Anda di halaman 1dari 11

(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5.

Nomor 1 Januari 2020

PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
KASSI KOTA MAKASSAR
Irman R.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Megarezky, Jl. Antang Raya No.43, Makassar, Indonesia 90234
irmanrahim88@gmail.com

Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar
IPA siswa kelas IV SD Negeri Kassi Kota Makassar. Tujuan dilaksanakan
penelitian ini, yaitu untuk mengetahui penggunaan Media Realia dalam
meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kassi
Kota Makassar dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sistem siklus,
setiap siklus penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat (4)
tahapan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. . Subjeknya adalah siswa
kelas IV SD Negeri Kassi Kota Makassar yang aktif tahun 2019 dengan
jumlah siswa sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-
laki dan 10 orang siswa perempuan. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Paparan data hasil
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan
yang signifikan pada tiap siklus yang ditandai cukup pada siklus I
kemudian meningkat pada siklus II hingga mencapai kualifikasi baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan yang signifikan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD
Negeri Kassi Kota Makassar melalui penggunaan Media Relia.

Kata Kunci : Media Relia, Motivasi Belajar IPA

17
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

PENDAHULUAN Nasional, tercantum pengertian


Istilah pendidikan berasal dari pendidikan :
bahasa Yunani, Paedagogy, yang “Pendidikan adalah
mengandung makna seorang anak usaha sadar dan terencana untuk
yang pergi dan pulang sekolah mewujudkan suasana belajar dan
diantar seorang pelayan. proses pembelajaran agar peserta
Sedangkan pelayan yang didik secara aktif mengembangkan
mengantar dan menjemput potensi dirinya sehingga memiliki
dinamakan paedagogos. Dalam kekuatan spiritual keagamaan,
bahasa Romawi, pendidikan pengendalian diri, kepribadian,
diistilahkan dengan educateyang kecerdasan, akhlak mulia, serta
berarti mengeluarkan sesuatu keterampilan yang diperlukan oleh
yang berada di dalam. Dalam dirinya, masyarakat, bangsa, dan
bahasa Inggris, pendidikan negara”.
diistilahkan to educateyang berarti Hakikat pembelajaran IPA
memperbaiki moral dan melatih adalah kumpulan dari
intelektual (Zainal Arifin, 2014: pengetahuan yang mengandung
20-21). fakta-fakta, konsep atau prinsip-
Banyak pendapat yang prinsip dalam proses penemuan.
berlainan tentang pendidikan. Dengan tujuan pembelajaran IPA
Walaupun demikian, pendidikan adalah seorang guru harus
berjalan terus tanpa menunggu menumbuhkan sikap siswa untuk
keseragaman arti .salah satu di bersyukur kepada ciptaan Tuhan
antaranya mengatakan bahwa Yang Maha Esa, menerapkan
pendidikan adalah hasil peradaban pembelajaran IPA dalam
suatu bangsa yang dikembangkan kehidupan sehari-hari,
atas dasar pandangan hidup mengembangkan rasa ingin tahu
bangsa yang berfungsi sebagai terhadap sains, teknologi, dan
filsafat pendidikannya; suatu cita- masyarakat, memelihara serta
cita atau tujuan yang menjadi menjaga kelestarian lingkungan.
motif; cara suatu bangsa berpikir Jadi pembelajaran IPA di SD
dan berkelakuan, yang menekankan pada pemberian
dilangsungkan turun-temurun dari pengalaman belajar secara
generasi ke generasi (Zainal Arifin, langsung melalui penggunaan dan
2014: 5). Cara ini menunjukkan pengembangan keterampilan
tingkat kemajuan, peradaban suatu proses dan sikap ilmiah
generasi, juga menjadi satu (Depdiknas, 2004: 23).
kenyataan bahwa dalam Mata pelajaran IPA
perkembangannya manusia selalu membutuhkan media dalam
menuju ke arah meningkatnya pengajarannya. Dengan materi
nilai-nilai kehidupan dan membina yang berhubungan dengan
kehidupan yang lebih sempurna. makhluk hidup seperti manusia,
Di dalam UU No. 20/2003 hewan, dan tumbuh-tumbuhan,
tentang Sistem Pendidikan proses pembelajarannya tidak

18
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

akan berjalan dengan maksimal digunakan tidak sesuai dengan


apabila materinya hanya kondisi siswa.Dengan adanya
dihadapkan dengan apa yang ada pemilihan media pembelajaran
dalam buku ajar saja. Dalam tepat yang digunakan guru dalam
pengajaran, guru membutuhkan mengajar dapat merangsang siswa
media yang tepat guna untuk bersemangat dalam belajar,
mempermudah siswa untuk sehingga motivasi belajarnya
memahami materi-materi yang ada dapat meningkat.
dalam tiap mata pelajaran Sesuai dengan gambaran
tersebut.Solusi untuk mengatasi yang telah penulis sebutkan di
permasalahan dan penyebab yang atas, maka penulis ingin ketahui
timbul dalam pembelajaran IPA lebih jauh lagi mengenai hal di atas
adalah menggunakan media dengan lebih tertuju pada konteks
(Yuliawati, 2012:1). “penggunaan media Realia dalam
Berdasarkan hasil observasi meningkatkan motivasi belajar IPA
yang dilakukan di SD Negeri Kassi siswa kelas IV SD Negeri Kassi
khususnya kelas IV, sering Kota Makassar”.
mengalami hambatan dan
kesulitan, hal itu disebabkan oleh METODE PENELITIAN
beberapa hal diantaranya yaitu Penelitian ini menggunakan
banyak siswa yang berpendapat pendekatan Kuantitatif merupakan
bahwa IPA adalah pelajaran yang penelitian tindakan kelas
kurang menarik, sehingga sebagian (classroom action research).
besar siswa kurang menyenangi penelitian tindakan kelas
pelajaran IPA sehingga motivasi dilakukan melalui empat (4)
belajar yang diinginkan kadang tahapan yang meliputi:
tidak tercapai serta adanya perencanaan, pelaksanaan
keterbatasan alat peraga dan tindakan,
media pembelajaran membuat pengamatan/pengumpulan data,
guru kesulitan menerangkan dan refleksi.
materi tertentu dalam Adapun teknik
pembelajaran IPA. pengumpulan data yang dilakukan
Berdasarkan hasil observasi dalam penelitian ini adalah
dan latar belakang masalah di atas Observasi dan lembar angket
guru dituntut harus mampu motivasi. Data tentang kondisi
merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar selama
program pengalaman belajar tindakan dilakukan diambil dengan
dengan tepat agar siswa menggunakan lembar observasi.
memperoleh pengetahuan secara Peningkatan motivasi belajar siswa
utuh sehingga proses belajar diambiil dengan pembagian lembar
menjadi semakin bermakna bagi angket motivasi belajar siswa
siswa. Rendahnya motivasi belajar tentang penggunaan Media Realia
IPA siswa dapat juga disebabkan
karena media mengajar yang

19
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN Lembar Observasi, Angket


A. Hasil Penelitian Motivasi.
Penelitian tindakan kelas b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
ini dilaksanakan di SD Negeri Kassi 1) Pertamuan ke- I
Kota Makassar yang terletak di dilaksanakan pada hari
jalan. Tamangapa Raya kecamatan selasa 8 Oktober 2019 pada pukul
manggala Kota Makassar. SD 07.30-09.15 WITA di kelas IV SD
Negeri Kassi mempunyai 6 ruang Negeri Kassi Kecamatan Manggala
kelas untuk kegiatan belajar. Kota Makassar pada materi gerak
Jumlah guru yang aktif 15 orang benda diambil di buku IPA kelas IV
yang terdiri dari kepala sekolah, semester I Kurikulum 2013. Proses
guru kelas, dan tata usaha. Kelas IV pembelajaran dengan menerapkan
SD Negeri Kassi merupakan kelas media realia dengan alokasi waktu
yang dipilih dalam pelaksanaan 2 x 35 menit. Adapun materi yang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diajarkan pada pertemuan ke-1
karena motivasi belajar IPA kelas adalah tentang gerak
IV rendah. Subjek penelitian ini, benda.Pertemuan ke-1 dimulai
yaitu 20 siswa yang terdiri dari 10 dengan kegiatan awal, inti, dan
laki-laki dan 10 perempuan. diakhiri dengan kegiatan dengan
Penelitian dilaksanakan dalam 2 kegiatan penutup.
siklus, setiap siklus terdiri dari tiga 2) Pertemuan Ke-2
pertemuan. Hasil penelitian dilaksanakan pada hari kamis
berupa paparan data yang 10 Oktober 2019 dengan alokasi
didapatkan dari setiap siklus waktu 2 x 35 menit.Adapun materi
dalam menerapkan penggunaan yang diajarkan pada pertemuan ke-2
Media Realia pada pembelajaran adalah tenteng gerak
IPA di kelas IV SD Negeri Kassi benda.Pertemuan ke-2 dimulai
Kota Makassar. dengan kegiatan awal, inti dan
1. Paparan Data Siklus I diakhiri dengan kegiatan penutup.
a. Tahap Perencanaan Siklus I c. Hasil Observasi Siklus I
Perencanaan pembelajaran 1) Aktivitas Guru
disusun dan dikembangkan oleh Berdasarkan hasil observasi
peneliti dan guru dalam upaya kegiatan mengajar guru siklus I
meningkatkan motivasi belajar IPA secara keseluruhan diperoleh 32 dari
siswa. Peneliti dan guru terlebih 55 (58,18%) termaksud dalam
dahulu menyamakan persepsi kualifikasi cukup,mengacu pada
tentang Kompetensi Dasar (KD) kriteria keberhasilan pembelajaran.
yang akan diajarkan dan jadwal 2) Aktivitas Guru
pelaksanaan tindakan. Pada Berdasarkan hasil observasi
perencanaan ini peneliti menyusun kegiatan belajar siswa pada siklus I
beberapa instrument penelitan secara keseluruhan diperoleh 30 dari
diantaranya: 1) Rencana 55 (54,54%) termasuk dalam
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kualifikasi cukup mengacu pada
2) Lembar Kerja Siswa (LKS), 3) kriteria keberhasilan pembelajaran

20
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

d. Hasil Angket Motivasi kategori sangat kurang dan sangat


Tabel Perolehan Nilai Rata-rata baik, 2 siswa (10%) berada pada
Siswa Siklus I kategori sangat kurang, 9 siswa
No
Kategori Nilai (45%) berada pada kategori kurang,
Nilai
1 Rata-rata 66,75 9 siswa (45%) berada pada kategori
. cukup, 0 siswa (0%) berada pada
Nilai
2 Terendah 55 kategori baik dan 0 siswa (0%)
. berada pada kategori sangat baik.
Nilai
3 Tertinggi 75 Jadi dapat dikatakan peningkatan
. motivasi siswa Kelas IV SD Negeii
Sumber: Hasil Motivasi Siswa Siklus I Kassi memilki kategori sangat
Berdasarkan pada tabel di kurang, kurang, cukup dan pada
atas, perolehan nilai siswa siklus I siklus I
menunjukan bahwa nilai rata-rata e. Refleksi
hasil belajar siswa sebesar 66,75% Pelaksanaan refleksi I
dan dapat dikatakan berada pada dengan melihat kembali proses
kategori kurang (D). Siswa yang pembelajaran yang telah dilakukan
memperoleh nilai ≥ 70 yaitu baik kegiatan mengajar guru
sebanyak 9 orang (45%). Dapat maupun kegiatan belajar siswa
dituliskan dalam rumus sebagai berdasarkan langkah-langkah
berikut: enggunaan Media Realia masih
banyak kekurangan antara lain:
1) Guru kurang memberikan
= 45%. aesepsi yang dapat merespon
siswa untuk aktiif dan
Tabel Distribusi Frekuensi memahami materi yang
Dan Persentase Motivasi Belajar dipelajari.
Siswa Siklus I 2) Guru masih kurang maksimal
Interval ( ( Kategori dalam membimbing siswa
Nilai f) %) untuk memahami media yang
0 – 59 2 1 Sangat ditampilkan oleh guru.
0% Kurang 3) Guru kurang memberi
60 – 69 9 4 Kurang kesempatan kepada siswa
5%
menggunakan media
70 – 79 9 4 Cukup
pembelajaran yang ditampilkan
5%
Berdasarkan analisis dan
80 – 89 0 0 Baik
% refleksi diatas dan mengacu pada
90– 100 0 0 Sangat indikator keberhasilan yang telah
% Baik ditetapkan peneliti, maka dapat
Jumlah 2 1 disimpulkan bahwa proses belajar
0 00% IPA melalui Penggunaan media
Sumber: Hasil Motivasi Siswa Siklus I Realia siswa kelas IV pada
Berdasarkan pada tabel di tindakan siklus I belum berhasil,
atas, maka diketahui bahwa ada maka perlu dilaksanakan siklus II.
siswa yang mempunyai nilai dengan
21
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

2. Paparan Data Siklus II Pelaksanaan siklus II


a. Tahap Perencanaan Siklus II pertemuan I dilakukan pada hari
Perencanaan pembelajaran selasa tanggal 15 Oktober 2019
disusun dan dikembangkan oleh pada pukul 07.30-09.15 WITA di
peneliti dan guru dalam upaya kelas IV SD Negeri Kassi
meningkatkan aktivitas belajar IPA Kecamatan Manggala Kota
siswa. Peneliti dan guru terlebih Makassar pada materi gerak benda
dahulu menyamakan persepsi materi tersebut diambil di buku
tentang Kompetensi Dasar (KD) IPA Kurikulum 2013. Proses
yang akan diajarkan dan jadwal pembelajaran dengan menerapkan
pelaksanaan tindakan. penggunaan media realia dengan
Perencanaan yang alokasi waktu 2 x 35 menit.
dilakukan pada siklus II sama Adapun materi yang diajarkan
dengan yang akan dilaksanakan pada pertemuan ke-1 adalah
pada siklus I, yaitu menyusun RPP tentang gerak benda.Pertemuan
namun sebelum itu, peneliti bersama ke-1 dimulai dengan kegiatan
guru mendiskusikan kegiatan yang awal, inti, dan diakhiri dengan
akan dilakukan dalam penyusunan kegiatan penutup
RPP bersama siswa. Sehingga secara
langsung siswa juga terlibat dalam
2) Pertemuan ke-2
tahap perencanaan.Dalam hal ini,
Pertemuan ke-2 dilakukan
peneliti dan guru menyaring pendapat
siswa mengenai kegiatan pada hari kamis 17 Oktober 2019
pembelajaran yang menyenangkan dengan alokasi waktu 3 x 35
yang ingin dilakukannya, kemudian menit.Adapun materi yang
peneliti menyusun RPP, penyusunan diajarkan pada pertemuan ke-2
RPP selalu melibatkan guru agar dimulai dari kegiatan awal, inti dan
tujuan pembelajaran tercapai.RPP diakhiri dengan kegiatan penutup.
yang telah disusun dilengkapi dengan c. Hasil Observasi Siklus II
media dan sumber belajar, prosedur 1) Aktivitas Guru
penilaian, ringkasan materi, rubrik
penskoran, lembar evaluasi, lembar
Hasil Observasi Kegiatan
pengamatan, serta lembar kerja siswa.
Mengajar Guru
Saat pelaksaan tindakan
peneliti bertindak sebagai guru dalam SIKLUS II
proses pembelajaran khususnya mata Kategori Pert. I Pert. 2
pelajaran IPA sedangkan kegiatan SB (5) 2 10 3 15
pengamatan (observasi) lembar B (4) 3 12 4 16
observasi terdiri dari lembar C (3) 3 9 4 12
observasi guru dan siswa. Selaku K(2) 3 6 0 0
observer bertugas mengamati dengan SK (1) 0 0 0 0
baik seluruh kegiatan yang Total Skor 38 43
berlangsung selama proses Persen 69,09% 78,18%
pembelajaran dengan mengisi lembar Sumber: Hasil obsevasi siklus II
observasi yang telah disediakan. Total Perolehan Skor = 38+43= 40
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II 2
1) Pertemuan Ke-1 Persentase kegiatan mengajar

22
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

guru = total perolehan skor x 100% Siswa


Tabel Perolehan Nilai Rata-rata
Skor maksimal Siswa Siklus II
= 40 X 100% =72,72% No Kategori Nilai
55 1.Nilai Rata-rata 77,75
Berdasarkan hasil observasi 2.Nilai Terendah 60
kegiatan mengajar guru pada tabel 4.1 3.Nilai Tertinggi 95
di atas siklus II secara keseluruhan
Sumber: Hasil Motivasi Siswa
diperoleh 40 dari 55 (72,72%)
Siklus II
termaksud dalam kualifikasi baik,
Berdasarkan pada tabel di
mengacuh pada kriteria keberhasilan
atas, perolehan nilai siswa siklus I
pembelajaran.
2) Aktiviitas Siswa menunjukan bahwa nilai rata-rata
Tabel Hasil Observasi Kegiatan hasil belajar siswa sebesar 77,75%
dan dapat dikatakan berada pada
Kategori kategori
SIKLUS IIbaik (B). Siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 yaitu
Pert. I Pert. 2
SB (5) 3 1 3 1 sebanyak 9 orang (45%). Dapat
5 5 dituliskan dalam rumus sebagai
B (4) 2 8 4 1 berikut:
6
C (3) 3 9 4 1
2 = 80%.
K (2) 3 6 0 0 Tabel Distribusi Frekuensi
SK (1) 0 0 0 0 Dan Persentase Peningkatan
Total Skor 38 43 Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Persentase 69,09% 80% Interval f) Kategori
Belajar Siswa Nilai (%)
Sumber: Hasil obsevasi siklus II 0 – 59 0 0Sangat
Total Perolehan Skor = 38+43 = 40 Kurang
2 60 – 69 4 2Kurang
0%
Persentase kegiatan mengajar 70 – 79 4 2Cukup
guru = total perolehan skor x 100% 0%
Skor maksimal 80 – 89 8 4Baik
= 40 X 100% = 72,72% 0%
55 90 – 100 4 2Sangat
Berdasarkan hasil 0% Baik
observasi kegiatan belajar siswa Jumlah 2 1
tabel 4.2 di atas pada siklus II 0 00%
secara keseluruhan diperoleh 40 Sumber: Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
dari 55 (72,72%) termasuk dalam Berdasarkan pada tabel di
kualifikasi baik mengacu pada atas, maka diketahui bahwa tidak
kriteria keberhasilan ada siswa yang mempunyai nilai
pembelajaran dengan kategori sangat kurang, 4
siswa (20%) berada pada kategori
c. Hasil Angket Motivasi belajar kurang, 4 siswa (20%) berada
23
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

pada kategori cukup, 8 siswa pembelajaran IPA. Hal ini terbukti


(40%) berada pada kategori baik, dengan adanya peningkatan nilai
dan 4 siswa (20%) berada pada yang diperoleh siswa dalam
kategori sangat baik. Nilai rata- melakukan pembelajaran pada
rata motivasi belajar siswa setelah materi gerak benda,dari sebelum
dilaksanakan siklus II terjadi dilakukannya tindakan hingga
peningkatan yaitu 77,75% dengan pelaksanaan tindakan II.
persentase 80% sudah mencapai B. Pembahasan
nilai KKM dan kriteria Berdasarkan hasil
keberhasilan. penelitian di atas menunjukkan
bahwa peningkatan motivasi
d. Refleksi Siklus II belajar IPA siswa dari siklus I
Secara umum kelemahan sampai dengan siklus II terlihat
dalam pembelajaran gerak benda ada peningkatan. Terbukti dalam
yang ditemukan pada siklus I telah pelaksanaan pembelajaran dan
dapat diatasi dan diminimalkan hasil analisis angket motivasi
dalam siklus II. Guru telah berhasil siswa yang dilakukan di setiap
dalam memimpin pembelajaran. akhir siklus
Guru telah mampu pembelajaran.Peningkatan
membangkitkan semangat siswa motivasi belajar terlaksana karena
dan membimbing siswa dalam adanya kerjasama antara peneliti
proses pembelajaran khususnya dengan guru yang secara
pada materi gerak benda. Siswa kolaboratif menyusun Rencana
menjadi lebih tertib dan aktif serta Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
termotivasi mengikuti proses yang dilakukan secara berulang-
pembelajaran. Siswa menjadi lebih ulang agar kekurangan-
antusias mengikuti pembelajaran kekurangan yang terjadi pada
yang sedang berlangsung karena siklus I dapat meningkat di siklus
situasi pembelajaran menjadi II demi peningkatan motivasi
rileks dengan adanya media realia. belajar siswa yang diinginkan.
Di dalam mengajar, guru menjadi Kekurangan-kekurangan
lebih terbuka untuk dalam proses pembelajaran pada
mendengarkan pendapat siswa siklus I ini berdampak pada
dan memberikan kesempatan motivasi belajar siswa. Berikut ini
seluas-luasnya bagi siswa untuk hasil analisis angket motivasi
bertanya, baik mengenai kejelasan belajar siswa dalam pelaksanaan
materi, penggunaan media serta pembelajaran siklus I, dari hasil
fungsinya maupun kesulitan yang yang diberikan menunjukkan
mereka hadapi dalam proses bahwa dari 20 siswa yang menjadi
pembelajaran. subjek penelitian terlihat bahwa
Adanya antusiasme dan tidak ada siswa yang mendapat
motivasi belajar yang tinggi ini nilai 90-100 dan 80-89 dengan
berdampak pada meningkatnya kategori sangat baik dan baik,
motivasi belajar siswa dalam siswa yang mendapat nilai 70-79

24
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

dengan kategori cukup sebanyak 9 peningkatan pembelajaran yang


orang atau 45%, dan siswa yang dimaksimalkan guru sehingga
mendapat nilai 60-69 dengan pembelajaran berlangsung dengan
kategori kurang sebanyak 9 siswa baik. Pada tindakan siklus II
atau 45%, dan siswa yang keberhasilan sudah mencapai
mendapat nilai 0-59 dengan target yang diinginkan persentase
kategori sangat kurang sebanyak 2 peningkatan motivasi belajar siswa
siswa atau 10%. Jika kita melihat dapat dibandingkan dari siklus I
dari hasil analisis di atas, maka hanya mencapai 66,75% dengan
perlu dilakukan perbaikan- kualifikasi kurang (D) dan
perbaikan dari kesalahan yang meningkat menjadi 77,28%
terjadi di dalam pembelajaran dengan kualifikasi baik (B) pada
tersebut. Perbaikan-perbaikan siklus II. Perolehan peningkatan
tersebut dilakukan oleh peneliti motivasi belajar siswa dari kedua
pada siklus selanjutnya, yakni pada siklus penelitian yang meningkat
siklus II. hingga mencapai indikator
Keberhasilan siklus II keberhasilan yang telah ditetapkan
mencapai kualifikasi Baik (B) menunjukkan bahwa peningkatan
karena pada kegiatan motivasi belajar siswa mengalami
pembelajaran yang terakhir siswa peningkatan yang signifikan.
mampu melaksanakan semua Berdasarkan teori yang
indikator-indikator yang dikemukakan oleh Nana Sudjana
direncanakan oleh peneliti.Hal ini (2009: 3) mendefinisikan motivasi
menunjukkan bahwa siswa telah belajar siswa pada hakikatnya
memahami betul-betul langkah- adalah perubahan tingkah laku
langkah pembelajaran dengan sebagai hasil belajar dalam
menggunakan media realia. Hasil pengertian yang luas mencakup
analisis motivasi siswa yang bidang kognitif, afektif, dan
diperoleh pada siklus II ini adalah psikomotorik.Thobroni M (2017:
sebagai berikut: dari 20 siswa yang 3-4) juga menyebutkan motivasi
mengikuti pembelajaran, yang belajar merupakan hasil dari suatu
memperoleh nilai lebih dari 70 interaksi tindak belajar dan tindak
sebanyak 16 orang atau 80% dan mengajar.Dari segi guru, tindak
siswa yang mendapat nilai kurang mengajar diakhiri dengan evaluasi
dari 70 sebanyak 4 siswa atau hasil belajar. Dari segi siswa, hasil
20%. Dari hasil analisis tersebut, belajar merupakan berakhirnya
kita dapat mengambil kesimpulan pengajaran dari puncak proses
bahwa pelaksanaan tindakan pada belajar.
siklus II ini mengalami Berdasarkan pengertian
peningkatan.Hal ini dikarenakan motivasi belajar di atas dapat
adanya perbaikan-perbaikan yang disimpulkan bahwa motivasi
dilaksanakan pada siklus I. belajar adalah kemampuan-
Pada pembelajaran siklus II kemampuan yang dimilki siswa
telah menunjukkan ada setelah menerima pengalaman

25
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

belajarnya.Kemampuan- Desstya, Anatari dkk. 2017. Refleksi


kemampuan tersebut mencakup Pendidikan IPA Sekolah
aspek kognitif, afektif, dan Dasar Di Indonesia: Relevansi
Model Pendidikan Paulo
psikomotorik. Motivasi belajar
Freire Dengan Pendidikan
dapat dilihat melalui kegiatan IPA di Sekolah Dasar. Jurnal
analisis yang bertujuan untuk Profesi Pendidikan, vol. 4,
mendapatkan data pembuktian No.1, Juli 2017: 1-11.
yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan siswa dalam Dimayanti dan Mudjiyono. 2006.
mencapai tujuan pembelajaran. belajar dan pembelajaran
proyek pembinaan dan
peningkatan mutu tenaga
KESIMPULAN kependidikan, direktorat
Berdasarkan hasil analisis jendral pendidikan tinggi
data dan pembahasan yang telah department pendidikan dan
dikemukakan, maka dapat kebudayaan.
disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan motivasi belajar IPA Emzir. 2017. Metodologi Penelitian
Pendidikan, Kualitatif dan
siswa kelas IV SD Neger Kassi
Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Kecamatan Manggala Kota Grafindo Persada.
Makassar setelah dilaksanakannya
pembelajaran melalui penggunaan Faisal. 2007. Format-Format
media realia. Hal tersebut terlihat Penelitian Sosial. Jakarta:
dari analisis motivasi belajar siswa Raja Grafindo Persada.
pada siklus I yang tuntas hanya
Iskandar.2001. Pendidikan Ilmu
66,75% dalam kategori kurang Pengetahuan Alam. Bandung:
dari keseluruhan siswa, sedangkan CV Maulana.
pada siklus II siswa telah mencapai
motivasi belajar 77,75% dalam Komalasari.2013. Pembelajaran
kategori baik dari keseluruhan Kontekstual Konsep dan
siswa. Aplikasi.

Paizaluddin, Ermalinda. 2016.


DAFTAR PUSTAKA Penelitian Tindakan Kelas.
Arifin, Zianal. 2014. Penelitian Bandung: Alfabeta.
Pendidikan Metode dan
Paradigma. Bandung: PT Purwanto.2008.Prinsip-prinsip dan
Remaja Rosdakarya. Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Rosda karya.
Arsyad, Azhar. 2013. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Rusman.2011. Model-model
Raja Grafindo Persada. Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Depdiknas. 2004. Kurikulum
Berbasis Kompetensi Dasar Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar
Pendidikan. Jakarta: Pusat Proses Belajar Mengajar.
Kurikulum. Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo
26
(JKPD) Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Volume 5. Nomor 1 Januari 2020

Sumarno, Wiji. 2017. Dasar-Dasar


Ilmu Pendidikan. Jogjakarta:
AR-RUZZ MEDIA.

Suryono & Haryanto. 2016. Belajar


dan Pembelajaran: Teori dan
Konsep Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Susanto.2013.Psikologi Pengajaran,
Yogyakarta: Media Abadi.

Suswati, Defi. 2013. Metode


Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D.
Bandung: ALFABETA.

Thobroni M. 2017. Belajar &


Pembelajaran. Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA.

Tirtonegoro. Sutartinali.2001.Anak
Super Normal dan program
pendidikannya.Jakarta: Bina
Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas.

Yuliawati. 2012. Fungsi media


dalam pembelajaran IPA di
SD,http://liayuliawati-
pgsdipa-
blogspot.com/2012/10/fung
si-media-dalam-
pembelajaran-ipa-di-
html.Diakses

27

Anda mungkin juga menyukai