Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia)

“KARANGAN”

Dosen Pengampuh:

Ja’far Shodiq, S.HI, M.H

Dibuat Oleh:

Asyrof Misbahul Maruf (142210011)

Moh. Mu’zi Al ‘Athiq (142210015)

Achmad Authoq Zamahsyari (142210002)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAM ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman
dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “ Karangan”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk


Bapak Ja’far Shodiq, S.HI, M.H selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Unisla yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada saya guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Saya juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait diksi.

Selain itu saya juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat direvisi dimasa yang selanjutnya. Diakhir kata, saya berharap
makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Saya pun memohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di
hati.

Lamongan, 6 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................................... 2
BAB 2........................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN KARANGAN ..................................................................... 3
B. LANGKAH-LANGKAH MENULIS KARANGAN .................................. 3
C. POLA SUSUNAN KERANGKA KARANGAN ........................................ 5
D. JENIS-JENIS KARANGAN ........................................................................ 6
E. FUNGSI KARANGAN.............................................................................. 10
BAB III.................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ada beberapa aspek keterampilan Bahasa Indonesia di sekolah yang harus dikuasai siswa.
Keterampilan Bahasa mencakup 4 segi yaitu: menyimak, berbicara, mambaca,, menulis.
Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan menulis narasi.
Narasi sebuah karya yang didalamnya tergantung berbagai aspek tentang rangkaian cerita
yang membentuk makna. Seorang pembaca cerita narasi kebanyakanakan terinspirasi dari
sifat maupun kehidupan tokoh yang ia baca. Tidak sedikit dari mereka juga akan meniru
kehidupan maupun sikap tokoh yang mereka kagumi dalam sebuah narasi. Menulis narasi
bisa berdasarkan pengalaman. Pengalaman mencakupi pengalaman fisik dan pengalaman
non-fisik. Melalui kegiatan menulis seseorang dapat menuangkan pikiran, ide , maupun
perasaannya dalam bentuk tulisan. Untuk dapat menulis sebuah narasi dengan baik maka
seorang penulis harus memiliki pengetahuan tentang narasi secara mendalam.masalah lainnya
adalah banyak siswa merasa pembelajaran menulis terasa membosankan da kurang
memanfaatkan media pembelajaran yang menarik.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pun belum menarik. Siswa kurang antusias
karena jarang mengunakan media pembelajaran yang menarik. Berdasarkan observasi banyak
siswa yang mengatakan susah jika diberi tugas untuk menggarang narasi. Bukti-buktinya bisa
dilihat dari hasil karya nasari siswa yang cenderung asal-asalan. Hasilnya cenderung belum
memuaskan. Cara menyajikan sebuah cerita juga belum menarik. Tulisan belum padu. Untuk
mengatasi hal tersebut, dalam upaya memperbaiki keterampilan pembelajaran menulis narasi
dan meningkatkan kompetensi dasar menulis narasi, maka kirannya perlu variasi media
pembelajaran untuk meningkatakan kemampuan pemahaman siswa dalam meningkatkan
kemampuan menulis narasi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian karangan?


2. Apa Langkah-langkah menulis karangan?
3. Apa pola susunan kerangka karangan?
4. Apa jenis-jenis karangan?
5. Apa fungsi dan tujuan karangan?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian karangan


2. Mengetahui Langkah-langkah menulis karangan
3. Mengetahui pola susunan karangan
4. Mengetahui jenis-jenis karangan
5. Mengetahui fungsi dan tujuan karangan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARANGAN

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk Bahasa tulis
dalam tujuan, misalnya memberitahu,meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif
ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.1

Menurut Keraf (1994: 2) karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian
kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah
wacana yang dibaca dan dipahami.

Widyamartaya (1990) mengatakan bahwa mengarang dapat dipahami sebagai


keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti
yang dimaksud oleh pengarang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata karangan diberi arti hasil mengarang yang
dapat berupa tulisan, cerita, atau artikel, selanjutnya, mengarang artinya menulis atau
menyusun sebuah cerita, buku, sajak, dan sebagainya. Jadi karangan adalah hasil dari kegiatan
mengarang.2

“Suatu proses kegiatan berpikir manusia yang hendak menggunakan kandungan jiwanya
kepada orang lain atau diri sendiri dalam tulisannya. Adapun mengarang pada hakikatnya
adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis”.3

Hal ini berdasarkan pendapat di atas di simpulkan bahwa menulis karangan adalah
bentuk ungkapan yang menyampaikan suatu pengalaman dalam bentuk yang bermakna.

B. LANGKAH-LANGKAH MENULIS KARANGAN

Adapun langkah-langkah mengarang menurut Setiawan Djuharie (2001: 57), meliputi di


bawah ini.
1. Menentukan atau memilih tema atau topik karangan

Langkah paling awal dalam membuat suatu karangan adalah menentukan tema atau
topik karangan. Tema diartikan pokok pikiran, sedangkan topik adalah pokok
pembicaraan. Apabila dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai tema adalah
suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam

1
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016),hlm 4
2
Wisnu Wardhana, Bahasa Indonesia Untuk Karang Mengarang, (Klaten : PT Intan Pariwara, 2018),hlm 1
3
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016),hlm 85-86

3
kenyataannya untuk menulis suautu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau
pokok pembicaraan. Dengan demikian, pada waktu menyusun sebuah tema untuk untuk
sebuah karangan ada dua unsur yang paling dasar yaitu topik atau pokok pembicaraan dan
tujuan yang hendak dicapai melalui topik tersebut.

2. Menetapkan Tujuan

Setiap kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan. Demikian halnya dengan
mengarang/menulis. Menetapkan tujuan tulisan adalah penting sebelum menulis. Karena
tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat dan cara penyajian
tulisan. Tujuan tulisan harus jelas suatu tulisan yang tidak dilandasi dengan tujuan yang
jelas dan mungkin hanya mewujudkan tulisan yang buruk atau tidak dapat dipahami oleh
pembaca. Jadi penetapan tujuan itu sangat membantu penulis dalam mengembangkan
tulisannya dan dapat memberikan arah kepada penulis. Dengan menetapkan tujuan yang
jelas akan membantu penulis memperoleh gambaran tentang persoalan yang akan
ditulisnya dan membangkitkan semangat penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih
jelas dan terarah.

3. Mengumpulkan Informasi/bahan

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu mencari bahan berupa keterangan-
keterangan yang berhubungan dengan topik tersebut. Kegiatan mengumpulkan bahan
dapat dilakukan dengan cara observasi atau mengadakan pengamatan terhadap satu proses
atau keinginan sesuatu yang diperlukan dan akan dijadikan sumber penulisan.

4. Membuat Kerangka Tulisan

Kerangka tulisan adalah garis besar cerita yang akan dituangkan pada sebuah tulisan.
Sebelum menulis, seorang penulis perlu menetapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan
merupakan pedoman atau acuan penulis tentang hal-hal apa saja yang akan ditulis,
sehingga dengan menggunakan kerangka tulisan alur cerita yang akan ditulis semakin jelas
dan terarah. Jarang seseorang dalam menuangkan isi pikirannya sekaligus secara teratur
terperinci dan sempurna tanpa sebuah kerangka tulisan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Gorys Keraf (1994:132) bahwa; Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap”.

5. Mengembangkan Kerangka Karangan

Setelah kerangka karangan disusun, maka tahap selanjutnya adalah


mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang utuh. Pengembangan kerangka
karangan dilakukan satu persatu. Dalam penulisan atau pengembangan kerangka karangan
ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dan unsur-unsur tersebut merupakan penilaian
baik tidaknya hasil karangan yang dibuat. Unsur-unsur tersebut adalah isi gagasan yang

4
dikemukakan, organisasi isi (urutan peristiwa), tata bahasa, pilihan struktur dan kosakata
serta penggunaan ejaan yang tepat.

C. POLA SUSUNAN KERANGKA KARANGAN

Kerangka karangan menurut Finoza dalam Hikmat adalah rencana teratur tentang
pembagian dan penyusunan gagasan yang berfungsi untuk mengatur hubungan antara gagasan
tersebut. Kerangka karangan sangat penting bagi sebuah karangan. Sebab, dengan adanya
kerangka karangan paling tidak gagasan yang hendak disampaikan dapat sesuai dengan topik
yang telah ditentukan. Misalnya topik mengenai sejarah, akan lebih baik dibahas dengan pola
urutan waktu dibandingkan dengan pemecahan masalah.

Adapun pola kerangka karangan terdiri dari pola alamiah dan pola logis Keraf, dan Finoza
dalam Hikmat. Kedua pola ini masih terdiri dari beberapa subpola lain yang masing-masing
memiliki kekhasan tersendiri. Pola alamiah terdiri dari pola urutan waktu dan pola ruang
sedangkan pola logis terdiri dari pola sebab-akibat, umum-khusus, klimaks-antiklimaks, dan
pemecahan masalah.

A. Pola Alamiah Pola ini memiliki dua pola. Yakni pola urutan waktu dan urutan ruang.
Urutan waktu berarti urutan karangan yang dilandaskan pada tahapan suatu peristiwa atau
kejadian. Tahapan peristiwa ini identik dengan penanggalan. Urutan waktu secara eksplisit
akan terlihat dengan tahun. Namun demikian, bisa juga menggunakan kata-kata yang
merujuk pada waktu dan situasi waktu. Perhatikan contoh berikut:
Topik: Perkembangan Bahasa Indonesia
I. Bahasa Indonesia Pada Masa Penjajahan Belanda
II. Bahasa Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
III. Bahasa Indonesia Pada Masa Orde Lama
IV. Bahasa Indonesia Pada Masa Orde Baru
V. Bahasa Indonesia Pada Masa Kini
B. pola urutan ruang. Pola ini berlandaskan pada ruang. Setiap hal yang ada di dunia ini pada
dasarnya telah dikotak-kotakan dalam ruang tersendiri. Untuk ruang kecil adalah ruang
pribadi, beranjak ke ruang keluarga, untuk selanjutnya lingkungan tetangga, Ingkungan
RT, lingkungan RW lingkungan kelurahan, lingkungan kecamatan, lingkungan
kabupaten/kota madya, lingkungan provinsi, dan sampai pada negara.

Topik: Sosialisasi Pemilu

I. Informasi Pemilu Jawa


A. Fakta dan Data Rendahnya Sosialisasi Pemilu di Jawa
a) Banyuwangi

5
b) Jember
c) Sumenep
B. Fakta dan Data Tingginya Sosialisasi Pemilu di Jawa
a) Jakarta
b) Yogyakarta
c) Surabaya
II. Pemilu di Sumatera
III. Informasi Pemilu di Kalimantan
C. Pola Logis Pola Logis merupakan pola yang terbentuk dari pikiran pengarang dengan
meletakkan gagasan serta konsep berdasarkan efek yang ingin dicapainya. Efek tersebut
tentu saja disesuaikan dengan topik yang hendak dibahas. Dala pola logis ini terdiri dari
beberapa pola lain yang akan dijabarkan berikut ini:
• Pola pertama adalah pola sebab-akibat. Pola ini merupakan pola yang mengawali
pembahasannya dengan sebab untuk kemudian disampaikan akibatnya, begitupun
dengan sebaliknya, yakni akibat terlebih dahulu untuk kemudian disampaikan
sebabnya. Perhatikan contoh pola sebab- berikut ini:
Topik: Dampak Pemanasan Global
Penebangan Liar II. Efek Rumah Kaca III. Polusi Udara IV. Banjir dan Longor
sebagai Efek Rumah Kaca
• Pola kedua yakni pola klimaks dan antiklimaks. Pola ini adalah pola yang
mementingkan bagian penting dari suatu karangan. Jika bagian penting ini
disampaikan di akhir, maka pola ini disebut klimaks sedrakan jika bagian penting
itu berada di awal maka disebut antiklimaks. Bahasa Alay Merusak Bahasa
Indonesia

D. JENIS-JENIS KARANGAN

Jenis karangan ini terbagi menjadi dua yakni berdasarkan karakteristiknya dan
berdasarkan sifatnya, yakni sebagai berikut:
a. Jenis Karangan Berdasarkan Karakteristiknya Jenis karangan berdasarkan
karakteristiknya terbagi menjadi tiga, yakni karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non
ilmiah Finozadi dalam Himat Ada pula yang secara sederhana membaginya
menjadi dua yakni karangan fiksi dan nonfiksi.4
b. Jenis Karangan Berdasarkan Sifatnya Dalam jenis karangan ini, terdapat lima
bentuk karangan yang berbeda, bentuk-bentuk tersebut akan disampaikan sebagai
berikut; Karangan Deskripsi, Karangan Eksposisi,Karangan Persuasi, Karangan
Narasi dan Karangan argumentasi5

4
Ainia Prihantini. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B First
5
Uyu Mu’awwanah, Bahasa Indonesia 2, (Depok: Madani Publishing, 2016), 59

6
Sedangkan Menurut Djoko menyatakan bahwa karangan terbagi menjadi empat jenis,
yaitu : Karangan Narasi (Cerita), Karangan Deskripsi (Lukisan),Karangan Eksposisi
(Paparan) dan Karangan Argumentasi (alasan) Dan Karangan persuasi (tujuan).6

1. Narasi
Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian, tindakan,
keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan
satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang gayanya bersifat naratif. Pada karangan narasi
terdapat tahapan-tahapan peristiwa yang jelas, dimulai dari perkenalan, timbul masalah,
konflik, penyelesaian dan ending. Sehingga unsur yang palling penting dalam narasi adalah
unsur pembuatan dan tindakan. Narasi hanya menyampaikan kepada pembaca suatu kejadian
atau peristiwa. Unsur tersebut memiliki kesamaan dengan karangan deskripsi. Akan tetapi,
perlu diperhatikan masalah waktu. Jadi, pengertian narasi itu mencangkup dua unsur dasar,
yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Narasi mengisahkan
kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Contoh jenis karangan ini adalah
biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen.
Ciri-ciri karangan narasi:
a. Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa, pengalaman yang menarik kepada
pembaca.
b. Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang jelas.
c. Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.
d. Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.
e. Bertujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang disampaikan.
Contoh:
Pertemuan yang terindah
Pagi hari itu aku duduk termenung di sebuah taman. Ku pandangi semua bunga-bunga
indah yang sedang bermekaran dengan indahnya. Ketika aku sedang menikmati
pemandangan dalam kesunyian, tiba-tiba aku mendengar jeritan seorang wanita dari arah
belakangku. Aku pun terdiam dan heran, lalu dengan penasaran aku segera menuju ke sumber
suara tersebut.
Betapa terkejutnya diriku ketika mengetahui bahwa jeritan tersebut berasal dari seorang
wanita manis berbaju biru. Lalu aku dekati wanita itu,”kamu baik-baik saja?” tanyaku.
“Kamu siapa?” jawab wanita itu. Suaranya sangat lembut dan wajahnya yang manis membuat
aku terpana oleh pandangan sesaat itu. Tanpa sadar bibirku mengeluarkan kata, “Aku
mendengar suara teriakan, jadi ku kira Anda sedang dalam masalah,” “oh, aku tidak apa-apa,
hanya terkena duri yang ada di tumbuhan ini” jawabnya. Lalu terjadi hening yang panjang
dan terjadi pergolakan di dalam hatiku, ingin rasanya berkenalan dengan dirinya, tetapi aku
takut. Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh tanpa berani
berkenalan dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat ini aku selalu pergi ke taman itu dan
berharap bisa bertemu, “gadis manis berbaju biru” itu sekali lagi.

6
Djoko Widagdho, Bahasa Indonesia Pengantar kemahiran berbahasa di perguruan tinggi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1997), 105-114.

7
2. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu karangan atau uraian yang berusaha menggambarkan suatu objek
atau masalah yang seolah-olah masalah tersebut di depan mata pembaca secara konkret.
Contoh karangan jenis ini adalah karangan tentang peristiwa runtuhnya gedung, yang
dilengkapi dengan gambaran lahiriah gedung itu, sebab-sebab keruntuhan, letak gedung,
arsiteknya, bagian mana yang runtuh, dan sebagainya.
Ciri-ciri karangan deskripsi
a. Melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca.
b. Melibatkan observasi panca indera.
c. Metode penulisan menggunakan cara objektif, subjektif, atau kesan pribadi penulis
terhadap suatu objek.
Contoh:
Kucingku
Aku memiliki sebuah kucing yang bernama meow di rumah. Meow adalah jenis kucing
persia yang dihadiahkan kepadaku setahun lalu. Seperti kebanyakan kucing Persia lainnya,
Meow sangat halus menutupi seluruh tubuhnya. Meow memiliki bulu berwarna putih seperti
salju, hidung yang sangat pesek, dan ekor yang panjang.
Meow sangatlah lucu, dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Dia juga sangat
manja terhadapku, setiap kali dia lapar, Meow akan menjilati kakiku. Meow sangatlah rakus,
dia gemar menghabisi makanannya dan meminum susu dengan sangat cepat. Tak hanya
rakus, Meow juga pemalas, dia selalu menghabiskan harinya dengan tidur di sofa rumahku.

3. Eksposisi
Eksposisi adalah suatu karangan yang menjelaskan pokok masalah yang disertai dengan
fakta-fakta. Tujuannya agar para pembaca memahami dan bertambah pengetahuannya
terhadap masalah yang diungkapkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan
pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Contoh karangan jenis ini
adalah artikel-artikel dalam surat kabar atau majalah dan tulisan-tulisan ilmiah.
Ciri-ciri karangan eksposisi:
a. Menyajikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada pembacanya.
b. Informasi yang disajikan bersifat fakta atau benar-benar terjadi.
c. Tidak berusaha mempengaruhi pembaca.
d. Menjelaskan sebuah proses atau analisis suatu topik.
Contoh:
Cara Menanam Singkong
Singkong adalah tumbuhan umbi bakar yang kaya akan karbohidrat. Singkong sangat
mudah untuk ditanam dengan hanya meletakkan batang singkong di tanah singkong akan
tumbuh. Tak hanya itu singkong juga dapat tumbuh di semua jenis tanah. Meskipun proses
penanamannya sangat mudah, proses penanaman singkong memerlukan perhatian khusus
untuk hasil yang maksimal sebagai berikut:
Pilihlah batang singkong yang paling bawah, potong kira-kira sekitar 15 cm dan tajamkan
ujungnya. Kemudian letakkan pada tempat yang lembab selama 2 minggu hingga tumbuh
tunas kecil. Setelah 2 minggu, tanam singkong pada tanah yang sudah digemburkan

8
sebelumnya. Usahakan jangan menanam singkong saling berdekatan karena akan
mengganggu umbi yang akan dihasilkan. Tancapkan ujung singkong pada tanah jangan
terlalu dalam agar singkong mudah dicabut saat panen. Demikianlah cara menanam singkong
yang baik untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dan menguntungkan.

4. Argumentasi
Argumentasi dalam suatu karangan yang berisikan pendapat atau gagasan mengenai
suatu hal dengan pembuktian-pembuktian untuk mempengaruhi pembaca agar mengubah
sikap merekam dan menyesuaikan dengan sikap penulis. Penulisan argumentatif harus yakin
bahwa maksud suatu bagian pendahuluan adalah tidak lain daripada menarik perhatian
pembaca, memuaskan perhatian pembaca kepada arguman-arguman yang akan disampaikan,
serta menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam
kesempatan tersebut.
Ciri-ciri argumentasi adalah mengandung kebenaran dan pembuktian yang kuat,
menggunakan bahasa denotative, analisis rasional, alasan kuat dan bertujuan supaya pembaca
menerima pendapatnya. Contoh jenis karangan ini adalah kampanye pemilihan umum,
tulisan-tulisan tentang alasan pengangkatan, pemberitahuan, dan pengangkatan seseorang.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
a. Terdapat pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topik yang sedang dibahas.
b. Pendapat-pendapat tersebut dilengkapi dengan pembuktian-pembuktian yang berupa
fakta, data, contoh, maupun grafik.
c. Bertujuan untuk menyakinkan pembaca.
d. Pengarang menghindari keterlibatan emosi dalam menyampaikan pendapatnya.

Contoh:
Smart Phone Stupid People
Saat ini kita telah memasuki zaman teknologi yang luar biasa perkembangannya. Semua
urusan manusia sekarang sudah dimudahkan oleh hadirnya tekhnologi ini. Salah satu
tekhnologi yang sangat berkembang saat ini adalah alat komunikasi atau telephone pintar.
Namun, tanpa kita sadari telephone pintar selama ini membuat manusia menjadi bodoh dan
malas. Kenapa bisa seperti itu? Hal ini bisa terjadi karena kita telah dimanjakan dengan fitur-
fitur yang ada. Kemudahan informasi yang bisa didapatkan manusia tersebut membuat
manusia semakin malas untuk mencari atau mempelajari suatu informasi sehingga mereka
akan terbiasa untuk mengandalkan smart phone.
Tak hanya itu, smart phone juga membuat manusia menjadi pasif dan acuh tak acuh
dengan lingkungannya. Ada banyak fitur-fitur yang dapat mengalihkan manusia dari
dunianya seperti game, social media, video, dan musik, fitur-fitur tersebut membuat manusia
sibuk terhadap smart phone bahkan saat kumpul bersama temanpun mereka saling sibuk
dengan smart phonenya masing-masing. Yang terakhir adalah smart phone menghilangkan
budaya-budaya yang ada di dalam masyarakat. Saat ini ada fitur peta atau GPS yang
memudahkan manusia mencari tempat, kemudahan itu membuat nilai menyapa seseorang di

9
jalan untuk bertanya menjadi hilang. Padahal dengan bertanya mereka bisa saja menjadi
teman yang baik. Demikianlah pengaruh buruk smart phone yang tidak kita sadari telah
membuat manusia malas, bodoh, dan pasif. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang
harus bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya.
5. Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang berisi ajakan-ajakan kepada para pembacanya untuk
melakukan atau mempercayai suatu hal. Karangan ini bertujuan untuk membujuk, merayu,
atau mengajak pihak pembaca agar mengakui apa yang dikehendaki oleh pihak penulis.
Contoh jenis karangan ini adalah uraian tentang penawaran jenis obat, kosmetik, atau jenis
produk lain.
Persuasif tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang
menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu untuk
merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang bisa
digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti.
Ciri-ciri karangan persuasi:
a. Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya.
b. Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta, dan lain-lain untuk
menyakinkan pembacanya.
c. Karangan ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak kehilangan
kepercayaan.
d. Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau kepercayaan antara penulis
dan pembaca.
Contoh:
Ayo Hidup Bersih
Hidup bersih merupakan dambaan bagi semua orang. Dengan perilaku hidup bersih, akan
menciptakan lingkungan yang sehat sehingga akan berdampak baik pula bagi penghuninya.
Seperti yang ada pada pepatah lain, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, oleh
karena itu, marilah jaga lingkungan kita agar menjadi bersih.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk berperilaku hidup bersih yaitu, bersihkanlah
lingkungan terdekat seperti rumah, halaman, dan lingkungan sekitar rumah. Dengan
lingkungan yang bersih, semua bibit penyakit tidak akan tumbuh dan berkembang. Kemudian
jaga pula kebersihan diri sendiri seperti, mandi yang teratur, menyikat gigi, dan memotong
kuku. Menjaga kebersihan tubuh dengan teratur membuat kita terhindar dari berbagai macam
penyakit. Dan yang terakhir konsumsilah makanan sehat dan bergizi agar tubuh menjadi sehat
dan kuat.
Perilaku hidup bersih di atas sangat penting untuk dilaksanakan agar kita sehat dan
terhindar dari penyakit. Oleh karena itu, mulai dari sekarang marilah kita semua menjaga
kebersihan lingkungan, kebersihan diri dan kebersihan makanan kita.

E. FUNGSI KARANGAN

Adapun fungsi kerangka karangan adalah:


1) Memperlihatkan pokok bahasan, sub bahasan.

10
2) Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik,
judul,kalimat, tesis dan tujuan karangan.
3) Memudahkan penyusunan karangan sehingga menjadi lebih baik dan teratur.
4) Memudahkan penempatan antara pembagian karangan yang penting dengan yang
kurang penting.
5) Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
6) Membantu pengumpulan sumber-sumber yang diperlukan.7

7
M. Ramlan, Kalimat, Konfungsi, Dan Repsisi Dalam Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Karangan (Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma, 2008), hlm 158.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
• karangan adalah bentuk ungkapan yang menyampaikan suatu pengalaman dalam
bentuk yang bermakna
• langkah-langkah mengarang menurut Setiawan Djuharie (2001: 57), meliputi di
bawah ini.
1) Menentukan atau memilih tema atau topik karangan
2) Menentukan Tujuan
3) Mengumpulkan Informasi/bahan
4) Membuat Kerangka Tulisan
5) Mengembangkan Kerangka Karangan
• Jenis karangan ini terbagi menjadi dua yakni berdasarkan karakteristiknya dan
berdasarkan sifatnya, yakni sebagai berikut:
a) Jenis Karangan Berdasarkan Karakteristiknya Jenis karangan berdasarkan
karakteristiknya terbagi menjadi tiga, yakni karangan ilmiah, semi ilmiah, dan
non ilmiah Finozadi dalam Himat Ada pula yang secara sederhana membaginya
menjadi dua yakni karangan fiksi dan nonfiksi.
b) Jenis Karangan Berdasarkan Sifatnya Dalam jenis karangan ini, terdapat lima
bentuk karangan yang berbeda, bentuk-bentuk tersebut akan disampaikan sebagai
berikut; Karangan Deskripsi, Karangan Eksposisi,Karangan Persuasi, Karangan
Narasi dan Karangan argumentasi
• fungsi kerangka karangan adalah:
1) Memperlihatkan pokok bahasan, sub bahasan.
2) Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik,
judul,kalimat, tesis dan tujuan karangan.
3) Memudahkan penyusunan karangan sehingga menjadi lebih baik dan teratur.
4) Memudahkan penempatan antara pembagian karangan yang penting dengan yang
kurang penting.
5) Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan. Membantu pengumpulan
sumber-sumber yang diperlukan
B. SARAN
Makalah ini hanya mencakup beberapa inti saja, maka dari itu kami sebagai pemakalah
merekomendasikan kepada seluruh pembaca untuk mencari referensi dari jurnal, buku atau
yang up to date. Kami selaku pemakalah meminta maaf apabila banyak kekurangan dalam
makalah ini

12
DAFTAR PUSTAKA

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B First


Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016),
Widagdho, Djoko, Bahasa Indonesia Pengantar kemahiran berbahasa di perguruan tinggi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997),
M. Ramlan, Kalimat, Konfungsi, Dan Repsisi Dalam Bahasa Indonesia Dalam Penulisan
Karangan (Yogyakarta Universitas Sanata Dharma, 2008),
Uyu Mu’awwanah, Bahasa Indonesia 2, (Depok: Madani Publishing, 2016),
Wardhana, Wisnu, Bahasa Indonesia Untuk Karang Mengarang, (Klaten : PT Intan Pariwara,
2018)

13

Anda mungkin juga menyukai