Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN DEKORASI


KUE DI SMK NEGERI 1 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah PTK

Dosen Pengampu
Ir. Siti Fathonah, M.Kes

Disusun Oleh:

Nama : Nia Yunita

NIM : 5404416008

PROGRAM STUDI PENDIDKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Lingkungan belajar yang adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang
dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya,
sehingga lahirlah calon generasi penerus bangsa yang didalam dirinya tertanam perpaduan
nilai antara intelektual, etika, dan kepribadian bangsa. Lingkungan yang merupakan
sumber belajar memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai
tersebut :
Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, profesional,
bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Namun isu yang beredar di tengah masyarakat umum adalah bahwa kualitas
pendidikan di negara Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara -
negara lain. Hal ini tentu menjadi perhatian yang serius untuk mengatasinya baik di
tingkat institusi, regional maupun nasional.
Begitupun yang terjadi di SMK Negeri 1 Pekalongan, pada mata pelajaran
dekorasi kue yang sudah diberikan di kelas hasil belajar siswa perlu ada peningkatan lagi.
Secara keseluruhan, dasar pengetahuan dan keterampilan menghias kue masih belum
sesuai dengan harapan yaitu memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
Padahal hasil belajar merupakan wujud prestasi yang dicapai oleh siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum adalah faktor internal
dan eksternal. Faktor internal adalah merupakan faktor yang berasal dari diri individu
yang bersangkutan, antara lain jasmani (fisik) dan rohani (psikis). Sedang faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang bersangkutan atau sering disebut
sebagai faktor lingkungan
Sedangkan secara khusus faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah:
Siswa kurang motivasi dalam belajar, media pembelajaran yang kurang lengkap,
penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat , siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru, kepedulian orang tua terhadap anak di rumah kurang, kurangnya
melaksanakan percobaan dan demonstrasi, sarana dan prasarana yang kurang mendukung
serta model pembelajaran yang kurang tepat.
Dari permasalahan yang ada penggunaan metode pembelajaran merupakan
prioritas yang utama yang harus diperbaiki. Karena dengan penggunaan model yang tepat
akan berdampak pada hasil belajar pada siswa. Dalam hal ini metode yang diterapkan
adalah metode demonstrasi.
Metode demonstrasi dipilih dengan pertimbangan metode ini akan membangkitkan
semangat siswa dengan cara siswa belajar melihat langsung proses yang didemonstrasikan
oleh guru, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dengan meningkatnya
pemahaman maka hasil belajar juga akan ikut meningkat.
Dengan memperhatikan hal di atas, maka penerapan metode demonstrasi diharap
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pebelajaran dekorasi kue pada siswa di SMK
N 1 Pekalongan tahun ajaran 2019/2020.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka dapat dikemukan rumusan
masalahnya sebagai berikut :
Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pebelajaran dekorasi kue pada siswa di SMK N 1 Pekalongan tahun 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian
Menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pebelajaran dekorasi kue pada siswa di SMK N 1 Pekalongan tahun 2019/2020.
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

2.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Garret dalam Dani (2015) Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam
jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan diri
dan perubahan cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Berdasarkan para ahli di
atas bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan perubahan tingkah laku individu dalam
memperoleh suatu pengetahuan setelah ia mendapatkan suatu pembelajaran atau
pengalaman, hal ini sudah tentu perubahan kearah yang lebih baik (positif), misalnya yang
tadinya tidak tahu setelah mengalami proses belajar setidaknya menjadi tahu. Untuk menuju
ke hal yang lebih baik lagi dalam proses belajar ini akan memerlukan waktu yang lama dan
perlu adanya urutan-urutan yang sistematis didalam proses belajar.

Selanjutnya pengertian hasil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 343) adalah
sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb.) oleh usaha.

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa,
dan faktor yang ada diluar diri siswa. Faktor internal berasal dari dalam diri anak bersifat
biologis, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang sifatnya dari luar diri siswa.
2.2.1 Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-
fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas
belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang
keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi
harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan
keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.
2.2.2 Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi
belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
2.3 Jenis – Jenis Belajar
Sholkin (2014) menyatakan bahwa jenis–jenis belajar di tinjau dari segi prosesnya dapat
digolongkan menjadi :
- Belajar dengan pemahaman (Insight).
- Belajar memperoleh pengetahuan (fakta).
- Belajar mengahafal
- Belajar membentuk otomatisme.
- Dinamic leaning (subroto, 1988 : 102)
a. Belajar dengan pemahaman
Kadang-kadang orang dihadapkan pada suatu masalah baik itu disekolah atau
dirumah, situasi yang mengandung masalah itu diusahakan unuk diatasi atau dipecahkan
dengan berbagai cara, melalui insght (pemahaman yang datang karena berfikir atau
masalah tersebut dapat dipecahkan).
Tetapi kapasitas manusia uitu berbada-beda sehingga tidak semua orang dapat
belajar dengan insinght itu, oleh karena itu pelajaran disekolah dasar diharapkan dapat
dipergunakan untuk membantu pemecahan masalah dalam berbagai keadaan. Hal ini
mungkin apabila pendidik memberikan pelajaran itu denganbaik sehingga peserta didik
sampai pada instingt untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Belajar memperoleh pengetahuan (fakta).
Disekolah tidak hanya mendidik memecahkan masalah tetapi harus juga mendidik
manusia berpengetahuan, pengetahuan meliputi bahyak fakta yang penting didalam
mancari pengetahuan tentang fakta ini termasuk pula usaha mempelajari hubungan antara
satu dengan yang fakta yang lainnya.
c. Belajar menghafal
Menghafal bertujuan agar kita dapat memproduksi kembali agar kita dapat
memecahkan yang pokok bukan diperolehnya fakta tetapi pada penyimpangan kalimat
atau rumus-rumus.
d. Belajar untuk membentuk otomatis
Belajar dengan cara ini menghasilkan gerakan-gerakan tertentu dengan dan dirinya
tanpa melalui berfikir terlebih dahului, keuntungan belajar jenis ini adalah sekaligus dapat
mencurhkan pada hal-hal lain misalnya orang yang sudah dapat menulis tinggal
mempelajari ejaanya.
2.4 Pengertian Metode Demonstration
Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 652) adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dsb.; cara kerja yang
bersistim untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Syahrul (2014) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar di mana
seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta peserta didik sendiri memperlihatkan
kepada seluruh anak di dalam kelas, suatu kaifiyah melakukan sesuatu.
2.4.1 Langkah-langkah perencanaan dan persiapan metode demonstrasi
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode
demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:
a. Perencanaan
Hal yang dilakukan adalah:
 Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir.
 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
 Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:
- Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik.
- Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga
setiap peserta didik dapat melihat.
- Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
 Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.
b. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
 Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.
 Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
 Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi
mencapai sasaran.
 Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi
dengan baik.
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut
tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
 Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana
yang harmonis.
c. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan
kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti
membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru
dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah
sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkah langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
 Persiapkan alat-alat yang diperlukan.
 Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa yang akan
dikerjakan.
 Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan, serta memberikan
penjelasan yang cukup singkat.
 Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan alasan alasan setiap
langkah.
 Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri langkah demi
langkah dan disertai penjelasan.
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode demonstrasi
a. Kelebihan metode demonstrasi
 Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, siswa disuruh langsung memperhatikan
bahan pelajaran yang dijelaskan.
 Proses pembelajaran akan lebih menarik
 Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan.
b. Kekurangan metode demonstrasi
 Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
 Memerlukan waktu yang banyak.
 Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.
 Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan
dan waktu untuk mendemonstrasikan.

B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis dapat merumuskan
hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode demonstration diduga dapat meningkatkan hasil belajar
dekorasi kue pada siswa di SMK N 1 Pekalongan Tahun 2019/2020.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan / Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Perencanaan awal berupa
telaah terhadap pembelajaran dekorasi kue pada mata pelajaran produk cake di semester II
Boga untuk memperoleh data tentang keterampilan guru, aktivitas siswa, respon siswa,
dan hasil belajar siswa, kemudian peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2020. Penentuan
waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan silabus pembelajaran
mata pelajaran produk cake kelas X semester genap. Adapun yang digunakan sebagai
tempat penelitian adalah SMK Negeri 1 Peklaongan. Subjek pelaku tindakan adalah
peneliti dibantu dengan guru pembimbing mata pelajaran produk cake di kelas X Boga
SMK N 1 Pekalongan, sedangkan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas X Boga
SMK N 1 Pekalongan yang berjumlah 32 peserta didik.

3.2 Setting Penelitian


Setting penelitian adalah situasi, kondisi dan tempat dimana melakukan kegiatan
secara alami yang dipandang sebagai analisis penelitian (Padjono dkk, 2007:76). Setting
penelitian yang dilakukan adalah:
1) Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Pekalongan. Letak sekolah berada di Jl.
Angkatan 66 No. 90 Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Penelitian ditujukan pada siswa kelas X Jasa Boga 3 Program Keahlian Jasa Boga.
2) Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama penelitian berlangsung.
Penelitian ini berlangsung dari bulan April hingga Juni 2019.

3.3 Subyek dan Obyek Penelitian


1) Subyek Penelitian
Subyek yang dikenai tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas
X Jasa Boga 3 di SMKN 1 Pekalongan yang berjumlah 26 orang peserta didik. Subyek
yang dipilih merupakan kelas yang perlu mendapat tindakan khusus. Kelas X Jasa
Boga 3 dipilih menjadi subyek dalam penelitian dikarenakan:
a) Nilai rata-rata peserta didik yang belum memenuhi KKM
b) Suasana kelas yang tidak menyenangkan
2) Obyek Penelitian
Obyek penelitian dibedakan atas dua macam, yaitu 1) obyek yang mencerminkan
proses dan 2) obyek yang mencerminkan produk. Obyek yang mencerminkan proses
merupakan tindakan yang dilakukan berikut perangkat-perangkat pendukungnya.
Sedangkan obyek yang mencerminkan produk merupakan masalah pembelajaran yang
diharapkan mengalami perbaikan dan pengaruh siswa terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Obyek penelitian ini adalah model pembelajaran Demonstrasi.

3.4 Prosedur Penelitian


Adapun prosedur perencanaan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pendahuluan (Pra Tindakan)
a. Survey
Survey dilakukan secara langsung untuk melaksanakan pengamatan
dalam rangka kesediaan sekolah yang bersangkutan untuk digunakan sebagai
tempat penelitian. Survey dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran.
.
b. Perizinan
Kegiatan memperoleh izin dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang
berlaku dengan pihak terkait dalam hal perizinan penelitian.
2. Tahap Tindakan
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini ada beberapa siklus dan ada pula
perencanaan tiap siklusnya antara lain sebagai berikut: Siklus 1
a. Perencanaan
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dekorsi kue pada mata
pelajaran produk cake dengan metode pembelajaran demonstrasi
menyiapkan siswa untuk dapat membuat dekorasi kue dari butter cream pada
kue tart.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pada awal tahap ini guru menyampaikan materi tentang dasar dekorasi
kue dengan butter cream secara jelas, kemudian guru memberikan
demonstrasi agar siswa dapat mengamati secara langsung dan kemudian
mempraktikannya. Pada saat siswa dalam proses praktik, guru tetap berada
di kelas dan mengawasi siswa agar siswa bekerja sungguh-sungguh dan
fokus pada praktik tersebut. Saat siswa telah menyelesaikanya guru langsung
menilai hasil kerja siswa agar guru dapat mengetahui mana siswa yang sudah
bisa atau yang belum.
c. Observasi/Evaluasi
Observasi di laksanakan pada saat guru memberikan materi dan pada
saat proses demonstrasi di jalankan yang di tujukan untuk siswa.

d. Refleksi
Hasil yang di peroleh pada tahap observasi/evaluasi , di analisis dan
dilakukan refleksi, apakah kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan
dapat meningkatkan pembelajaran dekorasi kue atau belum, selain itu apakah
masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi tersebut. Apabila hasil pembelajaran pada
siklus pertama belum sesuai dengan apa yang di harapkan, maka akan di
lanjutkan kegiatan siklus kedua dengan memperhatikan kelemahan-
kelemahan atau kekurangan-kekurangan hasil refleksi pada siklus pertama.

Siklus II

a. Perencanaan
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dekorsi kue pada mata
pelajaran produk cake dengan metode pembelajaran demonstrasi
menyiapkan siswa untuk dapat membuat dekorasi kue dari butter cream pada
kue tart.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pada awal tahap ini guru menyampaikan materi tentang dasar dekorasi
kue dengan butter cream secara jelas, kemudian guru memberikan
demonstrasi agar siswa dapat mengamati secara langsung dan kemudian
mempraktikannya. Pada saat siswa dalam proses praktik, guru tetap berada
di kelas dan mengawasi siswa agar siswa bekerja sungguh-sungguh dan
fokus pada praktik tersebut. Saat siswa telah menyelesaikanya guru langsung
menilai hasil kerja siswa agar guru dapat mengetahui mana siswa yang sudah
bisa atau yang belum.
c. Observasi/Evaluasi
Observasi di laksanakan pada saat guru memberikan materi dan pada
saat proses deonstrsi di jalankan yang di tujukan untuk siswa.

d. Refleksi
Hasil yang di peroleh pada tahap observasi/evaluasi , di analisis dan
dilakukan refleksi, apakah kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan
dapat meningkatkan pembelajaran dekorasi kue atau belum, selain itu apakah
masih ada kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi tersebut. Jika hasil refleksi siklus II
belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan ke
siklus III, namun jika sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka
tidak perlu dilanjutkan ke siklus III..

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu : tes hasil
belajar dan observasi aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dekorasi kue.
Sedangkan instrument yang di gunakan untuk mengumpulkan data yaitu: lembar soal tes
yang berbentuk tes yang berbentuk esay dan lembar observasi aktifitas siswa dalam
mengikuti mata pelajaran produk cake.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Tahap ini merupakan tahapan yang sangat penting
karena dengan pengumpulan data, maka peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dengan : 1) Data peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada waktu
mendengarkan guru menyampaikan materi ataupun dalam belajar kelompok, diambil
menggunakan lembar observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran sedang
berlangsung; 2) Data peningkatan hasil belajar, sambil menggunakan lembar tes yang
dilakukan dengan memberikan evaluasi atau soal tes kepada siswa dan dokumen hasil
belajar siswa.
1) Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang, dampak atau
hasil tindakan dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
demonstrasi yang meliputi peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
pada waktu mendengarkan guru menyampaikan materi ataupun dalam proses
demonstrasi yang dilakukan selama proses pembelajaran sedang berlangsung.
2) Tes
Penilaian (asessment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar
yang lebih baik. Keberhasilan hasil belajar dapat dilihat dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) penguasaan kompetensi. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
dipakai di SMKN 1 Pekalongan adalah sebesar 75. Dalam penelitian ini, tes yang
digunakan adalah tes tes pilihan ganda. Digunakannya tes pada penelitian ini karena
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dan penerapannya terhadap materi
yang diberikan oleh guru. Instrumen tes pemahaman belajar berupa tes soal uraian dan
tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda dengan pilihan alternatif lima pilihan
jawaban.

3.7 Indikator Keberhasilan


Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang di tunjukan dengan hasil tes
penguasaan kompetensi dasar yang di peroleh mencapai >75 sebanyak 70% setelah di
lakukan tindakan selama 2 siklus.

DAFTAR PUSTAKA

A Sholkan. 2014 . Jenis jenis belajar. digilib.uinsby.ac.id/1228/5/Bab%202.pdf. Diakses pada


tanggal 20 Mei 2019. Pukul 20.00
Dani firmansyah. 2015. Pengaruh strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar
matematika. Jurnal Pendidikan UNSIKA. Volume 3 Nomor 1, hal. 34-44
GBHN. 2004. https://dsdan.go.id/?mdocs-file=2167
diakses pada tanggal 20 Mei 2019. Pukul 16.30
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 652)
Sunhaji. 2014. Konsep manajemen kelas dan implikasinya Dalam pembelajaran. Jurnal
Kependidikan. Vol. II No. 2 hal. 30-46
Syahrul. 2014. https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-Langkah-Langka h-
dan-Kelebihan-serta-Kekurangan-Metode-Demonstrasi.html diakses pada tanggal 20 Mei
2019. Pukul 21.15
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/
wpcontent/.../2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf
Diakses pada tanggal 20 Mei 2019. Pukul 16.18
LAMPIRAN 1

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN


DEKORASI KUE MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI

Responden Yth,
Angket ini diajukan oleh peneliti yang saat ini sedang melakukan penelitian mengenai
respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model demonstrasi. Demi tercapainya
hasil yang diinginkan, dimohon kesediaan adik-adik untuk berpartisipasi dengan mengisi
angket ini secara lengkap. Perlu saya informasikan bahwa tidak ada yang dinilai benar
atau salah, pilih sesuai dengan apa yang anda ketahui atau rasakan. Akhir kata saya
ucapkan banyak terima kasih atas perkenan adik-adik berpartisipasi dalam survey ini.

Nama :
No. Absen :

Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda


Keterangan :
STS : Sangat Tidak setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat setuju

Pernyataan
No STS TS S SS

1 Model Demonstrasi lebih bermanfaat untuk belajar


dekorasi kue
2 Menurut saya, model Demonstrasi dalam pembelajaran
dekorasi kue menjemukan
3 Belajar Dekorasi kue dengan menggunakan model
Demonstrasi membuat saya lebih terampil
4 Model Demonstrasi membuat saya kurang terampil
5 Model Demonstrasi mempersulit saya dalam
menyelesaikan persoalan dalam pelajaran dekorasi kue
6 Model Demonstrasi mendorong saya untuk menemukan
ide-ide baru
7 Belajar dekorsi kue menggunakan model Demonstrasi
membuat saya merasa tertekan
8 Saya kurang mengerti materi, saat belajar dekorasi kue
Pernyataan
No STS TS S SS

menggunakan model Demonstrasi


9 Belajar dekorasi kue menggunakan model Demonstrasi
membuat saya lebih memahami materi
10 Model pembelajaran Demonstrasi kurang bermanfaat
untuk belajar dekorasi kue
11 Pembelajaran dekorasi kue menggunakan model
Demonstrasi membuat saya mengantuk
12 Belajar dekorasi kue menggunakan model Demonstrasi
saya merasa lebih Termotivasi
13 Belajar dekorasi kue menggunakan model Demonstrasi
membuang-buang waktu belajar saya
14 Belajar dekorasi kue dengan model Demonstrasi dapat
mengeksplorasi diri saya sendiri
15 Belajar dekorasi kue menggunakan model Demonstrasi
membuat saya lebih aktif dalam belajar
16 Belajar dekorasi kue menggunakan model Demonstrasi
membuat materi mudah diingat
17 Model Demonstrasi membuat pelajaran dekorasi kue lebih
menarik untuk dipelajari
18 Saya merasa rugi belajar dekorasi kue menggunakan
model Demonstrasi
19 Belajar dekorasi kue menggunakan model Demonstrasi
mebuat saya menjad lebih kreatif dalam berpikir
20 Saya merasa pelajaran dekorasi kue menggunakan model
Demonstrasi sangat menarik
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN
SOAL PRE TEST DAN POST TEST

Nama :
Kelas :
No. Absen :

Petunjuk: Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat Dibawah ini Dengan
Memberi Tanda silang (X) Pada Huruf a,b,c Atau d
1. Bagian yang paling menarik dalam pengolahan kue, menghias kue adalah….
a. Menutup kue dengan bahan penghias atau memberikan hiasan
b. Menutup kue dengan menambahkan bahan penghias
c. Memberikan hiasan yang indah pada kue
d. Mencocokan hiasan yang pas dengan kue
2. Yang termasuk dalam prinsip-prinsip menghias kue adalah….
a. Tema, ukuran, bentuk, hiasan
b. Bentuk, hiasan, ukuran, rasa
c. Ketepatan, pusat perhatian, tema, serasi, keseimbangan
d. Tema, pusat perhatian, serasi, tepat, bentuk, hiasan
3. Kue dapat dilihat dari segi desain, maupun pemilihan warna yang kembali
berperan pada tema adalah pengertian dari?
a. Tema
b. Tepat
c. Pusat perhatian
d. Keserasian
4. Yang termasuk dalam macam-macam dekorasi cake adalah….
a. Tiramisu, blackforest, fruit cake, ombre, edible flower cake
b. Layer cake, birthday cake, wedding cake, special cake
c. Rainbow cake, Italian liquer, birthday cake, layer cake
d. Layer cake, birthday cake, wedding cake, special cake, ombre
5. Cake yang biaanya hanya digunakan dalam acara khusus adalah…
a. Edible flower cake
b. Wedding cake
c. Birthday cake
d. Special cake
6. Butter cream adalah jenis cream yang bahan utamanya terbuat dari ……
a. Susu dan gula
b. Gula dan mentega
c. Putih telur dan gula
d. Mentega dan putih telur
7. Bahan dasar dari pembuatan icing dan glazes adalah?
a. Tepung maizena, gula dan jelly
b. Tepung gula, jelly, dan air
c. Tepung gula, glukosa dan air
d. Tepung gula, air dan putih telur
8. Selain menjadikan tampilan kue menjadi menarik manfaat lain dari icing dan
glazes adalah?
a. Meningkatkan daya simpan kue menjadi lebih lama
b. Menambah cita rasa enak pada kue
c. Bentuk kue menjadi lebih elegan
d. Kue dapat mudah dibentuk
9. Terbuat dari bahan dasar gula atau sirup yang ditambah dengan buah-buahan
adalah bahan dasar dari?
a. Plastic icing
b. Gum paste
c. Glazes
d. Marzipan
10. Pastillage adalah nama lain dari?
a. Glazes
b. Marzipan
c. Butter cream
d. Gum-paste
11. Bahan dasar Marzipan terbuat dari?
a. Gula halus dan glukosa
b. Gula halus maizena dan tepung almond
c. Tepung almond dan gula halus
d. Tepung almond, gula halus dan glukosa
12. Pencampuran coklat blok dengan glukosa akan menghasilkan coklat yang?
a. Kental dan mengkilat
b. Kenyal dan mengkilat
c. Elastis dan mudah di bentuk
d. Mudah dibentuk dan kenyal
13.Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam teknik dasar menghias kue adalah
a. Penampilan, desain, ketepatan, warna
b. Penampilan, warna, tekstur, desain
c. Penampilan, desain, tekstur, kerapian
d. Penampilan, tekstur, kerapian, warna
14.Dibawah ini pencampuran warna yang sering digunakan dalam perwarnaan
pada kue, kecuali
a. Primary color
b. Secondary color
c. Twin color
d. Tertiary color
15. Yang termasuk dalam 3 warna utama adalaah warna
a. Merah, kuning, hijau
b. Merah, biru, hijau
c. Merah, kuning, biru
d. Merah, kuning, orange
16. Pencampuran warna kuning dan biru akan menghasilkan warna?
a. Hijau
b. Orange
c. Ungu
d. Merah

17.Hiasan yang sering digunakan untuk hiasan pinggir atau menutup bagian
pinggir pada kue adalah
a. Garis kisi-kisi
b. Hiasan renda sederhana
c. Garis lurus
d. Hiasan rumah kerang
18. Untuk membuat hiasan renda sederhana spuit yang digunakan adalah
a. Bergerigi
b. Bintang
c. Bergerigi anyaman
d. Tube tulis
19. Steamed Buttercream adalah pengertian dari
a. Menghias cake dengan buttercream siram
b. Menutup cake dengan buttercream
c. Memoles cake dengan buttercream
d. Memghias cake dengan butter cream
20.Yang termasuk dalam macam-macam teknik menghias tart dengan
menggunakan buttercream adalah
a. Posisi yang tepat, mengatur suhu ruangan, kekentalan cream
b. Suhu ruangan, alat yang digunakan, posisi yang tepat
c. Mengendalikan tekanan, posisiyang tepat, kekentalan cream
d. Kekentalan cream, mengendalikan tekanan, suhu ruang
21. Nama lain dari meja putar adalah
a. Palet
b. Lazy Suzanne
c. Rolling pin
d. Ring cutter
22. Yang sering di gunakan untuk memoles atau meratakan butter cream adalah
a. Spuit
b. Pisau bergerigi
c. Piasu palet
d. Kantong semprot/piping bag
23. Nama lain dari kantong semprot adalah
a. Rolling pin
b. Spuit
c. Ring cutter
d. Piping Bag
24. Gambar berikut ini adalah teknik membuat hiasan?

a. Kerang tunggal
b. Kerang besar kecil
c. Kembang kerang
d. Kepala kerang terbalik

25. Gambar berikut ini adalah teknik membuat hiasan?

a. Tangga
b. “e” motion
c. Zigzag
d. Puffs

Anda mungkin juga menyukai