Anda di halaman 1dari 31

Pengaruh Model Project Based Learning dengan Pendekatan STEM terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah IPA pada Materi Listrik Statis dan Dinamis di
Kelas IV MI Nurul Ulum Kretek

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:
Atika Rizki Khoirun Nisa
NIM. 19104080040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan
negara, karena dapat mempengaruhi sumber daya manusia. Pendidikan
yang berkualitas juga mempengaruhi ketika sekolah yang berkualitas
menghasilkan siswa yang berkualitas. Pendidikan mempersiapkan orang
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sekarang dan di masa depan.1
Dalam pelaksanaannya, dasar Penyelenggaraan pendidikan sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional, adapun tujuan pendidikan nasional,
yaitu bertujuan untuk membentuk kepribadian dan peradaban bangsa yang
bernilai, mencerdaskan kehidupan negara dan mengembangkan potensi
peserta didik. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
menjadi warga negara yang cerdas, kreatif, mandiri, dan demokratis serta
mempunyai rasa tanggung jawab.2
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan
penting dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, sekolah mengajarkan beberapa bidang studi,
salah satunya IPA. IPA dapat dipahami sebagai ilmu yang mempelajari
sebab dan akibat dari kejadian-kejadian yang ada di alam.3
Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI adalah membantu siswa
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang
bermanfaat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan rasa
ingin tahu, perilaku positif, dan kesadaran akan keterkaitan antara sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta mengembangkan
keterampilan proses untuk analisis lingkungan, pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan.4
Untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPA, salah satu kompetensi

1
Djumali et al., Landasan Pendidikan (Yogyakarta: Grava Media, 2014).
2
Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Jakarta: CV Eko Jaya, 2003).
3
Asih Widi Wisudawati and Eka Silistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA (Jakarta: Bumi
Akasara, 2014).
4
Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains (Yogyakarta: Diva
Press, 2013).
yang harus dimiliki siswa adalah pemecahan masalah. Kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah IPA dapat diamati dalam kegiatan belajar
mengajar dan hasil belajar siswa. Kemampuan memecahkan masalah IPA
merupakan kemampuan yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran
saintifik.
Semakin tinggi kemampuan pemecahan masalah siswa, maka
semakin tinggi pula pemikiran siswa tersebut. Siswa akan lebih kritis dan
analitis dalam pengambilan keputusan mereka dan akan mampu
memunculkan ide-ide ilmiah yang lebih konkrit dan membantu mereka
memecahkan masalah yang awalnya kompleks menjadi masalah yang lebih
sederhana.5
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan wali
kelas 4 MI Nurul Ulum, kemampuan siswa kelas IV dalam menyelesaikan
soal IPA belum sesuai dengan yang diharapkan. Siswa mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah dan memahami materi, siswa kurang aktif
dalam kegiatan pembelajaran, dan kurang memperhatikan guru saat proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat ketika guru mengatakan bahwa
persentase siswa Kelas IV yang mendapat nilai di atas KKM di bawah 50%.
Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa dalam belajar belum
maksimal.
Beberapa sekolah juga masih masih mengarahkan kemampuan
siswa untuk menghafal informasi, siswa diarahkan lebih mendengar,
menulis, menghafal, lalu mengerjakan soal dan kurang ada usaha untuk
memahami dan mencari makna yang sebenarnya mengenai tujuan
pembelajaran IPA sehingga siswa tidak memahami konsep sebenarnya dan
menyebabkan siswa kesulitan dalam memecahkan masalah siswa. Maka
dari itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dan agar
pembelajaran tidak berjalan monoton.

5
Effi Aswita Lubis, Strategi Belajar Mengajar (Medan: Perdana Publishing, 2015).
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
menggambarkan langkah-langkah pengorganisasian pengalaman belajar
secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan
merupakan pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model
pembelajaran ini nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran.6
Salah satu contoh model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah IPA siswa yaitu model pembelajaran Project Based
Learning dengan pendekatan STEM. PjBL memungkinkan siswa untuk
mengelola pembelajaran di kelas dengan menggabungkan pekerjaan
proyek.
PjBL melibatkan tugas-tugas kompleks berdasarkan pertanyaan dan
masalah yang menantang dan membimbing siswa untuk memecahkan
masalah, menyelidiki, membuat keputusan, dan memberi siswa kesempatan
untuk bekerja secara mandiri.7 Penggunaan PjBL dengan pendekatan STEM
mampu menuntun siswa menyelesaikan masalah yang diberikan dan
menekankan pada produk yang dihasilkan.8
Pendekatan STEM merupakan pendekatan pembelajaran yang
mencakup dua atau lebih bidang pengetahuan yang terkandung dalam
STEM: sains, teknologi, teknik, atau kombinasi antara teknik dan sains.
Dengan mengintegrasikan pembelajaran STEM, siswa dapat meningkatkan
dan menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah, serta
mendorong siswa untuk membuat sesuatu yang baru, juga mengintegrasikan

6
B Saefuddin, Pembelajaran Efektif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014).
7
T Lestari, Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh-Contoh Ilustrasi
Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Metode Pembelajaran Demonstrasi
Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. (Yogyakarta, 2015).
8
Anna Permanasari, “STEM Education : Inovasi Dalam Pembelajaran Sains,” SEMINAR
NASIONAL PENDIDIKAN SAINS “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi
Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21” Surakarta,
22 Oktober 2016 (2016): 23–34,
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/viewFile/9810/7245.
STEM dengan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran, menghasilkan pembelajaran yang bermakna, dan
mendukung karir masa depan.9
Berdasarkan pemaparan di atas, hal itulah yang mendorong peneliti
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Project Based
Learning dengan Pendekatan STEM terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah IPA pada Materi Listrik Statis dan Dinamis di Kelas IV MI Nurul
Ulum Kretek”.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh model Project Based Learning dengan
pendekatan STEM terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA pada
materi listrik statis dan dinamis di siswa Kelas IV MI Nurul Ulum?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning dengan
pendekatan STEM terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA pada
materi listrik statis dan dinamis
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, penelitian ingin memberi manfaat pada dunia
pendidikan dalam pembelajaran IPA bahwa model Project Based
Learning dengan pendekatan STEM dapat digunakan sebagai alternatif
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah IPA siswa
khususnya pada materi listrik statis dan dinamis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberi alternatif atau variasi model pembelajaran IPA
untuk dikembangkan menjadi lebih baik dalam pelaksanaannya
dengan cara memperbaiki kelemahan ataupun kekurangannya dan

9
Dewi Susanti K, Ida Kaniawati, and Irma Rahma, PENGARUH PEMBELAJARAN STEM
(SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATHEMATICS) TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI (2015,
2015).
mengoptimalkan pelaksanaannya.
b. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman belajar dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan IPA siswa melalui model pembelajaran
Project Based Learning dengan pendekatan STEM.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai
pengalaman serta latihan praktis dalam menerapkan ilmu yang
sudah dipelajari.
E. Landasan Teori
1. Project Based Learning
a. Pengertian Project Based Learning
Menurut Nanang Hanafiah dan Suhana, model pembelajaran
project-based learning (PjBL) merupakan pendekatan yang
memungkinkan siswa membangun pembelajarannya sendiri dan
mengungkapkannya dalam produk dunia nyata. Menurut Trianto,
pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan pendekatan
inovatif yang menekankan pembelajaran teks melalui kegiatan yang
kompleks. Olson mengatakan siswa dapat merencanakan dan
melakukan survei tentang topik atau topik yang digunakan di
seluruh disiplin ilmu atau materi..10
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
menekankan pada pembelajaran kontekstual melalui aktivitas
kompleks berdasarkan masalah yang sangat sulit dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah yang menuntut siswa untuk merancang dan
memecahkan masalah, serta membuat sebuah keputusan.11

10
I Wayan Eka Mahendra, “Project Based Learning Bermuatan EtnoIPA Dalam Pembelajaran,”
Jurnal Pendidikan Indonesia 6 (2017).
11
Sih Kusumaningrum and D. Djukri, “, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Project
Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Sains Dan Kreativitas,” Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA 2 (2016).
b. Karakteristik Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
siswa
3) Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan.
4) Peserta secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses
dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
5) Siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan
6) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif
7) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan.12
c. Langkah-langkah Project Based Learning
1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
2) Mendesain perencanaan proyek
3) Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek
4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
5) Mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.13
d. Keunggulan Project Based Learning
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa dan mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan.
2) Meningkatan kemampuan pemecahan masalah.
3) Meningkatkan kolaborasi
4) Meningkatkan ketrampilan mengelola sumber.

12
Farah Robi’atul Jauhariyah, Hadi Suwono, and Ibrohim, “Science, Technology, Engineering
And Mathematics Project Based Learning (STEM-PBL) Pada Pembelajaran Sains,” Jurnal
Pendidikan IPA Pascasarjana UM 7 (2017).
13
Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014).
5) Membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.14
e. Kekurangan Project Based Learning
1) Kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat
pelaksanaan proyek.
2) Memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menghasilkan
proyek yang maksimal.15
2. Science, Technology, Engineering, and Math (STEM)
a. Pengertian Science, Technology, Engineering, and Math (STEM)
National Science Foundation menciptakan istilah STEM
pada 1990-an sebagai gerakan reformasi di empat bidang. Dua
tujuan diperkenalkannya istilah STEM adalah untuk membina
warga negara dan meningkatkan daya saing global dalam inovasi
iptek. Menurut Jones, STEM menggabungkan empat disiplin ilmu
yaitu science, technology, engineering/engineering, dan science
menjadi satu kurikulum secara keseluruhan..16
STEM adalah pendekatan pembelajaran yang didalamnya
memadukan komponen STEM (Science, Technology, Engineering,
and Mathematics). Pendekatan ini sebuah kemampuan dan
pengetahuan yang dapat secara bersamaan oleh siswa. STEM secara
umum bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat
meningkatkan daya saing mereka di era global.17
Pendidikan STEM menerapkan pembelajaran berbasis
pemecahan masalah yang sengaja menempatkan penelitian ilmiah
dan aplikasi matematika dalam konteks merancang teknologi

14
Istiqommah Addin, Tri Redjeki, and Sri Retno Dwi Ariani, “Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (Pjbl) Pada Materi Pokok Larutan Asam Dan Basa Dikelas XI IPA 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014,” Jurnal Pendidikan Kimia (2014).
15
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual-Konsep,
Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013 (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014).
16
Jaka Afriana, Project Based Learning Makalah Untuk Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPA
Terpadu (Bandung, 2015).
17
Hany Hafiana, PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)
TERINTEGRASI STEM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA
MATERI IPA KELAS 4 DI SDI SURYA BUANA (Malang, 2022).
sebagai bentuk pemecahan masalah. Integrasi STEM merupakan
pendekatan pembelajaran STEM yang menggabungkan dua atau
lebih mata pelajaran STEM di kelas melalui hubungan antara mata
pelajaran STEM dan isu-isu kontekstual yang melingkupi siswa.18
Tujuan pendidikan STEM adalah untuk mengembangkan
siswa yang siap untuk berpartisipasi dalam masyarakat dan dapat
mengembangkan kemampuan yang ada sehingga mereka dapat
menerapkan pada situasi dan masalah yang berbeda dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran STEM, siswa
diharapkan memiliki keterampilan belajar yang inovatif, antara lain
keterampilan berpikir kritis, kreativitas, inovasi, komunikasi dan
kolaborasi..19
b. Keunggulan Science, Technology, Engineering, and Math (STEM)
1) Menumbuhkan pemahaman tentang hubungan antara
prinsip, konsep, dan keterampilan domain di disiplin
tertentu.
2) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan memicu imajinasi
kreatif mereka dan berpikir kritis .
3) Membantu siswa untuk memahami dan mengalami proses
penyelidikan ilmiah .
4) Mendorong kolaborasi pemecahan masalah dan saling
ketergantungan dalam kerja kelompok.
5) Memperluas pengetahuan siswa diantaranya pengetahuan
IPA dan ilmiah. Membangun pengetahuan aktif dan ingatan
melalui pembelajaran mandiri.
6) Memupuk hubungan antara berpikir, melakukan, dan
belajar.

18
Tood Kelley and J. Geoff Knowles, “A Conceptual Framework for Integrated STEM
Eduaction,” n. International Journal of STEM Education 3 (2016).
19
Taza Nur Utami, Agus Jatmiko, and Suherman, “Pengembangan Modul IPA Dengan
Pendekatan Science, Technology, Wngineering, And Mathematika (STEM) Pada Materi Segi
Empat,” Desimal: Jurnal IPA (2018).
7) Mengembangan kemampuan siswa untuk menerapkan
pengetahuan mereka.20
3. Project Based Learning dengan Pendekatan STEM
a. Pengertian Project Based Learning dengan Pendekatan STEM
PjBL-STEM merupakan perencanaan dan pelasanaan
pembelajaran yang dikonotasikan dengan pendekatan STEM yang
dipadukan dengan model berbasis proyek yang dapat menarik siswa
untuk belajar melalui proyek yang direkomendasikan dalam
kurikulum 2013. Meskipun PjBL dan PjBL berbasis STEM
memiliki kesamaan, PjBL berbasis STEM lebih menekankan pada
proses desain. Proses desain adalah pendekatan sistematis untuk
mengembangkan solusi untuk masalah dengan hasil yang terdefinisi
dengan baik .21
b. Keunggulan model pembelajaran project-based learning terintegrasi
STEM diantaranya yaitu:
1) Dapat meningkatakan kemampuan berpikir kreatif siswa karena
dalam model ini siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan suatu
masalah
2) Dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk merancang
solusi pemecahan masalahan.22
Proses PjBL berbasis STEM untuk mengajar siswa terdiri dari
lima langkah, dengan setiap fase pembelajaran ditujukan untuk
mencapai proses tertentu,
c. Langkah-langkah Penerapan Project Based Learning dengan
Pendekatan STEM,
1) Reflection (Refleksi)

20
Jasa Ungguh Muliawan, Ilmu Pendidikan Islam: Studi Kasusterhadap Strukturilmu, Kurikulum,
Metodologi Dan Kelembagaan Pendidikan Islam (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015).
21
Capraro, STEM Project-Based Learning: An Integrated Science, Technology, Engineering, and
Mathematics (STEM) Approach (Second Ed) (Rotterdam: Sense Publishers, 2013).
22
Ani Ismayani, “Pengaruh Penerapan STEM Project - Based Learning Terhadap Kreativitas
Matematis Siswa SMK,” Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education 3, no. 4
(2016): 264–272, http://idealmathede.p4tkmatematika.org.
Pada langkah ini, mengajak siswa agar dapat
mengombinasikan materi dengan wawasan awal mereka. Siswa
dibawa ke dalam permasalahan kemudian diberi motivasi untuk
menyelaikannya.
2) Research (Meneliti)
Dalam langkah research ini, siswa mendapatkan informasi
lain dari sumber belajar yang berhubungan.
3) Discovery (Menemukan)
Langkah penemuan ini merupakan langkah yang
menjembati antara pengumpulan informasi yang telah diperoleh
dengan proyek yang akan dilaksanakan. Langkah dimana siswa
secara mandiri belajar dan menentukan apa yang perlu mereka
temukan.
4) Application (Menerapkan)
Langkah penerapan bertujuan untuk mencoba produk/solusi
dalam kegiatan pemecahan masalah. Dalam langkah ini siswa
mengujicobakan produk yang telah mereka buat dari ketentuan
yang telah mereka tetapkan, kemudian hasil yang mereka
dapatkan dijadikan evaluasi dalam memperbaiki langkah
sebelumnya.
5) Communication (Mengkomunikasikan)
Langkah terakhir yaitu komunikasi, siswa yang telah
mengerjakan suatu proyek dalam membuat produk/solusi maka
diminta unutuk mengkomunkasikan produk/solusi yang telah
dibuat antar teman maupun lingkup kelas melakui presentasi.23
d. Karakteristik Project Based Learning dengan Pendekatan STEM
1) Tugas ambigu dengan konsekuensi yang jelas ada dalam tugas
kontekstual yang mengharuskan siswa untuk memecahkan

23
Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi Suwono, and Ibrohim, “Science, Technology, Engineering
and Mathematics Project Based Learning (STEM-PjBL) Pada Pembelajaran Sains,” Prosiding
Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana UM 2 (2017): 432–436.
banyak masalah yang menunjukkan perolehan beberapa konsep
STEM secara keseluruhan..
2) Pembelajaran berbasis proyek mengacu pada penggunaan
proyek yang menghasilkan berbagai kemungkinan hasil
pembelajaran.24
e. Keunggulan Project Based Learning dengan Pendekatan STEM
1) Terintegrasi ke dalam STEM, PjBL dapat meningkatkan minat
belajar siswa, menjadikan pembelajaran lebih bermakna,
membantu siswa memecahkan masalah kehidupan nyata, dan
mendukung karir masa depan mereka.
2) Mengintegrasikan STEM ke dalam PjBL merupakan tantangan
dan motivasi bagi siswa karena melatih mereka untuk berpikir
kritis, menganalisis dan meningkatkan kemampuan berpikir
tinggi mereka.25
4. Kemampuan Pemecahan Masalah IPA
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan seseorang
untuk menemukan solusi melalui proses yang melibatkan pengumpulan
dan pengorganisasian informasi. Keterampilan pemecahan masalah IPA
adalah kemampuan siswa untuk memahami masalah, merencanakan
strategi, dan melaksanakan rencana pemecahan masalah.26
Karakteristik masalah yang dapat diselesaikan untuk mengetahui
kemampuanpemecahan masalah, yaitu :
a. Masalah yang disajikan merupakan masalah yang kompleks.
b. Masalahnya harus dirancang agar siswa tertarik untuk
memecahkan.
c. Masalah dirancang agar pemecahan masalah tidak dapat
dipecahkan dalam satu atau dua langkah saja.

24
Capraro, STEM Project-Based Learning: An Integrated Science, Technology, Engineering, and
Mathematics (STEM) Approach (Second Ed).
25
Ibid.
26
Zainal Aqib, Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Konvensional (Inovatif)
(Bandung: Yrama Widya, 2013).
d. Masalah yang disajikan relevan dengan permasalahan dalam
dunia nyata
e. Tujuan untuk memecahkan permasalahan jelas.27
Kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah menurut
Polya. Polya menjelaskan indikator kemampuan pemecahan
masalah terdiri dari empat tahapan, yaitu:28
Tahapan Indikator
Memahami Siswa mampu memahami apa yang diketahui dan
masalah ditanyakan pada soal yang diberikan.

Membuat rencana Siswa mampu menentukan langkah-langkah yang bisa


pemecahan digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
masalah

Melaksanakan Siswa mampu menyelesaikan soal sesuai dengan


rencana langkah-langkah yang direncanakan
pemasalahan

Memeriksa kembali Siswa mengoreksi kembali jawaban yang telah


solusi yang diberikan dalam menyelesaikan soal untuk memastikan
diperoleh jawaban.

27
Ken Heller, “Strategies for Learning to Sove Physics Problems,” Jurnal School of Physics and
Astronomy (n.d.).
28
Oktaviana - Rahayu, Martua Ferry Siburian, and Andri Suryana, “Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah IPA Siswa Kelas VII Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di MTs.
Asnawiyah Kab. Bogor,” EduBiologia: Biological Science and Education Journal 1, no. 1 (2021):
15.
F. Kajian Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang mendukung model pembelajarn Project-Based
Learning berbasis STEM untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep IPA siswa yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kornelia Devi Kristiani, Tantri Mayasari
dan Erawan Kurniadi dengan judul “Pengaruh pembelajaran STEM-
PjBL terhadap keterampilan berpikir kreatif”.29
Hasil penelitian menunjukkanbahwa dari analisis data diperoleh
bahwa rata-rata pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum
dan sesudah pembelajaran dengan STEM-PjBL berbeda secara
signifikan, dan peningkatan kemampuannya berada pada taraf besar.
Sehingga dapat dikatakan bahwa STEM-PjBL efektif dilakukan pada
pembelajaran tematik atau pembelajaran IPA di SMP.
Kesesuain penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah sama-sama menggunakan model PjBL dan STEM. Sedangkan
perbedaanya adalah penelitian ini mengukur ketrampilan kreatif,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengukur peningkatan
pemahaman konsep IPA ditinjau dari gaya kognitif siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lutfi, Ismail Dan Andi Asmawati Aziz
dengan judul “Pengaruh Project Based Learning Terintegrasi Stem
Terhadap Literasi Sains, Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa”30
Hasil dari analisis data tersebut sehingga implementasi model PjBL
terintegrasi STEM dalam pembelajaran Biologi pada tema pencemaran
lingkungan memiliki respon yang sangat positif dari siswa dan efektif
untuk diterapkan. Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

29
Kornelia Devi Kristiani, Tantri Mayasari, and Erawan Kurniadi, “Pengaruh Pembelajaran
STEM-PjBL Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif,” Prosiding SNPF (Seminar Nasional
Pendidikan Fisika) 21 (2017): 266–274, http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/snpf/article/view/1719.
30
Lutfi, Ismail, and Andi Asmawati Azis, “Pengaruh Project Based Learning Terintegrasi Stem
Pengaruh Project Based Learning Terintegrasi Stem Terhadap Literasi Sains, Kreativitas Dan
Hasil Belajar Peserta Didik,” Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya (2018): 189–194.
signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana literasi
sains, kreativitas dan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dengan demikian model PjBL STEM berpengaruh terhadap literasi
sains, kreativitas dan hasil belajar siswa di SMAN 11 Sinjai. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama
menggunakan model pembelajaran PjBL dan STEM. Sedangkan
perbedaanya adalah penelitian ini melihat hasil dari kreatifitas siswa
sedangkan penelitian yang akan dilkakukan mengukur peningkatan
pemahaman konsep IPA ditinjau dari gaya kognitif siswa.
G. Kerangka Berpikir

Pembelaran IPA di kelas IV MI Nurul Ulum

Tujuan Fakta
Tujuan mata pelajaran IPA menurut kurikulum Ketereampilan memecahkan masalah
yaitu mengembangkan pengetahuan dan siswa IPA di kelas IV MI Nurul Ulum
pemahaman konsep-konsep IPA yang masih rendah.
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelediki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
keputusuan.

Diperlukan model pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan memecahkan


masalah siswa

Penerapan model Project Based Learning


berbasis STEM

Diberikan tes awal Diberikan tes akhir


untuk mengukur Diberikan perlakuan untuk mengetahui
kemampuan dengan model PjBL adanya pengaruh model
pemecahan masalah dengan pendekatan PjBL dengan pendekatan
IPA sebelum diberi STEM STEM terhadap
perlakuan kemampuan pemecahan
masalah IPA siswa

Pada penelitian ini, peneliti melakukan studi pendahuluan


terlebih dahulu berupa wawancara dengan guru IPA kelas IV MI
Nurul Ulum, merumuskan masalah yang akan diteliti, mengkaji
teori belajar dan relevansi penelitian, menyusun RPP, dan membuat
instrumen tes kemampuan pemecahan masalah listrik statis dan
dinamis dengan model PjBL dengan pendekatan STEM yang akan
diterapkan di dalam kelas.
Kemudian peneliti menguji kelayakan instrumen yang telah
dibuat kepada validator ahli dan uji lapangan. Instrumen yang telah
diuji kelayakannya akan dianalisis dan digunakan untuk pre test dan
post test sebagai pengukur variabel terkait dalam penelitian ini.
Pelaksanaan dimulai dengan memberikan pretest pada kelas
IV untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap konsep
listrik statis dan dinamis yang akan dipelajari. Kemudian dilanjutkan
dengan memberi perlakuan berupa model Project Based Learning
dengan pendekatan STEM pada konsep listrik statis dan dinamis.
Setelah diberikan perlakuan, peneliti memberikan post test
untuk mengetahui adanya pengaruh terhadap kemampuan
pemecahan masalah ipa siswa pada konsep listrik statis dan dinamis.
Setelah pelaksanaan, peneliti memulai untuk menganalisis dan
pelaporan. Peneliti mengolah dan menganailisis data yang telah
dihasilkan selama tahap pelaksanaan. Peneliti juga akan menguji
hipotesis penelitian dan menarik kesimpulan.
a. Tahap Awal

Studi
pendahuluan: Menyusun
Menganalisis
wawancara Merumuskan instrumen tes
data hasil uji
dengan guru masalah KPM IPA, RPP,
kelayakan
IPA kelas IV MI dan LKPD
Nurul Ulum

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran
dengan model
Pre test Project Based Post test
Learning dengan
pendekatan STEM

c. Tahap Akhir
Menganalisis Menarik
Menguji
data hasil kesimpulan
hipotesis
penelitian penelitian

H. Hipotesis Penelitian
Pada hipotesis penelitian ini, jika p < 0,050 (antara 0,011 – 0,050),
maka korelasi atau perbedaannya dinyatakan signifikan. Dengan demikian
hipotesis dapat diterima. Jika P > 0,05, maka korelasi atau perbedaannya
dinyatakan nirsignifikan (tidak signifikan). Dengan demikian hipotesis
ditolak. Jadi,
Ha : Terdapat pengaruh model Project-Based Laerning (PjBL) dengan
pendekatan STEM terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada
materi IPA kelas 4 di MI Nurul Ulum
H0 : Tidak terdapat pengaruh model Project-Bas ed Laerning (PjBL)
dengan pendekatan STEM terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi IPA kelas 4 di MI Nurul Ulum.
Hipotesis pada penelitian ini yaitu Ha : Terdapat pengaruh model
Project-Based Laerning (PjBL) dengan pendekatan STEM terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi listrik statis dan dinamis
di kelas IV MI Nurul Ulum Kretek.

I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental
design atau eksperimen semu (quasi eksperimen). Quasi eksperimen
adalah metode yang bertujuan untuk mencari pengaruh perlakuan
terhadap suatu populasi atau sampel. Pre experimental design sering
disebut juga dengan istilah quasi eksperimen.
Menurut Sugiono, penelitian pre eksperimen hasilnya merupakan
variabel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen.31 Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya variabel
kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
2. Desain penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode pre-experimental design tipe one group pre-test post-test atau
yang dikenal dengan desain pemberian pre-test dan post-test dalam
kelompok tunggal sehingga pengaruh dari perlakuan dihitung dengan
membandingkan nilai post-test dan pre-test.32
Dengan desain one group pretest-posttest design, penelitian diawali
dengan sebuah tes awal (pre test) yang diberikan kepada sampel,
kemudian diberikan perlakuan (treatment), kemudian diakhiri oleh
sebuah tes akhir (post test) yang diberikan kepada sampel.Desain yang
digunakan ditunjukkan seperti pada tabel di bawah ini:
One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X1 O2

Keterangan :

O1 : tes awal (pretest) sebelum


diberi perlakuan

X : perlakuan (treatment)
O2 : tes akhir (posttest)
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.33

31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010).
32
Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013).
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen atau
variabel bebas (variabel X) dan variabel dependen atau variabel terikat
(variabel Y).
Variabel bebas (X) : Model Project Based Learning (PjBL) dengan
pendekatan STEM
Variabel terikat (Y) : Kemampuan pemecahan masalah IPA siswa
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Ulum pada semester genap
tahun ajaran 2022/2023.
5. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika
seseorang ingin mempelajari semua elemen dari suatu wilayah
penelitian, maka penelitian tersebut adalah studi demografi. Survei
atau survei ini disebut juga dengan sensus.34 Subyek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV MI Nurul Ulum yang berjumlah 23
siswa.
b. Sampel
Sampel menurut Panggabean adalah sebagian dari
keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap
populasi dan diambil dengan menggunakan teknik sampling.
Sampel survei diambil dengan teknik sampling yang ditargetkan,
yaitu teknik yang menentukan sampel dari sudut pandang tertentu.
Hasil dari pemilihan sampel, Kelas IV sebagai kelas tes dan kelas
kontrol dengan 23 siswa.
c. Teknik pengambilan sampel
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu probability sampling dan non probability

Bandung: (Bandung: Alfabeta, 2011). H. 38


34
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010).
sampling. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah non
probability sampling. Menurut Sugiyono35 definisi nonprobol
sampling adalah: teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis non probelitiy sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Dalam hal ini, pertimbangan tersebut didasarkan atas
informasi dari guru bahwa setiap kelas memiliki karakteristik
akademis yang berbeda.
Berdasarkan nilai ulangan harian, siswa kelas IV saat
memecahkan masalah IPA cenderung lebih lamban dibandingkan
dengan kelas-kelas lainnya, sehingga sesuai dengan rekomendasi
guru bidang studi IPA, maka sampel penelitian yang digunakan
adalah kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa yang
mengikuti kegiatan penelitian mulai dari pretest hingga posttest.
6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre-test
dan post- test berupa soal esai sebanyak 5 soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah
siswa setelah mempelajari tema 7 materi listrik statis dan
dinamis. Hasil pre-test dan post-test kemudian di analisis
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) terintegrasi
STEM terhadap kemampuan pemecahan masalah pada
materi IPA kelas 4 di MI Nurul Ulum.

35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017).
2) Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang yang bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
membangun makna pada topik tertentu.36
Pada penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara
bersama narasumber yaitu wali kelas IV. Wawancara dilakukan
pra-penelitian yang bertujuan untuk mengetahui data awal dari
guru terkait model dan metode pembelajaran yang digunakan.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dikatakan baik jika dapat mengevaluasi sesuatu
dengan hasil seperti situasi yang sedang dievaluasi.37. Adapun
instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKPD (Lembar Kerja
Siswa), dan Intrumen tes (pre-test post-test) berupa tes tulis.
Tes ini ditunjukkan untuk siswa di kelas eksperimen dan kelas
kontrol yaitu kelas IV. Tes tulis yang digunakan berupa soal essay
yang disusun berdasarkan indikator kemampuan pemecahan
masalah. Penyusunan instrumen tes ini didasarkan pada indikator
pembelajaran yang hendak dicapai.
Soal-soal tes berbentuk esai tentang materi listrik statis dan
dinamis. Instrumen ini mencakup 3 aspek kemampuan
pemecahan masalah siswa, yaitu dengan ranah kognitif C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).
Indikator Kemampuan Kognitif pada Langkah Langkah
Pemecahan Masalah menurut Polya yaitu:
Pemecahan Kemampuan Deskripsi Indikator
Masalah Kognitif
Menerapkan Menganalisis Dapat a. Tinggi
pemecahan (C4) menguraikan Siswa dapat

36
Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. H. 231
37
Suharsimin Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2 (Jakarta: Bumi Akasara, 2015).
masalah proses pemecahan menguraikan
masalah penyelesaian
menggunakan
lebih dari satu
rumus atau konsep
dengan benar
b. Sedang
Siswa dapat
menguraiakan
penyelesaian
menggunakan satu
rumus atau konsep
dengan benar
c. Rendang
Siswa
menguraiakan
penyelesaian
menggunakan satu
rumus atau konsep
dengan salah
Mengevaluasi Memeriksa hasil a. Tinggi
(C5) pemecahan Siswa dapat
masalah memeriksa lebih
dari satu cara hasil
pekerjaannya
dengan benar
b. Sedang
Siswa dapat
memeriksa satu
cara hasil
pekerjaannya
dengan benar
c. Rendah
Siswa tidak dapat
memeriksa hasil
pekerjaannya
dengan
Melihat Mencipta Mampu membuat a. Tinggi
kembali atau menemukan Siswa dapat
pemecahan rumus atau membuat konsep
masalah konsep baru atau baru
konsep yang
sebelumnya
belum diketahui
b. Sedang
Siswa dapat
menemukan
konsep
c. Rendah
Ssiswa tidak dapat
membuat atau
menemukan
konsep

7. Validitas dan Realibilitas Instrumen


a. Validitas
Untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen dalam
penelitianini, maka instrumen diujikan dengan dua cara sebagai
berikut:

a. Uji Validitas Isi


Uji validitas isi dihitung menggunakan bantuan Microsoft-
Excel dengan rumus indeks V dari Aiken. Adapun rumus
indeks V sebagai berikut:

Keterangan:
V : Validitas
N : Banyaknya ahli
C : Skor tertinggi (4)
In :r–1
r : Nilai rating yang diberikan ahli
i : Skor kategori terendah (0)38

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Ahli


Hasil Validitas Kriteria Validitas
0,80 < V < 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < V < 0,80 Tinggi
0,40 < V < 0,60 Cukup
0,20 < V < 0,40 Rendah
0,00 < V < 0,20 Sangat Rendah

b. Uji Validitas Empiris


Setelah dilakukan validitas isi, instrumen soal tes
siap diujicobakan. Setelah di dapatkan hasil uji coba,

pengujian dilakukan menggunakan bantuan program


Microsoft-Excel menggunakan korelasi Product Moment.

38
L. R Aiken, “Content Validity and Reliability of Single Items or Questionnaires,” Educational
and Psychological Measurement 40 (1980).
Adapun rumus Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:
N : Jumlah siswa
rXY : Koefisien korelasi antara variabel X dan
variabel YX : Skor tiap butir soal
Y : Skor total tiap butir soal.39

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Empiris


Interval Skor Kategori Valid
0,80 - 1,00 Sangat Tinggi
0,60 - 0,80 Tinggi
0,40 - 0,60 Sedang
0,20 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat Rendah

Untuk menguji apakah instrumen itu valid atau tidak dibutuhkan


uji validitas. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sehingga data
tersebut valid.40
b. Realibilitas
Uji reliabilitas dilakukan apabila data sudah dikatakan valid. Uji
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
uji Alpha Cronbach dengan bantuan program Microsoft-Excel.
Rumus Alpha:

Keterangan:

39
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2019).
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung:
R11 : Koefisien reliabilitas tes
K : Banyaknya butir pertanuaan atau banyaknya soal
Σb2 : Jumlah varians butir

Σt2 : Varians total.41

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas


Reliabilitas (r11) Kriteria
0,80 - 1,00 Sangat Tinggi
0,60 - 0,80 Tinggi

0,40 - 0,60 Cukup


Rendah
0,20 - 0,40
Sangat Rendah
0,00 - 0,20

8. Teknik Analisis Data


a. Uji Normalitas
Data yang diuji normalitasnya adalah data hasil pre-test
kemampuan pemecahan masalah siswa. Uji Normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Uji
Normalitas Liliefors dengan bantuan SPSS 16 for windows.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui terdapat atau
tidaknya pengaruh model PjBL terintegrasi STEM terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa dengan Uji Paired
Sample T-Test menggunakan bantuan SPSS 16 for windows.

41
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian.
Daftar Pustaka
Addin, Istiqommah, Tri Redjeki, and Sri Retno Dwi Ariani. “Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Pada Materi Pokok Larutan Asam
Dan Basa Dikelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran
2013/2014.” Jurnal Pendidikan Kimia (2014).
Afriana, Jaka. Project Based Learning Makalah Untuk Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran IPA Terpadu. Bandung, 2015.
Aiken, L. R. “Content Validity and Reliability of Single Items or Questionnaires.”
Educational and Psychological Measurement 40 (1980).
Aqib, Zainal. Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Konvensional
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya, 2013.
B Saefuddin. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
Capraro. STEM Project-Based Learning: An Integrated Science, Technology,
Engineering, and Mathematics (STEM) Approach (Second Ed). Rotterdam:
Sense Publishers, 2013.
Depdiknas. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eko Jaya, 2003.
Djumali, Sundari, S Ali, J Subadi, A Choiri, and J Wardhani. Landasan Pendidikan.
Yogyakarta: Grava Media, 2014.
Effi Aswita Lubis. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Perdana Publishing, 2015.
Hafiana, Hany. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED
LEARNING (PjBL) TERINTEGRASI STEM TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI IPA KELAS 4 DI SDI SURYA
BUANA. Malang, 2022.
Heller, Ken. “Strategies for Learning to Sove Physics Problems.” Jurnal School of
Physics and Astronomy (n.d.).
I Wayan Eka Mahendra. “Project Based Learning Bermuatan EtnoIPA Dalam
Pembelajaran.” Jurnal Pendidikan Indonesia 6 (2017).
Ismayani, Ani. “Pengaruh Penerapan STEM Project - Based Learning Terhadap
Kreativitas Matematis Siswa SMK.” Indonesian Digital Journal of
Mathematics and Education 3, no. 4 (2016): 264–272.
http://idealmathede.p4tkmatematika.org.
Jasa Ungguh Muliawan. Ilmu Pendidikan Islam: Studi Kasusterhadap
Strukturilmu, Kurikulum, Metodologi Dan Kelembagaan Pendidikan Islam.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015.
Jauhariyah, Farah Robi’atul, Hadi Suwono, and Ibrohim. “Science, Technology,
Engineering And Mathematics Project Based Learning (STEM-PBL) Pada
Pembelajaran Sains.” Jurnal Pendidikan IPA Pascasarjana UM 7 (2017).
Jauhariyyah, Farah Robi’atul, Hadi Suwono, and Ibrohim. “Science, Technology,
Engineering and Mathematics Project Based Learning (STEM-PjBL) Pada
Pembelajaran Sains.” Prosiding Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana UM 2
(2017): 432–436.
K, Dewi Susanti, Ida Kaniawati, and Irma Rahma. PENGARUH PEMBELAJARAN
STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATHEMATICS)
TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA
MATERI USAHA DAN ENERGI. 2015, 2015.
Kelley, Tood, and J. Geoff Knowles. “A Conceptual Framework for Integrated
STEM Eduaction.” n. International Journal of STEM Education 3 (2016).
Kristiani, Kornelia Devi, Tantri Mayasari, and Erawan Kurniadi. “Pengaruh
Pembelajaran STEM-PjBL Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif.”
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 21 (2017): 266–274.
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/snpf/article/view/1719.
Lestari, T. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh-
Contoh Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning Dan
Metode Pembelajaran Demonstrasi Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK
Muhammadiyah Wonosari. Yogyakarta, 2015.
Lutfi, Ismail, and Andi Asmawati Azis. “Pengaruh Project Based Learning
Terintegrasi Stem Pengaruh Project Based Learning Terintegrasi Stem
Terhadap Literasi Sains, Kreativitas Dan Hasil Belajar Peserta Didik.”
Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya (2018): 189–194.
Mulyasa. Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014.
Permanasari, Anna. “STEM Education : Inovasi Dalam Pembelajaran Sains.”
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian &
Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21” Surakarta, 22
Oktober 2016 (2016): 23–34.
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/viewFile/9810/7245.
Rahayu, Oktaviana -, Martua Ferry Siburian, and Andri Suryana. “Analisis
Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Siswa Kelas VII Pada Konsep
Pencemaran Lingkungan Di MTs. Asnawiyah Kab. Bogor.” EduBiologia:
Biological Science and Education Journal 1, no. 1 (2021): 15.
Sih Kusumaningrum, and D. Djukri. “, Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Model Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Ketrampilan
Proses Sains Dan Kreativitas.” Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 2 (2016).
Sitiatava Rizema Putra. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Yogyakarta: Diva Press, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2017.
———. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Bandung: Alfabeta, 2011.
———. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.
———. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2013.
Suharsimin Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Akasara, 2015.
———. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2019.
———. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual-
Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014.
Utami, Taza Nur, Agus Jatmiko, and Suherman. “Pengembangan Modul IPA
Dengan Pendekatan Science, Technology, Wngineering, And Mathematika
(STEM) Pada Materi Segi Empat.” Desimal: Jurnal IPA (2018).
Wisudawati, Asih Widi, and Eka Silistyowati. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Akasara, 2014.

Anda mungkin juga menyukai