Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JOURNAL

REVIEW
MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 BIOLOGI –
SkorUNIMED
Nila:

IMPLEMENTASI GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PENYESUAIAN


ORGANISASI

NAMA MAHASISWA : ANITA SEMBIRING

NIM : 4212520013

DOSEN PENGAMPU : AHMAD SHAFWAN S. PULUNGAN,


S.Pd., M.Si.

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
critical jurnal review yang berjudul “implementasi gaya-gaya kepemimpinan
dalam penyesuaian organisasi” selesai tepat pada waktunya. Critical jurnal
review ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan serta
untuk membantu pemahaman yang lebih luas tentang materi. Critical jurnal
review ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan untuk
penyempurnaan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
critical jurnal review ini masih sangat jauh dari kesempurnaan titik oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan
guna penulisan critical jurnal review selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga
critical jurnal review ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 18 November 2021

Anita Sembiring
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................

A.Rasionalisasi pentingnya
CJR................................................................................................................

B. Tujuan penulisan
CJR.................................................................................................................

C. Manfaat CJR........................................................................................................

D. Identitas
jurnal..........................................................................................................................

BAB II

RINGKASAN
JURNAL....................................................................................................................

BAB III
PEMBAHASAN.......................................................................................................

BAB IV
PENUTUP..................................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR


Critical Journal Review bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi
sebuah artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan,
interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan artikel
tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel
tersebut yang bisa mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman
terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan
kata lain dengan Critical Journal Review akan menguji pikiran pengarang atau
penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki.
B. Tujuan penulisan CJR
Alasan dibuatnya CJR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian
tugas kuliah, khususnya mata kuliah Kepemimpinan, serta untuk menambah
wawasan yang luas akan pengetahuan khususnya di bagian implementasi
gaya-gaya kepemimpinan dalam penyesuaian organisasi.
C. Manfaat CJR
1. Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi Pengantar
Bisnis.
2. Penulis dapat lebih berpikir kritis lebih dari yang ia tahu.
3. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari
jurnal yang di kritisi oleh penulis.

D. Identitas jurnal
Jurnal utama
1. Judul jurnal : Gaya kepemimpinan perempuan dalam budaya organisasi
2. Nama jurnal : jurnal ilmu perpustakaan dan ilmu informasi
3. Edisi terbit : Vol. 4 No. 2 (2019)
4. Pengarang : Khairin Nizomi
5. Penerbit : LIPI
6. Kota terbit : Yogyakarta
7. Nomor ISSN : 2528-021X
8. Alamat situs :
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/view/3885
Jurnal pembanding 1
1. Judul jurnal : Penerapan teori path-goal pada salah satu bisnis
kelontong
2. Nama jurnal : Prosiding National Seminar on Accounting, Finance,
and Economics (NSAFE)
3. Edisi terbit : Vol. 1 No. 3, Hal 57-65 (2021)
4. Pengarang : Eviana Dwi Sutiyono, Fifortune Agna, Sheila Febriani
Putri
5. Penerbit : Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and
Economics (NSAFE)
6. Kota terbit : Malang
7. Nomor ISSN : 2797-0760
8. Alamat situs :
https://drive.google.com/file/d/1oFGPt5AlZzAUFsIC18PbFAF4Mn1
4e5Id/view?usp=drivesdk

Jurnal pembanding 2
1. Judul jurnal : Kepemimpinan dan fungsi integrasi
2. Nama jurnal : Majalah Ilmiah Inspiratif
3. Edisi terbit : Vol.01 No.01 , Januari 2016
4. Pengarang : Sri Praptono
5. Penerbit : Majalah Ilmiah Inspiratif
6. Kota : -
7. Nomor ISSN : -
8. Alamat situs :
https://drive.google.com/file/d/1obWY3kmMkxJ_5rux05kpTwC
OlyiUVO6_/view?usp=drivesdk
BAB II
RINGKASAN JURNAL

Jurnal utama
Pendekatan perilaku kepemimpinan berlandaskan pemikiran bahwa
keberhasilan atau kegagalan pemimpin dalam budaya organisasi ditentukan oleh
gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan
bertindak akan nampak dari cara melakukan sesuatu pekerjaan, antara lain akan
nampak dari cara memberikan perintah, cara mendorong tugas, cara berkomunikasi,
cara membuat keputusan, cara mendorong semangat bawahannya, cara memberikan
bimbingan, cara menegakkan disiplin, cara mengawasi pekerjaan bawahan, cara
meminta laporan dari bawahan, cara memimpin rapat, cara menegur kesalahan
bawahan, dan lain-lain (Sutarno, 2012: 59).
Dalam gaya bersikap dan bertindak kepemimpinan tersebut terdapat
hubungan antara manusia, yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan
hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh
kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari
pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketakutan pada pemimpin
(Kartono, 2010: 2). Ini diyakini salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi
bawahan dalam sebuah organisasi atau institusi (Fitriani, 2018: 2). Oleh sebab itu,
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin diraih bergantung pada
kepemimpinan yaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu
menggerakkan semua sumber daya manusia, sumber daya alam, dana, dan waktu
secara efektif-efesien serta terpadu dalam proses manajeman. Karena kepemimpinan
merupakan inti dari manajeman administrasi, dan organisasi (Kartono, 2010: 14).
Kerangka Teoritik
1. Wanita dan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah merupakan ilmu sekaligus seni. Sebagai ilmu yang
Dipraktikkan, faktor siapa yang menjalankan kepemimpinan menjadi penting dalam
hal kositensi keilmuan. Sebagai seni, meskipun kepemimpinan tipe yang Berbeda-
beda, namun kepemimpinan memiliki tujuan yang serupa. Dari sudut Pandang ilmu,
pria dan wanita memiliki potensi yang sama untuk menjadi Pemimpin. Dari sudut
pandang seni, kepemimpinan pria dan wanita memiliki Perbedaan. Perbedaan cara
pria dan wanita dalam memimpin dipengaruhi oleh Faktor-faktor trait, karena secara
konstruksi pria dan wanita memiliki perbedaan-Perbedaan (Lensufiie, 2010: 96).
2. Tipologi Kepemimpinan
Sebagai titik tolak dalam pembahasan tipologi kepemimpinan yang secara Luas
dikenal dewasa ini, kiranya relevan untuk menekankan bahwa salah satu tesis Artikel
ini ialah bahwa gaya kepemimpinan seseorang tidak bersifat “fixed”. Artinya
seseorang yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk
“membaca” situasi yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya
Kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapinya meskipun
Penyesuaian itu mungkin hanya bersifat sementara (Siagian, 2010: 27).
3. Budaya Organisasi

Budaya mempunyai konsep yang penting dalam memahami masyarakat Dan


kelompok manusia dalam waktu yang lama. Budaya memberiakn pengertian Budaya
sebagai kompleks atas asumsi tingkah laku cerita, mitos metafora, dan Berbagai ide
lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat
tertentu. Pengertian yang lain dikemumakan oleh Krech dalam Graves budaya adalah
sebagai pola semua suasana baik material atau semua perilaku yang sudah diadopsi
masyarakat secara tradisional sebagai pemecahan masalah anggotanya.
Di sisi lain Moeljono mengemukakan pendapat Graves ada tiga sudut pandang
mengenai budaya, yaitu:

1) Budaya merupakan produk konteks dasar di tempat organisasi operasi, peraturan


yang menekan dan sebagainya.
2) Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi,
misalnya organisasi yang bersentralisasi berbeda dengan budaya yang
terdesentralisasi.

3) Budaya merupakan produk sikap orang dalam pekerjaaan mereka, hal ini berarti
produk perjanjian psikologi antara individual dan organisasi (Nawawi, 2013: 2).

4. Situational Approach

Situational Approach diterjemahkan menjadi Pendekatan Situasional. Situational


Approach merupakan sebuah pendekatan kepemimpinan yang dicetuskan oleh
Hersey dan Blanchard. Meskipun Situational Approach diterjemahkan sebagai
pendekatan situasional, namun kedua prasa tersebut sebenarnya memiliki
perbedaan. Para profesional sring mengartikan Situational Approach sebagai
“manajeman yang berdasarkan situasi”. Apabila kondisi baik, maka seseorang akan
melakukan tidakan A, tetapi apabila situasinya tidak kondusif, ia akan melakukan
tidakan B. Situational Approach berfokus pada dua situasi yang dimiliki oleh para
pengikut dari seorang pemimpin, yaitu:

1) Kompetensi

Seberapa besar kopetensi yang dimiliki oleh para pengikut, apakah tinggi atau
rendah? Kompetensi berarti banyak hal yang meliputi kemampuan dari para
pengikut, pemahamannya, kepandaiannya, serta kemandiriannya.

2) Komitmen

Komitmen dari pengikut adalah hal berikutnya setelah kompetensi. Komitmen dapat
diartikan sebagai loyalita, rasa penasaran terhadap tugas, keinginan untuk
melakukan yang terbaik, dan motivasi untk memberikan lebih (Lensufiie, 2010: 116).
Pendekatan Situational Approach didasarkan atas hibungan antara perilaku tugas,
perilaku hubungan, serta tingkat kematangan bawahan. Atas dasar kombinasi antara
perilaku tugas dan perilaku hubungan oleh Harsey dan Blanchard dibedakan adanya
empat gaya kepemimpinan (Sutarno, 2012: 151).

a) Telling

Ini merupakan gaya kepemimpinan dengan ciri-ciri:

- Tinggi tugas dan rendah hubungan

- Pemimpin memberikan perintah khusus

- Pengawasan dilakukan secara ketat

- Pemimpin menerangkan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan, bagaimana


cara mengerjakan, kapan harus dilaksanakan pekerjaan itu, dan di mana pekerjaan itu
harus dilakukan.

Gaya kepemimpina Telling disebut pula dengan aya 1 atau G1.

b). Selling

Ini merupakan gaya kepemimpinan dengan ciri-ciri:

- Tinggi tugas dan tinggi hubungan

- Pemimpin menerangkan keputusan

- Pemimpin memberi kesempatan untuk penjelasan

- Pemimpin masih banyak melakukan pengarahan

- Pemimpin mulai melakukan komunikasi dua arah

Gaya kepemimpinan Selling disebut pula dengan gaya 2 atau G2.

c). Participating

Ini merupakan gaya kepemimpinan dengan ciri-ciri:

- Tinggi hubungan dan rendah tugas

- Pemimpin dan bawahan saling memberikan gagasan

- Pemimpin dan bawahan bersama-sama membuat keputusan

Gaya kepemimpinan participating disebut pula dengan gaya 3 atau G3.

d). Delegating

Ini merupakan gaya kepemimpinan dengan ciri-ciri:

- Rendah hubungan dan rendah tugas


- Pemimpin melimpahkan pembuatan keputusan dan pelaksanaan

kepada bawahan

Gaya kepemimpinan participating disebut pula dengan gaya 4 atau G4

(Sutarno, 2012: 151).

Hasil dan pembahasan

SMP Muhammadiyah 1 Depok resmi didirikan pada tanggal 1 Januari 1968. Hal ini
membersamai berdirinya Perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok. Saat ini,
Perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok sudah menempati posisi yang cukup
strategis baik dari segi fisik maupun non fisik dalam rangka menunjang proses
pembelajaran di SMP Muhammadiyah 1 Depok. Perpustakaan SMP Muhammadiyah
1 Depok mempunyai tujuan mewujudkan perpustakaan yang ideal menuju ke
perpustakaan digital dan menyediakan koleksi yang produktif untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok
mempunyai visi, cerdas, berprestasi, gemar membaca dan berakhlakul karimah
dengan misi menanamkan motivasi dan semangat siswa untuk gemar membaca dan
meningkatkan motivasi siswa dalam bidang kepustakaan. Perpustakaan SMP
Muhammadiyah 1 Depok memiliki 5384 judul dengan 2554 eksemplar buku yang
terdiri dari buku cetak dan non cetak seperti DVD, PETA, GLOBE. Jenis koleksinya
merupakan koleksi sirkulasi dan koleksi referensi. Perpustakaan SMP
Muhammadiyah 1 Depok mempunyai SDM, satu orang kepala perpustakaan dan
satu orang pustakawan. (Wawancara dengan Informan Nur Shifa Fauziyah, pada
tanggal 14, Januari 2019).

Dari hasil wawan cara penulis dengan Pipit Dwe Hartati, A.Md yang
merupakan pustakawan Perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok dan Nurshifa
Fauziyah, S.IP. Selaku kepala perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Depok pada 14,
Januari 2019, penulis menemukan beberapa temuan menarikseputar gaya
kepemimpinan Situational Approach perempuan pada perpustakaan SMP
Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta. Yang meliputi Telling, Selling, participating,
Delegating.

Jurnal pembanding 1

Memiliki dan mempertahankan usaha atau bisnis bukan lah hal yang mudah. Pebisnis
perlu mempelajari berbagai jenis pengetahuan, mulai dari pengetahuan manajerial
hingga pengetahuan teknikal agar usahanya tetap berjalan dengan baik dan sesuai
yang direncanakan. Selain memiliki pengetahuan yang cukup pebisnis juga perlu
memiliki kemampuan (skill) di bidang bisnis secara umum dan di bidang yang ia
geluti dalam dunia bisnis secara khusus. Kemampuan (skill) ini terdiri beberapa
bentuk. Mulai dari hal kecil, seperti kemampuan mendengarkan hingga kemampuan
khusus seperti kemampuan berbicara di depan umum (public speaking), kemampuan
negosisasi, kemampuan melayani pelanggan (customer), kemampuan adaptasi,
kemampuan membangun hubungan jangka panjang, dan kemampuan untuk
memimpin (leadership). Salah satu kemampuan (skill) yang mempengaruhi
kelancaran bisnis dan kinerja karyawan adalah kemampuan untuk memimpin
(leadership). Kemampuan ini perlu dibentuk dan dipelajari oleh seseorang ketika
akan memulai bisnis agar bisnis tetap berjalan dengan baik di masa depan.Pemimpin
yang tidak hanya berorientasi pada tugas, melainkan juga berorientasi pada
hubungan manusia melalui kemampuan memotivasi, bergaul, dan bekerja sama
adalah pemimpin yang efektif di masa ini (Dirham, 2019). Dalam menjalankan
bisnisnya seorang pebisnis/wirausahawan memiliki cara tersendiri untuk memimpin
dan mengarahkan bisnis dan karyawannya sesuai dengan tujuan. Hal ini biasa
disebut dengan gaya kepemimpinan seorang pebisnis.

KAJIAN PUSTAKA

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kemampuan memengaruhi, mengoordinir, dan


menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan
pengembangan suatu organisasi (Nasution, 2015). Dirham (2019) menjelaskan bahwa
Kepemimpinan merupakan sifat di mana tujuannya adalah untuk mencapai target
yang ditentukan dengan sebuah ketrampilan, kemampuan dan kecakapan yang ada
dalam diri seseorang dan dapat mempengaruhi orang lain dalam hal pekerjaan.
Sementara itu menurut Santoso (2019) ketika keunikan individu serta perbedaan
struktur tugas mendorong pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar
berjalan lancar dan efektif maka teori tersebut eksis dalam lingkungan organisasi.
Kepemimpinan dapat berupa kemampuan seseorang untuk memengaruhi dan
mengoordinir serta kemampuan untuk membuat target demi kepentingan organisasi.
Pemimpin akan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai keunikan diri dan
perbedaan struktur tugas yang ada.

2. Kewirausahaan

Kewirausahaan ialah kemampuan kreatif dan inovatif serta jeli melihat peluang dan
selalu terbuka untuk setiap masukan sekaligus perubahan yang positif yang mampu
membawa bisnis terus bertumbuh (Saragih, 2017). Sukirman (2017) berpendapat
bahwa bisnis atau kewirausahaan ialah kegiatan yang mengandung unsur
pertimbangan serta mengembangkan gagasan-gagasan seorang pribadi atau social.
Sedangkan menurut Diandra et al., (2020) kewirausahaan adalah kegiatan yang
mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru dengan disiplin penuh dan
mandiri.

3. Teori Path-Goal
Teori Path-Goal dikenal pertama kali pada tahun 1970-an. Tokoh yang berjasa dalam
mengembangkan teori ini adalah Robert. J. House. Northouse. House
mengembangkan teori Path-Goal dengan cara memperluas dimensi. Dimensi tersebut
antara lain bantuan untuk pekerjaan, proses keputusan berorientasi pada kelompok,
perwakilan dan jejaring kelompok kerja, dan perilaku kepemimpinan yang berbasis
nilai (Gaol, 2020).Khairizah et al. (2015) menjelaskan bahwa dalam
kepemimpinan/leadership terdapat cirikhas atau gaya suatu pemimpin dalam
memimpin karyawannya. Gaya kepemimpinan ini merupakan sifat dan perilaku
pemimpin yang diterapkan pada karyawannya untuk membimbing karyawan dalam
penyelesaian pekerjaan.Secara umum gaya kepemimpinan yang diadopsi dari Teori
Path-Goal terdiri dari empat gaya kepemimpinan yakni directive leadership,
supportive leadership, participative leadership, dan achievement-oriented leadership
(Afrizal, 2015).

1. Directive Leadership

Gaya kepemimpinan direktif ini terdiri dari 5 (lima) indikator yaitu pemimpin
memberitahukan harapan pemimpin terhadap karyawan, pemimpin tidak bersimpati
terhadap masalah yang dihadapi karyawan, pemimpin mengatur jadwal kerja yang
telah disesuaikan dengan standar kerja, pemimpin memiliki tugas untuk memberi
arahan yang mendetail tentang cara karyawan harus menyelesaikan tugasnya, dan
pemimpin memiliki tugas untuk menentukan dan merencanakan koordinasi
sekaligus pengawasan dalam kerja karyawan.

2. Supportive Leadership

Sama seperti directive leadership gaya kepemimpinan supportive leadershi memiliki


5 (lima) indikator yakni pemimpin memiliki sifat yang ramah terhadap karyawan,
pemimpinnmenunjukkan kepedulian atas kebutuhan karyawan, pemimpin
mengembangkan hubungan interpersonal menyenangkan antaranggota organisasi,
pemimpin memberi dorongan saat karyawan mengalami kesulitan, dan pemimpin
membantu peningkatan dan pengembangan karir karyawannya.

3. Participative Leadership

Gaya kepemimpinan ini memiliki 5 (lima) indikator antara lain pemimpin


berkomunikasi dan mengumpulkan ide-ide dari karyawan, pemimpin menggunakan
saran, ide, dan masukan dari karyawan sebelum menetapkan suatu keputusan dalam
organisasi, pemimpin bersama dengan karyawan-karyawannya membuat keputusan,
pemimpin mendelegasikan tugas kepada bawahannya, dan pemimpin mampu
mengatasi konflik yang ada di dalam organisasi. Pratiwi et al. (2013) mengungkapkan
bahwa gaya kepemimpinan suportif berupa pemimpin yang bersahabat, mudah
untuk didekati, dan memiliki perhatian kemanusiaan yang tulus kepada
karyawannya.

4. Achievement-Oriented Leadership
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi/pencapaian ini memiliki 5 (lima)
indikator yaitu pemimpin menetapkan tujuan yang cukup menantang bagi
karyawannya untuk mencapai suatu prestasi, pemimpin memberi reward atas
pencapaian prestasi karyawan, pemimpin memberi sanksi dan/atau peringatan bagi
karyawan yang memiliki prestasi kerja yang rendah, pemimpin mempromosikan
karyawannya yang memiliki kinerja atau prestasi yang baik dan memuaskan, dan
pemimpin mencari jalan keluar serta perbaikan untuk peningkatan kinerja karyawan.

METODE PENELITIAN

Jenis metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah pendektan penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Dengan penelitian kualitatif deskriptif ini diharapkan peneliti memperoleh data yang
mendalam mengenai penerapan gaya kepemimpinan pada salah satu bisnis toko
kelontong di Kabupaten Tulungagung. Sumber data yang peneliti gunakan adalah
sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer
yakni melalui aktivitas wawancara. Tujuan peneliti menggunakan sumber data
tersebut dikarenakan untuk mengetahui bagaimana penerapan gaya kepemimpinan
pada salah satu bisnis toko kelontong di Kabupaten Tulungagung secara mendetail
agar peneliti dapat menarik kesimpulan berkaitan dengan gaya kepemimpinan
seperti apa yang paling cocok untuk diterapkan dalam bisnis tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepemimpinan seringkali dikaitkan dengan keterampilan, kecakapan serta


tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seseorang. Sebagian besar penentu keberhasilan
maupun kegagalan suatu ditentukan oleh kepemimpinan ini (Dirham, 2019). Seorang
pemimpin yang bijak akan mampu untuk bertanggung jawab dalam menjalankan
tugasnya (Tanyid, 2018). Pemimpin yang baik dapat mengatur manajemen dalam diri
yang baik. Sebagai seorang pemimpin seorang pimpinan harus mampu mengontrol
dan mengatur diri sendiri. Mulai dari mengatur waktu, perhatian, hingga emosi
dalam dirinya. Pimpinan harus paham apa saja kelebihan dak kekurangan yang ada
pada dirinya. Sehingga, mampu untuk mengatur dan memimpin organisasinya
dengna baik. Pemimpin yang baik juga seharusnya menghindari sifat kaku yang ada
pada dirinya. Sifat kaku akan menyusahkan diri sendiri, karyawan, dan
perkembangan organisasi di masa depan. Memiliki strategi dalam bertindak dan
menyusun segala rencana juga menjadi ciri khas pemimpin yang baik. Baik atau
buruknya langkah suatu organisasi sangat bergantung kepada keputusan pemimpin
yang cerdas di dalamnya. Sehingga, pemimpin seharusnya mamou untuk berpikir
cerdas, kreatif, dan inovatif dalam menentukan suatu keputusan dan kebijakan agar
organisasinya dapat maju. Pemimpin juga harus bisa bekromunikasidengan baik,
karena komunikasi menjadi dasar dan kunci penting dalam kehidupan. Seorang
pemimpin yang baik sebaiknya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan
efektif serta mengetahui kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan
orang lain.

Pemimpin juga harus dapat bertanggung jawab dalam memikul tugasnya.


Selain itu, pemimpin juga harus memiliki tujuan yang jelas serta konsisten agar fokus
dalam mengembangkan organisasinya.Seperti yang telah diketahui sebelumnya teori
Path-Goal dalam kepemimpinan diidentifikasikan menjadi empat tipe (Suparmi,
2015). Tipe-tipe tersebut adalah pertama, directive behaviour membiarkan bawahan
mengetahui tugas yang dibutuhkan untuk ditampilkan dan bagaimana seharusnya
mereka menampilkan tugas tersebut. Pemimpin dengan gaya ini selalu selalu
berusaha untuk menyesuaikan situasi serta kondisi perusahaannya dan ketika
menyesuaikan dengan kematangan karyawan selalu bersifat fleksibel. Kedua,
supportive behaviour memberikan keleluasaan bawahan untuk mengetahui bahwa
pimpinannya mempedulikan mereka dan mengawasi mereka. Ketika pemimpin
menunjukkan kepedulian mereka terhadap karyawannya dimana hubungan sosial
menantang secara fisik maupun psikologis, hal ini akan menjadi hal yang paling
efektif dalam situasi tersebut. Ketiga, participative behaviour kesanggupan bawahan
dalam hal keterlibatan pengambilan keputusan yang berdampak terhadap para
bawahan.

Saat ini para pemimpin mendengarkan nasihat atau masukan-masukan yang


diberikan karyawan, hal ini akan menjadi hal yang paling efektif untuk diterapkan
ketika karyawan terlatih dalam pekerjaan mereka serta menjadi hal yang
meringankan ketika ingin memecahkan suatu permasalahan. Keempat, achievement-
oriented behaviourmemaksa bawahan untuk melakukan yang terbaik bagi mereka.
Pemimpin dengan gaya ini menginginkan karyawannya untuk bekerja secara optimal
dan percaya diri yang akan menjadi keefektifan dalam lingkungan kerja
professional.Pemilik sekaligus pimpinan salah satu toko kelontong di Kabupaten
Tulungagung ini bernama Pak AG. Pak AG telah merintis usaha toko kelontongnya
sejak tahun 1990-an. Bersama dengan istrinya beliau membangun usaha ini dengan
kerja keras dan melalui segala suka duka yang ada dalam prosesnya. Kondisi toko
kelontong milik Pak AG saat ini cukup nyaman untuk melakukan transaksi jual-beli.
Lokasi toko kelontong ini pun cukup strategis, karena berada di depan Pasar
Kedungdowo yang merupakan tempat pusat masyarakat Desa Sukorejo Kulon
melakukan jual-beli. Saat ini usaha Pak AG memiliki puluhan pelanggan tetap yang
konsisten melakukan transksi jual-beli di toko yang dikelola oleh Pak AG ini. Pada
saat wawancara ini dilakukan Pak AG memiliki tiga karyawan untuk membantu
usahanya. Karyawan-karyawan ini biasanya diberikan tugas untuk melayani
pelanggan, mulai dari menyapa pelanggan hingga mengambilkan barang-barang
pesanan pelanggan.
Jurnal pembanding 2

Implementasi Manajemen Sumber Daya manusia tidak berhenti pada fungsi


pengadaan, pengembangan dan pemberian kompensasi yang adil dan layak kepada
karyawan. Tantangan tidak selesai pada rasa puas karyawan karena telah
mendapatkan gaji dan berbagai bonus. Tetapi tugas berikutnya yang lebih berat
adalah bagaimana manajemen sumber daya manusia mampu mendorong semua
karyawan, sebagai asset perusahaan, untuk bekerja sama dan kerja sama. Atau
dengan kata lain manajemen harus bisa menyesuaikan dan mempertemukan antara
kepentingan karyawan dan kepentingan perusahaan. Penyesuaian ini hanya bisa
dilakukan dengan cara memahami sifat para karyawan serta melakukan
pengelolaanberbagai perbedaan dengan cara intensif dan efektif. Di sinilah maka
fungsi integrasi menjadi hal yang sangat penting dalam keberhasilan pengelolaan
sumber daya manusia.

Arti dan Fungsi Kepemimpinan


Untuk memperjelas ruang lingkup kepemimpinan, maka banyak para penulis dan
akademisi yang memberikan definisi tentang kepemimpinan. Stoner telah
mendefinisikan kepemimpinan (Leadership) adalah suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya. ( T. hani Handoko, 295). Dari definisi ini ada implikasi
penting yang perlu ditekankan, pertama, kepemimpinan menyangkut orang
lain,yaitu bawahan dan pengikut. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu
pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara para pemimpin dan anggota
kelompok.Ketiga, kepemimpinan adalah memberikan pengarahan kepada bawahan
dengan memberikan pengaruh. Dengan kata lain pemimpin tidak hanya memberi
perintah kepada bawahan apa yang harus dikerjakan, akan tetapi pemimpin juga
harus dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.

Berkaitan dengan tanggung jawab seorang pemimpin ini Robert C. Miljus


menyebutkan ada beberapa poin adalah: (Heidjrachman, Suad Husnan, 218)

1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis (dalam artian kuantitas,


kualitas keamanan dan sebagainya)
2. Melengkapi para karyawan dengan sumberdana-sumberdana yang diperlukan
untuk menjalankan tugasnya.

3. Mengkomunikasikan kepada para karyawan tentang apa yang diharapkan dari


mereka

4. memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi

5. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi

apabila memungkinkan
6. menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif

7. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya

8. Menunjukkan perhatian kepada para karyawan.

Studi Kepemimpinan

Berdasar pada fungsi seorang pemimpin yang begitu vital, baik dalam memberikan
kontribusi kepada lingkup internal perusahaan maupun eksternal perusahaan, maka
telah banyak studi yang dilakukan oleh para peneliti dan ilmuwan, yang pada
dasarnya ingin merumuskan pemimpin yang ideal dan sosok pemimpin yang efektif.
Dengan alur berfikir tentang fungsi kepemimpinan, maka keberhasilan dalam
merumuskan seorang pemimpin yang efektif akan berdampak cukup signifikan
terhadap perbaikan kinerja perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah tujuan antara
yaitu suksesnya manajemen dalam melakukan fungsi integrasi sumber daya manusia.

Dari berbagai tinjauan studi, maka ada tiga klalsifikasi besar yang berkaitan dengan
pendekatan perumusan model kepemimpinan efektif.

1. Pendekatan Teori sifat (traits Theory)

Pendekatan pertama ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-


sifat (traits) yang nampak. Sehingga para teoritisi kesifatan ini bermaksud
menjelaskan tentang aspek kepemimpinan dari ciri dan sifat-sifat tertentu yang
menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Studi-studi dilakukan
dengan mengidentifikasikan sifat-sifat pemimpin, yaitu dengan cara pertama,
membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dan sifat-sifat orang yang
menjadi pengikut. Kedua dengan mengidentifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang
dimiliki oleh para pemimpin yang efektif. Sehingga timbul satu anggapan dari para
peneliti kesifatan ini bahwa pemimpin adalah dilahirkan , bukan dibuat.

2. Pendekatan Perilaku (Behaviors Theory)

Pendekatan perilaku ini tidak lagi mencoba untuk mencari jawab tentang sifat-sifat
seorang pemimpin, akan tetapi mencoba untuk menentukan apa yang dilakukan oleh
pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka
berkomunikasi, dengan apa mereka memotivasi bawahan dan sebagainya. Tidak
seperti pendekatan sifat, pendekatan perilaku berpendapat perilaku bisa dipelajari
dan bisa dilatih. Maka pendekatan perilaku beranggapan bahwa pemimpin tidak
dilahirkan tetapi harus dibuat dan dipersiapkan.

3. Pendekatan Situasional-Contingency (Contingency Theory)

Pendekatan kesifatan dan perilaku belum sepenuhnya mampu menjelaskan


kepemimpinan. Dan berdasar pada penelitian terdahulu maka pendekatn situasional-
contingency menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada
factor-faktor seperti, situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variable-variabel
lingkungn lainnya.

4. Beberapa pendekatan Kontemporer

Studi tentang kepemimpinan terus berkelanjutan. Seakan tidak pernah selesai


keingintahuan dari pada akademisi, hingga pada satu temuan yang lebih
memuaskan. Terbukti setelah ketiga pendekatan ini, selalu muncul temuan-temuan
kontemporer yang berusaha melengkapi dari celah-celah yang dirasa masih ada. Para
pemimpin bsar menunjukkan EI mereka dengan memperagakan semua komponen
kuncinya, yaitu:

1. Kesadaran diri; diperagakan oleh percaya diri, penilaian diri yang realistik dan rasa
humor yang mencela diri sendiri

2. Kesadaran diri; Diperagakan oleh sifat yang layak dipercaya dan keterpaduan,
senang dengan ambiguitas, dan keterbukaan dengan perubahan

3. Motivasi diri; diperlihatkan oleh dorongan yang kuat untuk mencapai optimisme
dan komitmen organisasi yang tinggi

4. Empati; diperlihatkan oleh keahlian dalam membangun dan mempertahankan


bakat, kepekaan silang budaya dan layanan terhadap klien dan pelanggan

5. Ketrampilan sosial; diperlihatkan oleh kemampuan untuk memimpin upaya


perubahan, pembujukan dan keahlian dalam membangun dan memimpin tim.

Pemimpin Yang efektif

Penelitiaan dan studi tentang kepemimpinan terus dilakukan dan tidak pernah
berhenti. Hal ini membuktikan betapa dinamisnya pembahasan mengenai
kepemimpinan sekaligus menegaskan betapa pentingnya sebuah kepemimpinan itu
di dalam segala aspek kehidupan. Dalam waktu yang sama betapa sulitnya kita untuk
merumuskan sebuah model kepemimpinan yang efektif yang menjadi rujukan pada
berbagai periode waktu.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang memiliki manajemen diri yang baik. Berkaitan dengan
gaya kepemimpinan pemimpin yang baik harus bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan kerja serta situasi dan kondisi yang ada pada usaha dan
karyawannya. Selain itu, seorang pemimpin sebaiknya menyampaikan aturan
dan standar kerja kepada karyawannya dengan baik dan jelas. Peneliti
menyimpulkan bahwa dalam usaha toko kelontong milik Pak AG beliau lebih
mengarah kepada gaya achievement-oriented leadership. Hal ini ditunjukkan
melalui penjelasan beliau terkait efektivitas karyawan dalam bekerja akan
meningkat apabila pimpinan memberikan target dalam pekerjaan karyawan.
Lalu setelahnya pemimpin akan memberikan reward kepada karyawan yang
telah mencapai target yang ditentukan. Implikasi penelitian dalam kehidupan
masyarakat adalah masyarakat dapat mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
yang dapat diterapkan seorang pemimpin dalam suatu organisasi sesuai
dengan karakteristik pemimpin dan lingkungan kerja yang ada, khususnya di
lingkungan bisnis toko kelontong. Seorang pemimpin muncul karena
dianggap memiliki kelebihan di dalam komunitasnya. Dengan kelebihan itu
para anggota komunitas berharap bisa lebih mudah merealisasikan tujuan-
tujuannya. Walaupun mereka berawal dari kepentingan-kepentingan yang
berbeda, bahkan kadang saling bertentangan, tatapi dengan keunggulan
seorang pemimpin perbedaan dan pertentangan itu bisa sinergis dan
memunculkan kekuatan baru. Dalam hal inilah seorang pemimpin mampu
mewujudkan fungsi integrasi yang akan menyelamatkan perusahaan.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada para pembaca yaitu agar makalah ini
dapat menjadi referensi atau rujukan bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil
analisa ataupun review jurnal ini dapat menjadi penilaian untuk menciptakan
artikel yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk memahaminya.
Saran dan kritik juga kami harapkan dari para pembaca guna mencapai
kesempurnaan dalam makalah critical joural review ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Afrizal, Andi. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja dan
kepuasan kerja serta Dampak pada Kinerja Karyawan (Studi Kasus BMT Bina Ihsanul
Fikri Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia. 5 (2), 151-170.
2. Pratiwi, Anggun et al. (2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi
Kerja Karyawan (Studi Penerapan Gaya Kepemimpinan Path-Goal pada Karyawan
Strategic Business Unit PT SIER (Persero) Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis.
2 (2), 1-7.
3. KKartonoartini. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
4. Sondang P.1991. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta.
5. Madhiamal. 2001. Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh. . Bandung :
Asysyamil.
6. Aisyah, Sitti, dan Takdir Soltan, Implementasi Gaya Kepemimpinan Situasional
Kepala Sekolah Di Smp Negeri 1 Wamena Kabupaten Jayawijaya, Jurnal
Kepemimpinan Dan Pengurusan Sekolah, No. 2, Vol.2, September 201
7. Aufa, Ima Rahmania, Gaya Kepemimpinan dalam Film Insurgent, Tesis: Tidak
Diterbitkan, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017
8. Fitriani, Annisa, Gaya Kepemimpinan Perempuan, Jurnal TAPIS, No.2, Vol.11,
Desember 2015
9. Putri Iva, Leadership: Memperkaya Pelajaran Dari Pengalaman, Jakarta: 2012.
10. Kartini, Pemimpin Dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010
11. Lensufiie, Tikno, Leadership Untuk Profesional Dan Mahasiswa, Jakarta:Erlangga,
2010
12. Testiani, Budaya Kerja Pustakawan Di Era Digital, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015
13. Northouse, Peter G, Kepemimpinan: Teori Dan Praktek, Jakarta: PT Indeks, 2015
14. Sutarno, Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2012

Anda mungkin juga menyukai