Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

PROFESI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH

Nama : Julyanti Angelina Sinaga


NIM : 5223143037
Kelas : C TATABUSANA 2022
Dosen Pengampu : May Sari Lubis, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATABUSANA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REVIEW” . Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah saya yaitu “Profesi Kependidikan”.
Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam hal Profesi kependidikan Saya menyadari bahwa tugas
critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karna sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
saya masih terbatas , karna keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum seberapa.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas critical book review
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatian nya saya
mengucapkan terima kasih .

Medan , 3 Maret 2022

Julyanti Sinaga

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Rasionalisasi pentingnya CBR.....................................................................................4
B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................4
C. Manfaat CBR................................................................................................................4
D. Identitas Buku..............................................................................................................4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU.......................................................................................6

A. BAB I..........................................................................................................................6
B. BAB II.......................................................................................................................10
C. BAB III.......................................................................................................................12
D. BAB IV......................................................................................................................14
E. BAB V........................................................................................................................16
F. BAB VI......................................................................................................................18

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................22


A. Kelebihan Buku..........................................................................................................22
B. Kekurangan Buku......................................................................................................22

BAB IV PENUTUP............................................................................................................23
A. Kesimpulan................................................................................................................23
B. Saran...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta mmebandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis
yang dianalisis. Seringkali bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya belum memuaskan
misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR
Profesi kependidikan ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi
terkhusus pada pokok bahasan tentang Profesi Guru.

B. Tujuan Penulisan CBR Tujuan dibuat critical book review yaitu untuk:
a. Mengulas isi buku
b. Mencari informasi sebuah buku
c. Menambah : pengetahuan dan wawasan mengenai buku yang telah direview
d. Meningkatkan : ketelitian dengan meringkas pembahasan buku tersebut.

C. Manfaat CBR Manfaat dari critical book review adalah:


a. Menambah pengetahuan tentang Profesi Kependidikan
b. Meningkatkan kemampuan menentukan inti sari buku.
c. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh bab pada
buku.
d. Untuk mengetahui banyak hal tentang buku dan melatih mahasiswa untuk gemar
membaca buku.

D. Identitas Buku

Judul Buku : Profesi Kependidikan

4
Pengarang : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
Penerbit : UNIMED PRESS
Tahun Terbit : 2023
Urutan caetakan : Keduabelas
Kota terbit : Medan
ISBN : 979-602-7938-05-2

Cover Buku :

5
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1 HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

A.Konsep dasar profesi kependidikan

a) Pengantar
Di dalam Lingkungan masyarakat guru adalah salah satu pekerjaan yang sudah lama dikenal Dan
tetap akan dibutuhkan. Di dalam masyarakat guru adalah warga yang diinginkan sebagai pemberi
inspirasi penggerak dan pelatih dalam penguasaan kecakapan tertentu bagi anak didik agar siap
membangun hidup beserta lingkungan masyarakatnya . lebih dari itu guru dapat dilihat dari dua sisi ,
Sisi pertama sebagai bidang pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh orang yang profesional di
bidang keguruan. di sisi lain sebagai insan atau tenaga pendidik yang telah dinyatakan atau
menyatakan diri memiliki kualifikasi sebagai guru yang profesional.Guru sebagai jabatan atau
pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang menuntut setiap orang ingin mengerjakannya memiliki 
keahlian, kecakapan, keterampilan di bidang kependidikan dan pembelajaran yang diperoleh melalui
proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang relatif lama hingga di tingkat perguruan tinggi
untuk memberikan pelayanan yang profesional kepada peserta belajar. 
pekerjaan yang menuntut orang memenuhi kriteria tersebut disebut sebagai “profesi”.  berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sebagai jabatan atau pekerjaan tidak boleh diemban
oleh sembaran orang hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan seperti di
atas. Ada yang beranggapan bahwa dengan bermodalkan penguasaan materi dan cakap 
menyampaikan materi kepada siswa sudah cukup  seseorang menjadi guru dengan dua kemampuan
tersebut Belumlah profesional karena guru yang profesional Harus Memiliki berbagai keterampilan
kemampuan khusus sikap mencintai pekerjaannya memiliki dan menjaga kode etik guru dan lain
sebagainya

b) Pengertian Profesi dan Profesional


Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa Inggris” profession” yang berakar dari
bahasa latin “ Profeus” yang artinya mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam suatu bentuk
pekerjaan. secara sistematik profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari
para anggotanya artinya pekerjaan atau jabatan tersebut hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang
yang memiliki keahlian yang dituntut oleh pekerja itu sendiri. Keahlian yang dimaksud bukan
sekedar keterampilan semata melainkan menyangkut kemampuan, sikap, kecakapan dan kemampuan
yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.
pekerja yang  profesional memiliki ciri-ciri: memerlukan persiapan atau pendidikan khusus
bagi calon pelakunya, percakapan seorang pekerja profesional dituntut memenuhi persyaratan yang

6
telah dilakukan oleh pihak yang berwenang ( misalnya, organisasi  profesional , konsorsium), dan
jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan negara.
perlu dibedakan pekerjaan profesional dari seorang teknisi di mana kedua pekerja tersebut
dapat saja tampil dengan untuk kerja yang sama tetapi seorang pekerja profesional dituntut
menguasai visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya. 
suatu pekerjaan dikatakan profesi apabila pekerjaan tersebut hanya dapat dikerjakan oleh orang yang
memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu yang di mana kriteria tersebut harus melalui  pendidikan
tinggi, melibatkan kegiatan mental, menuntut keahlian dan diikat oleh kode etik tertentu 
c) Ciri-ciri Profesi dan Profesional
Sanusi mengemukakan beberapa ciri profesi ditinjau dari beberapa segi:
1) segi fungsi dan signifikansi sosial; Suatu profesi merupakan pekerjaan yang memiliki fungsi sosial
yang penting
2)  segi keahlian dan keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut  derajat keahlian dan
keterampilan tertentu
3) memperoleh keahlian dan keterampilan yang dilakukan secara rutin serta bersifat pemecahan
masalah atau menangani  situasi kritis melalui teori dan metode ilmiah
4) batang tubuh ilmu artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas sistematis dan
eksplisit.
5)Masa pendidikan;  membutuhkan masa latihan yang lama dan dilakukan di tingkat perguruan
tinggi.
6)  aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional; merupakan Wahana untuk sosialisasi nilai
profesional di kalangan mahasiswa.
7) kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
8) wewenang atau kekuasaan untuk memberi suatu judgement/ pendapat/ keputusan.
9)  tanggung jawab profesional atau otonomi
10) pengakuan dan imbalan titik, sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama Dan seluruh
jasa yang diberikan kepada masyarakat maka seorang profesional mempunyai prestasi yang tinggi
Oleh karena itu wajar mendapatkan imbalan yang layak
10 ciri profesional yang meliputi; 1 bekerja sepenuhnya dalam jam kerja ( full time) 2 pilihan
kerja didasarkan pada motivasi yang kuat, 3 memiliki seperangkat pengetahuan ilmu dan
keterampilan khusus yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama, 4 membuat keputusan
sendiri  dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani klien,5 pekerja berorientasi kepada
pelayanan bukan untuk kepentingan pribadi,  6 pelayanan didasarkan pada kebutuhan objektif Klien,
7 memiliki otonomi atau bertindak dalam menyelesaikan persoalan klien, 8 menjadi anggota
organisasi profesional sesudah memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu, 9  memiliki  kekuatan
dan status yang tinggi sebagai ekspert  dalam spesialisasinya, 10  keahliannya itu boleh di
advertensikan untuk mencari klien. 
d) Guru Sebagai jabatan Profesional
Berdasarkan persyaratan umum seperti disebutkan sebelumnya jabatan guru telah memenuhi kriteria
7
yang dikemukakan sebelumnya oleh karena itu jabatan guru dapat digolongkan kepada profesi atau
jabatan profesional.  kekhususan jabatan guru dari jabatan profesional lainnya dapat disimak Dari
kompetensi keguruan itu. jadi kompetensi  guru dapat berarti suatu kewenangan guru dalam
menentukan atau memutuskan suatu permasalahan yang ada dalam suatu lingkup pembelajaran atau
juga dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam menguasai pekerjaan keguruan yang bersifat
operasional dan manajerial.
Guru sebagai jabatan dituntut memiliki tiga kompetensi: kompetensi personal Kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.  kompetensi personal yaitu percakapan pribadi dalam mengembangkan
komunikasi antar personal yang bersifat psikologis kepada siswa-siswa dan teman sejawatnya. 
Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi sosial baik dengan siswa, dengan sesama teman
guru,  kepala sekolah , maupun dengan masyarakat lugas . Kemampuan profesional yaitu
kemampuan melaksanakan tugas, dan mengenai batas-batas kemampuannya, serta kesiapan dan
keterbatasan pelaksanaan tugas tersebut.

B.Hakikat profesional Guru


Pekerjaan sebagai guru memerlukan kemampuan-kemampuan dengan ciri tertentu. kemampuan
profesional guru tersebut tentu saja sejajar dengan tuntutan kebutuhan masyarakat tentang tugas-tugas
guru. dalam masyarakat yang mengalami perubahan tentu saja akan ada pergeseran mengenai persepsi
tugas-tugas guru. tantangan yang dihadapi dalam pembinaan guru dan tenaga kependidikan ke depan
telah diurai pada PP Nomor 19 Tahun 2017 tentang guru yang meliputi; peningkatan kualifikasi guru dan
tenaga kependidikan, memperkuat sistem uji kompetensi guru, dan mengintegrasikan dengan sistem
sertifikasi, penerapan sistem penilaian kinerja guru yang mahir transparan dan berkesinambungan
meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan, menyelaraskan
Kurikulum Pendidikan.

1. Kriteria dan kompetensi guru profesional


kriteria untuk menjadi guru yang profesional sangat beragam namun kriteria utama meliputi tiga
yakni harus ahli bertanggung jawab baik intelektual maupun moral dan memiliki rasa kesejawatan
Kompetensi guru yang profesional diartikan sebagai perangkat tindakan cerdas atau seperangkat
tugas dan kewajiban yang melekat pada dirinya dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan.
Kompetensi guru profesioanl di NKRI;
1.Kompetensi Pedagogik
Adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2.Kompetensi Kepribadian
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
3.Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolag dan subtansi
1.Kompetensi Pedagogik
8
Adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2.Kompetensi Kepribadian
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
3.Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolag dan subtansi
1.Kompetensi Pedagogik
Adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2.Kompetensi Kepribadian
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
3.Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolag dan subtansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodelogi keilmuannya.
4.Komptensi Sosial
Adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, tenaga kependidikan , orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar

2. Kepala sekolah dan konselor sebagai profesi


kepala sekolah adalah tugas tambahan guru yang diberikan tugas mengelola bidang-bidang
tugas manajemen pendidikan .Dilihat dari keprofesionalannya kinerja kepala sekolah tidak sekedar
menambah Sedikit lagi dari kinerja guru. kinerja kepala sekolah berbeda senang dengan kinerja guru.
tugas kepala sekolah bukanlah mengajar tetapi memang harus tahu betul Bagaimana guru mengajar.
hal ini bukan berarti bahwa kepala sekolah adalah tugas tambahan guru. untuk menjadi kepala sekolah
harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, kewirausahaan. kelima Kompetensi
ini tidak dapat dimiliki saat seseorang menjadi guru lebih dari itu harus menjalani proses pendidikan dan
latihan dan waktu yang relatif lama hingga perguruan tinggi. demikian dengan konselor sebagai tenaga
kependidikan yang perolehan ilmunya melalui proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang relatif
lama hingga tingkat perguruan tinggi tenaga konselor di sekolah tidak boleh dilaksanakan oleh
sembarangan orang, Hanya mereka yang memiliki kemampuan dan keahlian profesionalitas di bidang
bimbingan dan konseling yang dapat menjalankannya dengan profesional.

9
BAB II PROFESIONALISASI JABATAN GURU
A. Pengertian Profesionalisasi
seseorang yang memiliki niat menjadi guru itu harus mengikuti atau mengalami sejumlah
perjalanan yang terancang sedemikian rupa dan dari setiap perjalanan tersebut ia akan mengalami
perubahan-perubahan tertentu yang pada akhirnya dirinya terbentuk menjadi sosok guru yang
profesional sesuai dengan harapan dirinya rumah masyarakat bangsa dan negaranya bahkan
penciptanya untuk menjadi guru seorang harus memiliki tekad dan komitmen mengikuti seluruh
perjalanan pembentukan kepribadian guru yang profesional yang diawali dari adanya keinginan atau
niat yang tulus dari hati yang paling dalam untuk menjadi guru. dari itu seseorang tadi menCari dan
terus mencari hingga menemukan berbagai strategi model, pendekatan, metode, teknik dan kiat untuk
membekali dirinya sejumlah sikap, pengetahuan keterampilan yang dipersyaratkan bagi seorang guru
yang profesional melalui pendidikan formal, non formal dan informal sehingga dengan senang hati
dan komitmen efektif yang tinggi memasuki lembaga pendidikan yang mampu membantu dirinya
menjadi guru yang profesional proses yang dialami atau dijalani seseorang yang memiliki niat
menjadi guru sejak memiliki niat menjadi guru lalu memasuki lembaga pendidikan baik formal
nonformal maupun informal untuk mengalami proses pendidikan dan latihan dalam kurun waktu
tertentu kemudian memperoleh pengakuan sebagai guru yang profesional dapat ijazah sertifikat
sebagai guru kemudian terus belajar belajar dan belajar sampai menemukan sosok guru yang benar-
benar profesional dan akhirnya kembali menyadari bahwa dirinya sudah tidak mampu menjadi guru
lagi karena Sudah pensiun atau sudah tamat riwayat hidupnya itulah yang dimaksud dengan
profesionalisasi guru.

B. Profesionalisasi jabatan Guru


Ke profesionalan seorang terbentuk melalui proses yang harus dijalani dalam waktu yang lama
proses pembentukan sosok seseorang menjadi profesional secara singkat dapat disebut sebagai
profesionalisasi profesional sesi guru diawali dari niat seseorang untuk menjadi guru dan akan berakhir
saat seseorang itu tidak mampu atau mau lagi menjadi guru. pengembangan keprofesian berkelanjutan
terdiri dari tiga komponen yaitu pengembangan diri publikasi ilmiah dan karya inovatif.

C. Pengembangan kinerja Guru


Guru sebagai pelaksana utama aktivitas pendidikan dan pengajaran melakukan “ aktivitas
pembelajaran” sesuai dengan prosedur yang tepat secara profesional melalui tempelan-tampilan diri
sebagai pendidik pengajar pelatih pembimbing motivator pemimpin dan fasilitator bagi peserta didik.
dalam tampilan diri inilah guru dituntut memiliki dan menampilkan kinerja yang sesuai dengan kriteria
dan persyaratan bagi guru yang profesional . namun kinerja guru dapat dipandang sebagai indikator
utama untuk mengukur Berhasil tidaknya proses pendidikan dan pembelajaran yang menghasilkan
peserta didik mencapai tujuan pendidikannya .Kinerja mempunyai makna yang lebih luas tidak hanya
menyangkut hasil kerja tetapi juga proses kerja yang berlangsung dalam memperoleh hasil kerja titik
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan strategis organisasi
kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai
guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada yang didasarkan pada kecakapan,
pengalaman dan kesungguhannya dalam bekerja. kinerja guru menyangkut hasil kerja yang secara
kuantitas dan kualitas dapat dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
10
yang diberikan kepadanya sebagai guru.

D. Faktor Penentuan dan Penilaian Kinerja Guru.


Kinerja yang didefinisikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dapat diartikan
juga sebagai hasil kerja guru yang dapat dicapai selama melaksanakan tugas pelayanan bagi warga
belajar di bidang pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan . jika selesai bertugas
misalnya membuat persiapan mengajar berarti selesai bertanggung jawab tinggal melaksanakannya di
kelas sebaiknya jika dipandang sebagai kebutuhan masa kinerja yang tidak hanya sebatas
melaksanakan tugas tetapi sampai pada Apakah yang dikerjakan yaitu telah memenuhi kebutuhan
dirinya sebagai pelayan bagi warga belajar dan juga kebutuhan dan melayani sehingga merasa puas.
faktor Kebijakan pemerintah juga dapat menentukan kinerja guru sejauh bagaimana pemerintah
memperlakukan jabatan guru dan Guru itu sendiri. hasil dari penilaian kinerja guru dapat
menggambarkan sosok ke profesional lain yang dapat ditampilkan guru, secara nyata, selama
melaksanakan tugas keguruannya dalam kehidupan nyata. Unsur yang perlu diadakan penilaian
dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto dalam melamar adalah  kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran kerjasama, prakarsa, kepemimpinan .

E. Pengembangan karier Guru


Pembinaan dan pengembangan potensi guru terdiri dari dua kategori yang meliputi pembinaan
dan pengembangan bagi guru yang belum memiliki kualifikasi dan pembinaan pengembangan bagi
guru yang sudah memiliki kualifikasi S1 atau D4. pengembangan dan peningkatan profesional guru
yang sudah memiliki sertifikat pendidik meliputi berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan Pendidikan
dan Pelatihan( diklat) pemakaian publikasi ilmiah atau hasil penelitian atau gagasan inovatif karya
inovatif, presentase pada forum ilmiah publikasi buku teks pelajaran yang lolos penilaian oleh bsnp,
publikasi pengayaan publikasi buku pedoman guru, publikasi pengalaman lapangan pada pendidikan
khusus atau pendidikan layanan khusus, penghargaan atas dasar prestasi atau dedikasi sebagai guru
yang diberikan oleh pemerintah atau pemerintahan daerah. Pembinaan dan pengembangan karir guru
dilakukan melalui tiga upaya yang meliputi penugasan kenaikan pangkat, dan promosi.
F. Pengawasan terhadap pelaksanaan Kode Etik Keguruan
PGRI telah mengeluarkan kode etik guru yang pada dasarnya mengatur perilaku etis guru
melindungi profesi dan individu guru, mengatur batas kewenangan guru, dan mempertahankan
kesejahteraan guru. Oleh karena itu penyimpangan terhadap kode etik yang dikeluarkan oleh PGRI
seharusnya pula dapat diawasi oleh PGRI kode etik tersebut hendaknya menjadi patokan perilaku
anggotanya, agar setiap anggota terhindar dari pelanggaran larangan dan terhindar pula dari sanksi
yang mungkin diberikan oleh organisasi profesi. Oleh karena itu organisasi profesi dapat dikatakan
berperan ganda yaitu sebagai penjaga bagi praktisi untuk tidak keluar dari kode etik profesional dan
sebagai penggerak bagi pengembangan profesi itu sendiri. sebagai penjaga, organisasi profesi
mempunyai fungsi kontrol terhadap para anggotanya. sebagai penggerak bagi pengembangan profesi
organisasi profesi berkewajiban berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan keterampilan
profesional.
11
G. Perlindungan Profesi Guru
Apabila profesi guru tidak dilindungi dengan kaidah-kaidah hukum maka tidak sedikit lulusan
non lptk akan menjadi guru, sementara lulusan lptk sendiri belum memperoleh kesempatan menjadi
buruh.  Berdasarkan pernyataan itu sekurang-kurangnya harus diadakan penertiban dan pada
gilirannya diperlukan ketegasan mengenai persyaratan seseorang untuk dibenarkan memangku
jabatan guru yang disertai dengan sanksi hukum yang keras.

BAB III PERAN ORGANISASI DAN PENYIKAPAN PROFESI KEPENDIDIKAN


A. ORGANISASI PROFESI KEGURUAN
1. Konsep dasar dan peranan Organisasi Profesional keguruan
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.  dalam prakteknya sebagai
pekerjaan profesional yang melayani masyarakat tentunya memerlukan satu wadah Organisasi yang
anggotanya adalah orang-orang yang memiliki pekerjaan   atau keahlian yang sejenis. Suatu profesi
adalah bidang pekerjaan dan pengabdian tertentu, yang karena hakikatnya dan sifatnya membutuhkan
persyaratan dasar, keterampilan teknis dan sikap kepribadian tertentu.
a.Organisasi profesi keguruan di Indonesia
Organisasi profesi guru menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menyebutkan organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan
dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru. undang-undang ini juga
mengatur prinsip profesionalitas seorang pendidik.  fungsi organisasi profesi perguruan ini
ditugaskan oleh Basyuni Suryamiharja  pengurus besar PGRI adalah membina guru  dan martabat
guru dengan segala aspeknya dalam kehidupan profesinya yang profesional sepanjang masa. 
seiring dengan perkembangan dunia organisasi bagi guru, saat ini juga berkembang sangat 
organisasi-organisasi profesi guru yang mana setiap organisasi mengaku berfungsi untuk
mengurus dan memperjuangkan hak-hak guru dalam menjalankan profesinya. organisasi-
organisasi profesi guru tersebut seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI) , Persatuan Guru Indonesia
(PGSI),Federasi Serikat Guru Indonesia ( FSGI), Ikatan Gutu Taman Kanak Kanak Indonesia
(IGTKI), dan Organisasi organisasi profesi guru  lainnya yang memiliki dasar hukum yang jelas.
b.Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan 
Mutu pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan sangat bergantung pada layak
tidaknya penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan. kelayakan penyelenggaraan ini dapat ditinjau
dari dua sisi pertama kualifikasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terdiri dari
kualifikasi pada tenaga buruh atau pendidik dan tenaga kependidikan atau administratif dan kedua
kelayakan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Analisis Peranan Organisasi Profesional Keguruan


12
a.Keadaan yang ditemui
Bagi profesi kependidikan, undang-undang tentang SPN mempunyai arti yang sangat penting
karena dalam undang-undang ini profesi pendidikan telah jelas dasar hukumnya bahkan pekerjaan
guru secara tegas telah dilindungi keberadaannya. perlindungan itu secara eksplisit dikemukakan
dalam pasal 42 yang menyatakan bahwa pendidikan Harus Memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang. perlindungan hukum begitu penting bagi tenaga kependidikan
karena hanya dengan adanya jaminan ini maka mereka akan terbebas dari rasa terancam tidak berani
mengambil resiko, tidak mampu mengambil keputusan Mandiri. perlindungan hukum bagi tenaga
kependidikan memerlukan penjabaran lebih lanjut dan lebih penting lagi adalah implementasinya
secara nyata jangan sampai jaminan ini hanya ada di atas kertas.
b.Permasalahan yang dihadapi Profesi Guru
peningkatan untuk kerja guru melalui perbaikan program pendidikan guru yang lebih terarah,
yang memelihara keterpaduan antara pengembangan profesional dan pembentukan kemampuan
akademik guru dengan memberikan peluang kepada setiap calon guru untuk melatih unjuk
kerjaannya sebagai calon guru yang profesional. proses profesionalisasi guru melalui sistem
pengadaan guru terpadu sejak pendidikan prajabatan, pengangkatan, penempatan, dan pembinaannya
dalam jabatan. penataan organisasi profesi guru yang diarahkan kepada bentuk Wahana untuk
pelaksanaan proses profesionalisasi guru, dan dapat memberikan batasan yang jelas mengenai profesi
guru dan profesi lainnya. penataan kembali kode etik guru, terutama yang berkenan dengan rambu-
rambu perilaku profesional yang tegas, jelas, operasional, serta perumusan sanksi sanksi terhadap
penyimpangannya.

3. Kode Etik Guru


 kode etik berarti ketentuan atau aturan yang berkenan dengan tata Susila dan akhlak. kode etik
bagi organisasi profesional merupakan hal yang sangat penting dan. kode etik bagi organisasi
profesional guru sangat penting karena merupakan landasan moral dan Pedoman tingkah laku yang
dijunjung tinggi oleh setiap anggotanya. karena merupakan landasan moral dan pedoman, maka
dengan kode etik ini berfungsi sebagai alat untuk mendinamisir setiap anggotanya agar selalu mawas
diri dengan penuh kesadaran berusaha melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan
kemampuan profesionalnya. Persatuan Guru Republik Indonesia( PGRI) yang merupakan organisasi
guru di negara kesatuan Republik Indonesia, telah berusaha menjadi organisasi profesi bagi guru dan
menetapkan sejumlah norma, aturan berperilaku sebagai kode etik bagi guru dalam menunaikan tugas
perguruannya.
4. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan
PGRI telah mengeluarkan sebuah kode etik guru yang pada dasarnya mengatur perilaku etis guru
melindungi profesi dan individu guru, mengatur batasan kewenangan guru, dan mempertahankan
kesejahteraan guru. kedua kode etik guru tersebut berkenan dengan karakteristik perilaku yang baik
secara umum perilaku yang standar yang seharusnya ditampilkan oleh seorang guru dalam
melakukan tugasnya.
13
B. SIKAP PROFESIONALKEPENDIDIKAN
Sebagai seorang tenaga profesional guru harus senantiasa proaktif meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya secara terus-menerus.  sasaran penyikapan itu meliputi
peningkatan terhadap perundang-undangan organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik,
tempat kerja, pimpinan lembaga dan lingkungan pekerjaan.  sebagai jabatan yang harus dapat
menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus pula selalu dikembangkan dan
dimutakhirkan. dalam bersikap guru harus selalu mengadakan pembaruan sesuai dengan tuntutan
zaman yang melekat dalam tugas-tugasnya.
penyikapan profesi pendidikan mengandung makna kecenderungan guru atau tenaga
pendidik memandang dan memperlakukan jabatan sebagai profesi. guru harus menyadari karena
kemauan dan kemampuannya memilih, menentukan dan memutuskan untuk menjadi guru lah
yang mewajibkannya untuk sungguh-sungguh melaksanakan tugas ke profesionalannya di bidang
keguruan.  dengan   demikian Jika seorang sudah tertuju untuk menjadi seorang guru artinya
mempunyai sikap positif terhadap pekerjaan guru dengan segala resikonya maka individu tersebut
akan melakukan tindakan positif dan mau melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
pengembangan sikap  pendidikan ini dilakukan sebelum dan selama memangku profesi keguruan
itu sendiri.

BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN


A. Hakekat Manajemen Pendidikan
1. Pengertian manajemen Pendidikan
Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen adalah
suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan suatu organisasi atau lembaga. konsep manajemen adalah menjalankan -
fungsi perencanaan pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian menjadi suatu
rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam
proses pen daya gunaan segala sumber daya secara efisien disertai penetapan cara
pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
manajemen merupakan suatu proses pemanfaatan sumber-sumber yang semula tidak satu
dengan lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu sistem yang menyeluruh untuk mencapai
tujuan organisasi. bila dikaitkan dengan bidang pendidikan, konsep manajemen pendidikan
dapat diartikan sebagai suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia di bidang
pendidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. berdasarkan ketiga
faktor tersebut oleh pemerintah mencoba melakukan berbagai perbaikan dan salah satu upaya
yang adalah dengan memperkenalkan, mensosialisasikan, dan menerapkan konsep
manajemen berbasis sekolah. dengan konsep manajemen berbasis sekolah ini pengelolaan
sekolah yang selama ini lebih ditekankan pada pendekatan education production akan lebih

14
ditekankan pada proses pendidikan yang di yakni sangat menuntut output pendidikan.
2. Fungsi Manajemen Pendidikan
Rangkaian kegiatan manajemen pendidikan diawali dengan perumusan tujuan-
perencanaan, lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan, dan selama pelaksanaan dilakukan
pengawasan atau penilaian, dan diakhiri dengan pemberian umpan balik/  tindak
lanjut( follow up).  rangkaian kegiatan tersebut sering disebut dengan fungsi manajemen
atau proses manajemen.  fungsi , artinya kegiatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan
dalam usaha mencapai tujuan. 
a. Perencanaan ( Planning)
Perencanaan dianggap sebagai tindakan mempersiapkan sejumlah tindakan untuk masa
yang akan datang dengan jalan membuat keputusan-keputusan sekarang.  dengan membuat
keputusan  inilah semua tindakan atau aktivitas, cara melakukan aktivitas, sumber daya
yang  dibutuhkan, dipikirkan, dipilih dan ditetapkan untuk disikapi dan dijalankan di masa
depan untuk mencapai tujuan. tahapan perencanaan yaitu perumusan tujuan, Perumusan
kebijaksanaan, perumusan prosedur, perencanaan skala kemajuan dan perencanaan yang
bersifat menyeluruh.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian peranan tugas dan tanggung
jawab pada orang atau bagian yang terlibat dalam kerjasama sekolah. pengorganisasian
terdiri atas komponen Penentuan sasaran, pembagian pekerjaan (tugas). Efisiensi dalam
pengorganisasian adalah pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu, uang, dan
sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuannya yaitu menentukan alat yang
diperlukan, pengalokasian, waktu, dana dan sumber daya sekolah.
c. Penyusunan Pegawai ( Staffing)
Fungsi staffing dalam konsep manajemen merupakan fungsi yang tidak kalah penting. 
tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada
sumber daya manusia yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian.
d. Pengarahan (Directing)
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah
direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki artinya semua yang telah
direncanakan sebelumnya hendaknya dapat direalisasikan sebagaimana seharusnya.  dalam
pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling
( pengawasan).
e. Koordinasi (Coordinating)

15
Pengkoordinasian merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang yang
terlibat dalam organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis.  dengan adanya 
pengordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan
kesimpang siuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi.
f. Pencatatan dan Pelaporan ( Recording and Reporting)
Fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatausahaan. bagian inilah
yang diharapkan dapat membantu manajer mencatat segala sesuatu yang dilakukan dalam
organisasi mulai dari hal-hal yang paling sederhana/ kecil sampai ke hal-hal yang sangat 
kompleks/ besar.
g. Pengawasan (Contolling)
melalui pengawasan yang efektif roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan dan
upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.  pengawasan merupakan
fungsi administratif yang  mengharapkan setiap administrator memastikan bahwa apa yang
dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan.

Manajemen Pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan Pendidikan. Sebagai alat,
manajemen pendidikan Harus dijalankan secara efektif dan efisien dengan memperdayakan
sumber daya yang tersedia pada baik Manusia dan non manusia Sehingga semuanya menjadi satu
titik akhir, Guru secara profesional melaksanakan proses pembelajaran agar peserta didik mau dan
dapat belajar hingga mencapai tujuan pendidikan.  manajemen pendidikan di sekolah harus
dijalankan sesuai dengan fungsi-fungsinya dan berpegang pada prinsip-prinsip manajemen yang
efektif dan efisien.  sebagai bagian tidak terpisahkan dari sistem pendidikan, guru bidang studi
harus memahami dan mampu menjadi bagian yang terintegrasi dalam manajemen pendidikan
dengan melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab pada setiap bidang garapan yang dikelola
oleh Kepala Sekolah sebagai manajer pendidikan di Indonesia.

BAB V SUPERVISI PENDIDIKAN


A. Pengertian Supervisi
Kegiatan supervise pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap guru dan tenaga
kependidikan untuk melakukan penyegaran dalam melaksanakan tugas pembelajaran dengan
efektif.
B. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar dapat
membantu peserta didiknya  belajar untuk menjadi  lebih baik. namun dalam prakteknya
sering supervisi diartikan sebagai bentuk pengawasan terhadap kinerja guru. Seorang

16
supervisor adalah seseorang yang memiliki kelebihan-kelebihan di bidang keguruan, di mana
kelebihan tersebut dapat membuat membantu guru memperbaiki situasi belajar mengajar ke
arah yang lebih baik.
C. Latar Belakang Pentingnya supervisi
Latar belakang pentingnya supervisi bagi guru-guru dan tenaga pendidikan lainnya di
lembaga pendidikan diantaranya: penyelenggaraan pendidikan melibatkan peran sejumlah
orang yang perlu dikendalikan dalam kerjasama pengendalian dimaksud ditujukan dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. untuk ini diperlukan pembinaan
yang kontinu dan sistematis terhadap seluruh personal dalam lembaga pendidikan yang
dimaksud. program pembinaan personal seperti ini dalam dunia pendidikan disebut sebagai
supervisi.
D. Tujuan Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teori  menganjurkan sesuai kebutuhan dan
untuk mengungkapkan beberapa karakteristik  esensial teori. dari pandangan para ahli tujuan
supervisi pendidikan yaitu untuk membantu guru-guru dalam mengembangkan proses belajar
mengajar, Lebih memahami mutu, pertumbuhan, dan peranan sekolah untuk mencapai
tujuannya. Jadi dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan situasi
dan proses belajar mengajar berada dalam rangka tujuan pendidikan nasional.
E. Fungsi Supervisi Pendidikan
Supervisi  mempunyai fungsi penilaian( evaluation)  dengan jalan penelitian( research) 
dan merupakan usaha perbaikan( improvement).  jadi dapat ditegaskan Fungsi dan spesifikasi
supervisi pengajaran adalah memberikan pelayanan supervisi pengajaran kepada guru untuk
menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas baik menyenangkan, inovatif dan
dapat menjaga keseimbangan pelaksanaan tugas staff mengajar.
F. Prinsip Supervisi Pendidikan
Prinsip supervisi pendidikan antara lain adalah ilmiah yang berarti sistematis dilaksanakan
secara tersusun,  kontiniu, teratur ,objektif, demokratis, kooperatif, menggunakan alat ,
konstruktif dan kreatif. 
G. Permasalahan pada Supervisi Guru
Marsudi W. Kisworo (2013) Menjelaskan bahwa Kompetensi guru mengalami
kemerosotan karena pembinaan yang diabaikan. 
H. Pendekatan Supervisi Pendidikan
Ada beberapa model yang berkembang dalam supervisi pengajaran, yaitu supervisi
konvensional, supervisi ilmiah, supervisi klinis dan supervisi artistik. Peningkatan kemampuan
supervisi bagi supervisor tentu dimulai dari kemampuannya melakukan pendekatan supervisi
pengajaran.  ada beberapa pendekatan yang berkembang dalam supervisi pengajaran antara
lain; pendekatan  direktif  ,pendekatan  non direktif dan pendekatan kolaboratif.
17
I. Tugas Supervisi Pendidikan
Burton mencatat bahwa seorang supervisor mempunyai tugas; 1 meningkatkan aktivitas
pembelajaran, 2 meningkatkan pelayanan guru, 3 menyeleksi dan mengorganisir materi-materi
Pembelajaran ,  4  pengetesan dan pengukuran, dan 5 menentukan  peringkat guru.
J. Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi pendidikan yang diterapkan di sekolah sangat ditentukan oleh model dan
pendekatan yang digunakan.  teknik tersebut sangat beraneka ragam jenisnya namun secara
garis besar dapat dikelompokkan atas dua bagian besar yakni teknik yang bersifat kelompok
dan teknik yang bersifat Individual.  Teknik yang bersifat kelompok terdiri dari pertemuan
orientasi, Rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi sebagai proses kelompok, tukar
menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, simposium, demonstrasi mengajar,
perpustakaan    jabatan, Buletin supervisi, mem baca langsung, mengikuti  kursus, organisasi
ja, laboratorium kurikulum, dan perjalanan sekolah.  sedangkan teknik yang bersifat individual
terdiri dari kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi, dan menilai diri
sendiri.

BAB VI BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU


1. Konsep Dasar Konseling
Secara umum konseling dapat diartikan sebagai bantuan. namun dalam pengertian
sebenarnya, tidak setiap Bentuk bantuan adalah konse. Bentuk bantuan dalam arti konseling
membutuhkan syarat, bentuk,  prosedur, dan pelaksanaan tertentu sesuai dengan dasar, prinsip 
dan tujuannya.
2. Pengertian Konseling
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar konselor dengan konseling
yang bermasalah, di mana pembimbing membantu konseling dalam mengusahakan perubahan
sikap dan tingkah laku. sasaran utama dari konseling adalah perubahan sikap dan tingkah laku
Sesuai dengan definisi konseling yang dikemukakan oleh Carl R. Rogers.
3. Tujuan Konseling
Pelayanan konseling bertujuan agar siswa  mendapat pelayanan konseling secara optimal
sesuai dengan Bakat,  kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Aplikasi tujuan ini
dirumuskan berdasarkan kenyataan adanya perbedaan antar siswa sesamanya. Setiap Siswa
memiliki keunikan-keunikan tertentu .
4. Fungsi Konseling
Dikaitkan dengan pelayanan  konseling di sekolah,  dapat  dikemukakan berapa fungsi
konseling yaitu: 

18
1. Fungsi pemahaman,  tugas konselor adalah mengetahui siapa dan bagaimana individu yang
di konseling itu.
2.  fungsi pencegahan,   merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah
3.  fungsi penyaluran,  dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah para siswa perlu
dibantu agar memperoleh prestasi yang sebaik-baiknya untuk itu setiap mahasiswa hendak
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkannya sesuai dengan keadaan atau potensi
masing-masing dengan dibantunya konseling penyaluran.
4.  fungsi penyesuaian,    layanan konseling yang berfungsi untuk membantu terciptanya
penyesuaian antar siswa dan lingkungannya .
5. Fungsi perbaikan, meskipun fungsi pemahaman pencegahan penyaluran dan penyesuaian
telah dilaksanakan, namun siswa bersangkutan masih Mungkin mengalami masalah-
masalah tertentu. di sinilah fungsi perbaikan dan pelayanan bimbingan dan konseling
diperlukan.
6.  fungsi pengembangan,   konseling berfungsi mengembangkan artinya layanan yang
diberikan membantu   para siswa dalam mengembangkan keseluruhan secara lebih terarah
dan mantap.

Landasan layanan Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di
Indonesia. sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan yang bimbingan dan konseling tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat  dan berpijak dari suatu landasan yang
kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Landasan
dalam bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.
Secara   teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum Terdapat 4
aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan,  konseling Yaitu landasan
filosofis,  landasan psikologis,  landasan sosial budaya,  dan landasan ilmu pengetahuan( ilmiah)
dan teknologi.
Orientasi Landasan Konseling
Dalam kegiatan pelayanan konseling,  meskipun berupa kegiatan kelompok selalu berusaha untuk
membina satu atau beberapa  kemampuan  yang dibimbing itu dalam berbagai aspeknya, yaitu
aspek akademik, sosial, emosional, sikap,k keterampilan dan sebagai. lebih khusus lagi, sasaran
pembinaan pribadi siswa melalui pelayanan konseling meliputi  tahap-tahap pengembangan
kemampuan-kemampuan; pengungkapan ,  mengenalkan dan penerimaan diri , pengenalan
lingkungan,  pengambilan keputusan,  pengarahan diri dan penyesuaian diri. 

19
Prinsip Pokok Konseling 
Secara rinci prinsip-prinsip konseling dijabarkan sebagai berikut:
1. Prinsip umum konseling
2.  prinsip khusus yang berhubungan dengan individu( klien)
3.  prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu konselor
4.  prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi konseling.

Azaz- azaz pokok Konseling


Layanan bimbingan konseling di Indonesia didasarkan pada asas-asas tertentu yang meliputi asas
kerahasiaan, ke sukarelaan, kekinian, dan kemandirian.
a.  asas kerahasiaan,  segala sesuatu yang  disampaikan oleh klien kepada konselor misalnya,
akan dijaga kerahasiaannya.
b. asas kesukarelaan, diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan
sukarela membawa masalah itu kepada konselor.
c.  asas kekinian, masalah klien yang  kita langsung ditanggulangi melalui upaya konseling
ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan sekarang bukan masalah yang sudah lampau
atau masa datang yang perlu dibahas dalam upaya Konseling.
d.  asas kemandirian,  dalam memberikan pelayanan, konselor hendaklah selalu berusaha
menghidupkan kemandirian pada diri siswa yang dibimbing, jangan hendaknya orang yang
dibimbing itu menjadi tergantung pada orang lain; khususnya pada konselor.

Pengembangan Program BK
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan
pengukuran kebutuhan yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling
program bimbingan dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3 tahun misuh
satu tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan
khusus.

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan bimbingan dan
konseling perkembangan.
1. komponen (struktur) program bimbingan dan konseling di sekolah
 struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan yaitu a. pelayanan
dasar bimbingan; b.  layanan  responsi;  c.  pelayanan perencanaan Individual; dan d pelayanan
dukungan sistem.
2.  pengalitanan siswa bermasalah
 sesuai dengan asas konseling,  seorang guru atau konselor telah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu siswa,  tetapi siswa itu belum juga mampu menyelesaikan
20
masalah yang dihadapinya, maka guru/ konselor harus  mengalikannya kepada petugas atau badan
lain yang lebih ahli
3.  pengembangan suasana kondusif
 guru mempunyai peranan dan kedudukan penting dalam keseluruhan proses pendidikan/
pendidikan formal,  Bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya
4.  pemantauan pelaksanaan pelayanan konseling
 pada pelayanan konseling di sekolah, khususnya peran guru telah diuraikan dalam program dan
pelaksanaan konseling. di samping itu konselor di sekolah mempunyai Tugas, antara lain;
bertanggung jawab tentang pelaksanaan seluruh program konseling di sekolah yang bersangkutan
5.  peranan guru dalam konseling di kelas
Untuk melaksanakan tugas sehari-hari, seorang guru menghadapi sejumlah siswa, mungkin
sampai beratus-ratus siswa yang terbagi dalam beberapa kelas yang harus dilayaninya secara
bergiliran, sebelum melakukan tugas mengajar,  guru harus mempersiapkan pelajaran secara baik
dan sesudahnya guru harus melakukan berbagai tugas, seperti memeriksa dan memberi angka. 
6. konferensi kasus
 konferensi kasus adalah pertemuan yang direncanakan untuk membahas keadaan dan masalah
seseorang atau beberapa orang. tujuan utamanya ialah untuk lebih mengenal dan memahami
anak,  anak dapat tertolong.

Kebutuhan Konseling Khusus di Masa Depan


Pelayanan ini terarah untuk semua sasaran layanan pada setting sekolah, maupun luar
sekolah yang secara keseluruhan mencakup spektrum yang amat luas. pelayanan ini tidak lain
ialah untuk mengembangkan diri individu secara total dan optimal demi kehidupan yang
membahagiakan.

21
BAB III
PEMBAHASAN BUKU

A. KELEBIHAN BUKU

 Pembahasan buku diktat disajikan secara detail, dan menyeluruh oleh penulis.


 Hubungan antar gagasan yang diajukan oleh penulis disajikan secara naratif dananalitis.
 Buku diktat tersebut menyajikan kajian materi yang didukung oleh para pendapatahli. 
 Cover Buku sangat menarik.

B. KEKURANGAN BUKU
 Gagasan yang diajukan oleh penulis pada buku diktat cukup logis namun kurangteratur.
 Pembaca merasapenulis/editor berupaya untuk memperbanyak tulisan dalam buku padahal
isikalimat antar paragraf sama saja. Timbul kesan upaya ini dapat menebalkan buku.
 Masih terdapat banyak kesalahan pengetikan yang ditemukan pada buku diktat.

22
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan persyaratan umum seperti disebutkan sebelumnya jabatan guru telah memenuhi
kriteria yang dikemukakan sebelumnya oleh karena itu jabatan guru dapat digolongkan kepada
profesi atau jabatan profesional. jadi kompetensi guru dapat berarti suatu kewenangan guru dalam
menentukan atau memutuskan suatu permasalahan yang ada dalam suatu lingkup pembelajaran atau
juga dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam menguasai pekerjaan keguruan yang bersifat
operasional dan manajerial. kompetensi personal yaitu percakapan pribadi dalam mengembangkan
komunikasi antar personal yang bersifat psikologis kepada siswa-siswa dan teman sejawatnya. dalam
masyarakat yang mengalami perubahan tentu saja akan ada pergeseran mengenai persepsi tugas-tugas
guru. Kriteria dan kompetensi guru profesional kriteria untuk menjadi guru yang profesional sangat
beragam namun kriteria utama meliputi tiga yakni harus ahli bertanggung jawab baik intelektual
maupun moral dan memiliki rasa kesejawatan Kompetensi guru yang profesional diartikan sebagai
perangkat tindakan cerdas atau seperangkat tugas dan kewajiban yang melekat pada dirinya dengan
penuh tanggung jawab dan keikhlasan. Mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran
disekolag dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodelogi keilmuannya.

B. SARAN

Menurut yang saya baca dari buku


Profesi Kependidikan,buku tersebut
sangat
layak digunakan untuk seorang
mahasiswa seperti kami dan menjadi
reverensi

23
bagi si pembaca dan diharapkan agar
buku tersebut lebih teliti lagi saat
dalam
pengetikan agar tidak ada kesalahan
serta memudahkan pembaca untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari serta perlengkaplah
identitas buku
tersebut
Menurut yang saya baca dari buku
Profesi Kependidikan,buku tersebut
sangat
layak digunakan untuk seorang
mahasiswa seperti kami dan menjadi
reverensi

24
bagi si pembaca dan diharapkan agar
buku tersebut lebih teliti lagi saat
dalam
pengetikan agar tidak ada kesalahan
serta memudahkan pembaca untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari serta perlengkaplah
identitas buku
tersebut
Setelah saya baca dari buku profesi kependidikan buku tersebut sangat layak digunakan
untuk mahasiswa seperti saya, dan diharapkan kepada penulis agar lebih teliti dalam pengetikan agar
tidak ada kesalahan .

Menurut yang saya baca dari buku


Profesi Kependidikan,buku tersebut
sangat
layak digunakan untuk seorang
mahasiswa seperti kami dan menjadi
reverensi
25
bagi si pembaca dan diharapkan agar
buku tersebut lebih teliti lagi saat
dalam
pengetikan agar tidak ada kesalahan
serta memudahkan pembaca untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari serta perlengkaplah
identitas buku
tersebut
Menurut yang saya baca dari buku
Profesi Kependidikan,buku tersebut
sangat
layak digunakan untuk seorang
mahasiswa seperti kami dan menjadi
reverensi

26
bagi si pembaca dan diharapkan agar
buku tersebut lebih teliti lagi saat
dalam
pengetikan agar tidak ada kesalahan
serta memudahkan pembaca untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari serta perlengkaplah
identitas buku
tersebut
Menurut yang saya baca dari buku
Profesi Kependidikan,buku tersebut
sangat
layak digunakan untuk seorang
mahasiswa seperti kami dan menjadi
reverensi

27
bagi si pembaca dan diharapkan agar
buku tersebut lebih teliti lagi saat
dalam
pengetikan agar tidak ada kesalahan
serta memudahkan pembaca untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari serta perlengkaplah
identitas buku
tersebut
Menurut yang saya baca dari buku
Profesi Kependidikan,buku tersebut
sangat
layak digunakan untuk seorang
mahasiswa seperti kami dan menjadi
reverensi

28
bagi si pembaca dan diharapkan agar
buku tersebut lebih teliti lagi saat
dalam
pengetikan agar tidak ada kesalahan
serta memudahkan pembaca untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari serta perlengkaplah
identitas buku
tersebut

29
DAPTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo. 2023.Profesi Kependidikan.Medan: UNIMED Press.

30

Anda mungkin juga menyukai