Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS

TINGGI

MATA KULIAH : PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA KELAS TINGGI
DOSEN PENGAMPU : YANTI ARASI SIDABUTAR, S.Pd.,M.Pd

Dari kelompok 4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menulis


Menulis adalah sebuah proses menciptakan suatu catatan, informasi atau
cerita menggunakan aksara. Menulis bisa dilakukan pada media kerja dengan
menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Tapi awalnya, menulis dilakukan
menggunakan gambar, seperti tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno.
Pada akhirnya, tulisan aksara pun muncul sekitar 5.000 tahun lalu. Orang-orang dari
Irak menciptakan banyak simbol-simbol pada tanah liat. Simbol-simbol itu mewakili
bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.
Menulis juga proses menuangkan kreativitas atau gagasan ke dalam bentuk bahasa
tulisan, yang biasanya disebut dengan karangan. Karena, penulis mengungkapkan isi
pikiran, ide, pendapat atau keinginannya melalui tulisan tersebut. Namun, pengertian
menulis juga memiliki banyak makna yang bermacam-macam. Hal ini tergantung
pada seseorang atau ahli dalam mengartikannya.
 KBBI
Berdasarkan KBBI, menulis adalah mengungkap gagasan, opini dan ide dalam
rangkaian kalimat. Selain itu, menulis juga membuat huruf dengan pena atau
pensil, menyampaikan pikiran atau pandangan, mengarang cerita dan
menggambarkannya. Karena itu, penulis juga akan dipengaruhi oleh isi hati,
suasana hati dan latar belakangnya ketika menulis. Sehingga, penting untuk
menentukan genre, gaya bahasa hingga perspektif yang akan disampaikan
melalui tulisan.
 Hargrove dan Pottet
Menurut Hargrove dan Pottet, menulis adalah upaya menggambarkan pikiran,
ide dan perasaan dalam bentuk simbol. Maksudnya, simbol sistem Bahasa
tulisan yang digadang-gadang sebagai media sarana komunikasi. Hargrove
dan Pottet menyebutnya simbol, karena menulis tak sekadar susunan kata
tetapi juga berbentuk relief, prasasti dan banyak macamnya pada zaman dulu.
Sampai akhirnya, bentuk komunikasi tulisan berbentuk huruf dan disusun
dalam sebuah kalimat.

1
 Tarigan
Tarigan (1986:15) menjelaskan bahwa menulis adalah suatu kegiatan
menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai
media penyampaiannya. Ia juga mendefinisikan menulis sebagai upaya
membuat lambang-lambang grafis, yang sudah banyak diketahui masyarakat
umum berbentuk tulisan.

2.2 Tujuan Menulis


Menulis tidak hanya sekadar merangkai kata-kata. Penulis perlu paham
tentang tujuan menulis sebelum akhirnya tercipta sebuah karya sastra yang indah.
Selain itu, tulisan juga merupakan media komunikasi antara penulis dan pembacanya.
Sehingga penulis menentukan dahulu tujuannya menulis untuk memberikan wawasan
luas atau hanya memberikan hiburan kepada pembacanya. Berikut ini, 4 tujuan utama
yang perlu dipahami:
 Memberikan informasi
Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diolah
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dipahami dan
memberikan manfaat bagi seseorang atau pembacanya. Menulis bertujuan
memberikan informasi tentang sesuatu, baik berupa fakta, peristiwa, pendapat,
pandangan dan data kepada pembaca. Sehingga pembaca bisa mendapatkan
wawasan dan pengetahuan baru dari tulisan tersebut.
Berikut ini contoh menulis yang bertujuan memberikan informasi. Melalui
tulisannya, penulis hendak menginformasikan manfaat dari tanaman ciplukan:
“Ciplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah
kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim
penghujan.Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 cm, dengan ciri
fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya
berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ciplukan yang tidak hanya
terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk
menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis
dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting,
keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan, karena diangggap sebagai
tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.”
 Membujuk
Membujuk adalah usaha untuk meyakinkan seseorang bahwa yang
dikatakannya benar dengan kata-kata manis, merayu dan memikat hati.
Tindakan ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya lewat tulisan.
Menulis bertujuan membujuk para pembaca untuk menentukan sikap,
mendukung dan menyetujui gagasan, ide atau pendapat yang dituangkan oleh
penulis. Karena itu, penulis harus bisa meyakinkan pembaca dengan
menggunakan gaya bahasa persuasif.
Berikut ini tulisan yang memiliki tujuan membujuk untuk mempengaruhi
perilaku atau tindakan pembacanya. Karena, penulis narasi yang seolah
mengajak semua orang membuang sampah pada tempatnya:
“Penanggulangan banjir dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya,
tidak membuang sampah sembarangan, rutin membersihkan irigasi air dan

2
melakukan perluasan tempat penampungan air. Dari berbagai cara ini hal yang
paling mudah dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan, karena dengan menumpuk sampah dapat menghambat dan
menahan air saat hujan sehingga air akan meluap dan terjadilah banjir. Anda
tidak ingin kebanjiran kan, maka dari itu mari kita ubah lingkungan menjadi
lebih sehat dan aman dari ancaman banjir dengan tidak membuang sampah
sembarangan.”
 Mendidik
Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.
Informasi atau data yang disampaikan melalui tulisan akan memberikan
wawasan dan pengetahuan baru bagi para pembacanya. Bahkan tulisan juga
membantu mengasah dan menambah tingkat kecerdasan seseorang. Pada
akhirnya, tulisan bisa mengubah dan ikut menentukan perilaku seseorang.
Berikut ini contoh tulisan yang bertujuan mendidik atau memberikan pesan
moral kepada pembaca. Penulis berusaha menyampaikan bahwa menyontek
adalah perilaku curang dan memberi tahu kalau belajar itu penting.
“Saat ini Aldo sedang duduk menatap soal fisika yang ada di depannya. Ia
terpaku karena tak bisa mengerjakan soal-soal itu. Dalam hati ia menyesal,
karena semalam ia menghabiskan waktu dengan bermain game. Tak satu pun
soal yang dapat terpecahkan, meskipun seluruh kekuatan otaknya sudah
dikerahkan. Terlintas dalam pikirannya untuk bertanya pada teman yang
duduk di sampingnya. Namun, ketakutan merayapi perasaannya, mengingat
mata pengawas selalu berkeliaran di seluruh penjuru ruang kelas.”
 Menghibur
Menghibur adalah fungsi dan tujuan dalam komunikasi melalui
tulisan. Karena, ada beberapa karya tulis yang memang bertujuan untuk
menghibur pembacanya, seperti cerpen, novel atau cerita-cerita lucu lainnya.
Berikut ini contoh tulisan yang bertujuan menghibur pembacanya dengan
cerita fiksi. Penulis membuat tulisan narasi atau ceritanya menggunakan
imajinasinya yang digambarkan dalam bentuk tulisan untuk menghibur
pembacanya.
“Indah tersenyum sembari mengayunkan langkah kakinya. Angin dingin yang
menerpa, bikin tulang-tulang di sekujur tubuh Indah bergemeretak. Lalu,
Indah masukkan telapak tangan ke dalam saku jaket dan mencoba memerangi
rasa dingin yang demikian menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di
perapian menyambut Indah saat Ayu membukakan pintu. Wangi yang kelak
dirindukan ketika Indah sudah kembali ke tanah air. Namun wajah tampan
Ario dihadapannya, akankah dirindukan juga. Ada yang berdegup keras
didalam dada, tetapi Indah berusaha untuk menepisnya. Janganlah, Ario,
sergah hati kecilku, janganlah biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Putri, dia
sedang menanti kepulanganmu dengan cinta”

2.3 Metode Menulis


Berikut jenis-jenis metode pembelajaran menulis yang diterapkan pada kelas tinggi
 Metode langsung

3
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam
metode langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan
motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase
pelatihan lanjutan. Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang
melanda suatu sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah
desa. Dari gambar tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan
logis berdasarkan gambar.
 Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua
keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam
pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret
yang merupakan produk akhir. Sebagai contoh: metode komunikatif dapat
dilakukan dengan teknik menulis dialog. Siswa menulis dialog tentang yang
mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. Kegiatan ini dapat dilaksanakan
perseorangan ataupun kelompok.
 Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integrtif
terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi.
Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Sebagai contoh: menulis diintegrasikan dengan berbicara dan
membaca. Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan dari
beberapa bidang studi. Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia dengan
matematika atau dengan bidang studi lain.
 Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan
ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Tema yang telah
ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa.
Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep
kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
 Metode Konstruktivistik
Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan.
Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka
melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi
tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Konstruktivistik dimulai dari
masalah yang sering muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya membantu
siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah
tersebut
 Metode Kontekstual
Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah dalam
pembelajaran menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang membantu guru
menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dengan kehidupan
pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan
penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.

4
2.4 Teknik Menulis
Karena menulis adalah suatu proses untuk menghasilkan sebuah karya sastra
yang sumbernya berasal dari pikiran. Jadi, kegiatan ini bukanlah aktivitas yang
sembarangan dilakukan. Ada sejumlah teknik menulis yang harus dikuasai untuk
membuat tulisan layak dibaca dan mudah dipahami, antara lain:
 Jenis tulisan
Jenis tulisan merupakan bentuk penulisan sebuah karya sastra yang
harus ditentukan pertama kali sebelum memulai menulis. Misalnya, jenis
tulisan yang akan dipilih berupa opini, fakta atau imajinasi yang sekadar
menghibur pembaca. Penentuan jenis tulisan ini akan mempengaruhi tahapan-
tahapan menulis berikutnya dan pesan yang akan disampaikan penulis.
Karena, jenis tulisan yang ditujukan untuk pembaca dewasa dan anak-anak
akan berbeda.
 Pertimbangan pembaca
Pertimbangan pembaca adalah respons pembaca secara menyeluruh
tentang sebuah tulisan. Hal ini sangat penting untuk menentukan tulisan apa
yang akan dibuat untuk memenuhi kedinginan pembaca. Disisi lain,
pertimbangan pembaca ini akan membantu membuat tulisan yang sebelumnya
belum pernah ada dan informasi yang disampaikan penulis sudah pasti akan
berguna bagi pembaca.
 Orientasi publik
Orientasi publik merupakan tahapan menentukan target pembaca
tulisan. Penentuan orientasi publik ini akan memudahkan proses menulis yang
sedang dikembangkan, karena penulis sudah paham pesan yang akan
disampaikan tertuju kepada siapa.
 Menentukan tema dan ide tulisan
Tema adalah pokok pikiran yang menjadi landasan tulisan dan ide
adalah materi yang akan dibahas dalam tulisan. Penulis bisa menentukan tema
dan idenya sebelum menulis ini dengan melakukan riset atau observasi untuk
mengembangkan informasi. Sehingga tulisan akan lebih berisi, sesuai dengan
kebutuhan pembaca dan lebih tepat sasaran atau tidak bias.
 Mengembangkan ide
Ide adalah topik yang akan dibahas dalam sebuah tulisan dan bertujuan
memberikan informasi. Sehingga penulis membutuhkan keterampilan dalam
berbahasa untuk mengembangkan ide dalam bentuk tulisan yang lebih mudah
dipahami.
 Unsur tulisan
Unsur tulisan merupakan isi di dalam sebuah tulisan, yang terdiri dari
gagasan, tuturan, tatanan dan wahana. Unsur tulisan inilah yang membantu
menentukan sebuah kalimat baik atau buruk. Kalimat yang baik adalah
kalimat yang efektif sehingga mampu menyampaikan pesan dalam tulisan
lebih jelas dan tepat ke sasaran pembaca.
 Gaya tulisan
Gaya tulisan merupakan tanda pengenal penulis ke pembacanya.
Karena, setiap penulis pasti memiliki gaya tulisan masing-masing sehingga
menjadi ciri khas, agar pembaca bisa langsung mengenal penulis dengan

5
membaca tulisannya saja. Selain itu, gaya tulisan ini sangat perlu ditentukan
supaya bisa disesuaikan dengan tujuan dari tulisan, seperti menyampaikan
informasi, membujuk atau sekadar menghibur pembaca.
 Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dalam tulisan serta
penggunaan tanda baca. Penentuan ejaan ini penting bagi penulis agar
pembaca mudah memahami tulisannya, baik dari susunan kata, penggunaan
tanda baca, imbuhan dan awalan.
 Penyuntingan
Penyuntingan adalah kegiatan membetulkan sebuah karangan yang
dianggap kurang sempurna agar menjadi lebih indah. Penyuntingan adalah
teknik terakhir dalam menulis untuk menghindari adanya ejaan yang salah,
kalimat ambigu dan pesan tulisan menjadi bias. Supaya, nantinya pesan yang
disampaikan kepada pembaca tidak membingungkan dan pembaca pun bisa
menikmati karya penulis.

2.5 Strategi Menulis


Dalam kegiatan pembelajaran menulis harus melalui tahapan sebagai berikut:
 Penciptaan diksi
siswa dilatih untuk memilih kata secara tepat dan menggunakannya sesuai
dengan pembaca yang dituju.
 Pembuatan kalimat efektif
siswa dilatih menciptakan berbagai jenis kalimat sehingga tulisannya mudah
dan nikmat untuk dibaca.
 Membangun paragraph
siswa dilatih untuk menyusun paragraf berdasarkan kalimat topik yang
dikembangkan.
 Pembatasan dan penjabaran topic
topik karangan harus dibatasi agar lebih fokus.
 Pemilihan jenis dan penciptaan wacana
siswa dilatih secara intensif untuk menyusun wacana

2.6 Jenis-jenis Menulis


Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut
pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam
melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi
keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian
produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan
argumentasi. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu.
 Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya (Suparno, 2008: 1.11). Sunarno (2007:
1) mempertegas pendapat Suparno bahwa tulisan deskripsi berisi gambaran
mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, atau merasakan hal tersebut. Deskripsi menggambarkan sesuatu

6
dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan
hal yang dideskripsikan. Dengan demikian deskripsi dapat disimpulkan
sebagai tulisan yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu yang menjadi objek
tulisan dijelaskan secara rinci sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan oleh pancaindra pengarang. Tulisan ini bermaksud meyakinkan
pembaca tentang kebenaran dan keberadaan sesuatu yang telah dijelaskan oleh
penulis.
Contoh : Jauh di sana di tepi sungai, tampak seorang perempuan yang masih
muda berjalan hilir mudik, kadang-kadang menengok ke laut, rupanya
mencari atau menantikan apa-apa yang boleh timbul dari dalam laut yang
amat tenang laksana air di dalam dulang pada ketika itu, atau dari pihak
manapun. Pada air mukanya yang telah pucat dan dan tubuhnya yang sudah
kurus itu, dapatlah diketahui, bahwa perempuan itu memikul suatu percintaan
yang amat berat. Meskipun mukanya telah kurus, tetapi cahaya kecantikan
perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip dari “Bintang Minahasa” karya
Hersevien M.Taulu ,2001:65)
 Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu
peristiwa. Sesuai dengan pendapat De'images (2007: 5) ”paragraf narasi
adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam
tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi
tidak memiliki kalimat utama.”. Senada dengan De'images, Suparno (2008:
1.11) berpendapat bahwa ”Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan
proses kejadian”. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya
sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama,
bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada
pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa narasi merupa-kan jenis tulisan yang isinya menceritakan
suatu kejadian. Kejadian tersebut di-ceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam
tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini
dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-
jelasnya.
Contoh: Pertandingan antara Angelique Widjaja melawan Tamarine
Tanasugarn berlangsung sangat mendebarkan. Pada set pertama, Tamarine
unggul atas Angie dengan skor 6-2. Namun, Angie membalas kekalahannya di
set pertama dengan merebut set kedua. Angie memenangi set kedua itu
dengan skor tipis 7-5.  Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai
kehabisan tenaga. Sebaliknya Angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat
dukungan luarbiasa dari para penonton. Dengan mudah Angie memimpin
perolehan angka. Ia sempat unggul dengan skor 5-0, sebelum akhirnya Angie
menutup set penentuan itu dengan skor 6-2. Kemenangannya itu
mengantarkan Angie ke semifinal turnamen tenis WTA Tour di Bali.

7
 Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus.
Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca perca-ya dan menerima apa yang dipaparkannya
oleh penulis. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis
bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang
disampaikannya. Sehingga keberadaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus
keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan
argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-
akibat, dan pola-pola deduktif.
Contoh: Hakim menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa itu. Dari
catatan kepolisian yang ada ternyata ia telah berkali-kali melakukan
kejahatan-kejahatan kecil sampai kejahatan besar hampir semua pernah ia
lakukan. Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui merupakan faktor
utama yang menyebabkannya harus mengalami penderitaan yang panjang.
 Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau me-nambah pengetahuan dan pandangan pembacanya
(Suparno, 2008: 1.12). Sasa-rannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa
ada maksud mempengaruhi piki-ran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta
dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan
disampaikannya.Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat
mengembang-kan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini
berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3)
menambahkan bahwa ”untuk mem-perjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik”. Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan
sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah
informasi. Tulisan ini disampai-kan secara jelas dan dapat disertai data-data
yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang
sesungguhnya.
Contoh: Kloning manusia menjadi isu pembicaraan semakin menarik para
ulama akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang memang telah
berhasil dilakukan, seperti kelahiran anak domba (Dolly) yang diujicoba
dalam tahun 1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999), kera (2000), kucing
(2001). Awal April lalu dr. Severino Antinori, ginekolog dari Italia,
mengumumkan keberhasilannya menumbuhkan janin dalam kloning manusia.
Kloning adalah upaya untuk menduplikasi genetik yang sama dari suatu
organisme dengan menggantikan inti sel dari sel telur dengan inti sel
organisme lain. Kloning pada manusia dilakukan dengan mempersiapkan sel

8
telur yang sudah diambil intinya lalu disatukan dengan sel dewasa dari suatu
organ tubuh. Hasilnya ditanam ke rahim seperti halnya embrio bayi tabung.
 Persuasi
Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan
penulisnya. Tuli-san ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat
sesuatu. ”Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik
berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam tulisannya” (Sunarno, 2007: 4). Hal ini berbeda
dengan argumen yang pendekatannya bersifat rasional yang diarahkan untuk
mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan
emosional yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Sama
halnya argumentasi persuasi juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya saja
dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang
dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa
yang disampaikan penulis itu benar.
Contoh bentuk tulisan persuasi adalah propaganda, iklan, selebaran, dan
brosur.

Berikut kami sertakan beberapa contoh dari jenis-jenis menulis Deskripsi dan
Narasi
1. Deskripsi “Pantai”
Pantai merupakan tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan
liburan, menyegarkan pikiran akan penatnya pekerjaan. Satu di antara pantai
yang terkenal di Jawa Barat adalah Pantai Pangandaran. Pantai yang terletak
di daerah timur Jawa Barat ini menyuguhkan pemandangan yang indah. Pasir
hitam dan air jernih terhampar luas sejauh mata memandang. Ombak yang
bergulung-gulung datang silih berganti menyambut para wisatawan seakan
mengajak untuk bermain dan berenang. Teriknya matahari terkalahkan oleh
sejuknya air laut yang dingin. Dinginnya ombak yang menghempas tubuh dan
air laut yang terasa asin saat menyentuh bibir menambah keasikan saat
bermain di Pantai Pangandaran.
Di sebelah kiri dari pantai terdapat tempat yang sudah tidak asing lagi
namanya, yaitu Pasir Putih. Pasir Putih ini merupakan primadona wisata di
Pantai Pangandaran. Sesuai namanya, tempat ini memiliki pasir yang
berwarna putih, karang-karang kecil dan air yang benar-benar jernih. Saking
jernihnya kita dapat melihat terumbu karang di dasar laut dan juga ikan-ikan
yang tengah menari indah di antaranya dari atas perahu. Banyak di antara para
wisatawan memilih untuk snorkling agar mereka lebih dapat menikmati
indahnya dunia bawah air. Tidak seperti hanya dengan menggunakan perahu,
dengan snorkling kita dapat mengikuti menari bersama ikan-ikan di antara
terumbu karang. Pasir Putih masih satu kawasan dengan Cagar alam
Pangandaran.
Kawasan yang asri dengan penghuni aslinya yaitu monyet akan
menyambut para wisatawan dari dalam cagar alam. Kehadiran para monyet
terkadang membuat para wisatawan menjadi takut untuk berkeliling, tapi itu

9
tak mengurangi rasa penasaran pengunjung untuk tetap berkeliling. Namun,
jangan sekali-kali untuk makan di tempat ini jika tidak mau diganggu oleh
para monyet penghuni cagar alam karena mereka tak segan-segan merebut
makanan itu langsung dari tangan Anda. Gua-gua yang penuh dengan sejarah
misteri masa lalu dan pemandangan pantai dari cagar alam menjadi menu
utama pada perjalanan di cagar alam ini. Suasana hening dan mencekam dari
dalam gua sering membuat para pengunjung ciut nyali untuk memasukinya.
Namun, tak jarang juga ada yang memberanikan diri beruji nyali di
dalamnya. Dari luar, gua tampak seperti ruang kecil kosong, padahal
sebenarnya terdapat pintu kecil di samping ruang tersebut untuk
memasukinya. Dan di dalam sangat gelap, hening dan mencekam, seperti
berada pada saat Perang Dunia II. Wisata alam ini tak pernah absen dari
pengunjung, terutama saat libur panjang. Mereka bermain pasir, berenang,
bermain watersport, berlari-lari di bibir pantai, berkeliling objek wisata yang
terdapat di sana atau sekadar berfoto dengan berlatarkan pantai. Itulah Pantai
Pangandaran, pantai terindah di Jawa Barat.

2. Narasi “Lingkungan”
Rini selalu menyaksikan tetangganya membuang sampah
sembarangan, ia ingin menegur namun tidak enak hati. Karena jika musim
hujan datang dan parit dekat rumah mereka tersumbat maka yang kebanjiran
bukan hanya rumah tetangga Meli yang buang sampah sembarangan saja
namun mereka semua yang tinggal dilingkungan itu akan terkena dampaknya.
Ketika hujan datang disuatu malam, dampak dari tetangga meli yang
membuang sampah sembarangan banjir pun datang air masuk kedalam rumah
mereka, kesal hati Meli namun percuma karena salahnya juga kenapa tidak
menegur tetangganya itu. Dampaknya mereka semua kesusahan.

10
11

Anda mungkin juga menyukai