
Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jacobsen, David A., & Eggen, P. (2009). Methods For Teaching, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
59

Juandi, A., & Sontani, U. T. (2017). Keterampilan dan kreativitas mengajar guru
sebagai determinan terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 2(2), 130.
Koriyah, V. N., & Harta, I. (2015). Pengaruh open-ended terhadap prestasi
belajar, berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa SMP. Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika, 10(1), 95-105.
Koriyah, V. N., & Harta, I. (2015). Pengaruh open-ended terhadap prestasi
belajar, berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa SMP. Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika, 10(1), 95-105.
Kristyowati, Kristyowati. (2018). Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd) Ipa Sekolah
Dasar Berorientasi Lingkungan. Prosiding Seminar Dan Diskusi Nasional
Pendidikan Dasar. 284.
Lestari, Lasmi, dkk. (2018). “Validitas dan Praktikalitas Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Materi Kingdom Plantae Berbasis Pendekatan Saintifik
untuk Peserta Didik Kelas X SMA/MA”. Jurnal Eksakta Pendidikan. 2.5,
170.
Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), 4
Muhid, Abdul. 2019). Analisis Statistik: 5 Langkah Praktis Analisis Statistik
dengan SPSS for Windows Sidoarjo: Zifatama Jawara
Munawaroh, N. (2022). Pengembangan LKPD berbasis problem based learning
melalui video interaktif berbantuan google site untuk menstimulasi
kemampuan berpikir kritis. Jurnal Ecogen, 5(2), 167-182.
Nufus, V. F., & Sakti, N. C. (2021). Pengembangan lembar kerja peserta didik
elektronik berbasis flipbook pada mata pelajaran ekonomi kelas XI. Jurnal
PTK Dan Pendidikan, 7(1).
Nurhadi. (2009). Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/
CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang
Nuryadi. (2017). Dasar-Dasar Statistik Penelitian.Yogyakarta: Sibuku Media,
Prihantini. (2020). Strategi Pembelajaran SD. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara
Purwasi, L. A., & Fitriyana, N. (2020). Pengembangan lembar kerja peserta didik
(LKPD) berbasis higher order thinking skill (HOTS). AKSIOMA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Matematika, 9(4), 894-908.
Rahmawati, Lia Hariski. 2020. “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Scientific Approach Pada Mata Pelajaran Administrasi
Umum Semester Genap Kelas X OTKP di SMK Negeri 1 Jombang, Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran, 8.3, 507
Ramadhani, I., Perangin-angin, L. M., Rozi, F., Ananda, L. J., & Faisal, F. (2023).
Pengembangan E-Module Berbasis Flip Builder Di Kelas V Sdn 102117
Gunung Pamela. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(2), 14794-14806.
60

Ramdania, D. R. (2013). Penggunaan media flash flip book dalam pembelajaran


teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Artikel Ilmiah Tugas Akhir.
Ramdania, D. R. (2013). Penggunaan media flash flip book dalam pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Artikel Ilmiah Tugas Akhir.
Rusman, Kurniawan, & Riyani, Cepi. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta:
Rajawali Pers. 266
Saodih, Nanang Sukmadinata, (2006). Metode Penelitian Pendidikan .Bandung:
Roesda Karya
Sapriya, (2011). Pendidikan IPS. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Sari, D. N. I., Budiarso, A. S., & Wahyuni, S. (2022). Pengembangan E-LKPD
berbasis problem based learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan
higher order tingking skill (HOTS) pada pembelajaran IPA.
Setyosari, Punaji. (2012) Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D (Bandung:Alfabeta, 2015), 407.
Sulastri, Y. L., & Hakim, L. L. (2014). Pembelajaran Berbasis Mobile. Jurnal
Pengajaran MIPA, 19(2), 173-178.
Susanti, L. R. (2020). Pengembangan E-Modul Berbasis Software FlipBook
maker Materi Peninggalan Megalitik Di Pasemah Dalam Mata Kuliah
Sejarah Indonesia Kuno Di FKIP Universitas Sriwijaya. el-Buhuth: Borneo
Journal of Islamic Studies, 11-20.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kuriklum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Gruop.
Wandari, A., Kamid, K., & Maison, M. (2018). Pengembangan lembar kerja
peserta didik (LKPD) pada materi geometri berbasis budaya Jambi untuk
meningkatkan kreativitas siswa. Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 1(2), 47-55.
Widiyani, A., & Pramudiani, P. (2021). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Software Liveworksheet pada Materi PPKn. DWIJA
CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 5(1), 132-141.
Yeni Nadhifah, Yeni, dkk. (2023). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dan
Sosial (IPAS), Jakarta: Global Eksekutif Teknologi.
Yunianto, T., Negara, H. S., & Suherman, S. (2019). Flip builder:
Pengembangannya pada media pembelajaran matematika. TERAMPIL:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 6(2), 115-127.

Anda mungkin juga menyukai