DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dengan isi yang kami peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kami berterimakasih kepada Ibu Fine Eirene Siahaan,S.Pd.,M.Pd selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Belajar dan pembelajaran.
Kelompok 5
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan,
yaitu:
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli
psikologi menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting.
Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi
perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan
kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan orangtua atau guru anak dapat
menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan kirinya.
Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak
memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas
mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan
berkembang.
Ketiga ada motivasi yang kuat dari diri individu yang ingin mengalami
perubahan. Misalnya anak yang malas berbicara tidak akan menjadi anak yang
terbuka di masa yang akan datang.
2. Peran kematangan dan belajar
Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar.
Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada
individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang
telah diwariskan yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan).
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar
ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan
(phylogenetik). Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat dilihat dalam
fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau bentuk
keterampilan lainnya yang merupakan hasil pelatihan.
3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya
perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan
(cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala
ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama
terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua
perkembangan menyebar keluar dari titik poros sebtral tubuh ke anggota-anggota
tubuh (proximodistal). Contohnya kemampuan jari-jemari seorang anak akan
didahului oleh keterampilan lengan terlebih dahulu.
4. Semua individu berbeda
Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar.
Anak-anak penakut tidak sama reaksinya dengan anak-anak agresif terhadap satu
tahap perkembangan. Oleh sebab itu perkem
bangan pada tiap manusia berbeda-
beda sehingga terbentuk individualitas.
5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini
berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti
pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi
berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat
3
menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun
terdapat variasi individu dalam kecepatan per-kembangan.
6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal
yang dapat menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya
ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial.
Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada
peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang
mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan
awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal
yang penting karena memungkinkan pengasuh (orangtua, guru, atau pengasuh
lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.
7. Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuan
berbentuk sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua
berbicara dengan anaknya semakin cepat anak-anak belajar berbicara. Pengalaman
penulis dengan seorang anak yang malas bicara, ketika penulis menjadi guru anak
berusia lima tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan kabarnya atau
menanyakan nama-nama benda kepadanya. Menjelang tamat Taman Kanak-kanak
anak tersebut mulai senang berbicara.
8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak
yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan per
mainan yang pantas
terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap
perkembangan. Anak perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit
membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik
anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak
perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani
dibandingkan anak perempuan.
9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap
perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan
berbahagia. Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai
usia tersebut anak belum bisa berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang
di sekitarnya.
4
lingkungan Perilaku motorik manusia (umpama seperti bayi), hal yang dapat
membantu mereka mengadaptasikan diri terhadap lingkungan baru ialah:
a. Gerak-gerak refleks. Bayi yang baru lahir bukanlah organisme berkepala
kosong. Dia memiliki refleks yang secara genetik mempunyai mekanisme
pertahanan hidup Memang refleks mereka akan berkurang pada usia 3 atau 4
bulan; tapi refleks tertentu akan tetap ada sepanjang hidup manusia.
b. Perilaku mengisap. Perilaku mengisap merupakan alat penting bagi bayi
untuk menerima makanan tapi juga sebagai kesenangan dan kegiatan yang
mengasyikan dirinya. Perilaku mengisap pada anak tidak selalu terkait
dengan kebutuhan akan makanan; perilaku tersebut biasanya hilang pada
akhir tahun pertama. Masalah bisa terjadi jika perilaku mengisap terus
berlanjut sampai usia sekolah. Para ahli menyebut perilaku mengisap seperti
itu sebagai perilaku mengisap nonnutritive (tidak terkait dengan kebutuhan
makanan).
c. Menangis dan senyum. Menangis dan senyum adalah perilaku emosional bayi
yang sangat penting bagi mengkomunikasikan diri dengan dunianya.
Menangis merefleksikan berbagai keadaan emosi anak (sakit, marah, stress,
lapar dsb). Senyum juga merupakan perilaku komunikatif penting bagi bayi.
Senyum dibedakan atas senyum refleksif dan senyum sosial. Senyum
refleksif terjadi bukan karena stimulus eksternal sedangkan senyum sosial
terjadi karena ada stimulus terutama terjadi pada saat merespon wajah yang
tampil dihadapannya.
d. Emosi. Emosi bagi anak merupakan faktor dalam adaptasi dan meningkatkan
ketahanan hidup; dengan emosi anak bisa melakukan komunikasi dan
menyatakan keteraturan diri (di dalam merespon lingkungan dan
mengkomunikasikan diri terhadap lingkungannya). Emosi digunakan juga
untuk menambah atau mengurangi jarak dirinya dengan orang lain (Dantes,
2014).
5
2.3.3 Perkembangan Kognitif dan Kesiapan Belajar
Teori kognitif yang paling kuat memberikan pengaruh terhadap praktek
pendidikan adalah teori Piaget. Hampir semua teori kognitif merujuk kepada teori
Piaget. Oleh karena itu wajib kita bicara tentang perkembangan kognitif tidak bisa
terhindar dan keharusan memahami dan mengkaji teori Piaget.
Perkembangan kognitif adalah perubahan struktur skema. Jadi skema itu
pada dasarnya adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan. Jika struktur skema ini cukup untuk merespon lingkungan
maka individu berada dan mencapai apa yang disebut dengan kondisi ekuilibrium
(seimbang, antara kecakapan dengan tuntutan lingkungan). Namun jika struktur
skema tidak seimbangdengan tuntutan lingkungan individu akan berada dalam
kondisi disekuilibrium (tidak seimbang). Kondisi tidak seimbang ini akan
mendorong individu untuk mencari informasi sampai terjadi adaptasi. Kondisi
tidak seimbang ini merupakan kekuatan internal manusia yang mendorong dirinya
untuk aktif mencari keteraturan, stabilitas, dan kebermaknaan pengalaman.
6
berubah menuju perilaku memahami orang lain, bersikap kooperatif, toleran, dan
sadar akan kesalahan diri. Dengan kata lain akan ada pergeseran dan orientasi
egoistik kepada orientasi altruistik (peduli akan kepentingan orang lain).
Faktor Intenal
2. Kecerdasan
J.J Rousseau mengatakan bahwa anak yang cerdas dilahirkan dari orangtua
yang cerdas pula (Amini & Naimah, 2020). Sesuai dengan hasil riset ahli
University of Washington yang membuktikan kecerdasan seorang anak lebih
besar bersumber dari ibunya yang memiliki dua kromosom X, tempat dari gen
kecerdasan.
3. Bakat khusus
Individu terlahir dengan bakat tertentu baik yang langsung dapat diketahui,
maupun yang masih terpendam. Bakat di sini tidak hanya terkait dengan
kemampuan akademik atau intelegensi, tetapi juga kemampuan lain terkait
kreativitas dan olah tubuh. Jika terus diasah atau mendapat media untuk
7
berkembang yang baik, bakat dapat menjadi media peserta didik untuk menjadi
lebih dari apa yang dia bisa saat ini, misalnya menghasilkan prestasi atau karya.
4. Kepribadian
Faktor Eksternal
2. Peran keluarga
3. Lingkungan sosial
8
2.5 PENGEMBANGAN BELAJAR SESUAI PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK
Faktor kesuksesan seorang anak di masa depan ditentukan oleh bagaimana
perkembangan seluruh aspek dirinya, yaitu perkembangan fisik,
kognitif/intelektual, emosi, dan spiritual yang berkembang secara optimal.
Walaupun secara garis besar, garis hidup manusia ditentukan oleh kedua faktor,
yaitu faktor hereditas dan lingkungan tetapi akan lebih mudah untuk
berkonsentrasi kepada faktor lingkungan karena secara langsung memiliki
konsekuensi praktis pada pola pengasuhan dan pendidikan anak.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang dari dua
kegiatan yang yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam
kegiatan belajar mengajar tersebut, sedangkan kegiatan mengajar merupakan
kegiatan sekunder. Sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan
belajar yang optimal. Situasi yang dapat memungkinkan terjadinya kegiatan
belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan
guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur untuk
mencapai tujuan. Untuk mengetahui keefektifan kegiatan belajar dan
pembelajaran maka diadakan evaluasi.
Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yangmana dalam
proses internal tersebut adalah seluruh mental yangmeliputi ranah-ranah kognitif,
efektif, dan psikomotorik.Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah
tersebuttertuju pada bahan belajar tertentu. Dimana belajar merupakansuatu
aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalaminteraksi dalam lingkungan
yang menghasilkan perubahan
peruabahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan
nilai sikap.
Dapat ditandai bahwa kegiatan belajar mengajar merupakansuatu kegiatan
yang melibatkan beberapa komponen-komponen yangmembentuk kegiatan belajar
mengajar, antara lain:
a. Siswa, seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima,dan penyimpan isi
pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapaitujuan.
b. Guru, yakni seorang yang bertindak sebagai pengelolakegiatan belajar
mengajar, katalisator kegiatan belajar mengajar, dan peranan lainya yang
memungkinkanberlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
c. Tujuan, pernyataan perubahan perilaku yang diinginkanterjadi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan belajarmengajar. Perubahan perilaku tersebut
mencangkup perubahankognitif, psikomotorik, dan efektif.
d. Isi pelajaran, yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e. Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi dari orang lain, dimana informasi tersebut
dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
f. Media, bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai
tujuan.
g. Evaluasi, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada
tingkat seluler, perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru
membelah membentuk jaringan yang menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan
perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Sedang pada hewan
dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk
menghasilkan keturunan. Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis
dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi dewasa. Kalau kamu perhatikan, tinggi dan
besar badanmu bisa jadi berbeda bila dibandingkan dengan teman-teman
sekelasmu.
Perkembangan peserta didik sangat berpengaruh terhadap potensi dan cara
belajar anak dalam kecerdasan, tempramen,dan interaksi keturunan di
lingkungannya.Pengaruh yang sangat efektif dalam perkembangan pada anak atau
si peserta didik menurut saya yaitu pada faktor genetik keluarga dan pada
lingkungannya, lingkungan sekolah,sering kali kita mendengar bahwa sekolah itu
adalah rumah kedua setelah keluarga karena di tempat itulah anak memperoleh
pembimbingan, pembalajaran, lingkungan masyarakat.
3.2 SARAN
Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta
didik, pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki
oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenal
karakteristik peserta didik dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajar
mengajar.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
11