IDENTIFIKASI MASALAH
1. Minimnya penggunaan media yang berbasis IT dimana zaman sekarang
teknologi sudah berkembang pesat.
2. Siswa membutuhkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang
mampu mendukung kegiatan pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
RUMUSAN MASALAH
“Apakah dengan menggunakan media power point dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV MIN 5 Kota Banda Aceh? ”
JUDUL
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Hadist tentang Niat Dengan
Menggunakan Media Power Point Pada MIN 5 Banda Aceh
RENCANA TINDAKAN
Ada 4 tahapan dalam rencana Tindakan yaitu :
1. Perencanaan Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Pengamatan Tindakan
4. Refleksi Tindakan
MARIANA, S.Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik sebuah masalah yang
berkaitan dengan permasalahan berikut:
1. Minimnya penggunaan media yang berbasis IT dimana zaman sekarang
teknologi sudah berkembang pesat.
2. Siswa membutuhkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang
mampu mendukung kegiatan pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
C. Batasan Masalah
Berpijak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, tidak
semua masalah akan dikaji, agar penelitian lebih fokus dan mendalam, maka
permasalahan ini di batasi yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dilaksanakan pada kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Banda
Aceh, pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits
2. Perbaikan hasil belajar siswa yang rendah.
3. Penggunaan media pembelajaran berbasis power point
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah adalah “Apakah dengan
menggunakan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
MIN 5 Kota Banda Aceh? ”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah dengan
menggunakan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
MIN 5 Kota Banda Aceh.
F. Manfaat Penelitian
Penggunaan media pembelajaran berbasis power point ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu:
1. Bagi peserta didik
Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis power point ini
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan dampak
yang lebih baik, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga lebih baik serta
mempermudah anak didik memahami pelajaran.
2. Bagi guru
a. Agar guru dapat memperbaiki kinerja untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik secara berkesinabungan.
b. Sebagai alternatif menambah variasi baru dalam penggunaan media
pembelajaran sehingga peserta didik tidak bosan.
3. Bagi sekolah
Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis power point ini
diharapakan dapat membantu sekolah untuk meningkatkan prestasi sekolah
tersebut.
4. Bagi Peneliti
Sebagai pedoman dan acuan untuk menerapkan media pembelajaran dalam
menghadapi pengabdian sebagai tenaga pendidik ke depan.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah melihat dan mengetahui pembahasan yang ada pada
proposal ini secara menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang
merupakan kerangka dan merupakan pedoman penulisan proposal, Adapun
sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Sistematika Penelitia
BAB II PUSTAKA
A. Landasan Teori I
B. Landasan Teori II
C. Landasan Teori III
D. Penelitian yang Relevan
E. Kerangka Pemikiran Penelitian
F. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain / Prosedur Penelitian
B. Setting Tindakan / Siklus
C. Subjek Penelitian
D. Lokasi dan Waktu
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat diartikan suatu perubahan yang terjadi dalam diri
peserta didik yaitu berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai
hasil dari kegiatan belajar yang telah dilaksanakan oleh siswa.
Aqib (2017: 311-312) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari
dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor dalam diri siswa teritama menyangkut kemampuan yang
dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar
yang akan dicapai.
Clark dalam Angkowo, Kosasih (2007: 50) mengungkapkan bahwa
hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri
siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain, yaitu motivasi, minat
perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi,
kondisi fisik dan psikis. Salah satu faktor lingkungan yang paling dominan
memengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Mkasud dari kualitas
pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Selain faktor dari dalam diri dan faktor lingkungan, ada faktor lain yang
turut menentukan hasil belajar siswa, yaitu faktor pendekatan belajar
(approach to learning). Ini berkaitan dengan upaya belajar yang dilakukan
siswa meliputi strategi dan metode pembelajaran. Ketiga faktor ini dalam
banyak hal saling berkaitan dan saling memengaruhi satu dengan yang lain.
Berdasarkan uraian diatas bahwa hasil belajar merupakan hasil dari
suatu pengevaluasian atau mengukur kemampuan peserta didik untuk
melihat gambaran sudah sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampiln
proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektit), untuk lebih
jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut (Susanto, 2016: 6).
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mamapu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleah
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang di abaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
b. Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikira, nalar, dan
perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas,
kerja sama, tanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan
bidang studi yang bersangkutan.
Selanjutnya, Indrawati menyebutkan ada enam aspek
keterampilan proses, yang meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran,
mengkomunikasikan, menberikan penjelasan atau interpretasi terahap
suatu pengalaman dan melakukan eksperimen.
c. Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek
respons fisik secara serempak.Jika menatal saja yang dimunculkan, maka
belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.
Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif,
dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif yaitu perasaan
yang menyangkut emosional, dan komponen konatif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang (Susanto, 2016: 9-10).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2016: 12), belajar merupakan
suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik
yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh lingkungannya.
Pertama, siswa: dalam arti kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual,
motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua,
lingkungan: yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,
sumber-sumber, belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan
lingkungan.
Menurut Slameto (2003: 56) dalam Salamah (2015: 9-10) mengatakan
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua faktor utama, yakni
faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikanya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadapt hasil belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan
oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa, dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan, disamping faktor
kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain, seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial,
ekonomi, faktor fisik dan psikis karena semua faktor ini akan mendorong
siswa untuk dapat lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya.
B. Media
1. Pengertian Media
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”.
Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu
penyaluran infotmasi. Sedangkan Education Association (NEA)
mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik
dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional (Asnawir dkk, 2002: 1).
Menurut Gagne (1970) dalam Sanaky (2015: 4) mengatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam
lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.
Briggs (1970), mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. Schram,
mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan
instruksional. Yusuf Hadi Miarso, mengatakan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk meransang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
diri pembelajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa media adalah sarana
atau alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan
pendapat lain dikemukakan oleh Hamdani (2011:243) dalam Indriyanti
(2017: 28) bahwa media merupakan komponen belajar yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat meransang siswa untuk
belajar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media
adalah sarana dan prasarana dalam menyampaikan pembelajaran dari guru ke
siswa, yang dapat meransang siswa untuk belajar.
2. Urgensi Penggunaan Media
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.
Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri di mana guru atau dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran
untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul
dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak
efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan
verbalisme, ketidaksiapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan
kegairahan, dan sebagainya.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan
media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media
dalam dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi,
sikap dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan
informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur
langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-
nilai praktis sebagi berikut :
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa atau mahasiswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam
karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam
pengalaman yang dimiliki mereka. Dua orang anak yang hidup di dua
lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula.
Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
b. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialami
secara langsung oleh siswa/mahasiswa didalam kelas, seperti; objek yang
terlalu besar atau terlalu kecil, gerakangerakan yang diamati terlalu cepat
atau terlalu lambat. Maka dengan melalui media akan dapat diatasi
kesukaran-kesukaran tersebut.
c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya.
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang
dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
e. Media dapat menanamnkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
Penggunaan media, seperti; gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat
memberikan konsep dasar yang benar.
f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan
menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi
semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semangkin lengkap,
sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul.
g. Media dapat membangkitkan motivasi dan meransang siswa untuk belajar.
Pemasangan gambar di papan buletin, pemutaran film dan
mendengarkankan program audio dapat menimbulkan ransangan tertentu
ke arah keinginan untuk belajar.
h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang
konkrit sampai kepada yang abstrak. Sebuah film tentang suatu benda atau
kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa, akan dapat
memberikan gambaran yang konkrit tentang wujud, ukuran, dan lokasi.
Disamping itu dapat pula mengarahkan kepada generalisasi terntang arti
kepercayaan suatu kebudayaan dan sebagainya (Asnawir dan Usman,
2002: 14).
C. PowerPoint
1. Pengertian Power Point
Arsyad (2013: 193) dalam Indriyanti (2017: 44-45) menyatakan bahwa
PPT atau Power Point yang merupakan aplikasi yang banyak dipergunakan
oleh orang-orang untuk mempresentasikan bahan ajar atau laporan, karya,
atau status mereka. Sedangkan menurut Daryanto (2016:181) Microsoft
Power Point merupakan sebuah softwere yang dibuat dan dikembangkan
oleh perusahaan Microsoft didalam komputer, biasanya program ini sudah
dikelompok kan dalam program Microsoft Office. Program di rancang
khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh
perusahaan, pemerintah, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai
fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang
menarik.
Microsoft Power Point atau PPT adalah suatu softwere yang
dipergunakan untuk menyusun sebuah prentasi yang efektif, profesional,
serta mudah. Microsoft PPT akan menjadi sebuah gagasan, ide maupun
materimenjadi lebih menarik jelas serta mudah dimengerti (M. Syamsul
Hadi, 2008: 1). sedangkan Microsoft PPT 2010 hadir dengan sejumlah fitur-
fitur baru. Sebagaian fitur-fitur baru merupakan suatu hasil perkembangan
dari fitur-fitur sebelumnya yang sudah ada dan sebagian lagi merupakan
fitur-fitur yang benar-benar baru. Kombinasi ini menghasilkan aplikasi
Microsoft PPT 2010 yang semakin sempurna, efisien, dan dapat memenuhi
berbagai kebutuhan. (Oscar Yulus, 2010: 161).
Berdasarkan pendapat berbagai ahli diatas penulis menyimpulkan
bahwa software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft,
pada komputer biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program
Microsoft Office dan dipergunakan untuk menyusun sebuah presentasi yang
efektif, profesional, serta mudah. Selain itu Microsoft Power Point akan
menjadikan sebuah gagasan, ide maupun materi menjadi lebih menarik jelas
serta mudah dimengerti dengan menggunakan berbagai fitur-fitur baru.
2. Cara Membuat Media Power Point
Menurut Dina Indriana dalam Esti (2013: 25) hal-hal yang perlu
ditempuh dalam proses pembuatan presentasi power point yaitu sebagai
berikut: Mengidentifikasi program, memilih sesuai dengan materi, sasaran,
latar belakang kemampuan siswa, usia dan tingkat pendidikan serta
mengidentifikasi sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dan
sebagainya.
a. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan
sasaran, seperti video, gambar, animasi, dan suara.
b. Setelah mengumpulkan bahan dan materi sudah diringkas, maka
masukkan ke dalam program Powerpoint.
c. Setelah selesai semuanya, maka diteliti kembali setiap slide dari
penyusunan materi tersebut.
3. Langkah-Langkah Menyajikan Media Pembelajaran Tamplate Power
Point
Menurut Siswaryanti (2012: 17-18) memaparkan bahwa langkah
pembelajaran menggunakan media pembelajaran adalah, sebagai berikut :
a. Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap
digunakan.
b. Jelaskan tujuan yang akan dicapai.
c. Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan peserta didik selama
proses pembelajaran.
4. Kelebihan dan Kekurangan Power Point
Kelebihan dari Microsoft Power Point adalah sebagai berikut:
a. Mudah dalam penggunaanya.
b. Mudah dan dapat di buat sendiri.
c. Dapat digunakan secara individu.
d. Dapat diulang-ulang sehingga lebih efisien.
e. Memiliki daya tarik.
f. Fleksibel dalam penggunaannya.
g. Dapat digunakan berkali-kali untuk kelas yang sama maupun berbeda.
Adapun kekurangan Power Point diantaranya
a. Menyita waktu yang cukup lama karena harus proses desainnya lama.
b. Apabila layar monitor yang digunakan kecil maka besar kemungkinan
bagi siwa yang berada agak jauh dengan layar akan mendapat kesulitan
dalam membaca atau mengerti pembelajaran.
c. Para pendidik harus memiliki kemampuan dalam mengoperasikan
program ini agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.
d. Harus direpotkan dengan pengangkutan dan penyimpanan PC pada saat
presentasi.
e. Perubahan desain yang sangat drastis sehingga mengharuskan
penggunauntuk mempelajarinya lagi hingga menjadi terbiasa.
f. Antarmuka yang baru dihadirkan tidak selalu intutif.
g. Tab kontekstual dan style gallery agak mengganggu.
SIKLUS I
TINDAKA Menggunakan Menerapkan
N media power mediapower point
point dalam
pembelajaran oleh
guru.
SIKLUS II
Memanfaatkan
power point
untuk berdiskusi
kelompok
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah PTK dalam suatu proses
tindakan pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris dan
terkontrol. Tindakan ini dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan
oleh peneliti yakni guru, bukan hanya didorong oleh rasa hanya ingin tahu,
melainkan disemangati oleh adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja untuk
mencapai hasil yang maksimal. Menurut Kurt Lewin Penelitian tindakan kelas
dilakukan dalam empat kegiatan yang siklusnya selalu berulang, empat kegiatan ini
adalah: (Kusnandar, 2011: 42)
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi/pengamatan
4. Refleksi
Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Frekuensi Aktivitas guru
N = Jumlah Aktivitas Keseluruhan yang dicari (Anas Sudijono, 2006: 43)
Data tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dianalisis
menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata tingkat kemampuan
sebagai berikut:
80 – 100 = Baik Sekali
66 – 79 = Baik
56 – 65 = Cukup
40 – 55 = Kurang
30 – 39 = sangat kurang
2. Lembar observasi aktivitas peserta didik
Data tentang aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif dengan uji
persentase dari setiap respon siswa, rumus persentase yang digunakan
adalah:
Rumus persentase:
Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Frekuensi Aktivitas guru
N = Jumlah Aktivitas Keseluruhan yang dicari (Anas Sudijono, 2006: 43)
Setelah diolah dengan teknik persentase, untuk memudahkan di dalam
pengambilan kesimpulan, terlebih dahulu dilakukan penafsiran data
berdasarkan ketentuan dan kriteria sebagai berikut:
80 – 100 = Baik Sekali
66 – 79 = Baik
56 – 65 = Cukup
40 – 55 = Kurang
30 – 39 = sangat kurang
3. Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui tingkatan ketuntasan belajar siswa dianalisis
dengan persentase penerapan model kooperatif tipe think pair share pada
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MIN 5 Banda Aceh. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan metode rumus persentase:
Anggito, Albi & Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV Jejak
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Husnus Salamah. 2015. Penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak Terpuji Siswa Kelas III MI Al-
Hidayah Kebroan Surabaya.
Jailani dan Muhammad. Kilas Balik Kebijakan Pendidikan Islam Indonesia pada
Masa Orde Baru (1967-1997). Journal for Religious-Innovation Studies.
Voume 19 Nomor 01 January-June 2019. p-ISSN: 1412-4378. e-ISSN 2541-
2167.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Zainal Aqib, dkk. 2017. Penetian Tindakan Kelas. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.