Anda di halaman 1dari 19

TUGAS II

MAKALAH

KETERAMPILAN MENULIS

JUDUL : “KONSEP MENULIS”

OLEH KELOMPOK II

1. RIFQAH NABILAH

2. MARMAN

3. ADI AKSARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH

UNIVERSITAS TERBUKA KENDARI

POKJAR TIKEP

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ....................................................................................... 3
BAB 1 ................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 4
C. TUJUAN .................................................................................................... 4
D. MANFAAT ............................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................. 17
PENUTUPAN ................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, kami dapat


menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia Mata Kuliah PDGK 4305
Keterampilan Menulis tentang, “Konsep Menulis”. Shalawat dan salam semoga
tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh
dosen pembimbing guna mempelajari Bahasa Indonesia dalam Keterampilan
Menulis. Dalam menyelesaikan makalah ini,kami menyampaikan penghargaan
da terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu kami, terutama kepada dosen pembimbing, yaitu Pak La Dima
S,PD.M.Pd dan rekan-rekan semua yang telah memberikan semangat dan
motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat adanya
kekurangan dan kesalahan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan kami, baik
dalam pemahaman maupun dalam referensi yang dijadikan rujukan penyusunan
makalah. Maka dari itu, diharapkan kepada semua pihak agar memberikan saran
dan kritik yang konstruktif terhadap makalah ini, untuk perbaikan makalah di
masa mendatang.
Mudah-mudahan penyusunan makalah ini mendapat ridha Allah SWT,
serta kita semua dapat mengambil manfaat keilmuan yang terdapat didalamnya.
Aaaamin.

Raha, 12 November 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni sebagai berikut.


a. Apa yang dimaksud dengan hakikat menulis?
b. Bagaiman tujuan menulis?
c. Bagaimana dan apa saja fungsi dari menulis?
d. Bagaimana teori dari menulis?
e. Apa saja mitos tentang menulis?
f. Apa saja fase dalam penulisan?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui hakikat dari menulis
b. Untuk mengetahui tujuan dari menulis
c. Untuk mengetahui fungsi dari menulis
d. Untuk mengetahui teori menulis

D. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan para mahasiswa tentang konsep menulis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MENULIS
Menurut Tarigan, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yag dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Dapat dikatakan juga menulis adalah proses menggambarkan suatu


bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca.

Marwoto, dan kawan kawan memberi pengertian bahwa menulis sebagai


kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan.ilmu
pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut,
ekspresif, enak dibaca dan dapat dipahami orang lain.

Enre berpendapat bahwa menulis merupakan kemampuan menyusun atau


menegoisasikan buah pikiran. ide, gagasan, dan pengalaman dengan
menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif, produktif,


kompleks, dan terpadu yang berupa pengungkapkan dan yang diwujudkan
secara tertulis.

Menulis juga merupakan keterampilan yang menuntut penulis unttuk


menguasai berbagai unsur di luar kebhasaan itu sendiri yang akan menjadi isi
dalam suatu tulisan.

Lebih lanjut Rusyana, memberikan batasan bahwa kemampuan menulis


atau mengarang adalah kemampuan megggunakan pola-pola bahasa dalam
tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Kemampuan
menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai
gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur
bahasa,kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.
Berdasarkan konsep diatas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan
komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan
dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan
menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili
oleh simbol tersebut.

Mengkombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam


sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan
terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan
sebuah karangan yang efektif. Kosa kata dan kalimat yang digunakan dalam
kegiatan menulis harus jelas agar, mudah dipahami oleh pembaca.

Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat menentukan


arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang berkualitas.. Dengan kata
lain hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh
keterampilan kebhasaan yang dimiliki seorang penulis.

B. TUJUAN MENULIS
Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan ide, gagasan, serta,
perasaan pikiran, pendapat secara jelas dan efektif kepada pembaca.
Adapun beberapa tujuan menulis adalah :
1. Untuk memberikan suatu informasi
2. Untuk meyakinkan atau mendesak
3. Untuk menghibur atau menyenangkan
4. Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
5. Penulis sebagai penyampai pesan
6. Saluran atau medium berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti
rangkaian huruf atau kalimat dan tanda baca

Hugo Hurting dalam merumuskan tujuan menulis :


1. Tujuan penugasan sebenarnya tidak memiliki tujuan karena orang yang
menulis melakukannya karena tugas yang diberikan kepadanya
2. Tujuan alruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,
menghindarkan kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarnya, ingin membuat hidup para pembaca lebih
mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3. Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan
4. Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau
keterangan kepada para pembaca
5. Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau
menyatakan dirinya kepada pembaca
6. Tujuan kreatif penulis bertujuan melbatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistik, nilai-nilai kesenian.
7.Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecakan
masalah yang dihadapi
Sedangkan menurut Suparno dan Muhammad Yunus, tujuan yang ingin
dicapai seorang penulis bermacam-macam sebagaii berikut.
1. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar
2. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan
3. Menjadikan pembaca beropini
4. Menjadikan pembaca mengerti
5. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan
6. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai nilai yang
dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial,
nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan


menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilai-nilai
dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berfikir, berpendapat atau
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan.

Sejalan dengan pendapat diatas, Yuniawan (2003:179) menejelaskan


tujuan menulis adalah :
1) Untuk memperkaya perbendaharaan kata
2) Melatih melahirkan pikiran dan perasaan atau ekspresi jiwa
3) Melatih memaparkan pengalaman pengalaman dengan tepat
4) Membantu menguasai bahasa secara benar

Secara umum, tujuan pengajaran menulis di Sekolah Dasar adalah


membiasakan siswa untuk menguasai cara menulis yang baik, mulai dari
mengenal huruf, menggunakan teknik yang benar dalam menulis, memahami
arti kata yang ditulis sampai bagaiman mengungkapkan ide ke dalam bentuk
tulisan yang sederhana.

Menurut ahli lainnya, yaitu Reinking dalam Rini Kristiantari (2004:101)


mengatakan dan memaparkan mengenai tujuan menulis yang utama adalah
untuk sasaran dalam menginformasikan, meyakinkan, mengekspresikan diri dan
menghibur baik itu sendiri maupun orang lain.
C. FUNGSI MENULIS
Pada prinsipnya fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi
tidak langsung.

Darmadi mengemukakan bahwa tulisan memiliki beberapa fungsi penting


yaitu :
1. Sebagai suatu sarana menemukan sesuatu
2. Memunculkan ide baru
3. Melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai
konsep atau ide yang kita miliki
4. Melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang
5. Membantu diri kita untuk menyerap dan memproses informasi
6. Melatih kita memecahkan berbagai masalah sekaligus
7. Menjadikan kita aktif dan tidak sekedar menjadi penerima informasi

Marwoto menyebutkan bahwa menulis memberikan beberapa fungsi


seperti :
1. Memperdalam pemahaman suatu ilmu
2. Bisa membuktikan sekaligus menyadari ilmu pengetahuan, ide, dan
pengalaman hidup
3. Bisa menyumbang penglama, pengetahuan, dan ide yang berguna bagi
masyarakat secara lebih luas
4. Meningkatkan prestasi kerja dan
5. Memperlancar perkembangan ilmu, teknologi dan seni

Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Dengan menulis, memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi
pengalaman, dapat menyumbangkan kecerdasan.

Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah :


1. Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan
perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan dan amarah
2. Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang
bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman)
kedalam otaknya
3. Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasaan pribadi
kebangaan, perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan
harga diri yang semula rendah dengan menulis dapat meningkatkan kesadaraan
dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu dituntut
untuk terus menerus belajar sehingga pengetahuannya menjadi luas.
4. Menulis dapat meningkatkan keterlibata secara bersemangat bukannya
penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis seseorang akan menjadi peka
terhadap apa yang tidak benar disekitarnya sehingga ia menjadi seseorang yang
kreatif.
5. Menulis mampu mengembangakn suatu pemahaman dan kemampuan
menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha
memilih bentuk bahasa yang tepat dan menggunakannya dengan tepat pula

Fungsi lainnya adalah sebagai berikut :


1. Fungsi Personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap atau perasaan
pelakunya yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian
2. Fungsi Instrumental yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang
lain.
3. Fungsi Interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial
4. Fungsi Informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu
pengetahuan
5. Fungsi Heuristik, yaitu belajar atau memperoleh informasi
6, Fungsi Esetis , yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa
keindahan

Berbagai fungsi dan tujuan tersebut tidak selalu hadir sendiri-sendiri.


Artinya dalam suatu kegiatan menulis dapat terkandung lebih satu fungsi.
Sebagai contoh, ketika kita menulis sebuah artikel tentang “Pengaruh donor
darah bagi pemeliharaan kesehatan pendonor” , makal tulisan tersebut akan
menjelaskan fungsi donor darah bagi si pendonor (fungsi informatif) , pesan
agar mendonorkan darah seara rutin (fungsi intrumental) , serta sikap dan
pandangan posiif penulsi terhadap perilaku donor darah (fungsi personal)
D. TEORI MENULIS
Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses.
Dengan model ini menulis dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan. Seperti
yang dikemukakan oleh Britton bahwa proses menulis dibagi menjadi tiga tahap
kegiatan, adalah sebagai berikut :

1. Tahap konsep
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memilih dan menetukan
topik.
2. Tahapan inkubasi. Pada tahap ini kegiatan siswa adalah
mengambangakn topik dan menggabungkan informasi yang tersedia
3. Tahapan hasil.
Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan mengembangkan
tulisan/menulis kemudian memperbaiki tulisan, dan pada akhir kegiatan menulis
siswa memeriksa karangan/tulisan.

Sedangkan menurut Tompkins mengemukakan lima tahap sebagai berikut

1. Tahap pra-menulis (pre-wrting).


Pada tahap ini siswa memilih topik, siswa mengumpulkan dan
menyesuaikan ide-ide, siswa mengindentifikasi pembacanya, siswa
mengindentifikasi tujuan menulis, siswa memilih bentuk yang sesuai
berdasarkan pembaca dan tujuan menulis.

2. Tahap pengdrafan (drifting)


Pada tahap ini siswa menulis draf kasar, siswa menulis pokok-pokok
yang menarik pembaca, siswa lebih menekankan isi daripada mekanik.

3. Tahap merevisi (revising)


Pada tahap ini siswa membagi tulisannya kepada kelompok, siswa
mendiskusikan tulisan dengan temannya, siswa membuat perbaikan sesuai
komentar teman dan gurunya , siswa membuat perubahan substansif dan bukan
sekedar perubahan minor antara draf pertama dan draf kedua.

4. Tahapan mengedit (editing). Pada tahap ini siswa membaca ulang


tulisannya, siswa membantu baca ulang tulisan temannya, siswa
mengidentifikasi kesalahan mekanik da membetulkannya.
5. Tahap mempublikasikan (publishing) . Pada tahap ini siswa
mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai, siswa membagi
tulisannya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya.

Burns, dkk juga mengemukakan bahwa langkah-langkah menulis


meliputi lima tahapan yaitu sebagai berikut.

1. Pramenulis (prewrting)
Dengan aktivitas pengarang persiapan menulis cerita, menggambar,
membaca, memikirkan tulisan, menyusun gagasan, dan mengembangkan
rencana

2. Pembuatan draf (drfiting)


Dengan aktivitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan
tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik.

3. Perevisian (drifting)
Pada tahap ini setelah mendapat saran-saran dari orang lain, pengarang
dapat membuat beberapa perubahan, dan perubahan itu dapat melibatkan orang
lain.

4. Pengeditan (editing)
Pada tahap ini pengarang secara hati-hati mengoreksi dan membetulkan
ejaan dan mekanisme tulisan.

5. Sharing dan publikasi (Sharing and publishing)


Pada tahap ini hasil tulisan dapat dipajangkan di kelas atau dijadikan
bahan pustaka di sekolah
Menurut modul, berikut adalah fase persiapan menulis :
1. Tahap Pra Penulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis. Kegiatan pada fase pra
penulisan itu tampaknya sepele. Padahal tanpa persiapan yang baik, proses
menulis akan sangat tidak efisien. Kegiatan menulis sudah mulai dilakukan,
tetapi kita masih bolak balik memperbaiki rancangan tulisan termasuk karangka
karangan serta mencari referensi.Lalu kapan jadinya itu tulisan. Keadadan ini
pula yang kerap menyeret penulis pemula pada kefrustasian.

a. Menentukan Topik
Begitu pentingkah sebuah topik? Ya betul topik adalah arah kita menulis,
yang akan menjiwai sebuah tulisan. Tanpa topik yang jelas, maka sebuah
karangan akan kehilangan fokus.

b. Menentukan Tujuan Menulis


Setelah menemukan topik langk selanjutnya adalah menentukan tujuan
penulisan. Hati hati dalam merumuskan tujuan menulis. Jangan sampai tertukar
dengan harapan kita sebagai penulis atau manfaat yang akan diperoleh pembaca
dari tulisan kita.

c. Memperhatikan Sasaran Karangan


Kita berharap tulisan kita ala dibaca, dipahami, dan direspons oleh
pembaca. Untuk itu kita harus mengetahui dan memperhatikan siapa pembaca
tulisan kita.
Britton menyatakan bahwa keberhasilan menulis dipengaruhi oleh
ketepatan pemahaman penulis terhadap pembacanya.

d. Mengumpulkan Informasi Pendukung


Karena apa yang akan ditulis tidak selalu siap dan lengkap, maka sebelum
menulis kita perlu mencari, mengumpulkan, mempelajari, dan memilih
informasi yang dapat memperluas, memperdalam, dan memperkaya isi tulisan.

e. Mengorganisasikan Ide dan Informasi


Hal yang sama sebenarnya terjadi dalam hal mengarang. Sebelum
mengarang biasanya para penulis membuat rancangan karangan, yang kerap
disebut dengan kerangka menulis.
2.Tahap Penulisan
Setelah melewati fase penulisan : memilih topik, tujuan dan sasaran
karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun rencana karangan. Kini saat
nya untuk menulis karangan.

Mulailah menulis dengan mengembangkan gaagasan demi gagasan


ikatau butir demi butir pokok pikiran yang terdapat dalam kerangka karangan.

E. MITOS TENTANG MENULIS


Dalam pandangan Graves (1978), keadaan itu dipicu oleh banyak faktor
seperti berikut ini.

1. Orang Enggan Menulis karena Tidak Tahu untuk Apa ia Menulis


Menulis atau mengarang memang memerlukan waktu, energi, pikiran,
dan perasaan. Cukup banyak hal yang “dikorbankan” demi membuat sebuah
tulisan. Bagi orang yang tidak tahu tujuan dia menulis pengorbanan itu
dianggap terlalu mahal, atau bahkan mungkin sia-sia. Oleh karena itu, wajarlah
kalau orang enggan untuk menulis.
Saat ini kemampuan menulis pun dapat dijadikan lahan nafkah. Kita
dapat melihat begitu banyak orang berprofesi sebagai penulis. Jurnalis, penulis
cerita, kolumnis, esais, dan bahkan penulis buku, dapat hidup layak berkat
menulis. Dengan kata lain, kemampuan menulis tidak sekedar dapat mendukung
pengembangan diri. Kemampuan itu dapat berguna di lingkungan kerja, sebagai
lahan nafkah, serta penyebaran ilmu pengetahuan dan informasi.

2. Orang Enggan Menulis karena Merasa Tidak Berbakat dalam Menulis


Siswa dibekali begitu banyak tentang pengetahuan karang-mengarang,
tetapi proses belajar yang dialaminya kurang memicu minat dan memberinya
pengalaman yang bermakna untuk menulis secara kreatif berbagai corak
karangan. Kondisi ini diperparah lagi dengan kurangnya masukan atau balikkan
yang memadai dari sang guru atas karangan yang telah dibuatnya.

Pengalaman belajar tersebut sangat mempengaruhi tumbuh-kembangnya


pandangan, dorongan, minat, dan kemampuan anak dalam menulis. Smith
(1981) menegaskan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami anak di
sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi gurunya sendiri. Wawasan, sikap,
perilaku, dan kemampuan guru dalam mengajarkan menulis pada akhirnya
dapat mendorong terciptanya mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis
dan pengajarannya. Sejumlah mitos yang kerap muncul dalam kegiatan menulis
atau mengarang dia antaranya sebagai berikut.

a. Menulis Mudah
Mengarang juga merupakan sebuah kemahiran. Layaknya sebuah
keterampilan, ia hanya akan dapat dikuasai melalui kegiatan belajar dan berlatih
secara sungguh-sungguh, serta mendapatkan masukan dari orang lain yang
digunakan untuk memperbaiki cara dan kemampuan seorang penulis.

b. Kemampuan Menggunakan Unsur Mekanik Bahasa Merupakan Inti


dari Menulis
Jika seseorang menulis hanya karena ia memiliki penguasaan yang hebat
tentang unsur-unsur kebahasaan, tetapi tidak memiliki penguasaan yang baik
tentang isi tulisan, maka tulisannya akan dangkal dan kurang bermakna.
Sebaliknya, seseorang yang begitu banyak menguasai informasi tentang suatu
hal, tetapi ia sangat lemah dalam penggunaan unsur-unsur bahasa dan tata tulis,
maka tulisannya akan sulit dipahami dan tidak menarik bagi pembacanya.

c. Menulis Itu Harus Sekali Jadi


Tidak banyak orang dapat menulis sekali jadi. Bahkan seorang
profesional sekalipun. Apalagi, kita sebagai pemula yang baru belajar
mengarang. Menulis atau mengarang adalah sebuah proses, yang terdiri dari
serangkaian tahapan, yaitu tahap pra-penulisan, penulisan, serta penyuntingan
dan perbaikan. Dalam proses menulis, tahapan-tahapan itu tidak bersifat linear
melainkan sirkuler dan interaktif

d. Siapapun Dapat Mengajarkan Menulis


Tidak jauh berbeda dengan menulis, bukan! Seorang guru menulis yang
baik tidak hanya menguasai teori menulis. Tetapi juga, ia memiliki kesukaan
dan pengalaman dalam menulis.
F. BERBAGAI PENDEKATAN DALAM MENULIS

1.Pendekatan Frekuensi yang menyatakan bahwa banyaknya latihan


menulis atau mengarang, sekalipun tidak dikoreksi, akan mempertinggi
keterampilan menulis seseorang.
2. Pendekatan gramatikal yang berpendapat bahwa pengetahuan atau
penguasaan seseorang akan mempercepat kemahirannya dalam menulis
3. Pendekatan Koreksi yang berkeyakinan bahwa banyaknya koreksi atau
masukan yang diperoleh seseorang akan tulisannya dapat mempercepat
penguasaan kemampuannya dalam menulis
4. Pendekatan formal yang mengungkapkan bahwa perolehan
keterampilan menulis terjadi bila pengetahuan bahasa, pengalinean,
pewacanaan, serta konvensi atau aturan penulisan dikuasai dengan baik.
BAB II

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa berupa kegiatan


menyampaikan pikiran, ide, gagasan dan perasaan kepada pembaca melalui
tulisan atau bahasa tertulis secara logis dan sistematis. Dengan menulis, dapat
terjadi komunikasi antara penulis dengan pembacab dikarenenakan apabila
penulis dan pembaca memahami lambang-lambang grafik yang dipergunakan
untuk menulis tersebut.

Secara umum, manfaat dari menulis itu adalah untuk mengetahui


kemampuan dan potensi kita dalam menuangkan dan mengembangkan gagasan,
ide, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang dirangkai menjadi kalimat
yang mudah dipahami. Selain itu, menulis juga mempunyai tujua yaitu untuk
menuangkan segala pikiran, gagasan, ide, dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Dalam menulis tentunya harus memperhatikan proses dan langkah langkahnya
agak tercapai keterampilan menulis yang sebenarnya.

B. SARAN

Diharapkan kepada pembaca, khususnya para tenaga pendidik agar dapat


memperhatikan dan melatih keterampilan menulis anak didkiknya baik dalam
proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran, serta dapat
menerapkan metode pembelajaran yang menarik agar anak tertarik dalam
belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Burns, P.C. Roe, B.D. & Ross, E.P. 1996. Teaching Reading in Todays
Elementary School, Boston: Houghton Mifflin.

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis Panduan untuk


Mahasiswa dan Calon Guru. Yogyakarta: Andi.

Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Jakarta :


Depdikbud.

Marwoto, dkk. 1987. Komposisi Praktis. Yogyakarta: Hanindita.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: BPFE.

Rusyana, Yus. 1988. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung:
Diponegoro.

Soeparno dan Mohamad Yunus. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:


Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Penerbit Angkasa.

Thohri,Muhamad,dkk. 2008. Bahasa Indonesia 1. Surabaya : LAPIS PGMI.

Tompkins, Gaile E. 1994. Teaching Writing: Balancing Process and Product.


New York: Macmilan College Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai