Anda di halaman 1dari 32

MICROTEACHING

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU : DRA. FATMA TRESNO, M.Si

OLEH :

IMELDA SIANTURI

5153342007

EKSTENSI A

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
A. Identitas Buku
 BUKU 1

Judul buku : Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching


Pengarang : Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd
Penerbit    : Quantum Teaching
Tahun terbit      : 2010
Kota Terbit        : Jakarta
Cetakan : ketiga
Tebal : 170 halaman
Bahasa : Indonesia

Ringkasan Isi Buku : “Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching” (Drs. H. Ahmad Sabri,
M.Pd)

BAB I : Strategi Belajar Mengajar

A.    Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Strategi Belajar mengajar adalah tindakan guru dalam melasanakan rencana pembelajaran
dengan menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode, dan alat serta
evaluasi untuk mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang ditetapkan.
Newman dan Logan mengatakan strategi meliputi empat masalah yaitu:
1.      Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
2.      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik,p mebelajaran yang dianggap tepat dan
efektif.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar
keberhasilan
Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi mengajar.
Pertama adalah tahapan mengajar, kedua adalah penggunaan model, dan ketiga penggunaan
prinsip mengajar.
1.    Tahapan Mengajar
Tahapan mengajar terdiri dari tiga tahapan pokok yaitu tahapan pemula (pra instruksinal),
tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
2.    Pendekatan Mengajar
Inti dari tahapan instruksional adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi rendahnya kadar
kegiatan belajarbanyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang digunakan guru. Beberapa
model atau pendekatan mengajar adalah:
a.   Pendekatan Ekspositeri atau Model Informasi
b.   Pendekatan Inquiry/Discovery
c.   Pendekatan Interaksi Sosial
d.   Pendekatan Tingkah Laku

B.  Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar


Menurut Tabrani Rusyan, ada berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar
mengajar yang dapat digolongkan sebagai berikut
1.  Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar
2.  Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
3.  Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
4.  Hakikat Proses Belajar
5.  Entering Behavior Siswa
6.  Pola Belajar Siswa
7.  Memilih Sistem Belajar Mengajar

BAB II : Hakikat Pembelajaran

Belajar dan mengajar meruipakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar
menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran,
mengajar menunjukkan apa yang dilakukan guru sebagai pengajar.
A.  Komponen-Komponen Pembelajaran
Seorang guru harus melakukan empat komponen dalam proses pembelajaran agar tujuan
dari proses pembelajaran tercapai. Empat komponen itu adalah:
1.      Menentukan Tujuan yang Spesifik
2.      Mengadakan Penilaian Pendahuluan
3.      Merencanakan Program Pengajaran
4.      Evaluasi

B.  Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar


Komunikasi dibutuhkan agar interaksi belajar mengajar antara guru dan murid bisa
terlangsung dengan baik. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk membangun
interaksi antara guru dengan siswa.
1.      Komunikasi sebaai aksi komunikasi satu arah
2.      Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
3.      Komunikasi yang tidak hanya melibatkan sebagai transaksi

C. Kriteria Keberhasilan Pembelajaran


Banyak guru merasa sulit menjawab pertanyaan yang diajukan kepada dirinya mengenai
“Apakah pengajaran yang dilakukan telah berhasil, dan apa buktinya?” dan “Apa yang menjadi
ukuran dalam menentukan keberhasilan tersebut?”. Untuk menjawab kedua pertanyaan tadi, kita
harus menentukan apa yang menjadi kriteria dari keberhasilan pengajaran.
Ada dua kriteria yang bersifat umum yaitu kriteria ditinjau dari sudut proses (by
process) dan kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya (by product).

1.   Pengajaran ditinjau dari segi proses


Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut proses dapat dikaji melalui beberapa
persoala
a.       Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan
melibatkan siswa secara sistematik atau suatu proses yang bersifat otomatis dari guru disebabkan
telah menjadi pekerjaan rutin?
b.      Apakah kegiatan siswa mengajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan kegiatan belajar
dengan penuh kesadaran, kesungguhan, dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat
penguasaan pengetahuan kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari pengajaran itu sendiri?
c.       Apakah siswa menempuh beberapa kegiatan belajar sebagai akibat penggunaan multimedia
yang dipakai guru atau terbatas kepada satu kegiatan belajar saja?
d.       Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai hasil belajar yang
dicapainya atau ia tidak mengetahui apakah yang ia lakukan itu benar atau salah?
e.       Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas atau hanya siswa
tertentu yang aktif belajar?
f.       Apakah suasana pengajaran atua proses belajar mengajar cukup menyenangkan dan
merangsang siswa belajar atau suasana mencemaskan dan menakutkan?
g.      Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya sehingga menjadi laboratorium belajar
atau kelas yang hampa dan miskin dengan sarana belajar sehingga tidak memungkinkan siswa
melakukan kegiatan belajar yang optimal?

2.   Pengajaran Ditinjau dari Hasil


Disampung tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi
hasil. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai makin besar usaha untuk
menciptakan kondisi proses pengajaran maka makin tinggi pula hasil atau produk dari
pengajaran.
Berikut adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan
keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil yang dicapai siswa yaitu :
a. Apakah hasil belajar yang diperoleh ssiwa dari porses pengajaran Nampak dalam bentuk
perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang terdiri atas kognitif, afektif, dan psikomotorik
scara terpadu pada diri siswa atau hasil belajar yang bersifat tunggal?
b.Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran mempunyai daya guna dan dapat
diaplikasikan mempunyai daya guna dan diaplikasikan dalam kehidupan siswa, terutama dalam
pemecahan masalah yang dihadapi atau suatu hasil yang samar-samar sehingga tak banyak dan
tak dapat diterapkan?
c. Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam pikiran
serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya atau bersifat incidental masuk dari telinga kiri keluar
dari telinga kanan?
d.      Apakah yakin bahwa perubahan yang ditujukan oleh siswa merupakan akibat dari proses
pengajaran atau perubahan sebagai akibat lain diluar proses pengajaran?

D.  Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor lingkungan dan faktor
yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Clark mengemukakan bahwa hasil belajar siswa
disekolah 70 persen dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 persen dipengaruhi oleh
lingkungan.
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, faktor lain seperti motivasi, minat,
sikap dan kebiasaan, ketekunan, sosial, ekonomi, dan faktor fisik dan psikis berpengaruh kepada
hasil belajar.

BAB III : Metode Pembelajaran


A.      Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang digunakan
guru pada saat menyajikan bahan pelajaran baik secara individual atau secara kelompok.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru dalam penggunaan metode
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.
2.      Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut
3.      Metode yang digunakan harus dapat memeberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan
hasil karya
4.      Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
5.      Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
6.      Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap siswa
dalam kehidupan sehari-hari
B.  Macam-Macam Metode Mengajar dan Penggunaannya
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
menarik. Di bawah ini beberapa metode belajar dan penggunaannya.

1.      Metode Ceramah


Metode ceramah adalah metode yang dilakukan guru dalam menyampaikan bahan
pelajaran dalam kelas secara lisan. Interaksi guru dan siswa banyak menggunakan bahasa lisan.
Dalam metode ini yang mempunyai peran utama adalah guru.
2.      Metode Tanya Jawab
Metode ini adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat ini terjadi dialog antara guru dan siswa.
Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbale balik secara langsung antara guru dan
siswa.
3.      Metode Diskusi
Diskusi suatu kegiatan kelomopok untuk memecahkan masalah dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang jelas dan teliti tentang sesuatu atau untuk merampungkan
keputusan bersama.
4.      Metode Tugas Belajar dan Resitasi
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah tapi lebih luas dari itu. Tugas
dilaksanakan di rumah, sekolah, dan tempat lain. Metode tugas dan resitasi merangsang anak
aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.
5.      Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian
bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai suatu kesatuan tersendiri.
6.      Metode Demontrasi dan Eksperimen
Metode demontrasi adalah metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses
terjadinya sesuatu. Metode eksperimen adalah metode pengajaran yang dilakukan bersama-sama
oleh guru dan siswa.
7.      Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah
laku dalam hubungan sosial, metode bermain peran adalah menekankan kenyataan dimana para
siswa diikut sertakan dalam permainan peranan dalam mendemontrasikan masalah sosial.
8.      Metode Problem Solving
Metode problem solving tidak hanya metode mengajar tetapi juga metode berpikir, dalam
metode ini menggunakan metode lain dimulai dari mencari data sampai menarik kesimpulan.
9.      Metode Sistem Regu
Metode sistem regu atau team teaching adalah pengajaran yang dilakukan bersama oelh
beberapa orang yang artinya suatu metode atau cara menyajikan bahan pelajaran dilakukan
bersama dua orang atau lebih.
10.  Metode Latihan
Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan
dari apa yang sudah dipelajari.
11.  Metode Karyawisata
Metode ini kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar.

BAB IV : Tugas, Peranan, dan Kompetensi Guru


A.      Tugas Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Seorang guru memiliki banyak tugas. Jika dikelompokan tugas guru berupa tugas dalam
bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Tugas guru dalam proses belajar meliputi tugas pedagogis dan tugas administrasi.
Pedagogois adalah tugas membimbing dan memimpin. Tugas guru sebagai profesi meliputi
mendidik, mengajar, dan melatih. Tugas guru dalam kemanusiaan di sekolah harus menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua. Tugas kemasyarakatan guru adalah guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan
Pancasila.

B.  Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar


Peran guru dalam proses belajar dapat dikaslifikasikan sebagai berikut
1.      Guru sebagai Demonstrator
2.      Guru sebagai Pengelola Kelas
3.      Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
4.      Guru sebagai Evaluator
5.      Peran guru dalam pengadministrasian
6.      Peran guru secara Pribadi
7.      Peran Guru secara psikologis

C.  Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi
keguruan. Melihat tugas, peran, dan tanggung jawab guru, maka kompetensi seorang guru dibagi
menjadi tiga bidang yaitu :
1.      Kompetensi Kognitif
2.      Kompetensi sikap
3.      Kompetensi Perilaku

BAB V :  Keterampilan Dasar Mengajar


Guru merupakan penentu keberhasilan proses belajar mengajar, oleh sebab itu seorang
guru harus memiliki beberapa keterampilan agar tujuan dari proses belajar mengajar yang telah
dirumuskan dapat tercapai.

A.  Keterampilan bertanya
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat akan menjadi alat komunkasi
antara guru dan murid yang ampuh. Guru harus menguasai berbagai teknik bertanya dan guru
harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan oleh siswa dan mempberi
tanggapan positif terhadap siswa

B.  Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan atau reinforcement adalah bentuk respons bersifat verbal yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik bagi penerima atas perbuatan sebagai suatu dorongan
atau koreksi.

C.  Keterampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Pengelolaan kelas adalah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

D.  Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik. Penyampaian informasi yang
terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan cirri utama kegiatan
menjelaskan.

E.  Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang diinformasi dengan berbagai pengalaman atau informasi
pengambilan kesimpuilan atau pemecahan masalah.  Tidak semua guru mampu membimbing
para siswa untuk berdiskusi dan calon giri mampu membimbing para siswa berdiskusi tanpa
mengalami kesulitan.

F.   Keterampilan Mengadakan Variasi


Variasi stimulasi adlaah kegiatan guru dalam mengenal konteks interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar
mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, dan partisipasi.

G.  Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Guru harus bisa membuka pelajaran unuk menyiapkan kondisi mental murid agar
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut memberikan efek
positif terhadap kegiatan belajar.
H.  Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran yang dihadapi guru terbatas, yaitu antara 3-8 orang untuk
kelompok kecil dan seorang untuk perseorangan. Guru tidak hanya menghadapi satu orang atau
satu kelompok saja sepanjang waktu. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa
kelompok yang terdiri dari beberapa kelompok.

BAB VI : Media Pembelajaran


A.      Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Association For Education and Communication Technology (AECH), media
adalah bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi. Medua merupakan
alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
mengajar.

B.  Fungsi dan Nilai Media


Ada enam fungsi pokok media dalam proses belajar mengajar
1.      Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu
2.       Penggunaan media merupakan bagian yang terintegral dari keseluruhgan situasi mengajar
3.      Media dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan fungsi
4.      Penggunaan media dalam pembelajaran bukan hanya sebagai alat hiburan, media digunakan
untuk melengkapi proses belajar
5.      Penggunaan Media dalam pembelajaran membantu untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian dan pemahaman dari penjelasan
yang diberikan guru
6.      Penggunaan media diutamakan untuk meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar
C.  Macam-Macam Media
Media dalam proses belajar dibedakan menjadi alat peraga dua dan tiga dimensi serta alat
peraga yang diproyeksi.
1.      Alat peraga dua dan tiga dimensi
a.       Baga
b.      Grafik
c.       Poster
d.      Gambar
e.       Peta datar
f.       Peta timbul
2.      Media yang diproyeksi
a.       Film
b.      Slide dan Filmstrip

D.    Penerapan Media Pembelajaran


Prinsip-prinsip penggunaan media menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan
media, meliputi:
1.      Prinsip-prinsip penggunaan media
2.      Persiapan guru
3.      Persiapan kelas
4.      Langkah penyajian pelajaran dan media
5.      Langkah kegiatan belajar
6.      Langkah kegiatan evaluasi pelajaran dan media

BAB VII : Pengelolaan Proses Pembelajaran


A.      Perencanaan Pembelajaran
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran karena
tikiam uamg domokegiatan yang direncanakan dengan matang akan lebih terarah dan tujuan
yang diinginkan lebih mudah tercapai.
Rencana pembelajaran dibuat oleh guru untuk setiap kali pertemuan atau bisa juga untuk
4 atau 5 kali pertemuan sekaligus. Dalam membuat rencana pembelajaran harus memuat lima
unsure.
1.      Tujuan instruksional
2.      Bahan pembelajaran
3.      Kegiatan belajar
4.      Metode dan alat bantu
5.      Evaluasi/penilaian
B.  Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar
di sekolah yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan.
Tahap yang harus ditempuh oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah:
1.      Tahap Pra Instruksional, tahap yang ditempuh saat memulai proses pembelajran
2.      Tahap Instruksional atau tahap pemberian bahan pelajaran
3.      Tahap evaluasi, tahap ini bertujuan untuk engetahui keberhasilan tahap instruksional

C.  Strategi Pembelajaran Aktif


Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara
aktif. Menurut Hisyam Zaini dkk Strategi Pembelajaran aktif antara lain:
1.      Critical Incident (Pengalaman Penting)
2.      Prediction Guide (Tebak Pelajaran)
3.      Group Resume (Resume Kelompok)
4.      Assesment Search (Menilai Kelas)
5.      Questions Student Have (Pertanyaan dari Siswa)
6.      Active Knowledge Sharing (Saling tukar pengetahuan)
7.      Listening Teams (Team pendengar)
8.      Synergetic Teaching (Pengajaran sinergis)
9.      Active Debate (Debat aktif)
10.  Card Sort (Sortir Kartu)
11.  Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)
12.  Everyone is A Teacher (Setiap orang adalah guru)
BAB VIII : Evaluasi Pembelajaran
A.  Pengertian, Kedudukan, dan Syarat-Syarat Umum Evaluasi
1.   Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu berdasarlam lroteroa
tertentu melalui penilaian.
Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan
pembelajaran.

2.   Syarat-Syarat Umum Evaluasi


Syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses
pendidikan adalah.
a.       Kesahihan (Validitas)
b.      Keterandalan
c.       Kepraktisan

B.  Fungsi Evaluasi Hasil Belajar


Fungsi kegiatan evaluasi hasil belajar adalah
1.      Untuk diagnostic dan pengembangan
2.      Seleksi
3.      Kenaikan kelas
4.      Penempatan

C.  Teknik-Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi digunakan untuk menilai siswa yang lulus dan bekerja atau menempati
pekerjaan tertentu untuk itu diperlukan data pada waktu yang bersangkutan masih di bangku
lembagap endidikan dan data setelah ia bekerja.
Teknik pengukuran dalam konteks latihan meliputi:
1.      Teknik Pengukuran Langsung
2.      Pengukuran dampak secara tak langsung
3.      Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua
4.      Teknik mengukur reaksi dalam jangka panjang
Pengukuran secara langsung tentang permintaan pada pendidikan dan kuesioner serta
wawancara.
1.      Teknik-teknik evaluasi akhir pengajaran
2.      Teknik evaluasi keterampilan reproduksi
3.      Teknik keterampilan produktif
4.      Teknik menilai pengetahuan

BAB IX : Pembelajaran Modul


Model pembelajaran modul merupakan salah satu metode yang baru yang membuka
kemungkinan memberikan pengajaran kepada sejumlah besar siswa dan memberi kesempatan
bagi pengajaran individu

A.  Pengertian dan Tujuan Pembelajaran


1.   Pengertian
Modul adalah unit lengkap yang terdiri dari rangkaian kegiatna belajar yang disusun
untuk memmbantu siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

2.   Tujuan Pembelajaran Modul


Sistem pembelajaran modul dipandang lebih efektif karena pembelajaran modul
merupakan salah satu bentuk pembelajaran mandiri yang dapat membimbing siswa untuk belajar
sendiri mengenai materi pelajaran tanpa adanya campur tangan guru. Tujuan dari pembelajaran
modul adalah:
a.       Siswa dapat belajar sesuai dengan cara masing-masing
b.      Siswa mempunyai kesempatan belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing
c.       Siswa dapat memilih topic pelajaran yang diminati
d.      Siswa diberi kesempatan untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya
B.  Langkah-Langkah Penyusunan Modul
Langkah dalam penyusunan modul adalah:
1.      Merumuskan tujuan secara jelas dan spesifik
2.      Urutan tujuan-tujan menentukan langkah diikuti dalam modul
3.      Teks diagnotik untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa
4.      Menyusun alasan pentingnya modul bagi siswa
5.      Kegiatan belajar direncanakan untuk membantu siswa
6.      Menyusun post-test untuk mengukur hasil belajar
7.      Menyiapkan sumber bacaan yang dibutuhkan siswa

C.  Prinsip Pembelajaran Modul


Pembelajaran modul memiliki karakteristik tersendiri yang luas dan berebda dengan
pembelajaran individual, yaitu:
1.      Prinsip fleksibilitas
2.      Prinsip feedback
3.      Prinsip penguasaan tungtas
4.      Prinsip remedial
5.      Prinsip motivasi
6.      Prinsip pengayaan

BAB X : Pembelajaran Micro Teaching


A.  Pengertian, Tujuan, Dan Penggunaan Micro Teaching
1.   Pengertian
Micro Teaching adalah kegiatan mengajar yang dilakukan dengan cara menyederhanakan
atau segalanya dikecilkan. Dengan memperkecil jumlah murid, menyingkat waktu,
mempersempit sasaran dan mebatasi keterampilan, maka perhatian dapat sepenuhnya dilakukan
untuk pembinaan dan penyempurnaan keterampilan khusus yang dipelajari.
Unsur-unsur penting dalam micro teaching:
  Tujuan dan sasaran keterampilan
   Struktur dan Organisasi
  Perencanaan dan Jadwal
  Pembinaan
  Feedback
  Siswa
  Saran kegiatan

2.   Tujuan Micro Teaching


Tujuan umum micro taching adalah mempersiapkam mahasiswa calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar spepenuhnya di muka kelas dengan memiliki pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru professional.

3.   Penggunaan Micro teaching


Micro teaching dapat digunakan dalam :
a.       Latihan pre service
b.      Latihan in service
c.       Latihan bagi kelompok perdamaian
d.      Latihan bagi guru-guru/dosen perguruan tinggi
e.       Penyulihan Mikro
f.       Latihan bagi supervisor
g.       Pembelajaran mikro

4.   Pola dasar operasional


Pola ini berdasarkan prinsip :
  Prinsip efisiensi
  Prinsip koordinasi
  prinsip kooperasi/komunikasi
  Prinsip prioritas

5.   Pola organisasi
Organisasi yang baik dengan susunan personal serta tata kerja yang tepat akan ikut
menentukan berhasilnya kegiatan micro teaching. Organisasi micro teaching merupakan satuan
kerja yang terdiri dari:
a.       Pimpinan
b.      Sekretaris
c.       Biro pelaksanaan program
d.      Staf ahli teknis
e.       Staf ahli penelitian
f.       Dewan yang terdiri
g.      Mahasiswa sebagai subyek micro teaching

6.   Pola Sarana
Pola ini disesuaikan dengan fasilitas yang ada
  Tanpa menggunakan alat
  Menggunakan alat
  Tape recorder
  VTR (Vidio Tape Recorder)

7.   Pola Pembiayaan
Kategori pembiayaan
a.       Pembiayaan minimal
b.      Pembiayaan menggunaan Video Tape Recorder

B. Program Pendidikan dan Pengajaran dalam Micro Teaching


1.      Tujuan Operasional Micro Teaching
a.       Mengembangkan kemampuan diri
b.      Memungkinkan adanya perbaikan
c.       Menanamkan rasa percaya diri
d.      Mengembangkan sikap kritis
e.       Menanamkan kesadaran akan nilai keterampilan
f.       Menyiapkan bekal mahasiswa dalam menghadapi praktek keguruan
g.      Mengenal kelemahan dan kekeliruan dalam penampilan keterampian
h.      Memungkinkan melihat model cara mengajar
i.        Memungkinkan banyak orang yang dapat mengikuti proses mengajar
j.        Merupakan medan baru untuk mencoba system atau metode baru
k.      Memberi kesempatan pendekatan analitis mengenaik eterampilan dan strategi mengajar

2.      Materi kegiatan


Materi kegiatan yang dimaksud adalah keterampilan yang akan dilatih dalam micro teaching :
a.       Keterampilan member motivasi
b.      Keterampilan presentasi dan komunikasi
c.       Keterampilan mengemukakan pertanyaan
d.      Keterampilan memimpin
e.       Mengembangkan kegiatan berpikir murid
f.       Keterampilan mengadakan evaluasi

3.      Prosedur Micro Taching


a.       Diskusi dan analisa macam-macam keterampilan
b.      Model
c.       Tugas untuk micro taching dan penyusunan persiapan
d.      Praktek micro teaching
e.       Feedback
f.       Mengubah/memperbaiki persiapan mengajar
g.      Praktek micro teaching ulang
h.      Observasi dan pencatatan dilakukan lagi
i.        Menyoroti perbaikan yang telah dicapai calon guru

B.     Langkah-Langkah Pembelajaran Micro Teaching


1.      Pengenalan
2.      Penyajian model
3.      Persiapan
4.      Praktek pengajaran
5.      Diskusi
C.      Evaluasi dalam Micro Teaching
Dalam micro teaching evaluasi dibagi atas:
1.      Siapa yang menilai
2.      Apa yang dinilai
3.      Guna penilaian
4.       Contoh format penilaian

D.    Umpan Balik


1.      Maksud dari Umpan Balik
Umpan Balik adalah data ntuk feedback yang didiskusikan, dilihat, kembali keterampilan
dalam micro teaching.
2.      Pelaksanaan Umpan Balik
Pelaksanaan feedback dilakukan setelah micro teaching dan murid-murid yang dipinjam
kembali ke kelasnya
3.   Guna Feedback
Feedback berguna untuk:
a.       Mengaktifkan seluruh orang yang tersangkut dalam micro teaching
b.      Merupakan arena yang memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat
c.       Ksempatan mengenali diri
d.      Mengetahui kelemahan sendiri
e.       Mempunyai sikap terbuka
f.       Mengembangkan rasa percaya diri
g.      Merupakan usaha bersama
h.      Untuk menyempurnakan keterampilan guru
i.        Dapat dijadikan bahan penelitian/riset praktek

E.     Persiapan Micro teaching


1.      Waktu bila mana diadakan micro teaching
2.      Tempat dilakukan micro teaching
3.      Orang-orang dalam micro teaching
4.      Pola micro teaching
5.      Rencana kegiatan dan prosedur kegiatan
6.      Sarana dan prasarana
7.      Follow Up

F.     Penyelenggaraan Micro Teaching


1.      Penyelenggaraan di pusat micro teaching di kampus
2.      Penyelenggaraan di pusat micro teaching di sekolah

 BUKU 2

Judul buku : MICROTEACHING ( Teori & Praktik Pengajaran yang Efektif & Kreatif )

Penulis : Barnawi dan M. Arifin

 Editor : Andin

Proofreader : M. Faiz

Desain cover : Anto

Desai nisi : Amin

Penerbit :AR-RUZZ MEDIA

 ISBN : 978-602-313-037-5 Cetakan 1, 2015

Didistribusikan oleh : AR-RUZZ MEDIA

Telp./Fax. : (0274) 4332044

E-mail : marketingarruzz@yahoo.co.id

 
BAB I
KONSEP DASAR MICROTEACHING

A.Pengertian Microteaching

Microteaching berasal dari dua kata, micro dan teaching. Micro berarti kecil, terbatas, sempit,
dan sedikit. Teaching berarti mengajar. Dengan demikian, microteaching adalah kegiatan
mengajar dengan segala aspek pengajarannya di perkecil atau disederhanakan sehingga tidak
serumit kegiatan mengajar biasa.
Dari pandangan beberapa ahli juga dapat disimpulkan bahwa microteaching dapat diartikan
sebagai model pelatihan guru/calon guru untuk menguasai keterampilan mengajar tertentu
melalui proses pengajaran yang sederhana.

B.Karakteristik Microteaching

1. Microteaching is real teaching

2. Microteaching lessons the complexities of normal classroom teaching

3. Microteaching focuses on training for the accomplishment of specific tasks

4. Microteaching allows for the increased control of practice

5. Microteaching greatly expands the normal knowledge of results or feedback dimension


in teaching

C.Fungsi Microteaching

 Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar

 Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun ke


lapangan
 Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam
keterampilan dasar mengajar

D.Tujuan Microteaching

Tujuan utama microteaching ialah untuk membekali dan/atau meningkatkan performance calon
guru dalam mengadakan kegiatan belajar mengajar melalui pelatihan keterampilan mengajar.

E.Manfaat Microteaching

1. Menyelesaikan masalah yang dihadapi pelaksana program persiapan guru

2. Menghemat waktu dan tenaga

3. Melatih guru dengan sejumlah keterampilan mengajar yang penting

4. Melatih guru menyusun dan mempersiapkan materi pelajaran

5. Menyediakan waktu bagi guru yang berlatih untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihannya dari aspek keilmuan, amaliah, dan seni

6. Memberikan kesempatan bagi guru untuk bertukar peran antara mereka dan
mengidentifikasikan masalah-masalah pengajaran dari jarak dekat

7. Mengorelasikan antara teori dan aplikasi

F.Asas dan Prinsip Microteaching

1. Kerja sama

2. Sinergi

3. Integritas Ilmiah

4. Inovasi
5. Akuntanbilitas

BAB II : PELAKSANAAN MICRO TEACHING

A.Aspek-Aspek yang Dimikrokan

Meliputi :

1. Materi ajar

2. Waktu Mengajar

3. Jumlah siswa

4. Jumlah keterampilan

B.Komponen Microteaching

 Teacher trainee

 Observer

 Student

 Supervisor

C. Prasyarat Pelaksana Microteaching

Prasyarat yang utama yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksaan microteaching adalah
laboratorium. Laboratorium sangat penting sebagai tempat percobaan, pelatihan, dan penilaian
ilmiah. Selain itu, prasyarat yang lain adalah ruang observasi, ruang operator, dan ruang
proyeksi.

D.Fase Pelaksanaan Microteaching


(1) Fase akuisisi pengetahuan;

(2) fase akuisisi keterampilan;

(3) fase transfer

E.Model Pelaksanaan LCMT

LCMT merupakan singkatan dari learner-centered micro teaching. Model LCMT adalah model
pelaksanaan microteaching yang berpusat pada pembelajar. Model ini menghendaki
microteaching melibatkan peran aktif teacher trainee mulai dari proses berpikir, membuat
keputusan, melakukan aktivitas, sampai dengan evaluasi mengajar.

BAB III : SIKLUS MICROTEACHING

 Meliputi :

PLAN->TEACH->FEEDBACK->RE-PLAN->RE-TEACH->RE-FEEDBACK

BAB IV : PENILAIAN MICROTEACHING

A.Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan


data tentang proses dan hasil prestasi belajar.

B.Tujuan Penilaian Microteaching

1. Menentukan tingkat pencapaian kemampuan dasar

2. Menilai peningkatan dan perkembangan kemampuan siswa

3. Mendiagnosis kesuitan belajar


4. Mendorong mahasiswa belajar mengembangkan rencana pembelajaran

5. Mendorong dosen agar lebih meningkatkan pembimbing yang baik

6. Memberikan informasi kepada UPPL seabagai masukan dalam menentukan kebijakan


pelaksanaan praktik mengajar mikri di sekolah/lembaga

C. Prinsip Penilaian Microteaching

 Valid dan reliable

 Objektif

 Adil

 Terbuka

 Bermakna

 Edukatif

 Berkesinambungan

D.Komponen dan Teknik Penilaian

- Komponennya meliputi : orientasi dan observasi, rencana pembelajaran, dan praktik


microteaching
- Tekniknya meliputi : teknik tes dan teknik notes

BAB V : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Keterampilan dasar mengajar antara lain :

1. Membuka dan menutup pelajaran


2. Menjelaskan

3. Mengadakan variasi

4. Memberikan penguatan

5. Bertanya

6. Mengelola kelas

7. Mengajar kelompok kecil dan perorangan

8. Membimbing diskusi kelompok kecil

BAB VI : PENGELOLAAN BELAJAR DALAN MACROTEACHING

A.Pesan Guru dalam Pengajaran

 Guru sebagai demonstrator

 Guru sebagai fasilitator

 Guru sebagai motivator

 Guru sebagai pemacu belajar

 Guru sebagai perekayasa pembelajaran

 Guru sebagai pemberi insprasi

B.Pengelolaan Siswa

1. Mengenal keragaman karakteristik siswa yang meliputi: kecakapan siswa, gaya belajar,
dan kepribadian siswa
2. Belajar secara klasikal, kelompok, dan individual

3. Mengaktifkan siswa

C.Pengelolaan Bahan atau Materi Ajar

Diperlukan silabus yang dikembangkan berdasarkan prinsip: ilmiah, relevan, sistematis,


konsisten, memadai, actual dan kontekstual, fleksivel dan menyeluruh

D.Pengelolaan Fasilitas Belajar

Terbagi atas: Fasilitas belajar indoor dan Fasilitas belajar outdoor

E.Pengelolaan Waktu Belajar

Pengelolaan waktu mengajar harus dikaitkan dengan banyaknya kompetensi yang harus dikuasai
siswa dan kerumitan kemampuan siswa yang akan dikembangkan. Pengelolaan waktu belajar
dirancangdalam bentuk kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu
pembelajaran selama satu tahun pelajaran.

F.Keterampilan Mengajar dalam Macroteaching

(1) Behavior-modification approach;

(2) Socio-emotional climate approach;

(3) Group processes approach.


KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

A. Kelemahan
Pada buku karangan Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd kajian konsep kata dan kalimat yang di
sajikannya masih ada yang kurang di pahami saat di baca. Hampir persamaan yang di ulang-
ulang dan katanya sangat baku.

B.Kelebihan
Dalam buku karangan Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd ini materi yang di sediakan cukup luas
dan terdapat konsep-konsep dan kata kata kunci di setiap materinya yang di bahas. Buku ini juga
mengupas tuntas semuanya dan juga membahas semuanya satu persatu sehingga pembaca dapat
memilah-milah satu persatu dari materi tersebut.
Sampul /cover yang di gunakan pada buku ini kelihatan simple tetapi tetap menarik dan
sederhana. Buku ini cocok di gunakan untuk para mahasiswa sebagai panduan dan pedoman
untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi tentang strategi belajar mengajar dan micro
teaching dan bisa juga menjadi referensi untuk melanjutkan perkulihan di semester berikutnya.
Dalam buku ini dijelaskan banyak hal-hal yang menyangkut bagaimana strategi belajar mengajar
yang dapat digunakan dalam acuan untuk merencanakan sebuah proses pembelajaran. Buku
dilengkapi pula dengan metode pembelajaran, media pembelajaran, keterampilan dasar mengajar
dan evaluasi pembelajaran. Sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu system
pembelajaran. Dan dapat diperbaiki dimana letak kesalahan yang  dilakukan apabila output tidak
sesuai dengan yang direncanakan.
          Menurut pendapat saya buku ini sudah cukup memberikan kepuasan kepada seseorang
yang akan membuat  suatu perencanaan pengajaran dan pembelajaran. Namun sedikit lagi harus
dilengkapi dengan contoh yang jelas bagaimana perencanaan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode pendekatan system.
MENGKRITIK ISI BUKU

Kritikan isi buku strategi belajar mengajar yaitu :


  Sampul /cover yang di gunakan pada buku ini kelihatan simple tetapi tetap menarik dan
sederhana. Buku ini cocok di gunakan untuk para mahasiswa sebagai panduan dan pedoman
untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi tentang strategi belajar mengajar dan micro
teaching dan bisa juga menjadi referensi untuk melanjutkan perkulihan di semester berikutnya.
Dalam buku ini dijelaskan banyak hal-hal yang menyangkut bagaimana strategi belajar mengajar
yang dapat digunakan dalam acuan untuk merencanakan sebuah proses pembelajaran. Buku
dilengkapi pula dengan metode pembelajaran, media pembelajaran, keterampilan dasar mengajar
dan evaluasi pembelajaran. Sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu system
pembelajaran. Dan dapat diperbaiki dimana letak kesalahan yang  dilakukan apabila output tidak
sesuai dengan yang direncanakan.
  Dalam buku karangan Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd ini materi yang di sediakan cukup luas
dan terdapat konsep-konsep dan kata kata kunci di setiap materinya yang di bahas. Buku
ini juga mengupas tuntas semuanya dan juga membahas semuanya satu persatu sehingga
pembaca dapat memilah-milah satu persatu dari materi tersebut.
  Menurut pendapat saya buku ini sudah cukup memberikan kepuasan kepada seseorang yang akan
membuat  suatu perencanaan pengajaran dan pembelajaran. Namun sedikit lagi harus dilengkapi
dengan contoh yang jelas bagaimana perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
metode pendekatan system.
  Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
  Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
  Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru,
seperti persiapan, pengetahuan,rasa percaya diri,semangat,antusiasme, motivasi, dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil. Oleh karena gaya
komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way
communication).  Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa dan ukuran kelas yang besar.
  Metode Pemberian Tugas dan Resitasi memiliki kekurangaan seperti seringkali anak didik
melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau
bersusah payah mengerjakan sendiri, Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa
pengawasan; dan  Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. Apabila tugas
ini selalu banyak atau terlalu berat, akan mengganggu keseimbangan mental anak. Dengan
memahami kelebihan dan kelemahan metode pemikiran tugas di atas, tentunya akan menunjang
pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan. Sebaliknya manakala guru tidak
mengetahui kelebihan dan kekurangan satu metode mengajar. Maka akan menemui kesulitan
dalam memberikan bahan pelajaran kepada siswa. Ini berarti guru tersebut gagal melaksanakan
tugasnya mengajarnya di depan kelas.
  Mengingat pentingnya metode pemberian tugas dalam proses belajar, maka seorang pendidik
harus memberikan petunjuk dan penekanan khusus yang berkaitan dengan jenis dan metode
pemberian tugas kepada siswa. Kesemuanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang
lebih baik. Tugas yang akan  dilakukan siswa harus jelas. Ini berarti bahwa guru, dalam
memberikan tugas, harus menjelaskan aspek – aspek yang perlu dipelajari siswa, agar siswa
tidak merasa bingung apa yang harus dipentingkan jika aspek-aspek yang diperhatikan sudah
jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang
dipentingkan itu.
  Dalam dunia pendidikan metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama
mengerjakan tugas. Dari proses seperti itu, siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih
terintegrasi akibat pendalaman dan pengalaman siswa yang berbeda-beda pada saat menghadapi
masalah atau situasi yang baru. Disamping itu, siswa juga dididik untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, aktivitas dan rasa tanggung jawab serta kemampuan siswa untuk
memanfaatkan waktu belajar secara efektif dengan mengisi kegiatan yang berguna dan
konstruktif.

Anda mungkin juga menyukai