PENDAHULUAN
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru
yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga tercapainya
tujuan pendidkan. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut mampu mengelola
proses belajar mengajar dan dapat memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan
peserta didik dengan sumber belajar, melalui proses pembelajaran yang efektif
diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun dalam
proses pembelajaran di dalam kelas, banyak sekali masalah dan kendala yang di hadapi
salah satunya adalah siswa tidak memahami materi yang diajarkan oleh guru, hal ini
terbukti masih banyak nilai pelajaran bahasa inggris masih rendah dan belum mencapai
1
Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Dewantara Aceh Utara, yang terletak di
Desa Paloh Lada Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara yang memiliki 5 (lima)
Bidang Keahlian yaitu Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Teknik Pendingin dan
Tata Udara (TPTU), Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP), Akuntansi (AK), dan
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) dengan jumlah siswa sebanyak 315
kegiatan praktek kerja industri (prakerin) di berbagai dunia usaha/industri yang telah
menjalin kerjasama (MOU) pada instansi pemerintah dan swasta. Penulis salah seorang
guru di sekolah tersebut yang mengajar di kelas XI-BDP, XI-TKJ, XI-TPTU, dan XI-
OTKP. Menurut pengamatan penulis dari semua kelas hanya kelas XI-BDP yang
hasil belajar siswa masih rendah dari 22 orang siswa hanya 8 orang siswa yang tuntas
atau hasil belajarnya baik, sedangkan selebihnya masih rendah, terutama pada pelajaran
bahasa inggris khususnya materi Quoted Speech. Salah satu penyebab rendahnya nilai
siswa adalah kemampuan guru yang kurang maksimal dalam mengelola kelas atau guru
tidak menggunakan metode, model dan alat peraga yang relevan dengan materi ajar,
sehingga membuat siswa pasif dalam belajar dan hasil belajar menjadi rendah dan tidak
yang relevan agar hasil belajar siswa meningkat. Karena melalui penggunaan alat
media dan model yang relevan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
ajar quoted speech pada pelajaran bahasa inggris. Atas dasar itulah penulis ingin
mengkaji lebih mendalam terhadap permasalahan ini melalui suatu Penelitian Tindakan
2
Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI-BDP Materi
B. Rumusan Masalah
Teaching Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI-BDP materi Quoted
Speech pelajaran Bahasa Inggris pada SMK Negeri 1 Dewantara Aceh Utara.
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hasil Belajar siswa kelas XI-BDP materi Quoted Speech dengan
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka
1. Siswa
speech.
3
2. Guru
a) Dapat memperoleh suatu variasi model dan strategi pembelajaran yang lebih
menerapkan metode, media dan alat peraga yang relevan dengan materi yang
diajarkan
3. Sekolah
pendidikan
c) Meningkatkan mutu dan citra yang sangat baik untuk sekolah dari masyarakat,
4
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Beberapa Pengertian
Sebelum penulis membahas tentang kajian teori dan hipotesis terlebih dahulu akan
diuraikan beberapa pengertian tentang teori dan pendapat ahli yang tujuanya adalah
sebagai landasan sumber ilmu dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, adapun
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan tersebut merupakan hasil dari proses belajar dan ditunjukkan dalam berbagai
keterampilan, kebiasaan serta perubahan sudut pandang pada diri individu yang sedang
belajar, sehingga untuk menangkap isi dan pesan belajar tersebut setiap individu harus
mampu menggunakan potensinya pada ranah: (1) kognitif yaitu kemampuan yang
berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran yang terdiri dari kategori
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi; (2) afektif yaitu
dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisifasi, penilaian sikap dan
keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan biasa,
5
Adapun beberapa pandangan tentang pengertian belajar banyak dikemukakan oleh
“Belajar adalah proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan
maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara
“ Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
“Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada diri individu
sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Perubahan yang dimaksud berupa
aspek-aspek lainnya yang terjadi pada diri individu yang sedang belajar.
b. Hasil Belajar
Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin mengetahui hasilnya.
6
Menurut Mujiono (Halijah, 2008:10) “hasil dan bukti belajar ialah adanya
perubahan tingkah laku orang yang belajar”. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
oleh haling (Halijah, 2008:10) yang mengemukakan bahwa “hasil dan bukti belajar
ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi karena proses
kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap misalnya dari tidak tahu menjadi
Jadi hasil atau bukti seseorang telah melalui proses belajar dapat dilihat dari
adanya perubahan seperti perubahan tingkah laku. Hal ini terjadi karena adanya proses
kematangan berfikir.
keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu usaha tertentu.
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diterapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputi kognitif,
Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang dapat dijadikan sebagai indikator
keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh orang itu dalam suatu kegiatan
belajar.
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang
disebut tes hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan siswa
7
dalam memahami materi setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada
c. Model pembelajaran
Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebgai barang
atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, seperti globe sebagai model bumi tempat
suatu perencaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam tutorial dan
Istilah model pembelajaran atau Model of Teaching menurut Joyce dan Weil (dalam
aktivitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara operasional
dapat dilakukan. Karena itu dalam model selalu terdapat tujuan dan asumsi, sintakmatik,
aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang
8
kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan.Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran itu merupakan inti atau jantungnya strategi mengajar.
Joyce dan Weil, mengatakan bahwa setiap model belajar mengajar memiliki
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
Hasil kajian yang scara khusus telah dikembangkan oleh pakar pendidikan
terhadap berbagai model pembelajaran, dikelompokkan oleh Yasna,
(2001:19) menjadi empat kategori, yakni: 1) kelompok model pengolahan
9
informasi (the informasi processing family), 2) kelompok model personal (the
personal family), 3) kelompok model sosial (the sosial family) dan
4)kelompok model sistem perilaku (behavioral system family).
d. Materi
1. Quoted Speech
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara
menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi
dan seluruh proses belajar sebagai suatu yang menyenangkan dan bermanfaat (Bobbi
dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas Supercamp yang diciptakan berdasarkan teori-
(Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson and Johnson), dan Elemen of
pengajaran untuk membimbing siswa agar mau belajar. Menjadikan sebagai kegiatan
membimbing siswa agar lebih efektif dan sukses dalam mengelola pembelajaran
10
sehingga lebih menarik dan menyenangkan. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi
hasil belajar siswa maksimal setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi
sebuah paket multi sensori, multi kecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang pada
akhirnya akan membantu kemampuan guru untuk mengilhami dan mendorong siswa
untuk meningkatkan hasil belajar Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar,
mengalir, praktis dan mudah diterapkan, Quantum Teaching menawarkan suatu solusi
dari hal-hal yang dicari, atau cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha
dan memudahkan proses belajar. Quantum Teaching bersandar pada konsep Bawalah
Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah asas
utama, alasan dasar yang berada di balik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum
Teaching.
kehidupan siswa. Guru memahami sekali, bahwa setiap siswa memiliki karakter
masing-masing. Bagaimana setiap karakter dapat memiliki peran dan membawa sukses
Menurut Bobby DePorter Quantum learning merupakan bagian dari cara belajar,
Neuro adalah saraf otak, linguistic adalah cara berbahasa, baik verbal maupun non
11
verbal yang dapat mempengaruhi sistem pikiran, perasaan, dan perilaku. Program NLP
sangatlah unik, yaitu melakukan mental building untuk membuang kebiasaan dan
menggantikannya dengan program baru yang dapat mengoptimalkan semua fungsi otak,
Quantum learning merupakan interaksi yang terjadi dalam proses belajar yang
mampu mengubah berbagai potensi yang ada dalam diri manusia menjadi pancaran atau
(ditunjukkan) kepada orang lain. mengajar, membaca dan menulis merupakan salah satu
berikut:
(Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar)
12
Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini :
sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai guru, mulai kertas
Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energy menjadi cahaya mempunyai
tujuan.
informasi sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari.
kata lain pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan keunggulan. Oleh karena
itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai jantung fondasi pembelajaran
kuantum.
13
Selain membahas mengenai prinsip model pembelajaran kuantum (quantum
learning), Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2011:76) juga berpendapat mengenai 7
(tujuh) kunci keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran kuantum yaitu sebagai
berikut.
Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir
Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau
kegagalan dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar
4. Tegaskanlah Komitmen
5. Jadilah Pemilik
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak
14
6. Tetaplah Lentur
7. Pertahankanlah Keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahanan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu
kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.
Dalam pembelajaran, pertahanan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu
kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran kuantum (quantum learning)
2. Sikap positif
3. Motivasi
5. Kepercayaan diri
6. Sukses
15
3. Sintaks Model Pembelajaran Kuantum (Quuantum Learning)
berikut :
1) Tumbuhkan
2) Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3) Namai
4) Demonstrasikan
5) Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa
6) Rayakan
pengetahuan.
16
4. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
1) Faktor internal adalah kondisi yang timbul dari dalam diri anak, yang terdiri dari
2) Faktor eksternal adalah kondisi yang berasal dari luar diri anak, biasanya berkaitan
dengan lingkungan seperti: tempat, alat belajar, waktu, pergaulan, dan bahan yang
dipelajari.
Sedangkan menurut Mukhtar dan Rusmini (dalam Aryati, 2003: 9) adapun faktor-
1) Adanya kondisi internal atau kurang mendukung proses aktivitas belajar tersebut,
seperti: kondisi fisik kurang sehat, cacat, intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan
kesehatan mental.
2) Faktor-faktor eksternal seperti factor orang tua, suasana rumah atau keluarga,
keadaan ekonomi keluarga, factor sekolah, media massa, dan lingkungan social
Berdasarkan kedua pendapat diatas bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh faktor
dari siswa (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Sebagai seorang guru tidak boleh
mengabaikan satupun dari semua faktor agar hasil bisa tercapai dengan baik.
17
5. Model Quantum Teaching Learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
A. Prinsip Dasar
pembelajaran khususnya materi quoted speech untuk pelajaran bahasa inggris dapat
memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami pengetahuan dan konsep dimana
siswa untuk bersemangat, aktif dan menyenangkan saat proses pembelajaran di kelas
sehingga dalam setiap sintax “ulangi” pada beberapa pertemuan tatap muka dikelas
guru memberi tes dan merayakan keberhasilan siswa dalam menjawab soal dengan
penuh antusias dengan sintax ‘rayakan” bersama guru secara serentak dengan suasana
B. Kerangka Berfikir
pelajaran bahasa inggris lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
belajar yang lebih bermakna sehingga mereka dapat memperoleh informasi dan
menyimpannya dalam memori (pikiran) jangka panjang mereka. Hal ini secara tidak
langsung berdampak pula terhadap perolehan atau hasil belajar siswa. Di samping itu,
inggris dapat lebih menarik perhatian siswa selama proses belajar, karena pembelajaran
quantum teaching learning memungkinkan siswa untuk belajar yang meriah dengan
segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang
18
memaksimalkan momen belajar, serta berfokus pada hubungan yang dinamis dalam
dalam pelajaran bahasa inggris akan memperjelas materi yang disajikan guru serta
bahasa inggris diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mencapai KKM.
C. Hipotesis Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas
dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa, dengan demikian hipotesis tindakan dari
Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Bahasa Inggris Materi Quoted
19
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam
pelajaran.
20
2. Tempat Penelitian
salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses
B. Subyek Penelitian
Kelas XI-BDP Materi Quoted Speech Pelajaran Bahasa Inggris Dengan Menggunakan
Model Quantum Teaching Learning Pada SMK Negeri 1 Dewantara Aceh Utara Tahun
pelajaran 2022/2023, maka subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI-BDP SMK
Negeri 1 Dewantara Aceh Utara tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 22 orang
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek penelitian.Data
yang dikumpulkan meliputi data hasil tes tertulis dan non tes. Tes tertulis dilaksanakan
pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi materi quoted apeech selain siswa
sebagai sumber data, penulis juga menggunakan teman sejawat sesama guru sebagai
sumber data.
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes
tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas soal materi quoted
speech. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi.
21
Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk melihat
keaktifan dan kreatifitas siswa dalam memahami materi quoted speech pada siklus I
dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
E. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya
siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas
22
1. Siklus I
2) membuat kelompok.belajar
23
2. Siklus II
learning
learning.
24
14) Penilaian hasil tes tertulis
sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk melihat
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
konvensional. Selama ini guru sering menjelaskan materi dengan metode ceramah dan
tidak menggunakan model,media dan alat peraga yang relevan dengan materi juga guru
penghargaan yang dapat membangkitkan semagat dan minat belajar sehingga siswa
Melihat proses pembelajaran yang pasif dan kaku, yang berdampak pada nilai
siswa kelas XI-BDP yang rendah pada materi quoted speech sebelum siklus I (pra
siklus) seperti pada tabel 4.1. Banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar
minimal dalam mempelajari materi tersebut. Hal ini dibuktikan pada capaian nilai hasil
26
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0 % atau tidak ada , yang mendapat nilai B
(baik) sebanyak 22.73% atau sebanyak 5 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup)
sebanyak 13,64 % atau 3 siswa , dan yang mendapat nilai kurang 63,63 % atau
sebanyak 14 siswa.
1) Perencanaan Tindakan
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah quoted speech. Berdasarkan
kali tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.
Pada siklus I, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok kecil dengan
27
2) Pelaksanaan Tindakan
Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi quoted speech. Model
4) Berdo’adan apersepsi
’TANDUR”.
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan siswa secara aktif bekerja sama
28
berupa hadiah dan nilai yang diberikan guru. Pada tahap model quantum
teaching learning Dalam kegiatan ini secara individu dan kelompok siswa saling
mengikuti pelajaran
b. Observasi
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini
observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu teman sejawat pada SMK
c. Dokumentasi
pembelajaran, kegiatan ini dilakukan oleh guru bidang studi dan dibantu rekan
29
3. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus I dapat dideskripsikan seperti pada tabel 4.2 berikut
ini. Untuk memperjelas data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat
baik) adalah 3 siswa (13,63%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 5 siswa
atau (22,72%), sedangkan yang masih nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa (18,18%) , dan
3) Refleksi
Berdasarkan hasil tes hasil belajar awal dengan hasil tes belajar siklus I dapat
dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 17 siswa dan
pada akhir siklus I berkurang menjadi 14 siswa atau yang medapat nilai diatas kriteria
ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 58,82
menjadi 71,36. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan siklus I seperti disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini:
30
Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I
Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I
Jumlah Siswa
No Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I
Jumlah Persen Jumlah Persen
1. Tuntas 5 22,73% 8 36,36%
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
quantum teaching learning mampu meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi
Quoted Speech. Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 71,36.
Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil belajar masih
belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan
pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, karena sebagian siswa masih kurang percaya diri dan pesimis
untuk meraih penghargaan dalam kompetisi antar kelompok. Oleh karena itu
31
3. Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus
1. Perencanaan Tindakan
Dalam siklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I.
antar kelompok dengan pemberian tebak soal dan gambar, siswa secara
32
2. Pelaksanaan Tindakan
Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi prinsip Quoted Speech. model
5) Siswa di beri hadiah oleh guru yang berhasil meraih nilai bagus
mengulang secara berturut-turut berupa teori dan konsep yang telah dipelajari antar
kelompok dengan aktif penuh semangat serta merayakan keberhasilan berupa hadiah
33
b. Observasi
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini
observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru pelajaran bahasa inggris
c. Dokumentasi
pembelajaran, kegiatan ini dilakukan oleh guru bidang studi dan dibantu rekan
b. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel 4.5
berikut ini.
34
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A)
adalah 40,90 % atau 9 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik
(B) adalah 45,45 % atau 10 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 9,09 %
Ketuntasan belajar pada siklus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel 4.6 di
bawah ini
Jumlah 28 100 %
Refleksi
Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa
marketing, khususnya materi prinsip dasar bisnis. Untuk lebih jelasnya pada tabel
35
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Nilai Tes Model Siklus I dan Siklus II
Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal , siklus I dan siklus II dapat dilihat
bahwa saat kondisi awal rata- rata nilai kelas sebesar 58,82 sedangkan nilai rata- rata
kelas siklus I sudah ada peningkatan menjadi 71,36. Adapun kenaikan rata – rata pada
siklus II menjadi 81,93. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram
dibawah ini :
Tabel 4.9 Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata Pra siklus,siklus I dan siklus II
Jumlah siswa
Nilai Rata-
No Uraian
Rata
Tuntas Belum Tuntas
1 Kondisi Awal 5 siswa 17 siswa 58,82
2 Siklus I 8 siswa 14 siswa 71,64
3 Siklus II 19 siswa 3 siswa 81,93
36
B. Pembahasan
materi prinsip dasar bisnis siswa kelas XI-BDP semester II tahun pelajaran 2021/2022.
1) Hasil Belajar
Pada awalnya siswa kelas XI-BDP, nilai rata- rata pelajaran bahasa inggris rendah
khususnya pada materi Quoted Speech. Salah satu penyebabnya adalah materi tersebut
sulit dipahami karena teori dan konsepnya sangat luas dan umum dalam buku modul
sehingga siswa tidak mampu mengingat dan memahami hubungan materi ke dalam
kehidupan nyata. Banyak siswa mengangap materi tersebut tidak penting dan sulit
diingat karena susah menghafal. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus
dari sejumlah 22 siswa terdapat 5 atau 22,73 % yang baru mencapai ketuntasan belajar
dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 17 siswa atau 77,27%
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar 75.
2) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa tampak pasif,
cenderung bosan suasana kelas menjadi ribut serta banyak siswa tidak betah dikelas saat
guru menjelaskan pelajaran, banyak siswa tidak termotivasi dan memahami tujuan serta
manfaat materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa harus diberi
dukungan berupa motivasi dan penghargaan dalam proses pembelajaran, serta model
37
pembelajaran yang sesuai dan dapat mendorong keaktifan serta mampu membangkitkan
kecerdasan siswa yang masih terselubung salah satu solusi yang dilakukan guru adalah
menyediakan media,alat peraga dan model yang relevan denga materi dalam kegiatan
pembelajaran dikelas.
2. Pembahasan Siklus I
Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non
tes .Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan
1) Hasil Belajar
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat
baik) adalah 3 siswa (13,63%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 5 siswa
siswa (18,18%), dan yang mendapat nilai D (kurang) ada 10 siswa (45,45%).
yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 14 siswa atau 63,63% belum
mencapai ketuntasan. Adapun hasil dari nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa
perolehan nilai tertinggi adalah 91, nilai terendah 53, dengan nilai rata-rata kelas sebesar
71,36.
38
2) Proses Pembelajaran
meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran . Hal ini
dan tidak percaya diri untuk mengulang dan mempresentasikan materi yang telah
dibahas bersama kelompok. Dari hasil pengamatan siklus I telah terlihat kreatifitas dan
kehidupan guru dimana siswa bisa beradaptasi dan memahami pentingnaya materi
quoted Speech sebagai wawasan dan pengetahuan dalam aktivitas nyata sehari hari
dalam berkomunikasi dalam bahasa inggris yang disajikan dengan permainan gambar
nyata disudut ruang kelas serta tayangan gambar. Ada interaksi antar siswa secara
individu maupun kelompok , serta antar kelompok. Setiap siswa ada peningkatan latihan
melakukan presentasi didepan kelas bertanya jawab antar kelompok , sehingga siswa
terbiasa mengungkapkan gagasan dan secara mental percaya diri serta berani kritis
Hasil belajar antara kondisi awal dengan siklus I terlihar sudah adanya
perubahan walau belum bisa optimal, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa
yang mencapai ketuntasan belajar . Dari hasil tes akhir siklus I ternyata lebih baik
dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau sebelum
39
Tabel 4.10 Perbandingan kegiatan dan hasil pada pra siklus dan siklus I
No Pra Siklus Siklus I
1 Tindakan Tindakan
Pembelajaran konvensional , Penerapan Pembelajaran quantum
tanpa menggunakan alat peraga teaching learning dengan alat peraga dan
dan model media
2 Hasil Belajar Hasil Belajar
Ketuntasan Ketuntasan
~ Tuntas : 5 ( 22,73%) ~ Tuntas : 8 ( 636,36%)
~ Belum tuntas : 17( 77,27%) ~ Belum tuntas : 14 ( 63,63%)
belajar yaitu dari 22 siswa yang belum tuntas pada pra siklus sebanyak 14 siswa, telah
tejadi peningkatan hasil belajar sebanyak 3 siswa. Hal ini terlihat dengan kenaikan nilai
rata-rata kelas dari kondisi awal 58,82 menjadi 71,36 pada siklus I dengan kenaikan
40
rata – rata nilai dari pra siklus ke siklus I sebesar 21,31%. Pada siklus I ini belum semua
siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa belum termotivasi dan
3. Pembahasan Siklus II
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes,
1) Hasil Belajar
Dari pelaksanan tindakan siklus II dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai
sangat baik (A) adalah 40,90 % atau 8 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang
mendapat nilai baik (B) adalah 45,45 % atau 10 siswa. Dan yang mendapat nilai C
(cukup) adalah 9,09 % atau sebanyak 2 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai (D
2) Proses Pembelajaran
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan hampir semua siswa
sudah mulai termotivasi dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dimana
siswa dengan penuh semangat melalui langkah “TANDUR” yang menyenangkan sudah
terlihat adanya sikap percaya diri dan optimis dalam memperebutkan nilai dan hadiah
bersifat kelompok namun ada tugas individual yang harus dipertanggung jawabkan,
karena ada hasil evaluasi secara individu. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas
41
dan keaktifan siswa secara pengetahuan dan ketrampilan, karena kegiatan pembelajaran
diawali guru telah memahami dan mempengaruhi dunia siswa dengan memberi motivasi
melalui dengan media gambar nyata, kompetisi dan penghargaan sehingga siswa
mampu memahami dunia belajar dan pentingnya materi untuk kehidupan siswa dalam
menjalankan kegiatan komunikasi dalam bahasa inggris. Ada interaksi antar siswa
secara individu maupun kelompok di mana setiap siswa berani tampil percaya diri untuk
Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini
ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari hasil
tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar
Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat disajikan pada tabel 4.9
dibawah ini :
Tabel 4.11 Perbandingan kegiatan dan hasil pada siklus I dan siklus II
NO Siklus I Siklus II
1 Tindakan Tindakan
Pembelajaran quantum teaching Penggunaan Pembelajaran quantum
learning, didesain dengan alat teaching learning dipandu dengan alat
peraga dan media peraga,media,kompetisi dan penghargaan
2 Hasil Belajar Hasil Belajar
Ketuntasan Ketuntasan
~ Tuntas : 8 (36,36%) ~ Tuntas : 19 ( 86,36%)
~ Belum tuntas : 14 ( 63,63%) ~ Belum tuntas : 3 ( 13,63%)
42
Nilai Tertinggi :91 Nilai Tertinggi :94
Nilai terendah : 53 Nilai terendah :60
Nilai rata- rata : 71,36 Nilai rata- rata : 81,93
Refleksi
Nilai rata- rata meningkat 7,57
= 7,57/71,36 x100% =10,61%
2 Proses belajar Proses belajar
Proses pembelajaran ada Proses pembelajaran siswa aktif
perubahan, siswa mulai dan kreatif serta cekatan
aktif
Siswa terlibat langsung Siswa terlibat langsung dalam
dalam proses pembelajaran proses pembelajaran, dan masing-
masing siswa punya tugas mandiri
Siswa sudah memahami, Siswa mencari dan menemukan
mengingat, materi, mencatat dan
mengkomunikasikan mengkomunikasikan dan
menyimpulkan materi dan menjawab hasil penyelesaian
menjawab soal secara secara kompetitif antar teman dan
individu dan kelompok. pasangan.
Sudah memanfaatkan Sudah memanfaatkan media
media dan model pembelajaran sesuai materi yaitu
pembelajaran sesuai materi dari gambar yang diamati
Kreatifitas, keaktifan, Kreatifitas, keaktifan, percaya diri,
tanggung jawab mulai ada ide dan kritis, serta tanggung
tampak. jawab sudah muncul
Sebagian besar alat indera Semua alat alat indera aktif, baik
aktif mental maupun fisik
Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan
yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai
rata- rata kelas. Dari jumlah 22 siswa masih ada 3 siswa yang belum mencapai
ketuntasan, hal ini karena siswa yang tidak tuntas tersebut harus mendapatkan
43
demikian siswa tersebut tetap bersemangat dalam belajar. Ada peningkatan ketuntasan
Sedangkan nilai tertinggi pada siklus II ada peningkatan dengan hasil belajar
siswa yang mendapat nilai 94 sebanyak 2 siswa, hal ini karena siswa tersebut memiliki
kecerdasan dan minat belajar yang tinggi,juga didukung kondisi dan suasana belajar
yang menyenangkan sehingga mereka memperoleh nilai yang optimal. Dari nilai rata-
rata kelas yang dicapai pada siklus II ada peningkatan sebesar 10,57% dibandingkan
nilai rata- rata kelas pada siklus I. Secara umum dari hasil pengamatan tes sebelum pra
siklus, hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model
Dari hasil penelitian, telah terlihat peningkatan hasil belajar materi quoted
speech pada siswa kelas XI--BDP SMK Negeri 1 Dewantara Aceh Utara semester ganjil
tahun pelajaran 2021/ 2022 dengan menggunaan model pembelajaran quantum teaching
learning telah terjadi peningkatan nilai rata- rata yaitu dari kondisi awal 58,82 menjadi
71,36 pada siklus I dan meningkat menjadi 81,93 pada siklus II. Nilai rata-rata siklus I
meningkat 12,54% dari kondisi awal, dan nilai rata-rata siklus II meningkat 10,57 %
dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata kelas secara keseluruhan sebesar 23,11% .
Pada akhir pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa mengenai hasil
ternyata hasil belajar siswa meningkat pada materi quoted speech pada pelajaran bahasa
inggris.
44
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa inggris khususnya materi quoted
speech siswa kelas XI-BDP Semester ganjil SMK Negeri 1 Dewantara Aceh Utara
Tahun Pelajaran 2021/2022. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan hasil
belajar sebanyak 36,36% (8 siswa), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 63,63% (14
siswa), sedangkan pada akhir siklus II, sebanyak 86,36% (19 siswa) mencapai
ketuntasan hasil belajar dan sebanyak 13,63% (3 siswa) belum mencapai ketuntasan
hasil belajar. Dengan nilai rata- rata kelas siklus I 71,36 dan rata- rata kelas siklus II
81,93 adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa
lebih aktif, kreatif, dan percaya diri selama proses pembelajaran berlangsung. Secara
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan penelitian di atas, maka kepada para guru
learning Untuk meningkatkan hasil belajar maeri quoted speech. Selain itu guru
hendaknya pro aktif dalam menyesuaikan dan menggunakan metode, model, alat
45
DAFTAR PUSTAKA
Ameliasari T.Kesuma, 2013. Menyusun PTK Itu Gampang. Jakarta : Esensi Erlangga
Group
Hadari Nawawi, 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
46