SKRIPSI
Oleh
RISWANDI MAULANA
142154034
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
manusia yang memiliki kompetensi utuh abad 21, hal ini sejalan dengan
yang dikonfirmasi oleh PBB saat dideklarasikan antara tahun 2005 dan 2014
tersebut sejalan dengan Yuni, Wijaya et.al., (2016:268), bahawa pada skema
yang dikembangkan oleh P21 diperjelas dengan tambahan subjek 3R. Dalam
diambil lafal “R” yang kuat dari setiap kata. Dari subjek reading, writing dan
peserta didik dapat tercapai. Senada dengan pernyataan tersebut Haris Odja dan
keterampilan literasi sains peserta didik merupakan suatu alasan yang melandasi
belum memiliki sifat kritis dalam proses belajar, tentunya hal tersebut
berpengaruh pada tingkat hasil belajar peserta didik yang belum maksimal.
Manonjaya melalui wawancara pada tanggl 10 Januari 2018 dengan guru mata
HOTS dan literasi, hal ini menunjukan bahwa keterampilan literasi sains peserta
didik perlu diukur dan ditingkatkan. Disamping itu dilihat dari rata-rata nilai
hasil ulangan peserta didik pada materi vertebrata tahun ajaran 2016/2017
masih kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu baru mencapai
74, 58. Sedangkan nilai ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai peserta
4
tersebut terbukti bahwa guru harus melakukan repitalisasi terhadap model atau
keterampilan literasi sains peserta didik pada mata pelajaran biologi konsep
vertebrata.
sangat penting untuk dimiliki peserta didik karena secara langsung berkorelasi
dengan membangun generasi baru yang memiliki pemikiran serta sikap ilmiah
yang kuat dapat secara efektif mengkomunikasikan ilmu dan hasil penelitian,
belajar yang harus diperoleh peserta didik secara maksimal seperti yang
keterampilan.
5
dikembangkan atas dasar konsep mental proses berfikir peserta didik untuk
keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial (Ika et.al. 2012:60).
melibatkan peserta didik untuk mencari data secara langsung melalui berbagai
hasil belajar?;
Thinking;
3. hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif meliputi dimensi
konseptual (K2), dan prosedural (K3) serta dimensi proses kogintif yang
vertebrata;dan,
1 Manonjaya Tasikmalaya.
literasi sains melalui kemampuan peserta didik dalam hal mengenali masalah,
merubah prilaku pada peserta didik secara tetap yang dapat diukur setelah
B. Rumusan Masalah
model induktive thingking terhadap scientific literasi skill dan hasil belajar
peserta didik serta hubungan antara scientific literasi skill dan hasil belajar pada
C. Definisi Operasional
tentang beberapa pengertian tentang scientific literacy skill, hasil belajar dan
berdasarkan fakta dan data yang akurat dari berbagai macam informasi
dan prilaku dan keterampilan berpikir peserta didik secara tetap dan dapat
diukur setelah melakukan proses belajar melalui test multiple choice pada
materi vertebrata. Adapun hasil belajar yang diukur yaitu hanya dari tes
dikelompokan;
dikelompokan;
D. Tujuan Penelitian
induktive thingking terhadap scientific literasi skill dan hasil belajar peserta
Tasikmalaya.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
yang optimal.
c. Bagi Guru
d. Bagi Sekolah
BAB II
LANDASAN TEORETIS
F. Kajian Teoretis
berpendapat bahwa:
dilakukan manusia”.
“Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik peserta
16
“hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan
nilai yang diperoleh peserta didik pada akhir satuan pelajaran yang
keterampilan”.
Mager (Tawil, Muh dan Liliasari, 2014:4), “bahwa hasil belajar seorang
hasil dari proses belajar yang telah dialami peserta didik tersebut”.
dan sikap”.
bahwa:
taksonomi yang lama, hanya dikenal jenjang C1, C2, C3, C4, C5,
dan C6, dalam taksonomi yang baru tiap jenjang menjadi 4 kali
metakognitif, dsb.
1) Dimensi Pengetahuan
18
pengetahuan metakognitif.
belajar merupakan suatu perubahan prilaku yang baru pada peserta didik
belajar yang diukur yaitu dari tes kognitif yang dibatasi pada jenjang
Faktor interen adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor eksteren adalah faktor yang ada diluar
faktor internal terdiri dari tiga faktor dasar yakni: faktor jasmani, faktor
a. Faktor Jasmani
1) Faktor Kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, proses belajar seseorang terganggu,
maka akan berdampak pada hasil belajar seseorang.
21
2) Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga tentunya akan mempengaruhi
kemampuan berpikir kritis seseorang, orang yang
memiliki cacat tubuh akan memiliki hasil belajar yang
berbeda dengan orang yang normal.
b. Faktor Psikologis
1) Inteligensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, peserta didik yang
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi
rendah.
2) Perhatian
Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan maka
peserta didik perlu menaruh perhatian lebih terhadap
suatu konsep yang akan dipelajarai, maka dari itu guru
perlu mempersiapkan suatu konsep yang menarik
perhatian peserta didik.
3) Minat
Hasil belajar peserta didik akan meningkat jika bahan
yang akan dipelajari sesuai dengan minat peserta didik.
4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan, peserta didik yang
memiliki kemampuan lebih terhadap suatu konsep yang
di sajikan guru, maka akan berdampak pada kemampuan
berpikir kritis yang baik.
5) Motif
Guru harus paham apa motif peserta didik dalam belajar
karena motif tersebut akan menjadi dasar guru untuk
memahami keinginan peserta didik.
6) Kematangan
Tingkat kematangan peserta didik jauga sangat
mempengaruhi dalam hasil belajar, artinya peserta didik
yang sudah siap untuk belajar maka akan cakap dalam
proses belajar, dan tentunya akan memberi hasil yang
baik dari belajar.
7) Kesiapan
Peserta didik yang siap belajar, maka akan memberi hasil
belajar yang baik.
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua yakni kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani. Peserta didik yang merasa lelah dalam
belajar tentunya akan memberikan hasil belajar yang buruk.
22
faktor masyarakat.
a. Faktor Keluarga
Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasan rumah tangga, dan keadaan
ekonomi keluarga, pengaruh pengaruh ini tentunya akan
berdampak pada hasil belajar seorang peserta didik.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar peserta
didik mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta
didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat
Peserta didik juga adalah bagian dari masyarakat, factor ini
mencakup kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
pengajaran.
23
3. Model Pembelajaran
juga meliputi perilaku kita sebagai guru saat model tersebut diterapkan”.
yang jelas, stuktur tersebut terdiri dari empat aspek yaitu: Sintak, Sitem
Sosial, Tugas/Peran Guru, dan Pengaruh Model. Hal ini sejalan dengan
dasar yaitu:
pembelajaran”.
25
menyatakan bahwa;
dengan akurat dan tepat agar suasana belajar lebih kondusip, interaktiv,
dan menyenangkan.
dikelompokan;
dikelompokan;
et.al., (2016:109);
notokord, batang saraf (nerve cord) dorsal yang berongga, celah atau
sibakan faring, dan ekor (post anal) di belakang anus yang berotot. Berikut
Gambar 2.1
Karakteristik Kordata
30
(2008:271):
a. memiliki tengkorak atau kranium yang terdiri dari otak di ujung anterior
b. memiliki ukuran tubuh kecil hingga besar dengan bentuk tubuh bilateria
(bersimetri bilateral).
(kolumna vertebrate).
sirif pada pisces, ekor pada reptil, kaki pada mamalia, atau tangan yang
e. memiliki kerangka dalam yang tersusun dari tulang keras ataupun tulang
lunak.
tinggi celah insang hanya terapadapat pada fase embrio missal pada
amfibi.
amphibia, reptil, aves dan mamalia. Berikut penulis sajikan data tentang
a. Pisces
Pisces merupakan vertebrata akuatik artinya hidup didalam air
baik air laut maupun air tawar, yang dibagi menjadi beberapa kelas yaitu
sebagai berikut:
1) Superkelas Agnatha
Sebagian besar hewan agnatha adalah penghisap lumpur atau
sebagai berikut;
Gambar 2.2
Lamprey laut, vertebrata tak berahang
Gambar 2.3
Hagfish
33
2) Superkelas Gnathostomata
Gambar 2.4
Evolusi rahang vertebrata
yang terbuat dari tulang rawan dan bukan dari tulang keras. Rahang
a) Chondrichthyes
Gambar 2.5
Ikan Pari
Gambar 2.6
Hiu karang berujung hitam
b) Osteichthye
(Gambar 2.7 )
Gambar 2.7
Ikan sirip kuning (Thunnus albaceres)
secara umum sisik dapat kita amati secara kasat mata atau dibantu
1) sisik placoid
Sisik placoid terdapat pada sisik ikan hiu dan sisik ikan pari. Sisik
tersebut melekat erat pada kulit, sehingga kulit ikan hiu atau ikan
2) sisik cosmoid
37
cosmin.
3) sisik paleoniscoid
tulang gigi.
4) sisik cycloid
5) sisik ctenoid.
sisik terakhir tersebut terletak pada bagian sisik yang bebas. Pada
b. Amphibia
populasi serangga
38
(ordo urodela yang berekor) katak (ordo anura yang tidak berekor) dan
berikut:
1) Urodela
Gambar 2.8
Salamander
2) Anura
dan berenang”
Gambar 2.9
Anura
3) Apoda
Gambar 2.10
Apoda, atau sesillia, adalah amfibia tak berkaki
41
c. Reptil
sebagi berikut:
1) Chelonia
Gambar 2.11
Penyu kotak timur
2) Squamata
3) Crocodilia
Gambar 2.12
Crocodilia diwakili seekor aligator
d. Aves
memiliki mata yang sangat bagus, mungkin lebih baik dari semua
adaptasi vertebrata yang paling luar biasa karena sangat ringan dan kuat,
2015:105).
sebagai berikut:
1) Tubuhnya berbulu
2) kaki depan bermodifikasi menjadi sayap, diadaptasikan
untuk terbang
3) kaki belakang untuk bejalan, bertengger, atau berenang,
selalu berjari empat
4) mulut berparuh pada burung-burung yang sekarang masih
hidup
5) tidak terdapat gigi
6) jantung beruang empat dengan sekat-sekat yang sempura
lengkung aorta hanya ada yang kaka saja.
7) mempunyai kantung udara, kotak suara terdapat pada dasar
krongkongan, dinamakan sirings.
8) kantung air seni tidak ada suhu tubuh dapat diatur oleh tubuh,
hewan betina bertelur.
e. Mamalia
paus, kijang, manusia, dan sepesies lain yang masih hidup atau sudah
punah. Semua kurang lebih diseluputi dengan rambut atau bulu halus
pada saat ini. Beberapa sepesies liar diburu sebagi hewan buruan dan
yang lain untuk bulu halusnya. Beberapa hewan penget dan pemakan
sebagai berikut:
1) Monoterma
Platypus dan echidna adalah mamalia bertelur yang masih
hiduphingga saat ini. Pada bagan perut induk moneterma
terdapat kelenjar khusus yang mensekresi susu. Monoterma
memiliki rambut dan menghasilkan susu, namun mereka
tidak memiliki puting.
Gambar 2.13
Ekidina (Tachyglossus aculeatus)
2) Marsupialia
Gambar 2.14
Anak opusum Ekor sikat
3) Euteria
Campbell (2008:297-299) Euteria lazim disebut
Eulipotyphla.
meningkat.
baik serta unggul karena diberi keleluasaan dan dituntut untuk mengakses
pada peserta didik kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Nurul Ikhsan Desa
didik.
6. Kerangka berfikir
dimiliki peserta didik. Selain itu kurangnya kemampuan peserta didik dalam
mengungkapkan gagasan, ide dan pendapat serta sifat kritis dalam proses
peserta didik akan berubah karena dampak dari proses pembelajaran yang
yang utuh.
mengurai data-data atau fenomena yang disuguhkan oleh guru, bahkan yang
untuk mengaitkan antar sifat dengan konsep inti yang guru sajikan,
induktive thingking terhadap scientific literasi skill dan hasil belajar peserta
Tasikmalaya.
53
7. Hipotesis
Ho. Tidak ada pengaruh model induktive thingking terhadap scientific literasi
skill dan hasil belajar peserta didik serta hubungan scientific literasi skill
dan hasil belajar pada sub konsep vertebrata di Kelas X MIPA SMA N 1
Manonjaya Tasikmalaya.
Ha. Ada pengaruh model induktive thingking terhadap scientific literasi skill
dan hasil belajar peserta didik serta hubungan scientific literasi skill dan
Manonjaya Tasikmalaya.
54
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
1. Metode Penelitian
pengaruh model inductive thingking terhadap scientific literacy skill dan hasil
2. Variabel Penelitian
a. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Scientific literacy skill dan
b. Varibel bebas
Thinking.
a. Populasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
ulangan harian peserta didik pada mata pelajaran biologi semester 1 maka
MANONJAYA
b. Sampel
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam
penelitian ini sampel yang digunakan peserta didik sebanyak dua kelas yang
gelas;
pertama keluar satu nama kelas, kemudian nama kelas tersebut dicatat;
pengocokan kembali;
4) pada pengocokan kedua keluar satu nama kelas lagi, kemudian nama
4. Desain Penelitian
assignment (R) pada para partisipan untuk ditempatkan ke dalam dua kelompok
(A dan B).
Kelompok A R O1 X O2
Kelompok B R O3 O4
Keterangan:
A = kelas eksperimen;
B = kelas kontrol;
R = kelas yang dipilih secara random;
O1 = pengukuran awal (pretest) kelas eksperimen;
O2 = pengukuran akhir (posttest) kelas eksperimen;
X = perlakuan (treatment) menggunakan model inductive thingking:
O3 = pengukuran awal (pretest) kelas kontrol;
O4 = pengukuran (posttest) kelas kontrol.
Skripsi (DBS);
diseminarkan;
skripsi;
10) Pada tanggal 7 April 2018 mengajukan permohonan izin penelitian dan
izin uji coba instrumen penelitian ke pihak fakultas keguruan dan ilmu
11) Pada hari kamis tanggal 12 April 2018 melakukan observasi kedua serta
Gambar 3.1
Konsultasi dengan Guru Mata Pelajaran Biologi
Kelas X MIPA
12) Pada hari Jumat tanggal 13 April 2018 pukul 09.00-10.30 WIB
3.2);
Gambar 3.2
Uji Coba Instrumen Penelitian
di Kelas XI IPA 2
13) Pada tanggal 13 April 2018 – 15 April 2018 mengolah data hasil uji coba
instrumen penelitian;
60
1) Pada hari Senin tanggal 16 April 2018 pukul 07.45 WIB s.d 10.00 WIB
Gambar 3.3
Pelaksanaan Preetest di Kelas X MIPA 3
Sebagai Kelas kontorl
2) Pada hari Jumat tanggal 20 April 2018 pukul 07.00 WIB s.d 09.15 WIB
Gambar 3.4
Pelaksanaan Preetest di Kelas X MIPA 34
Sebagai Kelas Eksperimen
61
3) Pada hari Senin tanggal 23 April 2018 pukul 07.45 WIB sampai 10.00
Gambar 3.5
Pelaksanaan Proses Pembelajaran pada
Pertemuan Pertama di Kelas X MIPA 3 Menggunakan
Model Direst Interaction sebagai Kelas Kontrol
4) Pada hari Jumat tanggal 27 April 2018 pukul 07.00 sampai 09.15 WIB
Gambar 3.6
Penyajian kategori klasifikasi vertebrata
62
Gambar 3.7
Peserta didik membuat daftar label dengan
kategori terkait klasifikasi vertebrtaa
Gambar 3.8
Peserta didik mentransfer informasi
yang mereka temui
Gambar 3.9
Peserta didik menyimpulkan pembelajaran
terkait materi klasifikasi vertebrata
5) Pada hari Senin tanggal 30 April 2018 pukul 07.45 WIB sampai 10.00
Gambar 3.10
Pelaksanaan Proses Pembelajaran pada
Pertemuan kedua di Kelas X MIPA 3 Menggunakan
Model Direst Interaction sebagai Kelas Kontrol
6) Pada hari Jumat tanggal 4 Mei 2018 pukul 07.00 sampai 09.15 WIB
Gambar 3.11
Penyajian kategori peranan vertebrata
64
Gambar 3.12
Peserta didik membuat daftar label dengan
kategori terkait klasifikasi vertebrtaa
Gambar 3.13
Peserta didik mentransfer informasi
yang mereka temui
Gambar 3.14
Peserta didik menyimpulkan pembelajaran
terkait materi klasifikasi vertebrata
7) Pada hari Senin tanggal 7 Mei 2018 pukul 07.45 WIB s.d 10.00 WIB
Gambar 3.15
Pelaksanaan posttest di Kelas X MIA 3 sebagai
Kelas Kontrol
8) Pada hari Jumat tanggal 11 Mei 2018 pukul 07.00 WIB s.d 09.15 WIB
Gambar 3.15
Pelaksanaan posttest di Kelas X MIPA 4 sebagai
Kelas Eksperimen
c. tahap pengolahan data, yang meliputi
data dan analisis data terhadap scientific literacy skill dan hasil belajar
teknik tes, berbentuk multiple choice dengan lima option. Tes digunakan untuk
mengetahui scientific literacy skill dan hasil belajar peserta didik pada materi
inductive thingking.
7. Instrument Penelitian
a. Konsepsi
scientific literacy skill pada sub konsep vertebrata. Tes ini berupa pilihan
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen penelitian Scientific Literacy Skills pada Sub
konsep vertebrata
Jumlah
No. Materi Indikator Nomor soal
soal
1. Proses adaptasi dalam Mengidentifikasi 1,10,19,28,30
mempertahankan argument saintifik yang 5
hidup pada vertebbrata tepat.
2. Peranan vertebrata Menggunakan 2*,11,20
dalam kehidupan pencarian literature 4
yang efektif
3. Karakterisitik pada Evaluasi dalam 3,12,21*
vertebrata menggunakan informasi 4
saintifik
4. Klasifikasi pada Memahami elemen 4*,13,22
vertebrata desain penelitian dan
bagaimana dampaknya 4
terhadapa penemuan
saintifik.
5. Fungsi fisiologi pada Membuat grafik yang 5*,14,23
vertebrata dapat merepresntasikan 4
data
6. System reproduksi Membaca dan 6,15,24*,31
pada vertebrata menginterpresentasikan 4
data
7. Struktur anatomi pada Pemecahan masalah 7,16,25
vertebrata dengan menggunakan
kemampuan kuantitatif 4
termasuk statistic
probabilitas
8. Perbedaan Menyuguhkan 8,17*,26*
karakteristik pada kesimpulan, prediksi
4
filum vertebrata berdasarkan data
kuantitatif.
9. Fungsi fsiologi pada Memahami dan mampu 9*,18,27
vertebrata menginterpretasikan 3
statistik dasar.
Jumlah soal 30
Keterangan : (*) Soal tidak digunakan
68
2) Hasil Belajar
belajar siswa pada materi vertebrata yang terdiri dari 50 butir soal. Tes
diukur adalah dari ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat
skor (1) dan jawaban yang salah diberi skor nol (0).
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen penelitian hasil belajar pada Sub konsep
vertebrata
Dimensi Aspek Kognitif
Jum
No Materi pengeta
C1 C2 C3 C4 C5 lah
huan
K1 1,3,6,27* 26 16* 6
Karakteris 7,10,
12,13*
1 tik umum K2 22,17* 23* 14*, 44,46* 13
,19,41*
vertebrata 15
K3 8,28 2
K1 24*,25 4 2,5 5
Klasifikasi
2 K2
vertebrata
K3
K1 30* 1
Peran 43*,47
3 K2 20* 18*,42* 7
vertebrata ,48,50
K3 38* 49 2
Struktur K1 33,34,35* 31* 4
4 tubuh K2 32* 39,40 3
vertebrata K3 37,45 2
Jumlah 10 8 7 9 9 50
Keterangan : (*) Soal tidak digunakan
69
telah valid dan reliabel atau belum. Uji coba instrument penelitian ini telah
coba instrumen meliputi uji validitas butir soal dan uji reliabilitas.
validitas tiap butir soal menggunakan teknik dengan rumus rpbis yang
adalah:
Mp − Mt 𝑝
rpbis = √
St 𝑞
Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi poin biseral
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab
betul bagi item yang dicari validitasnya.
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi subjek yang menjawab betul
item tersebut
q = proporsi subjek yang menjawab salah
(q =1 – p)
70
Tabel 3.3
Korelasi Uji Validitas Butir Soal
rpbis Keterangan
0,90 ≤ rpbis ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi (soal dipakai)
0,70 ≤ rpbis ˂ 0,90 Korelasi tinggi (soal dipakai)
0,40 ≤ rpbis ˂ 0,70 Korelasi sedang (soal dipakai)
0,20 ≤ rpbis ˂ 0,40 Korelasi rendah (soal diperbaiki)
rpbis ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah (soal tidak
dipakai)
Sumber: Guilford,J.P., (Ruseffendi,2010:160)
1) Validitas butir soal Scientific Literacy Skill
Dari hasil analisis uji coba tiap butir soal yang diuji dengan
skill yang memenuhi kriteria validitas dan 8 butir soal yang tidak
Tabel 3.4
Kriteria validitas hasil uji coba instrument scientific literacy skill
Butir Nilai
Kriteria validitas Keterangan
soal validitas rpbis
1 0,62 Berkorelasi sedang Soal dipakai
2 0,27 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
3 0,66 Berkorelasi sedang Soal dipakai
4 0,30 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
5 0,30 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
6 0,44 Berkorelasi sedang Soal dipakai
7 0,67 Berkorelasi sedang Soal dipakai
8 0,57 Berkorelasi sedang Soal dipakai
9 0,30 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
10 0,72 Berkorelasi tinggi Soal dipakai
71
Butir Nilai
Kriteria validitas Keterangan
soal validitas rpbis
11 0,50 Berkorelasi sedang Soal dipakai
12 0,48 Berkorelasi sedang Soal dipakai
13 0,69 Berkorelasi sedang Soal dipakai
14 0,55 Berkorelasi sedang Soal dipakai
15 0,47 Berkorelasi sedang Soal dipakai
16 0,43 Berkorelasi sedang Soal dipakai
Berkorelasi sangat
17 0,06 Soal tidak dipakai
rendah
18 0,62 Berkorelasi sedang Soal dipakai
19 0,45 Berkorelasi sedang Soal dipakai
20 0,44 Berkorelasi sedang Soal dipakai
21 0,28 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
22 0,42 Berkorelasi sedang Soal dipakai
23 0,56 Berkorelasi sedang Soal dipakai
Berkorelasi sangat
24 0,16 Soal tidak dipakai
rendah
25 0,45 Berkorelasi sedang Soal dipakai
26 0,20 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
27 0,60 Berkorelasi sedang Soal dipakai
28 0,43 Berkorelasi sedang Soal dipakai
29 0,51 Berkorelasi sedang Soal dipakai
30 0,45 Berkorelasi sedang Soal dipakai
Sumber: Hasil perhitungan uji validitas butir soal
Dari hasil analisis uji coba tiap butir soal yang diuji dengan
disajikan tabel kriteria perhitungan rpbis untuk butir soal hasil belajar
(tabel 3.5).
Tabel 3.5
Kriteria validitas hasil uji coba instrument hasil belajar
Butir Nilai
Kriteria validitas Keterangan
soal validitas rpbis
1 0,41 Berkorelasi sedang Soal dipakai
2 0,52 Berkorelasi sedang Soal dipakai
3 0,45 Berkorelasi sedang Soal dipakai
4 0,64 Berkorelasi sedang Soal dipakai
5 0,54 Berkorelasi sedang Soal dipakai
6 0,67 Berkorelasi sedang Soal dipakai
7 0,68 Berkorelasi sedang Soal dipakai
8 0,59 Berkorelasi sedang Soal dipakai
9 0,59 Berkorelasi sedang Soal dipakai
10 0,42 Berkorelasi sedang Soal dipakai
11 0,45 Berkorelasi sedang Soal dipakai
12 0,51 Berkorelasi sedang Soal dipakai
Berkorelasi sangat
13 0,16 Soal tidak dipakai
rendah
14 0,32 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
15 0,52 Berkorelasi sedang Soal dipakai
Berkorelasi sangat
16 0,17 Soal tidak dipakai
rendah
Berkorelasi sangat
17 0,09 Soal tidak dipakai
rendah
Berkorelasi sangat
18 0,09 Soal tidak dipakai
rendah
73
Butir Nilai
Kriteria validitas Keterangan
soal validitas rpbis
19 0,44 Berkorelasi sedang Soal dipakai
20 0,27 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
21 0,61 Berkorelasi sedang Soal dipakai
22 0,70 Berkorelasi sedang Soal dipakai
23 0,26 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
24 0,32 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
25 0,56 Berkorelasi sedang Soal dipakai
26 0,46 Berkorelasi sedang Soal dipakai
27 0,49 Berkorelasi sedang Soal dipakai
28 0,54 Berkorelasi sedang Soal dipakai
29 0,44 Berkorelasi sedang Soal dipakai
30 0,31 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
Berkorelasi sangat
31 0,13 Soal tidak dipakai
rendah
32 0,36 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
33 0,57 Berkorelasi sedang Soal dipakai
34 0,61 Berkorelasi sedang Soal dipakai
35 0,38 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
36 0,43 Berkorelasi sedang Soal dipakai
37 0,64 Berkorelasi sedang Soal dipakai
38 0,24 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
39 0,50 Berkorelasi sedang Soal dipakai
40 0,67 Berkorelasi sedang Soal dipakai
41 0,22 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
Berkorelasi sangat
42 0,18 Soal tidak dipakai
rendah
43 0,20 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
44 0,58 Berkorelasi sedang Soal dipakai
74
Butir Nilai
Kriteria validitas Keterangan
soal validitas rpbis
45 0,62 Berkorelasi sedang Soal dipakai
46 0,31 Berkorelasi rendah Soal tidak dipakai
47 0,75 Berkorelasi sedang Soal dipakai
48 0,51 Berkorelasi sedang Soal dipakai
49 0,54 Berkorelasi sedang Soal dipakai
50 0,52 Berkorelasi sedang Soal dipakai
30 0,45 Berkorelasi sedang Soal dipakai
Sumber: Hasil perhitungan uji validitas butir soal
menyatakan bahwa:
𝑘 𝑉𝑡 − ∑𝑝𝑞
r11 = { }x{ }
𝑘−1 𝑉𝑡
Keterangan:
r11 = reabilitas instrumen
p = proporsi subjek yang menjawab benar
q = proporsi yang menjawab salah (q = 1-p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyaknya butir pertanyaan
V1 = varians total
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas Butir Soal
No Reliabilitas Penafsiran
1 r11 ˂ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
2 0,20 ≤ r11 ˂ 0,40 derajat reliabilitas rendah
3 0,40 ≤ r11 ˂ 0,70 derajat reliabilitas sedang
4 0,70 ≤ r11 ˂ 0,90 derajat reliabilitas tinggi
5 0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi
Sumber: Guilford,J.P., (Ruseffendi, 2010:160)
tinggi.
sangat tinggi.
di uji meliputi pretest, posttest dari kelas kontrol dan pretest, posttest
2. Uji Hipotesis
software SPSS.
SPost - SPre
N-Gain =
Smax - SPre
Keterangan :
N-gain :nilai yang di normalisasi dari dua pendekatan
Spost :skor tes khir
Spre :Skor tes awal
Smax :Skor maksimum
77
Tabel 3.7
Kriteria skor N-gain
Perolehan N-gain Kriteria
0.70 < N-Gain Tinggi
0.30 ≤ N-Gain ≤ 0.70 Sedang
N-Gain < 0.30 Rendah
Sumber: Panjaitan dan Jatmiko (2015:14-15)
a. Waktu Penelitian
15 Revisi hasil
sidang skripsi
16 Upload Jurnal
Penelitian
b. Tempat penelitian
Gambar 3.21
Lokasi Penelitian SMA Negeri 5 Kota Tasikmalaya