Anda di halaman 1dari 6

1.

Implementasi Kurikulum Merdeka


Kemendikbudristek memberikan kesempatan selama dua tahun ini kepada sekolah
untuk mempelajari lebih lanjut tentang kurikulum merdeka. Penerapannya
disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing.
Agar pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka berjalan baik, tentu pihak sekolah
harus siap terlebih dahulu. Kesiapan yang harus ada di sekolah.

 Kepala sekolah harus siap mengawal pelaksanaan kurikulum merdeka ini, mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
 Guru bertugas sebagai fasilitator yang memberikan kesempatan peserta didiknya
untuk belajar sesuai minat dan bakatnya. Guru bisa memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk membuat rencana belajarnya sendiri. Dalam kurikulum
merdeka, setiap peserta didik bebas belajar sesuai minat dan bakatnya. Jadi,
merekalah yang membuat rencana belajar.
 Berikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk memilih metode belajarnya.
Peserta didik juga diberikan kebebasan memilih sumber belajarnya sendiri. Jangan
lupa untuk memfasilitasi metode belajar setiap peserta didik sesuai fase
belajarnya. Lakukan pembelajaran yang sesuai dengan capaian hasil belajar
masing-masing peserta didik.
 Di akhir periode pembelajaran, ajak peserta didik membuat proyek. Lakukan
pembelajaran berbasis proyek. Dorong peserta didik untuk membuat proyek dari
isu-isu yang ada disekitarnya dan berdasarkan apa yang telah dipelajari selama
proses pembelajaran.
 Lakukan refleksi setiap selesai pembelajaran. Refleksi belajar adalah bagian
penting dalam kurikulum merdeka ini. Melalui refleksi belajar ini, peserta didik
akan tahu sejauh mana kemampuannya. Peserta didik akan tahu kemampuan apa
yang bisa dipertahankan. Dan kemampuan apa yang belum dikuasai. Refleksi bisa
menjadi acuan untuk pembelajaran berikutnya. Agar, pada proses pembelajaran
berikutnya, peserta didik bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Media Pembelajaran
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Tujuan :
 Meningkatkan pemahaman
Media pembelajaran dapat membantu menyampaikan informasi secara lebih
jelas dan visual. Dengan menggunakan gambar, diagram, grafik, atau video,
konsep-konsep yang kompleks dapat dijelaskan dengan lebih baik, sehingga
memudahkan siswa untuk memahaminya.
 Meningkatkan keterlibatan
Media pembelajaran yang menarik dan interaktif dapat membantu
meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan
media yang beragam, seperti media digital atau alat peraga, dapat membuat
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk
belajar.

 Memfasilitasi pembelajaran aktif


Media pembelajaran dapat merangsang partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran. Melalui media interaktif, siswa dapat terlibat dalam aktivitas,
seperti menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, atau berpartisipasi dalam
simulasi, yang dapat memperkuat pemahaman mereka.

 Menggambarkan konten dengan lebih nyata


Media pembelajaran dapat membantu menggambarkan konsep atau fenomena
dengan cara yang lebih nyata. Misalnya, melalui gambar atau video, siswa
dapat melihat contoh konkret dari apa yang sedang dipelajari, sehingga
memperkuat pemahaman dan pengalaman belajar mereka.

 Memfasilitasi pembelajaran mandiri


Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat untuk mendukung
pembelajaran mandiri siswa. Misalnya, dengan menggunakan sumber daya
pembelajaran online, siswa dapat mengakses materi pembelajaran secara
mandiri, mengeksplorasi konten secara lebih mendalam, dan belajar secara
mandiri di luar lingkungan kelas.

 Meningkatkan retensi dan pemulihan informasi


Penggunaan media pembelajaran yang menarik, seperti visualisasi atau
representasi multimedia, dapat membantu meningkatkan retensi dan
pemulihan informasi. Konsep yang disajikan melalui media pembelajaran
dapat lebih mudah diingat oleh siswa.

 Meningkatkan kreativitas
Media pembelajaran yang mendorong siswa untuk berkreasi, seperti
pembuatan video atau presentasi multimedia, dapat membantu
mengembangkan keterampilan kreativitas siswa. Hal ini dapat meningkatkan
motivasi belajar dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengekspresikan pemahaman mereka dengan cara yang unik.

Macam-macam Media
1) Media Visual
Media visual adalah salah satu jenis media yang lebih mengutamakan alat indera
penglihatan, sehingga biasanya media ini berbentuk gambar, video, dan
sebagainya. Pada umumnya, media visual yang sering digunakan oleh orang
banyak adalah proyektor dan informasi yang disampaikan kepada penerima
informasi dengan bentuk visual juga. Adapun media visual yang memiliki dua
jenis, yaitu media visual gerak dan media visual diam. Bahkan, kedua jenis media
visual tersebut bisa digabung menjadi satu kesatuan. Dengan adanya media visual,
maka akan banyak sekali orang yang tertarik untuk menerima informasi yang
diberikan. Selain itu, materi yang diberikan pada media visual akan mudah
dipahami karena memiliki contoh gambar yang berupa fakta.

2) Media Audio
Media audio adalah media yang biasanya dipakai untuk menyiarkan suatu
informasi atau pesan melalui suara. Oleh sebab itu, alat indera pendengaran
menjadi alat indera yang cukup penting dalam menerima pesan melalui media
audio. Media audio ini biasanya sering kita temukan pada siaran-siaran radio.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, media audio
mengalami perkembangan menjadi podcast.

3) Media Visual Audio


Media visual audio adalah jenis media yang menggabungkan media visual dengan
media audio, sehingga informasi yang diberikan berupa gambar atau video yang
memiliki suara. Oleh sebab itu, tak sedikit orang yang mengatakan kalau media
visual audio ini lebih menarik untuk dilihat dan didengar. Penggabungan dua
media ini bukan hanya merangsang satu alat indera saja, tetapi bisa langsung dua
alat indera, yaitu alat indera pendengaran dan penglihatan.
Media visual audio dibagi menjadi dua jenis, yaitu media visual audio gerak dan
media visual audio diam. Media visual audio gerak bisa kita lihat gambar
bersuara, film, dan lain-lain. Sedangkan media visual audio diam berupa buku
bersuara, halaman bersuara, dan sebagainya.

Manfaat Media :
 Bagi Pendidik
Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
Mencapai tujuan pembelajaran lebih efektif
Mengasah kreativitas guru pada proses pembelajaran
Membuat guru dapat mempersiapkan bahan ajar sebelum memulai kelas
Meningkatkan efektivitas penyampaian materi pembelajaran
Menyamakan penyampaian materi pembelajaran pada berbagai proses mengajar
Mengefisiensi waktu dan tenaga guru sebagai pengajar
Membuat kegiatan belajar mengajar lebih fleksibel
Menjadikan suasana kelas lebih menarik dan interaktif
Membuat siswa yang bosan menjadi lebih aktif

 Bagi Peserta didik


Media pembelajaran membuat proses pembelajaran lebih menarik bagi siswa
Meningkatkan motivasi belajar siswa
Makna yang termuat dalam bahan pembelajaran lebih jelas maknanya
Materi yang diajarkan lebih mudah dipahami
Meningkatkan prestasi belajar siswa
Meningkatkan kualitas belajar siswa
Mendukung proses belajar siswa secara otodidak
Membuat pembelajaran terasa lebih seru dan menyenangkan
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai
tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem
pendukung.
Macam-macam model pembelajaran :
 Problem Based Learning
Model pembelajaran yang mengutamakan seberapa aktif peserta didik dalam selalu
berpikir kritis dan selalu terampil ketika dihadapkan pada penyelesaian suatu
permasalahan. Proses dari alur bagaimana peserta didik belajar ini tergantung dari
seberapa kompleks permasalahan yang dihadapinya.

Sintaks Pbl :
a. Orientasi siswa pada masalah
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

 Project Based Learning


Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan
masalah. Pembelajaran dilakukan secara/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan
batasan waktu tertentu yang ditetapkan dalam sebuah produk. untuk selanjutnya
dipresentasikan kepada orang lain.

Sintaks Pjbl :
1. Pertanyaan Mendasar
2. Mendesain Perencanaan Produk.
3. Jadwal Pembuatan
4. Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Projek
5. Menguji Hasil
6. Evaluasi Pengalaman Belajar
Beda PBL dan PJBL
PBL memaksa siswa untuk berpikir secara kritis untuk memecahkan masalah yang
ada. Sedangkan PjBL menuntut siswa untuk menciptakan suatu proyek bedasarkan
materi yang diajarkan.
.
4. Kompetensi Guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8,
kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti
pendidikan profesi.

1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian
seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta
dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Kompetensi kepribadian
dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi: Kepribadian yang stabil dan mantap.
Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di
masyarakat, bangga menjadi seorang guru, serta konsisten dalam bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku. Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus
menampilkan sifat mandiri dalam melakukan tindakan sebagai seorang pendidik
dan memiliki etos kerja yang tinggi sebagai guru. Kepribadian yang arif. Seorang
pendidik harus menampilkan tindakan berdasarkan manfaat bagi peserta didik,
sekolah dan juga masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
melakukan tindakan. Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus
mempunyai perilaku yang dapat memberikan pengaruh positif dan disegani oleh
peserta didik. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong) dan dapat diteladani oleh peserta didik.

2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik,
dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang
mereka miliki. Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya sebagai berikut: Dapat memahami peserta didik dengan lebih
mendalam. Dalam hal ini, seorang guru harus memahami peserta didik dengan
cara memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif, dan
mengidentifikasi bekal untuk mengajar peserta didik. Melakukan rancangan
pembelajaran. Guru harus memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran, memahami
landasan pendidikan, menentukan strategi pembelajaran didasarkan dari
karakteristik peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta
menyusun rancangan pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru
harus dapat menata latar pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara
kondusif. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu
merancang dan mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi
proses dan hasil belajar agar dapat menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta
didik, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk memperbaiki program
pembelajaran. Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi
peserta didik. Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar
dapat mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka miliki.

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul
dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan
masyarakat di sekitar sekolah. Kompetensi sosial meliputi: Memiliki sikap
inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap agama,
jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang keluarga, dan status sosial Guru
harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif terhadap sesama
guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat sekitar Guru dapat
melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah Indonesia yang
beragam kebudayaannya Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan
tulisan.

4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi
profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan
mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan
substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta
metodologi keilmuannya. Kompetensi profesional meliputi: Penguasaan terhadap
materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang dapat mendukung
pembelajaran yang dikuasai Penguasaan terhadap standar kompetensi dan
kompetensi dasar setiap mata pelajaran atau bidang yang dikuasai Melakukan
pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif Melakukan
pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
yang reflektif Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan
pengembangan diri. Menurut Sudarmanto (2009:45), kompetensi adalah atribut
untuk meletakkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas baik dan unggul.
Atribut tersebut meliputi keterampilan, pengetahuan, dan keahlian atau
karakteristik tertentu.

Anda mungkin juga menyukai