Anda di halaman 1dari 16

DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS VISUAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Bahan Ajar

Dosen Pengampu:
M. Arifin Rahmanto M. Pd

Disusun Oleh:
M. Fitrian Noer 1707015105
Amalia Putri S 1707015116
Fahrizal 1707015131

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2019/1440 H
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpah kan
rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Desain Bahan Ajar dengan judul Desain Bahan Ajar Berbasis Visual.

Penyusun makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan di dukung


berbagai pihak, sehingga memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu kami tidak
lupa ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu
kami dalam penyusunan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu,dengan lapang dada kami membuka selebar - selebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat di ambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menambah wawasan dan
membuka wawasan bagi para pembacanya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Modul.....................................................................................................6
2.2 Langkah-Langkah Penyusunan Modul...................................................................12
2.3 Format atau Kerangka Modul.................................................................................17
BAB III..................................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan
berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan pendekatan pendidikan
dan pelatihan berbasis kompetensi (competency based education and training).
Pendekatan berbasis kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
kurikulum, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan
prosedur penilaian.

Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi dizaman sekarang,


dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya
dengan jenjang–jenjang pendidikan harus dapat dilfleksibel mengikuti perkembangan
kemajuan yang ada. Sesuai dengan kurikulum tingkatsatuan pendidikan (KTSP) yang
berlaku sekarang, menyebutkan salah satu prinsipnya yaitu tanggap terhhadap ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Itu artinya bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum serta
pembelajarannya harus memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan berkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Aplikasi dari hal tersebut adalah penggunaan media pembelajaran khsusnya


media visual, mengapa demikain?. Karena media visual menampilkan gambar dan
penyajian secara jelas dan bermakna maka peserta didik akan dapat menyerapmakna
dari pambelajaran itu. Oleh karena itu, supaya pembelajaran dapat bermakna, efektif
dan berlandaskan PAKEM, maka diadakannya pembelajaran dengan menggunakan
multimedia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud media visual dalam pembelajaran?
2. Apa manfaat, macam-macam, dan kelebihan/kekurangan media visual?

4
3. Bagaimana menentukan media visual dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian media visual
2. Untuk memahami manfaat, macam-macam, dan kelebihan/kekurangan media
visual
3. Untuk menentukan media visual dalam pembelajaran

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Visual
Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran,
media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan- pesan
pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan.
kemudian media dapat di bagi dalam berbagai macam, salah satunya dalah media
visual. Media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik
dan kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya jelas,
sehingga peneriaan pesan dan gagasan dapat diterima peserta didik.

Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka


pembelajaran itu akan menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan media
visual sebagai sebagai media pembelajaran nya.dipilih media visual karena kita
harus ingat bahwa peserta didik khususya nak-anak terutama siswa sekolah dasar
karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan
harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudia media visual
merupakansumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang di
buat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasi
yang di sesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat menarik peserta didik
dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangka dan tidak
menjenuhkan.

2.2 Manfaat, macam-macam, dan kekurangan/kelebihan media visual


A. Manfaat media visual
Manfaat media visual dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda
tergantung dari factor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman
anak, seperti ketersediaan buku. Media pembelajaran dapat mengatasi hal

6
tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang
dipelajari. maka obyeknyalah yang di bawa ke peserta didik. Obyek yang
di mkasud bias dalam bentuk nyata, miniature, model, maupun bentuk
gambar-gambar yang disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
3. Media visual dapat menanamkan konsep dasar, yang benar, konkrit dan
realistiskan.
4. Media visual membangkiktan keinginan dan minat baru.
5. Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif, kognitif dan
psikomotorik.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Dengan demikian media visual sangatlah berperan penting dalam
proses belajar mengajar. Karena media visual memiliki peran yaitu
memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik. sehingga
peserta didik akan terbantu dalam memahami materi yang komplek,
pemanfaatan media visual juga berperan bagi peserta didik.
B. Macam-macam media visual
1. Media pembelajaran yang tidak diproyeksikan
Media ini sering disebut sebagai media pameran (displayed media).
Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain; realia, model, dan grafis.
Ketiga jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media sederhana yang
penyajiannya tidak memerlukan tenaga listrik. Walaupun demikian media
ini sangat penting bagi siswa karena mampu menciptakan kegiatan
pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik.
a) Media realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau
sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan
secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara
mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke

7
lokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam
bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada
pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri
media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh,
dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat
dikenali sebagai wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat
terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda
tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak
melihat badak yang ada di kebun binatang. Selain observasi dalam
kondisi aslinya, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi.
Modifikasi media realia bisa berupa: potongan benda (cutaways),
benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid).
b) Media model
Media model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi
yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan
realia. Model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih
besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Model juga
bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih
disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting. Contoh
model adalah: candi borobudur, pesawat terbang atau tugu monas yang
dibuat dalam bentuk mini.
c) Media grafis
Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan
pesan lewat simbol simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu
fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dijelaskan
melalui penjelasan verbal saja. Banyak konsep yang justru lebih
mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan kata kata

8
verbal. Ingat ungkapan "Satu gambar berbicara seribu kata".
Semua media grafis, baik itu berupa gambar, sketsa bagan, grafik atau
media visual yang lain harus dibuat dengan memperhatikan prinsip
prinsip umum. Sebagai salah satu media visual, grafis harus
diusahakan memenuhi ketentuan ketentuan agar menghasilkan visual
yang komunikatif. Untuk lebih mudah diingat, ketentuan tersebut
dinyatakan dalam akronim "VISUALS" (singkatan dari Visible,
Interesting, Simple, Useful, Accurate, Ligitimate, dan Structured).
Secara singkat prinsip umum pembuatan visual itu dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Visible berarti mudah dilihat oleh seluruh sasaran didik yang
akan memanfaatkan media yang kita buat. Interesting artinya menarik,
tidak monoton dan fidak membosankan. Simple artinya sederhana,
singkat, dan tidak berlebihan. Useful maksudnya adalah visual yang
ditampilkan harus dipilih yang benar-benar bermanfaat bagi sasaran
didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu banyak yang sebenamya
kurang penting. Accurate artinya isinva harus benar dan tepat sasaran.
Jika pesan yang dikemas dalam media visual salah, maka dampak
buruknya akan sulit terhapus dari ingatan siswa. Legitimate adalah
bahwa visual yang ditampilkan harus sesuatu yang sah dan masuk
akal. Visual yang tidak logis atau tidak lazim akan dianggap janggal
oleh anak. Structured maksudnya visual harus terstruktur atau tersusun
dengan baik, sistematis, dan runtut sehingga mudah dipahami
pesannya.
Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan,
diagram, grafik, poster, kartun dan sebagainya. Berikut ini dijelaskan
beberapa diantara jenis grafis tersebut.
1) Gambar/foto

9
Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai dalam
pembelajaran. Gambar/foto sifatnya universal, mudah dimengerti,
dan tidak terikat oleh keterbatasan Bahasa.
2) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian bagian pokoknya tanpa detail. Selain dapat
menarik perhatian siswa, sketsa dapat menghindarkan verbalisme
dan memperjelas pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh guru,
karena itu harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa biaya).
3) Diagram/skema
Diagram/skema merupakan suatu gambar sederhana yang
menggunakan garis garis dan simbol simbol. Diagram
menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar.
Diagram menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya
atau sifat sifat proses yang ada di sana. Isi diagram pada umumnya
berupa petunjuk untuk memahami komponen dan mekanisme kerja
peralatan tertentu.
4) Bagan/chart
Fungsi bagan/chart yang pokok adalah menyajikan ide ide atau
konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan
mampu memberikan ringkasan butir butir penting dari suatu
penyajian. Dalam bagan/chart sering dijumpai bentuk grafis yang
lain seperli gambar, diagram, kartun atau lambang verbal.
5) Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis,
titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data
kuantitatif. Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan
atau perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan. Grafik
biasanya disusun berdasarkan prinsip matematika dan
menggunakan data komparatif.

10
2. Media yang diproyeksikan
a) Transparasi OHP
Berbeda dengan media media visual terdahulu yang tidak memerlukan
alat penyaji, transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar
menggunakan proyektor. Media ini terdiri dari dua perangkat, yaitu
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat
lunaknya berupa transparansi yang disebut OHT (overhead
transparancy). Sedangkan perangkat lunaknya adalah OHP (overhead
pro¬jector). Beberapa kelebihan media transparansi OHP adalah:
1) Tidak memerlukan ruangan gelap, sehingga aktivitas belajar siswa
dapat berjalan seperti biasa
2) Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan
ruangan, dan bisa disajikan tanpa layar khusus (dapat langsung ke
dinding kelas)
3) Memberi kemungkinan siswa mencatat informasi yang
ditayangkan
4) Bisa disajikan dengan berbagai variasi yang menarik sehingga
tidak membosankan
5) Transparansi dapat dicopy dan dibagikan kepada siswa sebagai
hand out
6) Dapat dipakai guru sebagai pointer (pokok pokok materi)
7) Dapat dipakai berulang ulang
8) Guru dapat mengatur, mengurutkan, dan merevisi materi yang
akan disajikan
9) Guru bebas mengatur waktu, kecepatan, dan teknik penyajiannya
10) Mudah pembuatannya, tulisan dapat dihapus, ditambah, atau
dikurangi serta mudah pengoperasiannya
11) Visual yang disajikan jauh lebih menarik dibandingkan kalau
hanya digambar di papan tulis
b) Film bingkai/slide

11
Film bingkai/slide adalah suatu film transparan yang umumnya
berukuran 35 mm. Dalam satu paket program film bingkai berisi
beberapa bingkai film yang terpisah satu sama lain. Sebagai suatu
program, maka durasi (lama putar) film bingkai sangat bervariasi,
tergantung jumlah bingkai filmnya. Waktu yang diperlukan untuk
menayangkan setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada juga
yang dilengkapi dengan paralatan audio, sehingga selain gambar, juga
bisa menyajikan suara. Film bingkai yang dilengkapi dengan audio
dinamakan film bingkai suara atau slide suara.
C. Kelebihan/kekurangan media visual
Kelebihan dari media visual:
1. Repeatable, dapat dibaca berkali-kali denga menyimpannya atau
mengelipingnya.
2. Analisa lebih tajam,dapat membuat orang benar-benr mengerti isi berita
dengan analisa yng lebih mendalam dan dapt membuat orang berfikir
lebih spesifik tentang isi tulisan.
Kekurangan dari media visual:
2. Lambat, dan kurang praktis
3. Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak
dapat didengar, sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.
4. Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa
gambar yang mewakili isi berita.
5. Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak
dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.

2.3 Menentukan Media Visual dalam pembelajaran


Dalam menentuan media visual ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaannya, yaitu:
1. Ketepatan media visual digunakan dalam proses pembelajaran.

12
Media pembelajaran visual telah terbukti lebih efisien dalam
melakukan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Dapat kita
simpulkan bahwa media pembelajaran visual (seperti gambar diam, gambar
bergerak, televisi, objek tiga dimensi, dll) mempunyai hubungan positif yang
cukup tinggi.
2. Adanya orang yang dapat mengoperasikan media visual dengan baik dan
benar dalam pembelajaran.
Sebenarnya, siapapun bisa mepergunakan media pembelajaran visual
dengan baik dan benar. Namun, dengan catatan orang tersebut telah mengusai
cara penggunaannya dengan benar. Beberapa orang yang bisa mengoprasikan
penggunaan media visual harus memiliki kemauan untuk belajar.
3. Faktor yang menghambat perkembangan kemampuan seseorang untuk
menggunakan media pembelajaran.
a. Asumsi bahwa menggunakan media itu repot.
b. Menganggap media itu canggih dan mahal.
c. Tidak bisa menggunakan media yang ada.
d. Asumsi bahwa media itu hiburan, memperkecil kemungkinan anak tetap
konsentrasi terhadap pelajarannya.
e. Tidak tersedianya media pembelajaran visual.
f. Kebiasaan menikmati ceramah/bicara tanpa media visual.
4. Adanya tempat media visual dapat digunakan.
Media pembelajaran visual baiknya digunakan di tempat yang tepat,
sesuai dengan jenis medianya. Misalnya, media yang tidak diproyeksikan
dapat dilakukan diluar kelas. Hal itu memungkinkan untuk media
pembelajaran visual yang berupa benda nyata dan media grafis. Dalam
penggunaan media pembelajaran visual berbentuk benda nyata misalnya,
dalam pelajaran biologi kita dapat menggunakan tumbuhan diluar kelas
sebagai media pembelajaran visual. Media grafis dan model pun bisa
digunakan diluar kelas, apabila media tersebut memungkinkan untuk
digunakan diluar kelas.

13
Sedangkan untuk media pembelajaran yang diproyeksikan, tempat
yang tepat adalah di dalam kelas. Mengingat kebutuhannya akan alat-alat
yang cukup berat, dan dibutuhkannya aliran listrik, tentu penggunaan media
pembelajaran visual yang diproyeksikan ini lebih baik digunakan di dalam
kelas.

5. Waktu yang tepat untuk menggunakan media pembelajaran visual.

Melihat berbagai macam jenis media visual, dapat kita simpulkan


bahwa media pembelajaran visual dapat digunakan kapan saja. Para pendidik
dapat menyesuaikan jenis media visual yang dibutuhkan dan harus
disesuaikan dengan tempat kegiatan belajar mengajar.

6. Pemilihan media visual yang tepat.

Cara pemilihan media visual yang tepat adalah:

a. Media yang digunakan harus memperhatikan konsep pembelajaran atau


tujuan dari pembelajaran.

b. Memperhatikan karakteristik dari media yang akan digunakan, apakah


sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat guna.

c. Tepat sasaran kepada peserta didik yang sesuai degan kebutuhan zaman.

d. Waktu, tempat, ketersediaan, dan biaya yang digunakan.

e. Pilihlah media visual yang menguntungkan agar lebih menarik, variatif,


mudah diingat, dan tidak membosankan sesuai dengan konteks
penggunaannya.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media visul adalah penyimpangan pesan atau informasi secara teknik dan
kreatif mana menampilkan gambar, grafis serta tata dan letaknya jelas, sehingga
pesan dan gagasan dapatditerimasasaran. Apabila dikaitkan antara media visual dan
pembelajaran maka pembeajaran itu dapat menarik, efektif dan efisien apabila
mengguakn media visual sebagai media pembelajarannya.

Dipilih media visual karena kita harus ingat bahwa peserta didik khususnya
masa kanak – kanak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir
konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri
dengan mata mereka, kemudian media visual merupakan sumber belajar yang
berisikan pesan atau materi pelajaran dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi
gambar, teks, gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik yang
dpat menarik minat peserta didik dalam belajar, sehingnga pembelajaran akan
menyenangkan dan tidak menjenuhkan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Mustaji.2008. Pembelajaran Mandiri. Surabaya: Unesa FIP.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Dikmenjur. (2004). Kerangka Penulisan Modul. Jakarta: Dikmenjur, Depdiknas
Dikmenjur. (2004). Pedoman Penulisan Modul. Jakarta: Dikmenjur, Depdiknas.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/20-teknik-
penyusunan-modul.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai