Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK RIVIEW

MK. Psikologi Pendidikan


PRODI S1 Pend . Tata Busana
Fakultas Teknik

Skor Nilai:

“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

NAMA MAHASISWA : AUFAA NABIILAH LUBIS


NIM : 5172143008
DOSEN PENGAMPU : ARMITA SARI., M.Pd.
MATA KULIAH :PSIKOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa Allah Swt Karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah tentang mengkritik buku kepemimpinan atau yang kita sebut Crictical Book
Report. Dan juga kami berterimakasih kepada dosen mata kuliah ini yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam arti kata kepemimpinan Saya juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya kritikan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
dan orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
dari dosen demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Medan, 21 Maret 2018


Penulis

Aufaa Nabiilah Lubis


5172143008

2
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTARISI......................................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN................................................................................................. 1

A. Latar Belakang CBR ....................................................................................... 1

B. Tujuan penulisan CBR .....................................................................................1


C. Manfaat CBR ...................................................................................................1
D. Identitas buku yang direview...........................................................................2
BAB II ISI BUKU............................................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN........................................ .....................................................

A.Kelebihan buku..................................................................................................

B. Kelemahan Buku..............................................................................................

BAB IV PENUTUP............,,,...........................................................................................

A.Kesimpulan ......................................................................................................

B Saran..................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk
membantu untuk mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama
dalam menguasai konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses
belajar dan pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga
hasilnya diperoleh berupa pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas
perasaan, pembahasan sikap, kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran
untuk bertanggung jawab.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia
khususnya dalam dunia pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji
dan dipelajari oleh banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan
lain sebagainy. Perkembangan psikologi manajer perusahaan, pembina dan lain
sebagainy. Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat
pemekaran disiplin, hal ini menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi
praktis yang termasuk di dalamnya adalah psikologi pendidikan. Mempertimbangkan
factor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat utama untuk kegiatan
belajar mengajar.
B. Tujuan
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
bab dari buku utama dan buku pembanding
4. Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua
C. Manfaat
1. Dapat memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Pendidikan”
2. Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan
3. Dapat mengetahui kelemahan dan kelemahan buku utama dan buku pembanding

4
D. Identitas Buku
Buku Utama
Judul : Psikologi Pendidikan
Pengarang : Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
ISBN : 979-514-036-1
Cetakan : Cet 20
Tahun Terbit : 2004
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : 169 halaman
Buku Pembanding I
Judul : Pikologi pendidikan
Pengarang : Prof. Dr. Sri Milfayetty S.Psi., Ms. Kons,
Dr. Anita Yus.,M.Pd,Dra. Nuraini., S.Psi., MS,
Dra. Rahmamulya M.Pd., kons,
Drs. Edidion Hutasuhut M.pd, Dra. Zulhaini
Penerbit : Program Pasca Sarjana Unimed
ISBN : 978-602-8207-18-8
Cetakan :6
Tahun Terbit : 2015
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : 210 hal
Buku Pembanding II
Judul : Psikologi Perkembangan Anak & Remaja
Pengarang : Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.
Penerbit : Rosda
ISBN : 979-692-0200-X
Cetakan : 12
Tahun Terbit : 2011
Bahasa : Indonesia

5
BAB II
ISI BUKU
BAB 1 Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di terjermahkan
menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti
ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari pandangan manusia,
yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah segala kegiatan,
tindakan perbuatan manusia yang maupun yang tidak kelihatan,yang disadari maupun
tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara berbicara, berjalan, berpikir/atau
mengambil keputusan, cara ia mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala
sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan
dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi kedalam
pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi
yang erat hubungannya dengan pendidikan. Yang merupakan ruang lingkup psikologi
pendidikan, antara lain:
1. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh
terhadap belajar
2. Sifat-sifat dari proses belajar
3. Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
3. Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
4. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan
dan keterbatasan belajar
5. Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar.
6. Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8. Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan
pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.

6
9. Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.
10. Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap
para sisiwa.
BAB II Pembawaan, Keturunan Dan Lingkungan Soal Pembawaan Dan
Lingkungan
Soal pembawaan ini adalah soal yang tidak mudah dan dengan demikian
memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya
para ahli didik, ahli biologo, ahli psikologi, dan lain-lain pemikiran dan berusaha
mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada
pembawaan ataukah pada lingkungan. Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut perlu disini di kemukakan adanya beberapa pendapat:
a. Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di
tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat
pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut
nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaannya.
b. Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa
itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman
yang diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama
optimisme paedagogis.
c. Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William Strem. Ia
berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya menentukan
perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih
terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan
kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.

7
Pembawaan Dan Keturunan
a. Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak adalah
keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-
sel kelamin dari generasi yang lain. Banyak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-
sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang
penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa
faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut dengan baik,antara lain :
· Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut rencana tertentu
umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya seperti yang dapat
dilakukan terhadap binatang atau tumbuhantumbuhan.
· Masa perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga mengakibatkan sifat-sifat
yang ada yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya, sebelum
sifat-sifat itu menampakkan diri pada suatu individu yang tertentu.
· Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tdak akan
mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap lebih dari satu kerturunan.
· Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan sedikit
sekali).
b. Pembawaan
Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana
hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita
ikuti uraian yang berikut.Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapat kita katajan bahwa
pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat suatu
individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan
(direalisasikan) hanya dengan memperhatikan prestasiprestasi (actual ability). Bentuk
wataknya dan tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan
tentang sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu. Struktur Pembawaan
Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam struktur
pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri dalam
perwujudannya. Talent atau tersembunyi jadi tetap tinggal sebagai kemungkinan saja,
yang tidak mewujudkan diri.

8
Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu sehingga
menjadi wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendannya suatu sifat pembawaan
(potensial ability), ialah faktor-faktor dari luar (umpamanya karena mendapat
kesempatan atau latihan atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam
(umpamanya konstitusi badan yang demikian rupa sehingga tidak memungkinkan
perkembangannya sifat-sifat pembawaannya itu).
c. Pembawaan Dan Keturunan
Pembawaan ( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensipotensi yang
aktif dan paasif, yang akan terus berkembang mencapai perwujudannya. Jadi
kesimpulannya ialah semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir adalah diterima kerena
kelahirannya dan marpakan factor pembawaan. Tetapi pembawaan itu tidaklah
semuanya diperoleh karena keturunan. Sebaliknya, semuanya yang diperoleh karena
keturunan adalah dapat dikatakan pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan
keturunan.
d. Pembawaan Dan Bakat
Sebenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama
maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua istilah itu sejajar,
sama-sama dipakai untuk satu pengertian yaitu pembawaan (aanleg). Untuk
menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut dapat digunakan sama-sama dengan
maksud yang sama pula. Titik berat perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya
yang satu mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
beberapa macam pembawaan, antara lain:
· Pembawaan Jenis
· Pembawaan Ras
· Pembawaan Jenis Kelamin
· Pembawaan Perseorangan
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih
ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :
· Konstitusi tubuh
· Cara bekerja alat-alat indra

9
· Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
· Tipe-tipe perhatian
· Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
· Tempo dan ritme perkembangan
Lingkungan (Enveronment)
Macam-macam lingkungan
· Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)
· Lingkungan dalam (internal enveronment)
· Lingkungan sosial atau masyarakat (social envorment)
Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan Menutrut Woorworth, cara-cara
individu berhungan dengan lingkungan dapat di bedakan menjadi 4 macam, di
antaranya :
· Individu bertentangan dengan lingkunganya
· Individu menggunakan lingkungannya
· Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
· Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
· Individu menyusaikan diri dengan lingkungannya
Sebernanya ke empat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu
kita dapat rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam arti yang luas menyusuaikan
diri itu berarti ;
· Mengubah diri sesuain dengan keadaan lingkungan (penyesuain autoplastis)
· Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) untuk
menyesuaikan diri
BAB III Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar Tenaga-Tenaga
Pendorong Pada Manusia
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia
luar itu agar dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Dayadaya yang
mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu disebut dorongan Nafsu
(driften). Yang di maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang
memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa

10
benda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu. Dalam garis besarnya dorongan nafsu
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri
agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.
b) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan
akin tinggi.
c) Dorongan nafsu mempertahankan jenis
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar
jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan hidup. Ada pula yang membagi
dorongan nafsu itu mrnjadi empat macam ialah sebagai berikut :
a. dorongan nafsu vital
Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai
atau benda-benda yang perfaedah bagi organisme (jasad).
b. dorongan nafsu egois
Nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada
diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup
dorongan nafsu egois ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada
perkembangan dan kesempurnaan diri.
c. dorongan nafsu social
Hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan
kontak dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang
memungkinkan hidup masyarakat.
d. Dorongan Nafsu Super Social Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk
yang lain.Dorongan nafsu yang diarahkan oleh yang maha kuasa.
BAB IV Pengertian Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan
yang terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau
pengertian yang kita kehendaki.

11
Bahasa Dan Berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa,
hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti bahasa yang dimiliki manusia. Bahasa
hewan adalah bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan di ajarkan. Bahasa manusia
adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan di ajarkan. Bahasa adalah alat yang
terpenting bagi berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berfikir. Karena erat
hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan dalam bukunya
Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan berfikir itu adalah “
berbicara batin”.
Beberapa Macam Berfikir
· berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai
fenomena contoh sebagai penjelasan: seseorang ahli psikologi mengadakan pendidikan
dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B juga begitu dan
seterusnya.
· Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam
cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan
yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Contoh sebagai penjelasan: 1.
manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan
khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
· Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan
fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah dialami. Contoh: setiap hari kira-kira
jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah itu
hujan lebat di sore hari.
BAB V Intelijensi
Pengertian Intelijensi
Intelegensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.William Stern mengemukakan
batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri pada
kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan

12
tujuannya Dari ungkapan-ungkapan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui
bahwa :
· intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di
dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut
mempengaruhi intelijensi seseorang).
· Kita hanya dapat mengatahui intelegensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang
tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak langsung, melalui
“kelakuan intelegesinya”.
· Bagi suatu perbuatan intelegesi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja
yang penting faktor-faktor dan pendidikan yang memang menjadi peranan.
· Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan
yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan
mencapai tujuan itu.
Ciri-Ciri Intelegensi
· Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang
bersangkutan
· Perbuatan intelegensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis
· Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan
· Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat
· Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi
· Perbuatan intelegensi bercirikan kecepatan
· Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu
jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang
1. Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa sejak sejak
lahir.
2. Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia
telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
3. Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang
mempengaruhi intelijensi.

13
4. Minat pembawaan yang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
5. Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut sama lain.
Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya
berpedoman kepada salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total
keseluruhan pribadi yang turut serta menentukan dalam perbuatan\intelegensi
seseorang.
Tes Intelegensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dikelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-5 tahun) pertanyaan –
pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan
pelajaran sekolah, seperti:
§ mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
§ mengulang deretan angka-angka
§ memperbandingkan berat timbangan
§ menceritakan isi gambar-gambar
§ menyebutkan nama bermacam-macam warna
§ menyebut nama harga mata uang
BAB VI Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman
dan motivasi. motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai
tujuan.
Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dua sudut
pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut

14
”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut
”motivasi ekstrinsik”
a. Motivasi intrisik
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu..
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya
diluar factor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan
yang terlatak di luar hal yang dipelajarinya misalnya, untuk mencapai angka
tinggi,diploma,gelar,kehormatan,dan sebagainya.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
§ Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan
untuk belajar.
§ Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian
tujuan yang diinginkan.
§ Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
BAB VIIFaktor Yang Mempengaruhi Belajar
1. Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan,
anak umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan
kekuarangan tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk
mencoba-coba belum ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3
sekolah dasar atau mengajarkan ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku
SLTP. Semua petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran itu
mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani dan rohani telah maang untuk itu.

15
2. Kecerdasan
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh
kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran dan, kecakapan-
kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak semua anak
pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan pun turut
memegang peranan.
3. Latihan dan ulangan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan
pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.
Sehingga sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada
sesuatu itu dan makin besar pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.
4. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi spesialis dalam
bidang ilmu tertentu.
5. Sifat-sifat pribadi seseorang.
Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang Tiap-tiap
orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang
dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak
mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
6. Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan
adapula yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacammacam
itu turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar di alami
dan dicapai oleh anak-anak.
7. Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan
yang dimiliki guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada
anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai
oleh anak.

16
8. Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari gurugurunya,
kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan
mempermudah dan mempercepat balajar anak.
9. Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor
motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya
misalnya, tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak anak itu dan demi
teman-teman sepermainan dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini
diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.
10. Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah
yang terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang
tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya akibat
tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari,
pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar
kemampuannya.

BAB VIII Pengertian Minat, Sikap dan Kepribadian


Pengertian Minat
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.”
Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-
kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan
kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat
subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat
disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan
perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang.

17
Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan
pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang
obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang
merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu. Sikap muncul dari
berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi,
kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang
mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah
indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian
secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar
sosial dari lingkungannya.

18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan
· Ketiga buku tersebut sangat menarik untuk dibaca karena memuat berbagai macam
informasi yang berbeda-beda mengai psikologi pendidikan.
· Ketiga buku tersbut sangat bermanfaat bagi guru/calon guru (mahasiswa) untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
· Ketika buku tersebut menjelaskan secara rinci dan detail setiap babnya sesuai dengan
topik yang tertera didalam buku.
· Ketiga buku ini sangat baik untuk dibaca terutama untuk jurusan psikologi dan untuk
calon guru karena didalam buku tersebut bias membantu kita untuk mengetahui tumbuh
dan berkembangnya peserta didik.
· Ketiga buku tersebut memuat beberapa contoh –contoh yang jelas sehingga pembaca
lebih mudah untuk mengerti.
· Buku pembanding ( diktat ) terdapat beberapa gambar dan table sehingga
memudahkan kita dalam membaca dan memahami.
· Ketiga buku tersebut banyak memaparkan pendapat para ahli sehingga informasi yang
dituangkan dalam buku tersebut dapat dipercaya.
· Buku utama dan pembanding kedua memiliki cover yang bagus sehingga menarik kita
untuk membacanya.
B. Kelemahan
· Pada buku pembanding pertama cover yang digunakan tidak bagus.
· Ketiga buku tersebut ada beberapa kalimat yang berbelit-belit da nada katakata asing
yang sulit dipahami.
· Sistematika pada buku diktat ada beberapa kata yang kurang seperti kata seseorang
ditulis seserng dll.
· Pada buku pembanding kedua sangat sedikit membahas mengenai psikologi belajar
pada anak dan remaja.

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus
mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan
pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian
efektivitas proses pendidikan. Hubungan antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan
dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seharusnya berlandaskan pada teori
pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seharusnya bercermin dari praktik
pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada
teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas
pada praktik pendidikan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya
evaluasi. Penulis berharap, bahwa dibalik, ketidak sempurnaannya penulisan dan
penyusunan manakalah ini adalah ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan
hikmah dari penulis, pembaca, dan bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga
teori-teori psikologi belajar bisa menjadi patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita
melakukan proses belajar mengajar kelak.

20

Anda mungkin juga menyukai