Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KETERAMPILAN BAHASA

INDONESIA
“HAKIKAT MENULIS “

DOSEN PENGAMPAU :
Hanum Hanifa Sukma M.Pd

Nama kelompok 4 :
Kelas E

1. Nur Vita Hana (1800005217)


2. Sofiatul Azkiyah (1800005230)
3. Hadiyan Naf’an Husna (1800005236)
4. Febriana Prihartanti (1800005241)
5. Afifah Defriani (1800005246)
6. Retno Ayu Diah Kumalasari (1800005263)
7. Syifa Eka Nursanti (1800005256)
8. Fadilah Sukma Dewi (1800005264)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “hakikat menulis” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya dan juga kami berterimakasih
pada IBU HANUM HANIFA SUKMA M.Pd selaku dosen mata kuliah
keterampilan bahasa indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian tanggung jawab serta
hubungan manusia dengan tanggung jawab.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Yogyakarta, 12 Mei 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menulis merupakan hal yang sangat penting bagi kita, terutama bagi
seorang mahasiswa. Dalam perjalanan kami menjadi seorang mahasiswa,
keterampilan berbahasa yang satu ini selalu diperlukan selama kita  menjadi
seorang mahasiswa dan sampai menjadi seorang pendidik. Sebagai contoh
dalam menulis makalah untuk tugas mata kuliah dan menulis skripsi,
menulis sangat berperan penting sebagai bekal kami untuk menyampaikan
pikiran dan gagasan mahasiswa pada saat kami kuliah maupun ketika kelak
kami menjadi seorang pendidik. Menulis itu sangat penting karena setiap
hari kita pasti akan melakukan yang namanya menulis.
Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai
pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca
sebagai penerima pesan. Sebagai suatuketerampilan berbahasa, menulis
merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat
menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya
dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya.
Penguasaan bahasa dan penguasaan menulis dalam penulisan
merupakan faktor penting yang harus diketahui sejak awal. Aspek bahasa
dalam menulis terkait dengan sikap, pembaca, dan tujuan. Sikap, pembaca,
dan tujuan akan mempengaruhi bagaimana menulis kalimat, pilihan kata,
dan gaya bahasa. Penguasaan bahasa dan penguasaan menulis yang baik
akan mempermudah memilih yang akan digunakan sebagai media
tulisannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud hakikat menulis ?
2.      Apa saja manfaat menulis ?
3.      Apa hubungan menulis dengan keterampilan bahasa yang lain ?
4. Apa saja asas-asas yang digunakan dalam menulis ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui hakikat menulis
2.      Mengetahui manfaat menulis
3.      Mengetahui hubungan menulis dengan keterampilan bahasa yang lain
4. Mengetahui asas-asas yang digunakan dalam menulis
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Menulis

Menulis  ialah menurunkan atau  melukiskan  lambang-lambang 


grafik  yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang  grafik tersebut
yang  didalamnya mengandung pesan yang dibawa penulis. Pesan yang
dibawa oleh penulis melalui gambar huruf-huruf disebut karangan.
Karangan sebagai ekspresi pikiran,gagasan,pendapat,pengalaman disusun
secara sistematis dan logis (Sutari,1997:26).

Seseorang yang terampil menulis tanpa terampil mengarang tidak


mempunyai arti sebab tidak ada yang dinikmati
pembaca.Sebaliknya,terampil mengarang belum tentu terampil menulis
karena dalam mengarang yang terlibat hanya ekspresi atau imajinasi. Hal
tersebut dapat dilakukan baik melalui bahasa lisan maupun tulis.Akan
tetapi,jika terampil menulis berarti harus terampil mengarang karena ada
karangan yang dihasilkan sebagai ekspresi pikiran dan perasaan. Dengan
kata lain, mengararang merupakan bagian dari menulis. Keduanya saling
melengkapi.

Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk


menghasilkan tulisan. Menulis yang akan dibicarakan dalam hal ini akan
lebih luas pengertiannya daripada sekedar melakukan perbuatan atau
melakukan tulisan, yaitu menghasilkan karya tulis. Kemudian digunakan
untuk sebagai bahan ajar atau pembelajaran atau diserahkan kepada
seseorang sebagai bukti karya ilmiah, kemudian akan dinilai sehingga
menuntut seseorang penulis untuk memahari arti menulis. Menulis dimulai
dari suatu yang tidak tampak sebab masih berbentuk pikiran, bersifat sangat
pribadi. Jika penulis adalah seorang siswa, guru hendaknya merasakan
kesulitan siswa. Guru yang memahami akan akan berpendapat bahwa
menulis karangan itu tidak harus sekali jadi. Adakalanya sebuah kalimat
bisa dibuat tetapi kalimat selanjutnya sulit dibuat. Jika ini terjadi, sebagai
guru dapat menyarankan agar siswa mengubah arah atau tujuan tulisan.

B.     Pengertian menulis

Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan


perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian
yang lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan
berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian,
dapat kita tegaskan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan seseorang
untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa
dipahami oleh pembaca.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dipelajari


secara terus menerus. Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat
memberikan informasi kepada pembaca secara jelas. Menurut Tarigan
(2008: 22) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang 
grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan
dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Menurut Suparno dan Yunus (2003: 13) aktivitas menulis


melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, isi
tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Menulis merupakan suatu
kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau medianya.

Menurut Widyamartaya (1991: 9) mengemukakan pengertian


menulis sebagai proses kegiatan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri
sendiri dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis


merupakan   suatu proses aktivitas gagasan, pikiran, perasaan yang ingin
disampaikan kepada orang lain melalui media bahasa yang berupa tulisan.
Sebagai alat komonikasi tidak langsung melalui tulisan penulis dapat
mendeskripsikan sesuatu kepada orang lain sehingga pembaca dapat
melukiskan apa yang disampaikan. Semakin baik tulisan yang disampaikan
semakin baik pula pesan yang diterima oleh orang lain.

C.    Manfaat Menulis


Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:1.4) berkaitan dengan manfaat menulis
mengemukakan bahwa:
1.      menulis menyumbang kecerdasan,
2.      menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas,
3.      menulis menumbuhkan keberanian, dan
4.      menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi.

Penjelasan :
1.      Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis
terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek.
Aspek-aspek itu meliputi:
a) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan,
b) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang
jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan
pembacanya, dan
c) Penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.
Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki
kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan
emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai
level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.

2.      Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas


Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri
segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah:
a) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi,
pengalimatan, dan pewacanaan,
b) bahasa topik, dan
c) pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya
sendiri.
Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata
dengan runtut, jelas dan menarik.

3.      Menulis Menumbuhkan Keberanian


Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya,
ter-masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya
kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat
dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik
yang bersifat positif ataupun negatif.

4. Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan


Informasi
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau
sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang
lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat
itu. Padahal, tak akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan
memuaskan tanpa memiliki wawasan atau pengeta-huan yang memadai
tentang apa yang akan dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang
disampaikannya hanya sekedarnya.

Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan,


dan me-nyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia
mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara.
Bagi penulis, pemero-lehan informasi itu dimaksudkan agar dapat
memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali
untuk keperluannya dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk
menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya
sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu
dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku
seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam
mengumpulkan infor-masi serta strategi yang ditempuhnya.

Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya:


1. wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis
berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis,
2. berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya
menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik
simpulan,
3. dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis,
4. akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun
gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk direvisi,
5. menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan
6. menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan
sistematis.

D. Menulis sebagai kegiatan komunikasi tertulis


Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk
memberikan segala bentuk informasi dari penulis kepada pembaca.
Pemberian informasi pada hakikatnya merupakan proses komunikasi.
Keterampilan berbahasa ini bisa diartikan sebagai wujud kwmampuan
dalam berkomunikasi lebih singkat lagi dapat dikatakan bahwa berbahasa
berarti berkomunikasi atau melakukan hubungan antar manusia.
Komunikasi melalui bahasa dapat berwujud lisan (melalui berbicara)
dan dapat pula berwujud tulisan. Karenanya, menulis disebut bentuk
kegiatan komunikasi tertulis (komunikasi tidak langsung antara penulis
dengan pembaca). Proses pemberian dan penerimaan informasi harus harus
didasarkan pada adanya pemahaman bahasa yang digunakan penulis untuk
diserap atau diterima pembaca. Bisa saja terjadi bahwa pembaca bukan
penutur bahasa yang digunakan dalam bacaan tetapi memahami bahasa
bacaan itu.

E.    Apa Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang lain

Apa Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang lain?


Menulis sebagai aktivitas berbahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan
berbahasa lainnya. Apa yang diperoleh melalui menyimak, membaca dan
berbicara, akan memberinya masukan berharga untuk kegiatan menulis.
Meskipun demikian, menulis sebagai suatu aktivitas berbahasa tulis
memiliki perbedaan, terutama dengan kegiatan berbahasa lisan. Perbedaan
itu menyangkut kecaraan serta konteks dan hubungan antar unsur yang
terlibat, yang berimplikasi pada ragam bahasa yang digunakan.

Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana.


Yakni: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Deskripsi
adalah ragam wacana yang melukiskan sesuatu berdasarkan kesan-kesan
dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Narasi adalah
ragam yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Eksposisi adalah
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
Argumentasi dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai
kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Adapun persuasi ditujukan
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal
yang disampaikan penulisnya.

Ada beberapa  pendapat yang berkaitan dengan pembelajaran


menulis seperti yang dilontarkan oleh pendekatan frekuensi, gramatikal,
koreksi dan formal. Pendekatan-pendekatan itu tidak sepenuhnya salah.
Namun, beberapa  pendekatan itu tidak menyentuh aktivitas menulis sebagai
proses.

Menulis sebagai suatu proses , menulis melibatkan serangkaian


kegiatan yang terbagi atas tahap prapenulisan, penulisan, dan
pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan tahap persiapan yang
mencakup kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca
dan  corak karangan, pengumpulan informasi atau bahan tulisan, serta
penyusunan kerangka karangan.

Berdasar kerangka itu, maka pengembangan karangan pun dimulai.


Inilah fase penulisan. Setiap butir ide yang telah direncanakan
dikembangkan secara bertahap dengan memperhatikan jenis informasi yang
disajikan, pola pengembangan, pembahasan, dan sebagainya. Setelah fase
ini selesai, maka penulis membaca kembali, memeriksa dan memperbaiki
karangan, dan fase inilah yang disebut  dengan tahap pascapenulisan. Di sini
merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang dihasilkan.
Kegiatan ini bisa terjadi beberapa kali.

F.    Asas Menulis dan Ciri Tulisan yang Baik

Asas-asas menulis dijelaskan oleh Nuruddin (2011:39—46) dalam


buku yang berjudul Dasar-Dasar Penulisan. Dalam presentasinya, ia
memberikan contoh kalimat yang berbunyi “Ayah orang ini adalah ayah
anak saya yang ayahnya sedang sakit diobati anak tetangga saya”. Pada
kalimat tersebut, siapakah orang yang dimaksud? Berdasarkan contoh
tersebut, kegiatan menulis memerlukan asas-asas menulis yang dijelaskan
berikut ini.

1. Kejelasan (clarity) Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi


pembaca. Tulisan penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
Tulisan tidak menimbulkan salah tafsir. Ide tidak samar-samar atau kabur.
Mengutip pendapat HW Fowler, asas kejelasan tampak pada tulisan yang
menggunakan kata umum, bukan kata khusus. Tulisan juga bersifat konkret
(bukan abstrak), tunggal (bukan panjang lebar), pendek (bukan panjang),
menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa asing).

2. Keringkasan (consiseness) Asas keringkasan harus diperhatikan penulis


agar tidak membuang-buang waktu pembaca. Meskipun demikian, bukan
berarti tulisan harus pendek, melainkan tidak menggunakan bahasa yang
berlebihan. TTidak menghamburkan kata secara semena-mena, tidak
mengulang, tak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.

3. Ketepatan (correctness) Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi


penulis mengalami titik kesamaan dengan pembaca. Suatu penulisan harus
dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan
seperti yang dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan
berasumsi hingga menimbulkan kesalahartian oleh pembaca. Akibatnya,
pesan penulis tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

4. Kesatupaduan (unity) Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf


harus diperhatikan menulis dalam menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca
dimudahkan dalam menangkap ideide penulis. Ide-ide utama dapat dengan
mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas.
5. Pertautan (coherence) Antarbagian tulisan harus bertautan satu sama
lain (antar-alenia atau kalimat). Tautan-tautan ini mempermudah pembaca
untuk menangkap gagasan yang disampaikan penulis.

6. Penegasan (emphasis) Adanya penonjolan atau memiliki derajat


perbedaan antarbagian dalam tulisan memberikan kemudahan kepada
pembaca dalam menangkap tekanan ideide tertentu. Dengan demikian, ide-
ide besar yang dimiliki penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
BAB III
KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian
yang lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan
berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.
Manfaat menulis mengemukakan bahwa: menulis menyumbang
kecerdasan, menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas,
menulis menumbuhkan keberanian, dan menulis mendorong kemauan dan
kemampuan mengumpulkan informasi.
Menulis sebagai aktivitas berbahasa tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan berbahasa lainnya. Apa yang diperoleh melalui menyimak,
membaca dan berbicara, akan memberinya masukan berharga untuk
kegiatan menulis. Meskipun demikian, menulis sebagai suatu aktivitas
berbahasa tulis memiliki perbedaan, terutama dengan kegiatan berbahasa
lisan. Perbedaan itu menyangkut kecaraan serta konteks dan hubungan antar
unsur yang terlibat, yang berimplikasi pada ragam bahasa yang digunakan.
Ada banyak mitos yang bisa menghalangi sesorang untuk menulis.
Mitos seringkali sangat mempengaruhi pola pikir seseorang. Padahal belum
tentu sebuah mitos itu seratus persen benar.
Daftar pustaka

Siddik,Mohammad.2016.Dasar-Dasar Menulis Dengan


Penerapannya.Malang : Penerbit Tunggal Mandiri Publishing.
Wicaksono,Andri.2016.Teori pembelajaran bahasa.Yogyakarta : penerbit
Garudhawacana.
Widyartono, D. 2011. Asas Menulis dan Ciri Tulisan yang Baik.Malang:
UB Press.

Anda mungkin juga menyukai