Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA-SISWI KELAS XII MIPA


MAN 3 PONTIANAK

Puja Murdianto

Program Magister Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak


Email: pujaaja87@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan berdasarkan sebuah aktivitas serta kreativitas belajar siswa sangat
dipengaruhi oleh penerapan sains dan teknologi dalam pembelajaran yang dilakukan guru saat di dalam
kelas. Karena terkait aktivitas maupun kreativitas siswa berpengaruh pada hasil belajar serta kualitas
yang profesional. Tujuan penerapan sains dan teknologi dalam pendidikan yang tepat agar memperoleh
hasil belajar serta kualitas belajar lebih profesional. Sehingga dalam proses belajar akan semakin aktif
dan tetap bersemangat. Penerapan sains dan teknologi ini secara tidak langsung untuk mendidik siswa
agar memiliki kepedulian terhadap kemajuan teknologi, serta dapat menyelesaikan permasalahan
dengan cara menerapkan nilai saing serta teknologi. Tujuan dari penerapan sains dan teknologi dalam
pendidikan ini juga untuk mengetahui hasil belajar sebelum serta sesudah penerapan sains dan
teknologi. Jenis penerapan ini juga termasuk dalam metode penelitian tindakan kelas (PTK).. Nilai rata-
rata hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 78,01. Pada siklus 2 nilai rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 86,02. Kentutasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 71,43%, pada siklus 2
mengalami peningkatan meenjadi 85,7%.. Yakni mampu mencapai hasil kriteria kelulusan minimum
bahkan dapat lebih tinggi dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kata Kunci: Sains Teknologi, Pendidikan, Hasil Belajar
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era global seperti sekarang ini, akan semakin banyak perkembangan yang terjadi di
negeri ini. Mulai dari perdagangan bebas, semakin banyaknya berdiri perusahaan-perusahaan
asing di indonesia sehingga penggunaan bahasa internasonal seperti bahasa inggris sudah sangat
tersebar luas, tentunya untuk para generasi muda yang saat ini masih duduk dibangku pendidikan
untuk bisa menguasai bahasa inggris agar bisa mengikuti perkembangan jaman di era globalisasi
ini. Pendidikan merupakan cara serta proses dengan tujuan mencerdaskan bangsa, maka dari itu
pendidikan mempunyai peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
serta diharapkan dapat menciptakan potensi manusia menjadi lebih dewasa, beradab maupun
normal. Pendidikan berkualitas akan memiliki pengaruh pada kemajuan di berbagai bidang,
sehingga pendidikan akan menciptakan generasi yang lebih produktif maupun dapat
berkompeten. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dapat membantu manusia
untuk mengembangkan diri, maka melalui hal tersebut akan mampu menghadapi semua
perubahan yang terjadi. Dalam UU Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1
disebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengetahuan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarkat, bangsa, dan negara.”
Pendidikan juga merupakan usaha sadar yang dilakukan pemerintah yakni melalui kegiatan
bimbingan, kegiatan pengajaran, maupun kegiatan latihan yang berlangsung dilingkup sekolah,
maupun diluar lingkup sekolah. Tujuan pendidikan yang dilakukan pemerintah yakni untuk
mempersiapkan mental maupun pengetahuan seluruh peserta didik agar dapat berguna di masa
yang akan datang. Keberhasilan pendidikan dari proses belajar mengajar yang ada di sekolah
yakni sebagai lembaga pendidikan formal juga dipengaruhi beberapa faktor yakni: peserta didik,
kurikulum, tenaga pendidik, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan yang berada di
dekat lingkup sekolah. Bila semua faktor dapat terpenuhi maka proses belajar mengajar akan
mencapai hasil yang dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa kelas XII MAN 3 Pontianak diketahui bahwa motivasi,
aktivitas, dan hasil belajar siswa masih rendah. Hasil belajar siswa pada pembelajran Bahasa Inggris tidak
mencapai rata-rata. Nilai ini masih dibawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) ditetapkan yaitu 75.
Berikut ini dicantumkan tentang perolehan nilai ulangan harian siswa MAN 3 Pontianak kelas XII
semester I tahun pelajaran 2018/2019 yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata Pelajaran Bahasa Inggris Semester I Siswa Kelas XII
MAN 3 Pontianak Tahun Pelajaran 2018/2019

Kelas Nilai Rata-rata


XII MIPA 67,74
XII IPS 1 61,86
XII IPS 2 63,23
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa MAN 3 Pontianak dikelas XII
MIPA beberapa siswa cenderung tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan. Hal ini
mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak maksimal, sehingga akan berdampak pada
berkurangnya pemahaman siswa mengenai konsep yang dijelaskan. Selain itu, siswa berpendapat
bahwa pelajaran Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, karena terlalu
banyak bacaan dan kata-kata yang sulit mereka pahami.
Secara keseluruhan inti dari proses pendidikan ialah pembelajaran yang merupakan suatu
proses belajar dan mengajar. Belajar dan mengajar pada dasarnya dua kegiatan yang berbeda,
tetapi keduanya memiliki hubungan yang sangat erat serta saling mempengaruhi. Belajar dan
mengajar pada dasarnya merupakan sebuah interaksi antara peserta didik dan guru untuk
mencapai tujuan. Mengajar umumnya dilakukan guru untuk menciptakan kondisi serta mengatur
lingkungan pendidikan lebih baik. Serta dengan tujuan menciptakan interaksi antara murid, guru,
alat pelajaran, sehingga bisa mencapai tujuan pelajaran yang sudah ditetapkan. Tujuan dari setiap
satuan pendidikan harus mengacu pada arah pencapaian pendidikan nasional, seperti yang
dituangkan dalam UU Pendidikan Nasional NO.20 tahun 2003 yakni: “ Tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensial peserta didik agar menjadi manusia yang beriman serta bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Model pembelajaran dengan penerapan sains dan teknologi dalam pendidikan membantu
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Peserta didik dapat memecahkan masalah
menggunakan sains dan teknologi yang sudah ditentukan. Strategi pembelajaran menggunakan
penerapan sains dan teknologi merupakan strategi yang bisa mendorong peserta didik untuk
memecahkan masalah tidak tergantung pada buku. Model pembelajaran penerapan sains dan
teknologi merupakan model pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa serta masyarakat. Peserta
didik serta masyarakat diharapkan bisa ikut serta dalam penggunaan perkembangan teknologi
saat ini sebagai solusi untuk memecahkan suatu masalah. Kekhasan dari model penerapan sains
dan teknologi dalam pendidikan diharapkan siswa dapat menggali serta mencari pemecahan
masalah secara mandiri. Bila siswa tidak dapat memberikan tanggapan maka nantinya
pemecahan masalah akan dikemukakan tenaga pengajar atau guru. Tahapan ini biasanya disebut
dengan inisiasi, mengawali, memulai bahkan sering juga disebut dengan invitasi yakni berupa
undangan dengan tujuan siswa dapat memusatkan perhatian pada proses pembelajaran
menggunakan sains dan teknologi.

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk menerapkan sains dan teknologi dalam pendidikan ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bila secara diartikan secara sederhana
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang mengacu pada penelitian tindakan atau
(action research), yakni dengan tujuan agar dapat memperbaiki kualitas proses serta hasil belajar
peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya berasal dari tiga kata yakni Penelitian,
Tindakan serta Kelas. Berikut penjelasan lebih detail:
a. Penelitian diartikan juga sebagai kegiatan mencermati sebuah objek menggunakan aturan
metodologi yakni guna memperoleh suatu data atau informasi yang dapat bermanfaat
dengan tujuan meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat serta penting bagi
penelitian.
b. Tindakan diartikan juga sebagai suatu gerak dari kegiatan yang sengaja dilakukan yakni
dengan tujuan tertentu, dalam penelitian ini dengan bentuk siklus dari kegiatan.
c. Kelas diartikan juga sebagai suatu sekelompok peserta didik yang dalam waktu sama akan
menerima pelajaran yang disampaikan oleh pendidik atau guru.
Dari penggabungan ketiga kata tersebut, terutama penelitian, tindakan serta kelas, maka
bisa disimpulkan bila Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk dari penelitian yang
memiliki sifat reflektif yakni dengan melakukan tindakan tertentu kemudian bisa
mempengaruhi proses pembelajaran. Kegiatan penelitian tersebut bisa dibedakan menjadi 2
tahap. Yakni tahap pra tindakan serta tahap tindakan.

1. Tahap Pra Tindakan


Penelitian ini dilakukan dengan dimulainya dengan tindakan pendahuluan atau biasa
sering disebut dengan refleksi awal. Pada saat melakukan refleksi awal hal yang
dilakukan peneliti yakni sebagai berikut ini:
a. Pertama akan dilakukan dialog dengan atasan yang berwenang terhadap tepat
dilaksanakannya penelitian.
b. Melakukan dialog dengan pendamping yang akan ikut serta ketika melakukan
penelitian. Hal tersebut untuk menyampaikan tujuan dari penelitian yang
dilakukan terlebih menerapkan sains dan teknologi dalam pendidikan.
c. Selanjutnya menentukan sumber data
d. Menentukan subjek dari penelitian yang akan dilaksanakan
e. Mempersiapkan soal untuk tes awal
f. Melaksanakan tes awal dengan soal yang sudah disediakan.
2. Tahap Tindakan
Tahap yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian ini nantinya mengikuti
model yang sudah dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang mana terdiri
dari 4 tahap, diantaranya meliputi: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3)
tahap observasi, (4) tahap refleksi. Uraian dari setiap tahap tersebut sebagai berikut
ini:

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan hal yang harus dilakukan yakni menyusun sebuah
rancangan siklus per siklus. Dari setiap siklus harus direncanakan secara matang,
baik itu dari segi kegiatan, waktu, tenaga, material serta dari segi dana. Semua hal
yang direncanakan terkait dengan pembuatan rancangan dari pembelajaran yang
menerapkan sains dan teknologi.
Persiapan tersebut meliputi menyiapkan materi, menyiapkan metode,
menyiapkan lembar observasi yakni berguna untuk melihat kondisi belajar
mengajar yang akan terjadi di dalam kelas dengan pembelajaran sains dan
teknologi. Kemudian selanjutnya mempersiapkan instrument guna untuk
merekam serta menganalisa data yang berkaitan dengan proses maupun hasil
tindakan tersebut.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan di sini dimaksudkan untuk menjalankan proses
pembelajaran yang sudah menggunakan sains serta teknologi di dalamnya.
Rencana tindakan yang akan dilakukan sebagai berikut ini:
a) Melaksanakan prose pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran
yang sudah dirancang sebelumnya.
b) Melakukan tes awal pada peserta didik
c) Di akhir pembelajaran akan dilakukan evaluasi (menggunakan beberapa soal
yang sesuai dengan kemampuan dasar yang sudah masuk dalam rencana
pembelajaran)
d) Setelah melakukan semua tindakan tes, selanjutnya melakukan analisis data
yang sudah didapatkan.

c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan harus dilakukan langsung oleh peneliti. Saat melakukan
pengamatan maka yang diamati ialah perilaku siswa yang ada di dalam kelas.
Termasuk juga mengamati proses pembelajaran serta mencatat semua hal maupun
peristiwa yang terjadi saat melakukan proses pembelajaran.

d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan suatu tahapan yang dilakukan peneliti untuk
introspeksi diri terhadap tindakan pembelajaran maupun penelitian yang
dilakukan sebelumnya di dalam kelas. Maka dari itu refleksi akan dilakukan
setelah adanya implementasi tindakan serta hasil observasi yang diperoleh.
Berdasarkan refleksi tersebut nantinya akan melakukan tindakan guna
memperbaiki data yang sudah didapatkan. tahap tersebut sebagai berikut:
a) Menganalisa hasil pekerjaan siswa setelah penerapan pembelajaran
menggunakan sains dan teknologi
b) Melakukan analisis terhadap hasil wawancara
c) Menganalisa dokumentasi yang diambil saat pembelajaran
d) Menganalisa hasil observasi terhadap siswa
e) Menganalisa hasil observasi terhadap peneliti
Refleksi yang sudah dilakukan nantinya akan digunakan peneliti sebagai bahan
pertimbangan yakni apakah kriteria yang ditentukan sudah tercapai atau belum.
Bila kriteria yang sudah ditentukan sudah tercapai maka siklus tindakan berhenti.
Namun bila mendapatkan hasil sebaliknya yakni belum berhasil maka siklus yang
belum tercapai harus diulang sampai memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan.
Penelitian ini dilakukan di MAN 3 Pontianak dengan subjek penelitian adalah siswa kelas
XII MIPA yang berjumlah 28 orang sedangkan objek penelitian adalah hasil belajar mata
pelajaran Bahasa Inggris. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2019. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus berlangsung selama beberapa kali pertemuan
tergantung pada indikator materi setiap sub materi pokok dan perubahan yang ingin dicapai.
Akan tetapi, jika pada pelaksanaan siklus I sudah memenuhi kriteria ketuntasan, maka penelitian
akan dihentikan dan pelaksanaan siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan.
Penelitian dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa mencapai ketuntasan klasikal ≥
85% dengan kriteria ketuntasan minimal per siswa sebesar 75. Aktivitas belajar guru dianalisis
secara deskriptif berdasarkan deskriptor yang muncul pada lembar observasi aktivitas,
sedangakan hasil belajar siswa ranah kognitif dianalisis menggunakan tes pilihan ganda yang
diberikan pada akhir tiap siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini yang dinilai tidak hanya hasil belajar siswa, melainkan aktivitas peneliti
sebagai guru di kelas juga dinilai dan diamati. Adapun perbandingan hasil belajar siswa pada
siklus I dan II adalah sebagai berkut:

Tabel 2. Perbandingan antara siklus 1 dan 2

Siklus Jumlah Rata-rata Siswa Siswa Nilai rata-


Siswa kelas Tuntas Tidak rata
Tuntas ketuntasan
1 28 78,01 20 8 71,43%
2 28 86,02 24 4 85,7%

Untuk lebih jelasnya perbandingan siswa yang tuntas dengan tidak tuntas, dapat dilihap pada
diagram berikut:

Ketuntasan Hasil Belajar Gambar 1. Diagram perbandingan siswa


30 yang tuntas dengan tidak tuntas pada siklus i
dan ii
25
20 Berdasarkan hasil penelitian, pada
15 siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa
sebesar 78,01 dengan ketuntasan klasikal
10
71,43%. Hasil observasi aktivitas guru
5 yang diamati guru mata pelajaran Bahasa
0 Inggris pada siklus I diperoleh aktivitas
Siklus 1 Siklus 2
guru berkriteria cukup baik. Rendahnya
Tidak Tuntas Column1 hasil belajar siswa disebabkan karena
masih ada siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran, dan belum terbiasa bekerja sama
dengan teman kelompoknya sehingga masih ada siswa yang sifatnya individual dalam
mengerjakan LKS. Siswa juga belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka dihadapan teman-temannya. Selain itu, kurangnya waktu saat proses
pembelajaran sehingga guru masih belum maksimal dalam melakukan tahap-tahap pembelajaran
yang terdapat dalam RPP. Hasil belajar siswa pada siklus 1 belum mencapai indikator
keberhasilan yakni siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 masih berada di bawah 85%, oleh karena
itu penelitian dilanjutkan ke siklus 2. Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus 2,
diperoleh data hasil belajar siswa mengalami perbaikan yakni nilai rata-rata siswa sebesar 86,02
dengan ketuntasan klasikal 85,7%. Hasil observasi aktivitas guru yang diamati guru mata
pelajaran Bahasa Inggris pada siklus 2 diperoleh aktivitas guru berkriteria sangat baik. Hasil
tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan karena siswa
yang memperoleh nilai ≥ 75 berada di atas 85%. Karena hasil belajar siswa sudah mencapai
indicator keberhasilan, maka penelitian ini hanya sampai pada siklus 2. Adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada siklus 2 ini disebabkan karena siswa terlibat aktif selama kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, diperoleh data hasil belajar siswa
yang mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 dan mencapai indikator keberhasilan pada
siklus 2. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran penerapan sains teknologi pada
materi teks narrative dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian sebelumnya yang meneliti aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
menerapkan sains teknologi masyarakat. Penelitian sebelumnya ini menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan penerapan sains
teknologi dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas XII MIPA MAN 3
Pontianak pada materi teks narative. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar
78,01 dengan aktivitas guru berkategori cukup baik. Pada siklus 2 nilai rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 86,02 dengan aktivitas guru berkategori sangat baik. Kentutasan klasikal hasil
belajar siswa pada siklus 1 sebesar 71,43%, pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar
85,7%.
Penerapan sains teknologi masyarakat dapat digunakan peneliti lain pada materi pokok
lainnya. Saat proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran sains teknlogi
masyarakat berlangsung, diharapkan siswa lebih fokus memperhatikan guru agar hasil yang
diperoleh lebih optimal. Dalam rangka menciptakan kemajuan serta keberhasilan maupun
peningkatan hasil belajar, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut ini:
1. Bagi pendidik atau guru diharapkan bisa meningkatkan mutu pendidikan maupun hasil
belajar lebih dengan menerapkan sains dan teknologi yang sesuai dalam pembelajaran guna
membuat sistem pembelajaran tidak membosankan namun lebih membuat semua ikut serta
atau aktif di dalam kelas.
2. Bagi siswa diharapkan bisa meningkatkan semangat belajar dan lebih giat untuk memahami
perkembangan sains dan teknologi yang termasuk dalam dunia pendidikan. Sehingga dengan
penerapan sains dan teknologi tersebut bisa mempersiapkan masa depan lebih baik lagi
terutama bisa memahami semua kemajuan teknologi dalam berbagai bidang.

DAFTAR PUSTAKA
Awiliya, Wiwik. 2009.Improving Students’ Ability in Vocabulary Mastery Throught Listening to Cartoon
Movies.
Arif, Moh. 2014. Kreativitas Guru Dalam Keterampilan Proses Sains.Tulungagung: STAIN
Tulungagung Press.
Ika Candra Sayekti, Arum Mawar Kinasih._____. “Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan Proses Sains
Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa Sekolah Dasar”. Accessed on September 2019,
(http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/4464

Anda mungkin juga menyukai