Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Efektivitas Pembelajaran IPS pada Kegiatan Belajar Daring di Masa Pandemi

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar IPS yang
diampu oleh ibu Dr. Lili Dianah, M.Pd.

Disusun oleh:

Sahda Natika Annursyah

19812019

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS


PENDIDIKAN ILMU SOSIAL BAHASA DAN SASTRA INSTITUT PENDIDIKAN
INDONESIA GARUT TAHUN

I
2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
lah saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Solawat beserta
salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, tak lupa kepada keluarganya,
para sahabatnya, kepada tabi’in tabi’at hingga kepada kita selaku umatnya. Aamiin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar IPS tahun akademis 2021/2022. Penyusun mengucapkan terima kasih pada pihak yang telah
membantu, membimbing, dan memberikan dorongan kepada kami selaku mahasiswa untuk dapat
menyelesaikan makalah ini, rasa terima kasih ini saya ucapkan kepada

1. Eldi Mulyana, M.Pd., selaku Kepala Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPI Garut.
2. Dr. Ade Suherman, M.Pd., selaku dosen wali kelas A Prodi Pendidikan IPS IPI Garut,
3. Dr. Lili Dianah, M.Pd. selaku pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar IPS
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan materi.
5. Teman – teman serta kakak tingkat Prodi Pendidikan IPS IPI Garut.
Dan semua pihak yang penyusun tidak dapat menyebutkannya satu per satu yang telah membantu baik
dalam menyumbangkan rujukan materi maupun dan dari segi materi pembelajaran, sehinnga penyusun
tidak terlalu kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini juga bermanfaat khususnya bagi saya selaku penyusun dan umumnya
untuk pembaca yang membaca makalah ini.

II
III
Daftar isi

BABI…………………………………………………….………………………………………………IV
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………IV
A. LatarBelakang……………………………………………………...………………………V
B. Rukusan Masalah………………………………………………………………………….V
C. Tujuan……………………………………………………………………………………….V
BAB II………………………………………………………………………………………………..…VI
PEMBAHASAN…………………………………………………………..……………………………VI
A. Efektivitas Pembelajaran…………………………………………………………………VI
B. Pembelajaran IPS……………………………………………………………….
………..VII
C. Efektivitas Pembelajaran Daring………………………………………………………....X
KESIMPULAN…………………………………………………………………………..……………XIII
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………XV

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyebaran pandemi virus corona atau covid-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi
lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah
mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembetasan sosial
berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam dirumah, belajar,
bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti
sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai
gantinya proses pembelajaran dilakukan secara daring yang bisa dilaksanakan di rumah masing –
masing siswa.

Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta


didik sehingga dapat berlangsung selamanya. Pendidikan juga diselenggarakan dengan cara
memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan bakat berupa kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh
pengajar untuk memberikan bimbingan, bantuan, dan pengarahan kepada siswa untuk memiliki
keahlian dalam belajar. Selain itu dalam pembelajaran, harus terjadi interaksi yang baik antara peserta
didik dan guru. Dengan adanya pembelajaran yang terencana maka akan dihasilkan suatu proses
pembelajaran yang diatur dengan sedemikian rupa menghasilkan nilai yang diharapkan dengan baik.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan,
pendekatan belajar dari rumah sebagai langkah strategis pertama pemerintah dalam upaya pencegahan
penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) secara luas. Kesehatan dan keselamatan para insan
pendidikan menjadi prioritas pemerintah. Ia juga mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi dapat
diaplikasikan saat melakukan pembelajaran jarak jauh. Sehingga proses pembelajaran tetap dapat
dilaksanakan dengan sesuai harapan. Guru sebagai tenaga pengajar dituntut untuk melakukan inovasi
dalam pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi yang telah disediakan pemerintah untuk proses
pendidikan. Misalnya saja aplikasi Rumah Belajar, Meja Kita, WeKiddo, hingga Google For Education.

V
Pemerintah juga menyediakan alat konferensi video yang tersedia untuk seluruh pengguna GSuite, dan
Google Classroom, untuk mengikuti kelas dan melanjutkan pembelajaran jarak jauh dari rumah

Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pelajar dan guru sebagai
fasilitator, yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning
process). Sekolah-sekolah yang sebelumnya melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah masing-
masing, kini harus mengadaptasi model pembelajaran e-learning atau yang biasa disebut pembelajaran
daring. Model pembelajaran daring juga memberi peluang lebih bagi guru untuk menilai hasil belajar
siswa dan mengevaluasi progres pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai setiap siswanya secara
lebih fleksibel serta efektif dan efisien. Metode pembelajaran juga dianggap oleh sebagian guru dan
stakeholdernya sebagai hal yang berpengaruh pada hasil belajar pembelajaran peserta didik. Media
pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan suatu komponen system pembelajaran yang meliputi
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan efektivitas pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran IPS?
3. Bagaimana efektivitas pembelajaran IPS pada saat daring?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu efektivitas pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa itu pembelajaran IPS
3. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran IPS pada saat daring

VI
BAB II

PEMBAHASAN

A. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Yusufhadi Miarso (2004:516, 536), efektivitas pembelajaran adalah yang menghasilkan
belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para mahasiswa, melalui prosedur pembelajaran yang tepat.
Miarso melanjut bahasan tentang definisi efektivitas dengan menyatakan bahwa, efektivitas pembelajaran
seringkali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau ketepatan dalam mengelola suatu situasi.
Beberapa hal yang terkandung dalam definisi ini, yakni efektivitas pembelajaran merupakan kegiatan
edukatif yang memiliki cirri, yaitu

(1) beristem (sistemik), yang dilakukan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan
penyempurnaan.

(2) sensitive terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pembelajar.

(3) kejelasan akan tujuan dank arena itu dapat dihimpun usaha untuk mencapainya.

(4) bertolak dari kemampuan atau kekuatan peserta didik, pendidik, masyarakat, dan pemerintah.

Menurut Astim Riyanto (2003:6), efektivitas pembelajaran diartikan berhasil guna atau tepat guna, atau
mencapai tujuan atau pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini efektifitas pembelajaran atau pembelajaran yang
efektif adalah usaha yang membuahkan hasil atau menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para
mahasiswa, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Dalam definisi ini kata efektifitas pembelajaran mengandung dua
indicator penting, yaitu terjadinya belajar pada mahasiswa dan apa yang dilakukan dosen. Dengan demikian, prosedur
pembelajaran yang dipakai oleh dosen dan bukti mahasiswa belajar akan dijadikan fokus dalam usaha pembinaan
efektifitas pembelajaran.(Yusufhadi Miarso (2004:517). Sedangkan menurut Gaff dalam Miarso (2004:514)
pembelajaran yang efektif meliputi bagaimana membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar.

Efektifitas pembelajaran tidak lain adalah usaha pembelajaran yang berkriteria daya tarik atau daya guna,
artinya dengan pemanfaatan seperangkat karakteristik tersembunyi dosen menolong siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan kata lain efektifitas adalah salah satu indicator dari proses pembelajaran yang baik. Indikator
lainnya adalah efisiensi dan produktifitas. Dua istilah yang disebut diatas yaitu efisiensi dan produktivitas merupakan
dua istilah yang berhubungan dengan efektivitas. Dikatakan demikian karena Menurut Miarso (2004), produktivitas

VII
pembelajaran adalah hasil yaitu lulusan, karya tulis, penelitian, dan sebagainya bertambah, dengan pengurangan
masukan, atau tanpa pertambahan masukan; atau dengan tambahan masukan sedikit tetapi pertambahan hasilnya lebih
besar; atau pertambahan masukan yang banyak dengan hasil yang jauh lebih banyak. Sedangkan efisiensi
pembelajaran adalah kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang diperoleh.
Cirinya adalah organisasi yang rapi, misalnya lingkungan atau latar yang teratur, pembagian tugas seimbang, dan
pelaksanaan yang tertib, dan usaha yang tidak berlebihan. Yusufhadi Miarso (2004:517)

Definisi lain tentang efektisiensi dan produktivitas dengan efektivitas dapat dipahami dalam definisi menurut
Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia (2010), yakni efisiensi berkaitan dengan cara yaitu
membuat sesuatu dengan betul (doing things right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right
things) atau efektivitas adalah perbandingan antara rencana dengan tujuan yang yang dicapai, sedangkan efisiensi
menekankan pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efisien bila tujuan
dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Dengan demikian,
efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga dan
sarana. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010:89)
Dalam teori efektifitas, kata efektifitas adalah membandingkan antara hasil atau prestasi yang diperoleh dengan tujuan
atau pencapaian tujuan. Disini menjadi jelas bahwa efektifitas menyangkut dengan pencapaian tujuan atau hasil yaitu
membuat sesuatu yang benar didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain efektifitas menyangkut
sejauh mana tujuan telah tercapai.

Dalam aspek teori yang lain, Simon Devung yang dikutip oleh Suriani, dan dikutip lagi oleh Sentot Sadono,
efektivitas diartikan “kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau menyelesaikan sesuatu dengan baik” (Sentot
Sadono,2004:53) Efektivitas sebagaimana yang diuraikan di atas adalah efektivitas dari asepek atau dimensi
pencapaian tujuan. Teori efektivitas yang didasarkan pada tujuan berkesimpulan bahwa terjadi efektivitas dalam
sebuah kegiatan, katakanlah dalam proses pembelajaran, atau berorganisasi, atau apa saja, dapat disebut efektif apa
bila tercapai tujuan.

Saya katakan demikian karena teori efektivitas itu dapat juga dihubungkan dengan dimensi kerja sama.
Misalnya pembelajaran yang efektif apabila terjadi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Efektivtas
yang ditekankan disini yaitu keterlibatan seluruh peserta/anggota dalam sebuah kegiatan. Biasa disebut efektivitas
kerja sama. Dalam pertandingan piala dunia di Rusia 2018, banyak kesebelasan yang dihuni bintang-bintang dunia
seperti Ronaldo, Messie, Neymar tetapi pada akhirnya tidak efektif karena kerjasama tim dalam meraih kesuksesan.
Kesuksesan bukan sentralistik pada seseorang tetapi pada peserta, atau juga tim. Jadi, ini efektivitas kerjasama. Dalam
pembelajaran, efektivitas yang didasarkan pada kerja sama mengharuskan keterlibatan seluruh peserta didik dalam
pembelajaran. Apalagi implementasi kurikulum 2013 Edisi Revisi dan Kurikulum Berbasis KKNI (khusus untuk
perguruan Tinggi).

Dalam efektivitas pembelajaran selalu ada dua kegiatan terstruktur, yaitu:

1. Belajar

VIII
2. Mengajar

Belajar adalah proses pengubahan. Pengubahan dari segi kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan

Mengajar adalah kesediaan terstruktur dalam diri guru yang didorong oleh visi bahwa mengajar adalah kecakapan
memfasilitasi terjadinya perubahan dalam diri manusia muda yang dipercayakan kepada seorang guru dalam satuan
pendidikan.

B. Pembelajaran IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam pendidikan di
tingkat dasar maupun menengah di Indonesia. IPS di luar negeri lebih dikenal dengan social studies,
social education, social studies education, dan sebagainya. Wesley (Sapriya, 2009: 9) menyatakan
bahwa “the social studies are the social sciences simplified for pedagodical purpose”. Jadi IPS menurut
Wesley lebih mengarah kepada penyederhanaan ilmu-ilmu sosial yang bertujuan pada kemampuan
pedagogik. Lebih lanjut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 di tuliskan bahwa “Mata pelajaran IPS
disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta
didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan”.

Berdasar pengertian tersebut, IPS merupakan mata pelajaran yang terintegrasi atau terpadu dari
ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sehingga dapat mengembangkan kemampuan menjadi warga negara
yang baik. IPS di sekolah merupakan mata pelajaran yang memadukan secara sistematis disiplin-
disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik,
psikologi, agama, dan sosiologi, sama seperti serasinya ilmu humaniora, matematika, dan ilmu alam.

Muhammad Numan Somantri (2001: 92) menyatakan bahwa Pendidikan IPS di sekolah (dasar
dan menengah) merupakan pengintegrasian dari berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan. Pendidikan IPS untuk sekolah disajikan terpadu dengan mengintegrasikan beberapa
disiplin ilmu yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan. Keterpaduan berbagai disiplin ilmu ini
siswa diharapkan mampu mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Berdasar pengertian Sapriya tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan IPS di sekolah sangat
mementingkan karakteristik siswa serta aspek psikologisnya tidak hanya aspek kognitifnya saja.
Menurut Supardi (2011: 182) pendidikan IPS lebih menekankan pada keterampilan yang harus dimiliki

IX
siswa dalam memecahkan masalah, baik masalah yang ada di lingkup diri sendiri sampai masalah yang
kompleks sekalipun. Intinya, pendidikan IPS ini lebih difokuskan untuk memberi bekal keterampilan
memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa. Berdasar beberapa pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan IPS di sekolah merupakan mata pelajaran terpadu atau terintegrasi dari
beberapa disiplin ilmu sosial dan humaniora serta fokus pada keterampilan diri siswa agar menjadi
warga negara yang baik dan mampu menyelesaikan masalah di lingkungannya.

Kritis dan inquiri. Melalui pendidikan IPS di sekolah diharapkan siswa mampu
mengembangkan kemampuan-kemampuan seorang warga negara yang baik sehingga dapat
memecahkan persoalan-persoalan di lingkungannya. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah perpaduan cabang-cabang ilmu sosial dan humaniora termasuk di dalamnya agama, filsafat, dan
pendidikan, bahkan juga menyangkut aspek-aspek ilmu kealaman dan teknologi.

Jadi pembelajaran IPS adalah interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara
keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu tujuan pembelajaran
IPS yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS (Pusat Kurikulum, 2006: 7), adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Berkaitan
dengan tujuan IPS, Martorella (1994: 7) menyatakan bahwa:

The Social Studies are selected information and modes of investigation from the social sciences,
selected information from any area that relates directly to an undestanding of individuals, groups, and
societies and applications of the selected information to citizenship education.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan informasi terpilih dan cara-cara investigasi dari ilmu sosial,
informasi dipilih dari berbagai tempat yang berhubungan langsung terhadap pemahaman individu,
kelompok dan masyarakat dan penerapan dari informasi yang dipilih untuk maksud mendidik warga
negara yang baik. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa mata pelajaran IPS di sekolah
bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan
dan keterampilan yang berguna bagi diri dalam hidup sehari-hari dan warga negara yang bangga
sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air. (M. Hidayati: 2008).

X
Menurut Fraenkel (1980: 8-11), ada empat kategori tujuan IPS, yaitu pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai. Pengetahuan diartikan sebagai kemahiran dan pemahaman terhadap
sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini adalah membantu siswa untuk belajar lebih
banyak tentang dirinya, fisiknya, dan dunia sosial. Keterampilan diartikan sebagai pengembangan
berbagai kemampuan tertentu untuk mempergunakan pengetahuan yang diperolehnya. Ada beberapa
keterampilan dalam IPS, yaitu keterampilan berpikir, keterampilan akademik, keterampilan penelitian,
dan keterampilan sosial. Sementara sikap diartikan sebagai kemahiran dalam mengembangkan dan
menerima keyakinan-keyakinan, ketertarikan, pandangan, dan kecenderungan tertentu. Nilai diartikan
sebagai kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu
dianggap penting dengan tindakan yang tepat.

C. Efektivitas Pembelajaran Daring


Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung antara guru dan peserta didik yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet.
Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun
antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas
pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembe-lajaran berlangsung, respon siswa
terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa. Untuk mencapai suatu konsep pembelajaran
yang efektif dan efisien perlu adanya hubungan timbal balik antara siswa dan guru untuk mencapai
suatu tujuan secara bersama, selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah,
sarana dan prasarana, serta media pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu tercapainya seluruh
aspek perkem-bangan siswa.

John Carroll (Supardi, 2013) yang termasyhur dalam bidang pendidikan psikologi, dan dalam
bukunya yang berjudul “A Model of School Learning”, menyatakan bahwa Instructional Effectiveness
tergantung pada lima faktor:

1) Attitude;

2) Ability to Understand Instruction;

3) Perseverance;

4) Opportunity;

5) Quality of Instruction.

XI
Dengan mengetahui beberapa indikator tersebut menunjukkan bahwa suatu pembelajaran dapat
berjalan efektif apabila terdapat sikap dan kemauan dalam diri anak untuk belajar, kesiapan diri anak
dan guru dalam kegiatan pembelajaran, serta mutu dari materi yang disampaikan. Apabila kelima
indikator tersebut tidak ada maka kegiatan belajar mengajar anak tidak akan berjalan dengan baik.
Kegiatan pembelajaran yang efektif sangat dibutuhkan anak untuk membantu mengembangkan daya
pikir anak dengan tanpa mengesampingkan tingkat pema-haman anak sesuai dengan usia
perkembangannya. Efektivitas pem-belajaran merupakan suatu ukuran keberhasilan dari proses
interaksi dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dilihat dari aktivitas selama
pembelajaran, respon dan pengu-asaan konsep. Pembelajaran daring di Indonesia sesungguhnya
keterpaksaan. Pandemi Covid-19 yang menyebar begitu cepat hingga hampir ke seluruh negara di
dunia memaksa Pemerintah untuk menutup sekolah segera. Mulai tanggal 16 Maret 2020 Pemerintah
meminta sekolah - sekolah di tutup (CNN, 2020).

Meskipun sesungguhnya kesiapan untuk belajar daring nyaris belum ada. Peneliti melakukan
wawancara kepada subjek penelitian terkait pengalaman mereka tentang efektifitas daring dalam
pembelajaran. Hasilnya dari ke 5 responden menyatakan bahwa pembelajaran face to face dirasa lebih
efektif. Mereka merasakan bahwa pengaplikasian pembelajaran daring yang mereka peroleh hanya
berpusat pada pemberian tugas, rasio pemberian materi sangatlah kecil. Selain itu akses bertanya juga
tidak seluas pada saat pembelajaran face to face, baik bertanya terhadap guru maupun teman. Beberapa
guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran
konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan
lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua
siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi
penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk,
sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Materi yang disampaikan belum tentu bisa dipahami semua siswa, adanya keterbatasan untuk
tanya jawab, tidak semua siswa mempunyai Handphone, serta target kutikulum tidak tercapai dengan
baik. Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap menggunakan
teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada
pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa
mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah
diakses, dan dipahami oleh siswa.

XII
Macam-Macam Teknologi Pembelajaran Jarak Jauh, yaitu :

a) Google Classroom Siapa yang tidak bisa mengoperasikan google? Mesin pencari nomer 1 di dunia
ini, setiap harinya pasti Anda gunakan untuk mencari jawaban tentang apa saja yang ingin Anda
ketahui. Mesin pencari canggih ini, juga menyediakan sebuah teknologi yang bisa digunakan untuk
belajar jarak jauh. Google Classroom, mungkin cukup asing di telinga Anda, tetapi sangat mudah
digunakannya. Gratis dan efektif. Anda dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
produktif, dengan menyederhanakan tugas, kemudian meningkatkan kolaborasi, dan menjaga
komunikasi Anda dengan peserta didik. Anda dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim
masukan terhadap tugas yang dikerjakan, dan melihat langsung semuanya di satu tempat saja. Tentunya
ini sangat memudahkan Anda. Apalagi, classroom juga terintegrasi secara lancar dengan fitur Google
lainnya seperti Google Dokumen dan Drive.

b) Ruang Belajar Aplikasi Ruangguru pastinya juga tidak asing di telinga anda bukan? Aplikasi belajar
online nomor 1 di Indonesia ini, memiliki berbagai macam produk dan fitur canggih. Tentunya dalam
membantu anak memahami berbagai macam konsep pelajaran. Salah satu produk terbaiknya adalah
ruangbelajar. Dengan fitur video belajar animasinya, anak akan mudah mengimajinasikan teori yang
disampaikan. Dengan adanya bank soal, anak akan terbiasa berhadapan dengan soal-soal yang Anda
berikan. Dengan rangkuman infografik, anak dengan mudah memahami setiap poin terpenting dalam
topik atau sub topik pelajaran yang diberikan.

c) Sekolah Online Ruang Guru Gratis Ketika kebijakan belajar di rumah diberlakukan, Ruangguru
dengan cepat berinisiatif membantu para guru dan tentunya para murid untuk mendapatkan materi
pelajaran. Fitur ini mencoba memberikan model pembelajaran yang mirip dengan, ketika anak datang
ke sekolah. Ya, kelas yang diisi oleh Master Teacher terbaik di Ruangguru ini, dimulai dari pukul 08.00
WIB, sampai 12.00 WIB. Dengan adanya fitur ini, Anda tidak perlu repot-repot lagi mengajar jarak
jauh. Anda hanya perlu menonton Sekolah Online Ruangguru, tentunya begitu juga dengan anak didik
Anda, kemudian setelah sesi belajar berakhir. Anda bisa mengulasnya dan menanyakan apa yang belum
dipahami siswa, dan sejauh mana mereka memahaminya. Tentunya, ini amat sangat membantu Anda,
apalagi untuk Anda yang seringkali diganggu anak-anak sendiri di rumah.

d) Zoom Aplikasi Zoom muncul menjadi penolong disaat orang-orang diminta untuk bekerja dan
belajar di rumah. Kenapa disebut sebagai penolong? Karena ia memiliki fitur konferensi video dengan
jarak jauh, yang mana kita bisa melakukannya untuk meeting bersama tim kerja, dan juga untuk belajar.

XIII
Nah, ini berguna banget untuk para Guru yang ingin berkomunikasi dengan banyak siswanya. Aplikasi
ini gratis dan sangat mudah digunakan.

KESIMPULAN

Efektivitas Pembelajaran Menurut Yusufhadi Miarso (2004:516, 536), efektivitas pembelajaran


adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para mahasiswa, melalui
prosedur pembelajaran yang tepat. Beberapa hal yang terkandung dalam definisi ini, yakni efektivitas
pembelajaran merupakan kegiatan edukatif yang memiliki cirri, yaitu (1) beristem (sistemik), yang
dilakukan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan.
Dalam hal ini efektifitas pembelajaran atau pembelajaran yang efektif adalah usaha yang membuahkan
hasil atau menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para mahasiswa, melalui
pemakaian prosedur yang tepat.
Dengan demikian, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh dosen dan bukti mahasiswa belajar
akan dijadikan fokus dalam usaha pembinaan efektifitas pembelajaran. Efektifitas pembelajaran tidak
lain adalah usaha pembelajaran yang berkriteria daya tarik atau daya guna, artinya dengan pemanfaatan
seperangkat karakteristik tersembunyi dosen menolong siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Dikatakan demikian karena Menurut Miarso (2004), produktivitas pembelajaran adalah hasil yaitu
lulusan, karya tulis, penelitian, dan sebagainya bertambah, dengan pengurangan masukan, atau tanpa
pertambahan masukan; atau dengan tambahan masukan sedikit tetapi pertambahan hasilnya lebih besar;
atau pertambahan masukan yang banyak dengan hasil yang jauh lebih banyak.

XIV
Sedangkan efisiensi pembelajaran adalah kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang
digunakan dengan hasil yang diperoleh. Cirinya adalah organisasi yang rapi, misalnya lingkungan atau
latar yang teratur, pembagian tugas seimbang, dan pelaksanaan yang tertib, dan usaha yang tidak
berlebihan. Yusufhadi Miarso (2004:517) Definisi lain tentang efektisiensi dan produktivitas dengan
efektivitas dapat dipahami dalam definisi menurut Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Indonesia (2010), yakni efisiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (doing
things right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas
adalah perbandingan antara rencana dengan tujuan yang yang dicapai, sedangkan efisiensi menekankan
pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output.

XV

Anda mungkin juga menyukai