KEPEMIMPINAN
OLEH:
NIM : 7173341004
KELAS :B
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu selaku dosen yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis
sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan Critical Book Review.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehingga makalah ini selesai.
3. Teman-teman yang memberikan kritik serta saran yang membangun
sehingga makalah ini dapat selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................................. 1
1.3 Manfaat............................................................................................................... 1
BAB II ISI BUKU
2.1 Identitas Buku ......................................................................................................2
2.2 Ringkasan Buku Utama ....................................................................................... 3
2.3.Ringkasan Buku Pembanding............................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Perbedaan Buku...................................................................................................18
3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Buku...................................................................... 18
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................19
4.2 Saran................................................................................................................... .19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada jaman globalisasi sekarang ini kebanyakan para pemimpin tidak memperdulikan tugasnya
sebagai pemimpin,mereka kebanyakn mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan
kehidupan rakyat.Dalam kehidupan membutuhkan pemimpin yang bisa mengarahkan kita kearah
yang lebih baik lagi.
Pemimpin harus berperan apabila ia menyadari peran serta tanggung jawab sebagai
pemimpin.seorang pemimpin yang baik itu harus memenuhi syarat sebagai seorang pemimpin
yang memiliki kekuatan atau energy, penguasan emosional, motivasi dengan pribadi yang akan
mampu menimbulkan semangat, gairah, dan kekuatan dalam bekerja.
Seorang pemimpin itu harus dapat berkomunikasi dengan baik mampu menyampaikan
ide, pendapat serta keingan dengan baik kepada orang lain serta dapat dengan mudah mengambil
intisari pembicaraan.
Jadi kita sebagi generasi muda harus mengubah cara kepemimpinan yang dapat
memberikan contoh yang baik kepada generasi muda yang akan datang.Dan kita sebagai
generasi muda harus dapat melakukan syarat- syarat sebagai seorang pemimin yang baik supaya
yang kita pinpin kondusip atau aman.
1.3.MANFAAT CBR
BUKU PEMBANDING
Judul Buku Teks : Manajemen KEPEMIMPINAN
Penulis : Irham Fahmi S.E,M.Si
Penerbit : Alfabeta, Bandung
Bab : XIII BAB
Ketebalan : xii+260 cm Halaman
Tahun Penerbit : 2013
ISBN : 978-602-9328-32-5
2,2 RINGKASAN ISI BUKU UTAMA
Pengertian kepemimpinan
Menurut buku kedua dikatakan kepemimpinan adalah komuditas yang sangat dicari dan
bernilai tinggi Jadi kepemimpinan adalah suatu cara untuk meningkatkan kehidupan pribadi,
social, dan saran tentang menjadi pemimpin.Banyak orang percaya kepemimpinan adalah cara
untuk meningkatkan kehidupan pribadi, social, dan professional mereka.Dalam kepemimpinan
seperti itu dikenal sekurang-kurangnya tiga jenjang pemimpin yang terdiri dari pinpinan
tertinggi/pucuk pinpinan pimpinan menengah dan pinpinan tingkat terendah.
II Dinamika kepemimpinan
Dalam buku utama dikatakan dinamika kepemimpinan merupakan seni. Perwujudannya sebagai
seni yang rumit dan berlika-liku cenderung tidak sama antara pemimpin yang satu dengan
pemimpin yang lain.disamping itu ada pula pihak yang berpendapat bahwa kepemimpinan
merupakan ilmu. Oleh karena itu dapat diungkapkan, dianalisisa, diuraikan, dan dilaksanakan
secara ilmiah. Dengan demikian berarti kepemimpinan dapat dipelajari oleh semua orang yang
memerlukannya, sebagaimana mempelajari disiplin ilmu yang lainnya.sejalan dengan pendapat
tersebut berarti kepemimpinan dapatdiungkapkan berupa teori- teori yang objektif, baik sebagai
hasil berpikir rasional maupun berdasarkan pengalaman dan hasil penelitian.
Dalam buku ketiga dikatakan hubungan manusia dalam kepemimpinan adalah caraseorang
pemimpin dalam memperlakukan orang yang dipinpinya, yang akan memberikan tanggapan
berupa kegiatan –kegiatan yang menunjang atau tidak bagi pencapaian tujuan
kelompok/kegiatan organisasinya.respon berunuspa kegiatan- kegiatan itu merupakan aktulisasi
dari eksistensi kelompok/organisasi menjadi dinamis. Bersamaan dengan itu dari kegiatan-
kegitan tersebut, setiap kelompok/organisasi menemukan jati diri yang mampu membedakannya
dengan kelompok/organisasi yang lainnya.Hubungan manusiawi efektif ( positif ) yakni
komunikasi dan perlakuan yang menimbulkan rasa senang dan puas antara kedua belah pihak.
Kondisi seperti itu akan menimbulkan tanggapan berupa rasa ikut memiliki ( sense of belonging
) terhadap kelompok/organisasi dan seluruh kegiatannya. Respon itu tidak diiringi dengan rasa
ikut berpatipasi (sense of participation), baik pada orang-orang yang dipinpin maupun para
pemimpin unit masing-masing. Gejala-gejalanya dapat dilihat pada tingkah laku perseoranga
( individual ) dalam bentuk selalu aktif menyampaikan inisiatif ,kreativitas, pendapat, saran, dan
dalam melaksanakan pekerjaan/kegiatan kelompok/ organisa
Dalam buku utama kepribadian pemimpin ( manusia termasuk seorang pemimpin cenderung
bersifat stabil ( permanen ) atau sulit beruba,namun tidak berarti sama sekali tidak dapat berubah
atau berkembang. Oleh karena itu dengan kemauan yang keras bagi seorang pemimpin, selalu
terbuka kemungkinan untuk mengurangi aspek-aspek kepribadiannya yang bernilai negative,
agar tidak merugikan dalam mewujudkan kepemimpinannya.kepribadian bukan yang diucapkan
seseorang, tetapi aksi dan reaksinya yang tampak berupa sikap dan perilaku.setiaap pemimpin
dituntut untuk menampilkan kepribadian yang menyatu antara ucapan dengan sikap dan tingkah
lakunya.
Dalam buku kedua dikatakan kepribadian pemimpin adalah penyesuaian pribadi dalam
kepemimpinan berarti seseorang pemimpin harus mampu membantu dan mempengaruhi agar
orang-orang dipinpinnya mampu mengurangi atau meniadakan sifat dan berbagaikepribadian
yang kurang baik dalam berkomunikasi dengan orang yang dipinpinnya sesuai dengan norma-
norma yang dituntut kelompok/organisasinya. Kepribadiannya yang tidak dengan norma-norma
tersebut akan selalu mengalami hambatan dan kesulitan dalam bersama dan mewujudkan
kebersamaan.
Dalam buku ketiga dikatakan kepribadian pemimpin adalah kepribadian yang dimiliki
manusia terbentuk karena keterpaduan jiwa dan tubuh. Kepribadian merupakan corak kejiwaan (
psikis ), yang dipengaruhi oleh kondisi tubuh (jasmani/fisik ) manusia. Tubuh bersifat material,
sedang jiwa bersifat non-material.selama kehidupannya tubuh dan jiwa tidak dapat zat lepas dari
berbagai kebutuhan ( need ). Tubuh membutuhkan udara yang bersih dan segar ( mengandung
zat asam cukup ), makanan dan minuman, sinar matahari, sandang ( pakaian ), dan lain-lain,
Demikian pula jiwa ( psikis ) tidak dapat lepas dari kebutuhan berupa rasa aman, kepastian masa
depan, bebas dari tekanan, diterima, dihormati dan berperan dilingkungan sosialnya.
Dalam buku utama kepepemimpinan merupakan proses atau rangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan yang lain, meskipun tidak mengikuti rangkaian yang sistematis. Rangkaian
itu berisi kegitan menngerakkan, membimbing dan mengarahkan serta mengawasi orang lain
dalam berbuat sesuatu, baik secara perseorangan maupun bersama-sama. Seluruh kegiatan itu
dapat disebut usaha mempengaruhi perasaan, pikiran, dan tingkah laku orang lain kearah
pencapaian suatu tujuan. Oleh karena itu kepemimpinan juga merupakan proses interaksi antar
seseorang ( pemimpin ) dengan sekelompok orang lain, yang menyebabkan orang seorang atau
kelompok berbuat Sesutu yang sesuai dengan kehendak pemimpin.
Dalam buku kedua dikatakan fungsi kepemimpinan itu yang berhubungan langsung dengan
situasi social dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan
bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu.Pemimpin harus berusaha
agar menjadi bagian didalam social situasi social kelompok/organisasi.fungsi ini berarti juga
keputusan yang ditetapakan pinpinan tidak aka nada artinya tanpa kemampuan mewujudkan
ataumenerjemahkannya instrukti/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya, jika tidak
melaksanakan.
Dalam buku yang ketiga fungsi kepemipinan adalah pemimpin harus membantu dalam
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing.setiap anggota harus didorong tumbuh menjadi orang yang
mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan menghindari ketergantungan yang berlebih-
lebihan pada pemimpin atau orang lain.setiap anggota harus didorong agar tumbuh menjadi
orang selalu menunggu perintah, sehingga tidak bekerja jika tidak diperintah,sehingga tidak
bekerja jika tidak setiap anggota organisasi tidak mampu meyuap sendiri dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
Proses kaderisasi
Dalam buku utama dikatakan proses kaderisasi diartikan sebagai “ orang yang diharapkan akan
memegang pekerjaan penting di pemerintahan, partai dan lain-lain’’. Sedang perkataan
pengkaderan adalah “proses cara perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi
kader’’. Dengan berarti kaderisasi kepemimpinan adalah proses mempersiapakan seseorang
untuk menjadi pemimpin pengganti dimasa depan, yang akn memikul tanggung jawab penting
dilingkungan suatu organisasi.
Dalam buku kedua dikatakan kaderisasi itu adalah kaderisasi yang dapat dilakukan dengan
memberi kesempatan kepada calon yang terpilih untuk memangku jabatan kepemimpinan,
dimulai dari jenjang yang paling rendah didalam organisasinya. Kesempatan itu dimaksudkan
untuk memberikan pengalaman memimpinnya dengan bimbingan oleh para pinpinan yang lebih
tinggi jenjangnya. Kaderisasi seperti itu termasuk kaderisasi intern.Yang sekaligus bersifat
memberikan kesempatan bagi anngota kelompok/organisasi untuk mengembangkan dan
meningkatkan kariernya.
Dalam buku ketiga kaderisasi dikatakan sebagai prinsip dasar kaderisasi dilakukan dengan
memberi peluaang yang sama bagi anggota organisasi yang memiliki potensi kepemimpinan.
Akan tetapi mengingat tidak semuanya dapat menduduki jabatan pinpinan yang terbatas
jumlahnya, maka kesempatan harus diberikan pada yang terbaik diantara semua yang berpotensi
tersebut tolak ukur terbaik selain kualitas berdasarkan prestasi, dedikasi, dan loyalitas,tidak
boleh melupakan syarat kesinambungan dalam kepemimpinan
Keterbatasan kepemimpinan
Dalam buku utama keterbasan kepemimpinan adalah kepemimpinan merupakan salah satu
bentuk dari usaha realisasi diri, yang dapat tampil dalam berbagai perilaku sebagaimana telah
dikemukakan terdahulu.Kekurangan dan kelemahan itu justru terdapat didalam perilaku
kepemimpinan masing-masing, sehingga dapat dipandang sebgai keterbatasan dalam
kepemimpinan.Kepemimpinan itu bersifat manusiawi yang dalam aspeknya mungkin saja untuk
dikurangi, namun sulit dan tidak boleh dihilangkan.
Dalam buku kedua keterbatasan kepemimpinan adalah kepemimpinan yang setiap pemimpin
menjalankan kepemimpinannya dilingkungan suatu kelompok/organisasi sebagai wadah kerja
sama, untuk keterbatasan ini berbentuk berkurangnya peluang untuk mewujudkan kepentingan
bersama yang disebut tujuan organisasi keterbatasan ini berbentuk berkurangnya peluang untuk
mewujudkan kepemimpinan, karena berbagai kondisi organisasi yang demi kebersaman tidak
boleh dan tidak boleh dilampaui.
Dalam buku ketiga dikatakan keterbasan kepemimpinan adalah mencari cara mengatasinya dan
mendukung diusahakan melaksanakannya, pada dasarnya merupakan pemimpin yang sudah
berada dijalur yang mengarah pada terwujudnya kepemimpinan yang efektif.misalnya
keterbatasan karena fisik manusia dapat letih dan sakit, tidak kecuali bagi seorang pemimpin
maka tidak dapat lain selain harus dicari cara mengatasinya.
Dalam buku utama dalam buku utama Hak-Hak asasi pada dasarnya berarti kebebasan individu
dalam mengaktualisasi diri sebagai manusia. Dalam hubungannya dengan kehidupan
bermasyarakat kebebasan individu yang satu dibatasi oleh kebebasan individu yang lain.
Bab. 3
GAYA KEPEMIMPINAN
A. GAYA KEPEMIMPINAN KONTINUN
Gaya ini sebenarnya termasuk klasik, menurut Robert Tennenbaum ada dua bidang pengaruh
ekstrem pertama, bidang pengaruh pimpinan kedua, bidang pengaruh kebebesan bawahan. Tujuh
model keputusan pemimpin adalah:
1) Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan keoada bawahan.
2) Pemimpin menjual keputusan.
3) Pemimpijn memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan mengundang pertanyaan-
pertanyaan.
4) Pemimpin memberikan keputusan yang bersifat sementara yang kemungkinan dapat diubah.
5) Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran, dan membuat keputusan.
6) Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan untuk membuat
keputusan.
7) Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsi nya dalam batas-batas yang telah
dirumuskan oleh pimpinan.
B. GAYA MANAGERIAL GRID
Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokan sebagai gaya
yang ekstrem, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan di tengan-tengah gaya ekstrem
tersebut. Gaya kepemimpinan dalam managerial grid itu antara lain sebagai berikut:
1) Manajer sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengan , dan
produksi yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya.
2) Manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik produksi
maupun orang-orang yang bekerja dengannya.
3) Gaya kepemimpinan dari manajer ini ialah mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya tetapi pemikirannya
mengenai produksi rendah.
4) Kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara otokratis.
Manajer seperti ini hanya memikirkan tentang usaha peningkatan efisiensi pelakasanaan kerja,
tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja
dalam organisasinya.
5) Manajer mempunyai sedikit pemikiran medium baik pada produksi maupun pada orang-
orang.
C. TIGA KEPEMIMPINAN DARI REDDIN
Dipopulerkan oleh W.J REDDIN. Gaya ini menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan efektif dan
tidak efektif. Ada empat gaya dalam gaya yang efektif ini antara lain.
Eksekutif
Pecinta pengembangan (developer).
Otokratis yang baik (benevolent autocrat).
Birokrat.
Gaya kepemimpinan yang tidak efektif. Ada emapat gaya kepemimpinan yang tergolong tidak
efektif antara lain:
Pencinta kompromi (compromiser).
Missionary
Otokrat
Lari dari tugas (deserter).
D. EMPAT SISTEM MANAJEMEN DARI LIKERT
Gaya yang amat menarik ialah pendapar Rensis Likert ini. Dalam serangkaian penelitiannya
Likert telah mengembangkan suatu ide dan pendekatan yang penting untuk memahami perilaku
pemimpin.Menurut Likert bahwa pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya participant
management.Gaya ini menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada
bawahan, dan mendasarkan pada komunikasi.Likert merancang 4 sistem kepemimpinan dalam
manajemen sebagai berikut :
1) Manajer dalam hal ini sangat otokratis mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya.
Suka mengeksploitasi bawahandan bersikap paternalistic.
2) Dalam system ini pemimpin dinamakan Otokratis yang baik hati (benevolent authoritative).
3) Dalam system ini gaya kepemimpinan lebih dikenal dengan sebutan manajer konsultatif.
Manajer dalam hal ini mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan biasanya dalam hal kalau
ia membutuhkan informasi, idea tau pendapat bawahan dan masih menginginkan melakukan
pengendalian atas keputusan-keputusan yang dibuatnya.
4) Oleh Likert system ini dinamakan pemimpin yang bergaya kelompok berpartisipatif
(partisipative group.Dalam hal ini manajer mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap
bawahannya.
Menurut Likert, manajer yang termasuk system 4 mempunyai kesermpatan untuk lebih sukses
sebagai pemimpin (leader).
BAB 6
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Kepemimpinan situasional menurut Harley dan Blanchard adalah didasarkan pada saling
berhubungan di antara hal-hal berikut :
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,
2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan,
3. Tingkat kesiapan atau kematang para pengikut yang ditunjukan dalam melaksanakan ugas
khusus, fungsi, tujuan tertentu.
Konsepsi ini telah dikembangkan untuk membantu orang menjalan kepemimpinan dengan tanpa
mementingkan perannya, yang lebih efektif di dalam interaksinya dengan orang-orang lain setiap
harinya.
Konsepsional melengkapi pimpinan dengan pemahaman dari hubungan antara gaya
kepemimpinan yang efektif dan tingkat kematangan para pengikutnya. Dengan demikian,
walaupun terdapat banyak variabel-variabel situasional yang lainnya mesalnya: organisasi,
tugas-tugas pekerjaan, pengawasan daan waktu kerja, akan tetapi penekanan dalam
kepemimpinan situasional ini hanyalah pada perilaku pimpinan dan bawahannya saja. Perilaku
pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional. Karena
bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pimpinbannya, akan tetapi
sebagai pengikut secara kenyataannya dap;at menentukan kekuatan pribadi apa pun yang
dipunyai pemimpin.
A. GAYA DASAR KEPEMIMPINAN
Dalam hubungannya dengan perilaku pimpinan ini, ada dua hal yang biasanya dilakukan
olehnya terhadap bawahan atau pengikutnya, yakni: perilaku mengarahkan dan perilaku
mendukung.
Perilaku mengarah dapat dirumuskan sejauh mana seseorang pemimpin melibatkan dalam
komunikasi satu arah.Sedangkan perilaku mendukung adalah sejauh mana seseorang pemimpin
melibatkan diri dalam komunikasi dua arah.
Kedua norma perilaku tersebut ditempatkan pada dua poros yang terpisah dan berbeda.
Dalam gaya 1 (G1), seorangb pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak memberikan
pengarahan dan sedikit dukungan. Pemimpin ini memberikan intruksi yang spesifik tentang
peranan dan tujuan bagi pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka.
Dalam gaya (G2), pemimpi8n menunjukan perilaku yang benyak mengarahkan dan banyak
memberikan dukungan. Pemimpin dalam gaya seperti ini mau menjelaskan keputusan dan
kebijaksanaan yang ia ambil dan mau menerima pendapat dari pengikutnya. Tetapi pemimpin
dalam gaya ini masih terus memberiukan pengawasan dan pengarahan dalam penyelesaian
tugas-tugas pengikutnya.
Pada gaya (G3), perilaku pemimpin menekankan pada banyaknya memberikan dukungan dan
sedikit dalam pengarahan. Dalam gaya seperti ini pemimpin menyusun keputusan bersama-sama
dengan para pengikutnya, dan mendukung usaha-usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.
Adapun gaya (G4), pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin
dengan gaya seperti ini mendelegasi keputusan-keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan
tugas kepada pengikutnya.
D. GAYA KEPEMIMPINAN
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kepemimpinan itu adalah suatu proses untuk
mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok didalam usahanya untuk mencapai
tujuan pada suatu situasi tertentu. Dan gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang
konsisten yang kita tunjukan dan sebagai yang diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha
mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain. Perilaku ini dikembangkan setiap saat dan yang
dipelajari pihak lain untuk mengenal kita sebagai pemimpin, gaya kepemimpinan kita atau
kepribadian kepimpinan kita. Pola umum yang biasanya terlibat antara perilaku yang
berorientasi pada tugas atau perilaku hubungan atau beberapa kombinasi
dari keduanya.Dua bentuk perilaku tugas dan hubungan yang merupakan titik pusat dari konsep
kepemimpinan situasional.
Perilaku tugas ialah suaatu perilaku seorang pemimpin untuk mengatur dan merumuskan
peranan-peranan dari anggota-anggota kelompok atau para pengikut; menerangkaan kegiatan
yang harus dikerjakan oleh masing-masing anggota, kapan dilakukan, dimana melaksanakannya,
dan bagaimana tugas-tugas itu harus dicapai. Perilaku hubungan ialah suatu prilaku seorang
pemimpin yang ingin memelihara hubungan-hubungan antarpribadi diantara dirinya dengan
anggota-anggota kelompok atau para pengikut dengan cara membuka lebar-lebar jalur
komunikasi, mendelegasdikan tanggung jawab, dan memberikan kesempatan pada para bawahan
untuk menggunakan potensinya.
Orang yang berada dalam usaha pengaruh seseorang, ataun tepatnya seoarng bawahana yang
setiap hari bekerja sama dengan pimpinannya mereka ankan memberikan reaksi dan penilaian
terhadap pimpinannya sesuai dengan persepsi atas kenyataan yang dilihatnya bukan berdasarkan
kemauan pimpinannya. Oleh karena itu bisa saja pemimpin beranggapan bahwa dirinya sangat
hangat, berkawan, demokratis, adil / rapi, tapi kalau orang-orang yang berkerja sama dengannya
melihat bahwa dia kerasv kepala, otokratis, mencari musuh, suka memihak, atau ceroboh, maka
persepsi orang-orang tersebut akan menyatakan seperti yang dilihatnya tersebut.
Setelah diketahui du aspek pusat perilaku pemimpin yakni perilaku tugas dan hubungan diatas,
maka dapat kita simpulkan gaya kepemimpinan yang baik itu misalnya pada suatu saat gaya
tinggi tugas dan tinggi hubungan di pertimbangkan sebagai yang terbaik sementara rendah tugas
dan rendah hubungan dipertimbangkan sebagai gaya yang terjelek.
Pemimpin-pemimpin yang brrhasil adalah mereka yang bisa menyesuaikan perilaku dirinya
sesuai tuntutan dari keunikan lingkungannnya. Dengan kata lain, kepemimpinan yang efektif
atau tidak efektif itu sangat tergantung akan gaya perilaku yang disesuaikan dengan situasi
tertentu.
E. PENYESUAIAN GAYA
Penyesuaian gaya ini adalah suatu derajat perilaku pemimpin yang sesuai dengan
kehendak dari suatu lingkungan tertentu. Gaya ini dapat juga dinamakan keluwesan (flexibility)
gaya, karena dengan mudah perilaku pemimpin tersebut menyesuaikan dengan lingkungan
tertentu. Dengan demikian seorang pemimpin yang mempunyai tingkat gaya (style range) yang
sempit dapat efektif sepanjang periode waktu tertentu asalkan pemimpin tersebut tetap berada
pada situasi yang memungkinkan gayanya mempunyai sukses yang besar. Sebaliknya, seseorang
pemimpin yang mempunyai tingkat gaya yang besar, bisa tidak efektif kalau gaya perilakunya
tidak sesuai dengan tuntutan situasi.
BAB 3
PEMBAHASAN
BAB IV.
PENUTUP
4,1 KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang lain agar mau diarahkan
untuk memcapai suatu tujuan. Dimana cara seorang pemimpin itu juga merupakan hal yang
perlu untuk mempengaruhi orang lain. Untuk menjadi seorang pemimpin itu dia harus bisa
memimpin dari lingkungan yang kecil yaitu dirinya sendiri, keluarga, perusahaan hingga di
linkungan yang besar yaitu Negara.Dengan kritikal buku ini kita lebih dapat membandingkan
antara dua buku tentang kepemimpinan dengan penulis yang berbeda guna untuk menambah
wawasan serta pengalaman dalam sikap berkepemimpinan.
4.2 SARAN
Mungkin akan jauh lebih baik apabila mengunakan kata-kata yang sederhana, mungkin
guna mencapai pemahaman yang lebih.Dan dapat menjadi buku yang menarik untuk dibaca.