Anda di halaman 1dari 8

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jpms
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 176-183

Pengembangan LKPD IPA Berbasis Keterampilan Proses untuk Meningkatkan


Sikap Ilmiah dan Minat Siswa SMP

Muhammad Chandra Wiguna


SMPN 1 Batulicin. Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Indonesia.
E-mail: mr.oreo_haruyan@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA
kelas VII SMP yang berbasis keterampilan proses; (2) mengetahui kelayakan LKPD IPA kelas VII
SMP yang berbasis keterampilan proses; dan (3) mengetahui apakah penggunaan LKPD IPA kelas VII
SMP berbasis keterampilan proses dapat meningkatkan sikap ilmiah dan minat belajar siswa.
Penelitian ini mengacu pada model Research and Development (R&D) yang dikembangkan
Thiagarajan, namun pada penelitian ini hanya dilakukan tahap pendefinisisan, perancangan, dan
pengembangan. Subjek coba pada penelitian ini adalah 41 siswa SMP N 1 Batulicin. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara, angket, observasi, dan tes (pretest dan posttest). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) LKPD yang dikembangkan berkategori sangat baik jika ditinjau dari kualitas
materi, kualitas penyajian, kualitas kebahasaan dan kualitas kegrafikaan menurut ahli; (2) respon
peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan berkategori sangat baik; (3) pembelajaran dengan
LKPD yang dikembangkan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan minat belajar IPA siswa.
Kata Kunci: pengembangan, LKPD, sikap ilmiah, minat belajar

The Depelopment LKPD About Science Based on Process Skill to Improve Scientific
Attitude and Interest for Students Grade VII
Abstract
The aims of development research was: 1) to develop LKPD which based on process skill for
students grade VII, 2) to know the quality of the developed LKPD, and 3) to know how LKPD can
improve scientific attitude and interest of learning. This research can be categorized as Research and
Development (R&D) referring to 4 steps developed by Thiagarajan, but this research was conducted
covering only define, design, develop steps. The subjects of this research were 41 students of SMP N 1
Batulicin . Data were collected by means of interview, quality of questionnaires, observation, and tests
(pre-test and post-test). The results showed that:(1) the developed LKPD based quality of material,
presentation, language and graph have a very good quality, 2) students give very good responses, 3)
the lesson by LKPD could improve students scientific attitude and interest of learning.
Keywords: development, LKPD, scientific attitude, interest of learning

How to Cite: Wiguna, M. (2016). Pengembangan LKPD IPA berbasis keterampilan proses untuk meningkatkan
sikap ilmiah dan minat siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4(2), 176-183.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpms.v4i2.12441

Permalink/DOI: DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jpms.v4i2.12441

dan teknologi. Di sekolah, pendidikan IPA


PENDAHULUAN
tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar di
Pendidikan IPA memiliki peran penting kelas. Paradigma pendidikan IPA yang bersifat
dalam meningkatkan mutu pendidikan, khusus- desentralistik, memposisikan guru sebagai
nya dalam menghasilkan peserta didik yang fasilitator pembelajaran, sekaligus pemimpin,
berkualitas, yaitu manusia yang mampu pembimbing, dan pengarah kegiatan pem-
berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif belajaran di kelas dalam upaya pencapaian
dalam menanggapi isu di masyarakat yang kompetensi dasar maupun standar kompetensi
diakibatkan oleh dampak perkembangan sains pembelajaran IPA.

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 177
Muhammad Chandra Wiguna

Dalam pembelajaran IPA, siswa harus membuat tabel pengamatan dan menjelaskan
secara aktif menemukan dan membangun isi dari tabel pengamatan tersebut.
pengetahuan mereka sendiri, bukan hanya Kondisi seperti ini menyebabkan
mempelajari pengetahuan sebagai hasil dari kurang-nya minat siswa terhadap mata
suatu kegiatan ilmiah. Hal ini sejalan dengan pelajaran IPA. Hal tersebut terlihat dari
yang dikemukakan oleh National Science rendahnya pencapaian hasil belajar siswa.
Educational Standart (1996, p.20) bahwa Selain itu, dalam proses belajar mengajar,
learning science is an active process. Learning tidak banyak siswa yang aktif bertanya.
science is something to do, not to something Tingkat kesadaran dan tanggung jawab siswa
that is done to them. Dalam pembelajaran IPA, dalam melaksanakan tugas juga masih rendah.
siswa harus aktif secara fisik maupun mental, Sikap ilmiah siswa pun kurang terbentuk,
dalam kegiatan hands-on dan minds-on. misalnya objektif terhadap fakta, selalu ingin
Pembelajaran IPA dengan metode tahu, atau selalu ingin meneliti (Bundu, 2006,
hands-on dapat dilakukan dengan meng- p.13). Hal ini disebabkan kurangnya
gunakan media pembelajaran. Metode hands- kesempatan siswa untuk merealisasikan sikap-
on dalam pembelajaran IPA merupakan sikap tersebut.
metode yang mengarahkan siswa untuk Salah satu upaya untuk meningkatkan
menemukan sendiri konsep-konsep yang minat siswa dalam pembelajaran IPA adalah
dipelajari dengan menggunakan alat dan bahan dengan melalui 6 langkah yang dikemukakan
yang dapat membantu siswa memahami dan Deporter, et al. (2010, p.39) yaitu tumbuhkan,
mempelajari keadaan alam seperti alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan
sesungguuhnya (Prasetya, dkk., 2004, pp.2-5). rayakan. Pembelajaran IPA dirancang sedemi-
Menurut Darmojo & Kaligis (1993, p.40) salah kian sehingga menjadi suatu kegiatan yang
satu media yang dapat digunakan adalah menyenangkan, menarik dan relevan dengan
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). topik yang dibicarakan (Lawson, 1995, p.303).
LKPD memuat sekumpulan kegiatan Dengan begitu, siswa akan cenderung lebih
mendasar yang harus dilakukan siswa dalam ingin tahu dan termotivasi untuk belajar
kegiatan pembelajaran. LKPD adalah (Spencer,2008, p.2).
lembaran-lembaran yang digunakan sebagai Pembelajaran IPA bukan hanya ber-
pedoman dalam pembelajaran, yang berisi orientasi pada hasil saja, tetapi juga pada
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa proses. Menurut (Martin, et al.,2005, p.10)
dalam kajian materi tertentu (Usman, 2010). hakikat pembelajaran IPA adalah suatu peroses
LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengumpulan pengetahuan yang diperoleh me-
pengembangan aspek kognitif maupun semua lalui beberapa langkah yaitu (1) identifikasi
aspek pembelajaran dengan eksperimen masalah, (2) mengumpulkan data, (3) me-
(Trianto, 2007, p.73). rumuskan hipotesis, (4) eksperimen, dan (5)
Berdasarkan hasil observasi awal dan membuat kesimpulan. Terlihat bahwa
wawancara dengan guru IPA yang dilakukan kedudukan keterampilann proses sangat
di SMP Negeri 1 Batulicin menunjukkan penting. Oleh karena itu, diperlukan suatu
bahwa LKPD yang digunakan sekarang adalah pembelajaran dengan menggunakan
LKPD yang dijual di pasaran, sehingga masih pendekatan keterampilan proses untuk
banyak materi dan kegiatan yang dilakukan memfasilitasi pembelajaran IPA yang sesuai
tidak kontekstual dengan lingkungan belajar dengan hakikatnya.
siswa. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang Hasil penelitian Puti & Jumadi (2015,
menyertai petunjuk dalam LKPD juga hanya p.87) menunjukkan bahwa pembelajaran yang
berupa penguatan dan penekanan dari hasil hanya dengan menggunakan buku sekolah,
kegiatan, bukan pertanyaan-pertanyaan yang kurang efektif dalam mengembangkan
dapat menggali secara maksimal kemampuan keterampilan peserta didik. Pembelajaran IPA
berpikir siswa secara mendalam. Hal ini berbasis keterampilan proses dapat diwujudkan
menjadi salah satu penyebab siswa mengalami dengan menggunakan suatu LKPD yang
kesulitan ketika harus berbasis keterampilan proses. LKPD ini akan
mengungkapkan/mendeskripsikan dan dapat membimbing siswa dalam proses
menyimpulkan hasil kegiatannya. Terkadang penemuan konsep serta dalam melakukan
siswa juga masih mengalami kesulitan dalam kegiatan eksperimen berbasis keterampilan
proses. Pembelajaran IPA dengan

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 178
Muhammad Chandra Wiguna

menggunakan LKPD diharapkan dapat melatih aspek penyajiaan dan aspek kegrafikan data
peserta didik untuk menemukan sebuah konsep didapatkan menggunakan kuisioner.
sains sehingga sikap ilmiah dan minat siswa Tanggapan subjek coba yang dihimpun melalui
terhadap pembelajaran sains meningkat. Oleh respon subjek coba terhadap LKPD yang
karena itu, peneliti melakukan pengembangan didapat menggunakan angket juga merupakan
LKPD berbasis keterampilan proses untuk data primer. Data lainnya berupa temuan
meningkatkan sikap ilmiah dan minat siswa. tentang kelemahan dan kekurangan yang
didapatkan dari komentar dan saran ahli
METODE
materi, ahli media, serta masukan/saran dari
Penelitian ini merupakan jenis penelitian subjek coba.
dan pengembangan (Research and Develop- Data sekunder dalam penelitian ini
ment/R & D) yang mengadaptasi model adalah data yang diperoleh dari kegiatan
penelitian pengembangan Thiagarajan (1974, pembelajaran. Data tersebut meliputi data
pp.6-9). Model ini terdiri dari 4 tahap pengem- ketercapaian peningkatan sikap ilmiah dan
bangan yaitu Define, Design, Develop, and minat peserta didik yang dilihat dari hasil
Disseminate yang kemudian diadaptasikan angket sikap ilmiah dan minat peserta didik
menjadi model 3-P saja, yaitu Pendefinisian, sebelum dan sesudah pembelajaran
Perancangan dan Pengembangan. Tahap menggunakan LKPD, serta data tentang keter-
terakhir pada model ini, yaitu tahap laksanaan pembelajaran menggunakan LKPD
Disseminate atau tahap penyebarluasan produk berbasis keterampilan proses menggunakan
yang dihasilkan, tidak dilakukan oleh peneliti. angket observasi yang diisi oleh obsever. Data
Selain karena alasan keterbatasan peneliti, pendukung lainnya adalah data hasil pre-test
produk hasil pengembangan berupa Lembar dan post-test serta data keterlaksanaan
Kegiatan Peserta Didik atau LKPD ini keterampilan proses.
dikhususkan bagi subjek penelitian saja, yaitu Pengolahan data dalam penelitian ini
siswa kelas VII SMPN 1 Batulicin. dilakukan menggunakan analisis deskriptif
Pengembangan LKPD ini diarahkan hanya kuantitatif. Statistik ini berfungsi memberikan,
untuk memenuhi kebutuhan subjek coba memaparkan atau menyajikan informasi se-
dengan memanfaatkan semua sumber daya demikian rupa hingga data yang diperoleh dari
yang ada di sekolah tersebut. penelitian dapat digunakan oleh orang lain,
Waktu penelitian dilakukan selama dua yang meliputi analisis kelayakan, respon
bulan yaitu dari bulan Agustus-November peserta didik, penilaian jawaban peserta didik
2012. Tempat penelitian yaitu SMPN 1 pada LKPD dan keterlaksanaan pembelajaran.
Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Teknik analisis data untuk kelayakan
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Subjek LKPD dilakukan dengan langkah-langkah (1)
penelitian untuk ujicoba produk yang membuat tabulasi dari semua data yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah diperoleh untuk setiap komponen, sub
peserta didik SMP Negeri 1 Batulicin kelas VII komponen dari butir penilaian yang tersedia
Semester 2 Tahun ajaran 2011/2012. Subjek dalam instrumen penilaian; (2) menghitung
ujicoba 1 (ujicoba terbatas) adalah 10 orang skor total rata-rata dari setiap komponen
peserta didik kelas VII yang dipilih secara dengan menggunkan rumus :
acak. Subjek ujicoba 2 (ujicoba lapangan)
ΣX
adalah kelas VIIa dengan jumlah peserta didik X=
31 orang. Prosedur pengembangan yang Keterangan : n
digunakan dalam penelitian ini didasarkan X = skor rata-rata ,
pada pengem-bangan model 3-P. Model ini
terdiri dari 3 tahap pengembangan yaitu Pen- ΣX = jumlah skor n = jumlah penilai
definisisan, Perancangan dan Pengembangan.
Jenis data dalam penelitian ini ada dua Untuk mengetahui kualitas LKPD hasil
yaitu data primier terdiri dari data tentang pengembangan berbasis keterampilan proses
kelayakan Lembar Kegiatan Peserta Didik baik dari aspek materi maupun aspek media,
(LKPD) hasil pengembangan. Data yang di- serta untuk mengtahui respon peserta didik
kumpulkan berupa hasil validasi para ahli terhadap LKPD, data yang mula-mula berupa
materi. Data tersebut meliputi skor penilaian skor diubah menjadi data kualitatif (data
dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, interval) dengan skala lima. Adapun acuan

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 179
Muhammad Chandra Wiguna

pengubahan skor menjadi skala lima tersebut Langkah terakhir adalah menentukan kriteria
menurut Sukardjo (2009, p.2) dapat dilihat perubahan sikap ilmiah dan minat peserta didik
pada Tabel 1. yang timbul karena penggunaan LKPD pada
standar berikut, yaitu kategori tinggi, jika
≥ 0,7; kategori sedang, jika 0,7 > ≥
0,3; dan kategori rendah, jika < 0,3 (Hake,
1996: 65).
Tabel 1. Konversi Skor Aktual Menjadi Skala
5
Rentang skor (i) Nilai Kategori
HASIL DAN PEMBAHASAN
X > ̅ + 1,80 Sbi A Sangat baik
Hasil Penelitian
̅ + 0,60 SBi< X ≤ ̅ + 1,80 Sbi B Baik
̅ – 0,60 SBi< X ≤ ̅ + 0,60 Sbi C Cukup baik Penilaian LKPD untuk aspek materi
dilakukan oleh dua ahli materi, yaitu ahli
̅ – 1,80 SBi< X ≤ ̅ – 0,60 Sbi D Kurang baik
materi Biologi Dr. Heru Nurcahyo,M.Kes dan
X ≤ ̅ – 1,80 Sbi E Sangat Kurang ahli materi Fisika Dr.Insih Wilujeng. Hasil
Keterangan : penilaian ahli biologi untuk aspek materi
X : skor aktual (skor yang dicapai) biologi dalam LKPD memperoleh skor 4,50
: rerata skor ideal dan berkategori sangat baik (SB). Sedangkan
: (1/2)(skor tertinggi ideal + skor terendah untuk penilaian aspek materi dari ahli materi
ideal) Fisika memperoleh skor 4,66 dan berkategori
Sbi : simpangan baku skor ideal sangat baik (SB). Berdasarkan kedua skor
: (1/2) (1/3) (skor tertinggi ideal - skor tersebut, diperoleh rerata skor untuk aspek
terendah ideal) materi adalah 4,58 dan berkategori sangat baik.
Skor tertinggi ideal = Σ butir kriteria × skor Selain itu, beberapa masukan dan saran dari
tertinggi ahli materi dijadikan sebagai dasar revisi
Skor terendah ideal = Σ butir kriteria × skor LKPD.
terendah Penilaian aspek penyajian LKPD
Analisis data hasil angket sikap ilmiah dilakukan bersamaan dengan penilaian aspek
dan minat belajar sains dilakukan analisis materi, sehingga penilaian aspek ini juga di-
deskriptif dengan teknik gain ternormalisasi. lakukan oleh dua orang ahli. Hasil penilaian
Gain ternormalisasi adalah perbandingan gain ahli 1 untuk aspek penyajian LKPD adalah
absolut dengan gain maksimun yang mungkin 4,80 dan berkategori sangat baik (SB).
dicapai. Analisis data dengan teknik gain Sedangkan penilaian ahli 2 untuk aspek ini
ternormalisasi bertujuan untuk melihat adalah 4,60 dan berkategori sangat baik.
besarnya perubahan sikap ilmiah dan minat Berdasarkan kedua penilaian tersebut,
belajar sains yang timbul karena penggunaan diperoleh rerata untuk skor untuk aspek
LKPD dengan melihat perubahan tersebut penyajian LKPD yaitu 4,20 dan berkategori
masuk kedalam kategori gain ternormalisasi sangat baik (SB).
mana. LKPD hasil pengembangan memperoleh
Langkah-langkah perhitungan dengan skor 4,67 dan berkategori sangat baik (SB)
teknik gain ternormalisasi yang pertama adalah untuk aspek kebahasaannya. Dari data tersebut
menghitung gain ternormalisasi dengan rumus: terlihat bahwa bahasa yang digunakan dalam
%Sf - %Si Lembar Kegiatan Peserta Didik ini dinilai
< g >=
100 − %Si sudah komunikatif, selain itu berarti bahasa
yang digunakan dinilai juga sudah sederhana,
dengan <g> adalah gain ternormalisasi; Sf jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik
adalah finalscore yang diperoleh dari skor setingkat SMP kelas VII dan menurut ahli
posttest; dan Si adalah initialscore yang media bahasa yang digunakan juga sudah
diperoleh dari skor pretest. Langkah baku. Sedangkan untuk aspek kegrafikkan
selanjutnya adalah menjumlahkan gain berdasarkan penilaian ahli media,diperoleh
ternormalisasi untuk semua peserta didik dan hasil penilaian dengan skor 4,75 dan
menentukan rerata dari gain ternormalisasi. berkategori sangat bagus (SB). Secara lengkap,

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 180
Muhammad Chandra Wiguna

grafik skor hasil penilaian ahli materi dan 17. Kesesuaian jenis huruf yang 4,0
media untuk LKPD hasil pengembangan yang digunakan
telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1. 18. Kesesuaian desain tiap halaman 4,5
yang digunakan
19. Kesesuaian warna LKPD 4,8
Skor Total 81,7
5 Rerata 4,3
4 Respon peserta didik terhadap LKPD
3 hasil pengembangan ditinjau dari empat aspek
Skor yang
2 yaitu aspek kelayakan materi, kelayakan
didapat
1 penyajian, dan kelayakan bahasa serta grafik
0 Skor yang dijabarkan ke dalam 19 indikator. Data
Maksimal rerata skor hasil penilaian siswa terhadap
LKPD dapat dilihat pada Tabel 1.
Siswa diberikan pre-test dan post-test
untuk mengetahui kelayakan LKPD yang telah
Gambar 1. Grafik skor penilaian LKPD dari dikembangkan. Berdasarkan data skor pretest-
ahli materi dan media posttest yang ditunjukkan pada Gambar 2,
terlihat bahwa skor terendah sebelum pem-
Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas
belajaran menggunakan LKPD adalah 24,
kepada 10 siswa kelas VII SMP Batu Licin
sedangkan skor tertinggi siswa adalah 60.
yang dipilih secara acak dari 31 siswa di dalam
Skor terendah siswa sesudah pembelajaran
kelas tersebut. Tujuan uji coba terbatas ini
menggunakan LKPD adalah 68 dan Skor
adalah mengumpulkan informasi yang dapat
tertinggi siswa adalah 92. Rerata skor pretest
digunakan sebagai bahan revisi produk.
adalah 36,6, sedangkan rerata skor posttest
Tabel.1 Hasil Uji Coba Terbatas (Angket adalah 82,4. Berdasarkan hasil tersebut terlihat
Respon Peserta Didik) adanya peningkatan rerata pretest dan posttest.
Rerata Gain ternormalisasi yang diperoleh
Skor
No. Butir sebesar 0,72. Hal ini berarti peningkatannya
Rerata
1. Kedalaman materi 4,7 termasuk ke dalam kategori tinggi.
2. Kesesuaian materi dengan 4,2 100
Ketercapaian

perkembangan ilmu pengetahuan 80


3. Kesesuaian materi dengan 4,1 60 Pretest
penalaran pengguna 40
4. Keruntutan penyajian materi 4,0 20
0
5. Kemudahan materi untuk 4,0 Posttest
dipahami
6. Kegiatan yang disajikan terhadap 4,0
Nilai
sikap ilmiah
7. Kegiatan yang disajikan terhadap 4,0 Maksimal
minat belajar Nilai
8. Kegiatan yang disajikan sesuai 4,0
dengan materi yang diberikan
9. Keberurutan penyajian 4,0 Gambar 2. Grafik Skor Pretest dan Posttest
10. Bentuk penyajian LKPD terhadap 4,0
Untuk sikap ilmiah siswa, diperoleh data
suasana pembelajaran
11. Bentuk penyajian gambar LKPD 4,3 skor siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
menyenangkan menggunakan LKPD, yang ditunjukkan oleh
12. Bentuk penyajian LKPD terhadap 4,6 Gambar 3. Terlihat bahwa skor terendah se-
sikap ilmiah belum pembelajaran adalah 59, sedangkan skor
13. Bentuk penyajian LKPD terhadap 4,7 tertinggi siswa adalah 67. Skor terendah
minat belajar sesudah pembelajaran adalah 70 dan skor
14. Bahasa yang digunakan mudah 4,6 tertinggi siswa adalah 75. Rerata skor sikap
dipahami pengguna LKPD ilmiah siswa sebelum pembelajaran sebesar
15. Kebakuan bahasa yang digunakan 4,5 63,6 sedangkan rerata skor sikap ilmiah
16. Gambar yang digunakan sesuai 4,7
sesudah pembelajaran sebesar 72,9.
dengan tingkat pengguna LKPD
Berdasarkan hasil tersebut terlihat adanya

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 181
Muhammad Chandra Wiguna

peningkatan rerata sikap ilmiah sebelum dan sains yang ada di sekolah tersebut.
sesudah pembelajaran dengan LKPD. Rerata Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa
Gain ternormalisasi sebesar 0,57, hal ini berarti rerata keterlaksanaan RPP untuk sintak
peningkatan sikap ilmian siswa termasuk ke menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
dalam kategori tinggi. peserta didik dengan kegiatan
mengkomunikasikan garis besar tujuan belajar
80 dan hasil belajar yang akan dicapai
Sebelum
Ketercapaian

60 memperoleh skor 4,5 atau sangat baik


pembelajaran keterlaksanaanya, sedangkan untuk sintak
40
dengan LKPD
20 menggali pengetahuan awal peserta didik
0 Sesudah dengan kegiatan memberikan pertanyaan awal
pembelajaran yang berhubungan dengan tema pembelajaran
dengan LKPD memperoleh skor 4,5 juga berarti guru sudah
Skor melaksanakan sesuai dengan sintak dengan
maksimal sangat baik. Sintak persiapan kelas mendapat-
Skor kan skor 4,75 yang berarti pelaksanaan kegiat-
an pembagian peserta didik dalam kelompok-
kelompok dan pembagian LKPD, memberikan
Gambar 3. Grafik Skor Sikap Ilmiah
penegasan tentang waktu pelaksanaan pem-
Selain sikap ilmiah siswa, diperoleh data belajaran sudah sangat baik. Untuk sintak be-
skor minat belajar sebelum dan sesudah pem- kerja dalam tim/kelompok maupun individu
belajaran menggunakan LKPD yang ditun- dengan kegiatan mengamati kegiatan peserta
jukkan pada Gambar 4. Terlihat bahwa skor didik dan memberikan penjelasan jika di-
terendah sebelum pembelajaran dengan LKPD perlukan memperoleh skor 4,75 dan
sebesar 53, sedangkan skor tertinggi siswa berkategori sangat baik. Sintak terkahir, yaitu
adalah 60. Skor terendah sesudah klasifikasi dengan kegiatan membahas hasil
pembelajaran adalah 58 dan skor tertinggi kegiataan dan menyimpulkan mendapatkan
siswa adalah 68. Rerata skor minat belajar skor 4,75 juga berkategori sangat baik.
sebelum pembelajaran sebesar 55,9 sedangkan Data keterlaksanaan keterampilan proses
rerata skor minat belajar sesudah pembelajaran diperoleh melalui teknik observasi.
sebesar 61,3. Berdasarkan hasil tersebut Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan
terlihat adanya peningkatan rerata minat persentase keterampilan proses untuk Kegiatan
belajar sebelum dan sesudah pembelajaran 1 dalam LKPD, observasi dengan indikator
dengan Lembar Kegiatan Peserta Didik menggunakan alat indra, sebesar 85%.
(LKPD). Rerata gain ternormalisasi sebesar Selanjutnya, persentase untuk indikator
0,34. dapat disimpulkan bahwa peningkatan mengumpulkan fakta yang relevan dan
minat siswa termasuk ke dalam kategori memadai sebesar 70%, persentase untuk
sedang. keterampilan proses klasifikasi
(menggolongkan) dengan indikator mencari
Ketercapaian

60 Sebelum perbedaan sebesar 95%, indikator meng-


40 pembelajaran kontraskan sebesar 75%, indikator mencari
dengan LKPD persamaan sebesar 75%, indikator
20
0 Sesudah membandingkan sebesar 75%, dan indikator
pembelajaran mengelompokkan sebesar 90%, berada dalam
dengan LKPD kategori terlaksana,
Pada Kegiatan 2 dalam LKPD, yaitu
Skor
eksperimen (melakukan percobaan), persentase
maksimal
untuk indikator langkah kerja sebesar 94%,
Skor
indikator bagaimana data diolah dan disimpul-
kan sebesar 65%. Untuk keterampilan proses
Gambar 4. Grafik Skor Minat Belajar interpretasi (menafsirkan), persentase untuk
indikator mencatat hasil pengamatan sebesar
Data keterlaksanaan pembelajaran
85%, indikator menghubungkan hasil peng-
menggunakan LKPD diperoleh dari hasil
amatan sebesar 80%, dan indikator membuat
pengamatan observer yaitu salah satu guru
kesimpulan sebesar 95%. Keterampilan proses

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 182
Muhammad Chandra Wiguna

lain yang terdapat pada Kegiatan.2 yaitu meng- Kegiatan pembelajaran dalam LKPD ini
gunakan alat dan bahan, dengan indikator ber- dirancang sedemikian hingga menjadi
latih menggunakan alat dan bahan, persentase aktivitas-aktivitas pembelajaran yang menarik
keterlaksanaannya 60 %. Sedangkan dan menyenangkan.
persentase untuk indikator menjelaskan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
mengapa dan bagaimana alat digunakan bahwa minat dan sikap ilmiah siswa
sebesar 65%. Terlihat bahwa kedua mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari
keterampilan proses dalam Kegiatan 2 peningkatan hasil pre-test dan post-test siswa.
memperoleh persentase lebih dari 50%. Hal ini Jika ditinjau dari kategorisasi nilai gain
menunjukkan bahwa keterampilan prosesnya ternormalisasi yang dikemukakan oleh Hake
terlaksana. (1996, 65), peningkatan sikap ilmiah siswa
Pada Kegiatan 3, persentase berada pada kategori tinggi, sedangkan
keterlaksanaan untuk indikator menggunakan peningkatan minat siswa berada pada kategori
alat indra sebanyak mungkin sebesar 90% dan sedang. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan
indikator mengumpulkan fakta yang relevan yang dirancang dalam LKPD mampu menjadi
dan memadai sebesar 70%. Untuk persentase aktivitas-aktivitas pembelajaran yang menarik
keterampilan proses klasifikasi dan menyenangkan bagi siswa. Hal tersebut
(menggolongkan) dengan indikator mencari berakibat pada meningkatnya sikap ilmiah dan
perbedaan sebesar 85%, indikator minat belajar peserta didik. Hal ini sejalan
mengkontraskan sebesar 80%, indikator dengan pendapat yang dikemukakan oleh
mencari persamaan 80%, indikator mem- Deporter, et al. (2010, p.39), Lawson (1995,
bandingkan sebesar 90%, dan indikator p.303) dan Spencer (2008, p.2) tentang
mengelompokkan sebesar 85%. Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan
perolehan tersebut, keterampilan proses pada motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa.
Kegiatan.3 juga terkategori terlaksana.
SIMPULAN
Pada Kegiatan 4 terdapat empat
keterampilan proses yang digunakan. Simpulan dari penelitian ini adalah LKPD
Keterampilan pertama yaitu klasifikasi yang dikembangkan berbasis keterampilan
(menggolongkan), persentase indikator proses, bertujuan untuk meningkatkan sikap
mencari perbedaan mendapatkan sebesar 90%, ilmiah dan minat belajar IPA peserta didik
indikator mengkontraskan sebesar 70%, kelas VII SMP Negeri 1 Batulicin. Hasil
indikator mencari persamaan sebesar 90%, penilaian ahli terhadap kualitas LKPD dan uji
indikator membandingkan sebesar 95%, dan coba terbatas LKPD dengan materi energi dan
indikator mengelompokkan sebesar 85%. kehidupan, dari segi materi, penyajian, ke-
Untuk keterampilan kedua yaitu ekspiremen bahasaan dan kegrafikan adalah sangat baik
(melakukan percobaan), persentase indikator (SB). Hasil uji coba lapangan menunjukkan
menentukan alat dan bahan yang digunakan bahwa terdapat peningkatan sikap ilmiah dan
sebesar 95%, sedangkan indikator langkah minat belajar sains siswa setelah menggunakan
kegiatan sebesar 90%. Untuk keterampilan LKPD hasil pengembangan. Dengan demikian,
proses ketiga yaitu menggunakan alat dan kualitas LKPD hasil pengembangan dapat
bahan, persentase indikator berlatih meng- dikatakan baik/layak. LKPD dengan materi
gunakan alat dan bahan sebesar 75%, energi dan kehidupan hasil pengembangan ini
sedangkan indikator menjelaskan mengapa dan dapat digunakan oleh guru dan sekolah lain
bagaimana alat digunakan sebesar 80%. Dapat sebagai acuan kegiatan pembelajaran, sesuai
disimpulkan bahwa keterampilan proses pada dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki
kegiatan 4 juga terlaksana. sekolah serta kemampuan siswanya .
Pembahasan DAFTAR PUSTAKA
Setiap kegiatan dalam Lembar Kegiatan Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan
Peserta Didik (LKPD) disusun dengan mem- proses dan sikap ilmiah dalam
perhatikan aspek keterampilan proses. pembelajaran sains SD. Jakarta:
Keterampilan proses tersebut disesuaikan de- Depdiknas.
ngan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil Darmojo, H. & Kaliggis, J. R. E. (1993).
analisis awal yang dilakukan pada tahap Pendidikan IPA II. Jakarta: Dirjen Dikti
analisis kebutuhan dan analisis peserta didik.

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2), 2016, 183
Muhammad Chandra Wiguna

Deporter, B., Reardon, M., & Nourie .(2000). proses dan sikap ilmiah. Jurnal
Quantum teaching: Mempraktikkan Pendidikan Matematika dan Sains, 3(1),
quantum learning di ruang-ruang kelas. 79-90.
Boston, MA: Allyn and Bacon. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpms.v5i1
.7239.
Hake, R. R. (1996). Interactive-engagement
versus traditional methods: A six- Spencer, T. L. (2008). Creating a love for
thousand-studentsurvey of mechanics science for elementary students
test data forintroductory physics througgh inquiry-based learning. Jurnal
courses. The American Journal of of Virginia Science Education
Physics Research 66,(64-74)
Sukardjo. (2009). Handout evaluasi
Lawson, A. E. (1995). Science teaching and pembelajaran sains. Yogyakarta:
the development of thinking. Belmont, FMIPA UNY.
CA: Wadsworth Publishing Company.
Thiagarajan, Semmel & Semmel .(1974).
Martin, R., Sexton, C., Franklin, T., & Instructional development for training
Gerlovich, W. L. (2005). Teaching teacher of exceptional children.
Science For All Children (3rd ed) Bloomington Indiana: Indiana
.America:Pearson Education. University.
Prasetya, Z. K. (2004). Kapita selekta Trianto. (2007). Model pembelajaran terpadu.
pembelajaran fisika. Jakarta: UT Jakarta: Bumi Aksara
Puti, S., & Jumadi. (2015). Pengembangan Usman, M. (2010). LKS Hendaknya tidak
modul IPA berbasis guided inquiry menjadi jebakan. Diunduh dari
untuk meningkatkan keterampilan kompas.com pada 24 februari 2010.

Copyright © 2016, JPMS, ISSN 1410-1866

Anda mungkin juga menyukai