OLEH
NIM. 12212193058
TULUNGAGUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1
Xun xu, Yuqian Lu, Birgit Vogel-Heuser, Lihui Wang. Industry 4.0 and Industry 5.0—
Inception, conception and perception. (Journal of Manufacturing Systems :2021) hal. 530–535
2
Sulastri Harun. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar “Merdeka Belajar dalam
Menyambut Era Masyarakat 5.0” . (Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo :2021) hal.270
3
Abidah, Aklima, Abdul Razak. Tantangan Guru Sekolah Dasar dalam Menghadapi Era
Society 5.0. (Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan :2022) hal. 773
proyek.4 Kondisi belajar aktif memastikan bahwa siswa selalu memiliki
pengalaman belajar yang bermakna dan memikirkan apa yang dapat mereka
lakukan saat belajar. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik menemukan
pengetahuan dan kreativitasnya masing-masing.
Allah swt berfirman dalam QS. Al-Hajj (22: 46)
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu dengan hati yang
mereka punyai itu mereka dapat memahami (hikmahnya) atau dengan telinga yang
mereka punyai itu dapat mendengar (kisah nasib orang-or ang terdahulu) yang
dengan itu mereka mendengar peringatan? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada”5
Penjelasan umum dari ayat di atas adalah bahwa kita diperintahkan untuk
mengambil pelajaran dari peninggalan umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh
Allah swt karena mereka tidak mentaati Allah SWT. Karena bukan penglihatan
yang benar-benar buta, tetapi pikirannya yang buta terhadap kebenaran dan
pembelajaran. Ayat ini menyebutkan beberapa metode pengajaran Al-Qur'an seperti
observasi diikuti dengan praktek. Kemudian menyimpulkan pada inti permasalahan
(dalam materi pembelajaran), membuktikan kebenaran ilmiah melalui penelitian,
dan merumuskan manfaat hikmah dari kejadian tersebut. Dapat juga berupa
pengumpulan data yang merupakan rangkuman kegiatan pembelajaran yang
disusun dalam lembar kerja. Kegiatan pembelajaran ini berkaitan dengan
penggunaan model pembelajaran project based learning, siswa diminta untuk
membuat sebuah proyek sebagai tujuan memfokuskan aktivitas siswa dalam
mengumpulkan informasi secara berkelompok dan digunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan mereka sendiri dan orang lain.6
Peserta didik dapat mengumpulkan data tahapan model PjBL dan disusun
dalam lembar kerja (worksheet) yang diberi oleh guru, biasa disebut LKPD.
4
Yona Febri Safitri, dkk. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Project based
Learning Materi Perubahan Fisika Dan Kimia. (FKIP Untan Potianak :2020) hal. 2-3
5
Alqur’an dan terjemah
6
Mohamad Syakur Rahman dan Ervita Kairupan. Implementasi Model Pembelajaran
Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al
Qur’an dan Hadis. (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado :Jurnal Ilmiah Iqra’, 2019)
hal. 17
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu alternatif bahan ajar
yang dapat menaikkan kemampuan daya pikir peserta didik. LKPD dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan berbagai jenis inovasi. Ada beberapa jenis
inovasi baru yang bisa diterapkan saat menyusun LKPD. Salah satunya adalah
kombinasi LKPD dan model pemecahan masalah. Model pemecahan masalah ini
dianggap cocok untuk meningkatkan keterampilan berpikir analitis karena
diberikan pendekatan atau mode prosedur pemecahan masalah yang berbeda.7
Prosedur pelaksanaan skema pembelajaran, ringkasan materi, dan kegiatan
eksperimen dan petunjuk praktikum berpedoman pada kompetensi dasar yang perlu
dicapai oleh peserta didik, umumnya LKPD dalam bentuk bahan ajar cetak berupa
lembaran kertas.8
Didukung dengan berkembangnya sesuai dengan konsep Internet of Things
(IoT), LKPD kini dapat disediakan dalam bentuk elektronik yang dikenal dengan E-
LKPD. Terdapat video untuk mendukung pembelajaran, sehingga didesain dengan
menggabungkan beberapa jenis media seperti buku latihan bentuk elektronik dan
media berbasis audio-visual yang dapat dikerjakan tanpa terikat waktu ataupun
tempat, karena bisa diakses melalui gadget, laptop, dan komputer.9 Salah satu
website yang memfasilitasi pembuatan E-LKPD adalah liveworksheet.com, yang
dapat diakses secara gratis oleh guru, memiliki konten E-LKPD yang dapat
disesuaikan oleh guru, dan juga menyediakan akses langsung ke E-LKPD. Siswa
dapat mengisinya secara online dan mengirimkannya melalui email secara
langsung.10
Upaya memastikan penggunaan bahan ajar E-LKPD dengan model
pembelajaran PjBL berjalan maksimal, diperlukan karakter dari. SETS (Science,
Environment, Technology, and Society). Selama pembuatan E-LKPD kimia
7
Ikhwanuddin, Amat Jaedund, Didik Purwantoro, Problem Solving Dalam Pembelajaran
Fisika Untuk Meningkatakan Kemampuan Mahasiswa Berpikir Analitis. (Universitas Negeri
Yogyakarta :Jurnal Kependidikan, 2010) hal. 223
8
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Yogyakarta: Diva Press,
2011). hal. 204
9
Lum’atul Khoirot Rizki, Pengembangan E-LKPD Pada Materi Pencemaran Lingkungan
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. (Universitas Jember :Skripsi, 2021) hal.
11
10
Lum’atul Khoirot Rizki, Op. cit. hal. 4
berbasis PjBL dengan pendekatan SETS, peserta diajak berdiskusi tentang materi
yang akan diajarkan, baik itu tentang manfaat maupun bahaya yang akan timbul
jika digunakan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari11. SETS sangat efektif
dalam mendorong kemampuan inovatif siswa untuk memecahkan masalah
lingkungan dan merangsang keterampilan berpikir tingkat lanjut mereka.12
Penggabungan aspek ilmu pengetahuan, teknologi, masalah sosial dan lingkungan.
Literasi sains dan teknologi melengkapi pengalaman siswa dalam memimpin
interaksi sosial dan melakukan penelitian terhadap isu-isu lingkungan.13 Dengan
kata lain, siswa ditempatkan dalam lingkungan kehidupan nyata dan diharapkan
dapat lebih memperluas pengetahuan yang telah dimilikinya dalam rangka
memecahkan masalah yang diharapkan di lingkungannya hidupnya. Proses ini akan
menyenagkan dan menarik suasana belajar, agar ilmu yang diperoleh siswa tidak
langsung terlupakan. Rencana pembelajarannya tidak dilaksanakan di kelas, akan
tetapi ada waktu perpanjangan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan
dengan lingkungan dan masyarakat di luar jam belajar14. Salah satu materi kimia
yang mencakup hal tersebut ada pada materi larutan penyangga.
Materi pokok larutan penyangga terkadang dianggap sulit bagi siswa karena
merupakan salah satu mata pelajaran kimia yang membutuhkan perhitungan dan
pemahaman konsep. Khususnya pada pelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas
(SMA), sebagian besar materi disampaikan dengan teori dan rumus yang bersifat
abstrak di dalam buku pelajaran.15 Pembelajaran larutan penyangga mencakup
penentuan pH dan ketahanan angka pH pada suatu larutan. Penguasaan materi ini
11
Novita Elya Sari dan Dian Novita. Pengembangan Media Pembelajaraan Minibook
Berbasis Sets Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas XI Sma It Al Uswah Surabaya. (Unesa Journal of
Chemical Education:2018)
12
Wan Azura. Pengembangan E-Modul Berbasis Sets Dengan Model PjBL Pada
Pembelajaran Koloid Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. (Universitas Negeri
Medan :2021)
13
Larry Bencze, Chantal Pouliot, Erminia Pedretti, Laurence Simonneaux, Simonneaux, dan
Dana Zeidler. SAQ, SSI and STSE Education: Defending And Extending “Science-In-Context”. (Cultural
Studies of Science Education :2019)
14
Bayu Wijayama. Peningkatkan Efektivitas Pembelajaran Ipa Bervisi SETS Dengan
Pendekatan Savi Untuk Pembentukan Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri Sadeng 03 .
(2016)
15
Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran . (Jakarta: Prenada Media Group,
2016).
membutuhkan kemampuan matematik siswa. Siswa dengan kemampuan
matematika tinggi lebih berhasil dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
kemampuan matematika rendah. Materi ini membutuhkan pemahaman konseptual
dan keterampilan berhitung.16 Namun ada saatnya siswa tidak melakukan
pengamatan secara langsung, sehingga siswa mengalami kesulitan untuk
memahami cara meramal pH dari suatu larutan yang sudah ditambahkan sedikit
asam atau basa, membedakan larutan yang termasuk atau bukan larutan penyangga.
Materi ini juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari atau pemanfaatan
bidang industri.
Beberapa peneliti telah mengkaji pengembangan lembar kerja peserta didik.
Misalnya pada penelitian Lum’atul Khoirot Rizki menghasilkan E-LKPD materi
pencemaran lingkungan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yang valid,
praktis, dan efektif di SMPIT Al Ghozali.17 Selanjutnya penelitian Muhammad
Arifin menghasilkan E-LKPD interaktif Liveworksheets berbasis contextual
teaching and learning pada materi minyak bumi yang memperoleh presentase
seluruh aspek dengan kriteria sangat baik di MA Al-Khairiyah Rancaranji, kelas X
MIA 1 & 2.18 Selanjutnya penelitian Eka Yuni Andriyani, M. Dwi Wiwik Ernawati,
dan Affan Malik, produk yang dikembangkan dalam penelitiannya adalah LKPD
elektronik berbasis proyek materi termokimia dengan hasil penelitian kategori
sangat layak. Selanjutnya penelitian Sitna Windia Risqi telah mengembangkan
Lembar Kerja Praktikum (LKP) Berbasis Guided Inquiry Bervisi SETS (Science,
Environmental, Technology And Society) pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit untuk kelas X SMA/MA telah sesuai dengan spesifikasi yang
diterapkan dan layak pada aspek isi dan materi sebagai pedoman praktikum.19
Sedangkan hasil dari penelitian Maria Ulfah terdapat perbedaan keterampilan
16
Puuja Armelia Utami. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Termokimia Di SMA Negeri 12 Pekanbaru.
(UIN Sultan Syarif Kasim :2020) hal. 4
17
Ibid, h. 46
18
Muhammad Arifin. Pengembangan E-Lkpd Interaktif Liveworksheets Berbasis Contextual
Teaching And Learning (CTL) Pada Materi Minyak Bumi. (UIN Syarif Hidayatullah :2022) hal. 96
19
Sitna Windia Risqi. Pengembangan Lembar Kerja Praktikum (LKP) Berbasis Guided
Inquiry Bervisi SETS (Science, Environmental, Technology And Society) Pada Materi Larutan
Elektrolit Dan Nonelektrolit Kelas X SMA/MA. (IAIN Tulungagung :2021)
berpikir peserta didik antara yang belajar menggunakan pendekatan saintifik
disertai model pembelajaran project based learning (proyek mind map) dan yang
belajar menggunakan pendekatan saintifik pada materi larutan penyangga.20
Penelitian yang telah dilaksanakan, terus menegaskan pentingnya pemahan
konsep kimia dan dibekali pendekatan kepada siswa melalui pembelajaran berbasis
proyek. Perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu pada model
pembelajaran, produk yang dikembangkan, dan materinya. Produk yag
dikembangkan dalam penelitian ini yaitu LKPD elektronik yang disesuaikan sintaks
model pembelajaran Project Based Learning. Selain itu E-LKPD tersebut
dipadukan dengan unsur SETS (Science, Environment,Technology, Society). Materi
yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan penyangga, yang sifatnya
konseptual, factual, dan procedural sehingga layak jika menggunakan LKPD
elektronik berbasis Project Based Learning disertai pendekatan Science,
Environment, Technology, and Society. Oleh karena itu peneliti merasa perlu
mengembangkan E-LKPD berbasis project based learning (PjBL) disertai
pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, And Society) pada materi
larutan penyangga kelas XI SMA IPA.
2. Rumusan Masalah
a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah yang didapatkan berdasarkan uraian latar belakang
diatas, adalah:
1) Kurang kepraktisannya lembar kerja peserta didik yang ada dalam
bentuk cetak
2) Lembar kerja peserta didik umumnya masih berupa soal-soal tanpa
pendekatan
3) Dibutuhkan pembelajaran berpendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, Society) supaya siswa bisa melakukan penyelidikan untuk
mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat yang berkaitan
20
Maria Ulfah, Iriani Bakti, Parham Saadi. Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning Dengan Tugas Mind-Map Pada Materi Larutan Penyangga. ( JCAE (Journal of Chemistry
And Education) :2022)
4) Materi larutan penyangga yang bersifat analisis dan perlu pemahaman
mendalam, oleh karena itu diperlukan model pembelajaran PjBL
(Project Based Learning).
b. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang penelliti kemukakan berdasarkan identifikasi
masalah yang telah dijabarkan, yaitu:
1) Bagaimana proses pengembangan E-LKPD berbasis project based
learning (PjBL) disertai pendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, And Society) materi larutan penyangga untuk siswa kelas
XI ?
2) Bagaimana tingkat kevalidan pengembangan berbasis project based
learning (PjBL) disertai pendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, And Society) materi larutan penyangga untuk siswa kelas
XI?
3) Bagaimana tingkat kepraktisan pengembangan berbasis project based
learning (PjBL) disertai pendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, And Society) materi larutan penyangga untuk siswa kelas
XI?
3. Tujuan penelitian dan pengembangan
a. Mengetahui proses pengembangan E-LKPD berbasis project based learning
(PjBL) disertai pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, And
Society) materi larutan penyangga untuk siswa kelas XI
b. Mendeskripsikan tingkat kevalidan pengembangan berbasis project based
learning (PjBL) disertai pendekatan SETS (Science, Environment, Technology,
And Society) materi larutan penyangga untuk siswa kelas XI
c. Mendeskripsikan tingkat kepraktisan pengembangan berbasis project based
learning (PjBL) disertai pendekatan SETS (Science, Environment, Technology,
And Society) materi larutan penyangga untuk siswa kelas XI.
4. Manfaat Penelitian
Pengembangan media LKPD kimia dengan pendekatan SETS pada materi
larutan penyangga kelas XI SMA/MA diharapkan memberikan nilai positif
terhadap kemajuan pendidikan :
a) Sebagai salah satu alternative bahan ajar LKPD kimia yang sudah ada untuk
lebih praktis jika akan mengaksesnya untuk kelas XI SMA berupa E-LKPD.
b) Sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
pemecahan masalah dengan nilai karakter rasa ingin tahu antara ilmu kimia
berdasarkan pengalaman yang menjadi sebuah langkah scientific method
pada kelas XI SMA.
c) LKPD berpendekatan SETS-PjBL dapat dijadikan pertimbangan bagi guru
untuk digunakan dalam pembelajaran materi larutan penyangga kelas XI
SMA/MA
d) Bagi peneliti dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan cara
melakukan pengembangan dan cara mengembangkan suatu produk yang
baik, hingga menjadi bekal bagi calon pendidik khususnya pada mata
pelajaran larutan penyangga yang kreatif dan inovatif dan mampu
memotivasi siswa dalam meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran
kimia.
5. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
a. Asumsi
1) Adanya E-LKPD kimia berbasis PjBL dengan pendekatan SETS, siswa
terbantu dalam pemahaman materi kimia.
2) E-LKPD kimia berbasis PjBL dengan pendekatan SETS bisa sebagai media
pendukung pada kegiatan pembelajaran.
3) Melalui E-LKPD kimia berbasis PjBL dengan pendekatan SETS dapat
memotivasi siswa dalam belajar kimia yang berkaitan dengan sains,
lingkungan, teknologi, dan masyrakat.
b. Keterbatasan Pengembangan
Untuk memfokuskan penyelidikan ini dan menghindari perluasan
pembahasan, maka perlu mempersempit masalah, yakni dalam tahapan
penelitian pengembangan menurut Thiagarajan yaitu pengembangan 4-D
(Define, Design, Development, dan Deseminate).21 Tetapi karena
keterbatasan waktu, tahap pengembangan hanya dalam tahap 3-D (Define,
Design, dan Development)
6. Spesfikasi Produk yang Diharapkan
Pengembangan E-LKPD berbasis PjBL berpendekatan SETS dengan
spesfikasi produk yang dijabarkan dibawah ini:
a) Elektronik Lembar Kerja Peserta Didik (E-LKP) berbasis PjBL
berpendekatan SETS yang bisa diakses melalui smartphone.
b) ELKPD berisikan materi larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari
mengenai kelas XI disertai sintak PjBL
c) ELKPD terdapat keterkaitan antar 4 unsur SETS yaitu Science,
Environmental, Technology, and Society.
d) Untuk membuat ELKPD kimia tampilan media pendekatan SETS,
mengumpulkan gambar-gambar yang relevan dengan materi pelajaran dan
dapat menyampaikan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
lingkungan, atau masyarakat umum.
e) ELKPD yang dikembangkan menggunakan program liveworksheet.com
7. Penelitian Terdahulu (Orisinalitas Penelitian)
Orisinalitas penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang relevan
dan memiliki karakteristik yang relatif sama kaitannya dengan topik penelitian,
meskipun terdapat perbedaan dalam hal variable penelitian, topik penelitian, dan
metode pengembangan yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan mengenai
pengembangan E-LKPD berbasis project based learning (PjBL) disertai
pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, And Society) pada materi
larutan penyangga. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis
diantaranya : 1) Skripsi oleh Muhammad Arifin dengan judul Pengembangan E-
LKPD Interaktif Liveworksheets Berbasis Contextual Teaching And Learning
(CTL) Pada Materi Minyak Bumi. Muhammad Arifin menemukan bahwa bahan
ajar e-LKPD dinyatakan telah valid atau memenuhi kelayakan sebagai penunjang
21
Thiagarajan, dkk. Instructional Development for Training Teacher of Exceptional
Children. (Bloomington Indiana: Indiana University, 1974)
belajar pada materi minyak bumi di kelas X SMA. Konteks penelitiannya
mengembangkan bahan ajar e-LKPD yang dikemas dalam bentuk elektronik atau
dalam artian dapat diakses melalui website dari liveworksheet.com, konteks ini
sama dengan bahan ajar yang peneliti kembangkan serta menerapkan penelitian
pengembangan atau Research and Development. Perbedaan penelitian Muhammad
Arifin dengan penelitian ini adalah ; pertama, materi dan subjek penelitian
berbeda, sedangkan penelitian ini memilih materi larutan penyangga kelas XI
SMA/MA, kedua, model pengembangan yang digunakan berbeda, penelitian ini
menggunakan model ADDIE (anayze, design, development, and implementation)
tanpa tahap evaluation, sedangkan model pengembangan yang peneliti gunakan
yaitu model 4-D (define, design, development, and disseminate) tanpa tahap
disseminate, ketiga, menggunakan pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL) yang terdiri dari tujuh indikator yaitu konstruktivisme
(constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (question), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modelling), refleksi (refllection), dan penilaian
autentik (authentic assesment)22, sedangkan penelitian ini menggunakan
pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan disertai pendekatan SETS
(science, environment, technology, and society) dengan memperhatikan indikator
dari PjBL yaitu penentuan pertanyaan, penyusunan rencana proyek, penyusunan
jadwal, monitoring, pengujian hasil, dan evaluasi pengalaman. 2) Penelitian skripsi
oleh Nurazlina dengan judul Integrasi Nilai Karakter Peserta Didik dalam LKPD
Larutan Penyangga Berbasis Proyek. Nurazlina menemukan bahwa LKPD
berbasis proyek pada materi laruan penyangga memperoleh kategori baik pada
aspek karakter religious, nasionalis, dan mandiri, dan kategori sangat baik pada
aspek integritas dan gotong royong. Adapun saran yang diberikan oleh penguji
bahwa perlu penelitian lebih lanjut untuk mengimplementasikan LKPD larutan
penyangga berbasis proyek tersebut agar memperoleh temuan tentang penguatan
karakter peserta didik dalam wujud perilaku nyata peserta didik. Terdapat
perbedaan dan persamaan penelitian Nurazlina dengan penelitin ini ialah ;
perbedaannya, fokus penelitian yang dikembangkan. Nurazlina mengembangkan
22
Muhammad Arifin. Op. Cit. hal. 86
bahan ajar LKPD yang terintegrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran
kimia, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan SETS, yang
tujuannya untuk memperkenalkan kepada siswa terhadap lingkunga.
Persamaannya penelitian Nurazlina dan penelitian ini yaitu mengembangkan
bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik berbasis proyek, bisa disebut
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan penelitian ini termasuk
penelitian pengembangan atau Reasearch and Development.23
Penelitian yang berkaitan degan peneliti penulis selanjutnya yaitu nomor 3)
penelitian oleh Wan Azura dalam Tesis yang berjudul Pengembangan E-modul
Berbasis SETS dengan Model PjBL pada Pembelajaran Koloid dan
Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Wan Azura menemukan
perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa yang telah menggunakan e-
modul berbasis SETS dengan model pembelajaran PjBL pada pembelajaran
koloid. Persamaan dan perbedaan penelitian Wan Azura dan penelitian ini
adalah ;perbedaannya yaitu pada penelitian Wan Azura yang memilih materi
koloid, sedangkan dalam penelitian ini memilih materi larutan penyangga, dan
produk yang dikembangkan Wan Azura adalah bahan ajar berupa e-modul,
sedangkan penelitian ini mengembangkan e-LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik berbasis elektronik). Persamaan penelitian Wan Azura dan penelitian ini
termasuk penelitian pengembangan pengembangan, bahan ajar nya berbasis
model PjBL dengan pendekatan SETS. 24 4) Jurnal oleh Trisna Maullidyawati,
dan kawan-kawan yang berjudul Pengembangan E-LKPD Berbasis Inkuiri
Flipped Classroom Pada Materi Kesetimbangan Kimia Untuk Melatihkan
Literasi Sains Di Era Merdeka Belajar telah mengembangkan E-LKPD yang
dinilai efektif dan dibuktikan dari segi penyajian serta kebahasaan. Perbedaan
penelitian Trisna Maullidyawati dengan penelitian ini ada pada metode
pembelajarannya, penelitian Tisna menggunakan metode pembelajaran flipped
Classroom sedangkan penelitian ini menggunakan metode pembelajaran PjBL
23
Nurazlina. Integrasi Nilai Karakter Peserta Didikk dalam LKPD Larutan Penyangga
Berbasis Proyek. (Universitas Jambi ,2022) hal. 80
24
Wan azura. Pengembangan E-modul Berbasis SETS dengan Model PjBL pada
Pembelajaran Koloid dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. (Universitas Negeri
Medan, 2021)
(Project Based Learning), untuk persamaan pada penelitian Trisna dengan
penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian 4-D yang diadopsi oleh S.
Thiagarajan, namun hanya pada batas develop saja.25 5) Jurnal oleh Widia
Qholby dan Lazulva dengan judul Pengaruh Penerapan Model Project Based
Learning Melalui Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Laju Reaksi, dalam penelitiannya diperoleh perbedaan nilai hasil belajar
kimia ranah kognitif pada penerapan model pembelajaran PjBL berbantuan
media Google Classroom dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media
Google Classroom. Perbedaan penelitian Widia Qholby dan Lazulva dengan
penelitian ini adalah pada metode penelitiannya, mereka menggunakan
penelitian kuantitatif posttest only control group design, sedangkan penelitian
ini menggunakan metode penelitian pengembangan (R&D). Persamaannya
adalah menerapkan model pembelajaran Project Based Learning pada materi
kimia kelas XI SMA/MA IPA.26 Berdasarkan uraian sebelumnya, apabila telah
dilakukan penelitian pengembangan bahan ajar e-LKPD, namun terdapat
perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Demikian, topik
penelitian yang peneliti lakkan benar keabsahannya.
8. Penegasan Istilah
a. Penegasan Konseptual
1) Penelitian dan Pengembangan
Sugiyono memberikan pengertian, Research and Development
(Penelitian Pengembangan) adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tertentu27
25
Trisna Maullidyawati, Lailatul Maulidiya, Reza Suci Rahmadani, dan Rusly Hidayah.
Pengembangan E-LKPD Berbasis Inkuiri Flipped Classroom Pada Materi Kesetimbangan Kimia
Untuk Melatihkan Literasi Sains Di Era Merdeka Belajar. (UNESA :Journal Of Chemical Education,
2022) hal. 7
26
Widia Qholby dan Lazulva. Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning Melalui
Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi. (Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau :Journal Of Research and Education (JREC),2020) hal. 25-26
27
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis.(CV. Alfabeta :2018)
2) LKPD elektronik (E-LKPD) merupakan lembaran latihan peserta didik yang
dikerjakan secara digital dan dilakukan secara sistematis serta
berkesinambungan selama jangka waktu tertentu.28
3) Model pembelajaran PjBL,
PjBL pada dasarnya menghubungkan muatan akademik dengan
konteks dunia nyata, dalam hal ini proyek dapat membangkitkan antusiasme
para siswa untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. 29
4) Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society)
Implementasi visi SETS direncanakan berdasarkan sintaksis
pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan RPP memuat unsur sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang berkaitan.
5) Materi larutan penyangga
Larutan penyangga membahas jenis larutan yang dapat menjaga
keseimbangan asam atau pH. Larutan penyangga adalah larutan yang pH-
nya tidak berubah walaupun ditambahkan air. Bahkan ketika asam atau
basa ditambahkan, perubahan pH sedikit atau tidak signifikan30
b. Definisi operasional
1) Produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini adalah E-LKPD
berbasis project based learning (PjBL) disertai pendekatan SETS (Science,
Environment, Technology, And Society) pada materi larutan penyangga.
2) ELKPD yang dikembangkan berisikan sintaks PjBL, diantaranya ; 1)
menetapkan tema proyek, 2) menetapkan konteks belajar, 3) merencanakan
aktivitas-aktivitas, 4) memproses aktivitas-aktivitas, 5) penerapan aktivitas-
aktivitas untuk menyelesaikan proyek. E-LKPD ini juga mengusung
pendekatan SETS sehingga dapat membantu siswa memahami
perkembangan sains melalui pengaruh lingkungan, teknologi, dan
28
Miqro’ Fajari Lathifah, Baiq Nunun, Hidayati, dan Zulandri. Efektifitas LKPD Elektronik
sebagai Media Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Guru di YPI Bidayatul Hidayah
Ampenan. (Universitas Mataram :2021) hal. 2
29
Hikmatul Fitri, I Wayan Dasna, dan Suharjo. Pengaruh Model Project Based Learning
(PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar. (UNUBLITAR :BRILIANT, 2018) hal. 206-207
30
Irvan Permana. Memahami Kimia SMA/MA. (Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009) hal.124
masyarakat secara berkesinambungan. Contohnya prinsip penggunaan
larutan penyangga yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
beserta lembar petunjuk eksperimen dan tugas proyek yang menggunakan
alat bahan dalam kehidupan sehari-hari dan banyak dijumpai oleh siswa.
3) Pembelajaran SETS-PjBL pada ELKPD ini dapat membawa siswa pada
suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa sehingga diharapkan
siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk
dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul di
sekitar kehidupannya, setelah itu siswa dapat melanjutkan tugas proyek
yang berkaitan dengan percobaan terkait aplikasi larutan penyangga dalam
kehidupan.
4) Materi yang akan dibahas dalam pengembangan ini adalah materi larutan
penyangga yang menyangkut beberapa kompetensi dasar yang mengacu
pada kurikulum 2013.
9. Sistematika pembahasan
Sistematika untuk menyusun penelitian ini pembahasan dibagi menjadi tiga,
yang memuat ide-ide pokok kemudian dibagi lagi menjadi sub bab, sehingga secara
keseluruhan menjadi satu kesatuan yang saling menjelaskan sebagai satu pemikiran.
Secara garis besar muatan yang terkandung dalam masing-masing bab sebagai
berikut :
Bagian awal yang meliputi halaman sampul depan, halaman judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman penyataan
keaslian, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar lampiran, dan abstrak.
Kedua bagian isi yang terdiri dari 5 bab yakni ;Bab I yang berisikan
pendahuluan yang terbagi lagi menjadi beberapa sub bab, yaitu latar belakang
masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, pertanyaan peneliti, tujuan
penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, kegunaan penelitian, penegasan
istilah, dan sistematika pembahasan. Hal ini dimaksudkan sebagai kerangka awal
dalam mengantarkan isi pembahasan kepada bab selanjutnya.
Bab II berisikan landasan teori mengenai LKP berbasis media elektronik (e-
LKPD), model Project Based learning (PjBL), pendekatan SETS (Science,
Environment, Technology, and Society), materi larutan penyangga, serta kerangka
berfikir.
Bab III menjelaskan tentang metode penelitian yang dipakai oleh peneliti. Bab
ini dibagi menjadi dua sub yaitu model penelitian pengembangan dan prosedur
penelitian. Prosedur penelitian mencakup populasi dan sampel, teknik pengumpulan
data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Deskripsi Teori
1. LKPD berbasis media Elektronik
LKPD merupakan sarana untuk mendukung dan memfasilitasi kegiatan
pembelajaran sedemikian rupa sehingga tercipta interaksi yang efektif antara
siswa dan guru serta meningkatkan kinerja siswa dalam pembelajaran. 31
Menurut penjelasan Johan Eka, secara umum tahapan teknis pembuatan
LKPD adalah menganalisis kurikulum tematik, pembuatan peta kebutuhan
LKPD, penentuan judul LKPD, penentuan KD dan indikator, menentukan tema
dan pokok bahasan, menyusun evaluasi, menyusun materi, dan
mempertimbangan struktur bahan ajar. Delapan tahapan teknis pembuatan
LKPD tersebut telah dipahami oleh siswa sebagai subjek penelitian. 32
Berdasarkan pendapat yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa LKPD
adalah lembaran yang berisi tugas untuk memperlancar komunikasi antara siswa
dan guru, yang proses pembelajarannya dengan tujuan memotivasi dan lebih
memahami konsep materi yang akan dipahami.
a) Prosedural penyusunan LKPD menurut prastowo :33
1) Menganalisis Kurikulum
Upaya untuk melihat materi inti serta keahlian belajar siswa.
selanjutnya mencermati kompetensi yang harus dimiliki siswa.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD diperlukan untuk mengetahui jumlah
LKPD yang akan ditulis dan melihat alur urutan LKPD tersebut.
Selain itu, peta kebutuhan bahan ajar dapat digunakan untuk
mengetahui sifat bahan ajar, sifat dependen atau independen.
31
Miqro’ Fajari Lathifah, Baiq Nunung Hidayati, Zulandri . Efektifitas LKPD Elektronik
Sebagai Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Untuk Guru Di YPI Bidayatul Hidayah
Ampenan. (Mataram : Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021) hal. 26
32
Johan Eka Wijaya dan Ade Vidianti. Pengembangan Bahan Ajar Modul Elektronik
Interaktif. (Universitas Baturaja : Jurnal Pendidikan Glasser, 2019)
33
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: DIVA press,
2011) hal. 25-26
Bahan ajar dependen adalah bahan ajar yang saling terkait antara
bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain, sehingga harus
saling memperhatikan dalam tulisan, terutama pada saat saling
mempersyaratkan. selain itu bahan ajar ini diperlukan bimbingan
atau intruksi dari seorang guru. Seperti Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD). Sedangkan bahan ajar independen adalah bahan
ajar yang penyusunannya tidak terikat dengan bahan ajara yang
lain. Sehingga bahan ajar ini dapat digunakan oleh peserta didik
secara mandiri, tanpa bantuan guru. Contohnya adalah buku
pelajaran dari Dinas Pendidikan.
3) Menentukan judul LKPD
Judul LKPD ditentukan berdasarkan kompetensi inti, materi
pelajaran atau pengalaman belajar yang termasuk dalam
kurikulum. Kompetensi dasar dapat digunakan sebagai judul
LKPD, jika cakupannya tidak terlalu luas. Luasnya KD dapat
dilihat dari uraian materi pokok. Ketentuannya maksimal empat
materi pokok dapat dijadikan judl LKPD. Akan tetapi, jika
diuraikan mnjadi lebih dari empat materi, maka judul tersebut
perlu dipisah lagi, misalnya menjadi dua judul LKPD.
4) Penulisan LKPD
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penulisan
LKPD adalah:
1) Merumuskan kompetensi dasar
merumuskan kompetensi dasar dari kurikulum yang
berlaku. Kompetensi dasar merupakan turunan dari standar
kompetensi, dan siswa dituntut untuk mencapai indikator
turunan kompetensi dasar tersebut.
2) Menentukan alat (instrumen) penilaian
LKPD diperlukan instrumen penilaian untuk menilai
proses kerja dan hasil kerja siswa. instrumen penilaian
dapat berupa soal pilihan ganda dan esai. Jika penilaian
didasarkan pada kompetensi siswa, penilaian yang sesuai
adalah menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP),
yaitu Suatu prosedur evaluasi yang mengacu pada kriteria
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. jika
siswa yang telah memenuhi kriteria tersebut ditnyatakan
berhasil.
3) Menyusun materi
Materi diperoleh dari berbagai sumber seperti buku,
majalah, internet dan jurnal penelitian. Tugas-tugas ditulis
dengan jelas dan rinci untuk mengurangi pertanyaan dari
siswa tentang hal yang seharusnya sudah sanggup
melakukannya.
4) Memperhatikan struktur LKPD
Secara umum, unsur-unsur LKPD terdiri dari :
1) Judul
2) Petunjuk belajar (petunjuk untuk peserta didik)
3) Capaian kompetensi
4) Informasi pendukung
5) Tugas dan langkah-langkah kerja
6) Penilaian
Menurut penjelasan yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa penyusunan LKPD berlangsung dalam
beberapa tahapan yang dilakukan yaitu analisis kurikulum,
menyusun peta kebutuhan LKPD, menentukan judul LKPD,
penulisan LKPD, dan memperhatikan struktur LKPD.
b) Syarat LKPD yang baik
Ada beberapa syarat dalam pembuatan LKPD yang harus
dipenuhi agar LKPD menjadi bahan ajar yang baik, yaitu :34
1) Syarat didaktik
34
Nur Aisyah Aini, A. Syachruroji, Nana Hendracipta. Pengembangan Lkpd Berbasis
Problem Based Learningpada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya. (Jurnal Pendidikan Dasar :2019) hal.
70
Penggunaan LKPD bersifat universal, sehingga dapat
digunakan baik untuk siswa yang lambat maupun yang
memiliki kemampuan tinggi
2) Syarat Konstruktif
Syarat untuk mengatur penggunaan bahasa, struktur
kalimat, kosa kata, tingkat kesulitan, dan pemahaman. Pada
dasarnya harus efektif dalam artian pengguna yaitu siswa
dapat memahaminya.
3) Syarat teknis LKPD
Persyaratan yang menekankan penyajian LKPD seperti
font, gambar dan tampilan. Terdapat hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan tulisan, yakni menggunakan
huruf cetak dan bukan huruf latin/romawi. Sedangkan untuk
syarat pemilihan gambar dan penampilan harus disampaikan
secara efektif dan menarik, agar menjadi pusat perhatian
siswa saat belajar.
c) Pengembangan LKPD Elektronik (e-LKPD)
LKPD identik dengan materi pendidikan dalam bentuk cetakan.
Seiring perkembangan teknologi, inovasi mulai memperkenalkan
LKPD dalam bentuk elektronik atau e-LKPD sebagai penunjang
kegiatan pembelajaran. LKPD Elektronik adalah LKPD yang dikemas
dan dikembangkan dengan menggunakan alat elektronik. 35 Bahan ajar e-
LKPD dapat dibuat dengan bantuan aplikasi, salah satunya dengan
aplikasi Liveworksheet.
Liveworksheets adalah situs untuk membuat e-worksheet, atau
lembar kerja yang memudahkan dalam mendesain tutorial. E-
worksheets dapat diselesaikan secara online.36 Website ini berisi
35
Laely Faizatun Fuadah. Pengembangan Lkpd Elektronik (E-LKPD) Berbasis Problem
Based Learning (PBL) Bermuatan Etnosains Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X Di MAN 1 Cirebon.
(Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang :2021) hal. 17
36
Teodardus Lioba, Nury Yuniasih, dan Cicilia Ika Rahayu. Pengembangan E-LKPD Berbasis
Aplikasi Liveworksheets Pada Materi Volume Bangun Ruang Kelas V SDN Kebonsari 4 Malang.
kumpulan E-LKPD interaktif dalam berbagai bahasa dan topik. Jika
guru ingin membuat LKPD sendiri, sebaiknya guru mengunduh
LKPD dalam format pdf, jpg atau png. Kemudian guru hanya
menggambar kolom di E-LKPD dan menuliskan jawabannya.37
E-LKPD adalah pembelajaran digital hands-on yang dapat
diakses dengan mudah melalui PC/laptop atau smartphone. Informasi
E-LKPD dapat didukung dengan gambar dan video secara lisan dan
kemudian dapat dijawab.38 Lembar kerja siswa dalam bentuk
elektronik (e-LKPD) diharapkan dapat meningkatkan minat belajar
siswa khususnya mata pelajaran kimia, serta menciptakan tugas
belajar yang lebih menarik.
d) Kelebihan dan Kekurangan LKPD Elektronik
Bahan ajar LKPD Elektronik yang akan dikembangkan oleh
peneliti ini, memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai
berikut. Kelebihan bahan ajar LKPD Elektronik yaitu desain LKPD
Elektronik terdapat video animasi cerita pendek, gambar dan video gaya
dan gerak serta perpaduan warna-warna background yang tidak
membuat anak menjadi bosan, bahasa yang digunakan sederhana dan
mudah dipahami, pengaplikasianya dalam penggunaan LKPD Elektronik
bisa digunakan secara individu maupun kelompok.39 Identifikasi topik
materi yang mungkin belum sepenuhnya dikuasai siswa dan memiliki
kelemahan, dibutuhkan banyak ketekunan yang tinggi, setiap
pendidik harus menasihati untuk memberikan konsultasi dan
memotivasi secara individu.40
45
Carnawi. Op. Cit. hal. 10
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan,
demikian pula model pembelajaran berbasis proyek yang digunakan
dalam penelitian ini.
Kelebihan model Pembelajaran Project Based Learning adalah
sebagai berikut46 :
1) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
2) mengembangkan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan hasil kreasi mereka perlu dihargai.
3) Meningkatkan pemecahan masalah
4) Menjadikan siswa lebih aktif dan berhasil dalam memecahkan
masalah yang kompleks
5) Lebih banyak meningkatkan kerjasama
6) Mendorong siswa untuk mengembangkan dan melatih
keterampilan komunikasi
7) memberikan siswa pembelajaran dan pengalaman praktik dalam
mengatur proyek dan mengalokasikan waktu dan sumber lainnya,
seperti Peralatan dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
8) Memberikan pengalaman belajar yang melibatkan siswa dalam
berbagai cara dan dirancang untuk berkembang dengan dunia
nyata
Adapun kekurangan model pembelajaran Project Based Learning
adalah sebagai berikut :47
1) Memungkinkan siswa yang kurang aktif dalam kelompok
2) Adanya ketakutan bahwa siswa hanya akan menguasai topik
tertentu yang sedang mereka kerjakan
3) Membutuhkan pembelajaran yang ekstensif dan membutuhkan
waktu lama untuk mengimplementasikannya
4) Membutuhkan alat lengkap untuk membuat proyek dan
Membutuhkan banyak media dan sumber belajar
46
Maizar Azha. Op. Cit. hal . 21
47
Yanti Apriyanti. Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning Dalam
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Sekolah Dasar. (Bandung :Universitas Pasundan, 2021)
5) Jika siswa sulit dikondisikan, siswa juga mengalami kesulitan
dalam melakukan percobaan dan mengumpulkan informasi yang
diperoleh
Untuk mengatasi kekurangan pembelajaran proyek di atas, guru harus
dapat mengatasinya dengan cara mempermudah siswa dalam menghadapi
masalah, membatasi waktu siswa untuk menyelesaikan proyek,
meminimalkan dan menyediakan perangkat lingkungan yang sederhana
serta pilihan penelitian, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan
biaya, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga guru dan
siswa senang belajar.
3. Pendekatan SETS dalam pembelajaran
SETS adalah sebuah kategori pembelajaran yang dikembangkan dari
Science, Technology, and Society (STS) dan Environment Education (EE).
STS dan EE pengembangan kurikulum adalah bentuk pengembangan
kurikulum yang secara terus menerus memperbaiki isi dari kurikulum yang
sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuanya yang memiliki tujuan
memiliki rasa peduli terhadap lingkungan.48
a. Karakteristik SETS
Berdasarkan karakteristik SETS dalam pembelajaran menurut Yager 49
:
1. Identifikasi permasalahan umum yang terjadi di lingkungan kita
beserta dampaknya
2. Penggunaan sumber daya yang ada dalam mencari pemecahan
masalah di lingkungan tersebut.
3. Libatkan keaktifan siswa memperoleh informasi dalam
memecahkan permasalahan di lingkungan dengan materi yang
akan dipelajari
48
Freddy Widya Ariesta, Pendekatan SETS Dalam Pembelajaran IPA,(BINUS
UNIVERSITY :2017)
49
Halim Simatupang dan Dirga Purnama, Handvook Best Practice Strategi Belajar
Mengajar, (Surabaya :Pustaka Media Guru, 2019) hal. 27-28
4. Menekankan pada keahlian peserta didik dalam memecahkan
masalah.
5. Kesempatan bagi pelajar berperan sebagai masyarakat secara
langsung untuk berpartisipasi dalam pemecahan masalah-
masalah yang telah teridentifikasi.
b. Unsur SETS dalam pembelajaran
Menurut Sutarno dan Nono, kegiatan pembelajaran berbasis SETS
terdiri atas 5 tahap50, yaitu: (1) tahap pendahuluan yang meliputi
inisiasi/invitas dengan menghubungkan fenomena yang terjadi dengan
materi pelajaran yang dapat ditangkap oleh siswa secara kontekstual; (2)
pembentukan/ pengembangan konsep yaitu mengajak siswa memahami
analisis masalah yang didapatkan dan menghubungkannya dengan
konsep yang benar dengan eksperimen dan diskusi kelompok dalam
penyelesaian masalah tersebut; (3) aplikasi konsep dalam kehidupan
yakni mengaplikasi konsep kehidupan keseharian peserta didik yang
telah di dapat sebelumnya; (4) pemantapan konsep dengan mengoreksi
pemahaman konsep siswa terhadap miskonsepsi; (5) penilaian yaitu
pendidik melakukan penilaian terhadap proses yang dilakukan peserta
didik. Tahapan lain menurut Anna ditunjukkan pada tabel 2 51 beserta
tabel 3 yang memuat sains dalam kehidupan sehari-hari dengan
memanfaatakan konsep larutan penyangga. Sedangkan gambar diagram
keterkaitan unsur SETS dapat dilihat pada gambar 5 yang menunjukkan
lambang visi SETS dan implementasi skema hubungan diantara unsure-
unsur dalam pendekatan SETS dengan materi larutan penyangga pada
gamabar 6.
Tahap 1 Society : mengemukakan kasus
Inisiasi yang terdapat pada masyarakat
yang bisa digali menurut peserta
didik, namun bila pengajar tidak
50
Ibid, h. 28
51
Ratna Ningsih Dwi Cahyani, Menerapkan Model Pembelajaran Science, Environment,
Technology And Society Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Sdn 02 Konda Kabupaten
Konawe Selatan, (FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN ( FTIK ) INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI ( IAIN) KENDARI, 2019)
mendapat tanggapan dari siswa bisa
saja dikemukakan sendiri.
Tahap 2 Science : pembentukan konsep
Pengembangan Konsep melalui aneka macam pendekatan
& metode seperti keterampilan,
eksperimen, pengamatan langsung
dilapangan, dll. Selanjutnya konsep
tersebut dikaitkan dari berbagai
pakar.
Tabel 3. Beberapa sains kehidupan yang berkaitan dengan konsep materi larutan
penyangga
Gambar 5. Diagram tiga dimensi unsur SETS
52
Septa Pratiwi Kurniawati, dkk., SETS (Science, Enviroment, Technology, And Society) :
Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar, (Universitas Kanjruhan Malang, 2019) h. 562
tersebut adalah daerah penyangga yang artinya masih efektif untuk
menaham pH
b. Komponen Larutan Penyangga
Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam
dan larutan penyangga basa.
1) Larutan penyangga asam
Larutan yang mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa
konjugasinya. Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan
mencampurkan langsung asam lemah dengan basa konjugasinya.
Contoh: larutan HCN (asam lemah) dicampur dengan larutan KCN
(basa konjugasinya, CN-).
2) Larutan penyangga basa
Larutan yang mengandung suatu basa lemah (BOH) dan asam
konjugasinya. Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan
mencampurkan langsung basa lemah dengan asam konjugasinya.
Contoh: larutan NH4OH (basa lemah) dicampur dengan larutan
NH4Cl (asam konjugasinya, NH4+).
c. Prinsip Kerja Larutan Penyangga
Sistem penyangga terkait dengan pengaruh ion senama. Contoh dari
pengaruh ini adalah ketika asam asetat dilarutkan dalam air dan
selanjutnya sejumlah natrium asetat.
CH3COOH(aq) ⇌ H+ (aq) + CH3COO-(aq)
Berdasarkan prinsip Le Chatlier, jika ion CH 3COO- (dari garam
CH3COONa)
ditambahkan ke dalam sistem kesetimbangan asam asetat, posisi
kesetimbangan akan bergeser ke kiri sehingga [H +] berkurang sebagai
pengaruh dari berkurangnya penguraian asam asetat.
Dengan hal yang sama, jika asam asetat dilarutkan ke dalam larutan
natrium asetat, ion asetat dan ion H + dari disosiasi asam asetat masuk ke
dalam larutan. Ion asetat (dari garam) yang ada dalam larutan akan
menekan disosiasi asam asetat, sehingga menurunkan [H+]. Jadi, adanya
ion senama (CH3COO-) menurunkan disosiasi asam, sehingga larutan
menjadi kurang asam (pH bertambah)
d. Perhitungan pH larutan Penyangga
1) Larutan Penyangga Asam
Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya (berasal dari
garam), misalnya CH3COOH dengan CH3COO– (berasal dari garam
CH3COONa). Perlu diketahui bahwa hampir semua ion CH3COO–
dalam larutan berasal dari garam, sebab CH 3COOH hanya sedikit
sekali yang terionisasi. Seperti pada penjelasan ini :
REVISI 1
REVISI 2
55
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Penelitian dan Pengembangan.
(Jakarta :Kencana, 2010) hal. 200
56
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D Dan
Penelitian Pendidikan). (Bandung :Alfabeta, 2019) hal. 765-766
3. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan pada penelitian ini merujuk pada
model penelitian 4-D yang terdiri dari Define (tahap pendefinisian), Design
(tahap perencanaan), Development (tahap pengembangan). Dissemination
(tahap penyebaran). Namun penelitian ini dilakukan hingga tahap ketiga
yaitu Development (tahap pengembangan), yang sinkron dengan kebutuhan
dan untuk efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Sebagai acuan, penelitian dari
Trisna Maulidyawati, dan kawan-kawan juga melakuakan penelitian dengan
model penelitian 4-D menurut Thiagarajan sampai pada tahap ketiga yaitu
development (pengembangan). 57
a. Tahap Pendefinisian (define)
Tahap ini melihat kondisi awal di lapangan dan menentukan syarat-
syarat media E-LKPD kimia yang akan dirancang. Pada tahap ini
peneliti melakukan lima langkah, yaitu:
1. Observasi dan wawancara dengan guru Kimia
Observasi dan Wawancara oleh salah satu guru kimia di
SMA/MA. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses pembelajaran kimia di sekolah, kesulitan yang
dihadapi siswa dalam mata pelajaran kimia, pernah atau tidak
menggunakan pembelajaran PjBL, materi kimia yang
menggunakan pembelajaran PjBL. Selain itu wawancara juga
digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran PjBL, penggunaan e-LKP dalam pembelajaran
berbasis PjBL, penggunaan model pembelajaran yang inovatif
seperti modelpembelajaran PjBL disertai pendekatan SETS,
kekurangan dari bahan ajar e-LKPD yang digunakan, dan saran
bapak/ibu guru mengenai Lembar Kerja Peserta Didik berbasis
elektronik yang dapat mengatasi kekurangan yang telah
57
Trisna Maullidyawati, Lailatul Maulidiya, Reza Suci Rahmadani dan Rusly Hidayah.
Pengembangan E-LKPD Berbasis Inkuiri Flipped Classroom Pada Materi Kesetimbangan Kimia
Untuk Melatihkan Literasi Sains Di Era Merdeka Belajar. (UNESA :Journal of Chemical Education,
2022) hal. 3
digunakan. Setelah pengumpulan data, peneliti dapat
menganalisis masalah dasar yang diperlukan dalam
pengembangan bahan ajar e-LKPD berbasis PjBL (Projrct Based
Learning) disertai pendekatan SETS (Science, Environmental,
Technology and Society).
2. Menganalisis Silabus Pembelajaran Kimia Kelas XI SMA/MA
Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk mengetahui materi
yang akan diajarkan sudah sesuai dengan KI dan KD. Selain itu
juga mengetahui apakah pembelajaran kimia pada materi larutan
penyangga sudah mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
3. Menganalisis Media Pembelajaran yang digunakan guru kimia
sebagai sumber belajar
Sebelum merancang ELKPD Kimia SETS-PjBL, maka
dalam poin ini peneliti melihat bentuk penyajian materi dalam
media yang ditampilkan guru dalam pembelajaran kimia tersebut
seperti tampilan yang digunakan sudah memotivasi siswa untuk
memperhatikan atau membacanya. Sehingga dapat menjadi
acuan dalam pengembangan media ini.
4. Menganalisis Karakteristik siswa
Analisis siswa dilakukan untuk melihat kebutuhan serta
karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, motivasi,
kebiasaan, cara belajar, serta mengetahui karakteristik bahan ajar
yang menarik untuk digunakan siswa khususnya pada pelajaran
kimia. Sehingga dapat merencanakan pengembangan bahan ajar
yang sesuai dengan kebutuan siswa.
5. Menganalisis materi
Analisis materi diawali dengan menganalisis silabus
kurikulum 2013, kemudian mengkaji KI (Kompetensi Inti) dan
KD (Kompetensi Dasar) materi larutan penyangga, dan terakhir
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada e-LKPD.
b. Tahap Rancangan (design)
Setelah melalui tahap pendefinisian, selanjutnya dilakukkan tahap
desain atau perancangan produk. Hasil tahap pendefinisian digunakan
untuk merancang produk, dengan tahapan :
1. Pemilihan format e-LKPD
a) Mengumpulkan refrensi untuk bahan materi serta konten SETS
yang berkaitan dengan materi larutan penyangga dengan sintak
PjBL, sebagai muatatan pada e-LKPD yang akan
dikembangkan
b) Pembuatan flowchart (diagram alur) media bahan ajar e-LKPD
dengan menyusun garis besar alur berfikir isi media booklet
dari awal hingga akhir.
c) Menyusun storyboard sebagai kerangka dari setiap alur yang
terdapat pada halaman e-LKPD yang akan dibuat, kemudian
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, untuk selanjutnya
dapat dikembangkan sesuai saran masukan yang telah
diberikan.
d) Mengumpulkan gambar, grafis dari berbagai sumber mengenai
materi yang akan dijelaskan dalam pengembangan media
pembelajaran.
e) Penyusunan bahan-bahan materi yang didapat menjadi sebuah
media booklet yang menarik dan sesuai dengan storyboard
yang telah dibuat.
2. Perancangan awal e-LKPD
Rancangan awal e-LKPD berbasis PjBL dengan pendekatan
SETS pada materi larutan penyanga meliputi :
a) Merancang layout e-LKPD
1) Cover e-LKPD
Cover dirancang sesuai dengan jenis Lembar Kerja
Peserta Didik berbasis elektronik (e-LKPD) dengan sintaks
PjBL disertai pendekatan SETS untuk materi larutan
penyangga kelas XI-MA. Di sampulnya terdapat berbagai
gambar yang melambangkan kimia, unsur SETS, dan logo
institusi peneliti
2) Isi e-LKPD
Pada bagian isi e-LKPD menggunakan perpaduan
warna hijau tosca dan kuning neon, dengan tulisan warna
hitam untuk materi dan warna putih untuk sub judul.
Margin yang diterapkan pada Lembar Kerja Praktikum
(LKP) yaitu bagian atas (top), bagian bawah (bottom),
bagian kanan (right) dan bagian kiri (left) berukuran 2,54
cm. Bentuk huruf (font) yang digunakan yaitu Times New
Roman dengan ukuran 12 untuk materi dan ukuran 14
untuk sub judul. Selain itu, ukuran space yang digunakan
yaitu 1,5.
3) Menyusun komponen kerangka e-LKPD
Kerangka e-LKPD kemudian disusun berdasarkan
tujuan instruksional yang meliputi :judul kegiatan, kelas,
tema/materi yang sesuai dengan Kompetensi Dasar, daftar
isi, kompetensi inti, tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan Kompetensi Dasar, artikel untuk penyelidikan
masalah, table analisis SETS, pengarahan perancanaan
proyek, table jadwal penyelesaian proyek, tabel monitoring
proyek, keterangan pengujian hasil proyek, tabel evaluasi,
refrensi/daftar pustaka.
4) Pemilihan aplikasi pendukung untuk pembuatan bahan ajar
e-LKPD. Sebelum mengembangkan produk, peneliti
menentukan beberapa aplikasi yang digunakan dalam
mengembangkannya.
c. Tahap Pengembangan (development)
Sebelum media selesai dirancang, selanjutnya dilakukan tahap
pengembangan sebuah produk secara keseluruhan. Tahap ini peneliti
mengembangkan produk sesuai hasil perancangan tahap design.
Produk bahan ajar e-LKPD berbasis PjBL bermuatan SETS yang
selesai dibuat, selanjutnya dilakukan penilaian kelayakan atau uji
kevalidan produk awal hasil pengembangan oleh validator.
1. Tahap validasi
Pada tahap ini produk awal yang sudah siap dibuat akan
dilakukan validasi dengan validator yang ahli di bidang kimia.
Validasi ini diperoleh berdasarkan penilaian dan masukkan
validator untuk melakukan perbaikan produk yang peneliti buat.
2. Tahap Praktikalitas
Tahap pelaksanaan praktikalitas ini dilakukan untuk melihat
kepraktisan media yang dikembangkan dan diuji cobakan kepada
guru dan siswa. Aspek praktilitas meliputi :
1. Kemudahan dalam penggunaan media e-LKPD berbasis
PjBL disertai pendekatan SETS.
2. Keterbacaan
3. Bahasa
4. Penampilan media
5. Isi/Materi pembelajaran
Selanjutnya dilakukan revisi 2 berdasarkan data hasil uji coba
dan hasilnya diperoleh e-LKPD berbasis PjBL disertai
pendekatan SETS pada materi larutan penyangga yang
diinginkan.
d. Tahap penyebaran produk (desseminate)
Apabila tidak terbatas oleh waktu dan biaya, produk yang sudah
dibuat, berikutnya dapat disebarkan dan diuji cobakan dalam proses
pembelajaran. Uji coba yang akan dilaksanakan diharapkan peneliti
akan mengetahui bagaimana ketertarikan siswa dalam menggunakan
mudul tersebut, dan uji coba yang dilakukan yaitu menggunakan uji
coba skala kecil. Uji coba kelompok kecil yang akan dilakukan yaitu
dengan menggunakan beberapa sampel yaitu sebanyak 5-8 orang
sebagai bahan uji coba produk awal.
4. Uji Coba
a. Desain Uji Coba
Desain uji coba produk pada penelitian dan pengembangan ini
dibagi menjadi dua tahap. Tahap awal adalah tahap validasi oleh
validator yang terdiri dari ahli materi, ahli media, dan ahli kebahasaan.
Para validator diminta untuk memvalidasi hasil produk dari aspek materi,
media , dan kebahasaan. Validator terdiri atas dua validator ahli yaitu
dosen kimia dan satu guru kimia. Saran atau masukan dari validator
dijadikan sebagai landasan dalam revisi Produk.
Produk yang telah direvisi tersebut, untuk selanjutnya diujicobakan
sehingga diperoleh hasil respon siswa. Siswa akan diberikan angket
respon terkait produk yang telah dikembangkan. Selanjutnya dilakukan
revisi 2 berdasarkan data hasil uji coba dan hasilnya diperoleh e-LKPD
berbasis PjBL (Project Based Learning) disertai pendekatan SETS
(Science, Environment, Technology, and Society) pada materi larutan
penyangga yang diinginkan.
b. Subjek Uji Coba
Subjek pengujian produk dalam kegiatan ini adalah dua dosen kimia
dan satu guru kimia yang bertindak sebagai validator uji kelayakan media
sebelum diujicobakan ke lapangan. Sementara itu, dalam uji coba media
e-LKPD untuk mengetahui respon siswa melibatkan siswa/i kelas XI
SMA/MA IPA. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik sampling jenuh, dimana sampel ditentukan pada saat semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel
jenuh sering dilakukan ketika populasi terlalu kecil.58.
c. Jenis Data
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung :Alfabeta, 2015), hal 124-125
Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan ini ada
dua jenis, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari
hasil lembar validasi ahli media, ahli materi, dan angket uji siswa yang
terdapat angka-angka perolehan skor jawaban uji coba siswa. Sedangkan
data kualitatif didapatkan melalui kritikan, tanggapan, dan saran/masukan
yang disampaikan oleh ahli materi, ahli media, dan siswa kelas XI IPA
SMA/MA terhadap kualitas materi dan visual bahan ajar yang diperoleh
dari lembar angket uji validitas para ahli dan angket respon siswa.
d. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1) Pedoman wawancara, dibuat sebagai panduan pengumpulan data
saat melakukan wawancara pada studi pendahuluan. Pedoman
wawancara ini berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar kegiatan
pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan di pilihan SMA/MA.
2) Lembar validasi, yang digunakan yaitu validasi media e-LKPD
larutan penyangga berbasis PjBL dengan pendekatan SETS.
Adapun variabel validitas produk yang akan di validasi sesuai tabel
4.
No. Variabel validitas Indikator
1. Kualitas Isi Kesesuaian materi dengan
kurikulum 2013
Kesesuaian isi materi dalam
media pembelajaran dengan
tujuan, KI/KD, dan indikator
Kesesuaian kegiatan dan
latihan soal pada media
bahan ajar larutan
penyangga dengan
pembelajaran PjBL dan
pendekatan SETS
Ketepatan saat penggunaan
materi mencakup aplikasi
kontekstual dalam
kehidupan sehari-hari
dengan pedekatan SETS
2. Kualitas Intruksional Media e-LKPD kimia ini
dilengkapi dengan identitas
struktur media cetak yang
jelas
Penyajian materi sistematis
dengan mengembangkan
pendekatan SETS dan
pembelajaran berbasis PjBL
Penyajian gambar dan
desain menarik pada
pengembangan media bahan
ajar
Penyajian materi yang
ringkas membantu siswa
dalam memahami materi
Kemampuan memotivasi
peserta didik
Kejelasan materi dengan
gambar
3. Kualitas Teknis Kesesuaian penggunaan
kalimat bahasa Indonesia
yang baik dengan bahasa
yang mudah dipahami
Penampilan unsur tata letak
pada cover secara harmonis
memiliki kesatuan dan
konsisten
Tabel 4. Variabel validitas beserta indikatornya
Para validator diminta untuk memvalidasi e-LKPD dari segi
materi, media, serta kebahasaan yang dihasilkan pada tahap
perancangan. Saran dari validator digunakan sebagai landasan dalam
revisi hasil pengembangan yang dilakukan.
3) angket respon. Siswa akan diberi angket respon terkait media
pengembangan pada materi larutan penyangga. Meliputi beberapa
aspek validasi yakni pada tabel 5:
No. Aspek validasi Metode Instrumen
Pengumpulan data Penelitian
1. Format angket Diskusi dengan Lembar
2. Bahasa yang validator dan ahli validasi
digunakan pendidikan kimia
3. Butir
pertanyaan
angket
Tabel 5. Aspek validasi
0- 20 Tidak praktis
21 – 40 Kurang praktis
41 – 60 Cukup praktis
61 – 80 Praktis
59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Karya, 2008), hal 215
Daftar Kepustakaan Sementara
Abidah, dkk. (2022). Tantangan Guru Sekolah Dasar dalam Menghadapi Era
Society 5.0. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan
Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Soleha, Nizmah, M., & Wiharti, U. (2019).
Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia. Jurnal Buana Pengabdian, 8(5), 55.
Ariyanti, R. (2019). Analisis kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan
penulisan kata pada koran mercusuar, 4(4).
Asril, A., Yuhelman, N., & Uniks, J.O.M.F.T.K. (2020). Pengaruh Pembelajaran
Savi Terhadap Hasil Belajar Materi Termokimia SMAN 1 Teluk Kuantan.
JOM FTK UNIKS.
Azura, Wan. (2021). Pengembangan E-Modul Berbasis SETS Dengan Model PjBL
Pada Pembelajaran Koloid Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa
SMA. Universitas Negeri Medan
Carnawi. 2017. Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) Materi Hidrolisis
Garam Bermuatan Etnosains Pemanfaatan Garam Tradisional Untuk
Menumbuhkan Sikap Wirausaha Siswa. (Semarang :Universitas Negeri
Semarang)
Halim Simatupang dan Dirga Purnama, Handvook Best Practice Strategi Belajar
Mengajar, (Surabaya :Pustaka Media Guru, 2019) h. 27-28
Intika, Tiurida. 2018. Pengembangan Media Booklet Science For Kids sebagai
Sumber Belajar di Sekolah Dasar. Jurnal Riset Pendidikan Dasar 1 (1): 10-17
Lathifah, Miqro’ F., Hidayati, Baiq N., Zulandri. (2021). Efektifitas LKPD
Elektronik Sebagai Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Untuk
Guru Di YPI Bidayatul Hidayah Ampenan. Mataram : Jurnal Pengabdian
Magister Pendidikan IPA
Lathifah, Miqro’ Fajari, dkk. (2021). Efektifitas LKPD Elektronik sebagai Media
Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Guru di YPI Bidayatul
Hidayah Ampenan. Universitas Mataram
Maullidyawati, T., Maulidiya, L., Rahmadani, R. S., dan Hidayah, Rusly. 2022.
Pengembangan E-LKPD Berbasis Inkuiri Flipped Classroom Pada Materi
Kesetimbangan Kimia Untuk Melatihkan Literasi Sains Di Era Merdeka
Belajar. (UNESA :Journal Of Chemical Education)
Maullidyawati, T., Maulidiya, L., Rahmadani, R. S., dan Hidayah, Rusly. 2021.
Pengembangan E-LKPD Berbasis Inkuiri Flipped Classroom Pada Materi
Kesetimbangan Kimia Untuk Melatihkan Literasi Sains Di Era Merdeka
Belajar. (UNESA :Journal of Chemical Education)
Meiningsih, D., Alimah, S., & Anggraito, Y. U. (2019). Majalah It-Fly VA :
Alternatif Pilihan Sumber. JURNAL PHENOMENON, 9(1), 10–20.
Nisa, K., & Khaira, K. (2021). Pengembangan Media Booklet Kimia Berbasis SETS
pada Kelas X SMA, 25–28.
Nurazlina. 2022. Integrasi Nilai Karakter Peserta Didikk dalam LKPD Larutan
Penyangga Berbasis Proyek. (Universitas Jambi)
Qholby, Widia dan Lazulva. 2020. Pengaruh Penerapan Model Project Based
Learning Melalui Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Laju Reaksi. (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau :Journal Of Research and Education (JREC))
Saputri, Ranum. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Project Based
Learning Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit.
(Semarang :Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang)
Susanto, Ahmad. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran . Jakarta :Prenada Media
Group.
Ulfah, M., Bakti I., Saadi P,. (2022) Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning Dengan Tugas Mind-Map Pada Materi Larutan Penyangga. JCAE
(Journal of Chemistry And Education)
Wijaya, Johan E. dan Vidianti, Ade. (2019) Pengembangan Bahan Ajar Modul
Elektronik Interaktif. Universitas Baturaja :Jurnal Pendidikan Glasser
Wijayama, B. (2016). Peningkatkan Efektivitas Pembelajaran Ipa Bervisi Sets
Dengan Pendekatan Savi Untuk Pembentukan Karakter Peserta Didik Sekolah
Dasar Negeri Sadeng 03 .
Xu, Xun,dkk. (2021). Industry 4.0 and Industry 5.0—Inception, conception and
perception. Journal of Manufacturing Systems
Yona Febri Safitri, dkk. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Project based Learning Materi Perubahan Fisika Dan Kimia. FKIP
Untan Potianak
Lampiran Instrumen
Lamp 2
Identitas validator
Nama :
NIP/NIDN :
Petunjuk :
Berikan tanda cek (✓) pada kolom kesuaian untuk memberikan keterangan
mengenai kesesuaian antara instrument asli dan instrument adaptasi
1. Berikan tanda ceklist (✓ ) pada kolom skor kesesuaian dengan penilaian Bapak/Ibu
untuk memberikan keterangan
2. Bapak/Ibu hanya dibenarkan untuk memilih satu jawaban saja atas alternatif skor
yang diberikan. Setiap butir dalam lembar penilaian dengan ketentuan sebagai berikut
:
Baik (B) 3
4. Tulis tempat dan tanggal pengisian instrumen, serta tanda tangan, nama, dan
NIP/NIDN pada bagian akhir lembar instrumen.
Aspek Kegrafikan
1 Desain Tampilan
Tampilan cover
Tampilan isi
Layout/tata letak
Penggunaan font
2. Suara
1 Pengoperasian
2. Keuntungan/Usability
3. Kemudahan Penyimpanan
Penyimpanan Buletin
Jumlah
Total skor
Nilai Rata-rata
Uraian A B C
Keterangan :
A :Dapat digunakan tanpa revisi
B :Dapat digunakan dengan revisi
C :Tidak dapat digunakan
Saran dan perbaikan :
Tulungagung, 2022
Validator
NIP.
LEMBAR ANGKET UJI PRAKTIKALITAS PRODUK
A. Identitas Responden
Nama :
NIP/NIDN :
Hari/Tanggal :
B. Petunjuk pengisian
1. Berikan tanda ceklist (✓ ) pada kolom skor kesesuaian dengan penilaian Bapak/Ibu untuk
memberikan keterangan
2. Bapak/Ibu hanya dibenarkan untuk memilih satu jawaban saja atas alternatif skor yang
diberikan. Setiap butir dalam lembar penilaian dengan ketentuan sebagai berikut :
4. Tulis tempat dan tanggal pengisian instrumen, serta tanda tangan, nama, dan NIP/NIDN
pada bagian akhir lembar instrumen.
C. Aspek Penilaian
1 2 3 4
Kelayakan Isi
1. Cakupan materi
Kelengkapan materi
2. Keakuratan Materi
Kebenaran definisi
Keakuratan konsep
3. Kemutakhhiran Materi
4. Kemampuan memotivasi
Kelayakan Bahasa
1. Kelugasan
Kebakuan Istilah
2. Komunikatif
Kelayakan Penyajian
1. Keruntutan penyajian
c. Penyelesaian jadwal
pelaksanaan proyek
d. Penyelesaian proyek
dengan fasilitas dan
monitoring guru
e. Penyusunan laporan
dan presentasi hasil
proyek
Aspek kegrafikan
1. Desain tampilan
Tampilan cover
Tampilan isi
Layout/tata letak
Penggunaan font
2. Suara
1. Pengoperasian
2. Keuntungan/Usability
3. Kemudahan penyimpanan
Penyimpanan E-LKPD
Uraian A B C
Penilaian secara umum terhadap instrumen penelitian Pengembangan E-
LKPD Berbasis Project Based Learning (PjBL) Disertai Pendekatan
SETS (Science, Environment, Technology, And Society) Materi Larutan
Penyangga Kelas XI SMA IPA
Keterangan :
Tulungagung, …2022
Validator Instrumen,
NIP.
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN ANGKET RESPON (PESERTA DIDIK)
Identitas Validator
Nama :
NIP/NIDN :
Petunjuk :
Berikan tanda cek (✓) pada kolom kesuaian untuk memberikan keterangan mengenai
kesesuaian antara instrument asli dan instrument adaptasi
Ya Tidak
Belajar menggunakan E-
LKPD ini membuat saya
focus dan tidak bosan
terhadap materi yang
disampaikan
Aspek Penguasaan Materi
Aspek tampilan
Aspek keterlaksanaan
Tulungagung, …2022
Validator Instrumen,
NIP.
LEMBAR VALIDASI STORYBOARD MATERI E-LKPD
Lembar Validasi Storyboard Materi E-LKPD Liveworksheet Berbasis PjBL Disertai Pendekatan SETS Pada Materi Larutan
Penyangga Kelas XI SMA IPA
NIM :12212193058
Telah dilaksanakan Seminar Proposal Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung pada :
NIM : ……………………………………………………………………
…………………………………………………………………...
……………………………………………....................................
Tulungagung, ……………..…………………..
Koordinator Program Studi, Pembimbing,
NIP. NIP.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RINGKASAN
MASUKAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI
Judul : ………………………………………………………………………..……………………..
………………………………………………………………………..…………………….
MASUKAN
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Tulungagung, ............................................
Pembimbing, Notulen,
Judul : ………………………………………………………………………..……………..
………………………………………………………………………..……………...
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Tulungagung, …………………………..
Pembimbing
NB:
Peserta undangan seminar proposal minimal 10 orang.
Nama :
Asal :
3. Masukan :
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
………....................……………………………………………………………………………………………………
Tulungagung, ………………………….