Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

PROFESI KEPENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Laurensia Masri P, M.Pd.

Judul Buku : Profesi Kependidikan


Nama Pengarang : Ahmad Suriansyah, dkk
Penerbit/Thn Terbit/Jlh Buku : PT Raja Grafindo Persada/2015/212 hlm
Nama Mahasiswa : Mega Rizkya
NIM/Prodi : 4203111106 / Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya
sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical book review ini dalam
keadaan sehat. 
  Tugas ini saya susun untuk menyelesaikan mata kuliah Psikologi Pendidikan
. Harapan saya hasil dari critical book review ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan pada khususnya juga pada teman-teman di program studi pendidikan
matematika.
            Demikianlah critical book review ini saya susun, saya sadar bahwa critical book
review ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat saya harapkan. Atas perhatian Dosen pengampu Psikologi
Pendidikan  dan teman-teman, saya ucapkan terima kasih.

Langkat, 3 Maret 2021


          Penyusun

            Mega Rizkya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................I

DAFTAR ISI.........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1


1.2 Tujuan.................................................................................................................1
1.3 Manfaat...............................................................................................................1
BAB II ISI BUKU
2.1 BAB I.................................................................................................................2
2.2 BAB II................................................................................................................2
2.3 BAB III..............................................................................................................3
2.4 BAB IV..............................................................................................................4
2.5 BAB V...............................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Buku.........................................................................................7
3.2 Kelebihan dan Kekurangan................................................................................9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................10
4.2 Saran..................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan untuk
mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan sikap,
maupun keterampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui
pendidikan seperti kemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan
memiliki kreatifitas yang tinggi. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis
untuk memperiapan generasi muda yang memiliki kebudayaan, kecerdasan emosional
yang tinggi dan meguasai mega skill yang mantap.latar belakang penulisan buku ini ialah
untuk membantu pengguna buku dalam memilih buku yang lebih baik serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah profesi pendidikan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari CBR ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas CBR Profesi Kependidikan
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku tersebut

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan CBR ini adalah :
1.Sebagai bahan evaluasi bagi penulis untuk memperbaiki penulisan buku kedepannya.
2.Sebagai bahan pertimbangan pembaca dalam memilih buku.

1
BAB II
ISI BUKU

2.1 BAB I : HAKIKAT PROFESI GURU


Guru atau tenaga pendidik menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 39, ayat 2 tentang Tenaga Kependidikan dinyatakan bahwa
“pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar, melakukan bimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”.
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
McNergney dan Carol A. Carrier (1981) menyatakan ada dua tugas dan perilaku
guru yang merupakan refleksi profesional dalam tugas, yaitu mempunyai komitmen
yang tinggi terhadap siswa (commitment to the student) dan mempunyai komitmen
yang tinggi terhadap profesi itu sendiri (commitment to the profession)
Sertifikasi guru adalah upaya untuk mengevaluasi kinerja guru dalam rangka
menuju guru yang profesional, karena itu bentuk penghargaan yang diberikan kepada
pemegang kompetensi profesional adalah reward dalam bentuk tunjangan 1 kali gaji
pokok. Glickman (2002) menyatakan bahwa: guru yang profesional tersebut paling
tidak diindikasikan oleh beberapa faktor seperti: Level of abstraction thinking, Level
of commitment. Oleh Carier (dalam Suriansyah, 2000) level of commitment ini dibagi
dalam dua aspek, yaitu komitmen kepada profesi (commitment for profession) dan
komitmen untuk siswa (commitment for student).

2.2 BAB II : BIMBINGAN KONSELING


Bimbingan konseling merupakan dua kata yaitu “bimbingan” dan kata
“konseling”, kedua kata tersebut meruppakan kata majemuk yang dirangkaikan untuk
memberikan makna yang kuat bahwa proses bimbingan tidak akan dapat berjalan
dengan baik dan berhasil maksimal tanpa dibarengi dengan konseling. Sangat banyak

2
pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian bimbingan dan konseling,
meskipun berbagai

2
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli terkadang seakan-akan terdapat perbedaan
sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing, tetapi umumnya memiliki titik
persamaan yang mempertemukan antara satu pengertian dengan pengertian lainnya.
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “Bimbingan”
(Guidance) dan “Konseling” (Counseling). Meskipun demikian sebenarnya dalam
pelaksanaannya di sekolah, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan karena keduanya merupakan bagian integral yang saling
berkaitan. Maka demikian? Hal ini disebabkan karena inti dari kegiatan bimbingan itu
sebenarnya adalah proses konseling, oleh sebab itu ada beberapa ahli menyebut
bahwa konseling adalah jantungnya proses bimbingan.
Guru bimbingan konseling berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan, seperti tertera
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Pelaksanaan kegiatan pelayanan
bimbingan: di dalam jam pembelajaran sekolah/tatap muka dan di luar jam
pembelajaran sekolah berupa layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, dan mediasi (layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka), serta kegiatan lainnya yang
dapat dilaksanakan diluar kelas.

2.3 BAB III : ADMINISTRASI SEKOLAH


Administrasi menurut asal katanya berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari
AD+MINISTRARE yang berarti melayani, membantu dan memenuhi. Dari perkataan
itu terbentuk kata benda ADMINISTRATIO dan kata sifat ADMINISTRATIVUS
yang kemudian dikenal dalam bahasa lnggris ADMINISTRATION. Perkataan ini
selanjutnya diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Administrasi. Di
Indonesia selain istilah yang berasal dan bahasa lnggris tersebut juga dikenal yang
berasal dan bahasa BelAnda yaitu Administrate yang mengandung arti hanya sebagian
dari pengertian administrasi yaitu hanya diartikan dengan ketatausahaan (Clerical

3
work). Ketatausahaan mengandung arti kegiatan penyusunan keterangan-keterangan
secara sistematik dan pencatatan-pencatatan secara tertulis semua keterangan yang

3
diperlukan, dengan maksud memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-
keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lainnya.
Fungsi dari kegiatan ketatausahaan itu adalah: melakukan pencatatan tentang segala
sesuatu yang terjadi di dalam organisasi untuk digunakan sebagai bahan informasi
bagi pimpinan. Pengertian administrasi sebagai kegiatan ketatausahaan ini adalah
pengertian administrasi dalam arti sempit.

2.4 BAB IV : SUPERVISI PENDIDIKAN


Istilah supervisi yang berasal dari bahasa Inggris terdiri dari dua kata, yaitu: super
yang artinya di atas dan vision mempunyai arti melihat, maka secara keseluruhan
supervisi diartikan sebagai ‘’melihat dari atas’’. Dengan pengertian itulah maka
supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala
sekolah -- sebagai pejabat yang berkedudukan di atas -- atau lebih tinggi dari guru –
untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Dalam pengertian lain, supervisi
merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi mencari-cari
kesalahan. Jelaslah bahwa kesan seperti itu sangat kurang tepat dan tidak sesuai lagi
dengan zaman reformasi seperti sekarang ini. Supervisi adalah kegiatan mengamati,
mengidenfikasi mana hal-hal yang sudah benar, mana yang belum benar, dan mana
pula yang tidak benar, dengan maksud agar tepat dengan tujuan memberikan
pembinaan.
Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada
umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajarannya meningkat.
Sebagai dampak meningkatnya kualitas pembelajaran,tentu dapat meningkat pula
prestasi belajar siswa, dan itu sudah tertuju pada keberhasilan siswa dalam
memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan di sekolah, berarti bahwa supervisi
tersebut sudah sesuai dengan tujuannya. Oleh karena siswalah yang menjadi pusat
perhatian dari segala upaya pendidikan, berarti supervisi sudah mengarah pada
subjeknya.

2.5 BAB V :MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


Manajemen berbasis sekolah pada dasarnya adalah suatu model penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan otonomi luas kepada sekolah untuk mengembangkan
program pengembangan sekolah (School Development) berdasarkan kebutuhan nyata
sekolah, serta memberdayakan sekolah secara lebih optimal sesuai dengan potensi

4
sekolah masing-masing, sehingga diharapkan sekolah akan lebih cepat dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya masing-masing.

4
Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah dalam meningkatkan mutu lulusannya,
pada dasarnya masih ditentukan oleh berbagai faktor baik faktor struktural maupun
non struktural. Faktor struktural mencakup: komitmen politik pemerintah daerah dan
peran pemerintah kabupaten dan kota (Dinas Pendidikan) dalam penataan dan
pembinaan kelembagaan, peraturan pemerintah daerah tentang pendidikan,
kemampuan pemerintah daerah dalam mengakomodasi aspirasi masyarakat daerah
akan pendidikan, kurikulum dan keuangan sekolah (anggaran belanja yang tersedia
untuk pendidikan). Faktor struktural ini pada dasarnya adalah kemauan politik
pimpinan daerah terhadap pendidikan, semakin tinggi komitmen politik pemerintah
daerah terhadap pendidikan semakin besar kemungkinan MBS memberikan kontribusi
bagi perbaikan dan peningkatan mutu.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada dasarnya merupakan strategi untuk
mencapai sekolah yang efektif, karena itu MBS bukanlah tujuan akhir tetapi
merupakan sarana dan strategi untuk mencapai tujuan.
MBS adalah suatu konsep di mana kekuasaan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan
terjadinya proses pembelajaran, dalam hal ini berarti sekolah. Jadi MBS pada
hakikatnya adalah kewenangan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
sekolah diberikan kepada sekolah itu sendiri. Hal ini sangat penting karena yang
paling memahami dan paling mengerti secara detail dan komprehensif tentang sekolah
adalah sekolah itu sendiri. Oleh sebab itu, apa yang harus dikembangkan oleh sekolah
dan aspek apa yang harus diperkuat untuk meningkatkan mutu sekolah adalah sekolah
itu sendiri.
Manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah
dalam rangka desentralisasi pendidikan yang ditandai adanya kewenangan
pengambilan keputusan yang lebih luas di tingkat sekolah, serta partisipasi
masyarakat yang relatif tinggi dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Kondisi ini menuntut sekolah harus memiliki kepekaan dan kecermatan dalam
mengidientifikasi tentang berbagai hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan sekolah
serta berbagai aspek yang perlu peningkatan. MY
Dalam konteks sekolah maka Manajemen Berbasis Sekolah pada dasarnya
mengembangkan manajemen sekolah secara menyeluruh dengan penekanan pada
komponen-komponen tertentu. Manajemen berbasis sekolah yang sudah

5
diimplementasikan sejak tahun 1999 diprioritaskan pada tiga (3) pilar yaitu
Manajemen, PAKEM, dan Peran Serta Masyarakat. Sejalan dengan Permendiknas
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, maka pelaksanaan MBS dikembangkan menjadi
tujuh (7) komponen, yaitu: (1)kurikulum dan kegiatan pembelajaran, (2) peserta didik,
(3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya, (4) sarana dan
prasarana, (5) keuangan dan pembiayaan, (6) hubungan sekolah dan masyarakat, dan
(7) budaya dan lingkungan sekolah.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku


A. BAB I
Pada buku yang direview, pengertian guru dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Hal
tersebut serupa dalam buku yang berjudul Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
karya Amiruddin dan Profesi Kependidikan karya Perdy Karuru dkk.
B. BAB II
Pada buku yang direview, pengertian dari bimbingan konseling adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seorang konselor atau guru pembimbing atau guru biasa yang
melaksanakan tugas sebagai pembimbing di kelas (teachers as counselor) untuk
memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan yang
terkait belajar atau masalah lain yang turut memengaruhi hasil belajar siswa. Sedikit
mirip dalam buku yang berjudul Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan karya
Amiruddin, yakni bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada peserta didik agar mencapai kemandirian, proses
tersebut dilakukan atau hubungan timbalik balik melalui pertemuan tatap muka. Sama
halnya dalam buku yang berjudul Profesi Kependidikan karya Perdy Karuru dkk,
yakni Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dari ketiga sumber diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan konseling
adalah upaya yang dilakukan oleh konselor dalam membantu siswa untuk mencapai
tujuan kemandirian sebagai seorang murid.

7
C. BAB III
Pada buku yang direview, administrasi adalah kegiatan penyusunan keterangan-
keterangan secara sistematik dan pencatatan-pencatatan secara tertulis semua
keterangan yang diperlukan, dengan maksud memperoleh suatu ikhtisar mengenai
keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama
lainnya. Sedangkan dalam buku yang berjudul Profesi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan karya Amiruddin, administrasi adalah kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, memudahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai
suatu tujuan. Tidak jauh berbeda dalam buku yang berjudul Profesi Kependidikan
karya Perdy Karuru dkk, administrasi adalah keseluruhan proses penyelenggaraan
dalam usaha kerja sama dua orang atau lebih dengan secara rasional untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efesien.
Dari ketiga sumber diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi adalah
kegiatan tata usaha yang yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan-keterangan
yang terstruktur dengan baik.
D. BAB IV
Pada buku yang direview, Supervisi adalah kegiatan mengamati, mengidenfikasi
mana hal-hal yang sudah benar, mana yang belum benar, dan mana pula yang tidak
benar, dengan maksud agar tepat dengan tujuan memberikan pembinaan. Sedangkan
dalam buku yang bejudul Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, supervisi
adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan
petugas pendidikan lainnya untuk memperbaiki pembelajaran, mengembangkan
pertumbuhan guruguru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahanbahan
pembelajaran, metode mengajar dan penilaian pembelajaran. Tidak jauh berbeda
dalam buku yang berjudul Profesi Kependidikan karya Perdy Karuru dkk, Supervisi
adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran agar memperoleh kondisi
yang lebih baik.
Dari ketiga sumber diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi adalah
kegiatan untuk memperbaiki pembelajaran agar memperoleh kondisi yang baik.
E. BAB V
Pada buku yang direview, Manajemenn berbasis sekolah merupakan strategi
untuk mencapai sekolah yang efektif, karena itu MBS bukanlah tujuan akhir tetapi
merupakan sarana dan strategi untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam kedua buku
pembanding tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai manajemen berbasis sekolah.

8
3.2 Kelebihan dan Kekurangan
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang didireview memiliki
cover yang cukup terkesan sangat sederhana akan tetapi sangat menarik.
Tulisan judul buku yang berwarna putih nampak sangat jelas dengan ukuran
font yang sedang. Buku ini dicetak dengan kertas putih dengan kualitas
cetakan yang baik sehingga bisa dibaca dengan mudah tanpa ada bagian yang
memudar.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tulisan, termasuk penggunaan font ,
sebagai berikut :
menurut saya layout dalam buku yang direview sudah tepat dan bagus,
dimana font type yang digunakan yaitu Times New Roman dengan font size
kira-kira 18 untuk judul setiap pembahasan baru dan kira-kira 12 untuk
pembahasan atau isi. Dengan font size seperti itu sudah sesuai dengan ukuran
buku yang tidak terlalu besar dan lebih penting lagi isi buku dapat dibaca
dengan jelas. Sedangkan untuk tata penulisan dalam buku ini, menurut saya
sudah baik dan jelas.
3. Dari aspek isi buku :
Menurut saya, isi dari buku ini sudah cukup lengkap untuk buku yang berjudul
Profesi Kependidikan Karya Ahmad Suniansyah dkk. Meskipun hanya terdiri
dari lima bab, tetapi dalam lima bab itu sudah dapat mencakup segala aspek,
dari mulai pengertian profesi sampai dengan manajemen berbasis sekolah.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil review diatas, dapat disimpulkan bahwa buku utama memiliki isi yang
cukup lengkap pembahasannya, sehingga dapat digunakan sebagai referensi para
mahasiswa dalam perkuliahan. Profesi Kependidikan adalah bidang yang mempelajari
tentang segala aspek yang berkaitan dengan pendidikan, lebih dari mulai murid
sampai dengan unsur pendukung dalam bidang pendidikan. Mempelajari ilmu profesi
kependidikan sangat penting bagi mahasiswa maupun masyarakat yang akan menjadi
seorang guru, dengan tujuan agar lebih memahami unsur penusun dari bidang
kependidikan itu sendiri.

4.2 Saran

Buku utama dan buku pembanding sebaiknya bisa saling mengisi kekurangannya.
Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi masing-masing buku
tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan
melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Materi yang kurang jelas
pemahamannya didalam buku utama mau pun buku pembanding hendaknya bisa
diperluas.

10

Anda mungkin juga menyukai