Anda di halaman 1dari 45

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI

FIQIH PADA MASA PANDEMI DI MI ASH SHOLIHIN JAKARTA

SKRIPSI

Disusun untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

FAHRIZAL

NIM : 1707015131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PROF.DR. HAMKA

JAKARTA

TAHUN 2021 M/1442 H


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses tanpa akhir (Education is the proces

without end), dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan

dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (daya intelektual)

maupun daya emosional (perasaan) yang diarahkan kepada tabiat manusia dan

kepada sesamanya. John Dewey mengatakan bahwa berpaham behaviorisme,

yakni pengaruh pendidikan dipandang dapat membentuk manusia berupa apa

saja yang diinginkan oleh pendidik melalui proses dan pengalaman belajar.

Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci utama keberhasilan pendidikan,

agar proses belajar menjadi berkualitas perlu tata layanan yang juga

berkualitas. (Yuliani, 2019)

Proses pendidikan merupakan proses pembudayaan. Oleh sebab itu

proses pendidikan merupakan bagian dari proses pengembangan kebudayaan.

Pada dasarnya umat manusia mengenal dua revolusi besar, yaitu revolusi

industri Inggris pada abad ke-18 dan revolusi ilmu pengetahuan dan informasi

yang marak pada abad ke-21. Kedua jenis ini revolusi kebudayaan juga

menghasilkan revolusi di dalam proses pendidikan. Landasan formal dan

operasional tentang pendidikan dapat kita temukan dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, baik pendidikan formal

maupun informal. Pendidikan senantiasa mengalami perubahan,

perkembangan dan peningkatan sesuai dengan perkembangan dalam segala

kehidupan. Perubahan dan perbaikan dibidang pendidikan mencakup berbagai

komponen di dalamnya, baik dibidang penyelenggara pendidikan (kompetensi

guru dan kualitas tenaga pengajar), mutu pendidikan, perangkat kurikulum,

sarana dan prasarana pendidikan serta mutu manajemen pendidikan termasuk

perubahannya metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Dalam

perubahan dan perbaikan tersebut dalam rangka meningkatkan motivasi

belajar dari siswa, untuk mengembalikan semangat belajar dari siswa kembali

untuk mengikuti pembelajaran.

Pada saat ini akibat pandemi Covid-19 kegiatan pembelajaran

dilakukan dengan jarak jauh atau dikenal juga dengan pembelajaran daring.

Pembelajaran ini guru mengajar siswa dengan menggunakan beberapa aplikasi

yang akan digunakan sebagai sarana aktivitas kegiatan belajar mengajar.

pembelajaran yang dilakukan ini disebut dengan pembelajaran daring (dalam

jaringan) yang tidak dilakukan dengan tatap muka. Pada pembelajaran daring

ini siswa dan guru tidak dipertemukan secara langsung didalam kelas, siswa
melaksanakan pembelajaran dirumah dengan pengawasan orang tua. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran dirumah fasilitas

pembelajarannya belum sama dengan yang disediakan di sekolah, sehingga

pembelajaran daring ini dapat mempengaruhi tingkat pemahaman belajar pada

siswa yang dilakukan dengan jarak jauh. (Napitupulu, 2020)

Pandemi Covid-19 saat ini menjadi pandemi yang dialami seluruh

dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak Covid-19 di

berbagai macam sektor, ada sektor ekonomi, sektor kesehatan dan sektor

pendidikan. Melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 di

satuan pendidikan. Pendidikan di Indonesia mengambil langkah tegas atas

imbauan pemerintah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tadinya

di kelas menjadi di rumah. Ketentuan ini juga diwujudkan dalam Surat Edaran

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat pencegahan

penyebaran Penyakit Virus Covid-19 (Kemendikbud RI 2020). Semua

kegiatan akademik yang di suatu lembaga formal maupun nonformal, pada

masa pandemi ini harus dilaksanakan di rumah, baik guru maupun siswa, guru

harus mempersiapkan metode yang mendukung keterampilan siswa dengan

pendekatan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Adanya perubahan proses pembelajaran di tengah pandemi ini tentu

menjadi suatu tantangan tersendiri bagi seluruh lembaga pendidikan terlebih

bagi guru. Guru merupakan satah satu komponen pembelajaran yang


mempunyai peranan dalam usaha keberhasilan pembelajaran. Agar seorang

guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, maka seorang guru juga

harus mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai

bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi, serta langkah yang tepat

sehingga tugas-tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan

memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, terlebih lagi jika

nanti mengalami kendala-kendala yang tidak diinginkan. (Ninla Elmawati

Falabiba, 2019)

Ketidak pahaman siswa terhadap materi yang disampaikan menjadi

salah satu faktor kendala paling mendasar yang disebabkan oleh kurang

kesiapan guru sebagai tenaga pendidik dalam mengelola pembelajaran jarak

jauh sehingga berpengaruh terhadap pennyampaian materi dalam

pembelajaran. Dengan melihat hal tersebut, salah satu upaya yang perlu

dilakukan guru adalah tentang "strategi belajar mengajar". Dengan memiliki

strategi, seorang guru akan mempunyai pedoman dalam bertindak yang

berkenaan. dengan berbagai altematif pilihan yang dapat ditempuh. Sehingga

kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis, terarah, lancar

dan efektif.

Strategi mengajar pada masa pandemi tentu berbeda dengan strategi

yang biasa dilakukan sebelum adanya pandemi. Seperti yang kita ketahui

pembelajaran pada masa pandemi dilakukan dari rumah masing-masing. Hal

ini tentu menjadi situasi tak terduga yang dihadapi oleh guru maupun siswa.

Kegiatan belajar mengajar harus dipersiapkan seperti memilih media


pembelajaran yang tepat, membuat video mengajar secara virtual, memilih

aplikasi yang mudah diakses, tidak memakan kouta internet yang banyak dan

mampu dipahami bersama tentu tidak mudah dilakukan. Agar pembelajaran

jarak jauh secara online dapat dipahami siswa dengan baik maka diperlukan

strategi guru dalam menyampaikan materi, karena guru tidak dapat mengamati

secara langsung sikap dan tingkah laku siswa dalam menerima materi

dirumahnya.

Madrasah Ibtidaiyah Ash Sholihin Jakarta salah satu lembaga

pendidikan formal yang menerapkan pembelajaran jarak jauh. Dari kondisi ini

berbagai upaya dilakukan sekolah untuk dapat melakukan pembelajaran yang

efektif dan efisien. Guru sebagai pendidik dituntut untuk melakukan aktivitas

belajar mengajar melalui pembelajaran jarak jauh atau online. Pembelajaran

online ini membutuhkan kreativitas dan inovasi dari pendidik, sehingga

pembinaan, penyampaian materi, dan keterampilan dapat berjalan dengan

baik. Guru fiqih telah berusaha semaksimal mungkin melakukan berbagai cara

dengan memberikan materi-materi, khususnya materi yang ada praktik di

didalamnya, seperti Sholat, mengingat pembelajaran jarak jauh siswa hanya

mengerti dan paham dengan teori tetapi tidak dengan praktiknya, dengan

begitu sangat penting untuk menentukan strategi yang tepat untuk pemahan

materi fiqih khusunya tentang Sholat agar siswa paham dari teori hingga

praktiknyapun bisa dimengerti.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat

judul skripsi: “STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN


PEMAHAMAN MATERI FIQIH PADA MASA PANDEMI DI MI ASH

SHOLIHIN JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menemukan sejumlah

masalah yang harus dianalisis yaitu:

1. Dimasa Pandemi ini sistem pembelajaran tatap muka berubah menjadi

pembelajaran jarak jauh atau daring.

2. Guru kurang terampil dalam menentukan strategi yang tepat dalam

menyampaikan materi fiqih dalam pembelajaran jarak jauh.

3. Kurangnya pemahaman siswa dalam hal praktik materi fiqih dikarenakan

pembelajaran jarak jauh.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka peneliti terfokus pada

“Strategi Guru dalam Meningkatkan Pemahaman Fiqih Materi Sholat Siswa

Kelas 3 pada Masa Pandemi di MI Ash Sholihin Jakarta”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah strategi guru dalam meningkatkan pemahaman fiqih materi

sholat siswa kelas 3 pada masa pandemi di MI Ash Sholihin Jakarta?


2. Apa sajakah kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan strategi

untuk meningkatkan pemahaman fiqih materi sholat siswa kelas 3 pada

masa pandemi di MI Ash Sholihin Jakarta?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas tujuan penelitian:

a. Mendeskripsikan strategi guru dalam meningkatkan pemahaman

materi fiqih kelas 3 pada masa pandemi di MI Ash Sholihin Jakarta

b. Mengetahui kendala yang dihadapi oleh guru dalam melakukan

strategi pembelajaran fiqih kelas 3 pada masa pandemi di MI Ash

Sholihin Jakarta

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Gambaran tentang penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi guru terkait tentang bagaimana strategi dalam mengajar, terutama

dalam masa pandemi Covid-19 ini.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

tentang bagaimana strategi dalam pembelajaran dimasa pandemi

Covid-19.

2) Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat bagi MI Ash Sholihin Jakarta

sebagai pedoman bagi kepala sekolah dan guru sebagai gambaran

diharapkan dapat menjadi refrensi bagi setiap kalangan pendidikan

baik lembaga, kepala sekolah, guru, siswa, mahasiswa, dan

masyarakat untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya

masing-masing.

F. Penelitian Terdahulu Relevan

Tabel 1.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Judul Peneliti Persamaan Perbedaan

. Penelitian

1. Jurnal Ilmiah Jaka Wijaya Pengunaan Membandingkan

Pendidikan Kusuma dan aplikasi platform penggunaan

Matematika, Hamidah dalam aplikasi platfrom

Vol. 5, No, 1, pembelajaran Zoom dan

Tahun 2020 jarak jauh Whatsapp goup

“Perbandingan bukan meneliti

Hasil Belajar strategi

Matematika pembelajaran.

dengan

menggunakan

Whatsapp

Group dan
Webinar Zoom

dalam

Pembelajaran

Jarak Jauh

pada Masa

Pandemi Covid

19”

2. Jurnal Obsesi Azizah 1. Strategi Penelitian ini

Jurnal Nurul Guru dilakukan

Pendidikan Fadilah 2. Guru dengan

Anak Usia Dini, pemberian tugas

Vol. 5, No. 1, agar

Tahun 2020 meningkatkan

“Straregi motivasi belajar

Menghidupkan anak usia dini

Motivasi sedangkan

Belajar Anak penelitian ini

Usia Dini tidak meneliti

Selama Masa motivasi belajar.

Pandemi Covid

19 Melalui

Publikasi”

3. Jurnal Eko Penelitian ini Penelitian ini


Piwulang, Vol, Purnomo dilakukan pada dilakukan untuk

2, No. 2, Maret Susanto dan pembelajaran mengetahui

2020 Rahmatullah dalam jaringan penerapan

“Optimalisasi (daring). program bukan

Pembelajaran meneliti strategi

Pendidikan guru dalam

Agama Islam pembelajaran.

melalu Google

Classroom”

4. Jurnal Kajian Wiryanto Pembelajaran Penelitian ini

Pendidikan dan pada masa dilaksanakan

Hasil Penelitian, pandemi covid pada

Vol. 6, No 2, 19 pembelajaran

Tahun 2020 matematika di

“Proses Sekolah Dasar

Pembelajaran sedangkan

Matematika di penelitian ini

Sekolah Dasar pada

Pada Masa pembelajaran

Pandemi Covid fiqih dimasa

19” pandemi.

5. Jurnal Harjali 1. Strategi guru 1. Penelitian ini

Pendidikan dan dalam ofline tidak


Pembelajaran, pembelajaran dilakukan

Vol. 23. No. 1, 2. Penelitian pada daring

April 2016 dilakukan 2. Membahas

“Strategi Guru pada guru secara

dakam spesifik

Membangun tentang

Lingkungan strategi

Belajar yang pembelajaran

Kondusif” agar

lingkungan

belajar dapat

kondusif.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini untuk memudahkan dalam penulisan, dibagi

menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian yang

Relevan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Berisi tentang pembahasan teori yang berkaitan dengan Strategi Guru dalam

Meningkatkan Pemahaman Materi Fiqih pada Masa Pandemi di MI Ash

Sholihin Jakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Pengolahan

Data, dan Metode Analisi Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Deskripsi Lokasi Penelitian dan Analisis Penelitian

BAB V PENUTUP

Kesimpulan hasil penelitian dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Guru

1. Pengertian Strategi Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana

yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola

umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan

dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, jika

dihubungkan strategi dengan kegiatan belajar megajar maka strategi bisa

diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

(Harjali et al., 2017)

Strategi merupakan seperangkat rencana yang digunakan oleh guru

untuk mempengaruhi dan pendayaagunaan kelebihan atau potensi yang

dimiliki oleh peserta didik guna meningkatkan efektifītas dan efisiensi di

dalam pengajaran secara menyeluruh. Menurut Hamalik (2016:201)


mengatakan bahwa: “Strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan

prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar

mengajar untuk mencapai tujuan tertentu”.

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis

besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

ditentukan, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru

dan anak didik dalam perwujudan kegiatan untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan". Sedangkan menurut Sabri mengatakan bahwa: "strategi

mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan

praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai

lebih efektif dan efisien".(Z. Amalia, 2021)

Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan strategi

dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan

dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

diharapkan atau yang diinginkan. Strategi dalam pembelajaran, suatu

proses yang sangat berkaitan dengan pemyampaian materi dalam upaya

mecapai kompetensi. Pembelajaran perlu didesain dengan baik, karena

melibatkan interaksi siswa, guru dan sumber belajar pada sebuah

lingkungan belajar.

Menurut Husamah (2014:64), dalam konteks pembelajaran,

terdapat empat unsur dalam strategi yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni

perubahan perilaku dan pribadi siswa.


b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran

yang dipandang paling efektif.

c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,

metode dan teknik pembelajaran.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan

atau kriteria dan ukuran baku sebuah keberhasilan.

Untuk menentukan strategi dalam pembelajaran perlu

memperhatikan dua hal, yaitu: kompetensi dan jenis materi yang akan

diajarkan. Maka dalam penyampaian materi dari jenis materi yang berbeda

tentunya memerlukan strategi pembelajaran yang berbeda pula (Prabowo,

2010:91). Berdasarkan teori tersebut strategi mempunyai peranan yang

sangat besar dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan

untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi baik waktu, tenaga, ketepatan

dalam proses pembelajaran.

1) Kedudukan Strategi

Secara umum sudah diketahui bahwa pembelajaran merupakan

sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada

siswa. Karena merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan

yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu

pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi

bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu penting, maka

menentukan dan menerapkan strategi yang efektif dan efisien adalah

sebuah keharusan. (Harjali et al., 2017)


2) Unsur-unsur Strategi

Strategi belajar mengajar sebagai rencana kegiatan yang akan

dilakukan oleh guru dan siswa mempunyai lima unsur atau komponen

di dalamnya, yaitu kegiatan prainstruksional, penyajian informasi,

partisipasi siswa, tes, dan tindak lanjut.(Harjali et al., 2017)

3) Komponen-komponen Strategi

Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran mempunyai

komponen-komponen yang saling terkait dan setiap komponen tersebut

mempunyai fungsi tertentu, maka apabila salah satu komponen tidak

berfungsi sebagaimana mestinya atau dihilangkan tentu tujuan

pembelajaran tidak akan tercapai dengan sempurna.(Harjali et al.,

2017)

2. Pengertian Guru

Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang secara

profesional- pedagogis mempunyai tanggung jawab besar di dalam proses

pembelajaran menuju keberhasilan pendidikan. Seorang guru dituntut

untuk mampu mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien,

melalui pemahaman dan penguasaannya terhadap berbagai strategi dan

model pembelajaran yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

(Wijayanti & Fauziah, 2021)

Menurut Daradjat (2008:41) menjadi guru tidaklah sembarangan,

tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:


a. Taqwa kepada Allah SWT, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan

Islam, seorang guru tidak mungkin bisa mendidik peserta didik agar

bertqwa kepada Allah jika ia sendiri tidak bertqwa kepada Allah jika ia

sendiri tidak bertqwa kepada-Nya. Sebab guru adalah teladan yang

baik bagi setiap siswanya.

b. Berilmu, ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti,

bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan

kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu tanggung jawab

di kehidupan masyarakat.

c. Sehat jasmani, kesehatan jasmani penting karena dijadikan salah satu

syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang

mengidap penyakit menular, umpamanya, sangat membahayakan

kesehatan bai siswa yang diajarkan.

d. Berakhlak mulia, guru penting dalam pendidikan tingkah laku siswa.

Guru harus menjadi teladan yang baik, karena siswa suka meniru apa

yang dia liat. Di antara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlaq

yang mulia pada diri pribadi peserta didik dan ini hanya mungkin bisa

dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula, maksudnya akhlak

yang sesuai dengan ajaran Islam.

Secara keseluruhan dapat peneliti dapat menyimpulkan yang

dimaksud dengan strategi guru adalah suatu rencana, metode atau

serangkaian aktivitas yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan

pendidikan yang efektif dan efisien.


3. Ruang Lingkup Strategi Guru

Dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran tentu ada beberapa komponen yang harus

diperhatikan sebelum melakukannya. Agar seorang guru dapat

mempertimbangkan strategi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan

materi yang akan diajarkan melalui perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Adapun komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam

strategi pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan

keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari

penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta

kemudian langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan tersebut.(Bararah, 2017)

Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan

sebagai proses penyususnan materi pelajaran, penggunaan media

pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan

penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada

proses pembelajaran agar mencapai kompetensi dasar.

Dengan perencanan strategi pembelajaran yang menyenangkan

dan sesuai dengan bab yang dipelajari disertai dengan penggunaan

media dan metode yang mendukung proses pembelajaran di dalam


kelas pembelajarannya terkesan tidak menegangkan, menarik minat

siswa sehingga pembelajaran tidak membosankan karena siswa dapat

belajar dengan nyaman tanpa harus merasa takut terhadap guru. Serta

mengadakan persaingan sehat di antara siswa dan memberikan pujian,

atau nilai tambahan untuk menumbuhkan semangat siswa dalam

belajar. Perencanaan dalam pembelajaran disebut Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan

dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan mengingat

perencanaan perangkat pembelajaran secara baik dengan pemilihan

metode, media, dan sumber belajar. Di samping itu guru harus

memaksimalkan yang ada dalam RPP tersebut, setelah semua

komponen yang diperlukan ada dalam RPP maka guru akan dapat

melaksanakan proses pembelajaran dengan baik karena sudah memiliki

pedoman yang ingin dicapai dan berjalan seuai dengan apa yang

direncanakan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah operasionalisasi dari perencanaan strategi

pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pembelajaran

yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat

tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai

operasionalisasi dari sebuah kurikulum.


Pelaksanaan program pembelajaran, yaitu kegiatan

mengadakan pra-tes, menyampaikan materi pembelajaran, dan

melakukan perbaikan. Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam

bagian Kegiatan Belajar Mengajar. Setelah semua rencana, strategi,

metode, media, dan teknik serta langkah-langkah sudah dibuat, dan

pembelajaran akan segera dimulai. Guru membuka pelajaran,

menjelaskan materi, siswa menyimak jika perlu bertanya,

mengevaluasi dan menutup pelajaran.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru melakukan

beberapa tahap sebgai berikut:

1) Pendahuluan

Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang

dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

memungkinkan siswa siap secara mental untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran pada kegiatan ini guru harus memperhatikan dan

memenuhi kebutuhan siswa serta menunjukan adanya kepedulian

yang besar terhadap keberadaan siswa. Dalam membuka pelajaran

guru biasanya membuka dengan salam dan presensi siswa, dan

menanyakan tentang materi sebelumnya.

2) Kegiatan inti

Penyampaian materi pembelajaran merupakan inti dari

suatu proses pelaksanaan pembelajaran. Dalam penyampaian

materi guru menyampaikan materi berurutan dari materi yang


paling mudah terlebih dahulu, untuk memaksimalkan penerimaan

siswa terhadap materi yang disampaikan guru maka guru

menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi dan

menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian materi dalam

pembelajaran.

3) Penutup

Kegiatan menutup pemlajaran adalah kegiatan yang

dilakukan guru untuk mengahiri dari kegiatan inti pembelajaran.

Dalam kegiatan ini guru melakukan evaluasi terhadap materi yang

telah disampaikan. Tujuan kegiatan menutup pelajaran adalah:

a) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pembelajarannya.

b) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajarannya.

c) Dan membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dengan

materi yang akan datang.

Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran adalah berlangsungnya proses

interaksi siswa dengan guru pada suatu lingkungan belajar.

4) Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses menentukan tingkat

pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya

melalui cara yang sistematis. Evaluasi dalam pembelajaran


bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang menjadi landasan

dalam mengukur tingkat kemajuan, perkembangan, dan pencapaian

siswa, serta keefektifan pendidik dalam mengajar.

Pengukuran dan penilaian menjadi kegiatan utama dalam

evaluasi pembelajaran. Selain itu evaluasi pembelajaran berfungsi

sebagai:

a) Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar

untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan

sebuah program perbaikan bagi siswa.

b) Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau

hasil belajar dari setiap siswa, antara lain digunakan dalam

rangka pemberian laporan kemajuan belajar siswa kepada

orangtua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus

tidaknya seorang siswa.

4. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ada beberapa

macam strategi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru, berikut

ini jenis-jenis strategi pembelajaran: (Lubis, 2013)

a) Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah "strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal


dari seorang guru kepada kelompok siswa dengan maksud agar siswa

dapat menguasai materi pelajaran secara optimal". Dalam sistem ini

guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi dan

guru lebih berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan peserta didik

hanya mendengarkan, menyimak dan mencernanya saja secara tertib

dan teratur atau yang biasa dikenal pembelajaran satu arah.

b) Strategi Pembelajaran Inquiri

Strategi Pembelajaran inquiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan

analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu

masalah yang ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui

tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini

berorientasi pada siswa yang menekankan kepada pembangunan

intelektual siswa.

c) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai

rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyelesaian melalui masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pada

dasarnya, belajar bukan hanya merupakan proses menghafal sejumlah

ilmu dan fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara

individu dengan lingkungannya.

d) Strategi Pembelajaran Kooperatif


Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi

pembelajaran yang bersifat fokus kepada siswa (Student Centered)

dikarenakan adanya interaksi langsung antara sesama siswa. Namun

harus diperhatikan bahwa guru juga memiliki peran penting dalam

strategi pembelajaran ini. Guru mengarahkan siswa untuk saling

berinteraksi dan saling berbagi informasi seputar pembelajaran yang

mana tidak mengedepankan salah satu siswa saja.

e) Strategi Pembelajaran CTL

Strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

adalah "suatu konsep pembelajaran yang menekankan pada

keterlibatan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran untuk

dapat menenmukan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa

untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka". Konsep belajar

ini membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan

situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan keseharian mereka.

f) Strategi Pembelajaran Afektif

Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi

pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan

nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang

yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afektif dapat

muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk


sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan

membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini

tidaklah mudah untuk dilakukan.

B. Pembelajaran Fiqih

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Menurut bahasa fiqih berasal dari kata ‫ فقها‬- ‫ فقه‬Mengikuti wazan ‫علم‬

‫ يعلم‬- yang memiliki arti mengerti atau faham. Sedangkan menurut istilah

fiqih yaitu ilmu yang berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat

dalam alquran dan sunah nabi Muhammad SAW untuk di terapkan pada

perbuatan manusia yang telah dewasa yang sehat akalnya yang

berkewajiban melakukan hukum islam. (E. Amalia & Ibrahim, 2017)

Dari pengertian tersebut dapat peneliti pahami bahwa Fiqih adalah

ilmu yang membahas tentang hukum-hukum yang bersifat amaliyah atau

praktis, yang kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam

perumusan hukum tersebut disandarkan pada Al-quran dan Hadits .

Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran fiqih adalah proses

pembelajaran dalam lingkungan sekolah yang terjadi antara guru sebagai

pemberi materi pelajaran fiqih dan siswa yang diarahkan untuk mencapai

tujuan pengetahuan terkait dengan hukum-hukum syariat mengenai

tingkah laku manusia yang bersifat praktis dengan landasan Al-quran dan

Hadits.

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih


Dalam kurikulum, fiqih adalah mata pelajaran yang bertujuan

untuk mempersiapkan siswa dalam mengenal, memahami, dan

mengamalkan hukum Islam, kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, penggunaan

pengalaman, pembiasaan, dan keteladanan yang diajarkan oleh seorang

guru. Adapun fungsi dari pembelajaran fiqih adalah:

a. Menyiapkan pengetahuan tentang ajaran Islam dalam aspek hukum,

baik berupa ajaran ibadah sebagai pedoman untuk kehidupan di dunia

maupun akhirat.

b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengamalkan ajaran

Islam sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

c. Menanamkan sikap dan nilai keteladanan terhadap perkembangan

syari'at Islam.

d. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT

serta mampu menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya.

3. Objek Pembahasan Fiqih

Objek pembahasan Ilmu Fiqih menurut ahli fiqih adalah segala

perbuatan, perkataan dan tindakan para mukallaf dari segi hukum,

termasuk yang mensifati perbuatan mukallaf itu, seperti wajib, sunnah,

makruh, mubah, sah, batal, qada, dan sebagainya. Mukallaf ialah orang

yang sudah dibebankan dengan kewajiban beribadah dan menjauhi

larangan Allah SWT. (E. Amalia & Ibrahim, 2017)


Hukum hukum amaliyah yang terbit dari perbuatan, perkataan, dan

tindakan para mukallaf itu dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Perbuatan, perkataan, dan tindakan mukallaf yang berkaitan dengan

hubungan antara mukallaf itu sendiri dengan Allah SWT.

b. Perbuatan, perkataan, dan tindakan para mukallaf yang berkaitan

dengan sesamanya, baik secara individual maupun dengan masyarakat

sekitarnya.

C. Pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19

Wabah Corona Virus Disease yang melanda lebih dari 200 Negara di

Dunia khususnya Indonesia, telah memberikan tantangan tersendiri bagi

lembaga pendidikan. Dari sekian banyak peserta didik yang terdampak tidak

mungkin dibiarkan begitu saja, pembelajaran dan pendidikan hanus tetap

dilanjutkan walaupun ada berbagai kekurangan dan keterbatasan yang harus

dihadapi. Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan

inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah

dengan melakukannya Pembelajaran Jarak Jauh.

Ditengah kondisi saat ini sistem pembelajaran jarak jauh atau

pembelajaran secara daring menjadi salah satu solusi untuk mengatasi

kesulitan dalam pembelajaran secara langsung. Upaya peningkatan mutu

pendidikan di indonesia selalu menjadi isu penting dalam penyelenggaraan

Sistem Pendidikan Nasional. Peningkatan kualitas pendidikan ini menjadi

salah satu strategi pokok selain pemerataan kesempatan dan akses pendidikan

serta peningkatan relevansi dan efisiensi. (Aria, 1994)


Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam

sistem pembelajaran telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional

atau pola tradisional menjadi pola modern yang bermedia teknologi informasi

dan komunikasi. Pada masa seperti sekarang ini seorang guru juga harus

memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan

sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standart

akademik. Dengan memperoleh berbagai informasi yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran. Seperti teks, foto, video, animasi,

dan simulasi. (Pakpahan & Fitriani, 2020)

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,

Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Plt. PAUD Dikdasmen Kemendikbud). Hamid Muhammad

mengatakan dalam proses pembelajaran jarak jauh dibagi menjadi dua

jenis pembelajaran, sebagai berikut: (Aria, 1994)

1. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)

Daring merupakan singkatan dari "dalam jaringan" sebagai

pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan

teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang

bermakna tersambung ke dalam jaringan internet. Pembelajaran daring

adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi

pembelajaran maupun jejaring sosial. Meskipun dimudahkan, namun tetap

harus dilakukan pemberian tugas melalui pemantauan pandampingan, guru

juga bekerja lebih dari rumah dengan berkoordinasi dengan orang tua
untuk memastikan adanya interaksi antara guru dengan orang tua.

(Dewanti, 2020)

Pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan kemampuan

masing-masing sekolah. Media pembelajaran dapat menggunakan gadget

ataupun laptop melalui beberapa portal media aplikasi pembelajaran

teknologi digital yang mudah dilakukan seperti berikut:

a. Google Classroom

Google Classroom adalah layanan web gratis, yang

dikembangkan oleh google untuk pendidikan, yang bertujuan untuk

menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas

dengan cara tanpa menggunakan kertas. Google classroom dirancang

untuk mempermudah interaksi seorang guru dengan siswa dalam dunia

internet. Aplikasi ini akan memberikan kemudahan kepada para guru

untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan yang dimiliki yang

selanjutnya diberikan kepada siswa.

Siswa dapat diundang untuk bergabung dengan kelas melalui

kode pribadi, atau secara otomatis diimpor dari sistem komputer

sekolah. Setiap kelas membuat folder terpisah di drive masing-masing

pengguna, di mana siswa dapat mengirimkan pekerjaan untuk dinilai

oleh guru. Para siswa yang tergabung dalam aplikasi tersebut, bisa

mengecek setiap tugas yang diberikan oleh guru pada laman tugas

yang tersedia diaplikasi tersebut dengan cara mudah dengan sekali klik

saja. Sehingga, mereka segera merespon tugas-tugas yang dikirim


lewat aplikasi tersebut. Guru juga bisa melihat dengan cepat siapa saja

dari siswa yang telah menyelesaikan tugas, sehingga media ini bisa

dijadikan kontrol kegiatan siswa di luar sekolah. (Pakpahan & Fitriani,

2020)

b. Rumah Belajar

Rumah belajar merupakan hasil pengembangan portal yang

berisi konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan

siswa mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA/SMK sebagai sumber media

pembelajaran. Pada menu fitur utama terdapat delapan kelompok

konten, yaitu Sumber Belajar, Buku Sekolah Elektronik, Bank Soal,

Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa,

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dan Kelas Maya.

Sedangkan pada menu fitur pendukung terdapat tiga kelompok konten,

yaitu Karya Guru, Karya Komunitas, Karya Bahasa dan Sastra.

Selain itu, rumah belajar juga memberikan layanan

ketersediaan sumber media pembelajaran dalam bentuk bahan belajar

interaktif yang dilengkapi dengan media pendukung gambar, animasi,

video dan simulasi, serta dalam bentuk buku digital. Konten-konten

yang ada pada Rumah Belajar tersebut disediakan untuk berbagai

tujuan, agar guru dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran secara

komprehensif.

Sejauh ini, Rumah belajar telah banyak dimanfaatkan oleh guru

sebagai sumber media dalam mencari materi pembelajaran. Meskipun


demikian, selain daring, Rumah belajar juga dapat diakses melalui

metode luring bagi daerah dengan keterbatasan akses internet, seperti

di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), pembelajaran dengan

konten dari rumah belajar tetap dapat dilaksanakan dengan cara

mengunduh materi terlebih dulu. (Pakpahan & Fitriani, 2020)

c. Zoom

Zoom adalah aplikasi video conference yang bisa digunakan

antar perangkat seperti, laptop dan smartphone. Zoom merupakan

platform tatap muka yang mana guru dan siswa bisa langsung

berinteraksi selayaknya bertemu langsung. Aplikasi zoom sangat

sesuai untuk kegiatan pembelajaran online, yang mampu mndukung

jumlah peserta belajar lebih dari 20 orang, dan fitur conference tool

bisa digunakan oleh setiap peserta. zoom memungkinkan untuk

menulis dan berbicara secara bersamaan. Penggunaan aplikasi ini juga

tidak harus diunduh, cukup dengan mengklik link yang diberikan dan

dibuka dengan browser. (Pakpahan & Fitriani, 2020)

d. Whatsapp

Whatsapp merupakan salah satu platform pesan yang dapat

digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Aplikasi platform whatsapp

dilengkapi dengan berbagai pilihan yang mendukung seperti adanya

New Group, New Broadcast, WhatsApp Web, Starred Messages and

Settings. Berbagai pilihan yang tersedia tersebut, ada salah satunya

bernama New Group yang belakangan ini banyak digunakan para guru
dan siswa sebagai media komunikasi yang terhalang oleh jarak yang

disebut bernama whatsapp group.

Whatsapp group tersebut saat ini dijadikan wadah diskusi untuk

memecahkan berbagai masalah, pertanyaan dan sesuatu yang penting

yang harus disampaikan terhadap orang-orang yang tergabung di

dalamnya. Diskusi melalui whatsapp group ini sangat membantu

penggunanya untuk berkomunikasi dalam pembelajaran jarak jauh.

(Pakpahan & Fitriani, 2020)

2. Pembelajaran Luar Jaringan (Luring)

Luring kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata

offline. Pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran

yang tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet. Dalam aktivitas

pembelajaran luring sendiri merujuk pada sebuah kondisi saling terhubung

jaringan dalam cakupan terbatas. Dengan demikian, dalam aktivitas luring,

tidak melibatkan jaringan internet dalam proses pembelajarannya.

Terkait dengan pembelajaran luar jaringan (luring) dapat

dilaksanakan melalui media pembelajaran seperti televisi, radio, modul

belajar mandiri, bahan ajar cetak, dan alat peraga dari lingkungan sekitar.

Televisi merupakan salah satu media pembelajaran yang lebih banyak

untuk digunakan pada masa pendemi Covid-19, yang direncanakan untuk

mencapai tujuan dalam suatu pengajaran, tidak sekedar menghibur namun

juga yang lebih penting ialah mendidik.


Bagi sekolah yang memiliki keterbatasan akses koneksi internet

baik ekonomi maupun letak geografis dan terkendala melakukan

pembelajaran secara daring atau online, untuk membantu guru dalam

memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa

belajar dari rumah masing-masing, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan bekerjasama dengan TVRI menayangkan program Belajar

Dari Rumah (BDR) yang ditujukan kepada siswa mulai jenjang TK, SD,

SMP dan SMA. Selain menyediakan platform belajar dari rumah yaitu

program edukasi “Rumah Belajar”, TVRI juga menyediakan sebuah

platform untuk berbagi antar guru yang bernama “Program Guru Berbagi”.

Adapun maksud dari program televisi edukasi program belajar dari

rumah merupakan salah satu upaya Kemendikbud untuk membantu

terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan di masa pandemi

Covid-19 ini bagi semua kalangan pendidikan yang dapat akses internet

dengan baik. Sesuai dengan Surat Edaran Kemendikbud Nomor 15, Tahun

2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa

darurat penyebaran Covid-19 menyatakan bahwa tujuan dari pelaksanaan

belajar dari rumah antara sebagai berikut:

a. Memastikan pemenuhan hak siswa untuk mendapatkan layanan

pendidikan selama darurat Covid-19.

b. Melindungi dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan

penularan Covid-19 di satuan pendidikan, dan memastikan pemenuhan

dukungan psikososial bagi guru, siswa, dan orang tua.


D. Kerangka Berfikir

Langkah-langkah
yang didsiapkan

Aplikasi yang
digunakan

Sumber/Refrensi

Strategi Guru Metode


Pembelajaran Jarak
Jauh
Pelmbelajaran fiqih
Respon Siswa
Sholat

Pencapaian Tujuan
Pembelajaran

Kendala

Gambar 2.1

Dalam penelitian ini, kerangka berfikir yang digambarkan diatas

berangkat dari pembelajaran tatap muka yang digantikan dengan pembelajaran

jarak jauh karena pandemi ini, dan strategi pembelajaran disesuaikan dengan

kondisi pembelajaran jarak jauh, khususnya materi sholat yang didalamnya

ada praktik tertentu, dimana guru menyiapkan dari langkah-langkah, aplikasi

yang digunakan, sumber materinya, metodenya, memperhatikan respon siswa

saat pembelajaran jarak jauh berlangsung, pencapain tujuan pembelajran, dan

pasti ada kendala-kendala tertentu dalam pembelajaran berlangsung.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dimana

pada penelitian ini data yang diperoleh berupa dengan kata-kata yang

dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga terkumpul beberapa informasi

tentang keadaan nyata yang sedang terjadi. Metode yang bisa


dimanfaatkan dalam penelitian ini berupa wawancara, pengamatan, dan

dokumentasi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ash

Sholihin Jakarta yang beralamat di Jl. KH. Thohir No.6, RT.1/RW.7,

Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota

Jakarta 11560. Adapun waktu yang direncanakan selama melakukan

penelitian ini pada bulan September tahun 2021 sampai dengan selesainya

penelitian.

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah tempat

yang digunakannya sebagai sumber penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah

Ash Sholihin Jakarta, sedangkan yang menjadi subjeknya adalah Guru

yang mengajarkan Fiqih dalam pembelajaran jarak jauh atau online.

B. Metode Pengumpulan Data

Banyaknya teknik tentang pengumpulan data didalam suatu penelitian,

serta yang mendukung untuk menjawab masalah yang ada, maka peneliti

hanya menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Adapun teknik

pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Observasi

Pada observasi ini peneliti melakukannya secara daring atau online

untuk memperoleh data-data yang terkait dengan peroses bembelajaran

fiqih dalam pehamahaman siswa tentang materi sholat.


2. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara

semistruktur, dimana jenis wawancara ini menentukan permasalahan

secara lebih terbuka. Penggunaan wawancara dalam penelitian ini

bertujuan agar peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam

tentang subyek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mendapat data

yang valid mengenai strategi guru dalam meningkatkan pemahaman materi

fiqih sholat pada pembelajaran jarak jauh. Dalam penelitian ini yang

diwawancarai adalah Kepaa Madrasah dan tentunya Guru fiqih kelas 3.

3. Dokumentasi

Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian ini maka

peneliti mengumpulkan data yang berupa dokumntasi seperti mengambil

gambar atau video pada saat kegiatan belajar mengajar di Madrasah

Ibtidaiyah Ash Sholihin. Dalam proses pengumpulan data dokumentasi

peneliti ikut serta dalam proses pembelajaran jarak jauh, dengan masuk

disetiap whatsapp group kelas.

C. Metode Pengolahan data dan Analisis Data

Untuk melakukan analisis data pada penelitian kualitatif, teknik yang

digunakan bisa dimulai dengan melakukan pengolahan data mentah yakni,

meringkas data yang bersumber dari kumpulan data, mengorganisasikan data,

memilahnya menjadi satuan yang dikelola, mencari dan menemukan pola,

menemukan yang penting untuk dipelajari, dan menyimpulkan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.


1. Mereduksi data, yaitu memilih dan fokus pada hal-hal penting terkait

pembahasan penelitian, serta mencari tema dan polanya. Setelah proses

reduksi, maka akan didapati gambaran data yang lebih jelas yang akan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Mengkategorisasikan data, yaitu mendisplay atau menyajikan dalam

bentuk uraian ataupun sejenisnya.

3. Mengambil kesimpulan dan melakukan verifikasi. Pada tahap awal

kesimpulan yang dibuat masih bersifat sementara dan bisa berubah jika

tidak didukung dengan data valid yang dikumpulkan di lapangan. Maka

setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan bukti-bukti atau data

penelitian, peneliti dapat mengambil kesimpulan yang bersifat konsisten

dan kredibel.

Instrumen Wawancara

No. Narasumber Data yang digali Data doperoleh

1. Kepala Madrasah Gambaran umum - Wawancara

madrasah - Dokumentasi

2. Guru Mata Pelajaran Strategi guru dalam - Observasi

Fiqih meningkatkan

pemahaman materi

dalam pembelajaran
jarak jauh

Pedoman Wawancara

a. Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan pemahaman materi fiqih kelas 3

pada masa pandemi di MI Ash Sholihin Jakarta

No. Pertanyaan

1. Bagaimana proses pembelajaran di sekolah ini selama masa

pandemi? Apakah menerapkan pembelajaran jarak jauh?

2. Langkah-langkah apa saja yang bapak persiapkan sebelum

melakukan pembelajaran, apakah ada RPP khusus pada mata

pelajaran fiqih saat pembelajaran jarak jauh?

3. Aplikasi apa yang digunakan dalam proses pembelajaran fiqih jarak

jauh, khususnya materi sholat?

4. Sumber atau referensi yang digunakan pada Materi sholat saat

pembelajaran fiqih jarak jauh?

5. Bagaimana cara bapak dalam mengajar fiqih agar menciptakan proses

pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan, sehingga siswa tetap

antusisas dalam pembelajaran?

6. Bagaimana cara bapak mengukur bahwa tujuan pembelajaran materi

sholat telah tercapai pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau

daring?

7. Apakah dalam setiap pembelajaran fiqih bapak sering memberikan


soal latihan atau PR?

8. Bagaimana cara bapak melakukan penilaian dalam pembelajaran

jarak jauh materi sholat?

b. Apa saja kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan strategi

pembelajaran fiqih kelas 3 pada masa pandemi di MI Ash Sholihin Jakarta

No. Pertanyaan

1. Apa saja kendala yang bapak temui selama pembelajaran fiqih materi

sholat saat pembelajaran jarak jauh, baik itu dari awal penerapan

hingga saat ini?

2. Bagaimana cara bapak menyikapi jika ada siswa yang tidak merespon

dalam proses pembelajaran jarak jauh?

3. Bagaimana pihak sekolah menangani siswa yang tidak mempunanyai

alat pendukung dalam pembelajaran jarak jauh?


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Umum

1. Kondisi Sekolah

a. Identitas Madrasah

1) Nama Madrasah : MIS Ash Sholihin Jakarta

2) NPSN : 60706469

3) NSM : 111231730084

4) Alamat Madrasah : Jl. KH. Thohir No.6, RT.1/RW.7,


Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk,

Jakarta Selatan, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 11560

5) Status Madrasah : Swasta

6) Jenjang Akreditasi :B

7) Jenis Lembaga : Madrasah Ibtidaiyah

8) NPWP : 02.460.269.0-035.000

9) Nomer Telepon : 021-5331104

10) Alamat Website : https://www.facebook.com/

yabu.ashsholihin?ref=br_rs

11) Email : mi.ashsholihin@gmail.com

12) Tahun berdiri : 2010

13) Nomor SK Izin Operasional : KD.09.04/4/PP.04/0475/2010

14) Nomor SK Kemenkumham : AHU.842.AH.0104.THN2010

15) Penyelenggara Lembaga : Yayasan

16) Nama Penyelenggara : Yayasan Bahrul Ulum

17) Waktu Belajar : Pagi

b. Visi MIS Ash Sholihin Jakarta

YAYASAN BAHRUL ULUM ASH SHOLIHIN KEBON

JERUK adalah salah satu benteng Umat Islam, sebagai sarana untuk

melayani masyarakat yang lemah maupun yang kuat dalam bidang

pendidikan.
Sebagai upaya mencerdaskan anak bangsa Indonesia yang

beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa besar mempunyai

semangat yang kuat, berani dan jujur, kreatif dan inovatif, beramal

yang ikhlas, kompenitif, tawadhu, dan tidak lepas tanggung jawab.

c. Misi MIS Ash Sholihin Jakarta

Berusaha dengan sekuat tenaga, pikiran dan kemampuan untuk

mengentaskan kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, kemerosotan

akhlak, serta mewujudkan kewajiban menuntut ilmu seumur hidup".

1) Membela agama Allah dalam situasi dan kondisi apapun.

2) Saling Asah, Asih, dan Saling Asuh.

3) Tidak memprioritaskan Masyarakat yang lemah maupun yang kuat

dalam bidang apapun.

4) Jangan jadikan untuk mencari kehidupan, akan tetapi berusaha

untuk menghidupi, mempertahankan, melestarikan, mengamalkan,

mengembangkan siswa - siswi, guru, staff, dari tingkat : TK - TPA

- MI - SMP - SMK IBNU SINA & PONTREN/PAY.

5) Berusaha sedapat mungkin untuk membuka cabang - cabang di

seluruh Indonesia

d. Tujuan MIS Ash Sholihin Jakarta

1) Menjadikan YBU sebagai pusat pembelajaran Islami, pelatihan

dan pengembangan diri, kondusif, cerdas dan berkreasi.

2) Menjadikan YBU sebagai contoh penerapan ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari.
3) Menjadikan peserta didik yang berprilaku Islami dalam

kehidupannya.

4) Menjadikan peserta didik yang mampu berkomunikasi dengan

bahasa asing.

5) Menjadikan peserta didik yang mampu menjadi kader umat yang

memiliki jiwa kepemimpinan dan berkepribadian Islami.

6) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga YBU.

B. Temuan Khusus

Anda mungkin juga menyukai