Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REPORT

“KEPEMIMPINAN”

Disusun Oleh :

Nama : MUHAMMAD AIZRI FADILLAH

Nim : 4183121033

Kelas : Fisika Dik C 2018

Prodi : Pendidikan Fisika

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN FISIKA

2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas
“Crittical Book Report” yang berjudul “Kepemimpinan” dapat tersusun hingga selesai.

Saya menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membimbing saya.
Dan tak lupa saya menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman
yang telah membantu menyelesaikan Crittical Book Report ini.

Saya berharap semoga Crittical Book Report ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya
telah mengerjakan Crittical Book Report ini dengan sebaik-baiknya, tetapi sebagaimana
hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tidak sempurna, maka saya meminta
maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam Crittical Book Report ini masih terdapat
kesalahan dalam penulisannya.

Akhir kata, Saya ucapkan terimakasih dan semoga Critical Book Report ini dapat
menambah wawasan pembaca.

Medan, 21 September 2018

Muhammad AizriFadillah

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang ..................................................................................................4


1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku ...................................................................................................5

2.2 Ringkasan Buku ................................................................................................6

2.2.1 Ringkasan Buku Pertama..........................................................................6

2.2.2 Ringkasan Buku Kedua...........................................................................15

2.3 Kelebihan Buku...............................................................................................25

2.4 Kekurangan Buku............................................................................................25

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................26

3.2 Saran ...............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang
atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif
individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill
menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan
dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill
menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam
berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya.
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Membahas isi sebuah buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada didalam buku.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis, dalam mencari informasi yang terdapat
dalam buku
4. Membandingkan isi buku pertama dan kedua

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku


BUKU I
 Judul : Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi
 Pengarang : Prof. Dr. Sondang P. Siagan
 Tahun Terbit : 2015
 Kota Terbit : Jakarta
 Penerbit : CV Haji Masagung
 Jumlah Halaman : 239
 No ISBN : 979-412-018-9

BUKU II
 Judul : KEPEMIMPINAN (leadership)
 Pengarang : Tim Penyusun
 Tahun Terbit : 2018
 Kota Terbit : Medan
 Penerbit : Unimed Press
 Jumlah Halaman : 213
 No ISBN :-

5
2.2 Ringkasan Buku
2.2.1 Ringkasan Buku Utama

BAB 1
1.1 MANUSIA ORGANISASIONAL SEBAGAI FOKUS STUDI ADMINISTRASI
Salah satu cirri manusia modern adalah keanggotaannya dalam berbagai organisasi yang
kesemuanya dimaksudkan untuk mecapai tujuan pribadinya, baik dalam arti peningkatan
taraf hidupnya di bidang material maupun kesejahteraannya di bidang mental spiritual.
Hakikat studi administrasi harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki serangkaian prinsip, rumus, dalil dan kaidah yang sifatnya universal
mondial
b. Prinsip, rumus, dalil dan kaidah tersebut telah “lulus” ujian laboratorium, baik yang
bersifat fisik maupun yang bersifat social eksperimental
c. Prinsip, rumus, dalil dan kaidah itu dapat dipelajari dan diajarkan pada tingkat
sofistikasi yang tinggi
d. Memperoleh pengakuan dunia intelektual antara lain dalam bentuk pemberian gelar-
gelar kesarjanaan dalam ilmu yang bersangkutan kepada orang-orang yang dinilai
memiliki keluasan dan kedalaman yang diharapkan menurut standar yang objektif
oleh lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai reputasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.

1.2 PENGERTIAN-PENGERTIAN
a. ORGANISASI
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan demikian melihat organisasi
sebagai sesuatu yang relatif statis, seperti tergambar dalam organogram yang
berwana-warni.
b. KEPEMIMPINAN
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa definisi kepemimpinan bagi penulis adalah:
“keterampilan dan kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain, baik
yang kedudukannya tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah daripadanya, dalam
berpikir dan bertindak aar prilaku yang semula mungkin individualistic dan ego-
sentrik berubah menjadi perilaku organisasional”.
c. PERILAKU
Pendekatan keprilakuan dalam managemen adalah usaha yng sistematik untuk
menciptakan dan mengembangkan perilaku organisasional dengan cara mengubah dan
mengarahkan perilaku individual agar jangan ego-sentris akan tetapi organisasi-
sentris.

1.3 SISTEMATIKA BUKU


Buku ini terdiri dari Sembilan bab. Sebagaimana lazimnya, bab pertama adalah bab
pendahuluan yang merupakan “pengantar” dari seluruh isi buku. Diberikan pula suatu
argumentasi singkat mengapa pendekatan keperilakuan dalam managemen sangat penting
6
yang diakhiri dengan penguraian secara singkat isi buku secara keseluruhan sehingga
hanya dengan membaca Bab pendahuluan saja pembaca mudah-mudahan sudah memiliki
gambaran tentang hal-hal yang dicoba dibahas dalam buku ini.

BAB 2 : KEPEMIMPINAN ADMINISTRATIF


Adalah suatu kenyataan kehidupan organisasional bahwa pimpinan memankan peranan
penting, bahkan dapat dikatakan sangat menentukan, dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Pemimpin harus menunjukkan kemampuan untuk, antara lain:
1. Pemegang kemudi
2. Berperan sebagai katalisator
3. Berperan sebagai integrator
4. Berperan selaku “bapak”
5. Memainkan peranan selaku pendidik

A. KEPEMIMPINAN DAN PENGMBILAN KEPUTUSAN


Kepemimpinan diberikan pengertian sebagai kemampuan dan keterampilan
seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja untuk
mempengaruhi orang lain
Beberapa proses pengambilan keputusan yaitu:
1. Dalam proses pengambilan keputusan
2. Melakukan diagnose
3. Mendefinisikan masalah yang dihadapi untuk dipecahkan
4. Menentukan alternative daripada metode dan cara pemecahan
5. Pelaksanaan alternatif terpilih
B. KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN
Komponen-komponen lingkungan yang dihadapi oleh setiap pemimpin tidak
hanya bersifat fisik dan alamiah semata-mata. Pada umumnya apabila orang berbicara
tentang lingkungan, yang dimaksud adalah totalitas keadaan dan factor yang
mempunyai dampak tertentu terhadap organisasi. Kompnen lingkungan itu biasanya
terdiri dari paling sedikit lima hal, yaitu:
1. Faktor Ekonomi 4. Faktor Politik
2. Faktor Sosial 5. Faktor Teknologis
3. Faktor Fisik
C. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kecenderungan yang pertama ialah kecenderungan untuk segera tiba kepada
sesuatu kesimpulan tertentu.
Kecenderungan yang kedua adalah kecenderungan untuk mempersamakan
pengalaman lama dan pengalaman baru.
Kecenderungan yang ketiga adalah keenderungan untuk mempergunakan cara
pemecahan yang telah tersedia.
Kecenderungan yang keempat adalah kecenderungan untuk menangani
masalah yang segera nampak.

7
Kecenderungan yang kelima adalah kecenderungan untuk mengarahkan
keputusan yang diambil kepada suatu tujuan tungggal.
Kecenderungan uang keenam adalah kecenderungan untuk melihat sesuatu
pada permukaan tanpa berusaha mendalami apa yang sesungguhnya terjadi “di
bawah” permukaan itu.
Kecenderungan yang ketujuh adalah kecenderungan untuk mengesampingkan
masalah yang tampaknya tidak dapat dapat dipecahkan.
Kecenderungan yang kedelapan adalah kebiasaan untuk mempergunakan
teknik pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman yang
pernah dialami.
Kecenderungan yang kesembilan adalah kecenderungan untuk memberikan
tanggapan secara otomatis dan bersifat impulsif.
D. PROSES DIAGNOSTIK SEBAGAI TUGAS PIMPINAN
Kemampuan diagnostic berarti adanya tingkat keterampilan yang tinggi untuk
mengenali secara mendalam bukan saja sesuatu kekurangberesan di dalam organisasi
akan tetapi tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mencari dan menemukan
sebab musabab timbulnya ketidakbeesan tersebut.
Terlibat pada diagnostic pada hakikatnya melakukan paling sedikit lima
kegiatan:
Pertama: Harus dibedakan antara bahasa yang dipergunakan dengan peristiwa yang
sesungguhnya terjadi.
Kedua : Harus diketahui dengn pasti ketepatan daripada informasi yang tersedia.
Ketiga: Harus dibedakan antara fakta dan opini.
Keempat: melakukan verifikasi pendapat orang lain.
Kelima: Harus diketahui secara jelas penyebab yang sesungguhnya tanpa bernada
menyalahkan orang per orang.
Pentingnya perumusan masalah secara tepat, menentukan batasan suatu permasalahan
yaitu:
Pertama: adalah perlunya menyatakan sifat, hakikat dan intensitas suatu permasalahan
secara eksplisit.
Kedua: ialah bahwa pembatasan suatu permasalahan seyogyanya mengandung
diagnose pendahuluan.
Ketiga: ialah bahwa dalam perumusan batasan masalah yang dihadapi, harus jelas
terlihat standar kerja apa yang telah dilanggar, hubungan dan tata kerja yang tidak
ditaati.
Keempat: suatu masalh didefinisikan suatu pernyataaan tentag implikasi-implikasi
perilaku daripada masalah yang dihadapi.
Kelima: perumusan masalah sebaiknya tidak diartikan sebagai pemecahan masalah.
Keenam: perumusan masalah seyogyanya memberikan petunjuk yang jelas.
Ketujuh: pentingnya terlihat dalam rumusan masalah dampak permasalahan tersebut.
Pemecaha masalah pada hakikatnya dalam menyelesaikan masalah perlu dihindari
kebiasaan untuk menyalahkan orang lain.

8
Pelaksanaaan pemecahan masalah, dalam melaksanakan sesuatu alternative yang
dipilih sebagai cara yang nampaknya terbaik dalam memecahkan sesuatu masala yang
dihadapi oleh organisasi.

BAB 3 : PERILAKU ADMINISTRASI


A. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Pendidikan
4. Faktor Pengalaman
B. PERILAKU DAN MOTIVASI
Ditinjau dari segi perilaku orang di dalam organisasi, paling sedikit ada Sembilan
jenis kebutuhan yang memengaruhi perilakunya.
Pertama: kondisi kerja yang baik
Kedua: perasaan diikut sertakan
Ketiga : cara pendisiplinan yang manusiawi
Keempat: pemberian penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik
Kelima: kesetiaan pemimpin kepada bawahannya
Keenam: promosi dan perkembangan bersama organisasi
Ketujuh: pengertian yang simpatk terhadap masalah-masalah pribadi bawahan
Kedelapan: keamanan pekerjaan
Kesembilan: tugas pekerjaanyang sifatnya menarik
Lingkungan yang sifatnya motivasional, ada dua hal yang amat penting mendapat
perhatian:
1. Para pimpinan organisasi seyogyanya memberikan kesempatan kepada para
bawahannya untuk menyataka keinginan baik yang menyangkut tugas mereka
maupun yang menyangkut kehidupan organisasi.
2. Para peimpin organisasi hendaknya harus berusaha menumbuhjan, memeihara dan
mengembangkan hubungan personal yang serasi di kalangan karyawan.
C. PROSES TERBENTUKNYA KELOMPOK KERJA
Dalam organisasi terdapat aneka ragam kerumitan, antara lain disebabkan:
1. Semakin kompleknya tujuan organisasi yang hendak dicapai
2. Besarnya organisasi
3. Banyaknya jumlah anggota
4. Proses produksi barang yang tidak dapat dikatakan sederhana
5. Dampak teknologi yang selalu berkembang pesat
6. Kondisi ekologi yang sifatnya cepat berubah
7. Tuntutan kelompok yang terus meningkat
8. Situasi politik yang mau tidak mau harus terus menerus diikuti dan dipahami
9. Situasi perekonomian yang sering menampakkan ketidakpastian
10. Nilai-nilai social budaya yang terus mengalami perubahan secara dinamis

9
Dalam usaha membina kerjasama yang intim itu ada empat factor yang perlu
mandapat perhatian.
Pertama: pimpinan organisasi harus mampu meletakkan dasar motivasional
yang kuat untuk timbulnya interaksi antar individu yang bergairah
Kedua: Mutlak diperlukan adanya organisasi yang didalamnya secara
membaku terdapat perumusan misi , tugas pokok, dan peranan yang jelas.
Ketiga: dapat dikatakan bahwa setiap organisasi mempunyai identitas sendiri
yang sifatnya khas.
Keempat: pimpinan organisasi perlu mengembangkan suasana persaingan
yang sehat antar kelompok.
D. NILAI DAN KAIDAH ORGANISASI SEBAGAI BAGIAN DARI NILAI DAN
KAIDAH SOSIAL
Nilai dan kaidah yang terdapat di dalam setiap organisasi harus pula berlaku:
1. Penentuan tujuan 5. Pengorganisasiasian
2. Penentuan strategi 6. Penggerakan anggota
organisasi
3. Pengambilan keputusan 7. Melakukan pengawasan dan penilaian
4. Penyusunan rencana
E. PERANAN MANAGEMEN DALAM KEHIDUPAN KELOMPOK KERJA
Pertama: peranan yang bersifat interpersonal
Kedua: peranan informasional
Ketiga: peranan selaku pengambil keputusan

BAB 4 : PENDEKATAN KESISTEMAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN


PERILAKU
Adalah suatu cara yang tepat untuk dipergunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang
rumit.
A. PRINSIP-PRINSIP DASAR DARIPADA PENDEKATAN KESISTEMAN
Pendekatan kesisteman biasanya didasarkan kepada sepuluh prinsip dasarnya, yaitu:
1. Bagian-bagian daripada organisasi merupakan sub-system
2. Holisme, sinergisme, organism dan “gestalt”
3. Sifat keterbukaan
4. Model “masukan-transformasi dan luaran
5. Pengenalan batas-batas suatu sistem
6. Entropi
7. Penjabaran internal
8. Keberlangsungan, keseimbangan yang dinamis dan homeostatis
9. Umpan balik
10. Hirarki
B. TEORI ORGANISASI
Organisasi sebagai sistem yang rasional. Rasionalitas yang biasanya dipergunakan
dalam menciptakan dan menjalankan roda organisasi adalah:

10
1. Efektifitas 6. Fungsionalisasi 11. Tata Cara dan Hubungan
Kerja
2. Efisiensi 7. Spesialisasi 12. Koordinasi
3. Produktifitas 8. Hirarki Wewenang
4. Rasionalitas 9. Pembagian Tunas
5. Departementalisasi 10. Dokumentasi dan Arsip Tertulis
C. KAITAN ANTARA PENDEKATAN KESISTEMAN DENGAN PERILAKU
Sikap adalah perasaan dan bukan kepercayaan atau nilai social yang dianut oleh
seseorang, maka sesungguhnya sikap baik dapat ditimbulkan dan dikembangkan,
melalui lima pendkatan:
1. Supervisi yang baik
2. Tantangan tugas
3. Kejelasan tugas
4. Isi tugas
5. Sistem perangsang
Memahami perilaku manusia berarti berusaha untuk mendalami asal-usul, latar
belakang pendidikan dan pengalaman seseorang.
D. PERSEPSI PERANAN, KEPRIBADIAN DAN PERILAKU
Beberapa factor yang telah terbukti merupakan unsure-unsur penting dalam
mengubah sikap dan perilaku orang lain adalah:
1. Pengendalian yang tepa
2. Lingkungan kerja yang mendorong kebersamaan
3. Perangsang yang bersifat tradisional seperti gaji dan upah yang menarik
4. Pengakuan atas tingginya harkat dan martabat manusia
5. Kesempatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
6. Komunikasi yang bersifat informasional serta dilaksanakan secara efektif
7. Perilaku yang adil dan obyektif
E. DINAMIKA KELOMPOK DAN PERILAKU
Dinamika kelompok ada tiga hal yang harus mendapat perhatian:
1. Ciri-ciri pribadi dari anggota setiap kelompok
2. Sifat-sifat situasi yang dihadapi baik didalam maupun di luar organisasi
3. Struktur kelompok yang diciptakan secara formal di dalam organisasi

BAB 5 : KOMUNIKASI DAN PERILAKU ADMINISTRASI


A. PENTINGNYA KOMUNIKASI
Pimpinan organisasi perlu menumbuhkan dan memelihaa komunikasi yang efektif
debgan seluruh anggota yang bersangkutan.
B. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi melibatkan :
1. Komunikator
2. Pesan yang hendak dikomunikasikan
3. Saluran komunikasi
4. Metode komunikasi

11
5. Komunikateee
6. Lingkungan komunikasi
C. MENGAPA BERKOMUNIKASI
1. Adanya kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian
2. Memperoleh informasi
3. Menguatkan keyakinan tentang jalan yang ditempuh oleh organisasi
4. Mempergunakan wewenang fungsional
D. SASARAN KOMUNIKASI
Sasaran komunikasi secara horizontal pada dasarnya bersifat tukar menukar informasi
yang sangat penting artinya dalam:
1. Pemecahan berbagai masalah yang dihadapi
2. Pemupukan dan pembinaan cara kerja yang terpadu
3. Menghadiri terjadinya cara berpikir dan cara bekerja yang berkotak-kotak
E. FAKTOR-FAKTOR PENGHALANG TERHADAP KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF
1. Penghalang yang bersifat teknis
2. Penghalang yang bersifat keprilakuan
F. FAKTOR SITUASIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF
Faktor keamanan pun pasti harus mendapat perhatian karena secara psikologis akan
mempunyai dampak yang kuat terhadap cara berpikir dan cara bertindak para anggota
organisasi yang menjadi bawahan seorang pimpinan.

BAB 6 : KEPRIBADIAN, PERILAKU DAN PRESTASI KERJA


A. SIFAT-SIFAT MANUSIA
1. Sifat yang agresif
2. Daya tahan terhadap tekanan
3. Energy fisik
4. Kreativitas
5. Kepercayaan kepada diri sendiri
6. Kemampuan menyesuaikan diri
7. Kemimpinan
8. Integritas pribadi
9. Keseimbangan emosional
10. Entusiasme
11. Mutu pekerjaan
12. Ketepatan waktu
13. Prakarsa
14. Kemampuan
15. Komunikasi
B. EFISIENSI DAN MASUKAN (INPUT)
Sumber daya dan dana yang dipergunakan oleh organisasi adalah:
1. Waktu 3. Modal(dana)
2. Twnaga manusia 4. Sarana dan prasarana kerja

12
C. EFEKTIFITAS DAN ORIENTASI WAKTU
Pelaksanaaan tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu
diselesaikan, dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaiman cara
melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

D. PRODUKTIVITAS DAN OPTIMALISASI LUARAN


Barang dan jasa yang dihasilkan itu perlu memenuhi syarat-syarat tertentu seperti:
1. Dimaksudkan untuk memuaskan suatu kebutuhan tertentu dari seorang
2. Didasarkan kepada standar mutu tertentu
3. Kuantitasnya sesuai dengan permintaan yang memerlukannya
4. Harga ditentukan sedemikian rupa sehingga benar-benar terjangkau pemakaiannya
5. Tersedia pada waktu barang atau jasa itu diperlukan oleh pemakaian
6. Mudah untuk memprolehnya setiap kali diperlukan
7. Disampaikan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
E. HARMONISASI PENCAPAIAN TUJUAN PRIBADI DENGAN TUJUAN
ORGANISASI
Beraneka rgamnya tujuan itu tercermin dalam hirarki kebutuhan yang oleh Maslow
digolongkan kepada lima hirarki, yaitu:
1. Kebutuhan yang bersifat fisik
2. Kebutuhan yang bersifat keamanan
3. Kebutuhan yang berkaitan dengan harkat dan martabat
4. Kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut gengsi
5. Kebutuhan yang bersifat mental psikologis

BAB 7 : KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN ORGANISASIONAL DALAM


DEKADE DELAPANPULUHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Tujuh kecenderungan organisasional yaitu:


A. BIDANG UPAH DAN GAJI
B. BIDANG JAMINAN SOSIAL
C. BIDANG JAMINAN KERJA
D. BIDANG PILIHAN JADWAL KERJA
E. BIDANG KETEGANGAN DALAM PEKERJAAN
F. BIDANG PARTISIPASI PEKERJA DALAM MENENTUKAN NASIBNYA
G. BIDANG DEMOKRATISASI TEMPAT BEKERJA
H. IMPLIKASI-IMPLIKASI DARIPADA KECENDERUNGAN –
KECENDERUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam kerangka pemikiran pengelolaaan sumber daya manusia yang rasional tetapi
obyektif, sering dipertanyakan perlu tidaknya para pemimpin mengikuti kegiatan
pendidikan dan latihan.

13
I. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB 8 : PENDIDIKAN DAN LATIHAN SEBAGAI INVESTASI

A. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Pendidikan merupakan suatu proses belajar-mengajar dengan memperunakan
teknik dan metode tertentu
2. Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan yang relative lama
3. Melalui serangkaian kegiatan, baik yang sifatnya kurikuler maupun ekstra
kulikuler
B. SIKLUS PENDIDIKAN DAN LATIHANNYA
1.analisa kebutuhan pendidikan dan latihan
2. keputusan tentang penyelenggaraaan pendidikan dan latihan
3. Seleksi pesrta
4. penyusunan program, kurikuler maupun ekstra kulikuler
5. penyusunan bahan pelajaran
6. seleksi pengajar
7. penentuan teknik dan metode pembelajaran
8. penyusunan program pelaksanaan
9. penyelenggaraan
10. evaluasi hasil kegiatan
C. PENUSUNAN PROGRAM PELAKSANAAN
1. Tempat pelaksanan
2. jumlah ruangan yang sesuai dengan kebutuhan
3. alat-alat bantu yang diperlukan
4. biaya yang menandai untuk semua komponennya
5. srana angkutan yang diperlukan
6. tersedianya tenaga yang bertanggungjawab
7. fasilitas
8. bahan pelajaran yang jumlahnya cukup
9. bahan-bahan referensi
10. penyelesaian surat tanda tamat belajar
D. PENYELENGGARAAN
Upaya pendidikan dan latihan adalah koperatif yaitu:
1. Pemimpin organisasi selaku pemakai luaran pendidikan dan latihan
2. Para penyelenggara yang memiliki kemampuan mengorganisasika
3. Para pelajar dengan keahliannya
4. Para peserta yang menjadi obyek kegiatan
F. EVALUASI
Salah satu segi pendidikan dan latihan yang kurang mendapat perhatian, atau bahkan
tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, adalah penilaian.

BAB 9 :PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI

14
A. MAKSUD TUJUAN PERUBAHAN ORGANISASIONAL
Ajarkan betapa pentingnya para peserta menyadari dan memahami hal seperti
1. Bagan organisasi
2. Penerapan berbagai prinsip organsasi sebagai
B. Sasaran-saasaran perubahan organisasional
C. LANGKA H–LANGKA H DALAM MEWUJUDKAN PERUAHAN
Kemampuan memperkirakan keadaannya
D. Masalah-masalah dalam memperkenalkan perubahan
E. Pengembangan organisasi

2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding


BAB I : Konsep Manajemen dan Kepemimpinan

Menurut Gareth Jones dan Jennifer George yang dimaksud dengan kepemimpinan
adalah proses dimana seseorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan
mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka
guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi. Definisi Manajemen menurut
R.W. Griffin adalah serangkaian kegiatan (termasuk perencanaan dan pembuatan keputusan,
perorganisasian, pimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi
(tenaga, kerja, keuangan, fisik dan informasi) yang bertujuan untuk mencapai sasaran
organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.

Seorang pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinan ini menetapkan tujuan


dan arah baru, kemudian memotivasi dan mempengaruhi anggota timnya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan tersebut. Seorang pemimpin juga harus meninjau perkembangan
timnya dan memastikan bahwa semua anggota tim berada di jalur yang diinginkannya hingga
mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan manajer yang menjalankan fungsi manajemen
bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengatur bagaimana
timnya mencapai tujuan yang ditetapkan. Mereka bertugas untuk mengatasi setiap
permasalahan yang timbul dalam tim dan memutuskan solusi terbaik.

Kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen untuk mengarahkan dan
mempengaruhi anggota-anggotannya dalam usahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Jadi manajemen selalu berkaitan dengan organisasi apapun bentuknya apakah organisasi
pemerintah, usaha, sosial dan kemasyarakatan.

BAB II : Model dan Teori Kepemimpinan

A. Pendekatan Studi Kepemimpinan

1. Pendekatan Kesifatan

15
Pendekatan ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi dari sifat-
sifat yang tampak dari seseorang pemimpin. Ada sejumlah sifat / karakteristik
tertentu yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan dari pemimpin
2. Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin tentang apa
yang diperbuat dan bagaimana melakukannya. Pendekatan ini bermaksud
mengidentifikasikan perilaku-perilaku pribadi yang berhubungan dengan
kepemimpinan efektif. Menurut pendekatan ini, keberhasilan dari seseorang
pemimpin tergantung pada perilaku-perilaku yang diterapkannya.
3. Pendekatan Situasional
Pendekatan ini beranggapan bahwa efektifitas dari pemimpin tidak hanya
ditentukan oleh gaya pimpinan tetapi juga ditentukan oleh situasi yang ada
dari kepemimpinan tersebut.

B. Perkembangan Teori Kepemimpinan

1. Teori Sifat
Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan kesifatan, maka
teori sifat memusatkan perhatiannya pada sifat-sifat dari pemimpin. Para ahli
teori ini mencoba menemukan karakteristik sifat-sifat individual dari
pemimpin yang berhasil dan pemimpin yang gagal.
2. Teori Perilaku
Teori pendekatan perilaku muncul karena ketidakpusan terhadap pendekatan
teori sifat yang tidak dapat menemukan sifat-sifat pemimpin yang efektif.
Teori pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin
tentang apa yang diperbuat dan bagaimana dia melakukannya, yaitu
bagaimana pemimpin menjalankan tugas, mendelegasikan tugas,
berkomunikasi dan memotivasi bawahan dan sebagainya.
3. Teori Situasional-Kontingensi
Pendekatan ini muncul karena adanya pemahaman dan kesadaran bahwa tidak
ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat untuk semua situasi/kondisi.
4. Teori Fred Fiedler
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas suatu kelompok atau organisasi
tergantung pada interaksi antara keperibadian pemimpin dan situasi.
5. Teori Harsey dan Blanchard
Teori ini berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang efektif bervariasi
tergantung/berdasarkan tingkat kematangan bawahan.

BAB III : Masalah Kepemimpinan dan Solusinya

Masalah adalah sebuah anak tangga yang harus dialui agar bisa mencapai puncak
kualitas karakter kepemimpinan. Memecahkan masalah artinya cara untuk mengetahui,

16
mempelajari masalah agar bisa diselesaikan. Langka-langkah yang diakukan, antara lain
sebagai berikut.

1. Mencari penyebab terjadinya masalah.


2. Mencari siapa saja yang terlibat dalam maslah.
3. Bersikap santai tapi serius.
4. Tidak/jangan sampai pekerjaan lain terganggu.
5. Memanfaatkan orang-orang disekitar anda.

Secara garis besar ada dua solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu :

1. Solusi Sistematik
Yakni solusi dengan mungubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem
pendidikan. Seperti deketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem
ekonomi yang ditera[pkan.
2. Solusi Teknis
Yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan
pendidikan. Solusi ini misalnya menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi
siwa dan sebagainya.
3. Solusi Faktor Penentu Keberhasilan
Perlu disusun regulasi atau kebijakan untuk mendukung kelayakan individu
pemimpin pada dunia pendidikan.

Maka jelaslah bahwa kesusksesan pemimpin dalam aktvitasnya dipengaruhi oleh


faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu
satu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi
yang baik antara atasan dengan bawahan, disamping dipengaruhi oleh latar belakang
pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan kelueluasan dalam
hubungan sosial dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.

BAB IV : Gaya Kepemimpinan

Menurut Lewin (1939), beliau membagi style kepemimpinan menjadi 3 yaitu


autocratic leadership, democratic leaderships dan delegative leaderships. Pemimpin dengan
style autocratic leadersjips menganggap bahwa semua bawahannya tidak mempunyai
kemampuan dan keahlian serta selalu membutuhkan pendampingan dan control agar
memastikan bawahan selalu patuh kepada pimpinan. Style democratic leadership
menganggap oarang lain dan menghargainnya. Democratic leadership menunjukkan
pengakuan dan perhatian kkkepaaada orang lain dengan mendengarkan dan memahami
dengan empati. Mereka memotivasi bawahan agar terus mencapai kemampan dan hasrat
tertingginya. Delegative leaderships adalah seseorang yang percaya akan kebiasaan memilih
kepada apa yang mereka mau. Dasar style ini adalah dia sangat percaya bawahannya sangat

17
paham dengan pekerjaannya dan dia mungkin berada dalam lingkungan politik dimana dia
tidak dapat melakukan apapun karena ketakutan tidak terpilih kembali oleh pendukungnya.

Kepemimpinan akan sangat penting dari tahun ke tahun. Pemimpin tidak hanya
mempunyai satu style kepemimpinan, tetapi mempunyai berbagai karakteristik dalam
memimpin. Setiap style kepemimpinan mempunyai jenis situasi yang berbeda, pemimpin
yang berhasil adalah pemimpin yang dapat menggunakan style kepemimpinan yang berbeda
tersebut berdasarkan kondisi yang dihadapi.

BAB V : Tupoksi Manajer Dalam Organisasi

Manajer adalah orang yang melaksanakan manajemen. Manajemen adalah suatu


usaha mencapai tujuan dengan memanfaatkan resources (sumber daya) secara efisien dan
efektif. Usaha dilaksanakan melalui suatu proses dan sistematik untuk upaya mencapai tujuan
atau target-target harus tercapai.

Tujuan Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib
dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu instansi secara rutin
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan program kerja yang telah
dibuat berdasarkan tujuan, visi dan misi suatu organisasi. Setiap pegawai seharusnya
melaksanakan kegiatan yang lebih rinci yang dilaksanakan secara jelas dan dalam setiap
bagian atau unit. Rincian tugas-tugas tersebut digolongkan kedalam satuan praktis dan
konkrit sesuai dengan kemampuan dan tuntutan masyarakat. Tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi) merupakan suatu kesatuan yang saling terkait antara tugas pokok dan fungsi.

Tugas pokok adalah suatu kewajiban yang harus dikerkajan, pekerjaan yang
merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai
tujuan bersama. Tupoksi seorang manager melekat pada dirinya dan juga merupakan
tangungjawab untuk memanage diri dan kelompoknya untuk menccapai tujuan organisasi
yang dipimpinnya. Tugas dan fungsi manager merupakan satu kesatuan yang tidak bersifat
komplemeter. Dalam suatu lembaga atau organisasi, bahwa tugas pokok adalah kesatuan
pekerjaan atau kegiatan yang paling utama dan rutin dilakukan oleh para pegawai dalam
suatu organisasi yang memberikan gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas
jabatan atau organisasi demi mencapai tujuan tertentu.

BAB VI : Kepemimpinan Operasional

Kepemimpinan operasional bekaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke


dalam kegiatan operasional pada organisasi yang dipimppinnya. Untuk mendukung hal
tersebut seorang pimpinan memerlukan pengalaman dan pengetahuan untuk menjabarkan visi
dan misi yang bersifat operasional dan praktis untuk layak dilakukan untuk mencapai tujuan

18
organisasi. Pemimpin operasional harus mampu melakukan komunikasi dua arah secara
strategis emosional dan taktis kedapa setiap anggotannya, serta rela membantu bawahan
untuk melaksanakan segala kegiatan sebagai wujud praktis dari seluruh rencana yang sudah
dirumuskan.

Istilah kepemimpinan operasional ini sebagai bentuk kepemimpinan yang berfungsi


sebagai pengawal atas kebijakan yang diambil pemimpin dan lembaga. Pengawalan akan
bersifat kontrol dan sekaligus sebagai pendampingan atau partner dengan semua anggota atau
bawahan. Sehingga fungsi pemimpin akan terus menerus berada dalam atmosfir atau berada
dalam komunitas yang dipimpinnya. Ia secara aktif dan proaktif dalam mengembangkan visi
yang dimilikinya tidak saja dalam tataran administratif tetapi langsung ada di lapangan
perjuangan. Berdasarkan kepemimpinan tujuan, model kepemimpinan operasional layaknya
dapat disamakan dengan model kepemimpinan administratif.

Secara praktis kepemimpinan operasional berbeda dengan kepemimpinan


administratif. Perbedaanya berada pada pola komunikasinya dengan anggota atau
bawahannya dalam organisasi satu lembaga. Model kepemimpinan administratif akan
cenderung kaku pada proses komunikasi pemimpin dengan bawahannya. Sedangkan
kepemimpinan operasional, komunikasi pemimpin dengan bawahannya berjalan dengan baik,
diamana pemimpin menganggap bawahan sebagai rekan kerja dan kolega.

BAB VII : Kepemimpinan Tim Kerja Dalam Organisasi

Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteaksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen,
yaitu: (1) dibutuhkan dua orang atau lebih, (2) orang/individu dalam sebuah tim memiliki
interaksi regular dan (3) orang/ individu-individu dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja
yang sama.

Kelompok dan tim adalah dua konsep yang berbeda. Kelompok atau group
dedefinisikan sebagai 2 atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang
secara bersamaan berupaya mencapai tujuan bersama. Kelompok kerja (work group) adalah
kelompok yang berinteraksi utamnya untuk saling berbagi informasi untuk membuat
keputusan guna membantu satu lain dalam hal wilayah kewenagannya masing-masing.

Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan guna terlibat di dalam
kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan. Akibatnya, kinerja mereka sekedar totalitas
kontribusi dari seluruh individu kelompok. Tidak ada energi positif yang menciptakan tingkat
kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan.
Sementara itu, tim kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi.
Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang
input para individunya.

19
BAB VIII : Kepemimpinan Pada Organisasi Publik

Banyak makna yang melekat dari kata publik, jika mengikuti pendapat Frederikson,
terdapat lima sudut pandang makna publik yaitu sudut pandang pluralis, pilihan publik,
keterwakilan legislatif penyelenggara pelayanan dan kewarganegaraan. Bertolak dari sudut
pandang tersebut maka dijabarkan lebih lanjut masing-masing sudut pandang, yaitu :

a. Sudut pandang pluralis menyatakan bahwa publik adalah merupakan kelompok


kepentingan.
b. Sudut pilihan publik menyatakan publik sebagai pilihan yang rasional.
c. Sudut pandang keterwakilan pelayanan publik adalah pelanggan dari sebuah
pelayanan.
d. Sudut pandang kewarganegaraan publik dipahami sebagai warga negara.

George Frederickson juga menyampaikan perlunya pemahaman tentang prinsip dalam


memahami konsep publik yaitu : pertama, membangun konsep publik melalui pemberdayaan
konstitusi; kedua, membangun konsep publik untuk membentuk virtous citizen; ketiga,
membangun konsep publik didasarkan pada sistem yang efektif dalam mendengar dan
merespon kepentingan publik; keempat, membangun konsep publik dengan kebijakan yang
didasarkan pada kebijakan dan empati. Pemaknaan kata publik tersebut setidaknya
memberikan kontribusi positif dalam rangka memahami organisasi publik.

BAB IX : Konsep dan Penerapan Pengambilan Keputusan

Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi


ketrampilan konseptual. Adapun ketrampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal
sejatinya afektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat
bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.

Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian atau menjatuhkan pilihan.


Keputusan ini diambil sesetah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternative.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keoutusan.

a. kewenangan tanpa diskusi

Metode pengambilan keputusan in sering kali digunakan oleh para pemimpin


otokratik atau dalam kepemimpinan militer.

b. pendapat ahli

Seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai alhi,
sehingga memungkinkan memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat
keputusan.

20
c. kewenangan setelah diskusi

Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila


dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after
discision ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi
dalam proses pengambilan keputusan.

d. kesepakatan

kesepakatan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung


keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki
keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab
para anggota dalam mendukungkeputusan tersebut.

1. Hakekat Pengambilan keputusan

Pengertian dasar pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan pemilihan


alternative darai beberapa alternative yang ada. Hal inifungsi manajemen.

2. Perilaku Pengambilan Keputusan

Perilaku pengambilan keputusan berkaitan dengan ahli teori perilaku organisasi


seperti dalam buu simon, tetapi bidang tersebut menjadi lebih menarik dengan topic seperti
motivasi dan tujutannya, dan menekankan berkurangnya pengambilan keputusan.

3. Rasionalisasi Keputusan

Pengertiannya adalah bahwa rencana tujuan. Jika sebuah rencana memilih untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, maka keputusan dikatakan rasional, tetapi terdapat banyak
kompliasi untuk tes rasionalitas yang sederhana.

BAB X : Koordinasi dan Etika Komunikasi Pada Organisasi

Dalam bahasa sehaei-harikita sering menyebutnya etiket yang berarti cara bergaul
atau berperilaku yang baik, sering disebut sebagai sopan santun. Etika menggambarkan suatu
kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang
salahyang berperilaku secara objektif dalam masyarakat.

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka
seorang bisa berhubungan dengan orang laindan saling bertukar pikiran yang bisa
menambahkan wawasan seseorang dalam bekerja ataupunmenjalani kehidupan sehari hari

21
maka untuk membina hubungan kerja antara pegawai dengan atasan bawahan perlulah
membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut steruktur dan fungsi


organisasi,hubungan antar manusia,komunikasi dan peoses pengorganisasian serta budaya
organisasi.

1. unsur-unsur komunikasi dalam organisasi

 Komunikator : member berita atau pengirim pemberitahuan

 Menyampaikan informasi yaitu mengirim atau menyiarkan

 Beriita yang disampaikan dalam benruk perintah

 Komunian : orang yang menerima informasi atau berita

 Reaksi : dalam bentuk tanggapan

2. etika komunikasi

Etika komunikasi akan mencoba mencari standar atika apa yang digunakan oleh
komunikator dan komunikan dalam menilai diantara teknik, isi dan tujuan komunikasi.

3. fungsi komunikasi dalam organisasi

 Fungsi informative :organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem preoses


informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak,lebih baik dan tepat waktu.

 Fungsi regulative : fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang


berlaku dalam suatu organisasi.

 Fungsi persuasive : dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan


kewenangan tidak akan selau menbawa hasil sesuai dengan apa yang
diharapkan

 Fungsi integrative : setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran


yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik.

4. proses komunikasi dalam organisasi

1. komunikasi internal : merupakan yang berlangsung ketika orang-orang yang


berada pada tataran manajemen mengirim pesan kepada bawahannya.
2. komunikasi eksternal : komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi.

22
BAB XI : Konsep dan Penenrapan Pendelegasian Wewenang

Wewenang merupakan bentuk lain darin kekuasaan yang sering kali dipergunakan
dalam sebuah organisasi. Wewenang merupakan kekuasaan formal atau terlegitimasi.

Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua tugas-tugas yang


dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.

1. pendelegaisian wewenang

Adakalanya seseorang yang berada di suatu posisi memiliki berbagai ketebrbatasan


dalam melakukan suatu pekerjaan.

2. manfaat pelimpahan wewenang

Pelimpahan wewenang memungkinan subbagian atau bawahan mempelajari sesuatu


yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan suatu yang baru tersebut.

3. kendala dalam pelimpahan wewenang

Sekalipun pelimpahan wewenang memiliki sisi manfaat, namun juga tidak terlepas
dari kendala dalam pelaksanaannya

4. kunci pokok agar pelimpahan wewenang efektif

 Kepercayaan manager terhadap bawahan

 Adanya komunikasi yang terbuka antara pimpinan dan bawahan

 Kemampua manager dalam memahami tujuan oeganisasi

5. tindakan agar pelimpahan wewenang berjalan efektif

 Penentuan hal-hal yang dapat didelegaikan

 Penentuan bawahan yang tidak layak menerima delegasi

 Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan

 Pelimpahan tugas yang akan diberikan

 Intervensi pada saat diperlukan

23
BAB XII : Reward dan Punishment Dalam Organisasi

1. Pengertian Reward

Merupakan hal yang penting untuk membentuk pribadi dari warga organisasi
tersebut.Reward juga diartikan sebagai ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Ganjaran
( reward) adalah alat pendidikan represif yang menyenangkan. Reward dan punishment
merupakan suatu konsep yang dikembangkan diri suatu konsep manajemen sumber daya
manusia, terutama ditunjukaan dalam rangka memotivasi seseorang umtuk melakukan
kebakan dan meningkatkan potensinya\

Imbalan intrisik adalah imbalan yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri,
imbalan tersebut rasa penyelesaian,prestasi, otonomi yaitu kemampuan untuk memulai atau
menyelesaiikan suatu pyoyek pekerjaan merupakan hal yang penting bagi sejumlah individu.
Imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari pekerjan yang mencaku
uang,status,promosi,dan rasa hormat.

2. defenisi punishmen

Hukuman adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai
dengan tingkah laku yang berlaku secara umum

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam rangka memberikan motivasi
agar lebih baik dalam melaksanakan tugas yang di emban.

BAB XIII : Laporan Pertanggungjawaban Dalam Organisasi

Laporan pertanggungjawaban adalah suatu dokumen tertulis atau tidak tertulis yang
disusun dengan tujuan memberikan laporan tentang pelaksanaan kegiatan dari suatu unit
organisasi kepada unit organisasi yang lebih tinggi atau sederajat.

24
2.3 Kelebihan Buku
1. Buku Utama

 Memiliki cover yang menarik

 Isi buku memiliki banyak pengertian dari para ahli sehingga


menambah wawasan pembaca

 Penjelasan materi dari setiap bab yang sangat baik

2. Buku Pembanding

 Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti di kalangan


pelajar maupun dikalangan mahasiswa.

 Memiliki cover yang menarik

 Penjelasan materi cukup baik dan memaparkan pendapat para ahli


disetiap materinya

2.4 Kekurangan Buku


1. Buku Utama

 Terdapat kata-kata asing yang belum diartikan

 Masih terdapat kata kata yang sulit dimengerti

 Terdapat kesalahan dalam penulisan di setiap materi sehingga


membingungkan para pembaca

2. Buku Pembanding

 Terdapat kata-kata yang sulit dimengerti

 Terdapat kesalahan dalam penulisan di setiap materi sehingga


membingungkan para pembaca

25
26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang lain agar mau


diarahkan untuk memcapai suatu tujuan. Dimana cara seorang pemimpin itu juga merupakan
hal yang perlu untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menjadi seorang pemimpin itu dia
harus bisa memimpin dari lingkungan yang kecil yaitu dirinya sendiri, keluarga, perusahaan
hingga di linkungan yang besar yaitu Negara. Dengan kritikal buku ini kita lebih dapat
membandingkan antara dua buku tentang kepemimpinan dengan penulis yang berbeda guna
untuk menambah wawasan serta pengalaman dalam sikap berkepemimpinan.

3.2 Saran
Agar buku ini lebih baik, di perlukan penjelasan yang akurat, agar pembaca lebih
cepat memahami isi dan kajian dalam buku ini. Bahasa dalam buku ini lebih diperjelas agar
para pembaca dapat mudah mengerti setiap materi yang ada dalam buku ini.

27
DAFTAR PUSTAKA
Penyusun,Tim.(2018). Kepemimpinan (Leadership). Medan: Unimed Press.

P. Siagian, Sondang.(2015) Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta:


Haji Masagung.

28

Anda mungkin juga menyukai