Anda di halaman 1dari 33

CRITICAL BOOK REVIEW

DOSEN PENGAMPU :
Bapak Fajar Apollo Sinaga,S.Si.,M.Si

DISUSUN OLEH :
Nama : Ade Zulna Kalisah Rangkuti
Nim : 6221121012
Kelas : Regular F

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2022
Kata
Pengantar
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala kasih dan berkat-Nya yang senantiasa menuntun penulis untuk
menyelesaikan makalah CBR (Critical Book Report) ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Fajar Apollo Sinaga,S.Si.,M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis. Saya
juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menulis makalh ini.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Kepemimpinan. Selain itu, tugas ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kepemimpinan bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifast membangun dari semua
pihak demi terciptanya makalh selanjutrnya yang lebih baik lagi.

Medan 15 November 2022


Penulis

Ade Zulna Kalisah Rangkuti


DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................... .ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... .................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Rasionalisasi pentingnya CBR .................................................................................................... . 1
B. Tujuan Penulisan CBR..................................................................................................................... 1
C. Manfaat CBR....................................................................................................................................... . 1
D. Identitas Buku Yang Direview.................................................................................................... . 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ............................................................................................................... .
2
A. BAB 1 (Pengertian, Fungsi, & Analisi Teori Pemimpin) ....................................................
2
B. BAB 2 (Bagaimana Organisasi Sebagai Pemimpin)……...……………………………………4
C. BAB 3 (Pemimpin Formal Dan Informal) ............................................................................... . 5
D. Bab 4 (Klasifikasi & Proses Berpikir Pemimpin) ................................................................. 6
E. Bab 5 (Definisi dan Faktor-Faktor Kepemimpinan) ........................................................... 8
F. Bab 6 (Dasar Pertimbangan Kepemimpinan)..................................................................... 10
G. Bab 7 (Gaya Kepemimpinan)………………………………………………………………………….11
H. Bab 8 (Kepemimpinan Yang E...fektif)…………………………………………………………….13
I. Bab 9 (Tugas Kepemimpinan)..……………………………………………………………………….14
J. Bab 10 (Studi Kasus Pemimpin dan Kepemimpinan)....................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 14
A. Pembahasan Isi Buku ...................................................................................................................
14 a. Pembahasan Bab 1 tentang Pengertian, Fungsi & Analisis Teori
Pemimpin…...15 b. Pembahasan Bab 2 tentang Bagaimana Organisasi Sebagai
Pemimpin............... 16 c. Pembahasan Bab 3 tentang Pemimpin Formal dan
Informal. .................................. 16 d. Pembahasan Bab 4 tentang Klasifikasi & Proses
Berpikir Pemimpin. ................. 17 e. Pembahasan Bab 5 tentang Pengertian dan
Faktor-Faktor Kepemimpinan. ..... 17 f. Pembahasan Bab 6 tentang Dasar
Pertimbangan Kepemimpinan.......................... 18 g. Pembahasan Bab 7 tentang Gaya
Kepemimpinan. ....................................................... 18 h. Pembahasan Bab 8 tentang
Kepemimpinan yang Efektif. ......................................... 19
i. Pembahasan Bab 9 tentang Tugas Kepemimpinan. ...................................................... 19

iii
j. Pembahasan Bab 10 tentang Studi Kasus ........................................................................ . 20
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku ........................................................................................... . 20
1. Kelebihan Buku .......................................................................................................................... 20
2. Kekurangan Buku ...................................................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... . 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ . 23
LAMPIRAN ............................................................................................... .................................................. 24

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya
tulis yang dianalisis
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu
penulis membuat CBR Kepemimpinan ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang kepemimpinan

B. Tujuan Penulisan CBR


Tujuan dilakukanya penulisan CBR ini adalah untuk memenuhi tugas dan
tanggungjawab sebagai mahasiswa. Dengan melakukan CBR ini saya berharap agar
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam peningkatan
kaj ian dan teori terhadap materi kepemimpinan yang menjadi topik pokok
pembahasan, Menguatkan daya piker dalam p embe rian p enj el a san atas
p emap aran akan mat eri dan j u ga da lam m engasa h kemampuan sebagai
calon pemimpin dalam sebuah organisasi/perusahaan.
C. Manfaat CBR
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penyusunan Critical Book Report adalah :
• Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
• Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan
dan kelebihan buku tersebut.
• Melatih mahasiswa untuk kritis dalam membuat kesimpulan terhadap
buku-buku yang di kritisi.
D. Identitas Buku Yang Direview
1. Judul : Pemimpin dan Kepemimpinan
2. Edisi : Pertama
3. Penyusun : Dr. Aspizain Chainago, S.Pd., M.Si
Editor : Tim LP3i
4. Penerbit : Lentera Ilmu Cendekia
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-8969-98-7

1
BAB II RINGKASAN
ISI BUKU
A. BAB 1 (Pengertian, Fungsi, & Analisi Teori Pemimpin)
1.1. Pendahuluan
1.2. Pengertian Pemimpin
Untuk memulai pemahaman tentang Pemimpin ini, perlu kita
memperhatikan pengertian tentang pemimpin :
Menurut Hersey dan Blanchard, “Pemimpin adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum
yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi”. Dalam perspektif yang lebih
sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin
yang disebutnya dengan “3A”, yakni:
• alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),
• aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi
sehingga setiap orang menuju kearah yang sama).
• allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang
dan mengubah cara mereka bekerja).
Atau dapat kita simpulkan bahwa:
“Seorang pemimpin adalah seseorang yang karena kecakapan – kecakapan pribadinya
dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang
dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran –
sasaran tertentu”.
Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan
dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda,
seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual.
1.3 Fungsi Pemimpin
Fungsi pokok pemimpin dalam management organisasi di bagi dalam
empat kategori, yaitu :
1) Planing (Perencanaan )
2) Organizing (Pengorganisasian)
3) Actuating / Leading (Kepemimpinan )
4) Controling (Pengawasan / Pengendalian)
Fungsi perencanaan bagi pemimpin dalam manajemen merupakan aktivitas
yang berusaha memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berapa ukuran dan
jumlahnya, siapa saja yang melaksanakan dan mengendalikannya, agar tujuan
organisasi dapat dicapai.

2
Fungsi pengorganisasian bagi pemimpin sebagai suatu proses pembagian kerja
melihat bahwa ada unsur-unsur yang saling berhubungan, yakni sekelompok
orang atau individu, ada kerja sama, dan ada tujuan tertentu yang telah
ditetapkan..
Fungsi kepemimpinan bagi pemimpin adalah implementasi aransemen yang
sudah disusun pemimpin melalui dukungan orang lain. Hal ini menyiratkan bahwa
kepemimpinan berlangsung dalam interaksi antara pemimpin dan pengikut dalam
situasi tertentu.
Fungsi pengendalian/ pengawasan bagi pemimpin adalah kemampuan pemimpin
dalam melakukan fungsi – fungsi pengendalian yaitu : Tani Handoko (1997:359-
160) mendefinisikan pengendalian sebagai suatu proses untuk menjamin
bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai.
1.4 Analisis Teori Pemimpin Terhadap Kepemimpinan
Dalam menjembatani pemahaman terhadap pemimpin dan kepemimpin
atau Leader dan Leadership perlu pendalaman terhadap beberapa teori dasar
antara pemimpin dan kepemimpinan tersebut, melalui suatu analisis perbandingan,
yaitu :
• Teori Genetis, (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader is
born and not made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat).
• Teori Sosial, Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader is made and not
born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Teori ini
mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa
menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
• Teori Ekologis, ipada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil
menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan.
Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur
dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
• Teori Trait : Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang
bervariasi karena mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang
sudah melekat dalam dirinya. Ada 5 karakteristik yang utama menurut
teori ini : percaya diri, empati, ambisi, kontrol diri dan rasa ingin tahu.
• Teori Situational : Teori ini menekankan bahwa pemimpin muncul
dalam situasi yang berbeda untuk menyesuaikan perbedaan kebutuhan
dan lingkungan
• Transactional and transformational Leader, Kepemimpinan transaksional
berdasarkan pada pemikiran memberikan motivasi kepada bawahan melalui
bentuk instrument seperti uang atau system reward.
Kouzes dan Posner (1987) melakukan pengamatan dan menunjukkan bahwa
ketrampilan kepemimpinan dapat dipelajari. Kouzes & Posner mengemukakan 5
langkah proses yang mana seorang leader dapat melakukan sesuatu :
Tantangan, Bersemangat untuk mencapai visi, Memungkinkan bawahan untuk
bertindak, Menjadi model, Mendorong dan mendukung dengan hati .

3
Drath (2001) memberikan satu kritik yang menarik mengenai teori
pemimpin “Dominasi diri (teori trait dan pemimpin yang karismatik) dan
pengaruh interpersonal (pemimpin transformative, pemimpin transaksional
dan teori kontingensi)”
B. BAB 2 (Bagaimana Organisasi Sebagai Pemimpin)
2.1. Tipe-Tipe Organisatoris
Berikut ini beberapa tipe organisator yang dapat membedakan
pemahaman terhadap kejelasan ciri dan gambaran tentang seorang pemimpin, di
antaranya adalah sebagai berikut (Siagian,1997) :
• Tipe Otokratis.
• Tipe Militeristis.
• Tipe Paternalistis.
• Tipe Karismatik.
• Tipe Demokratis.
2.2 Model-model organisator
Beberapa model yang menganut pendekatan organisator dalam
memberikan penjelasan terhadap pemahaman rinci atas model pemimpin dan
kepemimpinan, di antaranya adalah sebagai berikut :
• Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis-Demokratis).
• Model Kepemimpinan Ohio.
• Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System).
• Model Kepemimpinan Managerial Grid
• Model Kepemimpinan Kontingensi.
• Model Kepemimpinan Tiga Dimensi
2.3 Syarat-Syarat Organisator
Menurut Spencer (1993) dan Kazanas (1993) terdapat kompetensi
kepemimpinan secara umum yang dapat berlaku atau dipilah menurut jenjang,
fungsi, atau bidang, yaitu kompetensi berupa : result orientation, influence,
initiative, flexibility, concern for quality, technical expertise, analytical thinking,
conceptual
thinking, team work, service orientation, interpersonal awareness, relationship
building, cross cultural sensitivity, strategic thinking, entrepreneurial orientation,
building organizational commitment, dan empowering others, developing others.
Kompetensi- kompetensi tersebut pada umumnya merupakan kompetensi jabatan
manajerial yang diperlukan hampir dalam semua posisi manajerial.
Kompetensi yang diidentifikasi Spencer dan Kazanas tersebut dapat
diturunkan ke dalam jenjang kepemimpinan berikut :
• pimpinan puncak,
• pimpinan menengah, dan
• pimpinan pengendali operasi teknis (supervisor)

4
Kouzes dan Posner 1995) meyakini bahwa suatu kinerja yang memiliki
kualitas unggul berupa barang atau pun jasa, hanya dapat dihasilkan oleh para
pemimpin yang memiliki kualitas prima. Dikemukakan, kualitas kepemimpinan
manajerial adalah suatu cara hidup yang dihasilkan dari “mutu pribadi total”
ditambah “kendali mutu total” ditambah “mutu kepemimpinan”. Berdasarkan
penelitiannya, ditemukan bahwa terdapat 5 (lima) praktek mendasar pemimpin
yang memiliki kualitas kepemimpinan unggul, yaitu;
(1) pemimpin yang menantang proses,
(2) memberikan inspirasi wawasan bersama,
(3) memungkinkan orang lain dapat bertindak dan
berpartisipasi, (4) mampu menjadi penunjuk jalan, dan
(5) memotivasi bawahan.
Adapun ciri khas manajer yang dikagumi sehingga para bawahan bersedia
mengikuti perilakunya adalah, apabila manajer memiliki sifat jujur, memandang
masa depan, memberikan inspirasi, dan memiliki kecakapan teknikal maupun
manajerial.
Beberapa kriteria kualitas kepemimpinan manajer yang baik antara lain,
memiliki komitmen organisasional yang kuat, visionary, disiplin diri yang tinggi,
tidak melakukan kesalahan yang sama, antusias, berwawasan luas, kemampuan
komunikasi yang tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap tekanan,
mampu sebagai pendidik atau guru bagi bawahannya, empati, berpikir
positif, memiliki dasar spiritual yang kuat, dan selalu siap melayani.
Dalam hubungan jiwa kepemimpinan, sejumlah pengamat memasuki
wilayah “spiritual”. Rangkaian kualitas lain yang mewarnainya antara lain adalah
hati, jiwa, dan moral. Bardwick menyatakan bahwa kepemimpinan bukanlah
masalah intelektual atau pengenalan, melainkan masalah emosional. Sedangkan Bell
berpikiran bahwa pembimbing yang benar tidak selamanya merupakan mahluk
rasional. Mereka seringkali adalah pencari nyala api.
C. BAB 3 (Pemimpin Formal Dan Informal)
3.1 Pengantar
3.2 Pemimpin Formal
Seorang pemimpin formal harus sadar bahwa akan menghadapi berbagai
permasalahan yang akhirnya akan terjadi perubahan – perubahan internal maupun
perubahan eksternal yang akan dihadapinya. Bagi pemimpin formal seperti ini sangat
perlu membuat antisipasi dengan terus menerus melakukan penyesuaian dan
pendekatan kesesuaian atas segala perubahan – perubahan yang ada secara internal
maupun secara eksternal. Berikut ini menjelaskan lima bidang perubahan–
perubahan formal yang juga sering terjadi bagi pemimpin informal, yaitu:
• Perubahan Dalam Pengetahuan, Informasi Dan Teknik – Teknik Cepatnya
perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi serta teknik

teknik informasi membuat setiap pemimpin formal harus mampu
5
mengimbangi tingkat peningkatan dan penyesuaian terhadap ilmu
pengetahuan, informasi dan teknik – teknik yang harus dilakukan
• Perubahan Dalam Scope Kepemimpinan, Pemimpin tidak bisa melakukan
tugas-tugas kepemimpinannya dengan kekuatan sendiri, dibutuhkan proses
delegasi terhadap bawahan atau orang lain khususnya dalam hal yang
bersifat spesifik dan sangat spesifik yang menuntut keahlian khusus.
• Perubahan Dalam Lingkungan, Pemimpin harus mampu masuk
dalam lingkungannya, jika tidak maka pemimpin tersebut akan
tersingkir dari lingkungannya.
• Perubahan Dalam Issue-Isue Dan Permasalahan Yang Dihadapi,
Pemimpin formal pada masa lampau sangat sulit dalam memenuhi berbagai
kebutuhan dengan cepat khususnya dari segi SDM, koordinasi dan teknis
pelaksanaan karena pertumbuhan kemajuan yang masih rendah dan sangat
berbeda dengan issue –isue pada masa sekarang dimana pengkondisian
berbagai kebutuhan dapat dilakukan dengan cepat seperti SDM yang dulu
tingkat kualitas pada strata pendidikan menjadi tolak ukur utama tetapi
issue pada saat sekarang adalah kompetensi dalam penguasaan kerja untuk
memenangkan kompetisi memasuki dunia kerja.
• Perubahan Dalam Tingkat Perubahan, Proses perubahan dalam tingkat
perubahan harus dimengerti agar kesesuaian perubahan dapat
diterapkan dengan tepat.
3.3 Pemimpin Informal
Pemimpin Informal adalah seorang individu baik pria maupun wanita yang
walaupun tidak mendapatkan pengangkatan secara resmi atau formil yuridis
sebagai pemimpin, memiliki sejumlah kualitas obyektif maupun subyektif yang
memungkinkannya tampil mencapai kedudukan di luar struktur organisasi resmi
namun sebagai orang yang dapat mempengaruhi kelakukan dan tindakan sesuatu
kelompok masyarakat baik dalam arti positif maupun dalam arti negatif.
Pemimpin Informal dalam peranan sosial yang berwujud partisipasi sosial
yang memunculkan tindakan-tindakan yang ditujukan kepada arah sasaran yang
dipengaruhi oleh status yang dimiliki orang yang bersangkutan di dalam
masyarakat antara lain : 1) Keturunan
2) Kekayaan dalam arti yang seluas - luasnya
3) Unjuk kerja di masyarakat
4) Pendidikan
5) Ciri-ciri biologis.

D. Bab 4 (Klasifikasi & Proses Berpikir Pemimpin)


4.1.Klasifikasi Pemimpin
Pemimpin dapat diklasifikasi dengan berbagai cara atau patokan
dengan memperhatikan beberapa pembagian berikut :
6
a. Klasifikasi pemimpin menurut hirarki kedudukan terdiri atas :
a.1. Pemimpin tingkat utama/ teras/ depan/ tinggi
a.2. Pemimpin tingkat menengah/ madya
a.3. Pemimpin tingkat bawah / staf
b. Klasifikasi pemimpin menurut bidang garapannya terdiri atas :
b.1. Pemimpin bidang ekonomi
b.2. Pemimpin bidang agama
b.3. Pemimpin bidang politik
b.4. Pemimpin bidang pendidikan
b.5. Pemimpin bidang adat
c. Klasifikasi pemimpin ditinjau dari scopenya, terdiri atas :
c.1. Pemimpin lokal
c.2. Pemimpin regional
c.3. Pemimpin nasional
c.4. Pemimpin internasional
d. Klasifikasi pemimpin sesuai perubahan sosial terdiri atas :
d.1. Pemimpin tradisional
d.2. Pemimpin modern
e. Klasifikasi pemimpin menurut kepemimpinannya/ kondisi kebutuhan terdiri
atas:
e.1. Pemimpin primer
e.2. Pemimpin sekunder
e.3. Pemimpin tertier
f. Pemimpin dalam bidang pertumbuhan ekonomi dapat dibagi :
f.1. Pemimpin tipe manager
f.2. Pemimpin tipe entrepreneur
4.2.Proses berpikir normal
Bagi seorang pemimpin yang dituntut harus mampu memimpin rapat,
konferensi, seminar dan berbagai pertemuan-pertemuan penting perlu didukung
oleh pengetahuan yang berbasis pada pola pikir normal.
Bagi seorang pemimpin dalam berpikir normal harus mampu
menempatkan kepatutan dan menahan emosional dalam kerangka berpikir
cerminan diri.
Empat (4) langkah menuju proses berpikir normal :
1) Kenalilah dan isolasilah problem yang bersangkutan.
2) Buktikan fakta-fakta yang dikenal dan kemudian lakukan evaluasi tentangnya
3) Rumuskanlah kesimpulan-kesimpulan yang mungkin dapat diubah,
dimodifikasi atau divariasi
4) Rumuskanlah kesimpulan akhir dan untuk metode ilmiah dapat
ditambahkan langkah yang
(5), Telitilah hasil guna mengetahui apakah perlu dilakukan revisi.
4.3.Perbandingan Antara Pemimpin Dan Bukan Pemimpin
Adapun perbandingan antara pemimpin dan bukan pemimpin tersebut
adalah sebagai berikut:
7
No. Pemimpin Non Pemimpin
1 Memberikan inspirasi kepada pekerja Menekan pekerjanya
2 Melaksanakan pekerjaan dan Melaksanakan pekerjaan dengan
mengembangkan pekerjaan mengorbankan pekerjaan
3 Menunjukkan kepada pekerja, Menimbulkan perasaan takut pada
bagaimana ia harus melaksanakan pekerja dengan ancaman-ancaman
pekerjaan dan paksaan-paksaan
4 Penerima tanggung jawab Mengelak tanggung jawab
5 Menyelesaikan persoalan kerugian yang Mengalihkan kesalahan kepada pihak
timbul lain

E. Bab 5 (Definisi dan Faktor-Faktor Kepemimpinan)


5.1 Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan : “Kepemimpinan merupakan suatu proses
dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk
mencapai suatu tujuan bersama”.
Untuk lebih memahami dan mengerti tentang kepemimpinan dapat kita lihat
pendapat lain dari Theo Haiman dan William G. Scott yang dikutip oleh Sutarto
(1998
: 63) dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar kepemimpinan administrasi :
“Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan, dipimpin dan
dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.”
Berikut ini, berbagai definisi kepemimpinan yang dijadikan acuan dalam
ranah perkembangannya.
• Kepemimpinan merupakan kekuatan moral yang berdaya cipta
dan mengarahkan.
• Kepemimpinan merupakan seni menggerakkan orang lain agar mau
berjuang demi mencapai peluang bersama.
• Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi sekelompok orang yang
terorganisasi demi pencapaian sasaran mereka
• Kepemimpinan berarti mengidentifikasi area ketidakpastian dan kebingungan
yang produktif dan membawa organisasi ke area tersebut untuk meraih
keuntungan kompetitif atau manfaat lain.
• Kepemimpinan berarti mengarahkan dan menyeleraskan tugas para
anggota kelompok.
• Kepemimpinan merupakan proses di mana seorang pelaku
menggerakkan bawahannya untuk berperilaku sesuai yang diharapkan.
5.2 Determinan Kepemimpinan
Menurut Joseph. L. Massie/ John Douglas determinan kepemimpinan
dapat disimpulkan meliputi tiga (3) kategori, yaitu :
a. Meliputi orang – orang
b. Bekerja dari sebuah posisi organisatoris
8
c. Timbul di dalam sebuah situasi yang spesifik
Kepemimpinan timbul jika ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain. Jadi agar kepemimpinan menjadi operasional, maka diperlukan adanya
interaksi dinamis dari ketiga macam faktor yang disebut tadi.
5.3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemimpinan
a. Faktor Orang (The Person Factor)
Pada diri setiap orang terdapat sifat-sifat pribadi yang membawa mereka
menjadi sukses dan atau sifat – sifat pribadi yang menghalangi mereka
untuk sukses. Adakah sifat – sifat (Traits) tertentu yang menyebabkan orang
– orang tertentu menjadi pemimpin yang sukses.
Studi riset menyatakan bahwa antara pemimpin dan bukan pemimpin
dapat ditunjukkan dan khusus untuk para pemimpin memberikan petunjuk
sebagai berikut :
• Cenderung lebih mencapai kesesuaian secara psikologis
• Cenderung memperlihatkan penilaian lebih baik.
• Cenderung menunjukkan interaksi lebih banyak dengan
para non pemimpin
• Cenderung memberikan lebih banyak keterangan – keterangan
• Cenderung memimpin dalam hal menafsirkan sesuatu situasi.
b. Faktor Posisi
Faktor posisi menjadi sangat penting mengingat bahwa posisi pada suatu
struktur akan menentukan seberapa besar seseorang mampu
memberikan sumbangsih dan peran kepemimpinan pada skala struktur
tersebut.
Label – label yang diciptakan seperti guru, direktur, presiden, pemimpin
kelompok, professor adalah dalam rangka mengelompokkan peranan
kepemimpinan. Dari label – label tersebut dapat kita pahami arah dan
langkah kepemimpinan yang seharusnya dan kepemimpinan yang salah.
Untuk melihat peranan ini lebih jauh maka dapat kita bagi menjadi tiga
(3) macam harapan tentang peranan, yaitu :
b.1. Harapan – harapan pribadi, Yang dimaksud harapan pribadi adalah
dimana kelompok mengharapkan pada pribadi pemimpin untuk
melakukan hal-hal tertentu dan tidak melakukan hal-hal
tertentu.
b.2. Harapan – harapan organisatoris, Yang dimaksud harapan
organisatoris adalah harapan terhadap perusahaan atau organisasi yang
diaplikasikan dalam pedoman-pedoman kerja seperti SOP, Petunjuk
Teknis dan Job Descriptions.
b.3. Harapan – harapan kultural, Harapan terhadap kualifikasi
yang membudaya yang akhirnya menjadi budaya kerja atau
budaya perusahaan yang berorientasi hasil.

9
c. Faktor Tempat dan Situasi
Faktor Tempat dan situasi adalah ketepatan pemimpin dan
pola kepemimpinannya pada tempat dan waktu yang tepat.

F. Bab 6 (Dasar Pertimbangan Kepemimpinan)


6.1 Pengantar
6.2 Teori Kepemimpinan
Menurut kaidah, para pemimpin atau manajer adalah manusia-manusia
super lebih daripada yang lain, kuat, gigih, dan tahu segala sesuatu (White,
Hudgson & Crainer, 1997). Para pemimpin juga merupakan manusia-manusia yang
jumlahnya sedikit, namun perannya dalam organisasi merupakan penentu
keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai.
Para pemimpin dalam menjalankan tugasnya tidak hanya
bertanggungjawab kepada atasannya, pemilik, dan tercapainya tujuan organisasi,
mereka juga bertanggungjawab terhadap masalahmasalah internal organisasi
termasuk didalamnya tanggungjawab terhadap pengembangan dan pembinaan
sumber daya manusia. Secara eksternal, para pemimpin memiliki tanggungjawab
sosial kemasyarakatan atau akuntabilitas publik.
Dari sisi teori kepemimpinan, pada dasarnya teori-teori kepemimpinan
mencoba menerangkan dua hal yaitu, faktor-faktor yang terlibat dalam pemunculan
kepemimpinan dan sifat dasar dari kepemimpinan. Dari penelusuran literatur
tentang kepemimpinan, teori kepemimpinan banyak dipengaruhi oleh penelitian
Galton (1879) tentang latar belakang dari orang-orang terkemuka yang mencoba
menerangkan kepemimpinan berdasarkan warisan. Perkembangan selanjutnya, Dua
hipotesis yang dikembangkan tentang kepemimpinan, yaitu: (1) kualitas pemimpin
dan kepemimpinan yang tergantung kepada situasi kelompok, dan (2), kualitas
individu dalam mengatasi situasi sesaat merupakan hasil kepemimpinan terdahulu
yang berhasil dalam mengatasi situasi yang sama (Hocking & Boggardus, 1994).
Dua teori yaitu Teori Orang-Orang Terkemuka dan Teori Situasional,
berusaha menerangkan kepemimpinan sebagai efek dari kekuatan tunggal. Teori
kepemimpinan yang dikembangkan mengikuti tiga teori diatas, adalah Teori
Interaksi Harapan. Teori ini mengembangkan tentang peran kepemimpinan dengan
menggunakan tiga variabel dasar yaitu; tindakan, interaksi, dan sentiment.
Pada tahun 1957 Stogdill mengembangkan Teori Harapan-Reinforcement
untuk mencapai peran. Dikemukakan, interaksi antar anggota dalam pelaksanaan
tugas akan lebih menguatkan harapan untuk tetap berinteraksi. Atas dasar teori
tersebut, House pada tahun 1970 mengembangkan Teori Kepemimpinan yang
Motivasional. Fungsi motivasi menurut teori ini untuk meningkatkan asosiasi
antara caracara tertentu yang bernilai positif dalam mencapai tujuan dengan
tingkahlaku
yang diharapkan dan meningkatkan penghargaan bawahan akan pekerjaan yang
10
mengarah pada tujuan. Pada tahun yang sama Fiedler mengembangkan Teori
Kepemimpinan yang Efektif.
Teori kepemimpinan berikutnya adalah Teori Humanistik dengan para pelopor
Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini
secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated
organism”.
Teori kepemimpinan lain, yang perlu dikemukakan adalah Teori Perilaku
Kepemimpinan. Teori ini menekankan pada apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin. Dikemukakan, terdapat perilaku yang membedakan pemimpin dari
yang bukan pemimpin. Teori ini sekaligus menjawab pendapat, pemimpin itu ada
bukan hanya dilahirkan untuk menjadi pemimpin tetapi juga dapat muncul sebagai
hasil dari suatu proses belajar.
Selain teori-teori kepemimpinan yang telah dikemukakan, dalam
perkembangan yang akhir-akhir ini mendapat perhatian para pakar maupun
praktisi adalah dua pola dasar interaksi antara pemimpin dan pengikut yaitu pola
kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional. Kedua pola
kepemimpinan tersebut, adalah berdasarkan pendapat seorang ilmuwan di bidang
politik yang bernama James McGregor Burns (1978) dalam bukunya yang berjudul
“Leadership”. Selanjutnya Bass (1985) meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai
kedua pola kepemimpinan dan kemudian mengumumkan secara resmi sebagai
teori, lengkap dengan model dan pengukurannya.
6.3 Pertimbangan Kepemimpinan
“Ketakutan kita yang terbesar bukanlah bahwa kita tidak mampu. Ketakutan
kita yang terbesar adalah bahwa kita berkuasa tanpa batas. Cahaya kita, bukan
kegelapan kitalah yang paling menakutkan bagi kita. Ketika kita membiarkan
cahaya kita bersinar, tanpa sadar kita mengizinkan orang lain melakukan hal yang
sama. Ketika kita memerdekakan diri dari ketakutan kita, kehadiran kita dengan
sendirinya memerdekakan orang lain...". Nelson Mandela, pidato pelantikan tahun,
1994.
Kepemimpinan bukan suatu tempat, melainkan sebuah proses. Hingga saat ini,
belum ada seorang pun yang pernah menemukan adanya gen pemimpin. Warren
Bennis, pengarang buku kepemimpinan yang disegani, percaya bahwa seseorang
menjadi pemimpin lebih banyak karena pengalamannya dibandingkan karena
garis keturunannya.
Hanya segelintir orang terlahir sebagai pemimpin. Kebanyakan terbentuk
menjadi pemimpin. Sebagian besar terbentuk sebagai pemimpin. Bukti
menunjukkan bahwa kita belajar kepemimpinan melalui keterampilan yang kita
peroleh, melalui hasrat untuk mengetahui lebih banyak, untuk keluar dari zona
aman kita, untuk belajar tentang diri kita.
G. Bab 7 (Gaya Kepemimpinan)
Gaya kepemimpinan (leadership style), yakni pemimpin yang menjalankan
fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya
tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap
tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat
pemimpin yang positif dan negatif, dimana pembedaan itu didasarkan pada cara
dan
11
upaya mereka memotivasi karyawan.
Selain gaya kepemimpinan diatas, terdapat gaya lainnya yaitu gaya otokratik,
partisipatif, dan bebas kendali (free rein atau laissez faire). Pemimpin otokratik
memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata
situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkannya. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan
atas ancaman dan hukuman. Pemimpin partisipatif lebih banyak mendesentralisasi-
kan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat
sepihak. Adapun pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan tanggungawab,
kemudian menggantungkan kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
Selanjutnya dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya
kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideran dan struktur, atau dikenal
juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Hasil penelitian para ahli
menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan
apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para
pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka
memperoleh hasil dengan tetap membuat orang-orang sibuk dan mendesak mereka
untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi, tidak
selamanya merupakan pemimpin yang terbaik. Fiedler telah mengembangkan
suatu model pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, yakni model
kepemimpinan kontingensi. Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja. Ketiga
variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anggota (leader – member
relations), struktur tugas (task structure), dan kuasa posisi pemimpin (leader
position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan
(akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar
diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, dan variabel ketiga
menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fiedler ini serupa sekali dengan gaya kepemimpinan
situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini
melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya
kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (maturity)
pengikutnya.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton, 1996 : 18 dst),
masingmasing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat –
meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri
dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.

Directing adalah gaya yang tepat apabila Anda dihadapkan dengan tugas
yang rumit dan staf Anda belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk
mengerjakan tugas tersebut. Coaching adalah gaya yang tepat apabila staf Anda
telah lebih. Selanjutnya, gaya kepemimpinan supporting akan berhasil apabila
karyawan telah
mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang
12
lebih dekat dengan Anda. termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu
tugas. Adapun gaya delegating akan berjalan baik apabila staf Anda sepenuhnya
telah paham dan efisien dalam pekerjaan, sehingga Anda dapat melepas mereka
menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
H. Bab 8 (Kepemimpinan Yang Efektif)
8.1 Sifat Kepemimpinan
berikut ini kita akan menganalisa kriteria sifat – sifat para
pemimpin dalam kepemimpinan:
1) Seorang pemimpin harus mempunyai suatu misi yang penting
2) Seorang pemimpin adalah seorang pemikir besar
3) Seorang pemimpin harus mempunyai etika tinggi
4) Seorang pemimpin harus menguasai perubahan
5) Seorang pemimpin harus bersifat peka
6) Seorang pemimpin harus berani mengambil resiko
7) Seorang pemimpin adalah seorang pengambil keputusan
8) Seorang pemimpin harus menggunakan kekuasaan secara
bijaksana
9) Seorang pemimpin harus berkomunikasi secara efektif
10) Seorang pemimpin adalah pembangun sebuah tim
11) Seorang pemimpin harus bersifat pemberani
12) Seorang pemimpin harus mempunyai komitmen
8.2 Kepemimpinan Efektif
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa efektivitas
kepemimpinan terkait dengan kecerdasan, akan tetapi tingkatan kecerdasan
pemimpin sebagaimana terukur dengan tes IQ (Intelligence Quotient) hanya
sedikit lebih tinggi nilai rata-rata. Jadi, meskipun para pemimpin memang
tergolong pandai, hanya sedikit yang jenius. Bukti menunjukkan bahwa
orang- orang yang terpandai tidak selalu menjadi pemimpin yang efektif.
"Orang banyak akan mengikuti pemimpin yang berjalan dua puluh langkah
di
depan mereka; namun kalau sang pemimpin berada seribu langkah di depan,
ia takkan terlihat dan takkan diikuti ". George Brandes
Goleman, mengusulkan bahwa apa yang penting itu sebenarnya
kecerdasan emosional atau EI Q (emotional intelligence quotient). Ia
berpendapat bahwa seseorang bisa saja ber-IQ tinggi, berpikiran tajam dan
analitis, sangat kreatif dan telah mengikuti pelatihan kepemimpinan terbaik
di dunia, namun tetap saja bukan pemimpin yang efektif.

Goleman mengidentifikasi unsur-unsur kecerdasan emosional sangat


mempengaruhi kepemimpinan efektif, sebagai berikut:
1) Kesadaran diri
2) Pengelolaan diri

13
3) Kesadaran bermasyarakat
4) Pengelolaan hubungan.
I. Bab 9 (Tugas Kepemimpinan)
Kepemimpinan ditinjau dari sisi struktur inisiasi dan konsideransinya,
maka dalam model manajerial grid yang disampaikan oleh Blake dan Mouton
dalam Robbins (1996). Kedua, sisi tinjauan model kepemimpinan ini kemudian
diformulasikan dalam tingkatan-tingkatan, yaitu antara 0 sampai dengan 9. Dalam
pemikiran model managerial grid adalah seorang pemimpin selain harus lebih
memikirkan mengenai tugas-tugas yang akan dicapainya juga dituntut untuk
memiliki orientasi yang baik terhadap hubungan kerja dengan manusia sebagai
bawahannya.
Menurut Blake dan Mouton ini, kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi
empat kecenderungan yang ekstrim dan satu kecenderungan yang terletak di
tengah- tengah keempatnya, adalah :
1) Impoverished leadership (Kepemimpinan yang Tandus), dalam
kepemimpinan ini si pemimpin selalu menghidar dari segala bentuk tanggung
jawab dan perhatian terhadap bawahannya.
2) Team leadership (Kepemimpinan Tim), pimpinan menaruh perhatian besar
terhadap hasil maupun hubungan kerja, sehingga mendorong bawahan untuk
berfikir dan bekerja (bertugas) serta terciptanya hubungan yang serasi
antara pimpinan dan bawahan.
3) Country Club leadership (Kepemimpinan Perkumpulan), pimpinan
lebih mementingkan hubungan kerja atau kepentingan bawahan,
sehingga hasil/tugas kurang diperhatikan.
4) Task leadership (Kepemimpinan Tugas), kepemimpinan ini bersifat otoriter
karena sangat mementingkan tugas/hasil dan bawahan dianggap
tidak penting karena sewaktu-waktu dapat diganti.
5) Middle of the road (Kepemimpinan Jalan Tengah), di mana si pemimpin
cukup memperhatikan dan mempertahankan serta menyeimbangkan antara
moral bawahan dengan keharusan penyelesaian pekerjaan pada tingkat yang
memuaskan, di mana hubungan antara pimpinan dan bawahan bersifat
kebapakan.
J. Bab 10 (Studi Kasus Pemimpin dan Kepemimpinan)

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku
14
a. Pembahasan Bab 1 tentang Pengertian, Fungsi & Analisis Teori
Pemimpin.
Menurut buku yang saya review Pemimpin adalah seseorang yang
karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya
untuk mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran –
sasaran tertentu. Menurut Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. dalam buku
Kepemimpinan ia mengatakan Pemimpin adalah orang yang dengan
kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya mampu memengaruhi
orang lain untuk melakukan suatu kegiatan. Sedangkan menurut Menurut
Hersey dan Blanchard, Pemimpin adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja
maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi.
Dari berbagai definisi yang mengemukakan tentang Pemimpin dapat
saya simpulkan bahwa Pemimpin adalah seseorang yang dapat
memengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Dalam buku yang saya review saya menjelaskan tentang fungsi
pemimpin, Ada 4 Fungsi Pemimpin : Planing (Perencanaan ), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating / Leading (Kepemimpinan ), Controling
(Pengawasan / Pengendalian). Menurut Andi Mulyan dalam jurnal yang
berjudul Gaya Kepemimpinan Lurah Galung Kecamatan Lili Riaja Kabupaten
Soppeng ia menyebutkan Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi ada 2
yaitu: Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya. Dan Fungsi sebagai Top
Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling. Dan menurut Dr. Widarto, M.Pd. dalam laporannya
ia menyebutkan ada 6 fungsi pemimpin, yaitu : Fungsi Perencanaan, Fungsi
Penetapan Visi, Pengembangan Loyalitas, Fungsi Pengawasan, dan Fungsi
Pengambilan Keputusan.
Dari tiga refernsi di atas dan pengertian pemimpin itu sendiri, dapat
saya simpulkan fungsi pemimpin ada yakni : Perencanaan, Pengawasan,
Kepemimpinan, dan Pengambilan Keputusan.
Pada buku yang saya review membahas tentang teori pemimpin, Teori
pemimpin ada 6 teori, yaitu : Teori Genetis, (Keturunan), Teori Sosial, Teori
Ekologis, Teori Trait, Teori Situational,Transactional and transformational
Leader. Menurut Andi Mulyan teori pemimpin ada 9 yaitu : Teori Sifat
Trait,Teori Kelompok,Teori Situasional dan Model Kontijensi, Teori situasional
Hersey dan Blanchard, Teori pertukaran pemimpin-anggota, Teori jalur
tujuan, Teori sumber daya kognitif, Teori neokharismatik, Teori
kepemimpinan kharismatik. Dan menurut Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si dan
Ii Sumantri,
M.Ag dalam buku Kepemimpinan teori pemimpin ada 4, yaitu : Teori
Genetis, Teori Sosial, Teori Ekologis, Teori Situasi. Sedangkan menurut
Ordway Tead,

15
munculnya pemimpin karena adanya pembentukan dalam pribadinya
(self- constituated leader).
Sebenarnya munculnya pemimpin karena ada dalam dirinya, percuma
saja kita mempunyai genetis seorang pemimpin sedangkan tidak ada
dorongan dari diri kita untuk menjadi seorang pemimpin. Namun
berdasarkan sumber- sumber diatas Teori Pemimpin ada 11 teori, yakni :
Teori Genetis, Teori Sifat
Trait, Teori Kelompok, Teori Situasional, Teori pertukaran pemimpin-
anggota, Teori jalur tujuan, Teori sumber daya kognitif, Teori neokharismatik,
Teori kepemimpinan kharismatik, Teori Ekologis, Teori sosial.
b. Pembahasan Bab 2 tentang Bagaimana Organisasi Sebagai Pemimpin.
Bardwick menyatakan bahwa kepemimpinan bukanlah masalah intelektual
atau pengenalan, melainkan masalah emosional. Sedangkan Bell berpikiran
bahwa pemimpin yang benar tidak selamanya merupakan mahluk rasional.
Sedangkan menurut Usep Deden Suherman “Pentingnya Kepemimpinan dalam
organisasi”.
Dari beberapa pendapat tentang organisasi sebagai pemimpin
dapat disimpulkan bahwa Pemimpin sangat penting dalam organisasi
tetapi pemimpin tidak selamanya rasional.
c. Pembahasan Bab 3 tentang Pemimpin Formal dan Informal.
Buku yang saya review membahas tentang Pemimpin formal dan Informal.
Menurut buku itu Seorang pemimpin formal harus sadar bahwa akan
menghadapi berbagai permasalahan yang akhirnya akan terjadi perubahan –
perubahan internal maupun perubahan eksternal yang akan dihadapinya.
Menurut Ebara Tabuni, Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang
resmi yang melalui mekanisme pengangkatan resmi untuk menduduki
jabatan kepemimpinan. Dan Menurut Kartini Kartono Pemimpin formal ialah
orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditinjuk sebagai pemimpin,
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu
jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi.
Jadi Pemimpin Formal yaitu Pemimpin yang diangkat secara resmi
untuk memangku suatu jabatan dengan segala hak dan kewajibannya
untuk mencapai sasaran organisasi tersebut.
Sedangkan Pemimpin Informal dalam buku yang saya review
menyebutkan bahwa Pemimpin Informal adalah seorang individu baik pria
maupun wanita yang walaupun tidak mendapatkan pengangkatan secara
resmi atau formil yuridis sebagai pemimpin, memiliki sejumlah kualitas
obyektif maupun subyektif. Sementara menurut Ebara Tabuni
kepemimpinan informal yang juga disebut headship merupakan tipe yang
tidak mendasarkan pada
pengangkatan serta tidak terlihat pada struktur organisasi resmi. Menurut Ibid
16
Pemimpin informal ialah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan
formal sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki kualitas unggul, ia
mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi
psikis dan prilaku suatu kelompok atau masyarakat.
Dapat kita simpulkan bahwa Pemimpin informal adalah Pemimpin dalam
suatu organisasi yang tidak terlihat namun mempunyai keunggulan
sehingga mampu untuk mempengaruhi kodisi psikis perilaku suatu
kelompok.
d. Pembahasan Bab 4 tentang Klasifikasi & Proses Berpikir Pemimpin.
Buku utama yang saya review mengklasifikasikan pemimpin dalam 6
kalsifikasi yaitu : Klasifikasi pemimpin menurut hirarki kedudukan,
Klasifikasi pemimpin menurut bidang garapannya, Klasifikasi pemimpin
ditinjau dari Scopenya, Klasifikasi pemimpin sesuai perubahan sosial,
Klasifikasi pemimpin menurut kepemimpinannya/ kondisi kebutuhan, dan
Klasifikasi pemimpin dalam bidang pertumbuhan ekonomi.
Buku yang saya revie juga membahas tentang Proses Berfikir, Menurut
buku yang saya review pemimpin dituntut harus mampu memimpin rapat,
konferensi, seminar dan berbagai pertemuan-pertemuan penting perlu
didukung oleh pengetahuan yang berbasis pada pola pikir normal. Menurut
Dr. Widarto, M.Pd. pemimpin adalah orang yang membuat rencana, berfikir
dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah
kepada orang-orang lain. Sedangkan Menurut Samsu, M.Pd.I., Ph.D dalam
bukunya yang berjudul Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan ia
menyebutkan bahwa berfikir dalam memimpin, yaitu dari bersifat tradisional
menjadi berusa berfikiran modern (maju), dan dari berfikiran dan bertindak
modern menjadi berfikir selalu mencari inovasi terbaru/mutakhir untuk
kepentingan lembaga pendidikan, baik dari sisi cara, gaya dan daya, maupun
langkah dalam melakukan kepemimpinan pada lembaga pendidikan tersebut.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas, Pemimpin dituntut harus
berfikiran maju, selalu mecari inovasi terbaru dan bertanggung jawab
untuk kelompoknya yang di dukung oleh pengetahuan berbasis pada pola
pikir normal.
e. Pembahasan Bab 5 tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Kepemimpinan.
Buku yang saya review pada bab ini menjelaskan tentang pengertian
dan faktor yang berhubungan dengan kepemimpinan. Menurut buku yang
saya review, Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Menurut Theo Haiman dan William G. Scott yang dikutip oleh
Sutarto dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar kepemimpinan administrasi
: “Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan, dipimpin dan
dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.” Sedangkan Owens

17
mendefenisikan kepemimpinan sebagai interaksi antara satu pihak
sebagai yang memimpin dengan pihak yang dipimpin.
Dari ketiga pendapat tersebut, Kepemimpinan adalah Suatu proses
mempengaruhi orang lain dengan interaksi satu pihak yang memimpin
dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai sasaran atau tujuan.
Pada bab ini, buku yang saya review juga membahas tentang faktor
yang berhubungan dengan kepmimpinan. Buku ini menjelaskan bahwa
faktor kepemimpinan ada 3, yakni : faktor orang (The Prson Factor),
Faktor posisi, Faktor tempat dan posisi. Sedangkan menurut Lely Suryani,
faktor kepemimpinan hanya 2, yaitu : Pimpinan dan Pengikut.
Berdasarkan pendapat tersebut, Faktor pemimpin ada 3, yaitu Faktor
orang dimana faktor ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu pemimpin itu sendiri
dan pengikutnya, selanjutnya ada faktor posisi, dan faktor tempat.
f. Pembahasan Bab 6 tentang Dasar Pertimbangan Kepemimpinan.
Pada bab ini, buku yang saya review membahas tentang pertimbangan
kepemimpinan. Menurut buku yang saya review, Kepemimpinan bukan
suatu tempat, melainkan sebuah proses. Menurut Warren Bennis, pengarang
buku kepemimpinan yang disegani, percaya bahwa seseorang menjadi
pemimpin lebih banyak karena pengalamannya dibandingkan karena garis
keturunannya. Sedangkan menurut Muhammad Na’im Amali, Tiga
Pertimbangan pemimpin yaitu : Manusia, Strategi, dan Krisis.
Perimbangan kepemimpinan sebenarnya terdapat pada manusia itu
sendiri, jika individunya ada keinginan untuk menjadi pemimpin untuk
mencapai tujuan atau sasaran maka yang lain bukanlah menjaidi alasan.
Namun setelah menjadi pemimpin ada yang perlu menjadi pertimbangan
seperti yang dikatakan Muhammad Na’im Amali, Yaitu Manusia (Menentukan
siapa yang layak untuk menjadi pengikut), Strategi (Menyusun rencana-
rencana agar meraih kesuksesan), dan Krisi (Mengatasi bahaya yang tidak
dapat dihindari).
g. Pembahasan Bab 7 tentang Gaya Kepemimpinan.
Pada bab ini, buku yang saya review menjelaskan tentang gaya
kepemimpinan. Menurut buku yang saya review, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana pembedaan itu didasarkan pada cara dan
upaya mereka memotivasi karyawan. Selain itu terdapat gaya
kepemimpinan otokratik, partisipatif, bebas kendali (free rein atau laissez
faire). Selanjutnya dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya
kepemimpinan yaitu gaya konsideran dan struktur, atau dikenal juga sebagai
orientasi pegawai dan orientasi tugas.
Menurut Wirawan dalam buku kepemimpinanya, menyebutkan bahwa
terdapat empat gaya kepemimpinan yitu : Gaya Kepemimpinan
Memberitahu
18
Gaya kepemimpinan ini cocok diaplikasikan kepada karyawan yang tidak
berani memikul tanggung jawab. Gaya Kepemimpinan Menjual, Gaya
kepemimpinan ini terbentuk dari prilaku tugas dan prilaku hubungan
diatas rata- rata. Gaya Kepemimpinan Partisipasi, Gaya kepemimpinan ini
mempunyai karakteristik perilaku hubungan di atas rata-rata dan perilaku
tugasnya di bawah rata- rata. Gaya Kepemimpinan Delegasi kepemimpinan
mendelegasikan prilaku tugas dan perilaku hubungan di bawah rata-rata.
Sedangkan, menurut Besse Mattayang dalam jurnalnya menyebutkan ada
14 gaya kepemimpinan, yaitu : Gaya kepemimpinan demokratis, Gaya
kepemimpinan delegatif, Gaya kepemimpinan birokratis, Gaya
Kepemimpinan Laissez Faire, Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian,
Gaya kepemimpinan Kharismatik, Gaya Kepemimpinan Diplomatis, Gaya
kepemimpinan Moralis, Gaya kepemimpinan Administratif, Gaya
kepemimpinan Analitis, Gaya kepemimpinan entrepreneur, Gaya
Kepemimpinan Visioner, Gaya kepemimpinan Situasional, dan Kepemimpinan
Militeristik.
h. Pembahasan Bab 8 tentang Kepemimpinan yang Efektif.
Dalam buku yang saya review menyebutkan bahwa, menurut Goleman,
seseorang bisa saja ber-IQ tinggi, berpikiran tajam dan analitis, sangat kreatif
dan telah mengikuti pelatihan kepemimpinan terbaik di dunia, namun tetap
saja bukan pemimpin yang efektif. Goleman mengidentifikasi unsur-unsur
kecerdasan emosional sangat mempengaruhi kepemimpinan efektif, yaitu:
Kesadaran diri, Pengelolaan diri, Kesadaran bermasyarakat, dan Pengelolaan
hubungan. Menurut Husnul Amri dalam jurnalnya menyebutkan,
kepemimpinan yang efektif salah satunya adalah “keputusan yang diambilnya”
dilksanakan atau tidak oleh bawahannya dan memilki komitmen yang kuat
tidak dari keputusan yang diambilnya, sudah barang tentu dalam pengambilan
keputusan sangat dipengaruhi berbagai faktor knowladge (pengetahuan), Skill
(keterampilan), Attitude (Sikap) dan Motivation serta experience
(pengalaman terhadap keputusan yang pernah diambil), yang dikuatkan
dengan legitimasi yang dimiliki. Menurut Euis Soliha dan Hersugondo dalam
jurnalnya Kepemimpinan yang efektif ditentukan oleh kemampuan seorang
pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya dalam
organisasi. Kepemimpinan yang efektif ini berhubungan dengan pendekatan
kekuasaan, perilaku, situasional, dan sifat.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulakan, bahwa
Kepemimpinan yang Efektif ditentukan oleh kemampuan pemimpin untuk
mempengaruhi kelompoknya yang tergantung pada kecerdasan emosional
dan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
i. Pembahasan Bab 9 tentang Tugas Kepemimpinan.

19
Dikutip dari buku yang saya review, Menurut Blake dan Mouton
kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi empat kecenderungan yang
ekstrim dan satu kecenderungan yang terletak di tengah-tengah keempatnya,
adalah : Impoverished leadership (Kepemimpinan yang Tandus), Team
leadership (Kepemimpinan Tim), Country Club leadership (Kepemimpinan
Perkumpulan), Task leadership (Kepemimpinan Tugas), Middle of the road
(Kepemimpinan Jalan Tengah). Menurut P F Lano dalam jurnalnya,
menyebutkan bahwa fungsi kepemimpinan yang terdiri dari fungsi instruktif,
konsultif, partisipasi, delegasi, serta pengendalian menunjukkan sudah
sesuai dengan baik. Sementara itu menurutt Dr. Widarto, M.Pd. ada lima
fungsi kepemimpinan, diantaranya : Fungsi Perencanaan, Fungsi Penetapan
Visi, Fungsi Pengembangan Loyalitas, Fungsi Pengawasan, Fungsi Pengambil
Keputusan.
Dari ketiga pendapat tersebut, terdapat fungsi kepemimpinan, diantaranya
: Fungsi sebagai kepemimpinan tim, kepemimpinan yang tandus,
kepemimpinan perkumpulan dan kepemimpinan tugas. Kepemimpinan tugas
dapat dibagi menjadi Fungsi perencanaan, Penetapan Visi, dan Pengambilan
Keputusan.
j. Pembahasan Bab 10 tentang Studi Kasus
-
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Kelebihan Buku
Kelebihan pada buku Dr. Aspizain Chainago, S.Pd., M.Si yang berjudul
PEMIMPIN & KEPEMIMPINAN pada tampilan depan buku jelas dipaparkan
mulai dari judul, nama pengarang, serta penerbitnya, sehingga pembaca tidak
perlu membuka halaman lainnya untuk mencari identitas buku tersebut.
Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulisnya tepat pada tempatnya dari
segi font nyaman untuk dibaca sehingga pembaca tidak kesulitan saat membaca.
Tanda baca sudah dibubuhkan sesuai yang diharapkan. Dari segi bahasa, buku
ini menggunakan Bahasa Indonesia dan ketika ada Bahasa Asing buku tersebut
memiringkan fontnya.
Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya
sehingga tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan
penyampaian pada materi ini disampaikan dengan jelas dan rinci . Buku ini
juga menyampaikan secara langsung tak terbelit-belit.
2. Kekurangan Buku
Kekurangan pada buku Dr. Aspizain Chainago, S.Pd., M.Si yang berjudul
PEMIMPIN & KEPEMIMPINAN pada tampilan depan bukubergambar awan

20
dengan burung yang terbang, kurang menarik dan tidak ada
hubungannya dengan judul maupun isi buku.
Tidak adanya kesimpulan pada setiap bab maupun kesimpulan dari buku.
Pada bagian daftar pustaka hanya mencantumkan link saja, yang mungkin saja
membuat pembaca menjadi bingung.

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemimpin adalah seseorang yang dapat memengaruhi pengikutnya untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Pemimpin sangat penting dalam
organisasi tetapi pemimpin tidak selamanya rasional. Pemimpin dalam
pengangkatan jabatan dibagi menjadi dua, yaitu formal dan informal. Pemimpin
yang diangkat secara resmi untuk memangku suatu jabatan dengan segala hak
dan kewajibannya untuk mencapai sasaran organisasi tersebut. bahwa Pemimpin
informal adalah Pemimpin dalam suatu organisasi yang tidak terlihat namun
mempunyai keunggulan sehingga mampu untuk mempengaruhi kodisi psikis
perilaku suatu kelompok. Pemimpin dituntut harus berfikiran maju, selalu mecari
inovasi terbaru dan bertanggung jawab untuk kelompoknya yang di dukung oleh
pengetahuan berbasis pada pola pikir normal.
Kepemimpinan adalah Suatu proses mempengaruhi orang lain dengan
interaksi satu pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai
sasaran atau tujuan. Ada 3 Faktor Kepemimpinan, yaitu Faktor orang dimana
faktor ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu pemimpin itu sendiri dan pengikutnya,
selanjutnya ada faktor posisi, dan faktor tempat. Kepemimpinan yang Efektif
ditentukan oleh kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi kelompoknya yang
tergantung pada kecerdasan emosional dan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman. Fungsi sebagai kepemimpinan tim, kepemimpinan
yang tandus, kepemimpinan perkumpulan dan kepemimpinan tugas.
Kepemimpinan tugas dapat dibagi menjadi Fungsi perencanaan, Penetapan Visi, dan
Pengambilan Keputusan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa menjadi
seorang pemimpin yang baik dan bijaksana. Menerapkan beberapa gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan seseorang sangat mempengaruhi perilaku
maupun kinerja seorang individu atau kelompok. dengan mempelajari
kepemimpinan mahasiswa mampu menargetkan sebuah target yang sudah dia
rencana kan sebelumnya ingin menjadi seorang pemimpin, jadi jika sudah
mempelajari ilmu kepemimpinan dari awal maka dia akan mengerti seperti apakah
pemimpin yang efektif itu.

22
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Husnul. 2016. “Kepemimpinan Yang Efektif”. Jurnal. Banten : Widyaiswara
Ahli Madya Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
Euis Soliha dan Hersugondo. 2008. “KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DAN
PERUBAHAN ORGANISASI”. Jurnal. Semarang : Universitas Stikubank
Kartini Kartono. 2009. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Lano, P F. 2015. “FUNGSI KEPEMIMPINAN UNTUK MENGURANGI SIKAP
AROGANSI PEGAWAI”. Jurnal. Malang : Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Mattayang, Besse. 2019. “TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN: SUATU TINJAUAN
TEORITIS”. Jurnal. Palopo : Universitas Andi Djemma
Mulyan, Andi. 2017. “Gaya Kepemimpinan Lurah Galung Kecamatan Lili Riaja
Kabupaten Soppen”. Jurnal Ilmiah Mandala Education. NTB : Universitas
Nahdlatul Ulama NTB
Pradja, Juhaya S. 2014. Kepemimpinan. Bandung : Pustaka Setia
Samsu. 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jambi :
PUSAKA Suherman, usep deden. 2019. “ PENTINGNYA KEPEMIMPINAN
DALAM
ORGANISASI”. Junal. Bandung : UIN SGD Bandung
Suryani, Lely. 2005. “ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN
(PEMIMPIN, PENGIKUT) TERHADAP MOTIVASI KARYAWAN DALAM
MEMASARKAN PRODUK PT. TELKOM INDONESIA Graha Telkom BSD”. Jurnal
Ilmiah Ilmu Manajemen. Banten : Universitas Pamulang
Sutarto. 1998 . Da sa r - Da sa r Kepemimp in a n Adm in ist ra si . Yo gya kart a
: UGM Press
Wirawan. 2014. Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Tabuni, Ebara. 2013. “PERANAN PEMIMPIN INFORMAL DAN FORMAL DI
DESA BOGONUK DISTRIK WONIKI KABUPATEN TOLIKARA”. Jurnal. Papua
: Universitas Sam Ratulangi
Widarto. 2013. “KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)” . Laporan. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta

23
LAMPIRAN

24
25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai