Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MEDIA DISPLAY DAN REALIA

OLEH :

ASMANI. AR

838077625

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PGSD
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
UNIVERSITAS TERBUKA

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat sehat dan akhirnya bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
membahas tentang Bahan Ajar Display dan Papan Display dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.
Dalam pembahasan makalah ini, kami bertujuan agar Mahasiswa lebih
mengetahui bagaimana mana proses pendidikan berjalan dengan baik, salah satunya
dengan memberikan pengalaman pembelajaran yanga menerik melalui penerapan
bahan-bahan pembelajaran berbahan display dan papan display. Agar nantinya
mahasiswa dapat mempelajari dan menerapkan cara memberikan pembelajaran yang
menarik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendidikan jika sudah menjadi
guru nanti.
Semoga apa yang akan kami bahas dalam makalah ini menjadi pengetahuan dan
pengalaman. Selain itu kami juga mohon maaf apabila makalah ini ada kesalahan dalam
penulisan, pemaparan materi dan lain sebagainya, yang kami tidak tahu letak kesalahan
tersebut. Maka dari itu kami harapkan kritik dan sarannya, karena dengan saran dan
kritikannya, bisa memberikan motivasi bagi kami agar menjadi lebih baik dalam
pembuatan makalah berikutnya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
D. Kegunaan.......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Media Pembelajaran Display dan Realia.........................................4


B. Proses Perencanaan dan Pembuatan Media Pembelajaran DR......................9
C. Jenis-jenis Media Display dan Realia...........................................................13
D. Materi yang Cocok untuk Media Pembelajaran Display dan Realia............22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................23
B. Saran.............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Menurut Bovee  media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Selain itu beberapa ahli
mengemukakan  bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-
alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Kemajuan teknologi di era sekarang ini berdampak pada banyak hal. Salah
satu dampak kemajuan teknologi dapat kita rasakan pada dunia pendidikan. Banyak
sekali muncul berbagai macam media-media pembelajaran baru yang kita gunakan
untuk mengoptimalkan proses penyerapan materi dalam proses pembelajaran.
Semua proses pembelajaran yang ada sekarang tidak lepas dari campur
tangan media sebagai perantara dalam penyampaian informasi atau materi
pelajaran kepada siswa. Media pembelajaran ini pun sangat banyak jenisnya dan
juga sangat beragam kegunaannya.
Sistem atau pola pendidikan sekarang sangat dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi yang berdampak diterapkannya unsur media pembelajaran sebagai
perantara atau penyampai informasi dan materi dalam proses pembelajaran. Dalam
penggunaannya kita perlu memilih dengan tepat media apa yang cocok dan sesuai
serta layak digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini tidak lepas dari
berbagai macam faktor seperti psikologi anak, kesiapan belajar anak, dan
penguasaan anak terhadap media tersebut.
Dalam studi keguruannya mahasiswa jurusan pendidikan guru sekolah dasar
pasti mendapatkan mata kuliah media pembelajaran sebagai bekal nantinya untuk
mengoptimalkan proses belajar mengajar yang mengkhusus pada siswa di tingkat
sekolah dasar. Dengan mata kuliah ini kita sebagai mahasiswa atau calon guru
dapat mengetahui berbagai macam bentuk media dan kegunaan masing masing
media untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa sekolah dasar. Dan juga dalam
perkuliahan ini mahasiswa atau calaon guru ini di tuntut untuk bisa memilih media

1
yang tepat dan sesuai bukan hanya dengan perkembangan zaman sekarang ini
melainkan juga dengan psikologi serta kesiapan siswa menerima dan menggunakan
media pembelajaran tersebut.
Sebenarnya dalam pembelajaran di skolah dasar sangat banyak media
pembelajaran yang dapat digunakan seperti media pembelajaran audio, media
pembelajaran video, media pembelajaran visual dan lain-lain. Namun, pada
kesempatan kali ini kita akan membahas tentang media display dan realia sebagai
media pembelajaran di sekolah dasar.
Media display dan realia itu sendiri merupakan media yang cukup unik
dimana ia menggambarkan apa pemikiran lisan yang ditangkap oleh siswa. Selain
itu media display dan realia juga merupakan media yang sangat menarik terutama
bagi siswa sekolah dasar karena berisikan berbagai objek yang beradu dengan
warna-warna menarik sehingga menambah minta dalam belajar. Dalam makalah ini
kita akan mengulas beberapa hal mengenai media pembelajaran display dan realia.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa definisi media pembelajaran display dan realia?
2.      Apa keunggulan dan kelemahan media pembelajaran display dan realia?
3.      Bagaimana proses pembuatan media pembelajaran display dan realia ?
4.      Apa jenis-jenis media pembelajaran display dan realia ?
5.      Apa materi yang cocok untuk media pembelajaran display dan realia ?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi media pembelajaran display dan realia.
2.      Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan media pembelajaran display dan
realia.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran display dan realia.
4.      Untuk mengetahui meteri yang cocok untuk media pembelajaran display dan
realia.
5.      Untuk mengetahui materi yang cocok untuk media pembelajaran display dan
realia.

2
D.    Kegunaan
1.      Teoritis
Berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan atau menambah wawasan
kita tentang media pembeljaran display dan media pembelajaran realia.
2.      Praktis
Berguna bagi kita sebagai pendidik, untuk menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran display dan realia.

3
BAB II
MEDIA PEMBELAJARAN DISPLAY DAN REALIA

A. Definisi Media Pembelajaran Display dan Realia


1.      Media Display
Media display adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan
contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster, dan objek-
objek 3 dimensi yang kecil atau material belajar lainnya.[1] Boleh dikatakan alat
ini menjadi tempat guru dan siswa melakukan proyek kerja.
Tujuan dibuatnya media display yaitu sebagai tempat menjelaskan peristiwa-
peristiwa, peraturan-peraturan sekolah, daftar-daftar dan informasi-informasi
lainnya serta mendorong minat siswa dalam pekerjaan sekolah dan memajukan
hubungan masyarakat yang baik.
2.      Media Realia
Realia adalah suatu kenyataan yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Yang dimaksud dengan media realia adalah media yang
ditampilkan merupakan benda nyata. Benda nyata (real thing) merupakan alat
bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat
persiapan selain langsung menggunakannya.
Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian
informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak
mengalami perubahan yang berarti. Penggunaan media realia lebih mendekatkan
peserta didik ( penerima pesan ) dengan benda nyata tersebut, sehingga akan
mudah memahaminya.[2]
Media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi nyata atau merupakan
benda nyata akan memberikan pengalaman tersendiri bagi peserta didik yang
tidak akan mudah dilupakan. Dengan melihat sendiri benda nyata tersebut, maka
akan diharapkan peserta didik akan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata dan bukan hanya secara teori yang dipahaminya, namun benda
itu sendiri hanya dilihat melalui gambar. Sebagai ilustrasi seorang pilot yang
diberikan pembelajaran dengan hanya diberikan teori dan melihat gambarnya,

4
tentunya akan mampu dilihat hasilnya. Seorang pilot yang sudah terbiasa
praktek langsung akan lebih terampil dalam menjalankan pesawatnaya.
Bentuk realia sama dengan benda sebenarnya yang tidak mengalami
perubahan sama sekali dan dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran.
Akan tetapi, kesulitan kadang timbul dalam menghadirkan realia secara utuh
yang disebabkan oleh ukuran yang terlalu besar atau sulit ditemukan di
lingkuangan sekitar. Oleh karena itu, beberapa modifikasi seringkali harus
dilakukan.
Dalam dunia pendidikan, realia sering dianggap sebagai media informasi
yang paling mudah diaskes dan menarik. Sebagai media informasi, realia
mampu menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan hanya sedikit atau tanpa
keterangan verbal. Dengan berinteraksi langsung dengan realia, diharapkan hal-
hal yang kurang jelas, apabila diterangkan secara verbal akan menjadi jelas.
Realia memiliki kemampuan untuk merangsang imajinasi pengguna dengan
membawa kehidupan di dunia nyata ke dalam perpustakaan ataupun ke dalam
kelas.
Realia akan sangat membantu apabila digunakan dalam suatu proses
memperoleh informasi dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman sendiri atau sering disebut sebagai tujuan kognitif. Dalam proses
ini, realia dilibatkan sebagai suatu obyek nyata yang belum dikenal dan para
pengguna akan belajar untuk mengenalnya. Realia dapat memberikan pengguna
pengalaman langsung dan nyata serta pengalaman keindahan yang tidak bisa
didapat melalui media lain.
Untuk memungkinkan suatu realia ditampilkan dalam suatu ruangan kadang
sangat sulit karena ukuran yang terlalu besar ( contoh: lokomotif, pesawat,
mobil), atau terlalu kecil (contoh: kuman) atau memang tidak memungkinkan
untuk ditampilkan (contoh: bulan). Kadangkala menghadirkan realia dapat
berbahaya misalnya menampilkan ular. Cara mengatasinya dapat menggunakan
ular mati yang telah diawetkan agar pengguna bisa mengamati dengan aman.
Dengan jalan ini, pengguna masih merasakan pengalaman langsung.
Sebagai media pembelajaran, realia memiliki potensi untuk digunakan
dalam berbagai topik mata pelajaran. Realia mampu meemberikan pengalaman

5
belajar langsung (Hands on Experience) bagi siswa. Dengan menggunakan
benda nyata sebagai media, siswa dapat menggunakan berbagai indera untuk
mempelajari suatu objek. Siswa dapat melihat, meraba, mencium, bahkan
merasakan objek yang tengah dipelajari. Dalam menggunakan realia, pengguna
dituntut kemampuannya menginterpretasikan hubungan-hubungan tentang benda
yang sesungguhnya.
Selain memiliki potensi sebagai media pembelajaran, realia juga memiliki
keterbatasan. Salah satu keterbatasan realia adalah adanya kemungkinan siswa
mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap objek yang sedang dipelajari.
Kemungkinan lain adalah informasi yang ingin disampaikan akan berbeda
sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan.[3]
Sebelum memilih realia yang akan digunakan, Anda harus
mempertimbangkan kemungkinan realia tersebut akan dipegang oleh siswa.
Banyak realia yang sangat rapuh. Oleh karena itu, simpanlah realia yang rapuh
dalam kotak pajangan. Idealnya, pengguna harus dapat menyentuh realia untuk
mendapatkan pengalaman yang tidak mungkin didapat dari media lain. Kalau
memungkinkan, realia tersebut disimpan dalam plastik yang tembus pandang
sehingga realia dapat diambil tanpa takut rusak.
Apabila realia dianggap mahal, atau ruangan yang ada tidak memadai,
perpustakaan dapat memutuskan untuk tidak memiliki realia dalam koleksinya.
Pertanyaan atau permintaan tentang suatu realia dapat dilayani dengan cara
mengarahkan pengguna ke tempat lain yang memiliki realia tersebut, misalnya
ke kebun binatang untuk melihat binatang-binatang yang tidak mungkin
ditampilkan di depan kelas, ke planetarium untuk mengetahui benda-benda
ruang angkasa.
Hal lain yang penting diperhatikan dalam menggunakan realia sebagai
media pembelajaran adalah:
a.       Berikan kesempatan yang besar agar siswa dapat berintraksi langsung
dengan benda yang saling dipelajari.
b.      Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mempelajari
objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan.

6
c.       Berikan siswa kesempatan sebanyak mungkin yang berkaitan dengan objek
yang sedang dipelajari.
d.      Hindari hal - hal yang tidak diinginkan atau resiko yang akan dihadapi siswa
pada saat mempelajari realia.
B. Proses Perencanaan dan Pembuatan Media Pembelajaran Display dan Realia
1.  Perencanaan Pembuatan Media Display dan Realia
a.  Perencanaan kreatifitas
Ada dua hal yang berhubungan dan juga tampak berlawanan dalam
pengembangan media, yaitu:
Pertama menghendaki prosedur perencanaan yang tersetruktur yang
membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan
integritas terhadap kebutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur
yang dihasilkan oleh berpikir kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul
selama pengembangan media berlangsung.
Jika kita menghendaki hasil produksi efektif sekaligus menrik, maka
kedua pola pengembangan tersebut kita butuhkan.
b.     Mulai dengan kegunaan atau ide
Kita dapat membuat perencanaan dengan ide yang muncul dalam benak
kita. Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita miliki, tetapi ide
yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan kebutuhan
kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan keterampilan
dari hanya sekedar pengetahuan dan perubahan sikap.
c.      Memotivasi, memberi informasi atau mengajarkan sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media display atau realia yang kita buat
bertujuan memotivasi, memberi informasi atau mengajarkan sesuatu. Berikut
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan media display
dan realia dengan penekanan pada masing-masing aspek:
1)      Untuk memotivasi. Teknis dramatis dan menghibur dapat digunakan.
Hasil yang dinginkan adalah untuk mendorong minat dan menstimuli
siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan pencapaian tujuan
untuk mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.

7
2)      Untuk memberikan informasi. Media pembelajaran display dan realia
lebih banyak digunakan untuk resentasi. Isi dan bentuk presentasi bersifat
umum, merupakan pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang
suatu pengetahuan. Boleh juga mengunakan teknik daramatisasi,
menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
3)      Untuk mengajarkan sesuatu. Selain memprasentasikan informasi
keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengam media display dan
realia yang sedang dipresentasikan. Materi pelajaran harus didesain lebih
sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip balajardalam
rangka mengefektifkan pelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar
media display dan realia yang akan kita buat tetap menyenangkan dan
memberikan pengalaman yang mengasyikan.
d.      Menggunakan tujuan
Untuk merencanakan media pembelajaran display dan realia yang efektif,
haruslah kita mengetahui secara khusus apa yang akan dipelari. Kegunaan
dari memformulasikan tujuan adalah menyediakan petunjuk yang jelas apa
yang harus dimuat dan ke mana arah dari suatu presentasi.
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
1)      Kogitif – berhubungan dengan pengetahuan dan informasi.
2)      Afektif – berhuungan dengan sikap, apresiasi dan nilai.
3)      Psikomotorik – berhubungan dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran yang harus diberikan,
penyusunan tujuan berguna pula sebgai acuan membuat tes agar apa yang
telah dirumuskan dapat diukur dengan cepat.
e. Mempertimbangkan siswa
Karakteristik siswa seperti usia tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap
objek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual,
kesemuanya perlu diperhatikan  guna membuat tujuan dan topik bahasan.
f.      Membuat outline
Outline sangat diperlukan dalam mendesain media display dan realia.
Untuk media display, misalnya kita membuat outline di selembar kertas putih
berukuran A4, kuarto, folio sebelum kita membuat media yang berukuran

8
besar. Dalam outline kita menempatkan objek, narasi yang diperlukan, garis,
warna dan sebagainya sehingga kita dapat melihat keselarasan seluruh
komponen tersebut sebagai suatu kesatuan informasi. Setelah yakin outline
yang kita buat telah sempurna, kita dapat membuat garis-garis sekala pada
outline dan media yang akan kita buat. Kemudian dengan petunjuk sekala
tersebut kita menempelkan gambar, garis, narasi, warna dan sebagainya pada
media yg kita buat. Dengan demikian kita akan terhindar dari kesalahan yang
tidak perlu.
g.      Bekerja dalam tim
Mengerjakan suatu media pembelajaran bersama-sama adalah ide yang
sangat baik. Kita dapat berbagai ide, kreatifitas, dan keahlian lainnya
sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif dan menarik.
Misalnya, dalam pembuatan media display, satu kelompok pembuat media
dapat terdiri dari ahli desain gambar, ahli materi dan ahli bahan pembuat
media.
2.      Langkah-langkah membuat Media Display dan Realia
a.      Media Display
Ada beberapa langkah yang akan kita gunakan dalam membuat media
pembelajaran display, yaitu sebagai berikut:
1)      Menentukan satu subjek. Yang merupakan satu kesatuan tentang suatu
ide atau suatu masalah. Rumuskan dalam bentuk pernyataan berupa
komposisi tertulis yang menarik.
2)      Membuat suatu judul. Membuat judul atau tema karangan yang menarik.
Dapat berupa pertanyaan, slogan, atau pernyataan singkat.
3)      Mengumpulkan bahan-bahan. Mengumpulkan bermacam-macam
gambar, kartun, objek-objek kecil, buku, pamflet, dan sebagainya. Untuk
melakukan kegiatan ini diperlukan berbagai alat, seperti gunting, alat
perekat, dan sebagainya.
4)      Merencanakan susunan. Susunan ini hendaknya bersifat artistik. Bahan
disusun secara teratur dan jangan sampai campur aduk. Pada langkah ini
sebaiknya direncanakan penggunaan dan pengaturan warna agar display
menarik.

9
5)      Merencanakan pemberian huruf. Huruf-huruf biasanya ditempelkan
melekat pada papan buletin. Harus diperhatikan tentang spacing style,
warna, dan bahan dari huruf tersebut. Labelnya harus jelas dan
sederhana. Huruf-huruf dapat dibuat dari kayu, boar metal atau plastik.
Selain itu huruf dari tinta, kapur, dan sebagainya.
6)      Melaksanakan dan menilai. Setelah kelima langkah di atas dilalui
dengan seksama, maka sampailah pada langkah ke-6 yakni
melaksanakan pemasangan dengan meletakkannya bersama-sama.
Selanjutnya, sebaiknya dilakukan penilaian apakah telah memenuhi
syarat yang diperlukan, baik kearsitekannya, teknik maupun nilai
pendidikannya.[4]
Proses display ini dapat juga dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Kita buat display yang telah selesai ini sebagai tahapan pertama.
Selanjutnya berdasarkan tahapan ini kita merencanakan tahapan display
sebagai kegiatan lanjutan. Dengan demikian proses display sebagai alat
akan berjalan secara kontinyu dan kelak menjadi suatu rangkaian
pelajaran tertentu.
b.      Media Realia
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memodifikasi benda
nyata (realia) untuk keperluan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1)      Dengan cara memotong bagian tertentu dari realia jika berukuran terlalu
besar. Dalam memotong realia perhatikan agar bagian yang dipotong
tidak merusak benda tersebut sebagai media yang dapat dipelajari oleh
siswa.
2)      Dengan cara mengawetkan realia hidup jika benda tersebut berbahaya
atau lekas rusak jika digunakan dalam kelas, misalnya penggunaan satwa
atau tumbuhan sebagai media pembelajaran. Satwa yang berbahaya perlu
ditempatkan di tempat tertentu atau diawetkan terlebih dahulu sebelum
digunakan sebagai sarana observasi oleh siswa.
3)      Dengan menampilkan beberapa jenis realia secara bersama - sama,
ditambah dengan informasi tercetak yang kesemuanya yang dapat

10
menggambarkan suatu topik tertentu. Cara ini disebut juga dengan istilah
eksibisi atau pameran realia.
C. Jenis-jenis Media Display dan Realia
1.      Jenis-jenis Media Display
Pada umumnya banyak digunakan papan tulis yang dibuat dari bahan kayu,
misalnya, kayu jati yang dicat hitam dan dapat ditulis dengan kapur tulis
berwarna putih. Ada juga digunakan bahan yang disebut slate (batu tulis),
tetapi harganya mahal dan sukar memperoleh sheetnya (lantainya). Sekalipun
jenis papan ini baik untuk pembuatan grafik, tetapi karena kesukaran tadi maka
kurang banyak dipergunakan. Bahan lainnya ialah menggunakan campuran
semen yang diisi dengan pigmen-pigmen hitam, percobaan dengan bahan ini
ternyata kurang memuaskan. Percobaan yang terakhir ialah penggunaan etched
clear glass yang diberi pigmen berwarna.
Warna papan tulis juga bermacam-macam. Warna hitam ditulis dengan
kapur putih, warni ini lebih mengesankan mata dan harmonis dengan warna-
warna lain yang biasa digunakan untuk dekorasi. Warna kuning biasanya ditulis
dengan kapur biru.
Ada beberapa jenis media display dalam pembelajaran di antaranya
dalah chart, bulletin board, grafik dan poster. Berikut adalah uraian dari
keempat jenis media tersbut:
a.       Chart
Chart dapat dikatakan presentasi berupa gambar grafis yang
menginformasikan hubungan-hubungan misalnya, kronologis, jumlah dan
hierarki. Chart banyak terdapat dalam buku teks sebgai table atau flowchart.
Tetapi chart juga dapat digunakan untuk mengajar siswa secra klasikal yakni
dengan cara membuatnya menjadi besar dan biasanya ditempelkan di
dinding. Ada beberapa tipe atau macam chart, di antaranya adalah:
1)      Chart Organisasi (Organization Chart)
Chart ini menunjukan hubungan atau rantai komando dalam suatu
organisasi seperti misalnya perusahaan, lembaga pemerintah, dan
sebagainya.

11
Gambar 1.1
Chart Organisasi

2)      Chart Garis Waktu (Time Line Chart)


Chart ini menggambarkan hubungan kronologis antarbeberapa
pristiwa. Seringkali dipergunakan untuk menunjukan kronologis waktu
suatu pristiwa bersejarah. Pada chart garis waktu kita dapat memberikan
gambar atau ilustrasi lainnnya untuk memperjelas pesan dan
memperindah penampilan. Chart ini sangat baik untuk meringkas suatu
sekuensa waktu dari suatu seri peristiwa.
Gambar 1.2
Chart Garis Waktu

3)     Chart Klasifikasi (Classification Chart)


Chart ini hampir sama dengan chart organisasi hanya saja chart ini
dipergunakan untuk klasifikasi atau kategorisasi objek, kejadian atau
spesies tertentu.
Gambar 1.3
Chart Klasifikasi

4)      Chart Aliran (Flowchart)


Chart ini  menunjukan sebuah sekuensa, sebuah prosedur atau sebuah
proses. Flowchart sering dibuat horizontal dan menunjukan bagaimana
kegiatan atau prosedur yang berbeda tampil dalam suatu kesauan.
Gambar 1.4
Chart Aliran

5)      Chart Tabulasi (Tabular Chart)


Chart ini berisi informasi angka atau data. Chart ini juga sering
dipergunakan untuk informasi waktu misalnya tabel waktu dari
keberangkatan bis kota, pesawat, kereta dan sebagainya.
Gambar 1.5
Chart Tabulasi

b. Papan Buletin (Bulletin Board)

12
Bulletin board adalah sebuah papan pengumuman yang berfungsi
memberi tahu orang banyak tentang event, acara, pengumuman penting yang
isi dan konteksnya jelas.
1)      Menempelkan Papan Buletin
Penempatan suatu papan buletin hendaknya disesuaikan dengan
fungsinya, terang tidaknya pemasangan, dan tingkat penglihatan anak.
Papan buletin dapat ditempatkan dalam ruangan kelas, di depan kantor,
di depan tiap bagian, di depan kelas, di dekat tangga, di jalan keluar
masuk ruangan. Jadi, sangat erat hubungannya dengan arsitek dan situasi,
bangunan itu sendiri.
2)      Konstruksi
Papan buletin yang menarik dan bermanfaat dapat terbuat dari bahan-
bahan, misalnya: cork, linoleum, soft wood, composition board, dan
dari course-texture cloth. Ada juga yang terbuat dari flanel
monted atau flanel backed. Tetapi dapat juga dibuat dari bahan-bahan
yang sederhana yang mudah didapat di lingkungan sekolah itu.
3)      Cahaya
Papan buletin harus terlihat terang. Karena itu perlu mendapat cahaya
yang cukup baik dari sinar matahari atau lampu sorot.
4)      Luas Papan Buletin
Ukuran dan luas papan buletin pada dasarnya tidak ada ketentuan
yang khusus akan tetapi senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemungkinan bahannya. Luasnya dapat berukuran pendek dapat juga
dibuat sepanjang dinding kelas. Bahkan ada kecenderungan pada sekolah
modern untuk mengurangi ruang papan tulis dan menambah ruang untuk
papan buletin.
5)      Alat-Alat dan Perlengkapan
Untuk membuat papan buletin hendaknya disesuaikan dengan alat
dan perlengkapan yagn ada. Berhasilnya pembuatan papan buletin dan
pemasangan display tergantung pada alat-alat dan perlengkapan tadi,
tentu saja tiap jenis pemasangan display memerlukan alat secara khusus

13
pula. Di sekolah-sekolah yang besar biasanya terdapat alat-alat seperti :
gunting, pisau, mistar, kompas, pulpen, tinta, dan lain-lain.
6)      Improvisasi
Pada suatu waktu bilamana diperlukan, guru dapat membuat papan
buletin dengan bahan apa saja, tanpa terlalu banyak memperhitungkan
soal-soal administratif seperti syarat atau tuntutan-tuntutan yang telah
kita kemukakan di atas. Berbagai bahan dan barang-barang tertentu atau
pada tempat tertentu dapat saja dijadikan tempat sebagai papan buletin,
misalnya : pada dinding, di meja dan sebagainya. Yang penting dalam
hal ini ialah adanya inisiatif dari guru bekerjasama dengan siswa untuk
membuat papan buletin demi kepentingan pendidikan. Dengan kata lain,
masalah kesempurnaan adalah masalah kedua. Manfaatkanlah bahan-
bahan yang ada sebaik-baiknya.
Gambar 1.6
Bulletin Board

Penggunaan papan buletin dan display di sekolah baik dilakukan


karena menggunakan nilai-nilai pendidikan.
1)      Papan buletin dipergunakan sebagai tempat untuk mempertunjukkan
hasil pekerjaan siswa, karya kertas, merupakan ruang yang khusus
untuk mempertunjukkan benda, gambar-gambar, poster-poster dan
sebagainya.
2)      Sebagai tempat untuk memberitahukan pengumuman-pengumuman
sekolah, tugas-tugas untuk siswa, dan sebagainya.
3)      Menciptakan minat dan memperluas minat anak.
4)      Mempersatukan semangat kelas dengan menimbulkan rasa milik
bersama, tanggung jawab bersama.
5)      Melengkapi pengalaman sosial, karena para siswa bekerja dalam
kelompok pada waktu merencanakan dan melaksanakan display.
6)      Mengembangkan kecakapan artistik dan daya menciptakan
dikalangan anak-anak.
7)      Papan buletin dan display mendorong siswa untuk bekerja,
merangsang inisiatif dan melatih cara memecahkan masalah.

14
c. Grafik
Grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan data berupa
angka-angka dalam bentuk visual simbolis yang biasanya berasal dari tabel-
tabel yang telah dibuat. Grafik ini menggambarkan perbandingan suatu
masalah dengan simbol angka/persen.[5]
Walaupun angka-angka yang disajikan melalui grafik kurang teliti
dibandingkan dengan tabel, namun grafik dapat membantu penulis untuk
mengambil kesimpulan yang cepat. Tujuan grafik adalah memperlihatkan
perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta sederhana. ada
beberapa macam-macam grafik, yaitu sebgai berikut:
1)      Grafik Batang ( Bar Graphs )
Grafik ini termasuk mudah dibaca dan daoat dipergunakan untuk
anak usia sekolah dasar. Tinggi batang menujukan jumlah angka yang
diwakilinya. Lebar setiap batang harus sama agar tidak menimbulkan
kebingungan. Kita dapat membagi-bagi setiap batang ke dalam bagian-
bagian yang lebih kecil apabila kita ingin menunjukan komposisi dari
setiap angka yang diwakilinya. Batang-batang grafik dapat dipergunakan
perbandingan antarbeberapa hal dalam satu satuan waktu, atau satu hal
dalam beberapa kurun waktu. Misalnya kita ingin menunjukan
perbandingan nilai rata-rata kelas dari kelas satu hinga kelas enam untuk
satu tahun. Maka kita gunakan enam batang (tiap batng mewakili satu
kelas) yang tingginya berlainan sesuai dengan jumlah nulai rata-rata
kelas pada setiap kelas.
Gambar 1.7
Grafik Batang

Grafik batang dapat digunkaan pada siswa sekolah-sekolah dasar dan


sekolah lanjutan tingkat pertama. Grafik ini dapat digunakan sebagai
gambaran kelompok secara vertical / horizontal, grafik batang dapat pula
digunakan untuk membandingkan item sama dengan waktu yang berbeda
/ sebaliknya.[6]

15
2)      Grafik Garis ( Line Graphs )
Grafik garis merupakan grafik yang paling tepat dan paling sering
digunakan untuk melukiskan kecenderungan/membandingkan dan
menghubungkan dua data. Grafik ini didasarkan pada dua skala pada
sudut tegak lurus. Setiap titik memiliki nilai pada vertikal, dan satu titik
nilai pada horizontal. Garis ditarik untuk menghubungkan titik-titik pada
pertemuan nilai. Grafik ini menunjukkan dua atau lebih kelompok data
kuantitatif yang berubah-rubah dalam setiap waktu.
Gambar 1.8
Grafik Garis

Grafik garis adalah grafik yang paling persisi ( tepat ) dalam


mewakili angka dan dapat mewakili data yang sangat kompleks. Grafik
ini berada di dalam kawasan garis vertikal dan horizontal yang
mempunyai titik-titik yang berjarak sama satu sama lainya. Setiap titik
mempunyai nilai masing-masing dan garis atau kurva di gambar untuk
menghubungkan poin-poin tersebut.
3)      Grafik Lingkaran ( Pie Grafhs)
Dalam grafik ini lingkaran dibagi menjadi beberapa bagian yang
masing-masing bagian tersebut mewakili bagian atau presentase dari
suatu jumlah keseluruhan.[7] misalnya, kita ingin menunjukan presentase
pendapat siswa mengenai lokasi study tour. Seluruh lingkaran mewakili
100% siswa yang kemudian dibagi-bagi berdasarkan presentase siswa
yang memilih lokasi yang berbeda-beda. Kemudian guru dapat mengarsir
atau memberi warna pada daerah yang mewakili lokasi yang dipilih
untuk stusy tour.
Gambar 1.9
Grafik Lingkaran

Grafik lingkaran relatif mudah diinterpretasi. Lingkaran dibagi ke


dalam segmen-segmen yang masing-masing mewakili satu bagian
persentase dari keseluruhan data. Kegunaan grafik ini adalah untuk
menggambarkan informasi mengenai porsi (alokasi) penggunaan data
yang tersedia. Jumlah presentase keseluruhan segmen adalah 100 %.

16
4)      Grafik Gambar ( Pictorial Graphs )
Grafik gambar merupakan bentuk alternatif dari grafik batang dimana
serangkaian gambar sederhana digunakan untuk melukiskan nilai. Grafik
gambar lebih sulit dibaca dan dimengerti dari pada grafik batang. Untuk
mempermudah pemahaman dan menghindari kebingungan, sebaiknya
nilai setiap rangkaian gambar dicantumkan.[8]
Grafik ini menggunakan gambar sederhana (lebih konkrit dari grafik
lainnya) untuk mempresentasikan sejumlah angka. Grafik ini tampak
lebih menarik terutama bagi anak-anak atau orang dewasa yang sangat
awam dalam membaca grafik. Tetapi sebenarnya grafik ini agak lebih
sukar dibaca daripada grafik batang karena kadang-kadang kita harus
membuat gambar sebagian (setengah, seperemat, sepertiga dan lain-lain)
dari benda konkrit tersebut untuk menunjukan jumlah tertentu. Untuk
mengurangi kebingungan dalam membacanya kita harus menuliskan
beberapa jumlah angka yang diwakili oleh satu gambar, setengah
gambar, seperemapat gambar dan sebagainya.
Gambar 1.10
Grafik Gambar

Dalam memilih macam grafik mana yang akan kita pergunakan, kita
harus mempertimbangkan seberapa kompleks informs yang kita
sajikandan bagaimana keterampilan membaca grafik dari orang yang kita
harapkan akan membaca grafik kita.[9] Misalnya kita ingin menyajikan
data berupa jumlah rata-rata siswa per kelas kepada orang tua siswa yang
berlatar belakang pendidikan bukan serjana atau hanya tamatan SMA ke
bawah. maka kita dapat memilih grafik gambar, yaitu gambar siswa laki-
laki dan perempuan. pertimbangannya adalah bahwa:
(a)    Grafik gambar menyajiakan visualyang secra sderhana dapat
mewakili angka. Misalnya satu gambar siswa mewakili satu siswa
atau lima siswa.
(b)   Grafik gambar menyajikan gambar lebih konkrit dibandingkan
dengan grafik lainnya. Dalam hal ini siswa diwakili gambar orang
dan bukan diwakili oleh garis, gambar, batang atau lingakran.

17
Dengan demikian mudah dimengerti oleh orang tua siswa yang
belum mengenal grafik secara mendalam.
d.      Poster
poster bersifat persuasive, yaitu bermaksud menarik perhatian dengan
menyatukan gambar, warna, tulisan, dan kata-kata, agar efektif, maka
poster hendaknya berwarna dan dinamis. sebuah poster harus dapat
menarik perhatian dan berkomunikasi secara cepat dengan yang
melihatnya. Poster dapat digunakan secara efektif dalam berbagai situasi
belajar.[10] media ini banyak dipergunakan untuk pesan-pesan khusus
seperti peringatan jangan merokok, anjuran menjaga kebersihan
lingkungan dan sebagainya.
Gambar 1.11
Poster dilarang merokok

Poster dapat menarik perhatian siswa dalam mempelajari suatu topik


yang baru atau dalam suatu secra khusus yang diselenggarakan sekolah.
contoh kegunnan poter untuk menarik perhatian siswa dalam
mempelajari topik yang baru.
dalam suatru pelajaran tentang biologu, guru menunjukan poster
bergambar seekor macan yang menggigit leher seekor kijang. Kemudian
guru menceritakan ilustrasi sebagaimana seekor macan menegndap-
endap untuk kemudian menerkam seekor kijang. berikutnya guru
menunjukan poster seorang pemburu yang menggunakan kulit macan di
topinya. Guru menjelaskan bahwa macan ditembak pemburu dan
bangkainya akan diurai oleh bakteri yang ada ditanah. selanjutnya guru
menjelaskan mengenai rantai makanan dengan menunjukan sebuah
poster rantai makanan. Jadi, penggunaan poster akan menarik perhatian
siswa dan memotivasi mereka untuk mengetahui cerita dalam poster
tersebut.
2.        Jenis-Jenis Media Realia
Realia pada dasarnya sama dengan benda sebenarnya yang tidak
mengalami perubahan sama sekali dan dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran. Akan tetapi kita perlu memodifikasi benda nyata tersebut

18
karena kesulitan kadang timbul dalam menghadirkan realia secara utuh
yang disebabkan oleh ukuran yang terlalu besar atau sulit ditemukan di
lingkuangan sekitar. Jens-jenis media realia dapat berupa benda sebgaai
berikut:[11]
a.       Realia yang tersedia tanpa harus dibuat (by Utilization)
1)      Mengajarkan buah-buahan dalam pelajaran bahasa inggris.
2)      Mengajarkan cara menyebrang jalan yang benar dengan memanfaatkan
ruas jalan lingkungan sekolah.
3)      Pemanfaatan koperasi untuk belajar ekonomi.
4)      Karya wisata dengan memanfaatkan karya wisata.
b.      Media yang sengaja didesain untuk media pembelajaran (By Design)
Contohnya adalah alat peraga dalam pembelajaran matematika seperti
segitiga, kubus, balok dan lain-lain.
Sedangkan bentuk-brntuk realia adalah sebagai berikut:
a.  Potongan benda (Cutaways)
Cara potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya tidak digunakan
secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya diambil sebagian saja  yang
dianggap penting yang dapat mewakili aslinya. Misalnya binatang langka
diambil bagian kepalanya saja.
Gambar 1.12
Contoh potongan benda

b. Benda contoh (Specimen)


Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa dikurangi sedikitpun
yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter dari sebuah benda
dalam jenis kelompok tertentu. Misalnya beberapa ekor ikan hias dari jenis
tertentu, yang dimasukan ke dalam sebuah toples berisi air untuk diamati
di dalam kelas.
Gambar 1.13
Ikan hias sebagai benda contoh (Specimen)

c.       Pameran (Exhibid)
Pameran (exhibid) menampilkan benda-benda tertentu yang dirancang
seolah-olah berda dalam lingkungan atau situasi aslinya. Misalnya senjata-

19
senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah-olah
menggambarkan situasi perang zaman dahulu.
Gambar 1.14
Senjata kuno sebagai contoh pameran
D. Materi yang Cocok untuk Media Pembelajaran Display dan Realia
Pada media pembelajaran display dan realia, materi yang cocok untuk
diterapkan adalah materi yang ada pada mata pelajaran matematika dan IPA. Pada
mata pelajaran matematika media yang cocok digunakan adalah media display
karena dalam mata pelajaran matematika banyak terdapat materi yang
menggunakan grafik, untuk itu jenis media display grafik adalah sangat cocok
untuk media pembelajaran. Sedangkan dalam media realia dalam pembelajaaran
matematika, harus juga dipahami mengenai makna dari pembelajaran matematika
tersebut. Pembelajaran matematika merupakan upaya penataan lingkungan agar
proses belajar atau pembentukan pengetahuan dan pemahaman matematika oleh
siswa berkembang secara optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[12]
Pada media realia sangat cocok sekali digunakan untuk mata pelajaran IPA karena
dalam mata pelajaran IPA terdapat materi yang menjelaskan tentang bagian-bagian
dari hewan. Untuk materi ini bentuk realia seperti potong benda dan benda contoh
sangat cocok untuk dijadikan sebagai media pembelajaran IPA.

20
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.    Media display adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan
contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster, dan objek-
objek 3 dimensi yang kecil atau material belajar lainnya. Sedangkan media realia
adalah media yang ditampilkan merupakan benda nyata.
2.    Kelebihan media pembelajaran display adalah harganya murah, sifatnya mudah
untuk dipindahkan, pembelajaran lebih menarik, mudah dalam pembuatannya,
dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Kekurangan media pembelajaran
display adalah memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman
yang tetap dan tertentu, media audio yang menampilkan simbol digit dan analog
dalam bentuk auditif adalah abstrak, media ini hanya akan mampu melayani
secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir
abstrak. Sedangkan kelebihan media pembelajaran realia adalah dapat
memperlihatkan sebagian besar rangsangan yang relevan dari kerja, lebih
mendekatkan peserta didik dengan benda nyata, dapat memberikan kesempatan
yang semaksimal mungkin pada pesrta didik untuk melaksanakan tugas-tugas
nyata, memudahkan pengukuran penampilan siswa, dan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengalami dan melatih keterampilan
manipulatif. Kekurangan media pembelajaran realia adalah tidak selalu
memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, sulit untuk mengontrol hasil
belajar, sering kali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain dalam
lingkungan kerja, biayanya mahal, dan sering kali sulit mendapatkan tenaga ahli
untuk menangani latihan kerja.
3.    Perencanaan pembuatan media display dan realia yaitu : perencanaan kreatifitas,
mulai dengan kegunaan atau ide, memotivasi, memberi informasi atau

21
mengajarkan sesuatu, menggunakan tujuan, mempertimbangkan siswa, membuat
outline, dan bekerja dalam tim. Sedangkan Langkah-langkah membuat media
display adalah menentukan satu subjek, membuat suatu judul, mengumpulkan
bahan-bahan, merencanakan susunan, merencanakan pemberian huruf,
melaksanakan dan menilai. Sedangkan media realia dengan cara memotong
bagian tertentu dari realia jika berukuran terlalu besar, mengawetkan realia
hidup jika benda tersebut berbahaya atau lekas rusak jika digunakan dalam
kelas, dan mengawetkan realia hidup jika benda tersebut berbahaya atau lekas
rusak jika digunakan dalam kelas.
4.    Jenis-jenis media display dan realia adalah ada beberapa jenis media display
dalam pembelajaran di antaranya dalah chart, bulletin board, grafik dan poster.
Sedangkan jenis-jenis media realia yaitu by utilization dan by design.
5.    Materi yang cocok untuk media pembelajaran display dan realia adalah materi
pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
A.    SARAN - SARAN
1.      Hendaknya kita mengerti maksud dari media display dan realia agar kita dapat
membedakan kedua media tersebut.
2.      Hendaknya kita mengetahui kelebihan dan kekurangan media display dan realia
agar kita dapat menggunakan kelebihannya dan mengantisipasi kekurangannya.
3.      Hendaknya sebulum kita membuat media display dan realia kita harus
merencanakannya terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan berarti.
4.      Hendaknya kita mengethaui jenis-jenis media display dan realia agar kita dapat
menyesuiakannya dengan pembelajaran tertentu.
Hendaknya kita harus mengetahui materi yang cocok untuk penerapan media
display dan realia, agar materi yang disampaikan sesuai dengan media yang
digunakan 

22
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://senjadisoreitu.blogspot.com/09-04-2015/media-display.html
[2] http://senjadisoreitu.blogspot.com/09-04-2015/media-realia.html
[3] Sudjana dan Rivai,  Media pengajaran. ( Bandung:Sinar Baru, 2009 ), hlm. 37.
[4] http://worldpress.com/09-04-215/langkah-langkah-membuat-media-pembelajaran-
display.html
[5] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan. ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995 ),
hlm. 35.
[6] Oemar Hamalik. Media Pendidikan, ( Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1989 ).
Hlm. 35.
[7] Denny Setiawan, dkk. Komputer dan Media Pembelajaran, ( Jakarta: Universitas
Terbuka, 2003 ), hlm. 2.7.
[8] Ibid, hlm. 2.6.
[9] Ibid, hlm. 2. 7.
[10] Ibid, hlm. 2.9.
[11] https://zaifbio.wordpress.com/2015/04/12/media-realia.html
[12] Esti Wuryastuti, Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa
SMP N 1 Minggir Melalui Penerapan Problem Based Learning.
Skripsi. (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta., 2008), hlm. 13.

23

Anda mungkin juga menyukai