Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REVIEW

(Profesi Kependidikan)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Farihah, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Lathifatul Akhfa (5213144004)

PENDIDIKAN TATA RIAS

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Salam Sejahtera bagi kita semua.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberikan saya rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya
bisa menyusun atau menyelesaikan tugas CBR (CRITICAL BOOK REPORT).
Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disususun dalam rangka memenuhi
tugas CBR pada mata kuliah Profesi Kependidikan.

Dalam penyusunan tugas ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu jika ada kritik, mohon berikan kritik yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini, dan dalam kesempatan ini saya mengucapkan
terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
ini dan secara khusus saya berterimakasih kepada Ibu Dr. Farihah, M.Pd., selaku
Dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan, karena telah memberikan
bimbingannya kepada saya untuk menyelesaikan tugas CBR ini hingga selesai.

Medan, Maret 2021

Penyusun

Lathifatul Akhfa

i
.DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………... i

DAFTAR ISI………………………………………………………. ii

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………. 1

A. LATAR BELAKANG…………………………………. 1
B. TUJUAN……………………………………………….. 1
C. RUMUSAN MASALAH………………………………. 1
D. IDENTITAS BUKU…………………………………… 1

BAB II: RINGKASAN ISI BUKU……………………………….. 3

A. RINGKASAN ISI BUKU UTAMA……………………. 3


B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING……………….. 17

BAB III: PEMBAHASAN………………………………………… 26

A. KESAMAAN BUKU…………………………………… 26
B. PERBEDAAN BUKU………………………………….. 26
C. KELEBIHAN BUKU…………………………………... 26
D. KEKURANGAN BUKU……………………………….. 27

BAB III: PENUTUP………………………………………………. 28

A. KESIMPULAN…………………………………………. 28
B. SARAN…………………………………………………. 28

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun penjelasan yang ada di
dalamnya kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa,
pembahasan, isi dan lain-lain. Oleh karena itu, Saya membuat CBR ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok
pembahasan mengenai Profesi Kependidikan

B. Tujuan

CBR ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliahProfesi Kependidikan. Selain itu juga untuk mengulas isi dari buku yang di
kritiki. Menjadikan buku sebagai acuan untuk mengetahui apa saja yang dipelajari
dalam mata kuliah Profesi Kependidikan. Dan memperkaya wawasan mengenai
manfaat dalam mempelajari Profesi Kependidikan sehingga sebagai pengajar
nanti kita bisamengimplikasikan ilmu yang kita dapat dari mata kuliah Profesi
kependidikan.

C. Rumusan Masalah
1. Buatlah ringkasan dari masing-masing buku!
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kedua buku tersebut?
D. Identitas Buku
A. Buku Utama
Judul Buku: Profesi Kependidikan “Perspektif Guru Profesional”
Penulis:Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D., Dkk.
Penerbit: PT RajaGrafindo Persada
Cetakan: 1
Tahun Terbit: 2015
Kota Terbit: Jakarta
Jumlah Halaman: 212

1
ISBN: 978-979-769-914-7
Cover:

B. Buku Pembanding
Judul Buku: Profesi Kependidikan Kajian Konsep, Aturan dan Fakta
Keguruan
Penulis: Tustiyana Windiyani, M.Pd., Dkk.
Penerbit: PGSD Universitas Pakuan
Cetakan: 1
Tahun Terbit: 2020
Kota Terbit: Bogor
Jumlah Halaman: 229
ISBN: -
Cover:

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Isi Buku


a. Ringkasan Buku Utama

BAB I HAKIKAT PROFESI GURU

A. Profesi Guru dan Syarat Menjadi Guru


Guru atau tenaga pendidik menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39, ayat 2 tentang Tenaga Kependidikan
dinyatakan bahwa “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar,
melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat”. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dari dua undang-undang tersebut sangat jelas bahwa guru memegang


peranan yang sangat sentral dan strategis dalam proses pembelajaran di sekolah.
Mengingat peran pentingnya tersebut sehingga peran guru sebagai pendidik tak
akan pernah tergantikan oleh peran apa pun.

Mengingat pentingnya peran guru tersebut dalam perubahan dan


pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju dan sejahtera, khususnya menuju
efektivitas pembelajaran yang berkualitas, Fullan seperti di kutip oleh Rizali, Sidi
dan Dharma (2009) menyatakan bahwa: efektivitas pembelajaran baru akan
tercapai apabila kita:

a. Merekrut orang-orang yang terbaik untuk menjadi guru.

b. Lingkungan kerja dibuat nyaman dan kondusif untuk bekerja dan mendorong
guru berkarya agar mereka tidak mencari pekerjaan lain.

3
Menurut Webtby-Gibson (1965) seperti dikutip oleh Suriansyah (2010)
ciri-ciri keprofesian adalah sebagai berikut: 1) diakui oleh masyarakat, 2)
dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik serta
prosedur kerja.

Pendapat lain tentang ciri profesi dikemukakan oleh Ohles seperti dikutip
oleh Suriansyah (2008) yang menyebutkan beberapa kriteria umum yang
menentukan apakah suatu pekerjaan disebut profesi atau tidak, yaitu:

a. pekerjaan itu melakukan pelayanan umum dan vital,

b. pekerjaan itu memiliki pendidikan khusus,

c. anggotanya harus mengontrol pemasukannya ke dalam kelompok terpilih,

d. mereka harus setia mematuhi kode etik yang pelaksanaannya diamati oleh
semua anggota kelompok profesi.

Secara formal, surat Keputusan Mendikbud Tanggal 22 Juni 1983 Nomor


0319/ U/1983 mengatur tentang profesi guru di Indonesia. Dalam hal ini
ditegaskan bahwa profesi guru bukan sekadar pekerjaan khusus, tetapi pekerjaan
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Expertise (Keahlian)

b. Responsibility (Tanggung Jawab)

c. Corporation (Kesejawatan)

B. Apakah Jabatan Guru Dapat Dikatakan Sebagai Profesi

Secara yuridis formal, guru memang merupakan jabatan profesi karena


guru dilihat dan sisi pendidikan, maka seorang guru atau calon guru harus melalui
pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) seperti FKIP,
STKIP atau universitas yang mendapat perluasan mandat untuk menghasilkan
tenaga pendidik dan non tenaga pendidik seperti di Universitas Negeri Malang
(UM Malang), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Yogyakarta

4
(UNY), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Medan
(UNIMED) dan lain-lainnya.

Pada sebagian masyarakat, pengakuan terhadap pentingnya guru dijabat


oleh yang berasal dari pendidikan guru sudah terasa, namun sebagian lainnya
masih semu. Tetapi secara yuridis, pengakuan bahwa jabatan guru sebagai jabatan
profesi sudah tampak dari berbagai aturan yang mensyaratkan sertifikasi pendidik
dan lain-lain seperti disebutkan di atas, yang pada intinya menyebut profesi guru.

Pemerintah secara khusus menyatakan profesi guru sebagai pekerjaan


profesional yang dituangkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD)
Nomor 14 Tahun 2005, Pasal 1 ayat 1 dinyatakan guru adalah pendidik profesional,
selanjutnya pada Pasal 6 disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kode etik jabatan ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah laku


seseorang yang berhubungan dengan profesinya seperti yang diharapkan oleh
masyarakat dan negara. Seperti diuraikan di atas, bahwa jabatan guru adalah
jabatan profesi yang memiliki kode etik jabatan yang menjadi pedoman dan ditaati
oleh segenap anggota profesi tersebut.

C. Syarat Apa yang Harus Dipenuhi Sebagai Seorang Guru

1. Syarat pribadi

Dilihat dari syarat pribadi seseorang dapat menjadi guru apabila memenuhi
beberapa kriteria yaitu Fisik, psikis, dan warak.

2.,Syarat akademis

Syarat akademis seorang guru merupakan sejumlah pengetahuan dan keterampilan


yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mengajar dan mendidik. Secara
singkat tugas mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) aspek yaitu:

a. Merencanakan pembelajaran, mencakup kemampuan akademis

5
b. Melaksanakan pembelajaran,

c. Melakukan dan memberikan bimbingan kepada siswa yang menghadapi


masalah dalam belajar.

d. Melakukan evaluasi pembelajaran

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2002), merumuskan standar kompetensi


(kemampuan) yang harus dimiliki oleh seorang guru SD-MI mencakup 4 (empat)
aspek yaitu:

1.Penguasaan bidang studi. Dalam hal ini mencakup 2 (dua) aspek pokok
penguasaan yaitu:

a. Penguasaan substansi disiplin ilmu yang berkaitan dengan substansi dan


metodologis dasar keilmuan bidang studi di SD. Artinya guru harus menguasai
sosok utuh ilmu yang menjadi sumber bidang studi yang diajarkan di SD-Ml.

b. Penguasaan kurikulum yang berhubungan dengan pemilihan, penataan,


pengemasan dan representasi materi bidang studi.

2. Pemahaman tentang peserta didik, baik tahap perkembangannya sekarang


maupun arah dan tujuan perkembangannya selanjutnya. Hal ini sangat penting
mengingat layanan pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa yang tepat,
efektif dan berkualitas hanya akan dapat dilakukan apabila guru mampu
menyesuaikan proses pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Oleh sebab
itu, pengetahuan tentang peserta didik seperti perkembangan peserta didik,
psikologi pembelajaran, teori belajar, minat dan perhatian harus dikuasai secara
mantap oleh seorang guru.

3. Penguasaan pembelajaran yang mendidik. Pembelajaran yang mendidik ini


adalah pembelajaran yang bukan hanya bertujuan untuk mencapai TIK yang
ditetapkan, tetapi juga bertujuan mencapai yang lebih umum melalui dampak
pengiring dari hasil proses pembelajaran (nurturant effect). Hal ini tercermin dari
perilaku merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta memanfaatkan
hasil evaluasi untuk pengembangan peserta didik.

6
4. Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan. Hal ini tercermin dari sikap
dan kemauan guru untuk selalu memutakhirkan kompetensi profesi dan
penguasaan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sesuai dengan perkembangan
terakhir.

D. Tugas dan Fungsi Guru Serta Indikator Guru yang Profesional

1. Tugas dan Fungsi Guru

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,mengajar dan melatih.


Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterammpilan pada
siswa.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa guru bertugas untuk:

1) Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran

2) Menilai hasil pembelajaran

3) Melakukan pembimbingan dan pelatihan

4) Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, maka guru/tenaga


kependidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 berkewajiban untuk:

1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,


dinamis dan dialogis.

2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu


pendidikan.

3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

2. Tugas Guru

7
Para ahli pendidikan, khususnya yang tergabung dalam tim perumus
Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke-21 (SPTK- 21)
pada tahun 2002, merumuskan beberapa tugas operasional konkret guru sebagai
berikut:

1. Menjabarkan kebijakan dan landasan pendidikan dalam wujud perencanaan


pembelajaran di kelas dan luar kelas.

2. Mengaplikasikan komponen-komponen pembelajaran sebagai suatu sistem


dalam proses pembelajaran.

3. Melakukan komunikasi dalam komunitas profesi, sosial dan memfasilitasi


pembelajaran masyarakat.

4. Mengelola kelas dengan pendekatan dan prosedur yang tepat dan relevan
dengan karakteristik peserta didik.

5. Meneliti, mengembangkan, berinovasi di bidang pendidikan dan pembelajaran


dan mampu memanfaatkan hasilnya untuk pengembangan profesi.

Muijs dan Reynold (2005) menyimpulkan bahwa guru efektif ditandai


dengan perilaku dan kemampuan sebagai berikut:

1. Have a positive attitude (Memiliki sikap positif).

2. Develop a pleasant social/psychological climate in the classroom


(Mengembangkan iklim sosial/psikologis yang menyenangkan di kelas).

3. Have high expectation of what pupils can achieve (Memiliki harapan yang
tinggi dari apa yang siswa dapat mencapai).

4. Communicate lesson clarity (Berkomunikasi secara jelas dalam pelajaran).

5. Practice effective time management (mempraktikkan manajemen waktu yang


efektif).

8
6. Employ strong lesson structuring. Maksudnya dalam konteks ini adalah
bagaimana guru memiliki kemampuan untuk bekerja secara keras dalam
menstruktur pembelajaran secara sekuensis.

7. Use a variety of teaching methods (menggunakan metode pembelajaran yang


variatif).

8. Use and incorporate pupil ideas. Guru dengan indikator ini adalah mereka yang
mau dan mampu menggunakan dan menggabungkan gagasan murid.

9. Use appropriate and varied questioning. Guru efektif dengan indikator ini
adalah guru yang menggunakan pertanyaan secara tepat dan bervariasi.

4. Guru yang Profesional

McNergney dan Carol A. Carrier (1981) menyatakan ada dua tugas dan
perilaku guru yang merupakan refleksi profesional dalam tugas, yaitu mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap siswa (commitment to the student) dan
mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi itu sendiri (commitment to the
profession).

Komitmen pada dasarnya adalah kesediaan seseorang untuk selalu


mengikat diri dan mempertahankan diri dan atau mengeluarkan segala tenaga dan
pikirannya untuk selalu berfokus kepada tugas-tugas organisasi (sekolah) dan
sikap positif yang sangat kuat dan terus-menerus terjaga dari seseorang terhadap
tugas-tugas yang diembankan kepadanya.

Komitmen terhadap profesi mencakup kegiatan yang berkaitan dengan


kualitas dan kuantitas Iayanan yang diberikan kepada siswa-siswanya. Dalam hal
ini ada beberapa indikator yang dapat dilihat untuk mengetahui sejauhmana
kualitas dan kuantitas layanan guru (guru mempunyai komitmen terhadap profesi).

E. Organisasi Guru dan Kode Etik Guru Indonesia

1. Kode Etik Guru

Adapun kode etik jabatan guru adalah sebagai berikut:

9
1) Guru sebagai manusia Pancasilais hendaknya senantiasa menjunjung tinggi dan
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2) Guru selaku Pendidik hendaknya bertekad untuk menciptakan anak-anak dan


jabatannya, serta selalu menjadikan dirinya suri teladan bagi anak didiknya.

3) Setiap guru berkewajiban selalu menyelaraskan pengetahuan dan meningkatkan


kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut.

4) Setiap guru diharapkan selalu memperhitungkan masyarakat sekitarnya, sebab


pada hakikatnya pendidikan itu merupakan tugas pembangunan dan tugas
kemanusiaan.

5) Setiap guru berkewajiban meningkatkan kesehatan dan keselarasan


jasmaniahnya, sehingga berwujud penampilan pribadi yang sebaik- baiknya, agar
dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kode Etik Guru Republik Indonesia

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian


terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada
Undang -Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita- cita
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Kode etik guru bersumber dari nilai-nilai agama dan Pancasila, nilai-nilai
kompetensi pedagogik, nilai kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional. Di samping itu, kode etik juga bersumber dari nilai- nilai
jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan
jasmaniah, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.

2. Organisasi Profesi

Di Indonesia telah dikenal berbagai organisasi profesi yang telah kuat dan
mapan sebagai organisasi profesi. Beberapa organisas profesi tersebut seperti
organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Advokat Indonesia (IAI), Ikatan

10
Pembimbing Indonesia (IPBI) dan lain- lain. Untuk organisasi guru telah kita
kenal lama adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

BAB 2 BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan konseling merupakan dua kata yaitu “bimbingan” dan kata


“konseling”, kedua kata tersebut merupakan kata majemuk yang dirangkaikan
untuk memberikan makna yang kuat bahwa proses bimbingan tidak akan dapat
berjalan dengan baik dan berhasil maksimal tanpa dibarengi dengan konseling.
Sangat banyak pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian
bimbingan dan konseling, meskipun berbagai pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli terkadang seakan-akan terdapat perbedaan sesuai dengan sudut
pandangnya masing-masing, tetapi umumnya memiliki titik persamaan yang
mempertemukan antara satu pengertian dengan pengertian lainnya. Secara
etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “Bimbingan”
(Guidance) dan “Konseling” (Counseling). Meskipun demikian sebenarnya dalam
pelaksanaannya di sekolah, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya merupakan bagian integral yang
saling berkaitan.

Para ahli lain seperti Bernard & Fullmer (1985), memberikan pengertian
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi
setiap individu”. Pengertian ini merujuk kepada upaya konselor membantu
kliennya agar dapat meningkatkan pewujudan diri individu atau dalam bahasa lain
sering disebut sebagai upaya membantu individu untuk mengaktualisasikan
potensi dirinya secara nyata dalam kehidupan di lingkungannya.

Sementara ahli lain Mathewson (1969), mengemukakan bahwa bimbingan


sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang
sistematik. Pengertian yang dikemukakan oleh Mathewson melihat bimbingan
sebagai proses pendidikan dan pengembangan. Proses pendidikan dan
pengembangan sebenarnya sangat luas, tetapi Mathewson melihatnya dalam
perspektif bimbingan proses pendidikan yang menekankan pada proses belajar.

11
Dengan demikian, maka pengertian ini menekankan sebagai bentuk pendidikan
dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar
yaitu terjadinya proses perubahan perilaku.

Dari beberapa pengertian bimbingan di atas dapat dikatakan bahwa ada


beberapa indikator sebuah kegiatan dapat dikatakan sebagai proses bimbingan
yang dilakukan oleh seorang guru pembimbing atau juga oleh konselor sebagai
berikut:

a. suatu proses yang berkelanjutan (berkesinambungan),

b. suatu proses membantu individu atau sekelompok individu,

c. bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat
mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan
kemampuan atau potensinya,

d. kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat


memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya,
dan

e. bantuan yang diberikan tidak memberikan satu keputusan pemecahan masalah


akan tetapi mengarah kepada pemahaman individu pada masalah yang
dihadapinya, sehingga individu dapat mengambil keputusan sesuai dengan
kemampuannya sendiri dan mampu menanggung risiko yang akan dihadapinya
kelak.

James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976), memberikan makna


konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana
yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik
memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang Berdasarkan
pengertian-pengertian seperti yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa
kegiatan konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pada umumnya dilaksanakan secara individual.

b. Umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka atau face to

12
face.

c. Merupakan sarana yang tepat dalam keseluruhan program bimbingan dan alat
utama dalam kegiatan bimbingannya adalah wawancara.

d. Pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli. Secara profesional artinya


dilakukan oleh orang yang berkompeten di dalam bidangnya yaitu konseling.

e. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan


masalah yang dihadapi klien.

f. Individu yang menerima layanan ( klien ) akhirnya mampu memecahkan


masalahnya dengan kemampuannya sendiri. Pengambilan keputusan menjadi
tanggung jawab klien.

Secara singkat bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai sebuah


pelayanan dan pemberian bantuan kepada peserta didik baik individu/ kelompok
agar tumbuh kemandirian dan perkembangan hubungan pribadi, sosial, belajar,
karier dapat secara optimal.

B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh


dan mandiri, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai
kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain
mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani
masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara
tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua
siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara
penuh (Mortensen & Schemuller, 1969)

1. Peranan BK dalam Proses Pembelajaran di Sekolah

Guru bimbingan konseling berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan


pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan, seperti tertera
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

13
Nasional, Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa
setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai


masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam
kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di
sekolah adalah membantu siswa:

a. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar


yang tinggi.

b. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya


pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.

c. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.

d. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

e. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan


pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.

f. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-


emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan
terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan
yang lebih luas.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayan bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi, yaitu (1)


fungsi pencegahan (preventif), (2) pemahaman, (3) pengentasan, (4)
pemeliharaan,(5) penyaluran, (6) penyesuaian, (7) pengembangan dan (8)
perbaikan (kuratif), serta (9) advokasi.

14
C. Prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Prinsip-prinsip BK

Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam


menjalankan program pelayanan bimbingan. Menurut Prayitno dan Amti (1994)
prinsip bimbingan konseling yaitu rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien,
tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan.

Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling mencakup


prinsip sasaran layanan, prinsip permasalahan individu, prinsip program
pelayanan dan yang terakhir prinsip tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Apabila
keempat prinsip tersebut dilaksanakan secara utuh maka layanan bimbingan dan
konseling akan tercapai sesuai keinginan konselor dan klien.

BAB 3 ADMINISTRASI SEKOLAH

A. Pengertian Administrasi Pendidikan di Sekolah

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Makna administrasi yang sebenarnya jauh lebih luas dari apa yang pernah
kita dengar atau kita persepsi selama ini. Untuk melihat pemahaman yang
mendalam tentang makna administrasi tersebut mari kita diskusikan beberapa
pendapat para ahli tentang makna pentingnya administrasi di suatu lembaga dan
apa sebenarnya administrasi itu. Dengan demikian, kita dapat menguji
pemahaman kita selama ini, sudah tepat atau malah salah kaprah tentang
administrasi.

Dalam setiap organisasi, apa pun bentuk dan jenisnya, administrasi dan
manajemen menempati kedudukan sentral dan menentukan dalam pembinaan dan
pengembangan serta keberhasilan kegiatan kerja sama. Oleh karena itulah,
administrasi telah dan selalu akan dikaji secara ilmiah. Administrasi sebagai
disiplin ilmu telah dikaji secara mendalam dan intensif secara teoretis maupun

15
praktis tentang rangkaian perilaku berkaitan dengan kegiatan pengendalian,
pengelolaan dan usaha kerja sama dalam mencapai suatu tujuan.

2. Pengertian Administrasi dan Administrasi Pendidikan

Administrasi menurut asal katanya berasal dari bahasa Latin yang terdiri
dari AD+MINISTRARE yang berarti melayani, membantu dan memenuhi. Dari
perkataan itu terbentuk kata benda ADMINISTRATIO dan kata sifat
ADMINISTRATIVUS yang kemudian dikenal dalam bahasa lnggris
ADMINISTRATION. Perkataan ini selanjutnya diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia menjadi Administrasi.

Di Indonesia selain istilah yang berasal dan bahasa lnggris tersebut juga
dikenal yang berasal dan bahasa BelAnda yaitu Administrate yang mengandung
arti hanya sebagian dari pengertian administrasi yaitu hanya diartikan dengan
ketatausahaan (Clerical work). Ketatausahaan mengandung arti kegiatan
penyusunan keterangan-keterangan secara sistematik dan pencatatan-pencatatan
secara tertulis semua keterangan yang diperlukan, dengan maksud memperoleh
suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan
dalam hubungannya satu sama lainnya. Fungsi dari kegiatan ketatausahaan itu
adalah: melakukan pencatatan tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam
organisasi untuk digunakan sebagai bahan informasi bagi pimpinan. Pengertian
administrasi sebagai kegiatan ketatausahaan ini adalah pengertian administrasi
dalam arti sempit.

Administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses pengelolaan dan


pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang pada lembaga pendidikan yaitu
kepala sekolah, guru, murid, karyawan bahkan orangtua murid dengan
mendayagunakan berbagai sumber dan metode serta alat tertentu untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B. Fungsi Administrasi

fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, menurut cara


pandang dan latar belakang filosofis mereka masing-masing.

16
1. Fayol : Planning, organizing, commanding, coordinating and controlling.

2. GulHck : Planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting and


budgetting.

3. Newman: Planning, organizing, assembling resource, directing and controlling.

4. Sears : Planning, organizing, allocating, coordinating and evaluating.

5. Assa : Planning, allocating, stimulating, coordinating, and evaluating

6. Gregg: Decision making, planning, organizing, communication, influencing,

coordinating and evaluating.

7. Campbell: Decision making, programming, coordinating, and appraising.

Dalam diskusi kita pada bagian ini, tidak menguraikan seluruh fungsi-
fungsi di atas, tetapi hanya beberapa fungsi yang memang mutlak ada dalam
setiap kegiatan proses manajemen yaitu planning, organizing, directing,
coordinating, controlling dan communicating.

C. Kegiatan-kegiatan Administratif Guru di Sekolah

Pada bagian ini akan diuraikan secara singkat tentang beberapa aspek yang
tergolong dalam kegiatan pengelolaan dalam administrasi pendidikan, khususnya
dalam bidang garapan administrasi sekolah yang mencakup: “Pengelolaan
pengajaran, pengelolaan kepegawaian, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan
keuangan, pengelolaan alat pengajaran, pengelolaan perlengkapan dan
pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat”.

B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Pengertian Profesi

Istilah profesi mungkin sering Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari.


Terkadang masyarakat di lapangan sering menyebut pekerjaan sebagai profesi.
Ada banyak pengertian dari kata profesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

17
(KBBI), profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Hal ini
memperlihatkan bahwa meskipun profesi itu merupakan sebuah pekerjaan, namun
tidak semua pekerjaan merupakan perofesi.

Sama halnya dengan KBBI, Djam Satori (2003: 1-2) menyatakan bahwa
profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)
dari para anggotanya. Dua definisi ini memiliki kata kunci yang sama yaitu
adanya keahlian.

B. Ciri- ciri Profesi

Profesi dan pekerjaan merupakan dua istilah kata dengan makna berbeda.
Sebuah fakta yang mengejutkan karena sebagian besar orang sering salah kaprah
dalam mengucap atau memakai kedua istilah tersebut. perbedaan profesi dan
pekerjaan terletak pada segi penguasaan dan disiplin etika dalam menerapkan
keahlian, keterampilan serta pendidikan yang sudah ditempuh. Profesi jauh lebih
kompleks dan luas dari segi pengertian, adapun contohnya seperti dokter, insinyur,
programmer, hakim, pengacara ataupun penasihat keuangan.

Ornstein dan Levine menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang
sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:

1. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang


hayat ( tidak berganti-ganti pekerjaan).

2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak


ramai (tidak setiap orang dapat melakukan).

3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik (teori baru
dikembangkan dari hasil penelitian).

4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.

5. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan masuk


(untuk menduduki jabatan tersebut memerlkan izin tertentu atau ada persyaratan
khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya)

18
6. Otonomi dalam membuat putusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak
diatur oleh orang lain). Dst

Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi jika pekerjaan tersebut


dalam proses pelaksanaannya memenuhi ciri-ciri tertentu. Menurut Rachman Nata
Widjaja dalam Djaman Sutari (2003:1.4) pekerjaan bisa disebut profesi hanya jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Ada standar kerja yang baku dan jelas.

b) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan


program dan jenjang pendidikan yang baku serta bertanggung jawab tentang
pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.

c) Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan


dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya. Dst.

C. Profesi Kependidikan

Kata kependidikan dalam KBBI bergabung dengan kata tenaga, menjadi


tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota masyarakat
yang mampu mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai
dengan keahliannya, yang bertugas sebagai pembimbing, pengajar, peneliti,
pengelola, atau administrator pendidikan.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,


dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Dari pengertian profesi dan tenaga kependidikan
maka dapat disimpulkan bahwa profesi kependidikan adalah pekerjan-pekerjaan
bidang yang dilandasi pendidikan keahlian dalam penyelenggaraan pendidikan.
adapun yang termasuk ke dalam profesi kependidikan yaitu: guru, dosen, Kepala
Sekolah, Stap TU, Pustakawan, dan istilah lain yang berperan dalam proses
penyelenggaraan Pendidikan.

D. Profesi Keguruan

19
Istilah profesi telah dibahas sebelumnya yaitu bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
Sedangkan keguruan dalam KBBI diartikan sebagai perihal (yang menyangkut)
pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran. Sehingga menurut KBBI profesi
keguruan yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi Pendidikan keahlian tentang
pengajaran, pendidikan dan metode pengajaran. Ciri-ciri profesi adalah sebagai
berikut:

1. Standar untuk kerja

2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut


dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab.

3. Organisasi profesi

4. Etika dan kode etik profesi

5. Sistem imbalan

6. Pengakuan masyarakat

Robert W.Rickey dalam Djaman Satori dkk(2003:119) mengemukakan


ciri-ciri profesi keguruan adalah:

1. Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan


kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.

2. Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan
untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi
anggota organisasi guru.

3. Bahwa para guru dituntut untuk memilikipemahaman serta keterampilan yang


tinggi dalam hal bahan ajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan.

4. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki peblikasi profesional


yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan slalu
mengikuti perkembangan yang terjadi.

20
5. Bahwa para guru, selalu diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus,
workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan “in
srvice”.

6. Bahwa para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career)

7. Bahwa para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional
maupun lokal.

Ciri-ciri profesi kependidikan juga diuangkapkan oleh National


Association of Education (NEA) atau Asosiasi Pendidikan Nasional. NEA adalah
serikat pekerja dan kelompok kepentingan profesional terbesar di Amerika Serikat.
Serikat ini mewakili guru sekolah umum dan personel pendukung lainnya, staf
pengajar dan staf di perguruan tinggi dan universitas, pensiunan pendidik, dan
mahasiswa yang bersiap untuk menjadi guru.

BAB II SYARAT DAN KOMPETENSI GURU PROFESIONAL

A. Pengertian Profesional

Profesional merupakan kata yang akhir-akhir ini sering didengungkan di


kalangan para guru dan kalangan pendidik pada umumnya. Dalam KBBI (cetakan
V) kata professional memiliki 3 makna, yaitu

1. Bersangkutan dengan profesi

2. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya

3. Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya

Kata profesional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafruddin


Nurdin (225), diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan
lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai prangkat dasar
untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Istilah "Profesional" diadaptasikan dari istilah bahasa Inggris yaitu


Profession yang berarti pekerjaan atau karir. Menurut Kamus Dewan Bahasa dan
Pustaka (Edisi Empat),

21
Dalam UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB I
ketentuan umum disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

B. Syarat-syarat Guru Profesional

Berbicara tentang syarat-syarat guru profesional maka kita harus lebih


banyak membaca peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kita,
Indonesia. UU Guru dan Dosen BAB IV tentang guru, Bagian Kesatu, Kualifikasi,
Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8 mengatakan bahwa “Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya pada pasal 9 disebutkan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau
program diploma empat.

Semakin berkembangnya tekhnologi di dunia saat ini memungkinkan


semakin mudahnya setiap masyarakat untuk mengakses informasi apapun di dunia.
Hal ini menyebabkan perkembangan di segala bidang semakin pesat.
Perkembangan tersebut tidak hanya yang bersifat positif akan tetapi meliputi yang
negative pula. Seorang guru di zaman ini memiliki tantangan yang sangat besar
dalam menjalankan perannya. Maka guru masa kini harus memiliki kompetensi
yang mumpuni untuk menghadapi tantangan tersebut. Mengingat guru adalah
ujung tombak dari tujuan pendidikan. Jika tombaknya tumpul maka ia tidak akan
mampu menembus sasaran.

Selain memiliki kualifikasi akademik yang telah ditetapkan seorang guru


juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

22
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang professional
adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi professional (UU No 14 tentang guru dan dosen BAB IV pasal 10).

BAB III KEWAJIBAN, HAK DAN TUGAS UTAMA GURU


PROFESIONAL

A. Kewajiban Guru Profesional

Dalam UU Guru dan Dosen BAB IV bagian kedua pasal 20 tentang guru,
diuraikan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru
berkewajiban:

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,


serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi


secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis


kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,


serta nilai-nilai agama dan etika, dan

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Hak Guru Profesional

Setelah melaksanakan kewajiban maka guru memiliki hak-hak tertentu.


Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:

1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan


kesejahteraan sosial.

23
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan


intelektual.

4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk


menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. Dst.

C. Tugas Utama Guru

Guru mempunyai tugas pokok atau utama yaitu mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru, pasal 1). Adanya penyebutan “utama” ini mengisyaratkan bahwa
porsi perhatian yang tertinggi harus dicurahkan pada tugas utama tersebut. Tugas-
tugas utama tersebut adalah:

1. Mendidik, Tugas guru sebagai pendidik merupakan tugas yang boleh dikatakan
cukup rumit. Tugas mendidik berkaitan dengan sikap dan tingkah laku (afektif)
yang akan dikembangkan pada siswa. Mendidik berarti mengubah tingkah laku
siswa ke arah yang lebih baik.

2. Mengajar, Kata mengajar mungkin bukan kata yang asing untuk seorang guru.
Meski begitu terkadang banyak orang yang memiliki batasan sendiri dalam hal
pengertiannya. Di era revolusi industri seorang guru lebih diarahkan untuk
menjadi fasilitator dibandingkan dengan menjadi pengajar. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa guru adalah activator.

3. Membimbing, Dalam KBBI kata membimbing [mem·bim·bing] merupakan


kata kerja yang berasal dari kata dasar bimbing. Membimbing memiliki beberapa
pengertian yaitu: 1). memegang tangan untuk menuntun; memimpincontoh: 'ia
berjalan sambil membimbing kakeknya yang buta' 2). memberi petunjuk

24
(pelajaran dsb); mengasuh (Kata kiasan) contoh: 'terutama orang tualah yang
berkewajiban membimbing anak-anaknya ke jalan yang benar' 3). memberi
penjelasan lebih dulu (tentang sesuatu yang akan dirundingkan dan sebagainya)
(Kata kiasan)

4. Melatih, Arti kata melatih [me·la·tih] menurut KBBI merupakan kata kerja
( kata verbia) yang berasal dari kata dasar latih. Melatih memiliki pengertian
mengajar seseorang dan sebagainya agar terbiasa (mampu) melakukan sesuatu;
membiasakan diri (belajar);

5. Mengarahkan, Kata mengarahkan [meng·a·rah·kan] menurut KBBI merupakan


kata kerja yang berasal dari kada dasar arah.

6. Menilai, Kata menilai [me·ni·lai] menurut KBBI merupakan kata kerja yang
berasal dari kata dasar nilai.

7. Mengevaluasi, Kata mengevaluasi [meng·e·va·lu·a·si] menurut KBBI berasal


dari kata dasar evaluasi.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Persamaan Buku
Berdasarkan hasil resensi yang dilakukan oleh reviewers, maka
reviewers menemukan beberapa kesamaan yang dimiliki oleh kedua buku,
kesamaan antara buku utama dan buku pembanding tersebut diantaranya:

25
1. Buku utama dan buku pembanding merupakan buku yang
membahasdan mempelajari topik mengenai Profesi Kependidikan .
2. Pada setiap bab dalam kedua buku memiliki kesamaan dalam
pembahasannya, seperti pengertian profesi, tugas dan wewenang guru,
dll.
3. Tebal buku dan jumlah halaman kedua buku hampir sama yaitu sekitar
± 200 halaman.
B. Perbedaan Buku

Berdasarkan hasil resensi yang dilakukan oleh reviewers, maka


reviewers menemukan beberapa perbedaan yang dimiliki oleh kedua buku.
Perbedaan kedua buku ini diantaranya:

1. Buku utama lebih membahasmengenai perspektif guru profesional.


Sedangkan buku pembanding lebih membahas kepada kajian konsep,
aturan dan fakta keguruan dalam profesi kependidikan.
2. Buku utama memiliki bab yang lebih sedikit daripada buku
pembanding, yaitu sebanyak 5 bab dan buku pembanding 9 bab.
3. Dari segi materi, buku pembanding memiliki pembahasan yang lebih
kompleks dari pada buku utama.
C. Kelebihan Buku
A. Kelebihan Buku Utama
1. Dari segi cover, buku utama memiliki coveryang bagus dan sesuai
dengan jenis buku.
2. Dari segi identitas, identitas buku lengkap, karena terdapat ISBN,
tahun terbit, penulis, dan kota terbit.
3. Dari segi pembahasan, pembahasan buku sudah baik karena materi
yang disampaikan sudah jelas dan berkesinambungan antar
paragraf
4. Dari segi bahasa, bahasa yang digunakan sudah baik, karena
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga
mudah dipahami oleh pembaca.
B. Kelebihan Buku Pembanding

26
1. Ditinjau dari cover, cover buku menarik karena manggunakan
warna yang kontras dan sesuai dengan jenis buku.
2. Dari aspek bahasa, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
yang baik dan benar sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
3. Dari segi pembahasan, pembahasan pada buku ini sudah jelas,
karena setiap bab yang disampaikan jelas dan padat.
D. Kekurangan Buku
A. Kekurangan Buku Utama
Secara keseluruhan buku utama sudah baik, namun terdapat
beberapa kekurangan, kekurang buku utama adalah:
1. Pada buku versi ebook, format buku hanya tersedia dalam bentuk pdf,
namun pdf dibuat terlalu kecil, sehingga terdapat kesulitan jika ingin
mencetak buku ini.
2. Pembahasan yang disampaikan terlalu oanjang, sehingga dapat membuat
pembaca menjadi bosan ketika membaca buku ini.
B. Kekurangan Buku Pembanding

Secara keseluruhan buku pembanding sudah baik, namun ada


beberapa kekurangan yang dimiliki oleh buku. Kekurangan-kekurangan
buku pembanding diantaranya adalah:

1. Buku pembanding membahas mengenai profesi guru sd, tidak seluruh


profesi guru mulai dari, TK, PAUD, SD, SMP, SMA.
2. Dari segi identitas, identitas buku tidak lengkap, karena tidak memiliki
ISBN.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil resensi yang dilakukan oleh reviewers, maka reviewers


menyimpulkan, bahwa kedua buku sangat baik digunakan untuk dijadikan sebagai

27
referensi dan literatur bagi kita mahasiswa khususnya dalam mempelajari mata
kuliah mengenai profesi kependidikan. Sehingga kita dapat mudah memahami dan
mengimplikasikan ilmu yang kita dapat dari kedua buku ini.

B. Saran

Sebaiknya kekurangan yang ada pada kedua buku ini dapat


dipertimnbangkan oleh penulis, sehingga pada cetakan selanjutnya dapat lebih
baik lagi dan semakin diminati oleh para pembaca seperti mahasiswa, pelajar dan
siapapun yang sedang mempelajari mengenai profesi kependidikan dan
mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

28
DAFTAR PUSTAKA

Suriansyah Ahmad, dkk. 2015. Profesi Kependidikan “Perspektif Guru


Profesional”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Windiyani Tustiyana, dkk. 2020. Profesi Kependidikan Kajian Konsep, Aturan


dan Fakta Keguruan. Bogor: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Pakuan.

29

Anda mungkin juga menyukai