Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

STATISTIKA DASAR
“Analisis Korelasi Tunggal”

Dosen : Dr. Karya Sinulingga, M.Si

Disusun oleh :

Nama : Laili Suryani


NIM : 4181240001
Program Studi : Fisika

Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negri Medan
2018

1
KATA PENGATAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha kuasa atas segala berkat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penullisan critical book report ini.
Saya berupaya menyusun critical book report sebaik mungkin agar dapat kita
pahami dengan mudah. adapun maksud dan tujuan dari penulisan critical book
report ini adalah suatu bentuk tanggung jawab kami untuk memenuhi tugas mata
kuliah umum.

Kami menyadari bahwa penulis dari critical book report ini adalah
manusia yang masih sangat banyak dalam kekurangan , sehingga sangat wajar
dalam penulisan dari critical book report ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu saya harap dengan critical book report ini pembaca dapat
menambah ilmu pengetahuan terlebih khusus tentang matakuliah statistika dasar
dengan judul Analisis Korelasi Tunggal Dalam penulisan dan penyusunan critical
book report ini saya mengakui bahwa masih banyak kekurangan , maka dari itu
saya menunggu para pembaca memberikan masukkan atau pun kritikan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan critical book report ini.

Medan, 22 November 2018

Penyusun

Laili suryani

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan .......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
A. Identitas Buku............................................................................................5
B. Ringkasan Buku Utama.............................................................................5
C. Ringkasan Buku Pembanding...................................................................9
D. Keunggulan Buku......................................................................................14
E. Kelemahan Buku.......................................................................................15
BAB III PENUTUP.............................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran .........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis korelasi kanonik untuk mengidentifikasi dan mengukur
kumpulan antara dua himpunan dari variabel. Analisis korelasi kanonik fokus
pada korelasi antara sebuah kombinasi linear dari variabel dalam satu
himpunan dan kombinasi linear dari variabel dalam himpunan lainnya. Ide
pertama adalah untuk menentukan bagian dari kombinasi linear yang memiliki
korelasi terbesar. Berikutnya, kita menentukan bagian dari kombinasi linear
yang memiliki korelasi terbesar diantara semua bagian yang tidak berkorelasi
dengan bagian yang dipilih di awal.
Proses berlanjut Bagian dari kombinasi linear dinamakan variabel
kanonik, dan korelasi yang lainnya dinamakan korelasi kanonik. Ada beberapa
masalah penelitian yang melibatkan hubungan antara dua kelompok variabel,
misalnya hubungan antara sekelompok variabel kepribadian dan sekelompok
variabel kemampuan, hubungan antara indeks harga dan indeks produksi.
Disamping hubungan fungsional yang dinyatakan dengan persamaan regresi,
ada juga yang perlu dipersoalkan yaitu ukuran kuat lemahnya antara dua
kelompok variabel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korelasi ?
2. Apa sajakah kegunaan dari korelas ?
3.  Apa sajakah karakteristik dari korelas ?
4. Sebutkan macam-macam koefisien korelasi ?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari korelasi.
2. Untuk dapat mengetahui kegunaan dari korelasi.
3. Untuk dapat mengetahui karakteristik dari korelasi.
4. Untuk dapat mengetahui macam-macam dari koefisien korelasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Buku
a. Buku Utama
 Judul Buku : Statistika dasar revisi ketiga
 Penulis : Tim Penyusun Unimed.
 Penerbit : Unimed
 Kota Terbit : Medan
 Tahun Terbit : 2019
 Jumlah Halaman : Halaman
b. Buku Pembanding
 Judul Buku : Statistika Pendidikan
 Penulis : Dr. Rusydi Ananda, M.Pd
Muhammad Fadhli, M.Pd
 Penerbit : CV. Widya Puspita
 Kota Terbit : Medan
 Tahun Terbit : 2018
 Jumlah Halaman : 332 Halaman

B. Ringkasan Buku Utama


A. Pendahuluan
Dalam istilah statistika, kolerasi didefinisikan derajat hubungan antara
dua variable atau lebih. Analisis kolerasi ini banyak digunakan oleh para
peneliti untuk menghubungkan satu perstiwa yang terjadi dengan peristiwa
lainnya, misalnya hubungan antara tinggi badan dan berat badan.
Analisis kolerasi bukan menjelaskan hubungan timbale balik antara
variable, tetapi hanya dikenal hubungan searah saja. Dalam kolerasi dikenal
hubungan sebab akibat. Variable-variabel yang akan dihubungkan terdiri atas
berbagai tingkatan data. Tingkatan data meliputi data nominal, ordinal,
interval, danrasio.Tingkat data tersebut menentukan analisis kolerasi mana
yang paling tepat digunakan

5
B. Kolerasi Pearson Produk Momen (Ppm)
Salah satu jenis kolerasi yang termasuk statistic parametric yang
umum nya dipakai dalam menganalisis data adalah kolerasi pearson produk
momen (PPM), sering disingkat kolerasi saja merupakan salah satu teknik
kolerasi yang paling banyak digunakan dalam penelitian social. Besarnya
angka kolerasi disebut koefisien dinyatakan dalam lambang r. Batas nilai r
terbesar +1 dan terkecil -1.Untuk r = +1 disebut hubungan positif sempurna
dan hubungannya linier langsung sangat tinggi. Sebaliknya, jika r=-1 disebut
hubungan negative sempurna dan hubungannya tidak langsung sangat tinggi,
yang disebut inverse.
Kegunaan kolerasi produk moment adalah: (a) untuk menyatakan ada
atau tidak nya hubungan yang signifikan antara variable satu dengan lainnya,
(b) untuk menyatakan besarnya sumbangan variable satu terhadap yang
lainnya yang dinyatakan dalam persen. Untuk menjawab arti r tersebut dalam
hal ini, secara umum dapat digunakan melalui acuan pada table 7.1 berikut ini.
Tabel 7.1
Interprestasi Dari Nilai R

R Interprestasi
0 Tidakberkolerasi
0.01 – 0.02 Sangatrendah
0.21 – 0.40 Rendah
0.41 – 0.60 Agakrendah
0.60 – 0.80 Cukup
0.81 – 0.99 Tinggi
1 Sangattinggi

Kalau ditulis dalam matematis menjadi−1 ≤r ≤+1. Cara menghitung nilai


r ada empat cara, yaitu:
a. table biasa
b. table petakolerasi
c. table distribusi frekuensi
d. kalkulator dan computer.
Langkah-langkah menghitung r dengan menggunakan bantuan table biasa
adalah sebagai berikut:

6
1. Asumsikan bahwa persyaratan untuk menggunakan analisis
kolerasi PP telah terpenuhi
2. Tulis H0 dan Ha dalam bentuk kalimat
a. Ha: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
variable X dengan Y
b. H0: tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara variable X dan Y
3. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistika
a. Ha: r ≠ 0
b. H0: r = 0
4. Buatlah table penolong untuk menghitung r seperti tebal berikut.
Table 7.2
Penolong Untuk Menghitung R

No. Resp X1 Y1 X12 Y12 X1 Y1


1
2
3
.
.
N
x́ 1 Y´ 1 ∑ X 21 ∑ Y 21 ∑ X1Y 1

5. Cari fhitung dengan menggunakan rumus:


n ∑ X 1 Y 1−( ∑ X 1 )( ∑ Y 1 )
r=
2 2
√ {n∑ X −( ∑ X ) }{n∑ Y −(∑ Y ) }
2
1 1
2
1 1

6. Konsultasikan fhitung tersebut dengan ftabel taraf signifikan tertentu


yang ditentukan dalam membuat kesimpulan.
Jika fhitung<ftabel, Ha diterima, artinya kolerasinya
(hubungannya) tidak signifikan. Dalam menentukan
7. Buat kesimpulannya
8. Jika diminta, hitunglah besarnya sumbangan variable x terhadap y

Catatan:

7
 Jika tidak ingin menggunakan ftabel dapat digunakan rumus:
n−2
thitung = r
√ 1−r 2

jika thitung≤fhitung≤ftabel, maka H0 diterima atau kolerasinya


tidak signifikan

 Buat kesimpulannya, dan bila jika diminta, mka hitunglah


besarnya sumbangan variable x terhadap y.
C. Kolerasi Tata Jenjang
Kolerasi tata tenjang dipergunakan untuk mengkorelasikan antara dua
kelompok data yang menunjukkan urutan jenjang atau data yang berskala
ordinal. Rumus yang digunakan untuk mengkorelasikan data yang berskala
ordinal ada dua, yaitu :
1. Korelasi tata tenjang dpearman (spearman rank order correlation)
6 ∑ D2
ρ=
n ( n2−1 )
2. Korelasi tata jenjang kendali (kendali rank order correlation) dengan
rumus
P−Q
ρ=
N ( N−1)
2
D. Uji Koefesien Korelasi Dua Subjek Yang Berbeda
Dalam suatu penelitian, misalnya kita bermaksud menguji hubungan
antara dua variable yang sama terhadap beberapa kelompok sampai yang
berbeda. Misalnya, kita ingin menguji hubungan antara aktivitas belajar
dengan hasil belajar. Kelompok sampel yang digunakan sebagai tenpat uji
coba adalah dua kelompok misalnya, dengan demikian akan diperoleh dua
koefesien yang angkanya kemungkinan tidak sama.
Untuk menguji signifikan perbedaan antara kedua koefesien tersebut
digunakan dengan rumus :
Z 1−Z2
Z s=
1 1
√ −
n1 −3 n2−3

8
C. Ringkasan Buku Pembanding
A. Pengertian Analisa Korelasi
Penelitian Ilmiah adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Hasil
Pengukuran terhadap fenomena yang ditelitti dalam penelitian ilmiah disebut
variable penelitian. Karena itu hubungan antara satu fenomena dengan
fenomena yang lain disebut juga dengan hubungan antara satu variable dengan
variable lain disebut korelasi. Dengan kata lain korelasi merupakan istilah
yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variable.
Analisa Korelasi garis besarnya dibedakan kepada dua, yaitu :
1. Korelasi antara dua variable, misalnya hubungan antara rambu-rambu
lalu lintas dengan kecelakaan lalu lintas
2. Korelasi antara tiga variable atau lebih, misalnya hubungan antara
kecerdasan dan motif belajar dengan prestasi belajar.
B. Arah Korelasi
Dilihat dari segi arahnya, korelasi dibedakan antara dua macam, yaitu :
1. Korelasi Searah atau korelasi Positif (+)
Apabila dua variabel atau lebih berkorelasi secara paralel,
kenaikan satu variabel disertai dengan kenaikan pada variabel yang lain
atau penurunan nilai satu variabel disertai dengan penurunan pada
variabel yang lain. Misalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),
diikuti kenaikan ongkos-ongkos angkutan. Sebaliknya jika harga BBM
turun, maka ongkos angkutan menjadi turun. Dalam dunia pendidikan
misalnya, terdapat korelasi positif antara nilai-nilai belajar matematika
dengan nilai hasil belajar Fisika, Kimia, Biologi dan sebagainya.

2. Korelasi berlawanan arah atau korelasi negatif (-)


Apabila dua variabel atau lebih berkorelasi secara berlawanan
arah, kenaikan nilai satu variabel disertai dengan penurunan nilai variabel
lainnya. Misalnya meningkatnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat

9
diikuti dengan menurunnya jumlah kejahatan yang dilakukan anggota
masyarakat, atau sebaliknya. Penurunan hasil belajar siswa dalam bidang
studi seni suara disertai dengan peningkatan hasil belajar bidang studi
matematika, kimia, biologi, dan sebagainya.

C.

Angka Korelasi
Angka korelasi atau coeffcient of correlation adalah angka (koefisien)
yang dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahui tinggi rendahnya,
kuat lemahnya atau besar kecilnya korelasi antara variabel yang sedang
diselidiki. Besarnya angka korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan
±1,00. Ini berarti bahwa angka korelasi tidak bisa lebih dari +1,00. Apabila
dalam suatu perhitungan diperoleh angka korelasi lebih besar dari 1,00 hal itu
merupakan petunjuk adanya kesalahan dalam perhitungan. Tanda + (plus)
atau – (minus) di depan angka korelasi merupakan petunjuk arah korelasi.
Bila di depan angka korelasi bertanda plus (+), misalnya; rxy = +0,325 ini
berarti bahwa korelasi antara x dan y merupakan korelasi searah atau korelasi
positif. Sebaliknya apabila di depan angka korelasi bertanda minus (-)

10
misalnya; rxy = -0,785 ini berarti korelasi antara variabel x dan y merupakan
korelasi berlawanan arah atau korelasi negatif.

D. Korelasi Product Moment (Product Moment Correlation)


Product Moment Correlation adalah salah satu teknik korelasi yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Teknik korelasi
ini dikembangkan oleh Karl Pearson. Disebut Product Moment Correlation,
karena angka korelasinya merupakan hasil perkalian atau product dari
moment-moment variabel yang dikorelasikan (Product of the Moment).
Teknik korelasi ini digunakan bila berhadapan dengan kenyataan bahwa:
a) Sampel diambil secara acak (random)
b) Dua variabel yang akan dicari korelasinya, terdiri dari dua gejala interval
atau ratio.
c) Regresinya merupakan regresi linier/garis lurus.
Terdapat tiga kemungkinan hipotesis yang diuji yaitu:
 Hipotesis uji dua pihak.
Ho : ρ = 0 dan H1 : ρ ≠ 0
 Hipotesis satu pihak, uji pihak kanan.
Ho : ρ ≤ 0 dan H1 : ρ > 0
 Hipotesis satu pihak, uji pihak kiri
Ho : ρ ≥ 0 dan H1 : ρ < 0

Angka (koefisien) korelasi Product Moment dapat diperoleh dengan


berbagai macam cara sebagai berikut:

11
1. r xy =
∑ xy
N . Sd x . Sd y
Dengan
r xy = Angka Korelasi antara Variabel X dan Y

∑ xy= Jumlah dari hasil perkalian antara devisi skor-skor pada variable X
dengan Skor-skor pada variable Y
Sd x = Standar devisiasi dari variable X
Sd y = Standar Devisiasi dari variable Y
N = Number of Cases
E. Korelasi Rank/ Spearman
Teknik korelasi Rank/Spearman digunakan apabila data yang diteliti
merupakan data ordinal. Berbeda halnya dengan korelasi Pearson (product
moment) yang didasarkan atas hubungan linier maka korelasi Rank/Spearman
tidak memperhatikan hubungan linier antara kedua variabel yang dicari
korelasinya. Rumus Korelasi Spearman sebagai berikut :
6 ∑ D2
Rho = 1 -
n(n 2−1)
F. Korelasi Kendal Tau
Korelasi Kendal Tau digunakan untuk menganalisis korelasi antara dua
ordinal dengan data ordinal. Rumus korelasi kendal tau adalah :

r=
∑ X−∑ Y
n ( n−1 )
2
G. Korelasi Phi
Teknik korelasi phi digunakan apabila dua variabel yang sedang
diselidiki korelasi terdiri dari variabel deskrit dan masing-masing hanya terdiri
dari dua kategori misalnya laki-laki perempuan, hidup-mati, lulus-tidak lulus,
dan lain-lain. Apabila diambil dari variabelnya bukan variabel deskrit dan
peneliti ingin menganalisanya dengan teknik korelasi phi, maka variabel
tersebut harus dirubah menjadi variabel deskrit dan masing-masing terdiri dari
dua kelompok sehingga menghasilkan tabel 2 x 2.

12
Lambang dari korelasi phi adalah ∅. Koefesien korelasi phi dicari
dengan rumus :

X2
∅=
N √
Dengan demikian rumus ini digunakan terlebih dahulu mengitung
harga kali kuadrat diperoleh dengan rumus :

X2=
∑ (f 0−f t )
ft
H. Korelasi Kontigensi
Teknik korelasi kontigensi (KK) digunakan untuk menyelidiki hubungan
dua variable yang masing-masing variable dinyatakan dalam bentuk
kualitatis. Rumus dan penggunaannya adalah sebagai berikut :

X2
KK =
√ X2+ N
I. Korelasi Serial
Jika gejala berskala ordinal dan yang satu lagi interval maka
perhitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi serial. Bila gejala
ordinalnya terdiri dari dua jenjang, angka korelasinya diperoleh dengan
rumus:
M 1−M 2 pq
r dwis=
SDtot o( )
J. Korelasi Ganda
Korelasi ganda digunakan apabila penelitian bertujuan untuk
mengetahui hubungan dua atau lebih variable independen dengan satu variable
dependen. Dengn perkataan lain, variable independen yang teliti erdiri dari
dua variable atau lebih. Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan
arah dan kuatnya hubungan antara dua variable secara bersama-sama atau
lebih dengan variable yang lain disebut koefesien korelasi ganda dan biasanya
disimbolkan dengan R.
K. Korelasi Parsial
Korelasi parsial digunakan apabila peneliti ingin mencari kontribusi
secara murni dari variabel independen terhadap variabel dependen. Korelasi
parsial, biasa digunakan bersamaan dengan korelasi ganda. Jika korelasi ganda

13
untuk mengetahui hubungan dua variabel independen atau lebih secara
bersamaan dengan variabel dependen maka korelasi parsial digunakan untuk
mengetahui hubungan masing-masing variabel dengan variabel dependen.
Korelasi parsial pertama menyatakan hubungan antara variabel bebas
pertama dengan variabel terikat dengan menghilangkan pengaruh (hubungan)
variabel bebas kedua dengan variabel terikatnya. Korelasi parsial kedua
menyatakan hubungan antara variabel bebas kedua dengan variabel terikat
dengan menghilangkan pengaruh (hubungan) variabel bebas pertama dengan
variabel terikatnya. Melalui menghilangkan pengaruh tersebut maaka
kontribusi variabel pertama maupun kedua terhadap variabel terikatnya
merupakan konstribusi yang mendekati murni.
Koefisien korelasi parsial merupakan angka yang menunjukkan arah
dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih setelah satu variabel
yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut dikendalikan
untuk dibuat tetap keberadaannya.
D. Keunggulan Buku
 Keunggulan Buku Utama
1. Tata bahasa yang digunakan dalam buku adalah tata bahasa sehari-
hari tidak menggunkan kiasan-kiasan atau bahasa formal sehingga
pembaca dpat langsung mengerti isi dari paparan buku
2. Menjelaskan materi yag lengkap antara point dengan berurutan
sehingga memudahakan dalam memahami.
3. Buku tersebut memilikicontoh-contoh yang relevan sehinngga
kesannnya lebih menarik dan dapat memudahkan pemahan
sipembaca.
 Keunggulan Buku Pembanding
1. Memiliki penjelasan yang cukup jelas mengenai tentang pancasila
sebagai sistem etika.
2. Memiliki penjelasan yang sistematis dan runtut antara satu topic
dengan topic yang lain.
3. Menjelaskan materi yag lengkap antara point dengan berurutan
sehingga memudahakan dalam memahami.

14
4. Buku tersebut memilikicontoh-contoh yang relevan sehinngga
kesannnya lebih menarik dan dapat memudahkan pemahan
Pembaca.
E. Kelemahan Buku
 Kelemahan Buku Utama.
1. Buku tersebut terlalu banyak kalimat kalimat (tidak langsung
kepoin) sehingga para pembaca tidk berminat untuk membacanya.
Buku tersebut tidak memilik gambar-gambar pendukung yang
relevan sehinngg kesannnya agak sedikit monoton.
 Kelemahan Buku Pembanding
1. Rumus-rumus dalam buku ini penjabarannya atau penurunannya
masih sangat kurang , buku ini langsung menuliskan bentuk-bentuk
rumus umumnya saja . penurunan dari buku ini belum di jabarkan.
Contoh soal yang di paparkan jugak tidak ada sehingga susah
untuk d fahaami.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis   Korelasi  
merupakan   studi   yang   membahas tentang  derajat  keeratan  hubungan 
antar  peubah,  yang dinyatakan dengan Koefisien Korelasi.  Korelasi
bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang
lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data
harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala
ordinal.
Korelasi juga memiliki karakteristik yang membangun untuk
terbentunya korelasi selain itu sendiri. Kisaran (range) korelasi mulai dari 0
sampai dengan 1. Korelasi dapat positif  dan dapat pula negatif. koefesien
korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua
variabel. Macam-macam koefisien korelasi diantaranya : Koefisien Korelasi
Pearson, Koefisien Korelasi Spearman, Koefisien Kontingensi, Koefisien
Korelasi Phi.
B. Saran
Dalam memkritik buku, janganlah terlalu terburu-buru supaya kita
dapat mengetahui buku mana yang mudah dipahami dan buku mana yang
lengkap materinya, dan dengan dibuatnya Critical Book Report ini kita telah
banyak mendapatkan ilmu. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa menerapkan
ilmu itu di dalam kehidupan kita sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ananda,Rusydi.dkk. 2018. Statistika Pendidikan. Medan : CV. Widya Puspita

Tim Penyusun. 2019. Statistika Dasar revisi ketiga. Medan: Unimed

17

Anda mungkin juga menyukai