Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Pengembangan Peserta Didik yang diampu oleh Dr. H. Iskandar
Zulkarnain, M.Si. dan Juhairiah, S.Pd. M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Abdul Hadi (NIM : 2210118210004)
Dwi Rara Rahmiati (NIM : 2210118120005)
Ahmad Shaufi (NIM : 2210118210035)
Nur Tsabita Aulia (NIM : 2210118320001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Perkembangan Peserta Didik”.

Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
Berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada

1. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, M.Si. Dan Juhairiah, S.Pd. M.Pd. sebagai dosen
pengampu.

2. Serta teman-teman dan berbagai pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Dari hasil penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak
Kekurangan dan jauh dari sempurna, serta kejanggalan yang mungkin kurang
berkenan dihati pembaca. Namun demikian, kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kelancaran dan kelengkapan penyusunan makalah ini.
Kami harap makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Taufik dan Hidayah-Nya bagi


kita semua. Amin Ya Robbal’alamin.

Banjarmasin, 12 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Hakikat Perkembangan..........................................................................................3
B. Pertumbuhan dan Perkembangan..........................................................................4
C. Hukum-hukum Perkembangan..............................................................................8
D. Fase-fase Perkembangan......................................................................................13
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan...........................................15
F. Teori-teori Perkembangan....................................................................................20
BAB III..................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
A. Simpulan................................................................................................................24
B. Saran.......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, tidak dapat


dipungkiri bahwasanya menyelamkan diri kedalam ranah kegiatan ajar mengajar
merupakan sebuah keharusan. Yang berarti hal tersebut dekat kaitannya dengan
keberadaan peserta didik. Sehingga kami sebagai mahasiswa dari Fakultas
keguruan dan Ilmu pendidikan mestilah memiliki bekal untuk dapat menjadi guru
ideal bagi peserta didik.

Akan tetapi untuk dapat tampil menjadi guru yang ideal tidak cukup hanya
mengandalkan penguasan kami terhadap ilmu yang akan kami ajarkan kelak.
Sebab dalam konteks pembelajaran aspek tersebut hanyalah upaya guru dalam
mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuannya dalam belajar. Banyak
komponen lain yang sangat diperlukan, guna memperoleh keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas sebagai guru. Diantara komponen tersebut adalah memahami
peserta didik. Ini adalah penting, karena peserta didik yang akan dihadapi guru
adalah individu individu dengan karakteristik beragam, yang kemudian tiap tiap
peserta memiliki tingkat perkembangan yang berbeda pula.

Untuk dapat menghadapi secara langsung peserta didik yang memiliki latar
belakang, corak kepribadian, serta tingkat perkembangan yang beragam tersebut.
Kami perlu mengetahui konsep dasar pekembangan peserta didik. Dengan
mengamati latar belakang akademis, sosial-ekonominya, dan sebagainya. Konsep
dasar perkembangan peserta didik sendiri ialah konsep yang berpacu pada proses
perubahan peserta didik yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
skill dan karakteristik baru. Apabila konsep telah sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik. Maka peserta didik akan menemukan titik optimal
dalam pencapaiannya selama sekolah. Oleh karena itu penting sekali bagi kami,

1
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk menguasai konsep
dasar perkembangan peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dijabarkan maka ada beberapa
masalah yang dapat kami rumuskan dan akan kami jelaskan dalam makalah ini
yaitu:

 Apa itu hakikat perkembangan?


 Apa yang dimaksud dengan Pertumbuhan dan perkembangan?
 Bagaimana hukum-hukum perkembangan, fase-fase perkembangan, faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan, dan teori -teori perkembangan?

C. Tujuan Penulisan

 Dapat mengidentifikasikan dengan jelas apa itu hakikat perkembangan.


 Dapat memahami maksud dari pertumbuhan dan perkembangan.
 Dapat mengetahui maksud dari hukum-hukum perkembangan, fase-fase
perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, dan teori -
teori perkembangan.

D. Manfaat Penulisan

Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat yaitu


penambahan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan penulis serta pembaca
tentang perkembangan peserta didik terkhusus konsep dasar perkembangan
peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Perkembangan

Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah


konsep yang cukup kompleks. Di dalam terkandung banyak dimensi. Oleh sebab
itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa
konsep lain yang terkandung, di dalamnya: pertumbuhan, kematangan, dan
perubahan.

Peserta didik ialah orang yang belum dewasa dan mempunyai sejumlah
potensi dasar yang perlu dikembangkan. Peserta didik adalah “Raw Material”
(Bahan Mentah) dalam proses transformasi dan internalisasi, menepati posisi yang
sangat penting untuk melihat signifikasinya dalam menemukan keberhasilan
sebuah proses. Peserta didik adalah makhluk individu yang memiliki kepribadian
dengan ciri-ciri yang khas yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dipengaruhi
oleh lingkungan dimana ia berada. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik sebagai komponen
yang tidak dapat terlepas dari sistem pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa
peserta didik adalah obyek pendidikan tersebut. Jadi secara sederhana peserta
didik dapat didefinisikan sebagai anak yang belum memiliki kedewasaan dan
memerlukan orang lain untuk mendidiknya sehingga menjadi individu yang
dewasa, memiliki jiwa spiritual, aktifitas dan kreatifitas sendiri.

Dengan demikian peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk
berkembang, dan mereka berusaha mengembangkan potensinya itu melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenis pendidikan tertentu. Dalam perkembangan peserta
didik ini, secara hakiki memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.
Pemenuhan kebutuhan peserta didik tumbuh dan berkembang mencapai

3
kematangan pisik dan psikis. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pendidik
diantaranya:

a. Kebutuhan jasmani; tuntunan siswa yang bersifat jasmaniah, seperti kesehatan


jasmani yang dalam hal ini olahraga menjadi materi utama, disamping itu
kebutuhan-kebutuhan lain seperti: makan, minum, tidur, pakaian dan
sebagainya, perlu mendapat perhatian.

b. Kebutuhan sosial; pemenuh keinginan untuk saling berkarib sesama siswa dan
guru serta orang lain, ialah salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan sosial
anak didik. Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga tempat
para siswa belajar, bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan seperti bergaul
sesama teman yang berbeda jenis kelamin, bangsa, suku, agama, dan status
sosial. Guru dalam hal ini mesti dapat melahirkan suasana kerja sama antar
siswa dengan suatu harapan dapat menciptakan suatu pengalaman belajar yang
lebih baik. Kebutuhan intelektual; semua siswa tidak sama dalam hal minat
untuk mempelajari suatu

c. ilmu pengetahuan, mungkin ada yang lebih berminat belajar fisika, ekonomi,
kimia, atau yang lain-lain. Minat sejenis ini tidak dapat dipaksakan jikalau
ingin mendapatkan hasil belajar yang optimal.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan

1). Pertumbuhan

Pertumbuhan diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan


tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis (Enung Fatimah, 2010:41).
Menurut Mohammad Ali dan Asrori dalam buku psikologi remaja, pertumbuhan
yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada
aspek perubahan fisik ke arah lebih maju. Dengan kata lain, istilah pertumbuhan
dapat didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif

4
(bertingkat-tingkat) dan kontinu (berkelanjutan) serta berlangsung dalam periode
tertentu. Contoh pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggi
badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar,
dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.

2). Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif yang didalamnya


berupa perubahan secara psikologis. Menurut Mohammad Ali dan Asrori dalam
buku psikologi remaja, perkembangan lebih mengacu kepada perubahan
karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Para
ahli psikologi pada umumnya menunjuk pada pengertian perkembangan sebagai
suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perubahan seperti itu tidak
terlepas dari perubahan yang terjadi pada struktur biologis, meskipun tidak semua
perubahan kemampuan dan sifat psikis dipengaruhi oleh perubahan struktur
biologis. Perubahan kemampuan dan karakteristik psikis sebagai hasil dari
perubahan dan kesiapan struktur biologis sering dikenal dengan istilah
"kematangan" (Berk, 1989). Contohnya: pubertas, perkembangan bayi dari
merangkak sampai bisa berjalan, dan sebagainya.

Berikut ini beberapa definisi perkembangan yang diambil dari berbagai


sumber.

1. Werner (1969) dalam Monks, dkk (1999) menyatakan bahwa perkembangan


menunjuk pada suatu proses yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat
diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap
dan tidak dapat diputar kembali.

2. Schneirla (1975) dalam Sunarto dan Hartono (1999: 38) mendefinisi kan
perkembangan (development) adalah "perubahan-perubahan progresif dalam
organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fung sional dan
adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua
faktor yakni kematangan dan pengalaman".

5
3. Libert, Paulus, dan Strauss (Gunarsa, 1990: 31) yaitu bahwa: "Perkembangan
adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi
kematangan dan interaksi dengan lingkungan".

4. Crow and Crow dalam Child Development and Adjusment, development is a


study of Child Psychology.

5. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan adalah perihal


berkembang, ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas,
dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran,
pengetahuan, dan sebagainya.

6. Chaplin J.P. (1972) dalam Dictionary of Psychology merinci pengertian


development (perkembangan) sebagai berikut.

a. The progressive and continuous change in the organism from birth to death
(perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus
dalam diri organisme sejak lahir hingga mati).

b. Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts
(perkembangan berarti perubahan dalam bentuk penyatuan bagian bagian
yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional).

c. Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior


(perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar
tingkah laku yang bukan hasil belajar).

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan


itu merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-
organ jasmaniah, bukan hanya perubahan organ-organ jasmaniahnya saja.
Perkembangan merupakan perubahan yang progesif dan kontinu
(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati.

Perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai


aspek psikis atau rohani dan aspek sosial. Dengan kata lain, arti perkembangan
ditekankan pada penyempurnaan fungsi psikologis organ-organ fisik. Adapun

6
pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis yang
mengacu pada jumlah, besar, dan luas yang bersifat konkret. Perubahan tersebut
diwujudkan dalam peristiwa pembesaran atau penambahan, seperti kecil menjadi
besar, pendek menjadi panjang, sempit menjadi luas, dan perubahan material lain
yang bersifat biologis. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai perubahan-
perubahan fisik ataupun psikis yang dialami organisme atau individu menuju
tingkat kedewasa annya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan. Sistematis berarti perubahan dalam perkembangan tersebut
saling ketergantung an atau saling memengaruhi antara bagian-bagian organisme
(fisik & psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progesif berarti
perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam secara kuantitatif
(fisik) dan kualitatif (psikis). Berkesinambungan berarti perubahan pada bagian
atau fungsi organisme berlangsung secara beraturan.

Adapun ciri-ciri perkembangan secara umum sebagai berikut.

1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ
organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat,
dan berkreasi).

2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak


beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan
imajinasi dari fantasi ke realitas).

3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama; tanda-tanda fisik (lenyapnya kelenjar


thymus (kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis
(lenyapnya gerak-gerik kanak-kanak dan perilaku impulsif).

4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan


karakter seks pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa
ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).

7
C. Hukum-hukum Perkembangan

Proses perkembangan merupakan suatu evolusi yang secara umum adalah sama
pada setiap anak. Namun demikian, perbedaan- perbedaan individual
dimungkinkan terjadi karena faktor-faktor pembawaan, pengalaman-pengalaman
dalam lingkungan, dan faktor- faktor lainnya, seperti iklim, sosiologis, ekonomis,
dan sebagainya.

Selama hayatnya, manusia sebagai individu mengalami perkembangan yang


berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, menjalani berbagai
fase, dan ada kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya pada waktu-waktu
tertentu. Proses perkembangan yang berkesinambungan, beraturan,
bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat maupun
lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti patokan-
patokan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu, yang disebut dengan “hukum
perkembangan”. Hukum perkembangan itu banyak sekali, di antaranya:

1). Hukum Kesatuan Organis

Menurut hukum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan suatu
penjumlahan atau suatu kumpulan unsur yang berdiri sendiri. Pernyataan-
pernyataan psikis satu sama lain saling bersangkut-paut, pengaruh-mempengaruhi
dan merupakan suatu keseluruhan. Pertumbuhan dan perkembangan adalah
diferensiasi atau pengkhususan dari totalitas pada unsur-unsur atau bagian-
bagian baru, bukan kombinasi dari unsur-unsur atau bukan suatu kumpulan dari
bagian- bagian. Daya dan fungsi jiwa tidaklah berkembang satu demi satu atau
terlepas satu sama lain, melainkan saling bersangkut paut. Misalnya, ingatan tidak
berkembang dan maju sendiri tanpa hubungan dan sangkut paut dengan
pengamatan dan perhatian.

2). Hukum Tempo Perkembangan

Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan


sendiri-sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang,
dan ada pula yang lambat. Adanya hukum tempo perkembangan ini, seharusnya

8
orang tua tidak perlu merasa kecewa apabila anaknya mengalami perkembangan
yang lambat dibandingkan dengan anak tetangga.

Tempo perkembangan seorang anak sebenarnya dapat diubah (dipercepat)


sedikit, tetapi tidak dapat dipaksakan. Misalnya, ada orangtua yang menganggap
dirinya bijaksana, dengan berusaha mengajari anaknya yang belum bersekolah
membaca, menulis, dan berhitung. Kemudian, ketika anaknya sudah masuk
sekolah tidak diberi kesempatan untuk bermain-main karena harus senantiasa
belajar. Tindakan demikian dapat mempercepat perkembangan akal anak itu.
Akan tetapi, tindakan orangtua tersebut sebenarnya tidak tepat. Meskipun dari
tindakan tersebut tidak menyebabkan anak menderita apa pun, tetapi keadaan itu
berarti bahwa anak itu telah mencapai puncak perkembangan lebih dahulu
daripada teman-teman sebayanya. Ia telah melaju maju terlalu cepat dan biasanya
perkembangan rohani yang luar biasa itu akan menganggu kesehatan badan. Lagi
pula tidak ada orang di dunia ini yang dapat melebihi puncak perkembangan yang
sudah ditetapkan dalam pembawaannya.

3). Hukum Irama (ritme) Perkembangan

Di samping memiliki tempo, perkembangan juga berlangsung sesuai dengan


iramanya. Hukum irama berlaku untuk setiap manusia. Baik perkembangan
jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan
urutan-urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang-gelombang besar
dan kecil yang silih berganti. Pada suatu masa, laju perkembangannya berjalan
dengan cepat, tetapi pada waktu berikutnya sedikit pun tidak tampak kemajuan
(terhambat).

Kelajuan atau keterhambatan dalam perkembangan itu tidak sama besar pada
setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun pelambatan dalam
peralihan perkembangan tidak sama cara berlangsungnya pada setiap anak.
Sehubungan dengan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat dibedakan
atas tiga golongan, yaitu:

9
a. Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun
terhambat, melainkan perkembangannya berlangsung mendatar dan maju
secara berangsur-angsur. Semuanya berlangsung dengan tenang, masa yang
satu disambung oleh masa berikutnya dengan tidak menunjukkan peralihan
yang nyata.
b. Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sesudah
besar kecepatan perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya
berhenti sama sekali.
c. Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin
besar (lama) semakin bertambah cepat kemajuannya. Hukum Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri ke
luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang.

4). Hukum Masa Peka


Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri ke
luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Hukum masa peka ini
diperkenalkan oleh Maria Montessori, seorang pendidik berkebangsaan Italia.
Menurutnya, masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa
mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka ini hanya datang sekali
selama hidupnya. Apabila masa peka ini tidak digunakan sebaik-baiknya atau
tidak mendapat kesempatan untuk berkembang, maka fungsi- fungsi tersebut akan
mengalami kelainan/abnormal, dan hal ini akan menganggu perkembangan
selanjutnya.
Karena adanya suatu masa yang disebut masa peka, maka perkembangan tidak
lain adalah terpenuhinya masa peka anak-anak. Makin tepat pelayanan terhadap
masa peka, berarti anak makin baik perkembangannya.

5). Hukum Rekapitulasi


Hukum rekapitulasi pertama-tama dikemukakan oleh Hackel, seorang sarjana
biologi Jerman, yang disebutnya “hukum biogenetis”. Dalam hukum tersebut
perkembangan jasmani individu merupakan ulangan dari perkembangan jenisnya.

10
Dengan perkataan lain, ontogenese adalah rekapitulasi dari phylogenese.
Otogenese adalah perkembangan individu. Sedangkan phylogenese adalah
kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Dengan demikian menurut hukum
rekapitulasi ini perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan
ringkas sejarah kehidupan umat manusia.
Sebagian besar ahli psikologi perkembangan mengakui adanya persamaan di
antara kehidupan kebudayaan mulai dari bangsa-bangsa primitif sampai pada
kehidupan kebudayaan bangsa yang modern dewasa ini. Contoh pengulangan ini
dapat dilihat dari fase-fase perkembangan anak yang sesuai dengan perkembangan
kehidupan bangsa-bangsa sejak zaman dahulu, yaitu:
a. Masa berburu dan menyamun
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun, yang ditandai dengan
kesenangan anak untuk menangkap binatang (berburu), bermain panah,
bermain untuk saling mengintai (jumpritan), bermain kejar-kejaran, dan
perang-perangan
b. Masa bertemak (menggembala)
Masa ini dialami anak sekitar usia 8 sampai 10 tahun, yang ditunjukkan
dengan kesenangan anak memelihara binatang, seperti ayam, burung merpati,
kucing, kelinci, dan lain-lain.
c. Masa bercocok tanam (bertani)
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 12 tahun. Pada masa ini
terlihat kegemaran anak untuk bercocok tanam, seperti senang menanam
tanam-tanaman, memeliharanya, menyiramnya, dan sebagainya.
d. Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 14 tahun. Pada masa ini
terlihat kesenangan anak untuk beraktivitas yang mirip dengan perdagangan,
seperti kesukaan anak untuk jual beli, tukar-menukar barang (perangko bekas,
gambar, dan lain-lain), berkirim-kirim foto dengan sahabat pena, dan
sebagainya.

11
e. Masa industri
Masa ini timbul usia sekitar 15 ke atas. Pada masa ini terlihat kesenangan dan
keasyikan anak mengerjakan pekerjaan tangan, seperti menyulam, membuat
keterampilan tangan, dan sebagainya.

6). Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri


Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan
mengembangkan diri. Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk-bentuk
nafsu makan dan minum, menjaga keselamatan diri. Sedangkan hasrat
mengembangkan diri terlihat dalam bentuk hasrat ingin tahu, mengenal
lingkungan, ingin bergerak, kegiatan bermain- main, dan sebagainya.
Hasrat-hasrat dasar ini dapat mengembangkan pembawaan jasmani (urat-urat,
saraf, kaki, tangan, kepala, dan lain-lain) serta pembawaan rohani (fantasi,
kehendak, pikiran, perasaan, dan lain- lain).

7). Hukum Predistinasi


Predistinasi berarti nasib atau takdir. Pada setiap umat beragama ada
kepercayaan terhadap nasib atau takdir yang telah ditetapkan Allah baginya.
Meskipun mungkin saja terdapat perbedaan penafsiran mengenai hukum takdir ini
sesuai dengan paham agama dan kepercayaan masing-masing, tetapi pada
umumnya semua umat beragama mengakui bahwa segala yang teijadi atas diri
manusia, baik secara kelompok maupun perseorangan, tidak terlepas dari kodrat
dan iradat Allah. Dengan perkataan lain, segala sesuatu terjadi atas takdir Allah,
yang harus diterima manusia sebagai nasib baginya.
Berdasarkan hukum ini berarti betapapun sempurnanya pembawaan, bakat dan
sifat-sifat keturunan, betapapun baiknya lingkungan dan pemeliharaan anak, serta
betapapun lengkapnya sarana dan sumber penghidupan, tetapi proses dan jalan
perkembangan itu tidak akan berlangsung sebagaimana yang dikehendaki
manusia seandainya nasib tidak membawanya demikian atau jika tidak ada izin
Allah. Jadi perkembangan itu juga sangat bergantung pada apa yang telah
ditakdirkan-Nya.

12
D. Fase-fase Perkembangan

Setiap manusia pasti akan selalu berkembang, baik berkembangan secara fisik
maupun berkembang secara psikologisnya. Perkembangan manusia umumnya
seperti seorang bayi yang tidak bisa berjalan menjadi bisa, dari yang tidak bisa
berbicara bisa berbicara, dan sebagainya.

Seperti yang kita ketahui perkembangan juga merupakan salah satu dari
pertumbuhan manusia. Manusia seiring bertambahnya usia pasti akan mengalami
proses pertumbuhan. Pola perkembangan merupakan hasil dari beberapa proses,
yaitu proses biologis, proses kognitif, maupun proses sosial.

Proses bilogis meliputi proses perubahan-perubahan fisik. Misalnya seorang


perempuan remaja yang mengalami menstruasi atau seorang remaja laki- laki
yang mengalami pubertas. Pada umumnya seorang remaja yang sudah mengalami
menstruasi atau pubertas pasti akan ada perubahan pada fisiknya, Contohnya pada
wanita dada akan membesar, suara akan melengking, dan pinggul akan membesar.
Sedangkan pada laki-laki perubahan yang terjadi yaitu suara menjadi lebih besar,
tumbunya rambut pada daerah kemaluan dan timbulnya jakun.

Perubahan kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu


mengenai pemikiran, kecerdasan otak, dan bahasa. Misalnya perubahan pada bayi
yang semulanya tidak bisa mengatakan sesuatu menjadi biasa berbicara, dan bisa
menirukan hal-hal yang iya lihat disekitarnya.

Proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan


individu dengan orang lain, perubahan-perubahan emosi, dan perubahan dalam
kepribadian. Senyuman bayi sebagai respon terhadap sentuhan ibunya dan
kewaspadaan seseorang gadis terhadap lingkungannya yang mencerminkan
peranan proses sosial dalam perkembangan anak.

Hendaknya selalu kita ingat bahwa proses biologis, proses kognitif, maupun
proses sosial merupakan proses yang akan selalu terjadi pada setiap pertumbuhan.

13
Kita akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses kognitif. Akan
sangat membantu dan memudahkan untuk mempelajari berbagai proses yang
mempengarui perkembangan anak dengan tetap memperhatikan dan mengingat
bahwa anak kita sedang belajar berkembangan sebagai manusia seutuhnya yang
memiliki kesatuan jiwa dan raga.

Untuk memudahkan pemahaman tetang perkembangan maka dilakukan


pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase.
Menurut Santrok dan Yusen ada lima fase perkembangan, yaitu fase pranatal (saat
dalam kandungan), fase bayi, fase anak-anak awal, fase anak-anak akhir, dan fase
remaja. Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase memperoleh gambara waktu
suatu fase dimulai dan berakhir.

1. Fase pranatal (saat dalam kandungan) merupakan waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pembuahan yang
luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemapuan berperilaku, dihaslikan dalam kurun waktu 9 bulan.

2. Fase bayi merupakan saat perkembangan berlangsung sejak lahir sampai 18


atau 24 bulan. Masa ini adalah masa dimana seorang anak sangat bergantung
kepada orang tua.

3. Fase kanak-kanak awal merupakan fase perkembangan yang berlangsung


sejak bayi hingga 5 atau 6 tahun, kadang-kadang bisa disebut juga masa fase
pra sekolah. Selama fase ini mereka akan belajar banyak hal dan
berkembangannya keterampilan.

4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir merupakan fase perkembagan yang


berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun. anak-anak akan
menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan
berhitung.

14
5. Fase remaja merupakan masa perkembangan yang merupakan masa transisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yaitu sekitar umur 10 tahun
sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. remaja
menglami perubahan fisik yang cepat. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya
untuk mencari identitas diri. Pemikirannya akan menjadi lebih logis, abstrak
dan idealis.

Pada saat ini para ahli perkembangan berpendapat bahwa perlahan-lahan


perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan
merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Dalam pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa perkembangan tiap-tiap


individu tidak sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor.
Secara garis besarnya, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas tiga faktor,
yaitu: 1). faktor yang berasal dari dalam diri individu, 2). faktor yang berasal dari
luar diri individu, dan 3). faktor-faktor umum. Untuk lebih jelasnya ketiga
faktor tersebut berikut akan penulis uraikan.

1). Faktor Yang Berasal Dari Dalam Diri Individu

Faktor yang berasal dari dalam diri individu merupakan salah satu faktor yang
bersumber dari setiap individu. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri. Diantara faktor-faktor di dalam diri yang sangat tampak dan
berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah:
1. Bakat atau pembawaan
Bakat merupakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap individu. Yang mencakup
segala faktor yang ada pada individu semenjak dari dalam kandungan,
kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan, dan
keterampilan.

15
2. Sifat-sifat Keturunan
Sifat keturunan merupakan sifat yang diperoleh dari orangtua atau nenek
moyang. Sifat keturunan ini dimiliki ketika seseorang dalam suatu ikatan
keluarga. Hal ini dapat berupa keturunan dari fisik dan mental. Misalnya fisik
yaitu bentuk muka, wajah, bentuk badan, suatu penyakit dll. Sedangkan sifat
mental seperti pemarah, pemalas, pintar dan sebagainya.
3. Dorongan dan Instink
Dorongan adalah hal yang membuat seseorang untuk melakukan suatu hal yang
dapat menggerakkan manusia untuk melakukan tindakan atau perilaku yang
terdapat tujuan tertentu. Sedangkan, instink adalah kesanggupan atau ilmu
tersembunyi yang menyuruh kepada manusia bagaimana melaksanakan
dorongan batin. Kemampuan instink ini merupakan suatu sikap yang bersifat
turun-temurun yang dibawa sejak lahir. Instink ini dapat di definisikan sebagai
perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik. Dengan kata
lain, instink yaitu menjalankan control elektif terhadap tingkah laku dengan
meningkatkan kepekaan orang terhadap jenis-jenis stimulasi tertentu.

2). Faktor yang Berasal Dari Luar Individu

Faktor yang berasal dari luar individu merupakan perkembangan yang


didorong dari dalam,dan dorongan itu dapat melaju atau terhambat oleh faktor-
faktor yang berada di luar dirinya. Atau ada di luar diri siswa/peserta didik yang
meliputi lingkungan dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan
lingkungan. Di antara faktor-faktor luar yang mempengaruhi perkembangan
individu adalah:

1. Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap
individu. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, di antara kebutuhan
yang harus diperhatikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak

16
adalah pola dan jenis asupan makanan harus yang baik agar proses
pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Terutama asupan
gizi anak yang harus diperhatikan, karena mulai dari 5 tahun pada masa
tersebut akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
2. Iklim
Iklim juga berpengaruh terhadap perkembangan individu sangat berpengaruh
pula terhadap sifat-sifat individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim
yang bersangkutan. Jika terdapat dampak perubahan iklim yang buruk maka
akan memengaruhi tumbuh kembang hingga angka kematian mereka. Seperti
terjadinya kekrisisan air yang sangat ektrem. Untuk itu, perlu peran dari aspek
lain seperti sanitasi dan kebersihan karena tanpa keduanya, sumber air
berpotensi tercemar dan membantu penyebaran penyakit. Cara tersebut dapat
dilakukan dengan meningkatkan pelayanan air dan sanitasi berupa diversifikasi
sumber air konsumsi.
3. Kebudayaan
Budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan
seseorang. Kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk
dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. Pada
perkembangan biasanya terjadi secara bertahap dan saling berhubungan,
dengan hal yang harus di perhatikan dan menjadi sangat mendasar pada
perkembangan seorang anak adalah budaya yang mereka kembangkan di dalam
suatu keluarga dan biasanya anak yang berkembang di banyak budaya dapat
memperoleh pelajaran yang mendasar tentang lingkungan mereka, lingkungan
budaya juga membentuk cara berpikir dan berperilaku.
4. Ekonomi
Ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua yang
ekonominya lemah, yang tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokok
anak-anaknya dengan baik. Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara
ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan
jiwa anak-anaknya.

17
5. Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga juga mempengaruhi
perkembangannya. Bila anak itu merupakan anak tunggal, yang biasanya
diperhatian orang tua tercurah kepadanya ,sehingga ia cenderung memiliki
sifat-sifat seperti: manja dan kurang bisa bergaul dengan teman-teman
sebayanya. Sebaliknya, seorang anak yang mempunyai banyak saudara, dan
juga orang tua sibuk membagikan perhatiannya terhadap saudara-saudaranya.
Oleh sebab itu anak dalan suatu keluarga menunjukkan perkembangan yang
lebih cepat dibandingkan dengan anak pertama.

3). Faktor-Faktor Umum

Faktor-faktor yang dapat digolongkan ke dalam kedua penggolongan , yaitu


faktor dari dalam maupun dari luar individu. Jika faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari kedua unsur tersebut,
maka dikatakan sebagai faktor umum. Di antara faktor-faktor umum yang
mempengaruhi perkembangan individu adalah:
1. Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi
perkembangan anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan
kecepatan perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang rendah erat
kaitannya dengan kelambanan perkembangan. Seperti dalam perkembangannya
intelegensi yang diimplikasikan dalam pendidikan selalu dijadikan tolak ukur
dalam keberhasilan pembelajaran, dalam pendidkan intelegensi seseorang
pelajar ditentukan berdasarkan hasil tes intelegensi, baik itu hasil belajar
seorang pelajar maupun dalam penyaringan siswa baru. Anak yang memiliki
intelegensi yang abnormal, baik sangat tinggi maupun yang sangat rendah
sama-sama menimbulkan masalah bila ditinjau dari dunia pendidikan.
Pentingnya makna perbedaan individual, khususnya dalam hal intelegensi,

18
membawa kesadaran dalam dunia pendidikan akan perlunya perlakuan khusus
terhadap anak didik yang tergolong memiliki tingkat intelegensi tidak biasa.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga sangat memegang peranan yang penting dalam
perkembangan fisik dan mental seorang anak. Seperti dalam hal anak yang
baru saja lahir. Misal, anak laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan dengan
anak perempuan. Dan kemudian anak perempuan akan menjadi tumbuh lebih
cepat daripada anak laki-laki. Ini menyebabkan kematangannya anak
perempuan lebih dahulu dari anak laki-laki.
3. Kelenjar Gondok
Dalam bidang penelitian endocrinologi kelenjar gondok merupakan peranan
yang penting terhadap perkembangan fisik dan mental seorang anak. Kelenjar
gondok ini dimiliki oleh pria maupun wanita baik pada waktu sebelum lahir,
maupun sesudah lahir dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
4. Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi
perkembangan individu. Kesehatan seringkali menjadi dampak dari berbagai
permasalahan yang dialami individu dan lingkungan sekitarnya. Seperti mereka
yang mengalami beberapa gangguan kesehatan, baik itu secara mental maupun
fisik.
5. Ras
Ras juga merupakan salah satu yang mempengaruhi perkembangan seseorang.
Misalnya perbedaan dari ras Mediterranean dengan anak-anak dari bangsa
eropa karena ras Mediterranean lebih cepat perkembangan fisiknya dari ras
bangsa-bangsa yang berkulit putih dan kuning.

19
F. Teori-teori Perkembangan

Menurut Crain (2007) ada 14 teori perkembangan yang dikemukakan ahli


psikologi perkembangan yaitu:

1). Environmentalisme

Teori Enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh


lingkungan. Teori ini dikemukakan filsuf Inggris Jhon Locke (1632-1704). Dia
mengakui kalau individu memiliki tempramen yang berbeda. Namun secara
keseluruhan, lingkunganlah yang membentuk jiwa (Crain, 2007: 6-7). Pada saat
jiwa dalam kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-anak mudah dididik menurut
kemauan pendidiknya. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses
asiosiasi (dua gagasan selalu muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatu
berkali-kali), imitasi (peniruan), dan reward and punishment (penghargaan dan
hukuman).

2). Naturalisme

Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan caranya melihat,


berpikir, dan merasa alam seperti guru yang mendorong anak mengembangkan
kemampuan berbeda-beda di tingkat pertumbuhan yang berbeda. Teori ini
dikemukakan Jean Jecques Rousseau (1712-1778).

3). Etologis

Teori etologis dikemukakan oleh Darwin, Lorenz & Tindbergen, dan Bowlby.
Charles Darwin (1809-1882) menyatakan bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh seleksi alam. Seleksi alam tidak hanya terjadi pada fisik seperti
warna kulit, namun juga pada beragam tingkah laku. Konrad Lorenz (1903-1989)
dan Niko Tindbergen (1907-1988) menyatakan insting ikut berkembang karena
menjadi adaptif dalam lingkungan tertentu dan insting memerlukan lingkungan
yang tepat untuk berkembang dengan benar (Crain, 2007: 64). Jhon Bowlby
(1907-1990) perkembangan manusia ditentukan lingkungan yang diadaptasinya.
Untuk mendapatkan perlindungan anak-anak harus mengembangkan tingkah laku

20
kemelekatan (attachment) yaitu sinyal yang mempromosikan dan
mempertahankan kedekatan anak dengan pengasuhnya (Bowlby, 1982: 182).

4). Komparatif dan Organismik

Teori komparatif dan organismik dikemukakan Heinz Werner (1890- 1964)


yang menyatakan bahwa perkembangan tidak sekedar mengacu kepada
peningkatan ukuran, tetapi perkembangan mencakup perubahan-perubahan di
dalam struktur yang dapat didefinisikan menurut prinsip ontogenik.

5). Perkembangan Kognitif

Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan
berpikir manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget mencatat bahwa
seorang anak berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia. Tahap
berpikir manusia menurut Piaget bersifat biologis.

6). Perkembangan Moral

Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg. Kohlberg


percaya bahwa ada tiga tingkat perkembangan moral yang masing-masing
ditandai dua tahap. Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral menurut
Kohlberg adalah internalisasi, yaitu perubahan perkembangan dari perilaku yang
dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal
(Moshman, 2005: 74)

7). Pengondisian Klasik

Teori pengondisian klasik dikemukakan oleh Ivan Pavlov (1849- 1936) yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia berasal prinsip stimulus dan respon.
Melalui eksprimennya Pavlov menemukan bahwa pengondisian dapat
menimbulkan respon-respon bawaan terjadi secara spontan melalui latihan
berulang-ulang.

21
8). Pengondisian Operan

Pengondisian operan dikemukakan Skinner (1905-1990).Untuk


menemukanteori pengondisian operan sebagai sebuah teori perkembangan
Skinner membuat “Skinner Box” Di dalam kotak Skinner mencobakan
perkembangan pengetahuan latihan yang disertai dengan reward dan punishment.

9). Pemodelan

Teori Pemodelan dikemukakan Albert Bandura. Bandura menyatakan bahwa


perkembangan manusia merupakan hasil interaksi antara faktor heriditas dan
lingkungan.

10). Sosial-Historis

Teori sosial-historis dikemukakan Vygotsky (1896-1934). Lev Vigotsky


berpandangan bahwa konteks social merupakan hal yang sangat penting dalam
proses belajar seorang anak. Pengalaman interaksi social ini sangat berperan
dalam mengembangkan kemampuan berpikiran Interaksi antara anak dengan
lingkungan sosialnya akan menciptakan bentuk-bentuk aktivitas mental yang
tinggi.

11). Psikoanalitik

Teori Psikoanalisa digagas oleh Sigmund Frued (1856-1939) yang menekankan


pada pentingnya peristiwa dan pengalaman yang dialami anak, khususnya situasi
kekacauan mental. Menurut Frued perkembangan seseorang digambarkan sebagai
sejumlah tahapan psiko seksual yang digambarkan pada tahapan-tahapan: tahap
oral, tahap anal, tahap phallic, tahap laten, dan genital (Santrock, 1995: 22). Setiap
tahapan tersebut berkaitan dengan kepuasan libido seksual yang dapat memainkan
peranan pada kepribadian seseorang ketika dia dewasa.

22
12). Psiko-sosial

Teori ini digagas Erik Erikson (1902) yang menyatakan bahwa perkembangan
terjadi sepanjang kehidupan manusia. Erikson meyakini bahwa setiap tahap
perkembangan berfokus pada upaya penanggulangan konflik . Kesuksesan atau
kegagalan menangani konflik dapat berpengaruh pada setiap tahap perkembangan.

13). Perkembangan Bahasa

Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky (1928). Chomsky


menyatakan kemampuan berbahasa adalah bawaan manusia yang tidak dimiliki
makhluk lain. Kemampuan berbahasa telah dibawam manusia sejak akhir.

14). Humanistic

Penggagas aliran humanistic adalah Abraham Maslow (1908-1970) .Menurut


Maslow pertumbuhan dan perkembangan manusia ditentukan oleh hakikat batin
yang esensial dan biologis. Inti batin manusia mendorongnya untuk mencapai
perealisasiaan kemanusiaanya seutuhnya.

23
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Peserta didik merupakan individu yang memiliki karakteristik atau kepribadian


yang beragam. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sebagian besar
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan
secara psikologis dari proses kematangan pada fisik, seperti ukuran berat dan
tinggi badan. Sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan secara
kualitatif, yang fungsinya adalah untuk mencapai penyempurnaan fungsi
psikologis dalam menunjukkan cara peserta didik bertingkah laku dan berinteraksi
dengan lingkungan.

Proses perkembangan pada peserta didik butuh melewati beberapa fase, dari
fase pranatal atau fase saat kita berada di kandungan hingga fase remaja, yang
dalam prosesnya terdapat bermacam-macam hukum serta teori perkembangan.
Dan lewat konsep dasar peserta didik tersebut diharapkan guru dapat menciptakan
metode yang tepat sasaran. Sehingga peserta didik dapat memenuhi kebutuhannya
di sekolah secara optimal.

B. Saran

Peserta didik dalam proses pembelajaran mengembangkan potensi dirinya tidak


dapat dipisahkan dari tugas dan peran pendidik membantu peserta didik mendapat
kebutuhan mereka, baik kebutuhan jasmani, pribadi, sosial maupun psikologi.
Alangkah baiknya pendidik dapat mengarahkan peserta didik agar mampu
beradaptasi dengan serangkaian tantangan kehidupan. Penulis berharap pendidik
dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang memiliki
ragam sifat yang berbeda dengan baik. Perlu adanya metode pengajaran khusus
dari pendidik agar mampu mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki
karakteristik yang beragam.

24
DAFTAR PUSTAKA

Crain, W. (2007). Theories of Development: Concepts and Applications: Concepts


and Applications. Malang: Pustaka Pelajar. Retrieved September 4, 2022

Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya. Retrieved September 4, 2022

Honggowiyono, P. (2015). Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik.


Malang: Gung Samudera. Retrieved September 4, 2022

Masganti, S. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.


Retrieved September 4, 2022

Nora, A. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Deepunlish.


Retrieved September 4, 2022

Rahmat, P. S. (2018). perkembangan peserta didik. (S. B. Hastuti, Ed.) jakarta:


PT Bumi Aksara. Retrieved September 4, 2022

Ramli, M. (2015, Januari 1). hakikat pendidik dan peserta didik. Tarbiyah
Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, V(1), 68-69. Retrieved
September 4, 2022

25

Anda mungkin juga menyukai