Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN BELAJAR SESUAI

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajarn


Dosen Pengampu : Fine Eirene Siahaan,S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5

1. Cahayani jescha simanjuntak 2101010174


2. Melli Sri Devi Purba 2101010179
3. Eliza Putri Tambunan 2101010180
4. Johanris Nadeak 2101010182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG SIANTAR

TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dengan isi yang kami peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kami berterimakasih kepada Ibu Fine Eirene Siahaan,S.Pd.,M.Pd selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Belajar dan pembelajaran.

Semoga makalah ini dapat menjadi sumber tambahan ilmu pengetahuan


walaupun jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu apabila dalam penyajian
makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan, kami minta maaf dan kami
berharap adanya kritik dan saran dari pembaca. Sehingga kami dapat memperbaiki
kesalahan yang ada untuk pembelajaran di masa yang akan datang.

Pematangsiantar, 29 Oktober 2022

Kelompok 5

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. I


DAFTAR ISI ........................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2


2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK ............................. 2
2.2 PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN .................................................... 2-4
2.3 ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK ............................4
2.3.1 Perkembangan Motorik dan Persepsi ....................................................4-5
2.3.2 Implikasi proses pembelajaran perkembangan Motorik dan Persepsi ....5
2.3.3 Perkembangan Kognitif dan Kesiapan belajar ........................................6
2.3.4 Kesiapan belajar dan Implikasinya bagi pembelajaran ...........................6
2.3.5 Perkembangan Pribadi dan Sosial ......................................................... 6-7
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK ......................................................................................... 7-8
2.5 PENGEMBANGAN BELAJAR SESUAI PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK ............................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................10


3.1 KESIMPULAN .............................................................................................10
3.2 SARAN ......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................11

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia


membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat
berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik,
maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan
sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum
memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial
anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-
orang dilingkungannya. Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapat pendidikan
yang layak agar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya dilingkungan
sekitarnya. Setiap waktu pola pikir seseorang pasti mengalami peningkatan,
seiring dengan berkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak Usia Dini,
mengalami peningkatan yang pesat pada fase tertetu. Proses belajar sangat penting
untuk menunjang kecerdasan anak di masa yang akan datang.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh
setiap peserta didik baik dalam naungan lembaga formal maupun non-formal.
Tanpa sebuah perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu
Negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar. Untuk itu, sebagai tenaga
pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar dari
perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar mengajar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud perkembangan peserta didik?
2. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan?
3. Apa saja aspek-aspek perkembangan peserta didik?
4. Fator-faktor apa saja yang mempengaruhui perkembangan peserta didik?
5. Bagaimana pengembangan belajar anak sesuai perkembangan peserta didik?

1.2 Tujuan Makalah


1. Mengetahui definisi perkembangan peserta didik
2. Dapat memahami bagaimana proses perkembangan peserta didik
3. Mengatahui bagaimana menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
peserta didik
4. Mengetahui pengembangan belajar anak sesuai perkembangan peserta didik
5. Dapat memahami apa saja aspek-aspek yang terkandung didalam
perkembangan peserta didik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil proses pematangan. Perkembanganmenyangkut adanya proses
pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang
berkembang dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.
Hurlock (1980: 2) menyatakan perkembangan sebagai rangkaian
perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman. Daele sebagaimana dikutip Hurlock (1980: 2) menyatakan
“perkembangan berarti perubahan secara kualitatif.” Berkembang merupakan
salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa
diukur oleh alat ukur. Contohnya pematangan sel ovum dan sperma atau
pematangan hormon-hormon dalam tubuh.
Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala perubahan
kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan
manusia. Perkembangan merupakan proses menyeluruh ketika individu
beradapatasi dengan lingkungannya. perkembangan terjadi sepanjang kehidupan
manusia dengan tahapan tahapan tertentu. Perkembangan manusia dimulai sejak
masa bayi sampai usia lanjut.

2.2 PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN


Manusia tidak pernah dalam keadaan statis. Sejak terjadi proses
pembuahan hingga ajal tiba, manusia selalu berubah dan mengalami perubahan.
Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian
mengalami kemunduran. Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa
ciri perubahan yang mencolok, yaitu:
1. Perubahan fisik
 Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya
misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya.
 Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan
tubuh pada seorang anak
2. Perubahan mental
 Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan
imajinasi.
 Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap
sosial yang, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.

2
Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan,
yaitu:
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli
psikologi menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting.
Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi
perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan
kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan orangtua atau guru anak dapat
menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan kirinya.
Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak
memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas
mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan
berkembang.
Ketiga ada motivasi yang kuat dari diri individu yang ingin mengalami
perubahan. Misalnya anak yang malas berbicara tidak akan menjadi anak yang
terbuka di masa yang akan datang.
2. Peran kematangan dan belajar
Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar.
Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada
individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang
telah diwariskan yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan).
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar
ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan
(phylogenetik). Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam
fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk
keterampilan lainnya yang merupakan hasil pelatihan.
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya
perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan
(cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala
ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama
terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua
perkembangan menyebar keluar dari titik poros sebtral tubuh ke anggota-anggota
tubuh (proximodistal). Contohnya kemampuan jari-jemari seorang anak akan
didahului oleh keterampilan lengan terlebih dahulu.
4. Semua individu berbeda
Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar.
Anak-anak penakut tidak sama reaksinya dengan anak-anak agresif terhadap satu
tahap perkembangan. Oleh sebab itu perkem bangan pada tiap manusia berbeda-
beda sehingga terbentuk individualitas.
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini
berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti
pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi
berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat

3
menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun
terdapat variasi individu dalam kecepatan per-kembangan.
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal
yang dapat menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya
ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial.
Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada
peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang
mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan
awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal
yang penting karena memungkinkan pengasuh (orangtua, guru, atau pengasuh
lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.
7. Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuan
berbentuk sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua
berbicara dengan anaknya semakin cepat anak-anak belajar berbicara. Pengalaman
penulis dengan seorang anak yang malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak
berusia lima tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau
menanyakan nama-nama benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak
anak tersebut mulai senang berbicara.
8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak
yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan per mainan yang pantas
terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap
perkembangan. Anak perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit
membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik
anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak
perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani
dibandingkan anak perempuan.
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap
perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan
berbahagia. Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai
usia tersebut anak belum bisa berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang
di sekitarnya.

2.3 ASPEK - ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

2.3.1 Perkembangan Motorik dan persepsi


Dua hukum utama perkembangan motorik ialah prinsip cephalocaudal
(dari kepala ke kaki) dan proximodistal (dan pusat ke luar). Dantes (2014)
menyatakan bahwa manusia sejak lahir dibekali dengan organ sensoris dan gerak-
gerak refleks yang dapat membantu mereka mengadaptasikan diri terhadap
lingkungan baru. Pertambahan usia, pertumbuhan sel dan struktur sistem urat
syaraf serta pertumbuhan jaringan otak secara bertahap membawa anak kepada
kemampuan motorik yang lebih fungsional dan kemampuan memahami

4
lingkungan Perilaku motorik manusia (umpama seperti bayi), hal yang dapat
membantu mereka mengadaptasikan diri terhadap lingkungan baru ialah:
a. Gerak-gerak refleks. Bayi yang baru lahir bukanlah organisme berkepala
kosong. Dia memiliki refleks yang secara genetik mempunyai mekanisme
pertahanan hidup Memang refleks mereka akan berkurang pada usia 3 atau 4
bulan; tapi refleks tertentu akan tetap ada sepanjang hidup manusia.
b. Perilaku mengisap. Perilaku mengisap merupakan alat penting bagi bayi
untuk menerima makanan tapi juga sebagai kesenangan dan kegiatan yang
mengasyikan dirinya. Perilaku mengisap pada anak tidak selalu terkait
dengan kebutuhan akan makanan; perilaku tersebut biasanya hilang pada
akhir tahun pertama. Masalah bisa terjadi jika perilaku mengisap terus
berlanjut sampai usia sekolah. Para ahli menyebut perilaku mengisap seperti
itu sebagai perilaku mengisap nonnutritive (tidak terkait dengan kebutuhan
makanan).
c. Menangis dan senyum. Menangis dan senyum adalah perilaku emosional bayi
yang sangat penting bagi mengkomunikasikan diri dengan dunianya.
Menangis merefleksikan berbagai keadaan emosi anak (sakit, marah, stress,
lapar dsb). Senyum juga merupakan perilaku komunikatif penting bagi bayi.
Senyum dibedakan atas senyum refleksif dan senyum sosial. Senyum
refleksif terjadi bukan karena stimulus eksternal sedangkan senyum sosial
terjadi karena ada stimulus terutama terjadi pada saat merespon wajah yang
tampil dihadapannya.
d. Emosi. Emosi bagi anak merupakan faktor dalam adaptasi dan meningkatkan
ketahanan hidup; dengan emosi anak bisa melakukan komunikasi dan
menyatakan keteraturan diri (di dalam merespon lingkungan dan
mengkomunikasikan diri terhadap lingkungannya). Emosi digunakan juga
untuk menambah atau mengurangi jarak dirinya dengan orang lain (Dantes,
2014).

2.3.2 Implikasi Proses Pembelajaran perkembangan motorik dan persepsi


Ada beberapa implikasi dan perkembangan motorik dan persepsi anak
terhadap proses pembelajaran.
a. Perkembangan motorik, terutama pada tahap awal, terkait erat dengan
pengenalan anak terhadap dunianya. Implikasi bagi pembelajaran ialah bahwa
bahan ajar dan proses pembelajaran di sekolah dasar harus terpadu dengan
seluruh aspek perkembangan anak.
b. Faktor pertumbuhan otak di mana kedua belahan otak (kiri dan kanan) perlu
dalam proses pendidikan. Proses belajar di sekolah dasar tidak hanya
pengembangan kemampuan memori, logis, dan berpikir detil tetapi juga
ekspresi dan berpikir kreatif.
c. Faktor kemampuan konsentrasi dan daya selektivitas anak terhadap objek
pengamatan membawa implikasi kepada perancangan dan pengorganisasian
bahan belajar dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

5
2.3.3 Perkembangan Kognitif dan Kesiapan Belajar
Teori kognitif yang paling kuat memberikan pengaruh terhadap praktek
pendidikan adalah teori Piaget. Hampir semua teori kognitif merujuk kepada teori
Piaget. Oleh karena itu wajib kita bicara tentang perkembangan kognitif tidak bisa
terhindar dan keharusan memahami dan mengkaji teori Piaget.
Perkembangan kognitif adalah perubahan struktur skema. Jadi skema itu
pada dasarnya adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan. Jika struktur skema ini cukup untuk merespon lingkungan
maka individu berada dan mencapai apa yang disebut dengan kondisi ekuilibrium
(seimbang, antara kecakapan dengan tuntutan lingkungan). Namun jika struktur
skema tidak seimbangdengan tuntutan lingkungan individu akan berada dalam
kondisi disekuilibrium (tidak seimbang). Kondisi tidak seimbang ini akan
mendorong individu untuk mencari informasi sampai terjadi adaptasi. Kondisi
tidak seimbang ini merupakan kekuatan internal manusia yang mendorong dirinya
untuk aktif mencari keteraturan, stabilitas, dan kebermaknaan pengalaman.

2.3.4 Kesiapan Belajar dan Implikasinya bagi Pembelajaran


Periode perkembangan kognitif yang diuraikan di atas, secara tersirat
menggambarkan bahwa kesiapan belajar anak akan terjadi sesuai dengan
pencapaian tingkat perkembangannya. Jika periode operasi konkrit merupakan
unsur penting dalam kesiapan sekolah, maka seorang anak akan menunjukkan
kesiapan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah pada saat mencapai periode
itu.
Implikasi dari prinsip di atas ialah bahwa kita hendaknya tidak mengajarkan
sesuatu keterampilan kepada anak sampai anak itu memperoleh kesiapan, sebagai
kecakapan mempelajari sesuatu dengan relatif mudah. Jika anak kurang memiliki
pengetahuan prasyarat untuk mempelajari suatu keterampilan, atau dia tidak
berminat maka kita tidak dapat mengajarkan keterampilan itu hingga pengetahuan
dan minat itu berkembang.

2.3.5 Perkembangan Pribadi dan Sosial


Perkembangan pribadi akan mencakup perkembangan konsep diri, emosi,
dan independensi dan tanggung jawab. Dalam aspek konsep diri, anak sekolah
dasar mungkin masih cenderung berorientasi pada diri sendiri. Keinginan untuk
menonjolkan diri masih cukup tinggi, belum mampu melihat diri secara objektif
dan menyadari akan perbedaan diri dengan orang lain mungkin masih merupakan
ciri-ciri yang cukup kuat pada anak sekolah dasar. Namun sejalan dengan tingkat
perkembangannya, pada kelas-kelas lanjutan konsep diri anak diharapkan telah
berorientasi kontekstual, yakni menunjukkan kesadaran akan hubungan diri
dengan lingkungan dan bahwa lingkungan atau orang lain itu berbeda dengan
dirinya.
Dalam aspek perkembangan emosi, peserta anak sekolah dasar cenderung
belum stabil. Kecenderungan untuk tidak toleran terhadap orang lain, agresif
secara fisik, rendahnya kesadaran akan kesalahan diri, dan perilaku egosentrik
masih akan tampak pada anak sekolah dasar. Karakteristik perkembangan ini akan

6
berubah menuju perilaku memahami orang lain, bersikap kooperatif, toleran, dan
sadar akan kesalahan diri. Dengan kata lain akan ada pergeseran dan orientasi
egoistik kepada orientasi altruistik (peduli akan kepentingan orang lain).

2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


PESERTA DIDIK
Perkembangan pada peserta didik tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Terdapat perbedaan dari beberapa ahli terkait dengan hal ini.
Ada yang mengatakan pendapat faktor herediter, faktor lingkungan, dan gabungan
dari kedua faktor tersebut (Sit, 2012).

Hurlock (1980) berpendapat bahwa faktor internal maupun eksternal


memiliki pengaruh terhadap kemampuan perkembangan individu. Namun, belum
dapat ditentukan faktor seperti apa yang lebih mempengaruhi. Berikut adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik menurut Limbong
dan Mamesah (2020):

Faktor Intenal

1. Gen dan sifat bawaan (faktor herediter)

Tidak dapat dipungkiri, kemampuan bawaan yang didapat dari orangtua


memiliki pengaruh kepada perkembangan individu secara fisik, kognitif, serta
emosi. Riwayat keluarga dengan penyakit atau gangguan tertentu dapat turun pada
individu sehingga individu kemungkinan besar memiliki penyakit atau gangguan
yang sama. Di sisi lain, kecerdasan, sifat, kepribadian orangtua juga dapat
menurun pada peserta didik dan memberikan pengaruh yang lebih besar bagi
intelegensinya dibanding faktor lingkungan (Amini & Naimah, 2020).

2. Kecerdasan

Setiap individu pasti memiliki kecerdasan yang berbeda. Kecerdasan


merupakan kemampuan manusia yang dapat diukur dengan melihat beberapa hal
seperti kemampuan analisis, memori, pemahaman, dan abstraksi.

J.J Rousseau mengatakan bahwa anak yang cerdas dilahirkan dari orangtua
yang cerdas pula (Amini & Naimah, 2020). Sesuai dengan hasil riset ahli
University of Washington yang membuktikan kecerdasan seorang anak lebih
besar bersumber dari ibunya yang memiliki dua kromosom X, tempat dari gen
kecerdasan.

3. Bakat khusus

Individu terlahir dengan bakat tertentu baik yang langsung dapat diketahui,
maupun yang masih terpendam. Bakat di sini tidak hanya terkait dengan
kemampuan akademik atau intelegensi, tetapi juga kemampuan lain terkait
kreativitas dan olah tubuh. Jika terus diasah atau mendapat media untuk

7
berkembang yang baik, bakat dapat menjadi media peserta didik untuk menjadi
lebih dari apa yang dia bisa saat ini, misalnya menghasilkan prestasi atau karya.

4. Kepribadian

Kepribadian adalah organisasi yang dinamis antara aspek fisiologis,


kognitif, serta afektif yang mempengaruhi perilaku individu dalam beradaptasi
selama hidupnya. Setiap individu sudah memiliki kepribadian yang berasal dari
faktor genetis. Seiring berjalannya waktu, mungkin akan ada penyesuaian
kepribadian, tetapi tidak akan berubah secara drastis. Kepribadian yang dimiliki
peserta didik berpengaruh terhadap bagaimana ia merespons lingkungannya,
termasuk mengatasi permasalahan yang mungkin ia hadapi.

Faktor Eksternal

1. Kesehatan dan nutrisi

Kondisi fisik sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam


melakukan proses belajar. Maslow dalam Hierarki Kebutuhannya menekankan
pemenuhan kebutuhan fisiologis adalah dasar sebelum individu memenuhi
kebutuhannya yang lain. Peserta didik yang sehat dapat menjalankan kegiatannya
dengan optimal. Kesehatan ini harus ditunjang oleh nutrisi yang cukup dan
seimbang. Dengan demikian secara fisik ia sudah siap untuk melakukan
kegiatannya.

2. Peran keluarga

Keluarga merupakan kelompok terkecil dan pertama yang dimiliki


individu. Sebagai “sekolah” pertama, penanaman dasar-dasar pengetahuan kepada
individu sangat mempengaruhi proses perkembangan di masa selanjutnya. Pola
asuh yang tepat serta budaya yang sehat dalam keluarga dapat membantu peserta
didik untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan yang harus dilewati.
Selain itu, hubungan yang harmonis serta kemampuan finansial yang stabil juga
dapat menunjang perkembangan peserta didik.

3. Lingkungan sosial

Peserta didik memiliki lingkungan sosial tempatnya berkembang yang


berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis, serta kognitif. Lingkungan di sini
terkait dengan segala hal di sekitar individu, baik itu orang lain, kondisi
lingkungan, fasilitas, bahkan media sosial yang tidak terlihat bentuknya secara
fisik. Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif. Namun,
bagaimana peserta didik merespons lingkungan sangat dipengaruhi oleh
penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga. Dengan demikian
lingkungan yang kurang baik tidak menjamin individu memiliki perkembangan
yang tidak baik, begitu pula sebaliknya.

8
2.5 PENGEMBANGAN BELAJAR SESUAI PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK
Faktor kesuksesan seorang anak di masa depan ditentukan oleh bagaimana
perkembangan seluruh aspek dirinya, yaitu perkembangan fisik,
kognitif/intelektual, emosi, dan spiritual yang berkembang secara optimal.
Walaupun secara garis besar, garis hidup manusia ditentukan oleh kedua faktor,
yaitu faktor hereditas dan lingkungan tetapi akan lebih mudah untuk
berkonsentrasi kepada faktor lingkungan karena secara langsung memiliki
konsekuensi praktis pada pola pengasuhan dan pendidikan anak.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang dari dua
kegiatan yang yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam
kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan kegiatan mengajar merupakan
kegiatan sekunder. Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan
belajar yang optimal. Situasi yang dapat memungkinkan terjadinya kegiatan
belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan
guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur untuk
mencapai tujuan. Untuk mengetahui keefektifan kegiatan belajar dan
pembelajaran maka diadakan evaluasi.
Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yangmana dalam
proses internal tersebut adalah seluruh mental yangmeliputi ranah-ranah kognitif,
efektif, dan psikomotorik.Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah
tersebuttertuju pada bahan belajar tertentu. Dimana belajar merupakansuatu
aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalaminteraksi dalam lingkungan
yang menghasilkan perubahan peruabahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan
nilai sikap.
Dapat ditandai bahwa kegiatan belajar mengajar merupakansuatu kegiatan
yang melibatkan beberapa komponen-komponen yangmembentuk kegiatan belajar
mengajar, antara lain:
a. Siswa, seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima,dan penyimpan isi
pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapaitujuan.
b. Guru, yakni seorang yang bertindak sebagai pengelolakegiatan belajar
mengajar, katalisator kegiatan belajar mengajar, dan peranan lainya yang
memungkinkanberlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
c. Tujuan, pernyataan perubahan perilaku yang diinginkanterjadi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan belajarmengajar. Perubahan perilaku tersebut
mencangkup perubahankognitif, psikomotorik, dan efektif.
d. Isi pelajaran, yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e. Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi dari orang lain, dimana informasi tersebut
dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
f. Media, bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai
tujuan.
g. Evaluasi, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada
tingkat seluler, perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru
membelah membentuk jaringan yang menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan
perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Sedang pada hewan
dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk
menghasilkan keturunan. Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis
dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi dewasa. Kalau kamu perhatikan, tinggi dan
besar badanmu bisa jadi berbeda bila dibandingkan dengan teman-teman
sekelasmu.
Perkembangan peserta didik sangat berpengaruh terhadap potensi dan cara
belajar anak dalam kecerdasan, tempramen,dan interaksi keturunan di
lingkungannya.Pengaruh yang sangat efektif dalam perkembangan pada anak atau
si peserta didik menurut saya yaitu pada faktor genetik keluarga dan pada
lingkungannya, lingkungan sekolah,sering kali kita mendengar bahwa sekolah itu
adalah rumah kedua setelah keluarga karena di tempat itulah anak memperoleh
pembimbingan, pembalajaran, lingkungan masyarakat.

3.2 SARAN
Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta
didik, pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki
oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenal
karakteristik peserta didik dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajar
mengajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Crain, William, Theories of Development: Concepts and Applications, 3rd ed.,


terj. Yudi Santoso, Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi, cet.1,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007

Ki Hajar Dewantara, Bagian Pertama Pendidikan, Yogyakarta: Majelis Luhur


Persatuan Taman Siswa, 1977

Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sumarto, Hartono, 2MM6. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Tirtarahardja Umar dan Hasula, 2MMM. PengantarPendidikan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Woolfork, Amita E Nocolich LM. 2MM4. MengembangkanKepribadian dan


Kecerdasan Anak-anak. Depok: Inisiasi Pres.

11

Anda mungkin juga menyukai