Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. MANAJEMEN BERBASIS


SEKOLAH
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Skor Nilai :

Manajemen Pendidikan Masa Kini, The Handbook of Education


Management
(Muhammad Arifin, M.Pd dan Dr. Elfianto, M.Pd – 2017, Dr. Imam Machali, M.Pd dan Dr. Ara
Hidayat M.Pd - 2018)

Nama : Tri Abdi Mardinawan


NIM : 1193311129
Kelas : PGSD J 2019
Dosen Pengampu : Dra. Sorta Simanjuntak MS
Mata Kuliah : Manajemen Berbasis Sekolah

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya ucapkan
puji atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah“Manajemen Berbasis Sekolah” yang berjudul “Critical Book
Review” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa rahmat bagi alam semesta, dan semoga kita mendapatkan syafaatnya di
akhir kelak, Amin.
Dalam penyusunan makalah CBR ini, saya susun dengan semaksimal mungkin, dengan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan mengambil sumber dari buku “Manajemen
Pendidikan Masa Kini dan The Handbook of Education Management”.
Penyusun berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu dalam
penulisan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena
keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh sebab itu, penulis mengharapakan saran dan
kritik yang positif yang dapat membangun dari semua pihak agar makalah CBR ini menjadi lebih
baik dan berguna bagi masa mendatang.
Akhir kata, saya berharap mudah-mudahan dalam memenuhi tujuan dari penulisan
makalah CBR ini, penyusun dapat mencapat tujuannya serta dapat bermanfaat bagi kita semua
yang membaca. Amin, InsyaAllah.
                                                                                                

Medan, September 2021

Tri Abdi Mardinawan


1193311129
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I  PENDAHULUAN.................................................................................................

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR..............................................................................

B. Tujuan Penulisan CBR..........................................................................................

C. Manfaat CBR..........................................................................................................

D. Identitas Buku Yang Direview:.............................................................................

BAB II.................................................................................................................................

RINGKASAN ISI BUKU..................................................................................................

BAB III...............................................................................................................................

PEMBAHASAN.................................................................................................................

BAB IV...............................................................................................................................

PENUTUP..........................................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran......................................................................................................................

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….......
BAB I 
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi informasi yang
terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi. Selain itu, salah satu faktor yang melatar belakangi penulis
mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan CBR


Critical Book Review ini bertujuan :
Mengulas isi sebuah buku.
Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
bab dari buku.
Penting nya buku terhadap perkembangan zaman

C. Manfaat CBR
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
Untuk menambah pengetahuan para pembaca
Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
Menambah wawasan penulis
Melatih penulis berpikir kritis
Mengetahui penting nya buku terhadap perkembangan zaman
D. IDENTITAS BUKU YANG DI-REVIEW
Buku Utama
1. Judul                    : Manajemen Pendidikan Masa Kini
2. Edisi                     : Pertama
3.  Pengarang             : Muhammad Arifin, M. Pd dan Dr. Elfianto M.Pd
4.  Penerbit                : UMSU Press
5. Kota Terbit           : Medan
6. Tahun Terbit         : 2017
7. ISSBN                  : 978-602-6997-69-2

Buku Pembanding
1. Judul                    : The Handbook of Education Management
2. Edisi                     : Kedua
3. Pengarang             : Dr. Imam Machali, M.Pd dan Dr. Ara Hidayat, M.Pd
4. Penerbit                : Prenadamedia Group
5. Terbit            : Jakarta
6. Tahun Terbit         : 2018
7. ISSBN                  : 978-602-422-301-4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku Utama
BAB I
MANAJEMEN DAN DEFINISI MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Pengertian Manajemen

 James A.F Stoner menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
(Arifin dan Elfianto, 2017:1)
Menurut Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dari definisi di atas, manajemen secara luas meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pengendalian, evaluasi sumber daya oraganisasi untuk mencapai
tujuan efektif dan efisien dalam arti luas.

B. Fungsi-Fungsi Manajemen

Banyak ahli yang membuat definisi manajemen berbeda-beda. Kemungkinan para ahli
tersebut membuat definisi berdasarkan pada sudut pandang masing-masing. Perbedaan sudut
pandangan ini tidak saja menyangkut pengertian manajemen, tetapi memperlihatkan pada
gagasan, pandangan yang digunakan untuk melihat manjemen dari aspek-aspek tertentu
sesuai dengan kegunaan. Apalagi dalam membahas fungsi, ruang lingkung, pola, metode dan
aktivitas. (Onisimus Amtu, 2011). Fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli bisa dilihat
pada tabel di bawah ini.
No Nama Tokoh Fungsi Manajemen
1. Henry Fayol Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controlling.
2. George R Terry (1990) Planning, Organizing, Controlling, Activating
3. H. Kontz dan O’Donnel Planning, Organizing, Staffing, Cntrolling,
(1991) Directing
4. Dalton EMC Farland Planning, Organizing, Controlling
(1990)
5. Joh Robert B, PhD Planning, Organizing, Commanding, Controlling
6. William Spriegel Planning, Organizing, Controlling
7. James AF Stoner Planning, Organizing, Leading, Controlling
Melihat tabel fungsi manajemen tersebut, sangat jelas bahwa fungsi-fungsi manajemen
dijabarkan berdasarkan kebutuhan sutu organisasi atau lembaga. Semakin besar sebuah
organisasi atau lembaga, semakin banyak pula fungsi-fungsi manajemen yang akan diterapkan.

C. Pengertian Administrasi

Istilah administrasi berasal dari kata administratie (bahasa Belanda) yang berarti perintah


atau pemerintahan di suatu negara termasuk badan-badan pemerintah lainnya dalam negara
tersebut. Administrasi adalah proses-proses teratur dalam menjalankan setiap program untuk
mencapai tujuan bersama. Berikut ini persamaan dan perbedaan antara administrasi dengan
manajemen.
PERSAMAAN
Administrasi Manajemen
         Memerlukan kerjasama
         Tujuan organisasi ditentukan secara rasional
         Administrator dan pengelola tidak menjalankan sendiri kegiatan operasional

PERBEDAAN
Administrasi Manajemen
Fungsi : Menentukan tujuan dan Fungsi : Merencanakan,
menetapkan kebijakan umum guna menyelenggarakan, menilai kegiatan
mencapai tujuan. Fungsi administrasi dalam mencapai tujuan organisasi.
bersifat menyeluruh dan berlaku untuk Fungsi manajemen dibatasi dalam suatu
semua orang. organisasi atau lembaga.
D. Definisi Pendidikan
Ditinjau dari sudut pandang hukum, pendidikan memiliki definisi sesuai yang
terkandung dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas). Pada pasal ayat (1) dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

E. Definisi Manajemen Pendidikan

Manajemenn pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Husaini Usman, 2013).

F. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Menurut Husaini Usman (2011), substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan
sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen adalah:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengendalian meliputi pemantauan, penialian dan pelaporan.

G. Tanggungjawab dan Keterampilan Manajerial

Tanggungjawab meterial memiliki tingkatan masing-masing sesuai dengan level yang


diemban. Adapun level manajerial sebagai berikut:
1. Top Manager, bertanggungjawab terhadap atasab langsung atau pemilik
perusahaan. Keterampilan yang harus dimiliki yakni konseptual 40%, sosial 50%
dan operasional 10%. Artinya seorang top manajer lebih banyak bekerja
menggunakan otak maupun membangun konsep lembaga yang dipikirkan.
2. Middle Manager, seorang middle manajer akan bertanggungjawab kepada top
manajer. Keterampilan yang dimiliki 25% konseptual, 50% keterampilan sosial dan
25% operasional. Artinya middle manajer harus memiliki keterampilan konseptual
memikirkan bagaimana sebuah lembaga ke depannya.
3. Low Manager, tanggungjawab seorang low manager yakni kepada middle manager.
Keterampilan low manager yakni keterampilam operasional 40%, konseptual 40%
dan sosial 50%.

H. Teknik-Teknik Manajemen Pendidikan

Keberhasilan pelaksanaan manajemen pendidikan bisa tergantung pada teknik


manajemen itu dilaksanakan. Secara umum, teknik manajemen pendidikan  di sekolah
dibedakan menjadi dua macam, yaitu teknik manajemen bersifat konvensional dan bersifat
modern. (Sulthon Mashyud, 2014) Menurut Sulthon Mashyus, teknik manajemen
konvvensional banyak menekankn kepada aspek mekanisme dan dekat sekali pada rasa dan
hubungan kemanusiaan.

I. Efektif dan Efisien dalam Manajemen

Efektif (hasil guna) adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan (outcomes) dengan


cara melakukan pekerjaan yang benar. Efektif jug berarti mampu mencapai tujuan dengan
baik. Sedangkan efisien (daya guna) adalah proses 7M+1H dengan cara melakukan pekerjaan
dengan benar(Husaini Usman, 2011).
Jika sesuatu sudah efektif dan efisien, maka disebut produktif. Suatu lembaga pendidikan
dinyatakan produktif jika memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Pelayanan administrasi memuaskan
2. Pelayanan edukatif mampu mengukap sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
bermaknaatau signifikan bagi peserta didik
3. Biaya sekolah relatif memadai dengan mutu pelayanan, lulusannya cepat diterima di
tempat kerja, gajinya cepat mengembalikan modal selama sekolah dan menduduki posisi
penting di tempat kerja maupun masyarakat (Husaini Usman, 2011).

BAB II
MANAJEMEN PESERTA DIDIK
A. Pengertian manajemen peserta didik

Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan


denganpeserta didik mulai dari masuk sampai kelurnya peserta didik tersebut dari sekolah.
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan
diri seoptimal mungkin baik yang berkenaan dengan segi- segiindividulnya, segi sosial,
aspirasi kebutuhan dan segi-segi potensi siswa lainnya.
B. Penerimaan Siswa Baru ( PSB) dan Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB )

Pengelolaan memenuhi kebutuhan siswa mengalami evolusi dari tahun ke tahun.


Awalnya disebut PSB, selanjutnya kini menjadi PPDB. Mekanismenya tentunya juga
berbeda sesuai dengan tuntunan zaman. Sistem PSB tentunya berdasarkan Nilai Ebtanas
Murni (NEM) atau Nilai Ujian (UN). Sistem pendaftarannya juga menggunakan rayonisasi.
Maka sekolah- sekolah yang memiliki satu rayon boleh mendaftarkan ke sekolah tersebut.
Saat itu, tidak ada sistem test atau penelusuran minat dan bakat. Peserta didik hanya
mendaftar dan memenuhi segala persyaratan dan selanjutnya menunggu pengumuman.
Namun, seiring dengan perkembangan, rekrutmen peserta didik di lembaga pendidikan
mengalami perubahan. Kini disebut PPDB. Mekanismenya pun jauh berubah dibandingkan
tahun 1990-an. Bahkan, saat ini PPDB dilakukan dengan sistem online.
Manfaat yang sangat dirasakan setelah dilakukan PPDB online ini yakni: peserta didik
dapat terus memantau mencek daftar rangking sehingga bisa mengetahui diterima atau tidak
di sekolah yang dituju tersebut. Bagi calon murid yang memiliki nilai rendah tentunya bisa
terus memantu nilai terendah di sekolah yang ingin di tuju. Jika nilai cukup di akhir- akhir
batas pendaftaran bisa melakukan pendaftaran, jika tidak bisa memilih sekolah  lain yang
nilainya lebih rendah.
  
C. Jalur Siluman

Setiap tahun ajaran baru ada, PPDB selalu diramaikan dengan berita- berita tentang jalur
siluman atau masuk tanpa jalur resmi. Laporan terkait ditemukansiswa siluman juga diterima
Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara. Salah satuny ditemukan penggelembungan
siswa baru yang kuota yang ditetapkan.
Di jalur ini siswa tidak lulus berdasarkan niali SKHUN bisa mengikuti test. Pelaksanaan
yang tidak transparan biasanya menjadi “ pintu masuk ”. harganya pun sangat bervariatif
mulai dari Rp. 3 jutaan hingga Rp 15 juta. Patokan harga ditentunya berdasatrkan sekolah
favorit atau tidak. Terkait adanya jalur siluman ini tentunya semua kalangan atau masyarakat
berharap agar dihentikan karena merusak dunia pendidikan.

D. Pembinaan Peserta Didik

Pembinaan yang dilakukan disekolah antara lain yakni dengan melaksanakan Masa
Orientasi Siwa ( MOS). MOS ini merupakan pintu grbang pertama kali bagi siswa baru untuk
mengenal lingkungan sekolah dari dekat. Tidak heran setiap MOS banyak sekali pernak-
pernik yang dibawa siswa baru tersebut.
Untuk mengenal hal tersebut MOS diisi pemateri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah dan guru. Para siswa baru diajak untuk berkeliling untuk melihat fasilitas yang
tersedia. Ada juga sekolah pada saat MOS memanfaatkan mengundang tamu lain di luar
sekolah. Seperti pihak kepolisian, Badan Narkotika Nasional (BNN), Dokter, ketua- ketua
organisasi kepemudaan atau lembaga resmi lainnya.

E. Mencari Kakak Kelas

Selama MOS ada kisah- kisah menarik yang tentunya tidak pernah dilupakan siswa baru.
Ada tradisi dari OSIS biasanya memerintahkan siswa baru untuk mencari nama dan meminta
tanda tangan kakak kelas. Biasanya mereka yang mencari kakak kelas mengaku kesulitan.
Alasannya yang dijumpai sedikit jual mahal. Biasanya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
para siswa baru agar bisa mendapatkan tanda tangan kakak kelas. Pesan yang tersirat dari
mencari kakak kelas selama MOS sebenarnya bagimana siswa baru tersebut mampu
membangun jaringan baru dalam kehidupan mereka.

F. Mengumpulkan biodata

Pengumpulan bodata sangat berguna bagi sekolah untuk melakukan pemetaan terhadap
pembinaan ke depannya khususnya kegiatan esktrakulikuler. Selain melakukan pengumpulan
biodata ini, biasanya setiap kali hendak melakukan pendaftaran, pengurus dari lembaga-
lembaga intra sekolah dan ekstra juga mendatangani ke kelas masing-masing atau menyebar
brosur dan pengumuman
.
G. Mencatat Siswa dalam Buku induk

Buku induk sesuatu yang sangat berguna karena berisi tentang catatan lengkap tentang
diri siswa dan keluarganya dilengkapi pas foto siswa tersebut. Segala catatan di buku induk
bisa menjadi arsip bagi sekolah ketika terjadi sesuatu. Catatan tentang diri siswa bisa
diperoleh melalui pengumpulan biodata atau informsi lain. Manfaat buku induk  salah
satunya untuk menjawab segala permasalahan yang terjadi yaitu  untuk meminimalisir ijazah
palsu.

H. Pembinaan Disiplin

Banyak cara dilakukan sekolah agar para siswa mereka disiplin. Salah satunya membuat
tata tertib dan peraturan  berupa buku saku. Sehingga kapan saja dan dimana saja bisa dibaca.
Sehingga siswa akan selalu mematuhinya. Manfaat dibuat tata tertib adalah untuk
meminimalisir terjadi pelanggaran-pelanggaran atau tindakan menyimpang dari siswa
tersebut.

I. Promosi dan Mutasi Siswa


Promosi kenaikan kelas bisa dilakukan dua jalur. Ada melalui kelas reguler ada juga
melaui kelas ekselerasi. Promosi di kelas reguler biasanya dilakukan setiap tahun. Jika waktu
tempuh pendidikan tiga tahun, maka promosi dilakukan setiap tahun. Sedangkan jalur akselerasi
siswa memiliki kecerdasan diatas rata- rata hanya menempuh pendidikan dari tiga tahun menjadi
dua tahun. Mutasi adalah hak setiap siswa, maka sekolah harus memberikan peluang kepada
siswa untuk menggunakan haknya tersebut. Biasanya proses mutasi terjadi karena alasan tertentu
dan yang paling terbanyak ikut tugas orang tua atau malu tidak naik kelas.

J. Sekilas tentang Student Exchange

 Pre-departure Orientation (orientasi sebelum keberangkatan) : fase ini menekankan


informasi yang menyangkut tujuan keberangkatan, regulasi, dan achievement yang
diharapkan dari peserta student exchange.
 On Going Orientation (Orientasi saat pelaksanaan) : fase ini menyarankan setiap peserta
didik diyakinkan untuk menjaga diri mereka dengan penuh rasa tanggungjawab.
 Pos Arrival Orientation (Orientation setelah kepulangan) : fase ini merupakan tahap
terpenting. Jika siswa dibiarkan akan semakin parah, dengn muculnya kecenderungan
untuk membenci negerinya sendiri serta berujung pada kehilangan identitas dirinya.

BAB III
MANAJEMEN KURIKULUM DAN PENGAJARAN

A. Pengertian kurikulum
Kurikulum  adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seseorang siswa
dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Tujuan kurikulum harus mengenai rumusan tingkah laku, yang diharapkan dimiliki oleh siswa
setelah menerima program tersebut.

B. Fungsi kurikulum
Berikut ini merupakan tabel fungsi kurikulum
Bagi Guru Kurikulum berfungsi sebagi pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Bagi Kepala Sekolah Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervisi atau pengawasan.
Bagi Orang Tua Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajr dirumah.
Bagi Masyarakat  Kurikulum berfungsi sebagai pedoman
untuk  memberi bantuan bagi terselenggaranya
proses pendidikan di sekolah.
Bagi Siswa kurikulum  Kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.

Selanjutnya fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik ada enam fungsi.
1.     Fungsi penyesuaian (the Fungsi ini mengandung makana bawa kurikulum
adjustive or adaptive sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan
function) siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

2.     Fungsi integrasi (the  Fungsi ini mengandung makna kurikulum sebagai


integrating function) alat penidikan harus mampu menghasilkan pribadi-
pribadi yang utuh.
3.     Fungsi diferensial (the Fungsi ini mengandung makna kurikulum sebagai
differenting function) alat pendidikana harus mamapu memberikan
pelayanan terhadap individu siswa.
4.     Fungsi persiapan (the Fungsi persiapan mengandung makna kurikulum
prapaedutic function) sebagai alat pendidikan harus mampu
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke
jenjang pendidikan berikutnya.
5.     Fungsi pemilihan (the  Fungsi pemilihan ini mengandung makna kurikulum
selective function) sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih program–
program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
          Fungsi diagnotik ( the Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum
diagnotic function ) sebagai pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

C. Definisi dan ruang lingkup manajemen pendidikan


Menurut Suthon mashyud manajemen kurikulum diartikan sebagai segenap upaya
pengaturan dan pembinaan situasi belajar engajar di sekolah agar terjamin kelancaran, efektifitas
dan efisiensi kegiatan belajar mengajar serta dapat menghasilkan oupt sesuai dengan target yang
diharapkan.
Sulton masyud membagi 6 ruang lingkup kegiatan mnajemen kurikulum/ pengajaran di
sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan di
sekolah meliputi:
a. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas- tugas guru : tugas ini biasanya diikuti dengan
penyususnan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran pertahunannya dan persemester.
b. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas- tugas siswa : tugas ini berkaitan dengan tugas-
tugas siswa maka kepala sekolah harus memperhatikan secara serius dalam kegiatan
manajemen kurikulum di sekolah.
c. Kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar (PBM):
1. Penyusunan kalender pendidikan yaitu berisi tentang jumlah hari sekolah efektif dalam
satu tahun ajaran yang diberi ke dalam dua semester, hari- hari libur umum, hari- hari libur
khusus keagamaan dan hari libur lain- lain, serta hari- hari kegiatan khusus sekolah.
2. Penyusunan program tahunan dan program semester berdasarkan kalender pendidikan
yang telah disusun dan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3. Penyusunan jadwal pelajaran
4. Penyusunan silabus mata pelajaran selama 1 semester per mata pelajaran atau bidang studi
berdasarkan standar komptensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
5. Penyusunan Satuan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6. Pengisian daftar kemajuan belajar (jurnal) kelas
7. Penyusunan laporan kemajuan belajar siswa baik smesteran, tahunan atau laporan yang
bersifat khusus.
d. Kegiatan yang berhubungan dengan Ko-Kurikuler dan Ekstra Kurikuler : kegiatan ini
bersifat menunjang/memperdalam apa yang telah diajarkan melalui kegiatan intra
kurikuler. Kegiatan ko kurikuler biasanya dilakukan dalam bentuk pemberitan tugas-tugas
tertentu kepada siswa.
e. Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan UAS/UN : kegiatan akhir tahun untuk
ajaran untuk mengevaluasi kegiatan pengajaran selama siswa mengikuti pendidikan di
sekolah yang bersangkutan.
f. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas bimbingan dan penyuluhan: bantuan kepada
siswa agar dapat mencapai kemajuan yang optimal dalam proses perkembangan memiliki
peranan yang amat penting dalam membantu mengoptimalkan pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah.
A. Stuktur Kurikulum

Stuktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan atau jenjang pendidikan
2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh menguraikan stuktur kurikulum menjadi tiga:
a. Stuktur Kurikulum SD
b. Stuktur Kurikulum SMP
c. Stuktur Kurikulum SMA
B. Pengembangan Program Tahunan

Pengalokasikan waktu pada Program Tahunan ini ditetapkan besarannya secara global
pada setiap topik satuan bahasa sesuai cakupan lingkungan bahasa pada SK dan KD
berdasarkan kalender pendidikan dan jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran.
Langkah – langkah Penyusunan Prota:
a. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/ madrasah berdasarkan kebutuhan
tingkat satuan pendidikan.
b. Menandai hari – hari libur, permulaan tahun pelajaran minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif ( per minggu ). Hari- hari meliputi :
1. Jeda tengah semester
2. Jeda antarsemester
3. Libur akhir tahun pelajaran
4. Libur  keagamaan
5. Hari libur umum termasuk hari- hari besar nasional
6. Hari libur khusus
c.  Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester pada satu tahun dan
memasukkan dalam format matrik yang tersedia.

C. Pengembangan Program Semester

Program semester ( promes) merupakan salah satu bagian dari program pembelajaran
yang memuat alokasi waktu untuk setiap topik satuan bahasan pada setiap
semester.  Langkah – langkah penyusunan promes:
a. Memasukkan KD,topik dan subtopik bahasan dalam format program semester.
b. Menemukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu
untuk mata pelajaran PAI.
c. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhana bahasa atopik dan subtopik dengan
membubuhkan tanda ( check list) pada kolom minggu dan bulan.
d. Membuat catatan dan keterangan untul bagian- bagian yang membutuhkan penjelasan. 

BAB IV
MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

A.    Defenisi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan


Tenaga pendidik dan kependidikan menurut undang-undang sisdiknas pasal 1 ayat 5 dan
6. Ayat (5) “tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan di
angkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan”. Sedangkan ayat (6), “pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkalifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor,instruktur, fasilotator dan sebutan lain yang sesui dengan kekhususan, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.
Tenaga kependidikan yaitu menyangkut tenaga kependidikan guru (kepala sekolah, wakil
kepala sekolah,  guru, dan tenaga bimbingan dan penyuluhan sekolah)  dan non guru, termasuk
pegawai tata usaha sekolah dan segenap karyawan sekolah termasuk pesuruh sekolah, baik
tenaga tetap, maupun tidak tetap (honorer) Masyhud, dalam manajemen pendidikan masa kini
(2017:96).
Menurut Mulyasa dalam manajemen pendidikan masa kini (2017:97) manajemen tenaga
kependidikan (guru dan personel) ada tujuh komponen yaitu;
1. Perencanaan pegawai

Perencanaan pegawai meupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik


secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan rencana
personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang
pekerjaan dan tugas yang harus di lakukan dalam suatu organisasi. Perencanaan pegawai
bermanfaat untuk mengantisipasi terjadi kesalahan dalam penerimaan pegawai dan beban
kerja kedepannya.
2. Rekrutmen Pegawai  

Tujuan rekrutmen pegawai adalah menyediakan calon pegawai yang betul-betul baik dan
paling memenuhi kualifikasi untuk sebuah posisi. Ibrahim Bafadal dalam manajemen
pendidikan masa kini (2017:98) dalam memilih pegawai, jika berkaitan dengan fisik dicari
yang muda, tetapi jika berkaitan dengan pengembangan kepribadian den pengembangan
intelektual sebaiknya merekrut yang relatif tua dan berpengalaman.
3. Pembinaan dan pengembangan pegawai
Pembinaan hendaknya dilakukan dan berorientasi pada pencapaian standar minimal, yaitu
diarahkan untuk dapat melakukan pekerjaan/tugas sebaik mungkin dan menghindari
pelanggaran. Dalam pembinaan dan pengembangan pegawai, dalam suasana kerja sehari-
hari, para pegawai, dalam suasana kerja sehari-hari, para pegawai juga perlu diberi
kebebasan, tetapi tetap terkendali.
4. Promosi dan Mutasi

Promosi ( kenaikan pangkat) merupakan perubahan kedudukan yang bersifat vertikal,


sehingga berimplikasi pada wewenang, tanggung jawab, penghasilan. Sedangkan mutasi
adalah pemindahan pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lainnya. Pemindahan
ini lebih bersifat horizontal sehingga tidak berimplikasi pada penghasilan.
5. Pemberhentian pegawai

Mulyasa dalam manajemen pendidikan masa kini (2017: 100) menyatakan dalam


kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, sebab-sebab pemberhentian ini dapat
dikelompokkan kedalam tiga jenis :
 Pemberhentian atas permohonan sendiri
 Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah
 Pemberhentian sebab lain-lain.
6. Kompensasi

Kompensasi merupakan imbalan yang dapat berwujud dab tidak berwujud, berupa
finansial maupun non finansial. Misalnya gaji, tunjangan , fasilitas perumahan, intensif,
kendaraan dan lain-lain.  Terkait kompensasi memnag harus di berikan, seperti saat
memberikan promosi, harusnya dibarengi dengan kompensasi.
7. Penilaian pegawai

Penilaian didasarkan pada prestasi individu secara real tanpa ditambahi dan dikurangi.
Penilaian ruang lingkup kecakapan, kemampuan, ketranpilan kedisilinan dan sebagainya.
Pasal 40 UU Sisdiknas, pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:
 Pengahasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai
 Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
 Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas
 Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak hasil kekayaan intelektual
 Kesempatan untuk menggunakan sarana dan prasarana, fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

B. Ruang lingkup Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Sulthon Masyhud dalam manajemen pendidikan masa kini (2017:103) menyebutkan
ruang lingkup kegiatan manajemen presonalia pendidikan di sekolah meliputi:
 tenaga kependidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan
 Menata personil yang ada secara efektif dan efisien
 Menciptakan suasana kerja yang harmonis, bergairah keja, aman serta nyaman.
 Mengatur kenaikan gaji an pangkat personil yang sesuai pada masanya.
 Manajemeni pengembangan karir personil secara bijaksana, sehingga setiap personil
dapat mencapai puncak karir sesuai dengan kapasitasnya.
 Meningkatkan mutu personil dengan memberikan kesempatan mengikuti penataran atau
pendidikan.
 Memelihara kesejahteraan pesonil baik materi maupun spritua, yang dapat meningkatkan
motivasi serta prestasi kerja.
 Mengadakan evaluasi terhadap prestasi personildemi peningkatan atau promosi karirnya.

C. Tugas Tenaga Pendidikan dan Kependidikannya


Tugas tenaga pendidik dan kependidikannya di atur dalam UU pasal 39 no 20 tahun 2003
ayat (1) dan (2) tentang sisitem pendidikan. Kementrian pendidikan nasional (komendiknas)
mengemukakan 5 bidang tugas manajemen pendidikan, Sudarwan Danim dan Khairil dalam
manajmen pendidikan masa kini (2017: 105) tugas yang di amksud diantaranya bidang
personalia, mencakup kegiatam:
 Mengatur pembagian tugas guru
 Mengajukan kanaikan pangkat, gaji dan mutasi guru
 Mengatur program kesejahteraan guru
 Mencatan kehadiran dan ketidak hadiran guru
 Mencatat masalah atau keluhan-keluhan guru.

C. Pengembangan Guru dan Staf


Mulyasa dalam manajemen pendidikan masa kini (2017:105) pengembangan guru dan
staf bertujuan untuk mendayahgunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai
hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Kepala sekolah di tuntut untuk mengerjakan instrumen pengelolaan guru dan staf seperti
absensi, daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan dan kondite guru
dan staf untuk membantu kelancaran pendidikan disekolah Mulyasa dalam manajemen
pendidikan masa kini (2017:105). Cara yang dapat di tempuh, lanjut mulyasa adalah mengikut
sertakan guru dan staf pada kegiatan-kegiatan seperti pelatihan penataran, seminar, workshop,
pemagangan, dan pendamping yang dapat diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, peruguran
tinggi, atau lembaga non pemerintah. Program pengembangan guru berbasis sekolah dapat pula
dilaksanakan melalui program-program yang direncakan sendiri oleh sekolah dan guru melalui
jaringan antar sekolah.

BAB V
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

A. Pengertian Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana

Definisi sarana dan prasarana yang disebut perlengkapan atau fasiitas pendidikan. Menurut
Afifburhanuddin pada (afifburhanuddin.wordpress.com diakses, Minggu, 5 Februari 2017)
dalam Arifin (2017:117) Sarana Pendidikan: peralatan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya poses belajar mengajar. Parasarana Pendidikan;
Fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.
Harun dalam Muammar dalam Arifin (2017:117) menyatakan sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua benda baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak diperlukan
untuk penyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung
dan benda-benda yang habis dipakai atau tidak dipakai.

B. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sulthon Masyhud dalam Arifin (2017:118) ruang lingkup penyelenggaraan Sarana dan
Prasarana Pendidikan di sekolah yakni;
a. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana (fasilitas) yang mencakup;
b. Barang-barang bergerak (barang habis pakai tidak perlu diinventarisasi)
c. Barang-barang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan
d. Mengadakan Prakualifikasi, untuk memperoleh barang/jasa sesuai dengan bidang usaha.
e. Melakukan pengadaan sarana dan prasaran (fasilitas) pendidikan, termasuk: Pengadaan
tanah, pengadaan bangunan, pengadaan perabot, pengadaan kendaraan, pengadaan alat-
alat kantor dan alat-alat pendidikan, pengadaan buku.
f. Melakukan penyimpanan, menampung hasil-hasil barang atau fasilitas yang belum atau
akan didistribusikan.
g. Melakukan pemeliharaan, mengusdahakn agar barang dan fasilitas tetap terjaga dengan
baik.
h. Melakukan inventarisasi, mencatat dan menyusun daftar inventarisasi barang-barang
milik negara.
i. Melakukan pengahapusan barang-barang/fasilitas; bertujuan untuk menghapus barang-
barang milik negara.

C. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Pengadaan sarana dan prasarana adalah hal yang sangat wajib. Tanpa sarana yang baik,
sekolah sulit melahirkan keluaran yang kompeten. Sarana merupakan media atau alat untuk
belajarr agar pendidikan berjalan efektif. Sarana sekolah diperlukan untuk keseimbangan
perkembangan fisik dan psikis siswa. Menurut Muamma dalam Arifin (2017:124) pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada hakekatnya adalah kelanjutan dari program
perencanaan yang telah disusun oleh sekolah sebelumnya. Sistem pengadaan sarana dan
parasarana dapat dilakukan antara lain:
1. Dropping dari pemerintah, bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah
2. Pengadaan sarana dan prasarana dengan cara membeli baik secara langsung maupun
melalui pemesanan terlebih dahulu.
3. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan
sarana dan prasarana ke lembaga-lembaga sosial yang tidak mengikat.

Untuk itu, kepala sekolah hendaknya merencanakan dengan baik dan mempertimbangkan faktor
dalam memilih sarana dan prasarana. Cara memperoleh perlengkapan sekolah antara lain:
1. Pembelian; pembelian di pabrik, toko, dan memesan
2. Hadiah atau sumbangan
3. Tukar menukar
4. Meminjam

D. Tata Cara Penyingkiran atau Pemusnahaan Sarana dan Prasarana

Penyingkiran dan pemusnahaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah kegiatan
meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga milik negara).
Menurut Muammar, sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen sarana dan prasaran
pendidikan, penghapusan bertujuan untuk;
1. Mencegah dan membatasi kerugian pengeluaran dana untuk perbaikan yang
perlengkapannya rusak
2. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamaan yang tdak berguna lagi
3. Membebaskan lembaga dari tanggungjawab peeliharaan dan pengamanan
4. Meringankan beban investaris

Menurut Afifburhanuddin (afifburhanuddin.wordpres.com diakses, Minggu, 5 Februari 2017)


dalam Arifin (2017:127) syarat-syarat penghapusan barang yakni;
1. Rusak berat
2. Dengan perbaikan akan menelan biaya yang besar
3. Kegunaan tidak seimbang dengan perawatan
4. Penyusunan berada di lur kekuasaan manusia (misal, bahan kimia)
5. Tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini. Mislanya mesin tik
6. Barang kelebihannya yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat dipakai
lagi
7. Ada penurunan efektifitas kerja
8. Dicuri
9. Terbakar
10. Diselewengkan
11. Musnah karena bencana alam dan sebagainya

Ringkasan Buku Pembanding


MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pengertian Manajemen
Secara semantis, kata manajemen yang umum digunkan saat ini berasal dari kata kerja to
manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani. Kata
management berasal dari bahasa latin, yaitu mano yang berarti tangan, menjadi manus yang
berarti bekerja berkali-kali menggunakan tangan, ditambah imbuhan agere yang artinya
melaukan sesuatu. Sehingga menjadi managiare yang artinya melalukan sesuatu dengan
menggunakan tangan-tangan. (Uka, 2004:1)

Manajemen Pendidikan
            Manajemen pendidikan adalah gabungan dari dua kata yang mempunyai satu makna
yaitu “manajemen” dan “pendidikan”. Secara sederhana, manajemen pendidikan dapat diartikan
sebagai manajemen yang dipraktikan dalam dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri khas
yang ada dalam pendidikan.

Manajemen atau Administrasi : Problem Definisi


            Terdapat tiga pendapat  mengenai  penggunaan istilah manajemen dan administrasi. Yaitu
pertama, pendapat yang mengatakan bahwa manajemen lebih luas dari administrasi, sebab
administrasi hanyalah sebuah fungsi pelaksanaan dari masalah-masalah kebijakan manajer.
Kedua, administrasi lebih luas dari manajemen. Sebab, manajemen adalah inti dan alat pelaksana
administrasi. Ketiga, manajemen atau administrasi adalah sama atau sinonim. Sebab, keduanya
sama-sama bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan oraganisasi.

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


            Bidang garapan manajemen pendidikan meliputi semua kegiatan yang menjadi sarana
penunjang proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan. Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagi proses atau disebut
juga fungsi manajemen pendidikan yaitu; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan (motivasi,
kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta
pengembangan orientasi), pengendalian, penilaian, dan pelaporan.
Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukann dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan.
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses atau tugas administrasi
pendidikan.
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan

Fungsi Manajemen Pendidikan

1. Perencanaan (planning): merupakan fungsi yang paling awal dari keseluruhan fungsi
manajemen sebagaimana banyak dikemukakan oleh para ahli.
2. Pengorganisasian (organizing) : merupakan lanjutan dari fungsi perencanaan dalam
sebuah sistem manajemen.
3.  Pergerakan (actualing)  : adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi untuk
merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian.
4. Pengawasan (controling) : adalah proses dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan
hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ditetapkan sebelumnya yang
terlihat dalam rencana.

MANAJEMEN PESERTA DIDIK


Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik merupakan objek
sekaligus subjek pendidikan. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai pengaturan terhadap peserta didik mulai
dari peserta didik tersebut masuk pada lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) hingga mereka
lulus
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaiantujuan pendidikan secara keseluruhan. Fungsi manajemen pendidikan
adalah sebagai wahana bagi oeserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
dari aspek individual, sosial, aspirasi, kebutuhan, dan aspek-aspek potensi lainnya.
Adapun tahapan-tahapan pengelolaan peserta didik, yaitu :
a. Analisis kebutuhan peserta didik, yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga
sebuah pendidikan.
b. Rekrutmen peserta didik, yaitu proses pencarian, menentukan, dan menarik calon siswa
yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan.
c. Seleksi peserta didik, yaitu kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan di
terima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
tertentu.
d. Orientasi peserta didik, yaitu kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat mereka menempuh pendidikan.
e. Penempatan peserta didik, pengelompokan peserta didik yang di laksanakan pada
umumnya didasarkan kepada sistem kelas
f. Pembinaan dan pengembangan peserta didik mampu mengarahkan peserta didik sesuai
dengan visi, misi,tujuan, pendidikan berdasarkan potensi sesuai bakat, minat,yang
dimiliki oleh peserta didik. Tujuan pembinaan peserta didik meliputi:
 Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat,
minat, dan kreativitas.
 Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai
lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif yang
bertentangan dengan tujuan pendidikan. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam
pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat. Menyiapkan siswa agar
menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-
hak asasi manusia dalam rangka mwujudkan, masyarakat madani (civil society)
g. Pecatatan dan pelaporan, pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah
lembaga pendidikan dimaksudkan debagai database, dokumentasi, evaluasi, ataskegiatan
pendidikan yang dilakukan
h. Kelulusan dan alumni. Proses kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidik tentang
telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik.

PENGELOLAAN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Maksud dari pengelolaan kurikulum adalah suatu
sistem pengelolaan yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapian tujuan kurikulum. Adapun prinsip-prinsip dalam melaksanakan
pengelolaan kurikulum sebagai berikut:

 Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek
yang harus dipertimbangkan dalam manjemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar
peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran.
 Demokratisasi, pelaksanaan pengelolaan kurikulum harus berasaskan demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
 Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam mengelola kurikulum perlu
adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak.
 Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan pengelolaan kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum.
  Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
pengelolaan kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan
kurikulum.

Pengembangan kurikulum sebenarnya adalah sebuah proses siklus yang terus-menerus dan
tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri dari empat unsur, yaitu:
a. Tujuan : mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan
tentang tujuan-tujuan pengajaran.
b. Isi dan metode : mengembangkan isi (material) dan penggunaan metode dalam mencapai
tujuan.
c. Penilaian (assessment) : menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan
tersebut.
d. Balikan (feedback) : umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang
pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN


            Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
mulai dari masuknya tenaga pendidik dan kependidikan ke dalam organisasi melalui proses
perencanaan SDM, prekrutan, seleksi, penemptan, pemberian kompensasi, penghargaan,
pendidikan, dan latihan/pengembangan dan pemberhentian.
Dalam pelaksanaan tugasnya, pendidik dan tenaga kependidikan berhak memeperoleh
1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan mendadak
2. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
3. Pembinaan karier sesuai dengan penghargaan sesuai dengan tuntutan pengembangan
kualitas
4. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
5. Kesempatan untuk menggunakan sarana dan prasarana dan fasilitas pendidikan.

Sesuai dengan fungsinya, pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:


1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,
dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Proses pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi langka-langka sebagai berikut:

 Perencanaan, adalah pengambangkan dan strategi penyusunan tenaga pendidik dan


kependidikan guna memnuhi kebutuhan organisasi dimasa yang akan datang
  Seleksi (selection), yaitu proses pengambilan keputusan di mana individu dipilih untuk
mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar
karakteristik individu yang besangkutan
 Pembinaan dan pengembangan, yaitu usaha mendayagunakan, memajukan dan
meningkatkan produktivitas kerja setiap pendidik dan tenaga kependidikan, tujuannya
adalah menumbuhkan kemampuan setiap pendidik dan tenaga kependidika mengenai
perumbuhan keilmuan, wawasan befikir dll
 Penilaian, yaituusaha yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik performa seorang
pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan pekerjaannya dan seberapa besar
potensinya untuk berkembang.
 Kompensasi, merujuk pada semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi suatu
pekerjaan
 Pemberhentian, proses yang membuat  seorang pendidik dan tenaga kependidikan tidak
dapat lagi melaksanakan pekerjaannya.

Alasan-alasan yang dapat membuat seorang pendidik dan tenaga kependidikan


berhenti/diberhentikan antara lain:
1. Karena meminta sendiri untuk diberhentikan
2. Karena telah mencapai batas usia (pensiun)
3. Karena adanya penyederhanaan organisasi
4. Karena yang bersangkutan melakukan penyelewengan/ tindakan pidana
5. Karena yang bersangkutan tidak cukup cakap jasmani atau rohani
6. Karena meninggalkan tugas dalam waktu tertentu
7. Karena meninggal dunia atau karena hilang.
PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN
Sarana pendidikan adalah sesuatu yang meliputi peralatan perlengkapan yang langsung
digunakan dalam proses pendidikan diskola, seperti gedung, ruang, meja, kursi, alat peraga, san
buku pelajaran. Adapun prasarana adalah semua komponen yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan seperti jalan menuju
skolah, hlaman sekolah, dan tata tewrtib diskola. (Soetopo, 1998: 134-135)
UUSPN nomor 20 tahun 2003 menyatakan, “setiap satuan pendididkan formal dan
informal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik”.
Sarana dan prasarana pendidikan sesungguhnya dapat dikelompokkan dalam empat
kelompok yaitu : tanah, bangunan, perlengkapan, dan prabot madrasah ( site, building,
equipmen, an furnitur).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan isi Buku

A.1. Pembahasan tentang Manajemen


Dalam buku wajib I, pembahasan tentang manajemen dijelaskan dalam bab I. Manajemen
menurut Arifin dan Elfinto (2017:2) memiliki arti yang cukup luas. Jika dilihat dari beberapa
definisi, kata-kata yang sering muncul adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian, evaluasi sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan efektif dan efisien dalam
arti luas. Dan di dalam buku pembanding, pengertian tentang manajemen juga dijelaskan dalam
bab I. Menurut Machali dan Hidayat (2018:4) manajemen adalah usaha me-manage (mengatur)
organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif, efesien, dan produktif.

A.2 Pembahasan tentang Manajemen Pendidikan


Dalam buku wajib I, pembahasan tentang manajemen pendidikan dijelaskan pada bab I.
Manajemen Pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan di masyarakat,
bangsa dan negara. Menurut Usman dalam Arifin dan Elfianto (2017:16). Di dalam buku
pembanding, pembahasan mengenai manajemen pendidikan juga dijelaskan dalam bab I.
Menurut Machali dan Hidayat  (2018:7) manajemen pendidikan pada dasarnya merupakan
penerapan dari prinsip manajemen pada umumnya, sehingga manajemen pendidikan mempunyai
kekhasan dalam bidang tujuan, proses, dan orientasinya.

A.3 Pembahasan tentang Fungsi Manajemen Pendidikan


Menurut Husnaini Usman dalam Arifin dan Elfianto (2017: 17) fungsi manajemen
pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan (motivasi, kepemimpinan,
kekuasaan, dll), dan pengendalian (pemantauan, penilaian, dan pelaporan). Sedangakan menurut
Machali,dkk (2018:18)  Fungsi manajemen pendidikan yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengoordinasian, dan pengendalian.
A.4 Pembahasan tentang Mananjemen peserta didik
Dalam buku wajib I, pembahasan tentang manajemen peserta didik dijelaskan pada bab
II. Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sekolah sampai keluarnya peserta didik dari sekolah.
Manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan daya peserta didik, melainkan
meliputi aspek yang lebih luas secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. (Mulyasa dalam Arifin dan
Elfianto, 2017:35). Sedangkan di dalam buku pembanding, pengertian tentang manajemen
peserta didik dijelaskan dalam bab VI, subbab bidang-bidang garapan pengelolaan
sekolah/madrasah. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap
peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk pada lembaga pendidikan
(sekolah/madrasah) hingga mereka lulus. Machali dan Hidayat (2018:190).

A.5 Pembahasan tentang Kurikulum


Pada buku wajib I, pembahasan tentang kurikulum terdapat dalam bab III. Kurikulum
adalah program belajar yang diharapkan memiliki siswa di bawah tanggungjawab sekolah dalam
rangka untuk mencapai tujuan belajar. Sehingga, kurikulum sebagai program belajar bagi siswa
harus memiliki tujuan yang ingin dicapai, isi program yang harus diberikan dan strategi
bagaimana melaksanakan program tersebut. (Didin Nurdin dan Sibaweh dalam Arifin dan
Elfianto, 2017:66). Sedangkan pada buku pembanding, pembahasan tentang kurikulum terdapat
di dalam bab XVI. Kurikulum dalam UU Sisdikanas No. 20 Tahun 2003 dalam Machali dan
Hidayat (2018:422) dijelaskan sebagai perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyususnan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap suatu pendidikan.

A.6 Pembahasan tentang Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Pada buku wajib I, manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dibahas dalam bab IV.
Menurut Endang Herawan dan Nani Hartini dalam Arifin dan Hidayat (2017:95) menyebutkan,
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari
tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya
berhenti melalui proses perancanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian
kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan dan pemberhentian.
Sedangkan pada buku pembanding, manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dibahas
dalam bab VI, subbab bidang-bidang garapan pengelolaan sekolah/madrasah. Menurut UUSPN
Nomor 20 Tahun 2003 dalam Machali dan Hidayat (2018:193) menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

A.7 Pembahasan tentang Manajemen Sarana dan Prasarana


Pada buku wajib I, manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dibahas dalam bab V.
Menurut Sulthon Masyhud dalam Arifin,dkk (2017:116) mengemukakan, sarana dan prasaran
pendidikan dapat dibedakan dari fungsi atau peranannya dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar (PBM). Sedangkan pada buku pembanding dibahas dalam bab VI. Soetopo dalam
Machali dn Hidayat (2018:197) menjelaskan sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang
meliputi peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah, seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat peraga, dan buku pelajaran. Adapun prasarana
adalah semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar
mengajar di sebuah lembaga pendidikan, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, dan tata
tertib sekolah.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Dilihat dari aspek, tampilan cover, desain isi maupun tulisan, buku wajib dan buku
pembanding.
 Buku wajib : Dilihat dari tampilan cover, buku wajib menarik karena lebih
berwarna, bahan tampilan covernya juga sedikit tebal dan bagus. Tampilan covernya
unik atau mempunyai ciri khas tentang buku tersebut karena terdapat foto-foto
kegiatan mengajar yang pernah di observasi ke sekolah-sekolah ataupun tempat-
tempat lainnya. Dan juga tulisan/judul buku tersebut bewarna biru sehingga
menyimbolkan UMSU. Isi  buku di dalamnya terdapat beberapa foto yang
merupakan pengalaman penulis untuk memperjelas materi. Tetapi sayangnya tidak
bewarna sehingga gambar tersebut tidak terlalu jelas untuk dilihat. Ukuran
tulisannya pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.
 Buku Pembanding : Dilihat dari tampilan cover , buku pembanding juga
berwarna,  bahannya tebal dan tidak mudah rusak. Pada tampilan cover, tulisan the
hand book terkesan menimpa tulisan yang lainnya sehingga kurang jelas. Gambar
tampilan covernya adalah pensil, tetapi pembaca tidak tahu dengan jelas maksudnya
apa. Warna tampilan covernya padu dan terlihat lebih elegan serta tidak begitu ramai
tampilan covernya. Isi buku ini terdapat gambar-gambar untuk memperjelas
pembahasannya. Tulisan buku ini ukurannya sedikit kecil sehingga masih kurang
jelas dilihat. Buku ini cukup tebal, sehingga pembaca yang baru melihat buku
tersebut merasa malas untuk membacanya.
2. Dari aspek isi buku
 Isi buku manajemen pendidikan masa kini, di dalam isinya masih ada halaman
buku yang salah. Halaman 14 tidak ada dan halaman 13 ada dua kali. Pada
bagian daftar isi, ada halaman yang tidak jelas. Salah penulisan huruf dan nomor-
nomor garis besar judul. Isinya banyak menggunakan pendapat ahli sehingga ada
pembuktian untuk mendapatkan kesimpulan dan isi buku ini terdapat
observasi/penelitian dari sekolah-sekolah sehingga menambah wawasan
pembaca khususnya mahasiswa.
 Isi buku pembanding terdapat pendapat ahli sehingga memperkuat penjelasan
materi. Dan bagian akhirnya terdapat pasal-pasal mengenai sistem pendidikan
nasional.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen berbasis sekolah adalah suatu bentuk manajemen dimana
pemerintah memberikan otonomi atau tanggung jawab yang lebih besar kepada
pihak sekolah untuk dapat merencanakan hingga mengelola kegiatan pendidikannya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melibatkan seluruh tenaga di
sekolah sekaligus masyarakat sekitar secara mandiri dan terbuka.

B. Saran
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan
sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan Critical Book Report
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad dan Elfianto. 2017. Manajemen Pendidikan Masa Kini. Medan: UMSU
Press.

Machali, Imam dan Hidayat, Ara. 2018. The Hand Book of Education  Management Teori dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai