EDUCATION PROFESSION
CRITICAL BOOK REPORT
Arranged by :
Nadya Ananda Br Sembiring
4181111027
February 2018
1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkam kepada Tuhan YME yang telah memberikan toufik
rahmat serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tema menjadi profesi pendidikan dengan pendekatan baru. Makalah ini
ditujukan untuk memahami lebih detail tentang bagiamana menjadi pendidik yang
profesional sesuai dengan profesi .
1
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
A. KESIMPULAN............................................................................................. 26
1
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi
mahasiswa di perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang
bukan hanya membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi
mahasiswa juga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kajian
keilmuannya dari buku yang di kritiknya. Berangkat dari hal tersebut, dalam Critical
Book Report ini berisi mengenai hasil rangkuman, kritik, kelemahan dan kelebihan
buku berjudul education profession.
B. Tujuan CBR
1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah profesi kependidikan .
2. Mengetahui dan memahami isi ataupun inti dari buku resensi yakni tentang menjadi
sebagai tenaga pendidik yang profesional .
C. Manfaat CBR
1. Menambah wawasan dan pengetahuan baik penulis maupun pembaca tentang profesi
kependidikan
2. Menambah wawasan dan pengetahuan baik penulis maupun pembaca tentang critical
book report.
1
ii
1
iii
1
iv
BAB II
ISI BUKU
I. BUKU UTAMA
1.1 BAB 1
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melakukan berbagai aktivitas yang
dpat digolongkan menjadi jenis-jenis pekerjaan . jenis pekerjaan manusia pada
umumnya ada yang bersifat sederhana yang menuntut keterampilan tertentu tanpa
harus mengikuti proses pendidikan dan latihan dalam wakt yang lama , cukup dengan
memiliki kekuatan otot dan keterampilan tertentu dpat melakukan pekerjaan yang
dpat dilakukan di kehidupan sehari-hari , seperti kaum tani,buruh , ataupun tukang
becak . namun pekerjaan tertentu pekerja dituntut memenuhi persyaratan tertentu
yang tida oleh diabaikan karena bisa menimbulkan resiko yang fatal jika syarat
tersebut tidak terpenuhi , seperti pekerjaan dokter dan lainnya .
Pekerjaan tenaga didik dan kependidikan diakui seagai satu profesi yang hanya dapat
diemban oleh orang-orang khusus atau spesial yang dipersiapkan secara khusu
melalui proses pendidikan dan latihan hingga ahir tingkat perguruan tinggi yang
ditandai dengan penyandangan gelar “sarjana pendidikan” lengkap engan predikat
yang lainnya yang ditetapkan oleh peraturan perundangan-undangan di suatu negara .
Pekerjaan dibidang pendidikan yang telah mendapat pengakuan sebagai jabatan
professional adalah pekerjaan guru , kepala sekolalh , pengawas pendidikan , dan
konseling . pekerjaan di setiap sekola dan tempat serta era , sangat lah berbeda,
ketika jaman sekarang diamana tenaga pendidik bersifat professional dan begitu pula
dalam melaksanakan pekerjaanya .
1.2 BAB 2
Guru seagai pekerja yang professioanal memelukan empat kompetensi yang
meliputi kompetensi kepribadian , sisoal , pendagogik , dan professional.
Kepemilikan empat kompetensi tersebut memerlukan wkatu yang relatif lama ,
hingga tingkat perguruan tinggi . upaya memperoleh dan mempertahankan keempat
kompetensi terseut hingga dinyatakan sebagai guru yang professioanal dan disebut
menjadi professioalisasi guru . selama menjalani profesionalisasi tersebut kehidupan
1
v
guru diperlangkapi dengan kode etik guru yang disusun dan disepekati organisasi
guru professional. Dan agar guru sebgai profesi aman dengan statusnya , perlu
mendapat perlindungan yang mencakup untuk melindungi status dari guru
professional tersebut .
1.3 BAB 3
Guru seagai tenaga pendidik harus senantiasa proaktif meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya seecara terus menerus, sasaran penyikapan
itu meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman
sejawat , peserta didik, tempat kerja,pimpinan lembaga,dan lingkungan pekerjaan .
seagai jabatan yang harus dapat menerima tantangan perkemangan peserta anak didik
dan masyrakat, jabatan ini juga harus selalu dikemangkan dan di amalkan . dan
sebagai guru harus selalu mengadakan pembahauan atau perubahan namun kearah
yang jauh lebih baik kedepan , mendorog ke ara yang jauh lebih kedepannya dan
guru adalah jabatan yang akan benar benar bertanggung jawab penuh dalam
jaatannya yang bersifat professionalisasi , dan dialah pemeran yang sangat
berpengaruh besar dalam hal itu . guru juga harus melaksanakannya dengan ikhlas ,
eranggung jawab , dan selalu berpikir dan melakukan hal positif untuk terus
mempertahankan jabatan sebagai guru profesional .
1.4 BAB 4
1
vi
1.5 BAB5
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis
yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
1. Tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauhmana praktik profesional
telah memenuhi standar kompetensi dan kode etik
2. Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran
3. Kehilangan identitas profesi
4. Kejenuhan profesional (bornout)
5. Pelanggaran kode etik yang akut
6. Mengulang kekeliruan secara masif
7. Erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan prajabatan (PT)
8. Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana mestinya
9. Rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan pemberi pekerjaan
Secara umum tujuan supervisi klinis untuk :
1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
3. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul
dalam proses pembelajaran
4. Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran
5. Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri
secara berkelanjutan.
1
vii
1.6 BAB 6.
bimbingan konseling, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor atau
seorang guru pembimbing atau guru biasa yang melaksanakan tugas sebagai
pembimbing dikelas. Untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang terkait belajar atau masalah lain yang turut
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini diperlukan karena setiap pelaksanaan
proses pembelajaran pasti menemukan hambatan ataupun permasalahan, baik yang
terkait dengan proses pembelajaran ataupun peserta didik yang memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, program pemberian layanan bantuan kepada
peserta didik merupakan upaya membantu siswa untuk mencapai perkembangannya
secara optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Hal inilah yang
menjadi sangat urgen tugas bimbingan konseling yang menjadi tanggung jawab
bimbingan dan konselor bahkan juga guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling.
Bimbingan konseling merupakan dua kata yaitu “bimbingan” dan kata
“konseling”, kedua kata tersebut merupakan kata majemuk yang dirangkaikan untuk
memberikan makna yang kuat bahwa proses bimbingan tidak akan dapat berjalan
dengan baik dan berhasil maksimal tanpa dibarengi dengan konseling. Sangat banyak
pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian bimbingan dan
konseling, meskipun berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkadang
seakan-akan terdapat perbedaan sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing,
tetapi umumnya memiliki titik persamaan yang mempertemukan antara satu
pengertian dengan pengertian lainnya. Secara etimologis, bimbingan dan konseling
terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (Guidance) dan “konseling” (Counseling).
2. BUKU UTAMA
2.1 BAB 1
Istilah ‘profesi’ berasal dari kata Latin ‘profiteor’ berarti mengaku.
Profesionalisasi adalah proses dimana kegiatan yang menguntungkan
bergerak dari status ‘pendudukan’ dengan status ‘profesi’. Klaim untuk
status profesional dan munculnya standar dan penghargaan khas dari
perjalanan yang membuat pekerjaan (atau mencoba untuk membuat)
1
viii
1
ix
1
x
2.3 BAB 3
Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik.
Artinya setiap pendidik yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya
sebagai pendidik. ISPI dalam temu karya pendidikan III dan Rakornas di
Bandung Tahun 1991 mengemukakan kode etik sarjana pendidikan Indonesia
sebagai berikut: (1) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan jujur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, (2) menjungjung tinggi harkat dan
martabat peserta didik (3) menjungjung tinggi ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, (4) selalu menjalankan tugas
dengan berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu pendidikan,
dan (5) selalu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Kode etik pendidik ini bertalian erat dengan unsur-unsur yang
dinilai dalam menentkan DP3 menurut PP Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1979. Unsur-unsur yang dimaksud BAB 3 MENJADI GURU
PROFESIONAL 40 adalah: (1) kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945,
negara, serta bangsa, (2) berprestasi dalam kerja, (3) bertanggungjawab
dalam bekrja, (4) taat kepad peraturan perundang-undangan dan landasan, (5)
jujur dalam melaksanakan tugas, (6) bisa melakukan kerja sama dengan baik,
1
xi
(7) memiliki prakarsa yang positif untuk memajukan pekerjaan dan hasil
kerja, dan (8) memiliki sifat kepemimpian
tivasi. Kode Etik Guru merupakan panduan bagi para guru memagari sikap
guru sebagai seorang pendidik, oleh karena itu para guru mempunyai 7
(tujuh) sikap profesionalisme kependidikan yang disesuaikan dengan kode
etik guru UU No. 14 tahun 2005 yaitu : 1. Sikap Terhadap Peraturan
Perundang-undangan Salah satu butir Kode Etik Guru indonesia:”guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan”(PGRI, 1973). Kebijaksanaan pendidikan di negara kita di
pegang oleh pemerintah yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
kebijakan pusat maupun daerah, maupun departemen lain dalam rangka
pembinaan pendidikan di negara kita. 2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi
41 Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Selain itu dalam butir
keenam dari Kode Etik dinyatan bahwa Guru “ secara pribadi maupun
bersamasama,mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya. 3. Sikap Tehadap Teman Sejawat Dalam ayat 7 Kode Etik
Guru:”Guru memlihara hubungan seprofesi, semangat kekluargaan, dan
kesetiakawanan sosial”. Ini berarti bahwa: a) Guru menciptakan dan
memlihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya. b) Guru
menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
sosial diluar maupun dalam lingkungan kerjanya. 4. Sikap Tehadap Anak
Didik Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila(Kode Etik Guru Indonesia).
Guru herus membimbing anak didikya. 5. Sikap Terhadap Tempat Kerjanya
Suasana yang baik di di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas.
Untuk itu “guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar”(kode etik). Selain itu guru
juga membina hubungan baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar. 6.
Sikap Terhadap Pemimpin Sikap seorang guru terhadap pemimpin ahrus
positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program
yang sudah disepakati, baik disekolah maupun di luar sekolah. 7. Sikap
1
xii
2.4 BAB 4
Pengembangan pembelajaran adalah langkah awal untuk peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan atau sistem pembelajaran dalam
pendidikan. Pengembangan pembelajaran juga menjadi langkah awal
dalam mengengembangan pembelajaran bagi setiap guru yang
menjadikan dirinya menjadi guru profesional. Sebagaimana tujuan dan
misi dari sistem BAB 4 PROFESI GURU DALAM PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN 91 pembelajaran di setiap fakultas ilmu pendidikan
dan keguruan mengharapkan para lulusannya mencapai profil
kemampuannya : 1) Mampu mencari solusi dalam bidang profesinya, 2)
Memiliki kemampuan manajerial dan memberdayakan profesinya, 3)
Memiliki rasa tanggung jawab dalam lingkungan dan peka terhadap
perubahan, 4) Berorientasi ke masa depan dan menghargai waktu, 5)
Mampu menguasai konsep-konsep teknologi pendidikan dan
menerapkannya dalam berbagai aplikasi bidang teknologi pendidikan, 6)
Mampu memadukan kemampuaan telaah teknologi pendidikan dengan
kemampuan menggunakan alat (software) dalam proses penyelesaian
kasus dimulai dari tahap identifikasi, formulasi hingga penetapan
kesimpulan, memiliki wawasan kreatif dan inovatif, 7) Mampu
berkompetensi dengan lulusan perguruan tinggi lain dan beriorientasi
global
1
xiii
1
xiv
BAB III
PEMBAHASAN
A. PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING
1.1 KELEMAHAN DAN KEKURANGAN
1.1.1. Kelemahan buku utama
Memiliki sedikit bab , dalam daftar pustaka
Covernya tidak terlalu cocok dengan isi buku tersebut
Kertas monoton dengan warna putih
Tulisan sangat rapat
Monotn kata kata , dan jarang terlihat gambar
1.1.2. Kelemahan buku pembanding
Cover tidak menarik , hanya berwarna putih saja
Bacaannya terlalu rapat
Hanya sedikit bab , dalam buku tersebut
Tidak mameiliki daftar pustaka
1
15
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Critical Book Report ini kita telah mengetahui bagaimana cara
membandingkan buku dan memilik buku yang lebih baik , untuk menjadi referensi . dari
kedua buku ini , buku ini kedua-keduanya sangat baik namun tetap memiliki kekurangan ,
pada bagian isi dan materi lebih baik buku pembanding . menurut isi pada buku utama dan
dan pembanding memiliki banyak kesamaan dalam bidang profesi kependidikan , tentang
pengertiannya , bagiannya , tentang belajar dan lainnya . dan kita mengetahui bahwa , kita
harus menjadi guru yang professioanal , melaksanakan tangguung jawab , dan ikhlas serta
selalu bersikap positif , sehingga kita dapat merealisasikan dan mempertanggung jawabkan
kata professioanl dalam diri kita
5.2 Saran
Saran untuk kedua buku ini agar memperbaiki bukunya menjadi yang lebih baik ,
materi yang banyak dan cover yang menarik serta memberikan contoh dalam kehidupan
sehari hari , serta buat lah lebih menarik setiap halaman materi agar enak untuk di lihat dan
tidak membosankan
1
16
LAMPIRAN
BUKU UTAMA
1
17
1
18
1
19
1
20
1
21
BUKU PEMBANDING