GRUP PG A5
Puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dengan isi yang kami peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari pada mata kuliah Pembelajaran IPA Kelas
Tinggi. Kami berterimakasih kepada Ibu Maria Barus,M.Pd selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Pembelajaran IPA Kelas Tinggi.
I
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah.
Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu
berupa hasil invensi atau diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (Ibrahim, 1988). Invensi
adalah suatu penemuan yang benar-benar baru artinya hasil kreasi manusia yang
berupa benda atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya belum ada,
kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Sedangkan diskoveri adalah suatu
penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada,
tetapi belum diketahui orang.
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi
dalam bidang pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi
pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah
pendidikan.
3
Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana
yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang
dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.
4
6. Penguatan (reinforcement)
Penguatan (reinforcement), yaitu upaya peningkatan untuk
memperkokoh atau memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara yang
sebelumnya terasa lemah. Misalnya, upaya peningkatan atau pemantapan
kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam
mempermudah tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dalam istilah kemiliteran strategi adalah the art of the general, yakni
pengaturan sumber daya dan perhitungan faktor pembatasnya dalam pengaturan
siasat perang. Selanjutnya dalam pengertian manajemen, strategi ditekankan pada
upaya pengaturan perencanaan dan pengelolaan sumber daya yang tersedia. Di
sini fokusnya tentu ketercapaian tujuan dengan efektif dan efisien, oleh karena itu
ide/gagasan, tujuan, urutan langkah perlu memperhitungkan faktor keunggulan
dan keterbatasannya. Perhitungan tentang keunggulan dan faktor pembatas yang
5
cermat tentang potensi diri dan lembaga menjadi fokus utamanya. Dalam kaitan
dengan penerapan pendekatan PAKEM, maka strategi adalah pemikiran seorang
guru tentang cara memberikan bantuan kepada peserta didik dalam menyelesaikan
masalah. Strategi ini seringkali dilakukan jauh sebelum proses pembelajaran,
khususnya saat perencanaan. Dalam istilah lain dilakukan di belakang meja.
Sebagai upaya mengembangkan strategi pembelajaran agar lebih spesifik,
misalnya pendekatan PAKEM dilakukan dengan mengembangkan diskusi. Dari
segi strategi tujuan penggunanan diskusi bagi siswa adalah agar siswa dapat
berpartisipasi aktif mengeluarkan pendapatnya, menyelesaikan masalah dengan
saling tukar pendapat, terlatih menghargai pendapat orang lain dengan
memperoleh feedback dari teman lain mengenai kemampuan berfikir, berpendapat,
dan menyimpulkan, mengembangkan penalarannya secara teoretis maupun praktis,
menambah pengetahuan dan kemampuannya, lebih bersemangat dalam belajar
lebih lanjut. Dari tujuan tersebut selanjutnya perlu dipikirkan peran guru dan
siswa dalam diskusi. Sebagai gambaran peran guru dan siswa dalam diskusi agar
berlangsung secara optimal antara lain : Peran guru dalam diskusi
meliputi, Initiating, Seeking information, Giving information, Giving Opinion,
Clarifying, Controling dan Encouraging.
1. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru atau cara baru dalam melihat
pokok/materi yang didiskusikan.
2. Seeking information, meminta fakta yang relevan (info kualitatif) tentang
topik diskusi.
3. Giving information, memberi fakta relevan, menghubungkan pokok diskusi
dengan pengalaman pribadi siswa.
4. Giving Opinion, memberi pendapat tentang pokok yang sedang
dipertimbangkan oleh kelompok dengan maksud memberi semangat/motivasi.
5. Clarifying, merumuskan kembali per-nyataan seseorang dengan maksud
memperjelas pernyataan.
6. Controling, mengatur/mengawasi giliran bicara.
7. Encouraging, bersikap reseptif dan responsif terhadap pernyataan dan buah
pikiran siswa.
Beberapa peran siswa dalam diskusi antara lain menjaga dan menegakkan
tata tertib diskusi, berpartisipasi aktif dalam diskusi, mau mendengar dan
menerima pendapat orang lain, self controling dan self convidence serta aktif
berinisiatip untuk memberikan kontribusi pendapatnya. Jadi berbagai hal yang
diuraikan di atas merupakan gambaran tentang implementasi strategi.
6
dengan keadaan real siswa, sarana prasarana yang tersedia. Jika pada
implementasi di kelas mengalami pergeseran dari perencanaan, dengan kondisi
dan situasi siswa nyata, ketersediaan sarana dan prasarana yang ada, maka seorang
guru harus segera memutuskan apa yang harus dan patut dilaksanakan dalam
pembelajaran di kelas secara cepat. Banyak metode pembelajaran yang telah
dikembangkan baik lewat riset maupun lewat pemikiran, menyimpulkan bahwa
belajar menjadi lebih bermakna manakala melibatkan siswa secara aktif.
Keterlibatan secara aktif ini sering ditafsirkan bermacam-macam yang bergantung
pada konteksnya. Di satu pihak diterjemahkan dalam terlibat aktif dari segi
fisiknya, di lain pihak terlibat aktif dari segi psikisnya dapat diartikan sebagai
belajar secara aktif. Tentu saja yang dikehendaki adalah terlibat aktif baik dari
segi fisik maupun psikisnya. Melalui cara ini diharapkan muncul komunikasi
secara horisontal sehingga pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan bermakna.
7
pada gilirannya merupakan prasyarat belajar yang lebih lengkap, sehingga
memunculkan kemampuan deskriminasi yang dalam hal ini mendahului belajar
konsep. Melalui proses yang lebih lanjut belajar konsep ini merupakan prasyarat
bagi belajar yang lebih kompleks sehingga menghasilkan belajar aturan, dan
tingkatan belajar aturan inilah yang nantinya mampu mengantarkan siswa untuk
melakukan problem solving. Belajar seperti diatas sifatnya hierakhikal, setiap
langkah mesti diambil sebelum langkah berikutnya yang dilakukan dengan
berhasil.
8
siswa untuk materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari siswa akan mampu
memberikan peningkatan gairah siswa untuk mempelajarinya. Pelibatan secara
aktif merupakan landasan utama dalam metode partisipatif. Lazimnya apabila
siswa merasa dirinya banyak dilibatkan, motivasi (baik motivasi intrinsik maupun
ekstrinsik) akan meningkat sehingga memungkinkan semakin banyak materi
pelajaran yang dikuasainya. Sebagai catatan penting bagi guru: metode yang
dianggap paling partisipatif juga belum menjamin pelibatan siswa secara total,
dan keterlibatan siswa ini juga sangat bergantung pada persiapan guru, gaya
kepemimpinan guru, gaya belajar siswa, dan faktor lainnya. Siswa tentu akan
bersifat pasif manakala menganggap bahwa materi ajar bermutu rendah atau
tingkat komptensi guru rendah khususnya kepedulian dan kecakapan guru kurang.
9
apa yang seharusnya dilakukan guru dalam rangka pencapaian tujuan. Membantu
dalam pengembangan kurikulum berkaitan dengan pemahaman tentang usia siswa,
sehingga perhatian guru di samping pada materi yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran juga kondisi psikologis yang sejalan dengan usia siswa. Selanjutnya
penetapan material pembelajaran berkaitan dengan macam dan jenis material yang
dipilih dan digunakan guru dalam rangka mengubah tingkah laku siswa. Melalui
pemilihan material pembelajaran ini kepribadian siswa diharapkan dapat terbentuk
lewat kebiasaan cara belajar yang dilakukan.
10
Berikut ini ditampilkan empat (4) klasifikasi model pembelajaran yang banyak
dikembangkan di kelas sebagai berikut :
2. Proses berfikir dapat dianggap sebagai proses transaksi aktif antara individu
yang belajar dengan data, sehingga operasi berfikir tidak lain adalah operasi
mental yang tidak dapat diajarkan secara langsung, tetapi harus melalui
materi pelajaran. Tugas guru hanyalah membantu proses internalisasi dan
konseptualisasi.
3. Proses berfikir berkembang secara bertahap dan tahapannya tak dapat dibalik,
untuk menghasilkan pembelajaran bermakna perlu dipilih saat yang tepat
yakni siswa dalam keadaan rasa ingin tahunya.
Perlu ditegaskan di sini bahwa tidak ada satu metode, pendekatan, model
atau strategi yang paling baik dalam pembelajaran IPA. Kesesuaian antara metode
pilihan guru dengan karakteristik siswa dan lingkungan serta tersedianya sarana
prasarana merupakan bagian yang perlu dipertimbangkan oleh guru. Oleh karena
itu guru dituntut untuk mengembangkan sendiri inovasi-inovasi pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa dan daya dukung yang dimiliki.
11
d) kebiasaan-kebiasaan siswa dalam proses pembelajaran, dan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14