PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
HANA AGUSTIN
NIM 188420100016
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
STEM telah diterapkan di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang,
Finlandia, Australia dan Singapura. STEM merupakan inisiatif dari National Science
Foundation. Tujuan dari penerapan STEM di Amerika Serikat ialah untuk menjadikan
keempat bidang ini (science, technology, engineering, and mathematics) menjadi pilihan
karir utama bagi peserta didik[40,41] Keadaan ini terjadi karena negara tersebut
mengalami krisis ilmuan di bidang STEM. Bentuk keseriusan pemerintah Amerika
Serikat untuk mengatasi masalah tersebut antara lain dengan mendirikan STEM
Education dan memberikan bantuan biaya pendidikan pada calon mahasiswa yang
memilih salah satu bidang STEM[42] . Namun beberapa tahun belakangan, STEM
diterapkan pada berbagai bidang studi atau jurusan di berbagai jenjang pendidikan.
STEM telah banyak diterapkan dalam pembelajaran. Keadaan ini ditunjukkan dari
hasil penelitian yang mengungkap bahwa penerapan STEM dapat meningkatkan
prestasi akademik dan non-akademik peserta didik[43-49] Oleh sebab itu, penerapan
STEM yang awalnya hanya bertujuan untuk meningkatkan minat peserta didik
terhadap bidang STEM menjadi lebih luas. Keadaan ini muncul karena setelah
diterapkan dalam pembelajaran, ternyata STEM mampu meningkatkan penguasaan
pengetahuan, mengaplikasikan pengetahuan untuk memecahkan masalah, serta
mendorong peserta didik untuk mencipta sesuatu yang baru.
Menurut Marrison, (2006), salah satu tujuan pendidikan STEM agar siswa terbentuk
menjadi problem solver, penemu, inovasi, independen, berpikir logis, dan literasi
teknologi serta mampu menghubungkan antara sejarah budaya, pendidikan dan
pengetahuannya yang diterapkan dalam kehidupan nyata. Berdasarkan hal tersebut
maka implementasi pembelajaran berbasis STEM terintegrasi kearifan lokal/budaya
masyarakat perlu digalakkan di lingkungan dimana peserta didik tinggal. Ibrahim,
(2014) mengatakan bahwa integrasi kearifan lokal dalam aktifitas pendidikan dan
pembelajaran sangat potensial untuk dimunculkan sebagai suatu inovasi atau
kebaharuan Anatasija Limba1 Clara Levenia Jamarua2, 2021 Oleh karena itu,
penerapan STEM berbasis kearifan lokal cocok digunakan pada pembelajaran IPA
Project Based Learning secara umum memiliki pedoman langkah: 1) start with the
essential question, 2) design a plan for the project, 3) create a schedule, 4) monitor the
sudents and the progress of the project, 5) asses the outcome, dan 6) evaluate the
experience (Harun, 2006 dalam ). Keenam langkah tersebut secara umum dilaksanakan
oleh siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Project Based Learning dapat
membuat siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna, siswa membangun
pengetahuannya di dalam konteks pengalamannya sendiri, dan dengan pengalaman
belajar secara langsung, dapat mendukung untuk mengembangkan keterampilan
(Thomas dalam Wena, 2009 dalam ). Melalui pengalaman langsung seseorang dapat
lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan (Rustaman, 2005
dalam ).
Penelitian tentang PjBL telah dilakukan oleh Siwa, dkk. (2013) dalam mengungkapkan
bahwa pada pembelajaran berbasis proyek, terdapat keterampilan proses sains yang
teramati ketika suatu produk ilmiah dibuat. Dari kegiatan proyek tersebut,
keterampilan proses sains dapat meningkat dengan siswa terlibat langsung dalam
menemukan fakta-fakta, konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses
dan sikap illmiah sendiri (Soetardjo dan Soejitno, 1998). Berdasarkan uraian yang telah
dijelaskan sebelumnya, model pembelajaran PjBL memiliki potensi untuk membantu
siswa dalam proses pembelajaran serta mengembangkan kemampuan siswa dalam
berbagai aspek termasuk keterampilan proses sains Nuril Maghfiroh, Herawati Susilo,
Abdul Gofur,2016
Pemaparan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan penelitian dengan judul
“Efektifitas Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif IPA SMP”. Kegiatan belajar mengajar yang mempertimbangkan keterampilan
berpikir kreatif mampu melahirkan hal baru, terlebih mengingat bahwa mata
pelajaran IPA ialah mata pelajaran yang berhubungan dengan alam sehingga
penemuan baru pasti didapatkan. Keterampilan berpikir kreatif peserta didik
harusnya menjadi salah satu point penting dalam pembelajaran. Keterampilan berpikir
kreatif peserta didik yang rendah justru akan mengganggu cara berpikir peserta didik
tersebut. Kemampuan yang rendah dari peserta didik hanya akan menimbulkan
kegiatan mengingat dan mengulang materi. Oleh karena itu, penelitian ini penting
dilakukan, untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif dari peserta didik.