Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA) Vol. 2, No. 2 (2019), Hal.

60-65

Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Problem Based dan


Model Project Based Learning Ditinjau dari Keterampilan Proses
Sains Siswa pada Materi Fluida Dinamis Kelas XI SMA Panca
Bhakti Pontianak

Andini Prameswari1, Wahyudi2


1,2Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Pemdidikan MIPA dan Teknologi, IKIP PGRI Pontianak
*Email : andiniprameswari15@gmail.com

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar Pembelajaran Fisika Menggunakan
Model Problem Based Learning dan Model Project Based Learning Ditinjau Dari Keterampilan Proses
Sains Siswa Pada Materi Fluida Dinamis Kelas XI SMA Panca Bhakti Pontianak. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk penelitian factorial design dan
rancangan penelitian desain faktorial 2 𝑥 3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA
SMA Panca Bhakti Pontianak yang terdiri dari 2 kelas. Pengambilan sampel menggunakan cluster
random sampling sehingga diperoleh kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak sebagai
sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran data dengan tes essay.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada materi fluida dinamis yang
diterapkan model Problem Based Learning yakni 70,05 dan yang diterapkan model Project Based
Learning yakni 77,14. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis anova dua jalan
untuk keterampilan proses sains siswa diperoleh P-Value 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima dan hasil
perhitungan uji Kruskal Wallis anova dua jalan untuk model pembelajaran yakni terdapat pengaruh
dengan P-Value 0,000 < 0,05, sehingga Ha diterima dan terdapat interaksi antara model Problem Based
Learning dan model Project Based Learning terhadap keterampilan proses sains dengan hasil belajar.

Kata kunci : Model Problem Based Learning, Model Project Based Learning, Keterampilan Proses
Sains, Materi Fluida Dinamis.

Abstract

The purpose of this study was to find out the learning outcomes of Physics Learning Using the Problem
Based Learning Model and Project Based Learning Model in terms of Students' Science Process Skills in
Class XI Dynamic Fluid Material in Panca Bhakti High School Pontianak. The method used in this study
is the experimental method with the factorial design and factorial design 2 x 3 design. The population in
this study were students of class XI IPA Panca Bhakti Pontianak High School consisting of 2 classes.
Sampling used cluster random sampling so that the XI IPA 1 and XI IPA 2 classes were obtained from
Panca Bhakti Pontianak High School as a sample. Data collection techniques used are data measurement
techniques with essay tests. Based on the results of hypothesis testing, the average student learning
outcomes in dynamic fluid material were applied by the Problem Based Learning model, 70.05 and the
Project Based Learning model, 77.14. Based on the results of data analysis using the two-way Kruskal
Wallis test for science process skills students obtained P-Value 0,000 <0,05, so that Ha was accepted and
the results of Kruskal Wallis test anova were two ways for the learning model that is there was an effect
with P-Value 0,000< 0.05, so Ha is accepted and there is an interaction between the Problem Based
Learning model and the Project Based Learning model on science process skills with learning outcomes.

Key words : Problem Based Learning Model, Project Based Learning Model, Science Process Skills,
Dynamic Fluid Material.

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha


1. Latar Belakang
sadar dan terencana untuk mewujudkan
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 suasana dan proses belajar dan proses
tentang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran agar peserta didik secara aktif

ISSN: 2655-1373 60
Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA) Vol. 2, No. 2 (2019), Hal. 60-65

mengembangkan potensi dirinya untuk dari keterampilan-keterampilan dasar (basic


memiliki kekuatan spiritual keagamaan, skills) dan keterampilan-keterampilan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-
akhlak mulia, serta keterampilan yang keterampilan dasar terdiri dari enam
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan keterampilan, yakni: mengobservasi,
Negara [1]. Di dalam Undang-Undang No. 20 mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
Tahun 2003 juga disebutkan pendidikan menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
nasional berfungsi mengembangkan Sedangkan keterampilan-keterampilan
kemampuan dan membentuk watak serta terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi
peradaban bangsa yang bermartabat dalam variabel, membuat tabulasi data, menyajikan
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, data dalam bentuk grafik, menggambarkan
bertujuan untuk berkembangnya potensi hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan
peserta didik agar menjadi manusia yang mengolah data, menganalisis data,
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang menganalisis penelitian, menyusun hipotesis,
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, mendefinisikan variabel secara operasional,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga merancang penelitian, dan melaksanakan
Negara yang demokratis serta bertanggung eksperimen.
jawab [2]. Selain itu permasalahan klasikal yang
Pada saat ini, dalam mencapai fungsi terjadi di kelas adalah pasifnya siswa dalam
pendidikan nasional diberlakukanlah pembelajaran fisika di sekolah. Permasalahan
kurikulum 2013 yang diberikan kepada siswa seperti ini juga terjadi di kelas XI SMA Panca
dalam semua tingkatan satuan pendidikan. Bhakti Pontianak. Berdasarkan hasil pra
Kurikulum 2013 ini lebih menekankan desain observasi dan wawancara dengan guru yang
pembelajaran berorientasi pencapaian dilakukan, peneliti menemukan gejala-gejala
kompetensi dalam penerapannya. Dari desain yang menyebabkan siswa kurang
pembelajaran tersebut, guru diharuskan memperhatikan guru. Proses pembelajaran
mempersiapkan dan menggunakan model seperti ini yang menyebabakan siswa sulit
pembelajaran yang lebih inovatif agar suasana untuk memahami materi fisika apalagi pada
belajar yang kondusif serta pembelajaran yang materi Fluida Dinamis. Kegiatan siswa didalam
lebih mengaktifkan siswa. Pembelajaran seperti proses belajar mengajar lebih banyak
ini berlaku untuk seluruh mata pelajaran, mendengarkan apa yang disampaikan oleh
termasuk salah satunya adalah mata pelajaran guru dan siswa merasa kesulitan dengan
fisika. rumus-rumus fisika yang diberikan, sehingga
Fisika merupakan cabang ilmu sains yang siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
memiliki peranan besar dalam kehidupan, Mereka beranggapan bahwa pembelajaran
terutama di bidang ilmu pengetahuan dan fisika akan membosankan dan sulit untuk
teknologi. Peranan besar tersebut menjadikan dipahami. Akibatnya, banyak materi yang
fisika tidak cukup jika dipelajari hanya dengan hanya dijelaskan secara teori saja walaupun
membaca, membayangkan dan ataupun dengan metode dan model pembelajaran yang
menghafal saja. Fisika seharusnya dipelajari berbeda. Selain itu, penilaian KPS siswa masih
secara kontekstual yang melibatkan siswa belum dilakukan secara maksimal. Siswa juga
untuk mampu bereksplorasi guna membentuk mengharapkan agar pembelajaran fisika tidak
kompetensi dengan menggali potensi dan hanya didalam kelas saja. Mereka
kebenaran secara ilmiah. Untuk itu diperlukan menginginkan ada kegiatan praktikum supaya
suatu keterampilan dalam belajar fisika guna apa yang disampaikan oleh guru dapat lebih
yang dapat membantu penyelidikan ilmiah dipahami dan pembelajaran mereka lebih
dalam belajar salah satunya keterampilan nyata. Selain itu, keterampilan proses sains
proses sains. siswa dapat dikembangkan. Dengan adanyan
Menurut Funk [3] ada berbagai pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan proses sains siswa, diharapakan
keterampilan-keterampilan tersebut terdiri

ISSN: 2655-1373 61
Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA) Vol. 2, No. 2 (2019), Hal. 60-65

dapat meningkatkan kemampuan kognitif terdapat keterampilan berkomunikasi. Untuk


siswa sehingga hasil belajar siswa mengingkat. pertemua kedua mengorganisasikan siswa
Akan tetapi, pada kenyataannya masih untuk belajar terdapat keterampilan menyusun
banyak siswa yang memperoleh nilai hasil hipotesis dan mengkasifikasi. Jadi model
belajar dibawah kriteria ketuntasan minimum pembelajaran problem based learning dapat
(KKM). Berdasarkan hasil belajar siswa kelas XI membantu siswa mengembangkan kemampuan
pada pokok bahasan Fluida Dinamis, diketahui berpikir kritis, bekerja secara ilmiah dan
sebanyak 42 orang siswa yang mendapatkan mengembangkan keterampilan proses sains
nilai dibawah standar dimana KKM (Kriteria siswa.
Ketuntasan Minimum) fisika yang ditetapkan di Selain model Problem Based Learning,
SMA Panca Bhakti Pontianak yang ditetapkan adapun model pembelajaran yang menekankan
dari sekolah, yaitu ≥ 75. Hal ini membutkikan pada keterampilan proses sains adalah model
bahwa selama proses pembelajaran masih Project Based Learning atau model
banyak siswa yang belum memahami materi pembelajaran berbasis proyek. Model
fisika. Hasil belajar yang rendah tersebut pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
mengindifikasikan bahwa KPS siswa juga masih mengembangkan kreativitasnya dalam
rendah. Karena KPS yang dimiliki siswa belum merancang dan membuat sebuah proyek yang
berkembang, maka siswa akan merasa dapat memanfaatkan untuk mengatasi
kesulitan dalam menyelasaikan soal atau permasalah. Selain itu, model pembelajaran ini
latihan. juga berlangsung secara sistematis dan dapat
Solusi terbaik untuk dilakukan adalah menciptkan pembelajaran baru merefleksikan
dengan memilah dan memilih model lingkungan tempat dimana siswa berada dan
pembelajaran yang inovatif dan tepat dengan belajar. Model pembelajaran berbasis proyek
materi fluida dinamis. Salah satu model (student center learning), guru belajar bersama
pembelajaran yang memberikan peluang siswa siswa. Selama pembuatan proyek, siswa bisa
dalam mengembangkan keterampilan proses melatih dan mengembangkan keterampilan
sains adalah model problem based learning atau proses sains mereka, yaitu seperti : mengamati,
model pembelajaran berbasis masalah. Model menggunakan alat dan bahan,
ini dipilih karena dalam proses pembelajaran menginterprestasikan, merencanakan proyek,
siswa dihadapkan kepada masalah kehidupan menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan
nyata, akibatnya siswa mampu memecahkan dan berkomunikasi dengan baik. Dan model
masalah tersebut dan mendapatkan pembelajaran ini juga dapat diterapkan dalam
pengetahuan serta mengembangkan materi Fluida Dinamis karena pada materi
keterampilan proses sains. Menurut [5] model Fluida Dinamis banyak konsep yang berkaitan
problem based learning adalah rangkaian dengan kehidupan nyata atau sehari-hari
pembelajaran yang menekankan kepada proses sehingga akan lebih mudah untuk
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ngembangkan keterampilan proses sains siswa
ilmiah. Model pembelajaran problem based Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan,
learning dapat memberikan kesempatan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
kepada siswa untuk mengembangkan yang lebih spesifik dalam pembelajaran fisika
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap dengan menggunakan model Problem Based
secara ilmiah. Pada model problem based Learning dan model Project Based Learning
learning untuk pertemuan pertama pada ditinjau dari keterampilan proses sains siswa
langkah ketiga membimbing penyelidikan pada materi fluida dinamis kelas XI SMA Panca
individual maupun kelompok terdapat Bhakti Pontianak.
keterampilan menafsirkan data dan
menerapkan konsep dimana fase ini siswa
mengerjakan LKS yang didalamnya terdapat 2. Metodologi
indikator menafsirkan dan menerapkan Metode penelitian ini termasuk metode
konsep. Kemudian pada langkah keempat eksperimen. Dalam penelitian ini, bentuk dan
mengembangkan dan menyajikan hasil karya rancangan yang digunakan yaitu Desain

ISSN: 2655-1373 62
Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA) Vol. 2, No. 2 (2019), Hal. 60-65

factorial 2 x 3. Desain factorial merupakan Berdasarkan pada Gambar 1. dapat dilihat


modifikasi dari design true experimental bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan
model Problem Based Learning dan model
Tabel 1. Rancangan Desain Faktorial 2×3 Project Based Learning pada model Project
Keterampilan Proses Based Learning nilai rata-ratanya lebih besar
Model Sains (𝐛) dibandingkan model Problem Based Learning ,
Pembelaja Se Ren hal ini terjadi karena setelah diterapkan model
Tinggi
ran (𝐚) dang dah Problem Based Learning dan model Project
(𝐛𝟏 )
(𝐛𝟐 ) (𝐛𝟑 ) Based Learning, keseriusan siswa dalam belajar
Model Problem masih kurang dan kurang teliti dalam
Based Learning a1 b1 a1 b2 a1 b3 menyelesaikan soal.
(a1 ) Menurut Azwar dala [1] keterampilan
Model Project proses sains dapat digolongkan ke dalam
Based Learning a 2 b1 a 2 b2 a 2 b3 kriteria tinggi, sedang dan rendah. Hasil
(a 2 ) perhitungan yang telah dilakukan diperoleh
hasil keterampilan proses sains siswa dengan
Populasi yang digunakan adalah seluruh kategori tinggi, sedang dan rendah di sekolah
siswa-siswi kelas XI SMA Panca Bhakti tersebut yang hampir sama banyaknya. Jumlah
Pontianak. Sampel penelitiannya yaitu kelas XI keterampilan proses sains pada kelas model
IPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas XI Problem Based Learning dan model Project
IPA 2 sebagai kelas eksperimen 2. Teknik Based Learning berdasarkan nilai kelas model
pegumpulan data yang digunakan dalam Project Based Learning, siswa yang
penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa mendapatkan kategori tinggi berjumlah 4
essay yaitu tes hasil belajar dan pilihan ganda siswa, sedang 6 siswa dan rendah 11 siswa.
yaitu tes keterampilan proses sains siswa. Sedangn kelas model Problem Based Learning
siswa yang mendapatkan kategori tinggi 3
siswa, 11 siswa dan 7 siswa. Nilai rata-rata
3. Hasil dan Pembahasan keterampilan proses sainss siswa pada kelas
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah model Problem Based Learning yakni 59,76,
didapatkan dalam penelitian ini, yaitu dari nilai nilai tersebut dibandingkan dengan nilai rata-
post-test setelah diterapkan model problem rata keterampilan proses sains pada kelas
based learning dan model project based model Project Based Learning yakni 68,81.
learning ternyata didapatkan hasil akhir bahwa Uji Kruskal-Wallis dalam penelitian ini
nilai rata-rata hasil belajar siswa lebih tinggi di dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
kelas model project based learning pengaruh pembelajaran pada model
dibandingkan rata-rata nilai dikelas model pembelajaran problem based learning dan
problem based learning, yaitu dapat dilihat pada model project based learning ditinjau dari
Gambar 1. keterampilan proses sains. Data hasil
pengolahan software SPSS dapat dilihat pada
lampiran.
RATA-RATA NILAI HASIL BELAJAR
Tabel 3. Rangkuman Uji
80 Kruskal Wallis Hasil Belajar
Varia Df P- Hipote Hasil Uji
75 77.14
bel Uji Value sis
70 Model 5 0,000 H0 Ada
70.05 ditolak Perbedaan
65 KPS 5 0,000 H0 Ada
PBL PJBL
ditolak Perbedaan
Gambar 1. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Interaksi 5 0,000 H0 Ada
berdasarkan Model Pembelajaran ditolak Interaksi

ISSN: 2655-1373 63
Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA) Vol. 2, No. 2 (2019), Hal. 60-65

Berdasarkan Tabel 3, maka kesimpulan Based Learning Terhadap Keterampilan Proses


dari pengujian hipotesis hasil belajar dalam Sains dengan Hasil Belajar Siswa
penelitian ini diketahui terdapat pengaruh
Model Problem Based Learning dan Model
4. Kesimpulan
Project Based Learning terhadap hasil belajar
siswa. Nilai P-Value 0,000 < nilai 𝛼 0,05, maka Berdasarkan pengolahan data dan
H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti pembahasan hasil analisis data Pembelajaran
terdapat pengaruh Keterampilan Proses Sains Fisika Menggunakan Model Problem Based
kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap Learning dan Model Project Based Learning
hasil belajar. Berdasarkan hasil uji hipotesis Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains Siswa
diketahui bahwa ada interaksi antara model Pada Materi Fluida Dinamis Kelas XI SMA Panca
Problem Based Learning dan model Project Bhakti Pontianak, maka dapat disimpulkan
Based Learning terhadap keterampilan proses hasil penelitian yaitu ata-rata hasil belajar
sains dengan hasil belajar. Hasil yang siswa dengan model problem based learning
dilakukan menggunakan software SPSS Versi berada pada kategori yang baik dan rata-rata
24, plot dari interaksi antara model Problem hasil belajar siswa dengan model project based
Based Learning dan model Project Based learning berada pada kategori yang baik.
Learning terhadap keterampilan proses sains Profil keterampilan proses sains siswa
dengan hasil belajar, disajikan pada Gambar 2. dengan model problem based learning berada
Berdasarkan Gambar 2., terlihat bahwa pada kategori cukup dan profil keterampilan
interaksi antara model Project Based Learning proses sains siswa dengan model project based
terhadap keterampilan proses sains dengan learning berada pada kategori yang baik.
hasil belajar siswa kategori tinggi dan sedang Terdapat 7 siswa yang memenuhi keterampilan
lebih baik dibandingkan dengan interaksi proses sains kategori tinggi, 17 siswa yang
model Problem Based Learning terhadap memenuhi keterampilan proses sains kategori
keterampilan proses sains dengan hasil belajar sedang dan 18 siswa yang memenuhi
siswa katergori tinggi dan sedang. Namun, keterampilan proses sains kategori rendah.
interaksi antara model Problem Based Learning Terdapat pengaruh model problem based
terhadap keterampilan proses sains dengan learning dan model project based learning
hasil belajar siswa kategori rendah lebih baik terhadap hasil belajar siswa. Terdapat
dibandingkan dengan interaksi model Project pengaruh keterampilan proses sains kategori
Based Learning terhadap keterampilan proses tinggi, sedang dan rendah terhadap hasil
sains dengan hasil belajar siswa kategori belajar siswa. Terdapat interaksi antara model
rendah. problem based learning dan model project
based learning terhadap keterampilan proses
sains dengan hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka
[1] Budiarti, L. Y. 2015. Analisis Keyakinan Diri
dan Kesejahteraan Psikologis Pedagang di
Pasar Tradisional Darat dan Pasar
Terapung Lok Baintan Sungai Tabuk
Martapura. Jurnal Sosio Konsepsia, 4(2),
108 – 122.
[2] Triyanto, E. 2013. Peran Kepemimpinan
Kepala Sekolah dalam Pemanfaatan Media
Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan
Kualitas Proses Pembelajaran. Jurnal
Teknologi Pendidikan, 1(2), 226 - 236.
Gambar 2. Grafik Terhadap Interaksi Model [3] Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Problem Based Learning dan Model Project Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

ISSN: 2655-1373 64
Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA) Vol. 2, No. 2 (2019), Hal. 60-65

[5] Sanjaya. 2006. Startegi Pembelajaran


Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

ISSN: 2655-1373 65

Anda mungkin juga menyukai