Disusun oleh:
Kelompok 1
Abdul Hadi (NIM : 2210118210004)
Dwi Rara Rahmiati (NIM : 2210118120005)
Ahmad Shaufi (NIM : 2210118210035)
Nur Tsabita Aulia (NIM : 2210118320001)
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Perkembangan Peserta Didik”.
Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
Berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada
1. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, M.Si. Dan Juhairiah, S.Pd. M.Pd. sebagai dosen
pengampu.
2. Serta teman-teman dan berbagai pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dari hasil penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak
Kekurangan dan jauh dari sempurna, serta kejanggalan yang mungkin kurang
berkenan dihati pembaca. Namun demikian, kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kelancaran dan kelengkapan penyusunan makalah ini.
Kami harap makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Hakikat Perkembangan..........................................................................................3
B. Pertumbuhan dan Perkembangan..........................................................................4
C. Hukum-hukum Perkembangan..............................................................................8
D. Fase-fase Perkembangan......................................................................................13
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan...........................................15
F. Teori-teori Perkembangan....................................................................................20
BAB III..................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
A. Simpulan................................................................................................................24
B. Saran.......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akan tetapi untuk dapat tampil menjadi guru yang ideal tidak cukup hanya
mengandalkan penguasan kami terhadap ilmu yang akan kami ajarkan kelak.
Sebab dalam konteks pembelajaran aspek tersebut hanyalah upaya guru dalam
mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuannya dalam belajar. Banyak
komponen lain yang sangat diperlukan, guna memperoleh keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas sebagai guru. Diantara komponen tersebut adalah memahami
peserta didik. Ini adalah penting, karena peserta didik yang akan dihadapi guru
adalah individu individu dengan karakteristik beragam, yang kemudian tiap tiap
peserta memiliki tingkat perkembangan yang berbeda pula.
Untuk dapat menghadapi secara langsung peserta didik yang memiliki latar
belakang, corak kepribadian, serta tingkat perkembangan yang beragam tersebut.
Kami perlu mengetahui konsep dasar pekembangan peserta didik. Dengan
mengamati latar belakang akademis, sosial-ekonominya, dan sebagainya. Konsep
dasar perkembangan peserta didik sendiri ialah konsep yang berpacu pada proses
perubahan peserta didik yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
skill dan karakteristik baru. Apabila konsep telah sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik. Maka peserta didik akan menemukan titik optimal
dalam pencapaiannya selama sekolah. Oleh karena itu penting sekali bagi kami,
1
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk menguasai konsep
dasar perkembangan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dijabarkan maka ada beberapa
masalah yang dapat kami rumuskan dan akan kami jelaskan dalam makalah ini
yaitu:
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Perkembangan
Peserta didik ialah orang yang belum dewasa dan mempunyai sejumlah
potensi dasar yang perlu dikembangkan. Peserta didik adalah “Raw Material”
(Bahan Mentah) dalam proses transformasi dan internalisasi, menepati posisi yang
sangat penting untuk melihat signifikasinya dalam menemukan keberhasilan
sebuah proses. Peserta didik adalah makhluk individu yang memiliki kepribadian
dengan ciri-ciri yang khas yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dipengaruhi
oleh lingkungan dimana ia berada. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik sebagai komponen
yang tidak dapat terlepas dari sistem pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa
peserta didik adalah obyek pendidikan tersebut. Jadi secara sederhana peserta
didik dapat didefinisikan sebagai anak yang belum memiliki kedewasaan dan
memerlukan orang lain untuk mendidiknya sehingga menjadi individu yang
dewasa, memiliki jiwa spiritual, aktifitas dan kreatifitas sendiri.
Dengan demikian peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk
berkembang, dan mereka berusaha mengembangkan potensinya itu melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenis pendidikan tertentu. Dalam perkembangan peserta
didik ini, secara hakiki memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.
Pemenuhan kebutuhan peserta didik tumbuh dan berkembang mencapai
3
kematangan pisik dan psikis. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pendidik
diantaranya:
b. Kebutuhan sosial; pemenuh keinginan untuk saling berkarib sesama siswa dan
guru serta orang lain, ialah salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan sosial
anak didik. Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga tempat
para siswa belajar, bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan seperti bergaul
sesama teman yang berbeda jenis kelamin, bangsa, suku, agama, dan status
sosial. Guru dalam hal ini mesti dapat melahirkan suasana kerja sama antar
siswa dengan suatu harapan dapat menciptakan suatu pengalaman belajar yang
lebih baik. Kebutuhan intelektual; semua siswa tidak sama dalam hal minat
untuk mempelajari suatu
c. ilmu pengetahuan, mungkin ada yang lebih berminat belajar fisika, ekonomi,
kimia, atau yang lain-lain. Minat sejenis ini tidak dapat dipaksakan jikalau
ingin mendapatkan hasil belajar yang optimal.
1). Pertumbuhan
4
(bertingkat-tingkat) dan kontinu (berkelanjutan) serta berlangsung dalam periode
tertentu. Contoh pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggi
badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar,
dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.
2). Perkembangan
2. Schneirla (1975) dalam Sunarto dan Hartono (1999: 38) mendefinisi kan
perkembangan (development) adalah "perubahan-perubahan progresif dalam
organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fung sional dan
adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua
faktor yakni kematangan dan pengalaman".
5
3. Libert, Paulus, dan Strauss (Gunarsa, 1990: 31) yaitu bahwa: "Perkembangan
adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi
kematangan dan interaksi dengan lingkungan".
a. The progressive and continuous change in the organism from birth to death
(perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus
dalam diri organisme sejak lahir hingga mati).
b. Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts
(perkembangan berarti perubahan dalam bentuk penyatuan bagian bagian
yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional).
6
pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis yang
mengacu pada jumlah, besar, dan luas yang bersifat konkret. Perubahan tersebut
diwujudkan dalam peristiwa pembesaran atau penambahan, seperti kecil menjadi
besar, pendek menjadi panjang, sempit menjadi luas, dan perubahan material lain
yang bersifat biologis. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai perubahan-
perubahan fisik ataupun psikis yang dialami organisme atau individu menuju
tingkat kedewasa annya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan. Sistematis berarti perubahan dalam perkembangan tersebut
saling ketergantung an atau saling memengaruhi antara bagian-bagian organisme
(fisik & psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progesif berarti
perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam secara kuantitatif
(fisik) dan kualitatif (psikis). Berkesinambungan berarti perubahan pada bagian
atau fungsi organisme berlangsung secara beraturan.
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ
organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat,
dan berkreasi).
7
C. Hukum-hukum Perkembangan
Proses perkembangan merupakan suatu evolusi yang secara umum adalah sama
pada setiap anak. Namun demikian, perbedaan- perbedaan individual
dimungkinkan terjadi karena faktor-faktor pembawaan, pengalaman-pengalaman
dalam lingkungan, dan faktor- faktor lainnya, seperti iklim, sosiologis, ekonomis,
dan sebagainya.
Menurut hukum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan suatu
penjumlahan atau suatu kumpulan unsur yang berdiri sendiri. Pernyataan-
pernyataan psikis satu sama lain saling bersangkut-paut, pengaruh-mempengaruhi
dan merupakan suatu keseluruhan. Pertumbuhan dan perkembangan adalah
diferensiasi atau pengkhususan dari totalitas pada unsur-unsur atau bagian-
bagian baru, bukan kombinasi dari unsur-unsur atau bukan suatu kumpulan dari
bagian- bagian. Daya dan fungsi jiwa tidaklah berkembang satu demi satu atau
terlepas satu sama lain, melainkan saling bersangkut paut. Misalnya, ingatan tidak
berkembang dan maju sendiri tanpa hubungan dan sangkut paut dengan
pengamatan dan perhatian.
8
orang tua tidak perlu merasa kecewa apabila anaknya mengalami perkembangan
yang lambat dibandingkan dengan anak tetangga.
Kelajuan atau keterhambatan dalam perkembangan itu tidak sama besar pada
setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun pelambatan dalam
peralihan perkembangan tidak sama cara berlangsungnya pada setiap anak.
Sehubungan dengan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat dibedakan
atas tiga golongan, yaitu:
9
a. Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun
terhambat, melainkan perkembangannya berlangsung mendatar dan maju
secara berangsur-angsur. Semuanya berlangsung dengan tenang, masa yang
satu disambung oleh masa berikutnya dengan tidak menunjukkan peralihan
yang nyata.
b. Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sesudah
besar kecepatan perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya
berhenti sama sekali.
c. Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin
besar (lama) semakin bertambah cepat kemajuannya. Hukum Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri ke
luar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang.
10
Dengan perkataan lain, ontogenese adalah rekapitulasi dari phylogenese.
Otogenese adalah perkembangan individu. Sedangkan phylogenese adalah
kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Dengan demikian menurut hukum
rekapitulasi ini perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan
ringkas sejarah kehidupan umat manusia.
Sebagian besar ahli psikologi perkembangan mengakui adanya persamaan di
antara kehidupan kebudayaan mulai dari bangsa-bangsa primitif sampai pada
kehidupan kebudayaan bangsa yang modern dewasa ini. Contoh pengulangan ini
dapat dilihat dari fase-fase perkembangan anak yang sesuai dengan perkembangan
kehidupan bangsa-bangsa sejak zaman dahulu, yaitu:
a. Masa berburu dan menyamun
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun, yang ditandai dengan
kesenangan anak untuk menangkap binatang (berburu), bermain panah,
bermain untuk saling mengintai (jumpritan), bermain kejar-kejaran, dan
perang-perangan
b. Masa bertemak (menggembala)
Masa ini dialami anak sekitar usia 8 sampai 10 tahun, yang ditunjukkan
dengan kesenangan anak memelihara binatang, seperti ayam, burung merpati,
kucing, kelinci, dan lain-lain.
c. Masa bercocok tanam (bertani)
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 12 tahun. Pada masa ini
terlihat kegemaran anak untuk bercocok tanam, seperti senang menanam
tanam-tanaman, memeliharanya, menyiramnya, dan sebagainya.
d. Masa berdagang
Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 14 tahun. Pada masa ini
terlihat kesenangan anak untuk beraktivitas yang mirip dengan perdagangan,
seperti kesukaan anak untuk jual beli, tukar-menukar barang (perangko bekas,
gambar, dan lain-lain), berkirim-kirim foto dengan sahabat pena, dan
sebagainya.
11
e. Masa industri
Masa ini timbul usia sekitar 15 ke atas. Pada masa ini terlihat kesenangan dan
keasyikan anak mengerjakan pekerjaan tangan, seperti menyulam, membuat
keterampilan tangan, dan sebagainya.
12
D. Fase-fase Perkembangan
Setiap manusia pasti akan selalu berkembang, baik berkembangan secara fisik
maupun berkembang secara psikologisnya. Perkembangan manusia umumnya
seperti seorang bayi yang tidak bisa berjalan menjadi bisa, dari yang tidak bisa
berbicara bisa berbicara, dan sebagainya.
Seperti yang kita ketahui perkembangan juga merupakan salah satu dari
pertumbuhan manusia. Manusia seiring bertambahnya usia pasti akan mengalami
proses pertumbuhan. Pola perkembangan merupakan hasil dari beberapa proses,
yaitu proses biologis, proses kognitif, maupun proses sosial.
Hendaknya selalu kita ingat bahwa proses biologis, proses kognitif, maupun
proses sosial merupakan proses yang akan selalu terjadi pada setiap pertumbuhan.
13
Kita akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses kognitif. Akan
sangat membantu dan memudahkan untuk mempelajari berbagai proses yang
mempengarui perkembangan anak dengan tetap memperhatikan dan mengingat
bahwa anak kita sedang belajar berkembangan sebagai manusia seutuhnya yang
memiliki kesatuan jiwa dan raga.
1. Fase pranatal (saat dalam kandungan) merupakan waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pembuahan yang
luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemapuan berperilaku, dihaslikan dalam kurun waktu 9 bulan.
14
5. Fase remaja merupakan masa perkembangan yang merupakan masa transisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yaitu sekitar umur 10 tahun
sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. remaja
menglami perubahan fisik yang cepat. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya
untuk mencari identitas diri. Pemikirannya akan menjadi lebih logis, abstrak
dan idealis.
Faktor yang berasal dari dalam diri individu merupakan salah satu faktor yang
bersumber dari setiap individu. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri. Diantara faktor-faktor di dalam diri yang sangat tampak dan
berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah:
1. Bakat atau pembawaan
Bakat merupakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap individu. Yang mencakup
segala faktor yang ada pada individu semenjak dari dalam kandungan,
kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan, dan
keterampilan.
15
2. Sifat-sifat Keturunan
Sifat keturunan merupakan sifat yang diperoleh dari orangtua atau nenek
moyang. Sifat keturunan ini dimiliki ketika seseorang dalam suatu ikatan
keluarga. Hal ini dapat berupa keturunan dari fisik dan mental. Misalnya fisik
yaitu bentuk muka, wajah, bentuk badan, suatu penyakit dll. Sedangkan sifat
mental seperti pemarah, pemalas, pintar dan sebagainya.
3. Dorongan dan Instink
Dorongan adalah hal yang membuat seseorang untuk melakukan suatu hal yang
dapat menggerakkan manusia untuk melakukan tindakan atau perilaku yang
terdapat tujuan tertentu. Sedangkan, instink adalah kesanggupan atau ilmu
tersembunyi yang menyuruh kepada manusia bagaimana melaksanakan
dorongan batin. Kemampuan instink ini merupakan suatu sikap yang bersifat
turun-temurun yang dibawa sejak lahir. Instink ini dapat di definisikan sebagai
perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik. Dengan kata
lain, instink yaitu menjalankan control elektif terhadap tingkah laku dengan
meningkatkan kepekaan orang terhadap jenis-jenis stimulasi tertentu.
1. Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap
individu. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, di antara kebutuhan
yang harus diperhatikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak
16
adalah pola dan jenis asupan makanan harus yang baik agar proses
pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Terutama asupan
gizi anak yang harus diperhatikan, karena mulai dari 5 tahun pada masa
tersebut akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
2. Iklim
Iklim juga berpengaruh terhadap perkembangan individu sangat berpengaruh
pula terhadap sifat-sifat individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim
yang bersangkutan. Jika terdapat dampak perubahan iklim yang buruk maka
akan memengaruhi tumbuh kembang hingga angka kematian mereka. Seperti
terjadinya kekrisisan air yang sangat ektrem. Untuk itu, perlu peran dari aspek
lain seperti sanitasi dan kebersihan karena tanpa keduanya, sumber air
berpotensi tercemar dan membantu penyebaran penyakit. Cara tersebut dapat
dilakukan dengan meningkatkan pelayanan air dan sanitasi berupa diversifikasi
sumber air konsumsi.
3. Kebudayaan
Budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan
seseorang. Kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk
dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. Pada
perkembangan biasanya terjadi secara bertahap dan saling berhubungan,
dengan hal yang harus di perhatikan dan menjadi sangat mendasar pada
perkembangan seorang anak adalah budaya yang mereka kembangkan di dalam
suatu keluarga dan biasanya anak yang berkembang di banyak budaya dapat
memperoleh pelajaran yang mendasar tentang lingkungan mereka, lingkungan
budaya juga membentuk cara berpikir dan berperilaku.
4. Ekonomi
Ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua yang
ekonominya lemah, yang tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokok
anak-anaknya dengan baik. Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara
ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan
jiwa anak-anaknya.
17
5. Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga juga mempengaruhi
perkembangannya. Bila anak itu merupakan anak tunggal, yang biasanya
diperhatian orang tua tercurah kepadanya ,sehingga ia cenderung memiliki
sifat-sifat seperti: manja dan kurang bisa bergaul dengan teman-teman
sebayanya. Sebaliknya, seorang anak yang mempunyai banyak saudara, dan
juga orang tua sibuk membagikan perhatiannya terhadap saudara-saudaranya.
Oleh sebab itu anak dalan suatu keluarga menunjukkan perkembangan yang
lebih cepat dibandingkan dengan anak pertama.
18
membawa kesadaran dalam dunia pendidikan akan perlunya perlakuan khusus
terhadap anak didik yang tergolong memiliki tingkat intelegensi tidak biasa.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga sangat memegang peranan yang penting dalam
perkembangan fisik dan mental seorang anak. Seperti dalam hal anak yang
baru saja lahir. Misal, anak laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan dengan
anak perempuan. Dan kemudian anak perempuan akan menjadi tumbuh lebih
cepat daripada anak laki-laki. Ini menyebabkan kematangannya anak
perempuan lebih dahulu dari anak laki-laki.
3. Kelenjar Gondok
Dalam bidang penelitian endocrinologi kelenjar gondok merupakan peranan
yang penting terhadap perkembangan fisik dan mental seorang anak. Kelenjar
gondok ini dimiliki oleh pria maupun wanita baik pada waktu sebelum lahir,
maupun sesudah lahir dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
4. Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi
perkembangan individu. Kesehatan seringkali menjadi dampak dari berbagai
permasalahan yang dialami individu dan lingkungan sekitarnya. Seperti mereka
yang mengalami beberapa gangguan kesehatan, baik itu secara mental maupun
fisik.
5. Ras
Ras juga merupakan salah satu yang mempengaruhi perkembangan seseorang.
Misalnya perbedaan dari ras Mediterranean dengan anak-anak dari bangsa
eropa karena ras Mediterranean lebih cepat perkembangan fisiknya dari ras
bangsa-bangsa yang berkulit putih dan kuning.
19
F. Teori-teori Perkembangan
1). Environmentalisme
2). Naturalisme
3). Etologis
Teori etologis dikemukakan oleh Darwin, Lorenz & Tindbergen, dan Bowlby.
Charles Darwin (1809-1882) menyatakan bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh seleksi alam. Seleksi alam tidak hanya terjadi pada fisik seperti
warna kulit, namun juga pada beragam tingkah laku. Konrad Lorenz (1903-1989)
dan Niko Tindbergen (1907-1988) menyatakan insting ikut berkembang karena
menjadi adaptif dalam lingkungan tertentu dan insting memerlukan lingkungan
yang tepat untuk berkembang dengan benar (Crain, 2007: 64). Jhon Bowlby
(1907-1990) perkembangan manusia ditentukan lingkungan yang diadaptasinya.
Untuk mendapatkan perlindungan anak-anak harus mengembangkan tingkah laku
20
kemelekatan (attachment) yaitu sinyal yang mempromosikan dan
mempertahankan kedekatan anak dengan pengasuhnya (Bowlby, 1982: 182).
Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan
berpikir manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget mencatat bahwa
seorang anak berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia. Tahap
berpikir manusia menurut Piaget bersifat biologis.
Teori pengondisian klasik dikemukakan oleh Ivan Pavlov (1849- 1936) yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia berasal prinsip stimulus dan respon.
Melalui eksprimennya Pavlov menemukan bahwa pengondisian dapat
menimbulkan respon-respon bawaan terjadi secara spontan melalui latihan
berulang-ulang.
21
8). Pengondisian Operan
9). Pemodelan
10). Sosial-Historis
11). Psikoanalitik
22
12). Psiko-sosial
Teori ini digagas Erik Erikson (1902) yang menyatakan bahwa perkembangan
terjadi sepanjang kehidupan manusia. Erikson meyakini bahwa setiap tahap
perkembangan berfokus pada upaya penanggulangan konflik . Kesuksesan atau
kegagalan menangani konflik dapat berpengaruh pada setiap tahap perkembangan.
14). Humanistic
23
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Proses perkembangan pada peserta didik butuh melewati beberapa fase, dari
fase pranatal atau fase saat kita berada di kandungan hingga fase remaja, yang
dalam prosesnya terdapat bermacam-macam hukum serta teori perkembangan.
Dan lewat konsep dasar peserta didik tersebut diharapkan guru dapat menciptakan
metode yang tepat sasaran. Sehingga peserta didik dapat memenuhi kebutuhannya
di sekolah secara optimal.
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Ramli, M. (2015, Januari 1). hakikat pendidik dan peserta didik. Tarbiyah
Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, V(1), 68-69. Retrieved
September 4, 2022
25