Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN
“ PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ”
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan Yang
Diampu Oleh Bapak Paningkat Siburian dan Anada Leo Virganta.

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Muhammad Akbar ( 5193111006 )


Kelas : PTB Reg B 2019
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu : Prof.Dr. Paningkat Siburian, M.Pd.
Anada Leo Virganta, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa. Karena dengan rahmat-
Nya, Saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini yang berjudul “ Peranan Guru dalam
Manajemen Pendidikan ” tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan Makalah ini yaitu sebagai pelengkap mata kuliah Profesi
Kependidikan, yang menjadi salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan pegangan
didalam proses belajar mengajar Pada mata kuliah Profesi Kependidikan, serta dengan
harapan untuk memotivasi saya Pribadi dan para pembaca lainnya, sehingga mampu
memahami segala pembahasan dan manfaatnya yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Saya juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, Makalah yang
saya buat ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, Saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
(1) Prof.Dr.Paningkat Siburian,M.Pd., dan Anada Leo Virganta,S.Pd,.M.Pd., selaku dosen
pengampu mata kuliah Profesi kependidikan yang telah membimbing.
(2) Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan material dan moral dalam
penyelesaian tugas ini.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu
Saya mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah saya ini yang akan datang. Harapan Saya semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
memenuhi harapan dari berbagai pihak.

Medan, April 2020


Penulis

Muhammad Akbar
PTB Reg B 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................3


B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................5

A. Peranan Guru dalam Pengelolaan Kurikulum.........................................................5


B. Peranan Guru dalam Pengelolaan Peserta Didik.....................................................10
C. Peranan Guru dalam Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Pendidik..........................10
D. Peranan Guru dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana.........................................12
E. Peranan Guru dalam Pengelolaan Keuangan...........................................................13
F. Peranan Guru dalam Pengelolaan Layanan Khusus................................................14
G. Peranan Guru dalam Pengelolaan Ketatausahaan....................................................14
H. Peranan Guru dalam Pengelolaan Mitra Sekolah dalam Masyarakat......................15
I. Bahan Observasi atau Angket dari Tugas dan Tanggungjawab Guru.....................16

BAB III PENUTUP...................................................................................18

A. Kesimpulan.............................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah guru pada saat ini mengalami penciutan makna. Guru adalah orang yang
mengajar di sekolah. Orang yang bertindak seperti guru, Seandainya dia berada di suatu
lembaga kursus atau pelatihan tidak disebut guru, tetapi tutor atau pelatih. Padahal mereka itu
tetap saja bertindak seperti guru. Mengajarkan hal-hal baru pada peserta didik.
Terlepas dari penciutan makna, peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat
diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke mana
manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia adalah makhluk
lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai
meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat
mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal. Minat, bakat, kemampuan,
dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa
bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu,
karena antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama kali
membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan
membantu menulis secara benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani
berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap
perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air
kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Guru-lah yang
menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat,
dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran,kreatifitas dan profesionalisme.
Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki perananan dan fungsi yang sangat
penting pada manajemen pendidikan ( sekolah ) dalam membentuk kepribadian anak, guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), Serta Mensejahterakan
Masyarakat, Kemajuan Negara dan Bangsa.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah Saya bahas sebelumnya, maka saya dapat mengambil
sebuah rumusan masalah diantara lain sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Tugas dan Tanggung Jawab Guru bidang studi untuk membantu
manajer pendidikan sekolah, dalam mengelolah masing-masing substansi administrasi
pendidikan !
2. Sebutkan Tugas dan Tanggung Jawab guru dalam Manajemen Pendidikan ( sekolah ) ?
3. Bagaimana Bahan Observasi dan Tanggungjawab Guru di Sekolah ?

C. Tujuan Masalah

Adapun Tujuan dari makalah ini yang saya buat antara lain sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Tugas dan Tanggung Jawab Guru bidang studi untuk
membantu manajer pendidikan sekolah, dalam mengelolah masing-masing substansi
administrasi pendidikan.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Tugas dan Tanggung Jawab guru dalam Manajemen
Pendidikan ( sekolah ).
3. Untuk Memahami Bahan Observasi yang telah dibuat.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah saya ini tentang Jenis-jenis Profesi dibidang Pendidikan,
adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Acuan atau Referensi bagi setiap Mahasiswa lain yang akan mempelajari
materi Saya ini tentang Peranan Guru dalam Manajemen Pendidikan.
2. Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan.
3. Sebagai sarana atau sumber pemberian informasi bagi pembaca dan masyarakat
Umum tentang Peranan Guru dalam Manajemen Pendidikan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Guru Dalam Pengelolaan Kurikulum

Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara


yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral-desentral.

1. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi


Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan dalam
perancangan, dan evalusasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam
kurikulum mikro. Kurikulum mikro disusun oleh tim atau komisi khusus, yang terdiri atas
para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun
kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan,
beberapa minggu ataupun beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun, satu semester, atau
satu catur wulan disebut juga program tahunan, semesteran, catur wulanan, sedangkan
kurikulum untuk beberapa minggu atau hari, disebut satuan pelajaran. Program tahunan,
semesteran, catur wulanan, ataupun satuan pelajaran memiliki komponen yang sama yaitu
tujuan, bahan pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan evaluasi, hanya keluasan dan
kedalamannya berbeda-beda.
Tugas gurulah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun
bahan peljaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memiliki
metode dan media mengajar yang bervariasi, serta menyusun program dan alat evaluasi yang
tepat. Suatu kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan sangat memudahkan guru
dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan berstruktur, tetapi guru
masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.
Guru juga berkewajiban untuk menjelaskan kepada siswanya tentang apa yang dicapai
pada pelajarannya. Ia juga hendaknya melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan
motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif dan kooperatif, memberikan pengarahan dan
bimbingan. Guru memberikan tugas-tugas individual atau kelompok yang akan memperkaya
dan memperdalam penguasaan siswa. Dalam kondisi ideal guru juga berperan sebagai
pembimbing, berusaha memahami secara seksama potensi dan kelemahan siswwa, serta
membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.

5
2. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah ataupun
kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukkan
bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini
didasarkan atas karakteristik, kebutuhan perkembangan daerah serta kemampuan sekolah
tersebut. Dengan demikiran kurikulum terutama isinya sangat beragam tiap sekolah atau
wilayah mempunya kurikulum sendiri, tetapi kurikulum ini cukup realistis.
Bentuk kurikulum seperti ini mempunyai beberapa kelebihan di samping juga
kekurangan. Kelebihannya diantara lain :
 Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat
 Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan
professional, finansial maupun manajerial
 Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam
pelaksanannya.
 Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri,
mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi
semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Sementara itu, kelemahannya adalah :
 Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman, demi
persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini kurang tepat
 Tidak adanya standar penilaian yang sama, sehingga sukar untuk diperbandingkan
keadaan dan kemajuan syartu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnya.
 Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah atau wilayah lain.
 Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional.
 Belum semua sekolah atau daerah yang mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri.
3. Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentral-desentral
Pengembangan kurikulum ini bertujuan untuk mengatasi kedua bentuk kurikulum
tersebut, bentuk campuran antara keduanya bisa digunakan, yaitu bentuk sentral-desentral.
Beberapa waktu yang lampau di perguruan tinggi di Indonesia memakai model
pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi. Tiap universitas, institut, atau akademi
memiliki otonomi untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri, satu berbeda

6
dengan yang lainnya. Dewasa ini kadar desentralisasinya mulai berkurang, dengan adanya
usaha-usaha ke arah penyeragaman. Untuk beberapa perguruan tinggi sejenis dikembangkan
kerangka kurikulum dan kelompok-kelompok mata kuliah program inti yang seragam.
Dalam kurikulum yang dikelola secara desentralisasi dan juga yang sentral-desentral,
peranan guru dalam pengembangan kurikulum ini jauh lebih besar dibandingkan dengan yang
dikelola secara sentralisasi. Guru-guru juga turut berpartisipasi, bukan hanya menjabarkan
kurikulum induk ke dalam program tahunan, program semester, catur wulan maupun ke
dalam satuan pelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum secara keseluruhan untuk
sekolahnya. Guru-guru juga ikut andil dalam merumuskan setiap komponen dan unsur dari
kurikulum itu sendiri sehingga mereka mempunyai perasaan turut memiliki kurikulun dan
terdorong untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya dalam pengembangan
kurikulum1[7].
Karena itulah guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikutsertakan,
mereka akan memahami dan betul-betul menguasai kurikulumnya, dengan demikian
pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru bukan hanya
berperan sebagai pengguna, tetapi sebagai perencana, pemikir, penyusun, pengembang,
pelaksana, dan evaluator kurikulum2[8].
Sedangkan menurut Murray Printr sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya,
peran guru dalam pengembangan kurikulum di dalam tatanan kelas adalah sebagai berikut:
1.      Peran guru sebagai pelaksana (implementer) kurikulum
Sebagai implementer, guru berperan untuk menjalankan kurikulum yang sudah ada.
Guru tidak mempunyai ruang untuk menentukan isi kurikulum maupun target dari kurikulum
itu sendiri. Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima berbagai kebijakan perumus
kurikulum yang dirancang secara terpusat oleh Garis-garis Besar Program Pengajaran. Dalam
GBPP yang berbentuk matriks telah ditentukan mulai dari tujuan yang harus dicapai, materi
yang harus disampaikan, metode dan media yang harus digunakan, dan sumber belajar serta
bentuk evaluasi sampai kepada penentuan waktu kapan materi pelajaran harus disampaikan
semuanya telah ditentukan oleh pemerintah pusat sebagai pemegang kebijakan3[9].
Dalam pengembangan kurikulum guru dianggap sebagai tenaga teknis yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan berbagai ketentuan yang sudah ada. Oleh karena itu

7
tingkat kreativitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah. Guru
tidak terpacu untuk melakukan berbagai pembaharuan dalam pengembangan kurikulum.
Mengajar bukan dianggapnya sebagai pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau
tugas keseharian.
2.   Peran guru sebagai penyelaras (adapter) kurikulum
Sebagai adapter, guru berperan sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik
kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam pengembangan ini guru diberikan
kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah
dan kebutuhan lokal. Dalam kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
misalnya para perancang kurikulum hanya menetukan standar isi sebagai standar minimal
yang harus dicapai, seperti apa implementasinya, kapan waktunya, dan hal-hal teknis lainnya
ditentukan seluruhnya oleh guru. oleh karena itu, peran guru sebagai adapter lebih luas
cakupannya dibandingkan dengan peran guru sebagai implementer.
3.   Peran guru sebagai pengembang (developer) kurikulum
Sebagai developer, guru sebagai pengembang kurikulum mempunyai wewenang
dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi
pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, tetapi juga dapat menentukan metode dan
strategi apa yang akan dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai
pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan
karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan
siswa. Pelaksanaan peran ini dapat di lihat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal
dalam sebagai bagian dari struktur KTSP. Pengembangan kurikulum muatan lokal
sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing tiap satuan pendidikan karena kurikulum
muatan lokal antar sekolah berbeda-beda. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing sekolah.
4.   Peran guru sebagai peneliti (researcher) kurikulum
Sebagai researcher, sebagai fase terakhir adalah peran guru sebagai peneliti
kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki
tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam peran sebagai peneliti,
guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya
menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektivitas program, menguji strategi dan model
pembelajaran, dan termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target
kurikulum. Salah satu metode yang disarankan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu metode penelitian yang berangkat dari masalah yang dihadapi
8
guru dalam implementasi kurikulum. Dengan penelitian ini, guru dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya. Dengan demikian, dengan PTK bukan saja dapat menambah wawasan
keilmuwan guru, tetapi guru juga dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.4[10]
Dari dua pendapat di atas, menurut penulis, secara substansi tidak ada perbedaan,
seperti halnya peran guru sebagai pelaksana kurikulum (implementer) seperti yang
dikemukakan oleh Murray Printr itu sama dengan peran guru dalam pengembangan
kurikulum yang bersifat sentralisasi sebagaimana pendapat Nana Syaodih Sukmadinata, di
mana peran guru dalam pengembangan kurikulum hanya sebagai pelakasana dari kurikulum
yang telah disusun oleh tim khusus di tingkat pusat. Guru tidak mempunyai ruang untuk
menentukan isi kurikulum maupun target dari kurikulum itu sendiri. Begitu juga dengan
peran guru sebagai penyelaras (adapter) itu juga sama dengan peran guru dalam
pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi, di mana dalam pengembangan ini
guru diberikan wewenang untuk menyusun dan menyesuaikan kurikulum yang sudah ada
sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan daerah serta kemampuan sekolah
tersebut.
Sedangkan peran guru sebagai pengembang (developer) dan peran guru sebagai
peneliti (researcher) secara substansi itu juga sama dengan peran guru dalam pengembangan
kurikulum yang bersifat sentral-desentral, di mana peran guru dalam pengembangan
kurikulum ini jauh lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi maupun
desentralisasi, guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran dari siswa, tetapi
juga dapat menentukan metode, dan strategi apa yang akan dikembangkan serta bagaimana
mengukur keberhasilannya.  
Dalam konteks pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam, merupakan
tuntutan peran yang harus diperankan oleh guru adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai
ilahiyah yang selaras dengan nilai-nilai Islam terhadap mental peserta didik, nilai ilahiyah
tersebut berkaitan dengan konsep tentang ke-Tuhan-an dan segala sesuatu bersumber dari
Tuhan. Nilai ilahiyah berkaitan dengan nilai Imaniyah, Ubudiyah dan Muamalah. Dalam hal
ini guru harus berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan diri peserta didik terhadap
nilai-nilai tersebut.
Peran guru dalam menumbuhkan nilai-nilai ilahiyah akan lebih meningkat apabila
disertai dengan berbagai perubahan, penghayatan, dan penerapan strategi dengan
perkembangan jiwa peserta didik yang disesuaikan dengan jiwa peserta didik. Dengan

9
demikian, guru PAI haruslah melakukan berbagai upaya dalam pengembangan kurikulum
PAI dengan berbagai cara yang bersifat adoptif, adaptif, kreatif, dan inovatif.

B. Peranan Guru Dalam Pengelolaan Peserta Didik

Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki teratas, artinya setiap guru
harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelayanan peserta didik di sekolah, sebagai berikut :
 Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya;
 Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bagi peserta didik baru tentang kelas
dan program studi;
 Evaluasi dan pelaporan kemajuan peserta didik.
 Program bagi peserta didik yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran perbaikan
dan pengajar luar biasa.
 Pengendalian disiplin peserta didik
 Program bimbingan dan penyuluhan;
 Program kesehatan dan pengaman; dan
 Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik.

C. Peranan Guru Dalam Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Guru adalah pendidik, yang memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menegah serta pendidikan usia dini yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi social
(PP.RI.NO19/2005).
Guru memegang peranan penting dalam kegiatan proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Peran utama ini mengharuskan guru melaksanakan kewajiban secara bersungguh-
sungguh dengan penuh rasa tanggung jawab  yang didasarkan pada kualifikasi keilmuan yang
dimilikinya. Oleh karena itu, keberhasilan proses pembelajaran menjadi tanggungjawab
utamanya.
Didalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru memiliki kewajiban seperti
telah ditetapkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 20 poin A sampai E sebagai
berikut:

10
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan daan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetei secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras dan kondidsi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status
social ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dank ode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesaatuan bangsa (UU RI. NO 14/2005).

Berkaitan dengan tugas dan profesinya, guru harus mengetahui, memahami nillai-
nilai, serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Guru juga harus bertanggungjawab terhadap segala tindakan dalam pembelajaran
disekolah/madrasaah, dan  dalam kehidupan masyarakat.
Sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki  kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (UU RI. NO 14/2005). Kualifikasi akademik adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dana tau sertifikasi keahlian yang relavan sesuai ketentuan undang-undang.
Tenaga kependidikan bisa juga dikatakan sebagai orang yang menentukan tingkat
keberhasilan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar di sekolah. Setiap satuan
pendidikan yang melaksanakan pendidikan harus memiliki tenaga kependidikan yang
mempunyai kompetensi penyelenggaraan pembelajaran untuk peserta didik yang
berkebutuhan khusus.
Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 39 tugas dan fungsi tenaga pendidik
adalah :

1. Tenaga kependidikan bertugas melaksankan administrasi, pengelolaan,


pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan ppada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

11
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Secara khusus, tugas dan fungsi tenaga pendiddik (guru dan dosen) didasarkan pada Undang-
undang No. 14 tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi
kepada masyarakat. Dalam Pasal 6 disebutkan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai
tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu perkembangannya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggungjawab.

D. Peranan Guru Dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Fungsi dan peranan guru yang utama adalah mentransfer ilmu kepada siswa dalam
proses belajar mengajar di ruang kelas, dan partisipasinya dalam pengembangan sekolah.
Sebagai pelaksana tugas pendidikan, guru juga mempunyai andil dalam manajemen sarana
dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini, guru lebih banyak berhubungan dengan sarana
pengajaran, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran lainnya. Administrasi
Pendidikan Dasar-Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, keterlibatannya dengan
prasarana pendidikan yang tidak langsung berhubungan. Peranan guru dalam manajemen dan
prasarana dimulai dari perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan
penggunaan sarana dan prasarana yang dimaksud.

a. Perencanaan Guru dituntut untuk memikirkan sarana dan prasarana pendidikan yang
dibutuhkan sekolah, supaya hal tersebut fungsional dalam menunjang kegiatan belajar
mengajar. Perencanaan pengadaan barang menuntut keterlibatan guru karena semua barang
yang diperlukan dalam kegiatan mengajar itu. Perencanaan pengadaan barang yang menuntut
keterlibatan guru diantaranya adalah pengadaan alat pelajaran dan media pengajaran. Dalam
hal ini, guru harus merencanakan pengadaan sarana dan prasarana harus sesuai dengan
kebutuhan proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.

b. Pemanfaatan dan Pemeliharaan Guru harus dapat memanfaatkan segala sarana seoptimal
mungkin dan bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan pemakaian sarana dan
prasarana pengajaran yang ada, juga bertanggung jawab terhadap penempatan sarana dan

12
prasarana tersebut di kelas di mana dia mengajar. Perawatan sarana dan prasarana secara
sederhana, yang tidak harus membutuhkan keahlian profesional, dapat dilakukan juga oleh
guru. Dalam hal pemeliharaan atau perbaikan yang lebih kompleks, misalnya berkaitan
dengan alat-alat elektronik, petugas atau ahli media atau teknisi pendidikan lebih
berkompeten untuk melakukan pemeliharaan itu.

c. Pengawasan Penggunaan Apabila sarana dan prasarana pedidikan itu digunakan oleh siswa
yang ada di kelasnya, maka tugas guru adalah melakukan pengawasan.

E. Peranan Guru Dalam Pengelolaan Keuangan

Penanggung jawab biaya pendidikan adalah kepala sekolah namun demikian, guru
diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya ini meskipun menambah beban mereka,
juga memberikan kesempatan untuk ikut serta mengarahkan pembiayaan itu untuk perbaikan
proses belajar mengajar.

Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data,


pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah.
Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan,
sehingga pengurusannya dapat dipertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Beberapa peran guru dalam administrasi keuangan ini meliputi:

 Membuat file keuangan sesuai dengan dana pembangunan.


 Membuat laporan data usulan pembayaran gaji, rapel ke Pemerintah Kota.
 Membuat pembukuan penerimaan dan penggunaan dana pembangunan.
 Membuat laporan dana pembangunan pada akhir tahun anggaran.
 Membuat laporan Rancangan Anggaran Pendapatan Bantuan Sekolah ( RAPBS ).
 Membuat laporan tribulan dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ).
 Menyetorkan pajak PPN dan PPh.
 Membagikan gaji atau rapel.
 Menyimpan dan membuat arsip peraturan keuangan sekolah.

13
F. Peranan Guru Dalam Pengelolaan layanan Khusus

Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu
dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya
yang berbeda. Beberapa bentuk layanan khusus yang ada di sekolah antara lain yaitu:
Pustaka, Labor, UKS ( Unit Kesehatan Siswa ), kantin sekolah, Asrama, Sarana Ibadah,
Koperasi, dan Transportasi.

Misalnya Peranan Guru serta Keterlibatan guru dalam administrasi perpustakaan misalnya
 memperkenalkan buku-buku kepada siswa.
 Mengetahui jenis dan menguasai kriteria umum yang menentukan baik buruknya suatu
koleksi buku-buku perpustakaan.
 Mempromosikan perpustakaan baik pemakaian maupun untuk pembinaannya.

G. Peranan Guru Dalam Pengelolaan Ketatausahaan

Masa depan sebuah sekolah sebagian besar ditentukan oleh orang-orang yang ada di
sebuah lingkungan sekolah. Untuk meraih masa depan sekolah yang lebih baik, seyogyanya
setiap personalia sekolah saling bersinergi, bekerjasama dan sama-sama bekerja dengan
penuh keikhlasan untuk mewujudkan masa depan sekolah yang lebih baik, lebih
mencerahkan dan lebih mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penempatan pegawai tata usaha sekolah ke depan seharusnya benar-benar
empertimbangkan mutu, kemampuan, kecakapan, atau keahlian yang memadai untuk
melaksanakan tugas mereka di bidangnya masing-masing. Diharapkan ke depan pegawai tata
usaha sekolah benar-benar tenaga profesional di bidangnya, seperti profesional di bidang
manajemen perpustakaan, profesional di bidang manajemen keuangan sekolah, profesional di
bidang kearsipan, profesional di bidang teknologi informatika komputer. Dan penempatan
tenaga profesional di lingkungan tata usaha sekolah ini seyogyanya mengacu pada prinsip the
righ man on the righ job.
Selain memiliki kemampuan, keahlian atau kecakapan yang memadai, yang tidak
kalah pentingnya ialah pegawai TU sekolah di masa depan harus memiliki visi dan komitmen
yang kuat untuk turut memajukan dunia pendidikan. Sekolah di samping menjadi “lahan
penghidupan” juga harus dipandang sebagai lahan untuk beramal. Sehingga setiap pekerjaan
tidak harus selalu diukur dengan materi yang akan diterima. Seyogyanya prinsip hidup

14
berbuat dan memberikan yang terbaik” menjadi budaya setiap individu di lingkungan
sekolah. Ini juga berarti pegawai TU sekolah juga harus memiliki kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial di samping kompetensi profesional.

H. Peranan Guru Dalam Pengelolaan Mitra Sekolah dalam Masyarakat

Siapakah yang menjadi mitra sekolah? Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), mitra sekolah meliputi warga
negara, orang tua, masyarakat dan pemerintah pusat daerah. Ini menegaskan bahwa tanggung
jawab pendidikan tidak hanya menjadi beban pemerintah tetapi juga masyarakat. Kewajiban
pendidikan itu melekat kepada stakeholder tersebut. Penjelasan itu tertuang dalam Bab IV
Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah terdapat dalam
empat Pasal, yaitu Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 9, Pasal 11 ayat (1)
dan ayat (2).

Masyarakat yang dimaksud dalam UU Sisdiknas disebutkan dalam bagian lainnya


Bab XV Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan. Pasal 54 ayat (1), (2) dan ayat (3)
menyebutkan :

 Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan,


kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
 Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
pendidikan. 

(3)   Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 BAB III pasal 4 peran serta / partisipasi
masyarakat dapat berbentuk :

 Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau
jalur pendidikan luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan
kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur pendidikan sekolah;
 Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk melaksanakan atau
membantu melaksanakan pengajaran, pembimbingan dan/atau pelatihan peserta didik;

15
 Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan kegiatan
belajar-mengajar dan/atau penelitian dan pengembangan;
 Pengadaan dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan
dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah untuk menunjang pendidikan nasional;
 Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah, sumbangan,
pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
 Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar;
 Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
 Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;
 Pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan
pengembangan pendidikan nasional;
 Pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan
dan/atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan;
 Pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan; dan
 Keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang diselenggarakan
oleh Pemerintah di dalam dan/atau di luar negeri.

I. Bahan Observasi atau Angket Tugas dan Tanggungjawab Guru

Bahan observasi atau angket tentang tugas dan tanggungjawab guru bidang studi
untuk membantu manajer pendidikan disekolah mengelola klasifikasi tugas manajemen pada
setiap substansi administrasi (manajemen) pendidikan dengan jelas. Adapun Instrumen
pertanyaan yang dapat diajukan kepada guru bidang studi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk tanggungjawab seorang guru bidang studi terhadap pengelolaan


kurikulum pendidikan dikelas dan lingkungan sekolah ?
2. Apa yang dapat dilakukan seorang guru bidang studi jika kurikulum yang diterapkan
kurang dipahami oleh peserta didik ?
3. Bagaimana sikap yang dapat dilakukan oleh seorang guru bidang studi jika peserta
didik malas dan tidak memiliki niat belajar ?
4. Bagaimana peran guru dalam membentuk siswa yang berjiwa pancasilais ?

16
5. Apa yang dapat dilakukan seorang guru bidang studi jika mengetahui rekan sesama
guru tidak profesional ?
6. Jelaskan cara seorang guru bidang studi dalam meningkatkan sikap profesional
seorang guru ?
7. Jelaskan peranan seorang guru bidang studi dalam pengawasan saran prasarana
sekolah ?
8. Apa yang dapat dilakukan seorang guru bidang studi jika mengetahui rekan sesama
guru menggunakan fasilitas sekolah untuk kepentingan pribadi ?
9. Apa yang dapat dilakukan guru bidang studi jika mengetahui pengrusakan terhadap
fasilitas sekolah ?
10. Bagaimana Peranan guru bidang studi jika mengetahui tindakan Korupsi dana
pembangunan sekolah ?
11. Apa langkah yang dilakukan jika terdapat pungli dilingkungan sekolah ?
12. Bagaimana peran guru bidang studi jika layanan khusus yang diterapkan tidak sesuai
dengan kebutuhan sekolah ?
13. Bagaimana peran guru bidang studi untuk meningkatkan minat siswa menggunakan
layanan khusus sekolah ?
14. Bagaiman jika seorang guru bidang studi mengetahui adanya indikasi mempersulit
proses administrasi oleh pegawai tata usaha ?
15. Bagaimana peranan guru bidang studi untuk meningkatkan mutu pelayanan tata usaha
?
16. Bagaimana peranan seorang guru bidang studi membangun hubungan yang baik
dengan masyarakat ?
17. Bagaimana peranan bidang studi jika mitra sekolah tersebut melakukan monopoli
dilingkungan sekolah ?
18. Bagaimana peranan guru bidang studi dalam meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman seorang peserta didik terhadap virus covid-19 ?
19. Bagaimana cara seorang guru bidang studi menghadapi tantangan dan resiko
pekerjaan terkait virus corona saat ini ?
20. Bagaimana cara seorang guru bidang studi untuk melakukan manajemen pendidikan
ditengah pandemic virus corona saat ini ?

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun Kesimpulan yang dapat saya ambil pada materi diatas yaitu materi tentang
Peranan Guru dalam Manajemen Pendidikan. Bahwa sanya Guru mempunyai peranan yang
sangat penting didalam manajemen pendidikan di sekolah, terutama didalam berbagai bidang.
Dimana bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan disekolah serta meningkatkan
pendidikan serta mutu dari setiap siswa nya.

B. Saran
Saya mempunyai saran terhadap pokok pembahasan ini mengenai Peranan Guru
dalam Manajemen pendidikan, bahwa pembahasan materi mengenai topik diatas ini sudah
dijelaskan secara lengkap dan terperinci sekali diatas, serta dilengkapi dengan bahan
observasi berupa pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada setiap guru bidang studi di
sekolah dengan berbagai manajemen disekolah dan yang terakhir Saya juga mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca atau mahasiswa lain yang telah
membaca makalah saya ini yang masih jauh dari kata kesempurnaan, sehingga masih
diperlukan banyak perbaikan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi dan lengkap
dimasa yang akan datang nantinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://intanseptianablog.wordpress.com/2017/06/13/pengelolaan-tenaga-pendidik-dan-
kependidikan/

https://text-id.123dok.com/document/myj7327ky-peranan-guru-dalam-manajemen-sarana-
dan-prasarana-pendidikan.html

http://ilmuprofesikependidikan.blogspot.com/2011/05/peran-guru-dalam-administrasi-
sekolah.html

https://annisarahmatullahputri.blogspot.com/2015/11/administrasi-layanan-khusus.html

19
20

Anda mungkin juga menyukai