Anda di halaman 1dari 24

i

EDUCATION PROFESSION
CRITICAL BOOK REPORT

Arranged by :
Nadya Ananda Br Sembiring
4181111027

BILINGUAL MATHEMATICS EDUCATION

FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCE

MEDAN STATE UNIVERSITY

February 2018

1
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkam kepada Tuhan YME yang telah memberikan toufik
rahmat serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tema menjadi profesi pendidikan dengan pendekatan baru. Makalah ini
ditujukan untuk memahami lebih detail tentang bagiamana menjadi pendidik yang
profesional sesuai dengan profesi .

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen education profession


yang telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman
teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang profesi kependidikan dengan


pendekatan baru. Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas pribadi
education profession Kami hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan
kesalahan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam
makalah yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
untuk pengetahuan kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami
mohon kritik dan saran dari teman teman yang membacanya.

Medan, 6 Maret 2019

Nadya Ananda Br Sembiring

1
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1


B. TUJUAN CBR .............................................................................................. 1
C. MANFAAT CBR ......................................................................................... 1
D. IDENTITAS BUKU UTAMA ..................................................................... 2
E. ISI BUKU UTAMA...................................................................................... 2
F. IDENTITAS BUKU PEMBANDING ........................................................ 2
G. ISI BUKU PEMBANDING ......................................................................... 3

BAB II ISI BUKU (RANGKUMAN)....................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................... 14

A. PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING


1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ................................................. 14

BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 25

A. KESIMPULAN............................................................................................. 26

1
i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi
mahasiswa di perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang
bukan hanya membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi
mahasiswa juga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kajian
keilmuannya dari buku yang di kritiknya. Berangkat dari hal tersebut, dalam Critical
Book Report ini berisi mengenai hasil rangkuman, kritik, kelemahan dan kelebihan
buku berjudul education profession.

B. Tujuan CBR
1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah profesi kependidikan .
2. Mengetahui dan memahami isi ataupun inti dari buku resensi yakni tentang menjadi
sebagai tenaga pendidik yang profesional .

C. Manfaat CBR
1. Menambah wawasan dan pengetahuan baik penulis maupun pembaca tentang profesi
kependidikan
2. Menambah wawasan dan pengetahuan baik penulis maupun pembaca tentang critical
book report.

1
ii

D. Identitas Buku I (Utama) :


 Judul buku : Profesi Kependidikan
 Penulis : Dr. Yasaratodo Wau,M.Pd dkk
 Editor :-
 Desain Cover :-
 Penerbit : Unimed Press
 Tempat terbit : Medan
 Tahun terbit : 2019 (cetakan kesembilan)
 ISBN : 978-602-7938-05-2
 Tebal buku : 404 halaman

E. Daftar Isi Buku I (Utama) :


 BAB 1 HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN
 BAB 2 PROFESIONALISASI GURU
 BAB 3 ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI
 BAB 4 PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
 BAB 5 HAKIKAT SUPERVISI PENDIDIKAN
 BAB 6 BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU

F. Identitas Buku II (Pembanding) :


 Judul buku : Profesi Kependidikan
 Penulis : Dr. Nurliani Siregar, M.Pd
 Penerbit :-
 Tempat terbit :-
 Tahun terbit :-
 ISBN :-
 Tebal buku : 196 halaman

G. Daftar Isi Buku II (Pembanding)


 BAB 1 PROFESI DAN PROFESIONALISM E KEPENDIDIKAN
 BAB 2 LANDASAN PROFESI KEPENDIDIKAN

1
iii

 BAB 3 MENJADI GURU PROFESIONAL


 BAB 4 PROFESI GURU DALAM PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

1
iv

BAB II
ISI BUKU

I. BUKU UTAMA

1.1 BAB 1
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melakukan berbagai aktivitas yang
dpat digolongkan menjadi jenis-jenis pekerjaan . jenis pekerjaan manusia pada
umumnya ada yang bersifat sederhana yang menuntut keterampilan tertentu tanpa
harus mengikuti proses pendidikan dan latihan dalam wakt yang lama , cukup dengan
memiliki kekuatan otot dan keterampilan tertentu dpat melakukan pekerjaan yang
dpat dilakukan di kehidupan sehari-hari , seperti kaum tani,buruh , ataupun tukang
becak . namun pekerjaan tertentu pekerja dituntut memenuhi persyaratan tertentu
yang tida oleh diabaikan karena bisa menimbulkan resiko yang fatal jika syarat
tersebut tidak terpenuhi , seperti pekerjaan dokter dan lainnya .
Pekerjaan tenaga didik dan kependidikan diakui seagai satu profesi yang hanya dapat
diemban oleh orang-orang khusus atau spesial yang dipersiapkan secara khusu
melalui proses pendidikan dan latihan hingga ahir tingkat perguruan tinggi yang
ditandai dengan penyandangan gelar “sarjana pendidikan” lengkap engan predikat
yang lainnya yang ditetapkan oleh peraturan perundangan-undangan di suatu negara .
Pekerjaan dibidang pendidikan yang telah mendapat pengakuan sebagai jabatan
professional adalah pekerjaan guru , kepala sekolalh , pengawas pendidikan , dan
konseling . pekerjaan di setiap sekola dan tempat serta era , sangat lah berbeda,
ketika jaman sekarang diamana tenaga pendidik bersifat professional dan begitu pula
dalam melaksanakan pekerjaanya .
1.2 BAB 2
Guru seagai pekerja yang professioanal memelukan empat kompetensi yang
meliputi kompetensi kepribadian , sisoal , pendagogik , dan professional.
Kepemilikan empat kompetensi tersebut memerlukan wkatu yang relatif lama ,
hingga tingkat perguruan tinggi . upaya memperoleh dan mempertahankan keempat
kompetensi terseut hingga dinyatakan sebagai guru yang professioanal dan disebut
menjadi professioalisasi guru . selama menjalani profesionalisasi tersebut kehidupan

1
v

guru diperlangkapi dengan kode etik guru yang disusun dan disepekati organisasi
guru professional. Dan agar guru sebgai profesi aman dengan statusnya , perlu
mendapat perlindungan yang mencakup untuk melindungi status dari guru
professional tersebut .

1.3 BAB 3
Guru seagai tenaga pendidik harus senantiasa proaktif meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya seecara terus menerus, sasaran penyikapan
itu meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman
sejawat , peserta didik, tempat kerja,pimpinan lembaga,dan lingkungan pekerjaan .
seagai jabatan yang harus dapat menerima tantangan perkemangan peserta anak didik
dan masyrakat, jabatan ini juga harus selalu dikemangkan dan di amalkan . dan
sebagai guru harus selalu mengadakan pembahauan atau perubahan namun kearah
yang jauh lebih baik kedepan , mendorog ke ara yang jauh lebih kedepannya dan
guru adalah jabatan yang akan benar benar bertanggung jawab penuh dalam
jaatannya yang bersifat professionalisasi , dan dialah pemeran yang sangat
berpengaruh besar dalam hal itu . guru juga harus melaksanakannya dengan ikhlas ,
eranggung jawab , dan selalu berpikir dan melakukan hal positif untuk terus
mempertahankan jabatan sebagai guru profesional .

1.4 BAB 4

Pengertian Manajemen Pendidikan secara umum adalah suatu proses


perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan, dalam mengelola segala
sumber daya yang berupa manusia, uang, material, metode, mesin, market, waktu,
dan informasi, untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien dalam bidang
pendidikan.,Manajemen bidang pendidikan dalam suatu bisnis atau perusahaan
dilaksanakan secara langsung oleh manajer pendidikan untuk mewujudkan
pelaksanaan aktivitas pendidikan yang sesuai target.Tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan keteraturan pelaksanaan sumber daya perusahaan. Lebih jauh tentang
manajemen pendidikan dan fungsinya dalam sebuah bisnis atau perusahaan akan
dibahas dalam artikel ini.

1
vi

1.5 BAB5
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis
yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.

Beberapa alasan mengapa supervisi klinis diperlukan, diantaranya:

1. Tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauhmana praktik profesional
telah memenuhi standar kompetensi dan kode etik
2. Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran
3. Kehilangan identitas profesi
4. Kejenuhan profesional (bornout)
5. Pelanggaran kode etik yang akut
6. Mengulang kekeliruan secara masif
7. Erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan prajabatan (PT)
8. Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana mestinya
9. Rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan pemberi pekerjaan
Secara umum tujuan supervisi klinis untuk :
1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
3. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul
dalam proses pembelajaran
4. Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran
5. Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri
secara berkelanjutan.

1
vii

1.6 BAB 6.
bimbingan konseling, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor atau
seorang guru pembimbing atau guru biasa yang melaksanakan tugas sebagai
pembimbing dikelas. Untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang terkait belajar atau masalah lain yang turut
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini diperlukan karena setiap pelaksanaan
proses pembelajaran pasti menemukan hambatan ataupun permasalahan, baik yang
terkait dengan proses pembelajaran ataupun peserta didik yang memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, program pemberian layanan bantuan kepada
peserta didik merupakan upaya membantu siswa untuk mencapai perkembangannya
secara optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Hal inilah yang
menjadi sangat urgen tugas bimbingan konseling yang menjadi tanggung jawab
bimbingan dan konselor bahkan juga guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling.
Bimbingan konseling merupakan dua kata yaitu “bimbingan” dan kata
“konseling”, kedua kata tersebut merupakan kata majemuk yang dirangkaikan untuk
memberikan makna yang kuat bahwa proses bimbingan tidak akan dapat berjalan
dengan baik dan berhasil maksimal tanpa dibarengi dengan konseling. Sangat banyak
pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian bimbingan dan
konseling, meskipun berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkadang
seakan-akan terdapat perbedaan sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing,
tetapi umumnya memiliki titik persamaan yang mempertemukan antara satu
pengertian dengan pengertian lainnya. Secara etimologis, bimbingan dan konseling
terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (Guidance) dan “konseling” (Counseling).

2. BUKU UTAMA

2.1 BAB 1
Istilah ‘profesi’ berasal dari kata Latin ‘profiteor’ berarti mengaku.
Profesionalisasi adalah proses dimana kegiatan yang menguntungkan
bergerak dari status ‘pendudukan’ dengan status ‘profesi’. Klaim untuk
status profesional dan munculnya standar dan penghargaan khas dari
perjalanan yang membuat pekerjaan (atau mencoba untuk membuat)

1
viii

menuju profesionalisasi. Namun, beberapa pekerjaan jatuh pendek dari


tanda atau, paling banter, menjadi semi-profesi dengan pelatihan yang
lebih pendek, kurang pengetahuan khusus; dan lebih sosial (negara
bagian) kontrol. Jika pembinaan adalah untuk menjadi profesi harus
mengadopsi kriteria seperti pengembangan disepakati dan terpadu tubuh
pengetahuan, standar profesional dan kualifikasi, dan kode etik dan
perilaku. Sementara beberapa di antaranya sudah selesai atau dalam
pengembangan, kelanjutan dari banyaknya tumbuh asosiasi pembinaan
menunjukkan bahwa jalur pembinaan untuk profesionalisasi mungkin
menjadi yang terbaik bergelombang, dan paling buruk tergelincir,
sempit. Pendidik dalam arti yang luas adalah semua orang yang
berkewajiban membina anak-anak. Secara alamiah semua anak, sebelum
mereka dewasa menerima pembinaan dan orangorang dewasa agar
mereka dapat berkembang dan bertumbuh secara wajar. Sebab secara
alamiah pula anak manusia membutuhkan pembimbingan seperti itu
karena ia dibekali insting sedikit sekali untuk mempertahankan hidupnya.
Dalam hal ini orang-orang yang berkewajiban membina anak secara
alamiah adalah orangtua mereka masing-masing, warga masyarakat, dan
tokoh-tokohnya.
rofesionalisme kependidikan merupakan syarat utama mewujudkan
pendidikan bermutu di tanah air Indonesia. Hal inilah yang
melatarbelakangi pemerintah mengupayakan langkah-langkah strategis
untuk meningkatkan profesionalitas guru-guru dimasyarakat Indonesia.
Menyadari begitu pentingnya peran guru, Presiden RI, Susilo Bambang
Yudhoyono mencanangkan guru sebagai profesi pada tanggal 2 Desember
2004. Melalui pencanangan ini diharapkan status sosial guru akan
meningkat secara signifikan dan tidak lagi hanya dilirik oleh mereka yang
kepepet mencari kerja. Eksistensi guru tersebut dikukuhkan dalam UU
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang ditandatangani
Presiden RI pada 30 Desember 2005.
2.2 BAB 2

1
ix

Undang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di


Indonesia. Semua peraturan perundang-undangan yang lain harus tunduk
atau tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar ini. Sesuai
dengan namanya, ia mendasari semua perundang-undangan yang ada
yang muncul kemudian. Kedudukan seperti ini, membuat Undang-
Undang Dasar mengandung isi yang sifatnya umum. Demikianlah aturan
tentang pendidikan dalam Undang-Undang Dasar ini sangat sederhana.
Pasal-pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu Pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu
menceritakan tentang pendidikan dan yang satu menceritakan tentang
kebudayaan. Pasal 31 ayat 1 berbunyi: “Tiap-tiap warga ngara berhak
mendapat pengajaran. Ayat 2 pasal ini berbunti: “Setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Ayat ini berkaitan dengan wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP yang
sedang dilaksanakan. Agar wajib belajar ini berjalan lancar, maka
biayanya harus ditanggung oleh negara. Kwajiban negara ini berkaitan
erat dengan ayat 4 pasal yang sama yang mengharuskan negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari
APBN dan APBD.
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia.
Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Jiwa
balita baru berkembang sedikit sekali sejajar dengan tubuhnya yang juga
masih berkemampuan sederhana sekali. Makin besar anak itu makin
berkembang pula jiwanya, dengan melalui tahap-tahap tertentu akhirnya
anak itu mencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi
jasmani
Sosial budaya merupakan bagian hidup yang paling dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas
dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia
dilakukan secara kelompok. Pekerjaan di rumah, di kantor, di perusahaan,
di perkebunan, di bengkel dan sebagainya, hampir semuanya dikerjakan
oleh lebih dari seorang. Ini berarti unsur sosial ada pada kegiatan-kegiatan

1
x

35 itu. Selanjutnya tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya


serta bentuk yang diinginkan merupakan unsur dari suatu budaya. Sosial
mengacu kepada hubungan antar indiidu, antar masyarakat, dan indiidu
dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara
alami, artinya aspek ini telah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu,
aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam
perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang. Di samping tugas
pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat
berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya.
Maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan.

2.3 BAB 3
Kode etik pendidik adalah salah satu bagian dari profesi pendidik.
Artinya setiap pendidik yang profesional akan melaksanakan etika jabatannya
sebagai pendidik. ISPI dalam temu karya pendidikan III dan Rakornas di
Bandung Tahun 1991 mengemukakan kode etik sarjana pendidikan Indonesia
sebagai berikut: (1) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan jujur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, (2) menjungjung tinggi harkat dan
martabat peserta didik (3) menjungjung tinggi ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, (4) selalu menjalankan tugas
dengan berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu pendidikan,
dan (5) selalu melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Kode etik pendidik ini bertalian erat dengan unsur-unsur yang
dinilai dalam menentkan DP3 menurut PP Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1979. Unsur-unsur yang dimaksud BAB 3 MENJADI GURU
PROFESIONAL 40 adalah: (1) kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945,
negara, serta bangsa, (2) berprestasi dalam kerja, (3) bertanggungjawab
dalam bekrja, (4) taat kepad peraturan perundang-undangan dan landasan, (5)
jujur dalam melaksanakan tugas, (6) bisa melakukan kerja sama dengan baik,

1
xi

(7) memiliki prakarsa yang positif untuk memajukan pekerjaan dan hasil
kerja, dan (8) memiliki sifat kepemimpian
tivasi. Kode Etik Guru merupakan panduan bagi para guru memagari sikap
guru sebagai seorang pendidik, oleh karena itu para guru mempunyai 7
(tujuh) sikap profesionalisme kependidikan yang disesuaikan dengan kode
etik guru UU No. 14 tahun 2005 yaitu : 1. Sikap Terhadap Peraturan
Perundang-undangan Salah satu butir Kode Etik Guru indonesia:”guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan”(PGRI, 1973). Kebijaksanaan pendidikan di negara kita di
pegang oleh pemerintah yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
kebijakan pusat maupun daerah, maupun departemen lain dalam rangka
pembinaan pendidikan di negara kita. 2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi
41 Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Selain itu dalam butir
keenam dari Kode Etik dinyatan bahwa Guru “ secara pribadi maupun
bersamasama,mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya. 3. Sikap Tehadap Teman Sejawat Dalam ayat 7 Kode Etik
Guru:”Guru memlihara hubungan seprofesi, semangat kekluargaan, dan
kesetiakawanan sosial”. Ini berarti bahwa: a) Guru menciptakan dan
memlihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya. b) Guru
menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
sosial diluar maupun dalam lingkungan kerjanya. 4. Sikap Tehadap Anak
Didik Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila(Kode Etik Guru Indonesia).
Guru herus membimbing anak didikya. 5. Sikap Terhadap Tempat Kerjanya
Suasana yang baik di di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas.
Untuk itu “guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar”(kode etik). Selain itu guru
juga membina hubungan baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar. 6.
Sikap Terhadap Pemimpin Sikap seorang guru terhadap pemimpin ahrus
positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program
yang sudah disepakati, baik disekolah maupun di luar sekolah. 7. Sikap

1
xii

Terhadap Pekerjaan Seorang guru hendaknya mencintai pekerjaannya dengan


sepenuh hati. Melaksanakan tugas melayani dengan penuh ketlatenan dan
kesabaran.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas
suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran
yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.
Sementara itu, guru yang profesionalisme adalah guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pembelajaran.

2.4 BAB 4
Pengembangan pembelajaran adalah langkah awal untuk peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan atau sistem pembelajaran dalam
pendidikan. Pengembangan pembelajaran juga menjadi langkah awal
dalam mengengembangan pembelajaran bagi setiap guru yang
menjadikan dirinya menjadi guru profesional. Sebagaimana tujuan dan
misi dari sistem BAB 4 PROFESI GURU DALAM PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN 91 pembelajaran di setiap fakultas ilmu pendidikan
dan keguruan mengharapkan para lulusannya mencapai profil
kemampuannya : 1) Mampu mencari solusi dalam bidang profesinya, 2)
Memiliki kemampuan manajerial dan memberdayakan profesinya, 3)
Memiliki rasa tanggung jawab dalam lingkungan dan peka terhadap
perubahan, 4) Berorientasi ke masa depan dan menghargai waktu, 5)
Mampu menguasai konsep-konsep teknologi pendidikan dan
menerapkannya dalam berbagai aplikasi bidang teknologi pendidikan, 6)
Mampu memadukan kemampuaan telaah teknologi pendidikan dengan
kemampuan menggunakan alat (software) dalam proses penyelesaian
kasus dimulai dari tahap identifikasi, formulasi hingga penetapan
kesimpulan, memiliki wawasan kreatif dan inovatif, 7) Mampu
berkompetensi dengan lulusan perguruan tinggi lain dan beriorientasi
global

1
xiii

Tujuan Pembelajaran khusus dalam pembelajaran pendidikan profesi guru


adalah bagaimana pendidik maupun calon pendidik memahami, menggali
secara bersama bagaimanakah kinerja guru di lembaga sekolah. Kinerja
guru yang terindikator dalam empat (4) pilar kompetensi guru yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Keempat kompetensi terintegrasi dalam kinerja
guru. Usaha peningkatan profesionalitas guru harus berdasarkan pada
informasi tentang guru saat ini serta standar yang akan dicapai. Untuk
memperoleh informasi ini perlu diadakan penilaian kinerja guru.

1
xiv

BAB III
PEMBAHASAN
A. PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING
1.1 KELEMAHAN DAN KEKURANGAN
1.1.1. Kelemahan buku utama
 Memiliki sedikit bab , dalam daftar pustaka
 Covernya tidak terlalu cocok dengan isi buku tersebut
 Kertas monoton dengan warna putih
 Tulisan sangat rapat
 Monotn kata kata , dan jarang terlihat gambar
1.1.2. Kelemahan buku pembanding
 Cover tidak menarik , hanya berwarna putih saja
 Bacaannya terlalu rapat
 Hanya sedikit bab , dalam buku tersebut
 Tidak mameiliki daftar pustaka

1.1.3. Kelebihan buku utama


 Materi sangat jelas, dan mudah dipahami
 Materi juga banya , dan banyak memberikan contoh
 Beberapa tulisan atau judul penting dibedakan
warnanya agar terlihat jelas
 Bahasa yang digunakan juga sangat mudah dimengerti
1.1.4. Kelebihan buku pembanding
 Bahasa yang sangat mudah untuk dimengerti
 Buku ini memiliki banyak materi , dan semua materi
yang ada adalah yang sangat mempengaruhi ke
kehidupan kita selama ini
 Buku ini sangat berwarna di materinya , dan membuat
ketertarikan untuk membacanya
 Buku ini memiliki anyak latihan
 Buku ini memiliki banyak gambar , dan sanga jelas

1
15

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari Critical Book Report ini kita telah mengetahui bagaimana cara
membandingkan buku dan memilik buku yang lebih baik , untuk menjadi referensi . dari
kedua buku ini , buku ini kedua-keduanya sangat baik namun tetap memiliki kekurangan ,
pada bagian isi dan materi lebih baik buku pembanding . menurut isi pada buku utama dan
dan pembanding memiliki banyak kesamaan dalam bidang profesi kependidikan , tentang
pengertiannya , bagiannya , tentang belajar dan lainnya . dan kita mengetahui bahwa , kita
harus menjadi guru yang professioanal , melaksanakan tangguung jawab , dan ikhlas serta
selalu bersikap positif , sehingga kita dapat merealisasikan dan mempertanggung jawabkan
kata professioanl dalam diri kita

5.2 Saran

Saran untuk kedua buku ini agar memperbaiki bukunya menjadi yang lebih baik ,
materi yang banyak dan cover yang menarik serta memberikan contoh dalam kehidupan
sehari hari , serta buat lah lebih menarik setiap halaman materi agar enak untuk di lihat dan
tidak membosankan

1
16

LAMPIRAN

BUKU UTAMA

1
17

1
18

1
19

1
20

1
21

BUKU PEMBANDING

Anda mungkin juga menyukai