Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata
Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu
Dr. Husnul Madihah, M.M.Pd
Disusun Oleh:
NAMA NPM
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perkembangan Peserta Didik ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan literatur. Maka dari itu saya menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan serta dan membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Selain itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya bisa
memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan..............................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik.............................................................3
2.1.1 Pengertian Perkembangan................................................................................3
2.1.2 Pengertian Peserta Didik...................................................................................4
2.1.3 Tujuan & Manfaat Dari Mempelajari Perkembangan Peserta Didik.................5
2.2 Perediosasi Pada Masa Perkembangan....................................................................6
2.3 Tugas Perkembangan Fase Peserta Didik.................................................................8
2.4 Faktor Pengaruh Dari Perkembangan.....................................................................11
2.4.1 Hereditas (Keturunan/Pembawaan.................................................................11
2.4.2 Lingkungan......................................................................................................12
2.5 Prinsip – Prinsip Perkembangan.............................................................................13
2.6 Penerapan Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran.............................................17
BAB III...............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................19
3.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang, Mereka
merupakan individu dinamis yang memiliki karakteristik tertentu pada setiap
perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangann ini merupakan proses alami
yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Banyak dari kita sebagai para calon pendidik yang belum memahami
perkembangan peserta didik, Seyogyanya perkembangan dan pertumbuhan anak
merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon
pendidik. Namun saat ini masih minim bagi pendidik yang baru untuk
mempelajari hal perkembangan yang dialami peserta didik, Sehingga masih ada
pendidik yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan
anak didiknya.
Jika dengan kita sebagai calon pendidik mengetahui proses, faktor dan
konsep perkembangan anak didik maka kita akan mudah mengetahui system
pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak
didik. Karena Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan
generasi - generasi masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya
pemahaman tentang perkembangan dan pertumbuhan anak didik. Dengan
demikian, sebagai calon pendidik kita diharuskan mengetahui dan memahami
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
1
1.2 Rumusan Masalah
Maka berdasarkan dari latar belakang diatas penulis mengusung rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa Konsep Dari Perkembangan Peserta Didik ?
2. Bagaimana Perediosasi Masa Perkembangan Peserta Didik ?
3. Bagaimana Proses Perkembangan Peserta Didik ?
4. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik ?
5. Apa Saja Prinsip” Perkembangan Peserta Didik ?
6. Bagaimana Penerapan Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
2.1.1 Pengertian Perkembangan
Apa itu Perkembangan? Tentu saja kita sangat sering mendengar kata
Perkembangan sekaligus maknanya, setiap kita pasti berpikiran berbeda tentang
pengertian dan arti dari perkembangan tersebut. Pengertian menurut para ahli
yaitu, Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan mengandung makna adanya
pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti
bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan
yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya”. Menurut Santrok
Yussen (1992), Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang
berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.
Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu
dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir
hayat yang bersifat timbul adanya perubahan dalam diri individu.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan
adalah proses perubahan individu yang bersifat dinamis ke arah kesempurnaan
secara terus – menerus sejak lahir hingga akhir hayat.
3
Kematangan (maturation), Perubahan kualitatif fungsi psiko fisik
organisme dari tidak siap menjadi siap melakukan fungsinya.
Perubahannya alamiah dan hasil belajar.
Belajar (Learning),Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman,
disengaja, bertujuan/terarah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Latihan (exercise), Perubahan perilaku yang bersifat mekanistis dan lebih
banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat
pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
4
karakteristik setiap peserta didik. Misalnya dengan cara memberikan suatu
permasalahan, dan bagaimana peserta didik menyelesaikan dengan solusinya
sendiri. Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan
penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek
perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah
menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik
optimal kemampuan fitrahnya.
5
Partunatal, yaitu 30 menit sejak kelahiran bayi. Dan - Fase Neonatal, yaitu
setelaj plasenta/ariari dipotong hingga bayi dapat berdiri sendiri sebagai
individu. Babyhood ( bayi ) : 2 tahun setelah menempuh masa jabang bayi,
Pada masa ini merupakan masa pembentukan kepribadian sang anak.
Masa Kanak-Kanak , Berlangsung dari umur 2 tahun hingga 6 tahun. Ini
merupakan masa sulit yang mana sang anak menjadi susah dicontrol dan
mulai sadar dia biasa melakukan apapun tanpa bantuan dan merasa tidak
harus tunduk pada lingkungan. Ciri : semakin baik dalam penggunaan organ
tubuh, cerewet, bermain dengan teman sebaya dan berjenis kelaminyang
sama, namun pada akhir masa ini anak sudah mulai bisa diatur dan siap
masuk sekolah.
Masa Kanak” Akhir, Berlangsung sejak anak usia 6 tahun hingga organ
seksualnya masa, umurnya 12-13tahun untuk wanita dan 14-15tahun untuk
pria.
Masa Pubertas, Masa pubertas ditandai dengan masuknya organ reproduksi,
secara fisik sudah siap untuk beranak pinak dan mulai menyukai lawan jenis.
Masa Remaja, Masa remaja dibagi menjadi 2 yaitu : Remaja awal berusia13-
17 tahun, dan masa remaja akhir sekitar 17-18 tahun. Masalah yang sering
muncul yaitu takut gemuk, ingin punya kumis atau jenggot, dan menganggap
teman adalah segalanya.
Masa Dewasa Awal, Masa ini berkisar antara 18-40 tahun, umumnya sudah
memiliki kehidupan yang mapan, berkeluargga dan beberapa anak.
Masa Dewasa Madya, Berkisae antara 40-60 tahun masa dimana mereka
sudah bisa mensyukuri dengan apa yang sudah mereka capai pada masa
sebelumnya , namun kondisi fisiknya sudah mulai menurun.
6
Tahap 3 : dari umur 12-15 tahun (tahap pendidikan akal fikiran)
Tahap 4 : dari umur 15-20 tahun (tahap pembentukan watak dan
pendidikan agama).
Tahap 3 : Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi
telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan
puncak perkembangan gerak pada masa bayi.
Belajar mengambil makanan, Makanan merupakan kebutuhan biologis
utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan
memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha
memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
7
Belajar berbicara. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang
mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-
orang di sekitarnya.
Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air
bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indicator
utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun.
Belajar mengetahui jenis kelamin. Pengenalan tentang jenis kelamin
sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk
perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun
yang berbeda dengan dirinya.
Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi kondisi fisiknya sangat
labil dan peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada
akhir masa kanak-kanak ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat,
seimbang agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan
selanjutnya.
Belajar hubungan social yang baik dengan orang tua, saudara serta orang-
orang dekat lainnya. Karena anak selalu berhubungan dengan orang lain.
Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan
hati nurani. Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui
mana perbuatan yang baik dan mana yang tidka baik, lebih jauh ia dituntut
untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan perbuatan yang
tidak baik.
8
Pengembangan moral, nilai dan hati nurani. Anak dituntut telah mampu
menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral, dapat
melakukan control terhadap perilakunya sesuai dengan moral.
Memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu memilih, merencanakan,
dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang
tuanya atau orang dewasa lainnya.
Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social. Anak
diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga dan
unit atau kelompok-kelompok social yang ada dalam masyarakat.
3. Tugas-tugas perkembangan masa remaja
Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis
kelamin lain.
Mampu melakukan peran-peran social sebagai laki-laki dan wanita.
Menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif.
Memiliki keberdirisendirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
Memiliki perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi.
Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan.
Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga.
Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat.
Memiliki perilaku social seperti yang diharapkan masyarakat.
9
Mengembangkan kegiatan-kegiatan waktu senggang sebagai orang
dewasa, hubungan dengan pasangan-pasangan keluarga lain sebagai
pribadi.
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik
sebagai orang setengah baya.
Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah
tua.
6. Tugas-tugas perkembangan pada masa usia lanjut, adalah :
10
yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya sehingga setelah kurang lebih
sembilan bulan menjadi organisme yang sempurna.
2.4.2 Lingkungan
Lingkungan perkembanagan merupakan berbagai peristiwa, situasi atau
kondisi diluar organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
perkembangan individu. Lingkungan ini terdiri atas: (1) Fisik, yaitu meliputi
segala sesuatu dari molekul yang ada disekitar janin sebelum lahir sampai kepada
rancangan arsitektur suatu rumah, dan (2) Sosial, yaitu meliputi seluruh manusia
yang secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan
individu. Lingkungan perkembangan siswa adalah keselurahan fenomena
11
(peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau
dipengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan perkembangan siswa yang akan
dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer
group), dan masyarakat.
12
2.5 Prinsip – Prinsip Perkembangan
Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah henti-
hentinya. Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan membantu
pendidik untuk memberi perlakuan yang benar kepada anak – anak.
Perkembangan anak pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam seluruh aspek yang ada dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosial,
aspek emosi, kognitif (berfikir) maupun aspek spiritual. Di dalam perkembangan
anak terdapat berbagai aturan-aturan tertentu yang disebut dengan prinsip-prinsip
perkembangan. Berbagai prinsip – prinsip perkembangan tersebut tersebut, yaitu
sebagai berikut:
13
ketika sudah sekolah, anak-anakpun mengalami kemajuan dari pengendalian
diri yang sederhana sampai ke suatu kemampuan untuk memulai suatu kegiatan
serta melakukannya. Selama di sekolah dasar, anak-anak belajar kemampuan
untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada suatu
pekerjaan dan banyak yang menikah yang merupakan masa yang paling
produktif; dan masa tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan
orang yang lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang merasa
tak berdaya.
14
keragaman kemampuan adaptasi setiap individu anak. Memiliki pengharapan
tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki harapan-harapan yang
kaku menurut norma kelompok tidak mencerminkan kenyataan yang terjadi
bahwa adanya perbedaan yang nyata dalam perkembangan dan belajar
individual anak dalam tahun-tahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok
dapat memberi dampak yang sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan
kebutuhan perkembangan dan belajar yang khusus.
Semua aspek perkembangan saling berkaitan, Aspek perkembangan anak yang
berupa perkembangan fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual saling
berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh aspek lain. Perkembangan dalam satu aspek dapat
membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek lainnya. Anak
yang secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan konsepsi diri
yang positif, dan konsepsi diri yang positif akan berpengaruh positif terhadap
perkembangan belajarnya dan sebaliknya. Disebabkan oleh aspek-aspek
perkembangan anak tersebut berhubungan satu sama lain, maka pendidik harus
menyadari betul hal ini dan menggunakan kesadaran ini untuk
mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar anak, membantu anak-anak
berkembang secara optimal dalam semua dimensi perkembangan dirinya.
Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya hubungan antar semua
bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan kurikulum untuk
berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah dasar perencanaan
kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu anak-anak
mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat diaplikasikan
pada mata pelajaran yang dipelajari.
Perkembanagan Berlangsung dari Kemampuan Bersifat Umum Menuju
ke Bersifat Khusus, Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju
yang lebih khusus. Seperti halnya pada awal perkembangan peserta didik
berinteraksi dengan lingkungan, maka peserta didik akan mendapatkan
tanggapan secara umum. Baru setelah itu akan mendapatkan tanggapan secara
khusus dan semakin terperinci.
15
Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan Prinsip ini berarti:
Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar
Bergerak dari struktur ke fungsi
Bergerak dari yang umum ke khusus
Bergerak dari yang konkret ke abstrak
Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
Bergerak dari heteronom ke otonom
Bergerak spiral ke arah tujuan
16
2.6 Penerapan Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran
1. Pendekatan Kontekstual, Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa
siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri
dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat,
dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan
materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran
lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk
merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip
membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
2. Pendekatan Konstruktivisme, Kontruktivisme merupakan landasan berfikir
pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005). Pendekatan konstruktivisme
sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan
membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang
dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses
ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu
perkara.
3. Pendekatan Deduktif – Induktif , Pendekatan Deduktif ditandai dengan
pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal
pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa
proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah
mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).
Sedangkan Pendekatan Induktif, Ciri uatama pendekatan induktif dalam
pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun
konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin
merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang
terjadi dilingkungan. Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa
17
diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada
dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran
yaitu metode induktif dan deduktif.
4. Pendekatan Konsep dan Proses, Pendekatan Konsep, Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami
suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya.
Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep
yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk
memahami konsep. Sedangkan Pendekatan Proses Pada pendekatan
proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa,
merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan.
5. Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat, National Science Teachers
Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM sebagai the teaching and
learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang
sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks
pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk
meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses
sains dalam kehidupan sehari-hari.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu pendidikan semakin berkembang dengan teknologi yang begitu
canggih menjadikan semua aspek di dalam hidup kita semakin berkembang dan
menjadikan pelajar lebih mengerti akan hakekat pendidikan untuk manusia
indonesia seutuhnya.Tak banyak orang yang menjadi pintar tapi hilang dari
hakikat manusia karna itulah pendidikan formal sangatlah wajib bagi di ikuti
karna selain ilmu pendidikan formal mengajarkan bagaimana kita untuk bersikap
sesuai dengan akhlak yang seharusnya dimiliki seorang manusia dengan ilmu
pengantar pendidikan kita akan mengetahui bagaimana cara cara untuk menjadi
seorang guru yang mengetahui bagaimana sosok guru yang sebenarnya sesuai
dengan fungsinya untuk mengetahui dasar dasar ilmu ini kita harus mengetahui
bagaimana hakikat manusia dan sosok manusia indonesia seutuhnya.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini dapat lebih mengetahui sifat-sifat yang ada pada
peserta didik sehinga dengan adanya makalah ini para guru atau calon guru dapat
mengetahui peserta didiknya dan dapat menyelurkan ilmunya kepada peserta
didik.
Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat
ikut berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan dan pertumbuhan
peserta didik. Peran serta pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua juga perlu
untuk mengawasi perkembangan setiap anak dan peserta didik sesuai karakteristik
perkembangan anak.
19
DAFTAR PUSTAKA
20